02.MalarNafasMahakam (EDIT DUA)
02.MalarNafasMahakam (EDIT DUA)
GEOSPASIAL
Malar Nafas
Malar Nafas Mahakam
Oleh: Dwi Sri Wahyuningsih, Farid Ibrahim, Gianova Andika Putri & Yonanta
Dwi Hartanto
ISBN 978-602-6641-10-6
i
Kata Pengantar
A s s a l a m u ' a l a i k u m Wa r a h m a t u l l a h i kondisi perekonomian warganya. Masyarakat
Wabarakaatuh Kalimantan Timur sangat bergantung pada
Salam sejahtera untuk kita semua, pertambangan. Tidak hanya tambang saja,
beragam aktivitas masyarakat dapat dijumpai
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang Maha d i w i l ay a h ke p e s i s i r a n . Ma s y a r a kat
Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga bermatapencaharian sebagai petani dan
Buku Malar Nafas Mahakam dapat pedagang. Petani yang dimaksud adalah petani
te r s e l e s a i ka n de nga n b a i k . Ta hu n i n i , p e n g g a r a p l a h a n s a w a h d a n t a mb a k ,
Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) sedangkan pedagang yang dimaksud adalah
berkesempatan untuk mengunjungi Kalimantan pedagang kerang dan ikan.
Timur, tepatnya di Samarinda dan Balikpapan.
Parangtritis Geomaritime Science Park
Bu ku i n i me nga ng kat s o s i a l bud ay a berharap buku ini dapat menjadi salah satu
masyarakat, serta kondisi geomorfologi referensi pengetahuan mengenai
kawasan pesisir di Kalimantan Timur. Sosial keanekaragaman hayati dan non hayati
budaya yang dibahas menyoal mengenai rumah Kalimantan Timur. Tidak hanya itu saja, semoga
ad at d an kebi as a an suku ad at Dayak , para pembaca dapat terinspirasi dan tertarik
Kalimantan Timur. Tidak hanya keberadaan untuk berkunjung ke Kalimantan Timur.
suku Dayak, sejarah masa lalu Kalimantan Mencintai keberagaman alam dan budaya
Timur juga menarik perhatian. Keberadaan Kalimantan Timur menjadi salah satu cara
Kerajaan Kutai Kartanegara, Sungai Mahakam, untuk lebih mengenal Indonesia.
potensi pesisir, dan masyarakat pendatang
turut serta dalam pembentukan kebudayaan di Wa s s a l a m u ’ a l a i ku m Wa r r a h m a t u l l a h i
Kalimantan Timur. Wabarakaatuh
“Motif Talawang”
PERISAI SUKU DAYAK
ii
Daftar Isi
I. KATA PENGANTAR ii
II. PROLOG 1
III. HIRUK PIKUK MAHAKAM DI ANTARA KEBERAGAMAN
SOSIAL BUDAYA SAMARINDA 3
3.1 Desa Budaya Pampang sebagai Wujud Pelestarian Suku Dayak
Kalimantan 3
3.2 Menguak Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Melalui Museum
Mulawarman 7
V. SUNGAI MAHAKAM 13
VI. ANEKA TAMBANG PADA BENTUKAN GEOLOGI KUTAI BASIN
KALIMANTAN TIMUR 15
IX. EPILOG 31
X. DAFTAR PUSTAKA 33
iii
Kalimantan Timur, Bumi
Mulawarman Ruhui Rahayu
“Kehidupan yang harmonis, damai
sejahtera, aman dan tentram”
iv
Sungai Mahak am menjadi nafas dari peradaban
Kalimantan Timur. Terus menerus menjadi potensi sumberdaya yang
membangkitkan peradaban Kalimantan Timur. Hulu hingga hilirnya
menjadi aset yang menyokong pembangunan Kalimantan Timur.
Keberadaan sungai besar bukan menjadi hambatan, justru sebagai
jembatan pertumbuhan Kalimantan Timur menuju kemakmuran.
Masyarakat hulu Sungai Mahakam merupakan bagian dari
suku Dayak di Kalimantan. Antropolog JU Lontaan, membagi suku
Dayak ke dalam enam rumpun besar dengan 405 subsuku. Rumpun
yang banyak mendiami hulu Sungai Mahakam adalah Apokayan atau
Kenyah-Kayan-Bahau.
Sebutan Dayak bagi orang-orang yang hidup di hulu sungai
dan pedalaman hutan Kalimantan mulai digunakan pada masa
kolonial Hindia Belanda. Seorang ilmuwan Belanda, Doktor August
Kaderland, adalah orang yang pertama kali memakai istilah Dayak
pada 1895. Pada masa kolonial, wilayah hulu Mahakam mulai disebut.
Belanda mulai menata wilayah administratif Kesultanan Kutai
menyusul berlakunya Decentralisatie Wet, Undang-Undang
Desentralisasi pada 1903. Kesultanan Kutai dibagi dalam dua wilayah
administratif.
1
Wilayah pertama adalah Hulu Mahakam dengan pusat pemerintahan di
Long Iram. Wilayah kedua disebut Vierkante Pall yang berpusat di
Samarinda.
Bagaimana hilirnya? Wilayah Delta Purba Mahakam merupakan
area yang sangat subur akan vegetasi hutan pantai, seperti bakau dan
nipah. Manakala terjadi perpindahan alur sungai, laut akan menggenangi
dan mengendapkan sedimen yang tebal. Akibatnya, terbentuklah
reservoir batupasir, batuan induk yang kaya akan zat organik matang,
nantinya dapat menjadi perangkap minyak bumi dan batupasir.
Demikianlah proses sedimentasi, litifikasi (pembentukan batuan)
deformasi, generasi, migrasi, dan perangkapan migas tubuh delta.
Mahakam sangat kaya raya, belum lagi daya transportasi di
Sungai Mahakam. Pantas bilamana Kalimantan Timur menjadi besar, dari
hulu hingga hilirnya menyimpan kekayaan yang berlimpah. Kalimantan
Timur turut mengundang pendatang untuk meminum air Mahakam.
Maksudnya adalah, masyarakat pendatang dan pribumi bersama-sama
menggali dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Meminjam
ungkapan Jend. TNI. (Purn) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono,
”Jangan Kalimantan yang besar ini masih dipandang jadi raksasa yang
tidur (the sleeping giant)”.
Sungai Mahakam 2
Hiruk Pikuk Mahakam
Di Antara Keberagaman Sosial Budaya Samarinda
Desa Budaya Pampang sebagai Wujud Pelestarian
Suku Dayak Kalimantan
Irama musik pengiring tarian mulai didengungkan. Kelompok
penari dengan ragam aksesoris khas suku Dayak berbaris rapi menuju
ruang pertunjukan. Rumah kayu dengan struktur panggung mulai riuh
karena hentakan kaki suku Dayak cilik. Sebelum pertunjukkan dimulai,
tetua adat memberikan aba-aba kepada penari untuk memulai tariannya.
Derap langkah penari begitu rampak terdengar di atas rumah adat Lamin
khas Kalimantan. Tarian yang dipersembahkan adalah tarian Selamat
Datang. Tarian Selamat Datang menjadi bentuk penghormatan kepada
tamu dari penghuni rumah. Uniknya, tarian Selamat Datang untuk kaum
perempuan, penarinya adalah perempuan. Begitu pula sebaliknya, apabila
yang berkunjung adalah tamu laki-laki, maka yang menari adalah kaum
laki-laki. Aksesoris penari perempuan menggunakan seikat bulu burung,
sedangkan kaum lelaki menggunakan tameng dan pedang. Beragam
tarian ditampilkan untuk para tamu yang datang.
Pampang sebagai desa budaya rutin menyelenggarakan pentas
seni yang ditujukan kepada para pengunjung. Pemerintah Kota Samarinda
mulai menginisiasi untuk menjadikan Pampang sebagai salah satu
destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi. Pemerintah merasa perlu
melestarikan budaya adat Dayak di antara himpitan pendatang di
Kalimantan. Pengembangan desa budaya setidaknya dapat meningkatkan
rasa cinta untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia. Tidak hanya
tarian saja, rumah adat, dan senjata khas dari Kalimantan juga dikenalkan
kepada pengunjung.
Rumah adat Lamin oleh masyarakat Dayak dahulunya
merupakan rumah hunian untuk satu kelompok suku Dayak. Masyarakat
suku Dayak menyebutnya sebagai Lamin Adat (Umaw Dado'). Lamin Adat
biasanya dihuni oleh dua belas kepala keluarga. Saat ini, setiap orang
memiliki Lamin masing-masing dalam setiap keluarga. Lamin Adat khusus
dimanfaatkan untuk tempat berkumpul, berdiskusi, melakukan upacara
adat, dan pertunjukan pentas seni. Denah untuk Lamin sendiri memiliki
kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Terdapat tiga ruang pokok:
dapur, bilik, dan ruang tamu. Pemilihan media kayu sebagai bahan
pembuatan rumah adalah terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam
sekitar. Aksesoris rumah dibuat dengan metode ukir dengan hiasan berupa
bunga atau “stilasi” dari hewan dan manusia.
3
Anak-anak Penari Desa Mampang 4
5
Senjata khas dari Kalimantan diberi nama
'mandau'. Senjata mandau oleh suku Dayak dikait-
Anak-anak Penari Desa Mampang kaitkan dengan unsur magis. Mandau
merupakan salah satu alat perang bagi
masyarak at suku Dayak . Mandau juga
dimanfaatkan untuk berburu, upacara adat,
properti tarian adat, dan aksesoris untuk
pakaian adat. Mandau memiliki bentuk
menyerupai pedang yang memiliki empat
bagian, yakni bagian pegangan, bilah (wilah),
kumpang (warangka), dan kumpang pisau
raut. Bagian pegangan umumnya dibentuk
menyerupai kepala burung dengan motif-
motif geometris. Bagian bilah mandau terbuat
dari besi baja. Panjang bilah mandau antara 55 cm
sampai dengan 65 cm. Sementara itu, 'pesi' (ujung
bawah bilah mandau) sebesar 5-7 cm. Bagian kumpang
mandau umumnya terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran
antroposentris. Bagian kumpang pisau raut terbuat dari kulit
kayu. Pisau serut biasanya berukuran 10 cm x 1,5 cm dengan
pegangan sebesar 35 cm.
Ragam budaya dan adat yang dimiliki oleh Suku Dayak
merupakan ciri khas asli budaya Indonesia. Berbagai kebudayaan
yang dimiliki Indonesia jangan sampai luntur termakan zaman,
bahkan diakui oleh bangsa lain. Pemerintah bersama masyarakat
harus bahu membahu untuk melestarikan dan mempertahankan
kebudayaan asli bangsa sendiri. Ragam budaya menjadi perekat
antarsuku bukan menjadi perenggang.
Lamin Adat Pemung Tawai Desa Pampang Ukiran Khas Desa Mampang 6
Menguak Sejarah Kutai Kartanegara
Suku Dayak Kalimantan
Melalui Museum Mulawarman
Museum Mulawarman merupakan Istana Kerajaan
Kutai Martadipura (saat ini telah berganti nama menjadi
Kesultanan Kutai Kartanegara) yang dipugar pada tahun 1963.
Museum ini berada tepat di depan sungai Mahakam. Tiba di
museum, pengunjung sudah disambut dengan Patung Lembu
Swana. Lembu Swana merupak an hewan mitologi,
penampakannya unik; badan mirip kuda, bersayap seperti
burung, memiliki taring layaknya harimau, belalai layaknya
gajah dan bertaji, serta berkuku seperti ayam. Patung Lembu
Swana di depan museum berwarna keemasan merupakan
karya arsitek Burma di tahun 1900. Lembu Swana menjadi Museum Mulawarman Tampak Atas
lambang negara Kutai Kartanegara.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Kalimantan
Timur menjadi pusat penyebaran agama Hindu tertua di
Indonesia. Kerajaan Kutai Martadipura menjadi kerajaan Hindu
pertama yang berlokasi di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Berdasarkan referensi yang ada, Kerajaan tersebut berada di
jalur perdagangan internasional yang strategis. Prasasti juga
mengukir nama Raja Mulawarman telah memberikan sedekah
kepada kaum Brahmana sebanyak 20.000 ekor lembu. Ukiran
nama tersebut juga memberikan arti bahwa pada masa
pemerintahan Raja Mulawarman Kerajaan Kutai Martadipura
mengalami masa kejayaan.
Ornamen Museum 8
Masyarakat Pendatang
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mempunyai tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah
banyaknya perantau dari Sulawesi, khususnya suku Bugis. Menurut data
BPS tahun 2010, motif perpindahan sekitar 46,7 persen pendatang
adalah untuk bekerja sebagai nelayan dan juga pedagang produk
perik anan di Kaltim. Unik nya, rumah para perantau tetap
mempertahankan ciri khas rumah adat Bugis. Ciri yang paling
menonjol adalah bentuk penyambungan tiang kayunya. Rumah adat
Bugis Kalimantan tidak memakai paku untuk menyatukan tiang-
tiangnya. Mereka hanya menyambungkan antarbagian dengan kayu.
Dilansir dari www.indonesiakarya.com bahwa rumah adat
Bugis memiliki filosofi tersendiri. Bentuk rumah persegi
mencerminkan sulapak appak (alam semesta). Anatomi rumah
tradisional Suku Bugis Makassar terinspirasi dari anatomi tubuh
manusia. Rumah adat Bugis terdiri dari: bagian bawah (siring atau
kolong), dunia bagian tengah (kale balla atau badan rumah), dan
dunia bagian atas (pammakkang atau loteng). Siring
dianalogikan sebagai tempat kotor dan hina karena berada di
bagian paling bawah rumah. Pada umumnya, bagian bawah
difungsikan oleh masyarakat tradisional untuk menyimpan
ternak dan alat-alat bertani atau melaut. Pada masa dulu,
bagian ini oleh para bangsawan difungsikan sebagai tempat
tinggal budak atau tempat tahanan kerajaan
Kale balla, yang dalam bahasa Makassar berarti
inti rumah, merupakan tempat kegiatan para penghuni
berlangsung. Di bagian inilah proses perencanaan dan tata
kelola kehidupan berada. Kale balla bisa terdiri dari
berbagai petak. Bagi masyarakat kelas menengah, petak
pada kalle balla dibatasi hanya tiga, yaitu ruang depan,
tengah, dan belakang.
9
Rumah Khas Kalimantan
Delta Mahakam 14
Kapal di Mahakam
Aneka Tambang
Pada Bentukan Geologi Kutai Basin Kalimantan Timur
Samarinda memiliki potensi akan hasil tambang juga terdapat kandungan minyak bumi. Batuan induk berupa
berupa batubara, minyak, gas alam, dan pasir kuarsa. Sektor batubara, batulempung serpih, karbonan, batulempung
pertambangan pada tahun 2008 menyumbang 88,5 persen serpih yang terbentuk pada Cekungan Kutai merupakan
terhadap perekonomian Kutai Kartanegara. Potensi tambang sumber utama dari minyak mentah dan gas.
Samarinda sendiri bahkan menjadi andalan untuk ekspor Salah satu perusahaan swasta bahkan telah memiliki
indonesia. Komoditas ekspor didominasi oleh minyak dan gas, aset tambang minyak bumi dan gas alam di wilayah lepas
dengan total persentase sebesar 93 persen. Kenapa wilayah pantai Kalimantan Timur. Upaya penggalian kandungan
Kalimantan Timur memiliki komoditas utama berupa minyak dan gas tersebut didukung oleh lebih dari 7.000
tambang? Menurut studi literatur yang ada, Kalimantan karyawan handal. Upaya penggalian minyak bumi dan gas
memiliki bentukan geologi berupa (Kutai Basin) Cekungan alam sudah dimulai pada tahun 1968. Wilayah Kalimantan
Kutai. Cekungan Kutai terbentuk pada pertengahan masa Timur sendiri terbagi ke dalam tiga wilayah operasi, yakni
Eosen (40-60 juta tahun yang lalu). Bentukan Cekungan Kutai North Area (Lapangan Attaka), South Area (Lapangan
merupakan hasil dari pemekaran Selat Makassar dan Laut S e p i n g g a n d a n L a p a n g a n Ya k i n ) , d a n We s t S e n o
Filipina, kemudian diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan (Pengembangan minyak dan gas alam laut dalam, serta proyek
yang berakhir pada Oligosen akhir. Berdasarkan penelitian gas alam ultra laut dalam). Provinsi Kalimantan Timur menjadi
yang ada, Cekungan Kutai merupakan penghasil batubara salah satu dari tiga wilayah yang menjadi bagian dari proyek
terbesar di Indonesia. Kenapa begitu? Cekungan Kutai penggalian tambang minyak dan gas alam. Provinsi lainnya
memiliki unit-unit batuan yang kaya akan bahan organik sebagai bagian dari proyek tambang minyak bumi dan gas
pembawa batubara. Selain batu bara, dalam Cekungan Kutai alam adalah Sumatera dan Jawa Barat.
15
Singkapan Batubara
Singkapan Batubara
18
Samar dan Lincah
Gelenteng Pasir (Ocypode Kuhli)
Hewan lainnya yang banyak dijumpai di hutan
mangrove ialah kepiting jenis Geleteng Pasir (Ocypode
kuhlii). Merupakan jenis Ocypode yang mempunyai lebar
karapas sekitar 4 cm. Secara umum, bentuknya mirip
dengan O. ceratophthalmus (Pallas) kecuali tangkai
matanya, di mana tidak mempunyai bentuk memanjang di
atas kornea. Sisi atas dari karapas atau sudut luar orbit
membentuk sudut yang tajam dan mengarah keluar. Kedua
capitnya mempunyai ukuran yang berbeda. Organ di
tangan yang dapat menimbulkan suara, dilengkapi dengan
8-10 granula kecil yang terletak pada setengah bagian atas
dari permukaan tangan bagian dalam.
19 Geleteng Pasir
Burung Raja Udang Biru;
Pengintai Hutan Mangrove
Cekakak sungai termasuk Raja Udang
berukuran sedang. Tubuhnya sangat mencolok
dengan warna biru pada kepala dan bagian
tubuh belakangnya, mencakup sayap hingga
ekornya. Bagian bawah dada berwarna putih
bersih. Ada sedikit warna putih di dahi depan
matanya. Paruh atas berwarna hitam, sedangkan
paruh bawahnya berwarna putih. Memiliki garis
mata gelap seperti topeng. Kaki berwarna abu-abu
dan iris mata cokelat.
Burung ini lebih sering menyendiri sambil
bertengger di pucuk ranting mangrove tepian
perairan. Mengawasi dengan seksama setiap tubuh air di
dasar hutan mangrove. Manakala mangsanya berada pada
jaungkauannya, Burung Raja Udang Biru akan terbang
menyambar mangsanya baik di dalam air maupun pada
permukaan tanah dan pasir. Mangsanya
bervariasi, di antaranya ikan, kepiting,
cacing, udang, serangga, burung
cekakang. Habitat yang paling
disukai oleh Burung Raja Udang
Biru adalah habitat perairan,
seperti mangrove dan tepian
sungai karena memiliki sumber
pakan yang berlimpah
Salah satu serangga
yang banyak ditemukan di hutan
M a n g r o v e i a l a h To n g g e r e t Garengpong
(Gareng-pong: Jawa). Serangga ini
merupakan serangga penanda
datangnya musim kemarau. Biasanya
Garengpong akan berbunyi nyaring dan bersahutan saat
berakhirnya musim penghujan.
21 Remetuk Bakau
Adaptasinya yang sangat
memukau, warna yang
berpadu dengan
rimbunnya hutan bakau
membuat jenis burung-
burung ini mampu
,,
tersamarkan saat
hinggap di dahan-dahan
mangrove.
Remetuk Rawa 22
Tembakul (Periothalmus sp.)
Ikan Tembakul merupakan jenis ikan yang paling memiliki keistimewaan karena dapat hidup pada kondisi
banyak ditemukan di pantai yang ditumbuhi hutan mangrove. lingkungan yang ekstrem (perairan payau) dan pada dua
Ikan Tembakul juga disebut belacak atau gelodog. Ikan ini juga habitat yaitu darat dan air (Hutomo dan Naamin, 1984).
dapat ditemukan pada muara berlumpur, perairan dangkal, Setidaknya ada 35 spesies tembakul atau gelodok yang telah
atau rawa hutan bakau. Ikan tembakul memiliki kemampuan diketahui di dunia. Bentuk ikan tembakul ini sangatlah khas,
memanjat pohon dan mampu hidup di dua alam. Ikan ini dimana kedua matanya menonjol mirip katak serta sirip
hanya hidup di daerah tropis. Panjang tubuhnya antara 5 belakang begitu menawan.
sampai 30 cm. Ikan tembakul adalah spesies ikan yang
24
Tambak di Pesisir Kalimantan Timur
Perjalanan dari Pantai Kresik menuju adalah pemupukan tambak dan pengisian air
Pantai Sambera banyak ditemui tambak bersih. Jika telah selesai, maka ikan bandeng
budidaya. Umumnya, tambak tersebut milik siap dipanen.
masyarakat pendatang yaitu masyarakat Pemilihan lahan menjadi komponen
Bugis, yang secara umum merupakan penting dalam melakukan budidaya
tambak ikan bandeng. Ikan bandeng tambak. Menurut Suparjo (2008),
dipilih karena mempunyai tingkat kendala lingkungan yang dihadapi
toleransi yang tinggi terhadap dalam kegiatan budidaya diantaranya
lingkungan. Selain ikan bandeng, penataan wilayah atau penataan ruang
masyarakat Bugis yang tinggal di pesisir pengembangan budidaya. Tidak jauh
Kalimantan timur juga membudidayan berbeda dengan budidaya bandeng,
kepiting karena mempunyai nilai lahan budidaya kepiting mempunyai
ekonomis tinggi. peran penting dalam keberhasilan
S e c a ra g a r i s b e s a r , p ro s e s budidaya kepiting.
budidaya ikan bandeng dimulai dengan Tambak di Pesisir
pemilihan lahan untuk tambak budidaya. Kalimantan Timur (1)
Tahapan berikutnya adalah memilih induk dan
tebar ikan bandeng. Jika telah dewasa, proses
selanjutnya adalah pemijahan dan penetesan telur yang
dilanjutkan dengan pemberian pakan dan pemberian cairan
organik. Setelah kondisi larva stabil maka proses budidaya
memasuki tahap pembesaran dan membutuhkan tambak
baru. Persiapan sebelum dimasukkan ke dalam tambak baru Tambak di Pesisir Kalimantan Timur (2)
27
berupaya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dari sektor pertanian.
Dukungan dari pemerintah melalui APBN untuk pembangunan sarana dan
prasarana dalam memaksimalkan lahan potensial untuk mewujudkan
Kalimantan Timur sebagai lumbung pangan di Indonesia.
28
Pemburu Kerang
di Tepian Pantai Kalimantan Timur
Langkah kecil anak-anak tepian pantai bergegas menuju pantai yang telah
mengalami surut untuk berburu kerang. Kerang laut hasil perburuan tersebut untuk
dijual dan dikonsumsi sendiri. Kerang laut cukup banyak bersembunyi di balik pasir
basah bekas surutnya pantai. Ember kecil, kantong plastik, dan alat cukil menjadi
senjata saat berburu kerang laut. Para pemburu kerang laut tersebut tidak hanya
anak-anak saja, namun orang dewasa juga turut melakukan hal yang sama.
Potensi keberadaan kerang laut tersebut cukup banyak. Tidak mudah
mendapatkan kerang laut. Ketekunan dan keuletan menjadi modal saat
berburu kerang laut. Seringnya berburu kerang menyebabkan intuisi dalam
menemukan kerang laut menjadi kuat. Para pemburu tersebut tahu secara Aktivitas Melaut Masyarakat
persis mengenai lokasi keberadaan kerang laut. Karakter anak pantai
sebagai pemburu kerang di Kalimantan Timur menambah kekayaan
budaya Indonesia. Anak-anak pantai Samarinda berkelompok untuk
melakukan perburuan kerang. Adaptasi terhadap kehidupan kawasan
pesisir berbeda-beda setiap wilayahnya. Kesan sebagai anak pantai
menjadi karakter tersendiri untuk pesisir Kalimantan Timur.
Biasanya, kehidupan anak pantai di beberapa daerah di Indonesia
bermacam-macam, seperti berselancar di pantai, memancing,
atau bahkan menjajakan ikan laut.
Pantai-pantai di sepanjang Kutai Kartanegara
berbatasan dengan Selat Sulawesi. Karakter sebagai selat
menyebabkan kondisi perairan relatif tenang. Kawasan
pesisir dengan adanya selat juga menyebabkan titik surut Pencarian Tude (Kerang)
yang dimiliki cukup jauh dari daratan. Wilayah surut yang
luas dengan ombak yang relatif tenang akan memiliki
risiko bencana yang relatif kecil. Beberapa bencana yang
sering terjadi di kawasan pesisir seperti tsunami, abrasi, maupun kecelakaan akibat tenggelam jarang sekali ditemukan pada wilayah
pantai yang berbatasan dengan selat. Pola arus permukaan saat air surut Selat Makassar dari utara ke selatan memiliki kecepatan
0,05-0,3 m/ det. Karakteristik arus lemah di perairan bagian dalam pada kecepatan <0,10 m/ detik. Anak-anak dapat dengan aman
berburu di pantai. Kondisi surut yang jauh dari daratan menyebabkan beberapa kapal-kapal besar tidak menepi langsung di tepian
pantai, namun bersandar di lautan lepas.
29
Jangan sampai Kalimantan
yang memiliki potensi besar
tetap menjadi The Sleeping
Giant. Sejarah membuktikan,
sekarang Kalimantan,
utamanya Kalimantan Timur,
berlari makin kencang.
30
Akhirnya, “Malar Nafas Mahakam” ingin menyajikan
secara umum potensi Kalimantan Timur baik sumberdaya
alamnya, kekayaan budayanya, kelimpahan mineralnya, serta
interdependensi antara alam dan manusianya. Membuka
pesan hubungan yang harmonis antara alam dan manusia
yang saling bermutualisme. Begitupula akulturasi budaya yang
terjadi di Kalimantan Timur, menjadi bukti Dayak menerima
masyarakat pendatang, adapun masyarakat pendatang
31 Sungai Mahakam
meminjam budaya Dayak untuk harmonis hidup di Mahakam. pembuka tabir potensi Mahakam dari hulu hingga hilir.
Sangat tepat bahwa visi mewujudkan Kalimantan Mendorong adanya ekspedisi Mahakam yang komprehensif.
Timur sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Mengetahui potensi dan ancamannya untuk masa yang akan
disematkan untuk pembangunan Kalimantan Timur. datang. Sungai Mahakam benar-benar menjadi Malar Nafas,
Kalimantan Timur ialah raksasa tidur. Melimpah ruah energi selama alirannya lestari. Jangan sampai degradasi lingkungan
dan potensi yang dimiliki. mengancam keberlanjutan Mahakam sebagai denyut nadi
Tidak cukup memuat semua Khazanah Kalimantan masyarakat Kalimantan Timur.
Timur untuk dikupas. Sekali lagi, Malar Nafas Mahakam adalah
Sungai Mahakam
32
Daftar Pustaka
Atmoko, Tri. Dkk. Kondisi Habitat dan Penyebaran Bekantan (Nasalis Larvatus Wurmb) di Delta Mahakam,
Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konservasi Biodeversitas Menuju
Hutan Lestari, Balikpapan 31 januari 2007.
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kutai Kartanegara. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara 2011-2031. Tenggarong: Bappeda Kutai Kartanegara
Cloke. I.R, et al. 1999. Structural Control on the Evolution of the Kutai Basin. East Kalimantan. Journal of Asian
Earth Sciences. Volume 17 (1999) 137-156.
Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanagara. .Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara.
Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://dispar.kutaikartanegarakab.go.id/halaman/gambaran_umum_
kabupaten_kutai_kartanegara
Harkins. F.X., J.A. Prihandono, A.S. Budhi, D. Kusnida. 1999. Studi Regional Cekungan Batubara Daerah Pesisir
Kalimantan Timur. Diperoleh 28 Desember 2018 dari
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=341:studi
Lontaan, J.U. 1975. Sejarah, Hukum Adat, dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Pontianak: Pemerintah Daerah
Tingkat I Kalimantan Barat.
Hutomo, M. dan Naamin, M. 1984. Pengamatan pendahuluan tentang ikan gelodok (Periopthalmus sp) dan
Catatan Singkat tentang Periopthalmus koelteuteri (Pallas).
lbdo, Ahmad. Membedah Rumah Tradisional Suku Bugis Makassar. Diperoleh 28 Desember 2018, dari situs
www.indonesiakarya.com
Karim, Sarbinnor, B. Nugroho, R. S. Aminah, T. Wiyono, dan M. Nasir. 2013. Awang Faroek Ishak di Mata Para
Sahabat. Jakarta: Indomedia Global Mandiri.
Kesultanan Kutai Kartanegara. . Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah
Mansyur, Ali.. 2018, April. 13 Cara Budidaya Ikan Bandeng Tambak. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
arenahewan.com
Mulyani, Yeni A., R.A. Noske, dan A. Mardiastuti. 2007. Keberhasilan Bersarang Burung Remetuk Rawa dan
Remetuk Bakau pada Habitat Mangrove di Darwin Northern Territory, Australia. Media Konservasi Vol.
XII, No. 2 Agustus 2007: 1-7
Noor, Ivan Yusfi. . Cekakak Sungai Iodirhamphus Chloris. Diperoleh 23 Januari 2019, dari
https://p3ekalimantan.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2018/09/26.-Todirhampus-chloris-Minggu-
XXVI_FullColor.pdf
Nurjannah, N., A. I. Burhanuddin, dan M. Hatta. 2014. Karakteristik Oseanografi Perairan Makassar Terkait Zona
Potensial Penangkapan Ikan Pelagis Kecil pada Musim Timur. Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April
2014: 69-80
33
Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu. . Sejarah Mahulu. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
http://humas.mahakamulukab.go.id/index.php/sejarah-mahulu/
Prasetya, Ririn, dkk. 2015. Terbentuk Pola Ruang dalam Batih Baru Rumah Panggung Dayak Kenyah di Desa
Pampang Samarinda. Tesis. Universitas Brawijaya: Jurusan Arsitektur
Putra, Bayu Primanda. 2017. Tujuh Puluh Persen Pendapatan Asli Daerah Kaltim Dari Sektor Tambang.
Diperoleh 28 Desember 2018, dari https://akurat.co/id-30206-read-70-persen-pendapatan-asli-
daerah-kaltim-dari-sektor-tambang
Santosa, Hery dan Tapip Bahtiar. 2016. Mandau Senjata Tradisional sebagai Pelestari Rupa Lingkungan
Dayak. Ritme. Vol: 2. No.2 Agustus 2016
Sobirin, S. 2018. Nusantara dan Teknologi. Jurnal Budaya Nusantara. Vol. 2 No. 1 (September 2018) : 196-266
T
Tambunan, Efendy. 2014. Dampak Degradasi Lingkungan terhadap Transportasi Sungai Mahakam. The 17th
FSTPT International Symposium, Jember University, 22-24 Agustus 2014.
Soemarwoto, Suharyono. 2018. Ketahanan Pangan dan Potensi Pertanian. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
http://kaltim.prokal.co/read/news/322770-ketahanan-pangan-dan-potensi-pertanian-2-habis.html
Soerianegara, I., D. Sastradipradja, H.S. Alikodra dan M. Bismark. 1994. Studi Habitat Sumber Pakan dan
Perilaku Bekantan (Nasalis larvatus) sebagai Parameter Ekologi dalam Mengkaji Sistem Pengelolaan
Habitat Hutan Mangrove di TN Kutai. Bogor: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian
Bogor
Staf Khusus Kepala SKK Migas. 2015. Delta Mahakam dan 125 Tahun Eksplorasi Migas Di Kaltim, Selat
Makassar. Diperoleh 23 januari 2019, dari http://geomagz.geologi.esdm.go.id/delta-mahakam-dan-
125-tahun-eksplorasi-migas-di-kaltim-selat-makassar/
Suparjo, M.N. 2008. Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten Kendal. Jurnal
Saintek Perikanan. Vol 4, No.1:50-55
Yasuma, S. 1994. An Invitation to The Mamals of East Kalimantan. Pusrehut Special Publication No.3.
Samarinda.
Yosmaniar, D.S. dan S. Nurdawati. 2017. Karakteristik Kualitas Air Estuari Sungai Mahakam di Kalimantan
Timur. Seminar Nasional Kelautan XII Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah
Yuniardi, Yuyun. 2012. Petroleum System Cekungan Kutai Bagian Bawah Daerah Balikpapan dan Sekitarnya,
Propinsi Kalimantan Timur. Bulletin of Scientific Contribution, Vol. 10, No. 1, April 2012: 12-17
34
Jl. Raya Jakarta - Bogor KM. 46
Cibinong 16911
ISBN 978-602-6641-10-6