Anda di halaman 1dari 40

BADAN INFORMASI

GEOSPASIAL

Malar Nafas
Malar Nafas Mahakam
Oleh: Dwi Sri Wahyuningsih, Farid Ibrahim, Gianova Andika Putri & Yonanta
Dwi Hartanto

Editor: Nicky Setyawan & Mega Dharma Putra

Hak Cipta© 2018 pada Badan Informasi Geospasial


Hak cipta dilindungi undang-undang. Dilarang mengutip
atau memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku tanpa
seizin dari penerbit.
All right reserved

Diterbitkan pertama kali oleh Badan Informasi Geospasial


Cetakan Pertama: 2018
Cetakan Kedua: 2019
Tata Letak Isi & Desain Sampul: Wico Nandianta Mulia

Badan Informasi Geospasial RI. Data Katalog Dalam Terbitan (KDT)

Dwi Sri Wahyuningsih, dkk.


Malar nafas Mahakam / Dwi Sri Wahyuningsih, dkk. –
Cibinong : Badan Informasi Geospasial RI, 2018.
iv, 34 hlm. : ilus. ; 26,5 cm.

ISBN 978-602-6641-10-6

1. Informasi Geospasial -- Malar Nafas Mahakam. I. Judul. II. Badan


Informasi Geospasial
910.285

BADAN INFORMASI GEOSPASIAL


Jl. Raya Bogor KM. 46 Cibinong 16911, INDONESIA
Telp. 021-875-3155
Fax. 021-8790-8988/875-3155
Website: www.big.go.id
Email: info@big.go.id

i
Kata Pengantar
A s s a l a m u ' a l a i k u m Wa r a h m a t u l l a h i kondisi perekonomian warganya. Masyarakat
Wabarakaatuh Kalimantan Timur sangat bergantung pada
Salam sejahtera untuk kita semua, pertambangan. Tidak hanya tambang saja,
beragam aktivitas masyarakat dapat dijumpai
Puji syukur kehadirat Allah Tuhan yang Maha d i w i l ay a h ke p e s i s i r a n . Ma s y a r a kat
Esa atas rahmat dan karuniaNya, sehingga bermatapencaharian sebagai petani dan
Buku Malar Nafas Mahakam dapat pedagang. Petani yang dimaksud adalah petani
te r s e l e s a i ka n de nga n b a i k . Ta hu n i n i , p e n g g a r a p l a h a n s a w a h d a n t a mb a k ,
Parangtritis Geomaritime Science Park (PGSP) sedangkan pedagang yang dimaksud adalah
berkesempatan untuk mengunjungi Kalimantan pedagang kerang dan ikan.
Timur, tepatnya di Samarinda dan Balikpapan.
Parangtritis Geomaritime Science Park
Bu ku i n i me nga ng kat s o s i a l bud ay a berharap buku ini dapat menjadi salah satu
masyarakat, serta kondisi geomorfologi referensi pengetahuan mengenai
kawasan pesisir di Kalimantan Timur. Sosial keanekaragaman hayati dan non hayati
budaya yang dibahas menyoal mengenai rumah Kalimantan Timur. Tidak hanya itu saja, semoga
ad at d an kebi as a an suku ad at Dayak , para pembaca dapat terinspirasi dan tertarik
Kalimantan Timur. Tidak hanya keberadaan untuk berkunjung ke Kalimantan Timur.
suku Dayak, sejarah masa lalu Kalimantan Mencintai keberagaman alam dan budaya
Timur juga menarik perhatian. Keberadaan Kalimantan Timur menjadi salah satu cara
Kerajaan Kutai Kartanegara, Sungai Mahakam, untuk lebih mengenal Indonesia.
potensi pesisir, dan masyarakat pendatang
turut serta dalam pembentukan kebudayaan di Wa s s a l a m u ’ a l a i ku m Wa r r a h m a t u l l a h i
Kalimantan Timur. Wabarakaatuh

Sungai Mahakam memiliki potensi mendukung Yogyakarta, 28 Desember 2018


aktivitas kepesisiran. di Kalimantan Timur. Kepala Badan Informasi Geospasial
Sungai Mahakam dikenal sebagai tempat lalu
lintas kapal-kapal tongkang untuk mengangkut Prof. Dr. Hasanuddin Zainal Abidin, M.Sc
hasil tambang. Keberadaan tambang yang
terdapat di Kalimantan Timur menyiratkan

“Motif Talawang”
PERISAI SUKU DAYAK

ii
Daftar Isi
I. KATA PENGANTAR ii

II. PROLOG 1
III. HIRUK PIKUK MAHAKAM DI ANTARA KEBERAGAMAN
SOSIAL BUDAYA SAMARINDA 3
3.1 Desa Budaya Pampang sebagai Wujud Pelestarian Suku Dayak
Kalimantan 3
3.2 Menguak Sejarah Kerajaan Kutai Kartanegara Melalui Museum
Mulawarman 7

IV. MASYARAKAT PENDATANG 9

V. SUNGAI MAHAKAM 13
VI. ANEKA TAMBANG PADA BENTUKAN GEOLOGI KUTAI BASIN
KALIMANTAN TIMUR 15

VII. POTENSI PESISIR 17

7.1 Keanekaragaman Hayati Pesisir Kalimantan Timur 17


7.2 Tambak di Pesisir Kalimantan Timur 25
7.3 Kepiting Menjadi Komoditas Pilihan dalam Berdagang 26

VIII. PERNAK-PERNIK KEHIDUPAN BUMI MULAWARMAN 27

8.1 Petani Irigasi Kawasan Pesisir Timur Kalimantan Timur 27


8.2 Pemburu Kerang di Tepian Pantai Kalimantan Timur 29

IX. EPILOG 31

X. DAFTAR PUSTAKA 33

iii
Kalimantan Timur, Bumi
Mulawarman Ruhui Rahayu
“Kehidupan yang harmonis, damai
sejahtera, aman dan tentram”

iv
Sungai Mahak am menjadi nafas dari peradaban
Kalimantan Timur. Terus menerus menjadi potensi sumberdaya yang
membangkitkan peradaban Kalimantan Timur. Hulu hingga hilirnya
menjadi aset yang menyokong pembangunan Kalimantan Timur.
Keberadaan sungai besar bukan menjadi hambatan, justru sebagai
jembatan pertumbuhan Kalimantan Timur menuju kemakmuran.
Masyarakat hulu Sungai Mahakam merupakan bagian dari
suku Dayak di Kalimantan. Antropolog JU Lontaan, membagi suku
Dayak ke dalam enam rumpun besar dengan 405 subsuku. Rumpun
yang banyak mendiami hulu Sungai Mahakam adalah Apokayan atau
Kenyah-Kayan-Bahau.
Sebutan Dayak bagi orang-orang yang hidup di hulu sungai
dan pedalaman hutan Kalimantan mulai digunakan pada masa
kolonial Hindia Belanda. Seorang ilmuwan Belanda, Doktor August
Kaderland, adalah orang yang pertama kali memakai istilah Dayak
pada 1895. Pada masa kolonial, wilayah hulu Mahakam mulai disebut.
Belanda mulai menata wilayah administratif Kesultanan Kutai
menyusul berlakunya Decentralisatie Wet, Undang-Undang
Desentralisasi pada 1903. Kesultanan Kutai dibagi dalam dua wilayah
administratif.

1
Wilayah pertama adalah Hulu Mahakam dengan pusat pemerintahan di
Long Iram. Wilayah kedua disebut Vierkante Pall yang berpusat di
Samarinda.
Bagaimana hilirnya? Wilayah Delta Purba Mahakam merupakan
area yang sangat subur akan vegetasi hutan pantai, seperti bakau dan
nipah. Manakala terjadi perpindahan alur sungai, laut akan menggenangi
dan mengendapkan sedimen yang tebal. Akibatnya, terbentuklah
reservoir batupasir, batuan induk yang kaya akan zat organik matang,
nantinya dapat menjadi perangkap minyak bumi dan batupasir.
Demikianlah proses sedimentasi, litifikasi (pembentukan batuan)
deformasi, generasi, migrasi, dan perangkapan migas tubuh delta.
Mahakam sangat kaya raya, belum lagi daya transportasi di
Sungai Mahakam. Pantas bilamana Kalimantan Timur menjadi besar, dari
hulu hingga hilirnya menyimpan kekayaan yang berlimpah. Kalimantan
Timur turut mengundang pendatang untuk meminum air Mahakam.
Maksudnya adalah, masyarakat pendatang dan pribumi bersama-sama
menggali dan memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki. Meminjam
ungkapan Jend. TNI. (Purn) Prof. Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono,
”Jangan Kalimantan yang besar ini masih dipandang jadi raksasa yang
tidur (the sleeping giant)”.

Sungai Mahakam 2
Hiruk Pikuk Mahakam
Di Antara Keberagaman Sosial Budaya Samarinda
Desa Budaya Pampang sebagai Wujud Pelestarian
Suku Dayak Kalimantan
Irama musik pengiring tarian mulai didengungkan. Kelompok
penari dengan ragam aksesoris khas suku Dayak berbaris rapi menuju
ruang pertunjukan. Rumah kayu dengan struktur panggung mulai riuh
karena hentakan kaki suku Dayak cilik. Sebelum pertunjukkan dimulai,
tetua adat memberikan aba-aba kepada penari untuk memulai tariannya.
Derap langkah penari begitu rampak terdengar di atas rumah adat Lamin
khas Kalimantan. Tarian yang dipersembahkan adalah tarian Selamat
Datang. Tarian Selamat Datang menjadi bentuk penghormatan kepada
tamu dari penghuni rumah. Uniknya, tarian Selamat Datang untuk kaum
perempuan, penarinya adalah perempuan. Begitu pula sebaliknya, apabila
yang berkunjung adalah tamu laki-laki, maka yang menari adalah kaum
laki-laki. Aksesoris penari perempuan menggunakan seikat bulu burung,
sedangkan kaum lelaki menggunakan tameng dan pedang. Beragam
tarian ditampilkan untuk para tamu yang datang.
Pampang sebagai desa budaya rutin menyelenggarakan pentas
seni yang ditujukan kepada para pengunjung. Pemerintah Kota Samarinda
mulai menginisiasi untuk menjadikan Pampang sebagai salah satu
destinasi wisata budaya yang wajib dikunjungi. Pemerintah merasa perlu
melestarikan budaya adat Dayak di antara himpitan pendatang di
Kalimantan. Pengembangan desa budaya setidaknya dapat meningkatkan
rasa cinta untuk terus melestarikan kebudayaan Indonesia. Tidak hanya
tarian saja, rumah adat, dan senjata khas dari Kalimantan juga dikenalkan
kepada pengunjung.
Rumah adat Lamin oleh masyarakat Dayak dahulunya
merupakan rumah hunian untuk satu kelompok suku Dayak. Masyarakat
suku Dayak menyebutnya sebagai Lamin Adat (Umaw Dado'). Lamin Adat
biasanya dihuni oleh dua belas kepala keluarga. Saat ini, setiap orang
memiliki Lamin masing-masing dalam setiap keluarga. Lamin Adat khusus
dimanfaatkan untuk tempat berkumpul, berdiskusi, melakukan upacara
adat, dan pertunjukan pentas seni. Denah untuk Lamin sendiri memiliki
kemiripan antara satu dengan yang lainnya. Terdapat tiga ruang pokok:
dapur, bilik, dan ruang tamu. Pemilihan media kayu sebagai bahan
pembuatan rumah adalah terkait dengan pemanfaatan sumber daya alam
sekitar. Aksesoris rumah dibuat dengan metode ukir dengan hiasan berupa
bunga atau “stilasi” dari hewan dan manusia.

3
Anak-anak Penari Desa Mampang 4
5
Senjata khas dari Kalimantan diberi nama
'mandau'. Senjata mandau oleh suku Dayak dikait-
Anak-anak Penari Desa Mampang kaitkan dengan unsur magis. Mandau
merupakan salah satu alat perang bagi
masyarak at suku Dayak . Mandau juga
dimanfaatkan untuk berburu, upacara adat,
properti tarian adat, dan aksesoris untuk
pakaian adat. Mandau memiliki bentuk
menyerupai pedang yang memiliki empat
bagian, yakni bagian pegangan, bilah (wilah),
kumpang (warangka), dan kumpang pisau
raut. Bagian pegangan umumnya dibentuk
menyerupai kepala burung dengan motif-
motif geometris. Bagian bilah mandau terbuat
dari besi baja. Panjang bilah mandau antara 55 cm
sampai dengan 65 cm. Sementara itu, 'pesi' (ujung
bawah bilah mandau) sebesar 5-7 cm. Bagian kumpang
mandau umumnya terbuat dari kayu dengan hiasan ukiran
antroposentris. Bagian kumpang pisau raut terbuat dari kulit
kayu. Pisau serut biasanya berukuran 10 cm x 1,5 cm dengan
pegangan sebesar 35 cm.
Ragam budaya dan adat yang dimiliki oleh Suku Dayak
merupakan ciri khas asli budaya Indonesia. Berbagai kebudayaan
yang dimiliki Indonesia jangan sampai luntur termakan zaman,
bahkan diakui oleh bangsa lain. Pemerintah bersama masyarakat
harus bahu membahu untuk melestarikan dan mempertahankan
kebudayaan asli bangsa sendiri. Ragam budaya menjadi perekat
antarsuku bukan menjadi perenggang.

Lamin Adat Pemung Tawai Desa Pampang Ukiran Khas Desa Mampang 6
Menguak Sejarah Kutai Kartanegara
Suku Dayak Kalimantan
Melalui Museum Mulawarman
Museum Mulawarman merupakan Istana Kerajaan
Kutai Martadipura (saat ini telah berganti nama menjadi
Kesultanan Kutai Kartanegara) yang dipugar pada tahun 1963.
Museum ini berada tepat di depan sungai Mahakam. Tiba di
museum, pengunjung sudah disambut dengan Patung Lembu
Swana. Lembu Swana merupak an hewan mitologi,
penampakannya unik; badan mirip kuda, bersayap seperti
burung, memiliki taring layaknya harimau, belalai layaknya
gajah dan bertaji, serta berkuku seperti ayam. Patung Lembu
Swana di depan museum berwarna keemasan merupakan
karya arsitek Burma di tahun 1900. Lembu Swana menjadi Museum Mulawarman Tampak Atas
lambang negara Kutai Kartanegara.
Berdasarkan prasasti yang ditemukan, Kalimantan
Timur menjadi pusat penyebaran agama Hindu tertua di
Indonesia. Kerajaan Kutai Martadipura menjadi kerajaan Hindu
pertama yang berlokasi di Muara Kaman, Kalimantan Timur.
Berdasarkan referensi yang ada, Kerajaan tersebut berada di
jalur perdagangan internasional yang strategis. Prasasti juga
mengukir nama Raja Mulawarman telah memberikan sedekah
kepada kaum Brahmana sebanyak 20.000 ekor lembu. Ukiran
nama tersebut juga memberikan arti bahwa pada masa
pemerintahan Raja Mulawarman Kerajaan Kutai Martadipura
mengalami masa kejayaan.

7 Museum Mulawarman Tampak Depan


Simbol Kutai Kartanegara

Kerajaan Kutai Martadipura mulai mengalami keruntuhan pada masa Raja


Dharma Setia. Pasca runtuhnya Kerajaan Kutai Martadipura, kerajaan berganti corak
menjadi Islam. Nama Kutai Martadipura kemudian berubah menjadi Kutai
Kartanegara ing Martadipura. Pusat Kesultanan Kutai Kartanegara berpindah dari
Kutai Lama kemudian ke Pemarangan (sekarang daerah Desa Jembayan, Kecamatan
Loa Kulu, Kabupaten Kutai Kartanegara), dan terakhir Tenggarong. Perpindahan
lokasi tersebut juga berkaitan dengan keamanan kerajaan itu sendiri. Pada masa
pemerintahan Kerajaan Hindia Belanda, Kesultanan Kutai Kartanegara sempat
mengalami guncangan politik. Kerajaan Kutai Kartanegara pada tahun 1844
mengalami serangan dua buah kapal dagang pimpinan James Erskine Murray dari
Inggris. Perlawanan kapal dagang Inggris tersebut juga tergambar pada tembok
relief di depan Museum Mulawarman. Meriam yang dipergunakan pada saat
melakukan serangan juga masih terpelihara dengan baik.
Sampai saat ini Kesultanan Kutai Kartanegara masih aktif sebagai upaya
pelestarian budaya. Kesultanan Kutai Kartanegara berada satu kompleks dengan
bangunan Museum Mulawarman dan makam raja-raja dari Kerajaan Kutai
Kartanegara. Tampuk pemimpin Kesultanan sekarang dipegang oleh H. Aji
Muhammad Salehuddin II (1999-sekarang). Museum Mulawarman sebagai saksi
sejarah masa-masa pemerintahan Kerajaan Kutai Kartanegara.

Ornamen Museum 8
Masyarakat Pendatang
Provinsi Kalimantan Timur (Kaltim) mempunyai tingkat
pertumbuhan penduduk yang tinggi. Salah satu penyebabnya adalah
banyaknya perantau dari Sulawesi, khususnya suku Bugis. Menurut data
BPS tahun 2010, motif perpindahan sekitar 46,7 persen pendatang
adalah untuk bekerja sebagai nelayan dan juga pedagang produk
perik anan di Kaltim. Unik nya, rumah para perantau tetap
mempertahankan ciri khas rumah adat Bugis. Ciri yang paling
menonjol adalah bentuk penyambungan tiang kayunya. Rumah adat
Bugis Kalimantan tidak memakai paku untuk menyatukan tiang-
tiangnya. Mereka hanya menyambungkan antarbagian dengan kayu.
Dilansir dari www.indonesiakarya.com bahwa rumah adat
Bugis memiliki filosofi tersendiri. Bentuk rumah persegi
mencerminkan sulapak appak (alam semesta). Anatomi rumah
tradisional Suku Bugis Makassar terinspirasi dari anatomi tubuh
manusia. Rumah adat Bugis terdiri dari: bagian bawah (siring atau
kolong), dunia bagian tengah (kale balla atau badan rumah), dan
dunia bagian atas (pammakkang atau loteng). Siring
dianalogikan sebagai tempat kotor dan hina karena berada di
bagian paling bawah rumah. Pada umumnya, bagian bawah
difungsikan oleh masyarakat tradisional untuk menyimpan
ternak dan alat-alat bertani atau melaut. Pada masa dulu,
bagian ini oleh para bangsawan difungsikan sebagai tempat
tinggal budak atau tempat tahanan kerajaan
Kale balla, yang dalam bahasa Makassar berarti
inti rumah, merupakan tempat kegiatan para penghuni
berlangsung. Di bagian inilah proses perencanaan dan tata
kelola kehidupan berada. Kale balla bisa terdiri dari
berbagai petak. Bagi masyarakat kelas menengah, petak
pada kalle balla dibatasi hanya tiga, yaitu ruang depan,
tengah, dan belakang.

9
Rumah Khas Kalimantan

Tampak Keseluruhan Rumah Bugis Rangka Kayu Khas Kalimantan 10


11 Rumah Khas Kalimantan Timur
Sementara, pammakang
merupakan bagian atas dari
rumah. Dalam bahasa
Makassar, pammakang berarti
s e s u a t u h a l y a n g
m e ny e n a n g k a n . B a g i a n i n i
u m u m nya d i g u n a k a n u nt u k
menyimpan hasil panen serta
benda-benda kerajinan seperti tikar
dan alat-alat tenun. Secara ideologis,
pammakkang bisa bermakna
sesuatu yang sakral dan mengandung
nilai-nilai spiritual karena menempati
posisi yang paling tinggi dari bagian
rumah.
Selain bagian yang ada pada suatu
rumah, struktur bangunan rumah Suku
Bugis Makasar menunjukkan stratifikasi
s o s i a l o ra n g y a n g m e n e m p a t i ny a .
Stratifikasi sosial terlihat dari jumlah
sususan timba silla/ tambulayang. Semakin
banyak susunan timba silla, menunjukkan
semakin tinggi derajat orang yang
menempati rumah tersebut.
Susunan timba silla terbagi dalam lima
jenis, yaitu timba silla lanta' lima (5 susun).
Susunan ini khusus digunakan untuk istana raja.
Tamba silla lanta' appa (4 susun), yang biasa
diperuntukkan bagi kalangan karaeng atau
bangsawan. Tamba silla lanta' tallu (3 susun), yang
khusus digunakan oleh keturunan karaeng. Tamba
silla lanta' rua (2 susun), yang biasa digunakan oleh
masyarakat umum. Yang terakhir, timba silla lanta'
se're (1 susun). Susun seperti ini biasa digunakan oleh
kalangan hamba sahaya. Berbeda dengan rumah adat
dari masyarakat Kalimantan, penyambungan tiang
kayunya menggunakan media, dalam hal ini adalah
paku.
Selain dari suku Bugis, pendatang lain yaitu
berasal dari suku Jawa. Tidak sedikit masyarakat Jawa
yang merantau ke Kaltim. Beberapa di antaranya
berprofesi sebagai pedagang, pegawai negeri sipil,
pegawai swasta, dan ada pula yang ikut bekerja di proyek.
Banyaknya perantau yang datang di Kaltim menandakan
adanya potensi yang bagus di Kaltim. Semoga dapat menjadi
solusi untuk pemerataan ekonomi di Indonesia.

Rangka Kayu Khas Kalimantan 12


Sungai Mahakam
Mahakam merupakan sungai terbesar yang demikian, transportasi Sungai Mahakam dapat terancam rusak
membentang membelah Kalimantan Timur. Peran ekologis akibat deforestasi perluasan perkebunan sawit dan
Sungai Mahakam di antaranya, sebagai sumber zat hara dan pertambangan batubara. Transportasi Sungai Mahakam
bahan organik, tempat berlindung, dan tempat mencari sebagian besar terintegrasi dengan jalan darat pada sebagian
makanan (feeding ground), serta tempat bereproduksi dan/ wilayah Kalimantan Timur. Permasalahan Sungai Mahakam
atau tumbuh besar (inursery ground), terutama bagi jenis saat ini adalah adanya sedimentasi yang dapat menghambat
spesies ikan dan udang. Selain itu, Sungai Mahakam juga proses transportasi.
dimanfaatkan sebagai permukiman, tempat penangkapan Alur-alur sungai pada tubuh delta merupakan lokasi
dan budidaya ikan, jalur transportasi, pelabuhan, dan kawasan pengendapan pasir. Dataran di antara alur-alur sungai tersebut
industr (Bengen 2002 dalam Yosmaniar et al., 2017) merupakan area yang sangat subur sebagai tempat
Sungai Mahakam masih dimanfaatkan oleh tumbuhnya vegetasi hutan pantai, seperti bakau atau nipah.
masyarakat tepian Mahakam sebagai waterway di DAS Sungai Lalu, ketika delta sudah tidak aktif lagi karena perpindahan alur
Mahakam untuk transportasi. Transportasi yang dimaksud sungai utama, laut pun akan menggenanginya kemudian
adalah untuk pengangkutan, khususnya batu bara. Namun mengendapkan sedimen berbutir halus.

13 Jembatan Sungai Mahakam


Delta Mahakam
dan Cekungan Kutai
Delta Mahakam masa kini terbentuk di wilayah diterapkan di Selat Makassar sepanjang tahun 1990-an dan
cekungan sedimen bernama Cekungan Kutai, Kalimantan juga terbukti berhasil menemukan banyak lokasi yang kaya
Timur oleh Sungai Mahakam yang bermuara ke Selat Makassar. akan migas.
Berdasarkan penelitian, setiap tahunnya Sungai Mahakam Banyak sumur eksplorasi laut dalam dibor di seluruh
mengendapkan 62 juta ton sedimen ke Selat Makassar. area Cekungan Makassar Utara pada akhir tahun 1990-an
Tingginya pasokan sedimen dan ruang pengendapan hingga dan 2000-an. Eksplorasi itu berhasil menemukan
menjadikan delta terbentuk sempurna di Muara Sungai lapangan-lapangan migas dengan reservoir laut dalam seperti
Mahakam. Endapan delta cukup luas dimulai dari garis pantai West Seno, Ranggas, Bangka, Gendalo, Gada, dan Gula. Saat ini,
Kalimantan Timur sampai 50 km hampir masuk ke Selat lapangan West Seno telah memproduksi minyak, sementara
Makassar. Kondisi seperti ini telah terjadi sejak lama sekali lapangan lainnya dalam tahap pengembangan untuk pada
dalam waktu geologi, yaitu sejak 20 juta tahun yang lalu saatnya nanti akan diproduksikan. Pekerjaan eksplorasi masih
(Miosen Awal). dilakukan berbagai perusahaan minyak di area ini sampai kini
Kejadian awal delta ini berhubungan dengan untuk menemukan lapangan migas baru.
pengangkatan regional di bagian tengah Kalimantan Wilayah Kalimantan Timur dan Selat Makassar
(Tinggian Kuching). Tinggian ini merupakan asal sedimen merupakan area yang sangat penting sebagai penghasil
delta. Karena telah terjadi sejak lama, maka di Kalimantan migas. Keberadaan migas di Kalimantan Timur dimulai dari
Timur telah terdapat begitu banyak delta, baik yang daratan, pantai, hingga paparan. Wilayah Selat Makassar
berhubungan dengan Sungai Mahakam purba maupun dimulai dai Cekungan Kutai sampai Cekungan Makassar Utara.
bukan. Semua delta ini termasuk ke dalam wilayah Cekungan Dari sejarah eksplorasinya yang merentang selama 125 tahun,
Kutai. area ini menunjukkan kebenaran motto eksplorasi “go to
Pada akhir 1980-an dan awal 1990-an, konsep ini extremes and you will find hydrocarbons”. Eksplorasi di area ini
telah menjadi dasar eksplorasi migas di laut dalam dan telah telah berangkat dari daratan ke laut yang semakin dalam dan
terbukti baik di berbagai wilayah seperti di laut dalam Teluk terus menemukan hidrokarbon.
Meksiko, Afrika Barat Daya, dan Laut Utara. Konsep ini telah

Delta Mahakam 14
Kapal di Mahakam

Aneka Tambang
Pada Bentukan Geologi Kutai Basin Kalimantan Timur

Samarinda memiliki potensi akan hasil tambang juga terdapat kandungan minyak bumi. Batuan induk berupa
berupa batubara, minyak, gas alam, dan pasir kuarsa. Sektor batubara, batulempung serpih, karbonan, batulempung
pertambangan pada tahun 2008 menyumbang 88,5 persen serpih yang terbentuk pada Cekungan Kutai merupakan
terhadap perekonomian Kutai Kartanegara. Potensi tambang sumber utama dari minyak mentah dan gas.
Samarinda sendiri bahkan menjadi andalan untuk ekspor Salah satu perusahaan swasta bahkan telah memiliki
indonesia. Komoditas ekspor didominasi oleh minyak dan gas, aset tambang minyak bumi dan gas alam di wilayah lepas
dengan total persentase sebesar 93 persen. Kenapa wilayah pantai Kalimantan Timur. Upaya penggalian kandungan
Kalimantan Timur memiliki komoditas utama berupa minyak dan gas tersebut didukung oleh lebih dari 7.000
tambang? Menurut studi literatur yang ada, Kalimantan karyawan handal. Upaya penggalian minyak bumi dan gas
memiliki bentukan geologi berupa (Kutai Basin) Cekungan alam sudah dimulai pada tahun 1968. Wilayah Kalimantan
Kutai. Cekungan Kutai terbentuk pada pertengahan masa Timur sendiri terbagi ke dalam tiga wilayah operasi, yakni
Eosen (40-60 juta tahun yang lalu). Bentukan Cekungan Kutai North Area (Lapangan Attaka), South Area (Lapangan
merupakan hasil dari pemekaran Selat Makassar dan Laut S e p i n g g a n d a n L a p a n g a n Ya k i n ) , d a n We s t S e n o
Filipina, kemudian diikuti oleh fase pelenturan dasar cekungan (Pengembangan minyak dan gas alam laut dalam, serta proyek
yang berakhir pada Oligosen akhir. Berdasarkan penelitian gas alam ultra laut dalam). Provinsi Kalimantan Timur menjadi
yang ada, Cekungan Kutai merupakan penghasil batubara salah satu dari tiga wilayah yang menjadi bagian dari proyek
terbesar di Indonesia. Kenapa begitu? Cekungan Kutai penggalian tambang minyak dan gas alam. Provinsi lainnya
memiliki unit-unit batuan yang kaya akan bahan organik sebagai bagian dari proyek tambang minyak bumi dan gas
pembawa batubara. Selain batu bara, dalam Cekungan Kutai alam adalah Sumatera dan Jawa Barat.

15
Singkapan Batubara

Singkapan Batubara

Jalur Pipa di Atas Sungai Mahakam 16


Potensi Pesisir
Keanekaragaman Hayati Pesisir
Kalimantan Timur

Soneratia yang Digemari


Bekantan Delta Mahakam
Delta Mahakam dicirikan oleh keterdapatan 46 jenis
tumbuhan yang termasuk ke dalam 44 marga dan 31 suku.
Jumlah jenis tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan dengan
jumlah yang dijumpai di habitat asli bekantan di Kuala Samboja,
yang hanya mencapai 12 jenis tumbuhan dalam 12 marga dan 11
suku (sidiyasa et al., 2005). Keragaman jenis komposisi dan
struktur fisik vegetasi hutan sebagai habitat secara terpisah
maupun bersama-sama akan menyediakan relung yang
potensial bagi kehidupan satwa liar (Soerianegara et al., 1994).
Secara umum, vegetasi yang terdapat di Delta
Mahakam dapat dibagi ke dalam tiga tipe, yaitu habitat yang
didominasi oleh Sonneratia caseolaris, belukar (bekas ladang
masyarakat), dan vegetasi campuran. Vegetasi atau tegakan
yang menutupi kawasan sebanyak 80 persen, terdiri dari jenis S.
caseolaris, sedangkan jenis lainnya adalah Nypa fruticans
(Atmoko et al., 2017). Pada habitat inilah aktivitas bekantan
sangat tinggi, bergelantungan di pohon S. casiolaris dan N.
fruitans. Mengenai kebutuhan pakannya dipenuhi dari pucuk-
pucuk daun muda dan buah S. casiolaris.

17 Pohon Sonneratia Caseolaris


Bekantan (nasalis Larvatus Wurmb) merupakan
primata endemis Kalimantan. Bekantan adalah anak suku
(sub-family) Colobinae yang keberadaannya nyaris punah
(Soerianegara et al., 1994). Menariknya, habitat bekantan
terbatas pada tipe hutan rawa gambut, bakau, dan sangat
tergantung pada sungai (Saltear et al,. dalam bismark,
1995). Penyebaran bekantan di Kalimantan Timur meliputi
daerah Tanjung Redeb (Bismark, 1995), Taman Nasional
Kutai (Soerianegara et al., 1994), Sungai Kayan, Sungai
Sepaku, Teluk Balikpapan, Kuala Samboja, Tenggarong,
Sanga-sanga, dan Muara Sungai Mahakam (Delta
Mahakam) (Yasuma, 1994).
Ketersediaan sumber pakan merupakan faktor
yang penting bagi kelestarian habitat satwa. Semakin
tinggi keragaman jenis tumbuhan dalam suatu habitat,
akan menghasilkan bermacam-macam variasi pakan
fauna. Soerianegara et al (1994) mengemukakan
keanekaragaman jenis tumbuhan di alam dapat
menentukan potensi dan jenis pakan, sehingga pada
akhirnya menentukan populasi satwa di alam. Bekantan
Delta Mahakam, diketahui paling gemar memakan buah-
buahan dari jenis mangrove S. Caseolaris, Baringtonia sp.,
Syzygium sp., Uncariasp., P. Corymbosa, Vitex pinnata, H.
litotoralis, Derris spp dan Caesalpinia sp. (Atmoko et al.
2017)

Buah Sonneratia Caseolaris

18
Samar dan Lincah
Gelenteng Pasir (Ocypode Kuhli)
Hewan lainnya yang banyak dijumpai di hutan
mangrove ialah kepiting jenis Geleteng Pasir (Ocypode
kuhlii). Merupakan jenis Ocypode yang mempunyai lebar
karapas sekitar 4 cm. Secara umum, bentuknya mirip
dengan O. ceratophthalmus (Pallas) kecuali tangkai
matanya, di mana tidak mempunyai bentuk memanjang di
atas kornea. Sisi atas dari karapas atau sudut luar orbit
membentuk sudut yang tajam dan mengarah keluar. Kedua
capitnya mempunyai ukuran yang berbeda. Organ di
tangan yang dapat menimbulkan suara, dilengkapi dengan
8-10 granula kecil yang terletak pada setengah bagian atas
dari permukaan tangan bagian dalam.

19 Geleteng Pasir
Burung Raja Udang Biru;
Pengintai Hutan Mangrove
Cekakak sungai termasuk Raja Udang
berukuran sedang. Tubuhnya sangat mencolok
dengan warna biru pada kepala dan bagian
tubuh belakangnya, mencakup sayap hingga
ekornya. Bagian bawah dada berwarna putih
bersih. Ada sedikit warna putih di dahi depan
matanya. Paruh atas berwarna hitam, sedangkan
paruh bawahnya berwarna putih. Memiliki garis
mata gelap seperti topeng. Kaki berwarna abu-abu
dan iris mata cokelat.
Burung ini lebih sering menyendiri sambil
bertengger di pucuk ranting mangrove tepian
perairan. Mengawasi dengan seksama setiap tubuh air di
dasar hutan mangrove. Manakala mangsanya berada pada
jaungkauannya, Burung Raja Udang Biru akan terbang
menyambar mangsanya baik di dalam air maupun pada
permukaan tanah dan pasir. Mangsanya
bervariasi, di antaranya ikan, kepiting,
cacing, udang, serangga, burung
cekakang. Habitat yang paling
disukai oleh Burung Raja Udang
Biru adalah habitat perairan,
seperti mangrove dan tepian
sungai karena memiliki sumber
pakan yang berlimpah
Salah satu serangga
yang banyak ditemukan di hutan
M a n g r o v e i a l a h To n g g e r e t Garengpong
(Gareng-pong: Jawa). Serangga ini
merupakan serangga penanda
datangnya musim kemarau. Biasanya
Garengpong akan berbunyi nyaring dan bersahutan saat
berakhirnya musim penghujan.

Burung Raja Udang Bertengger


di Hutan Mangrove 20
Burung Remetuk Bakau
dan Remetuk Rawa
Remetuk Rawa (Gerygone magnirostris)
dan Remetuk Bakau (Gerygone levigaster) adalah
anggota family Pardalotidae yang merupakan jenis
burung pemakan serangga dengan penyebarannya
meliputi Australia, New Guinea, dan Indonesia. Dari
19-20 jenis, hanya satu jenis saja yang
penyebarannya berada di bagian barat garis
Wallacea, yaitu Remetuk Laut (Higgins dan Peter
2002 dalam Mulyani, Yeni A. et al 2007).

21 Remetuk Bakau
Adaptasinya yang sangat
memukau, warna yang
berpadu dengan
rimbunnya hutan bakau
membuat jenis burung-
burung ini mampu

,,
tersamarkan saat
hinggap di dahan-dahan
mangrove.

Remetuk Rawa 22
Tembakul (Periothalmus sp.)
Ikan Tembakul merupakan jenis ikan yang paling memiliki keistimewaan karena dapat hidup pada kondisi
banyak ditemukan di pantai yang ditumbuhi hutan mangrove. lingkungan yang ekstrem (perairan payau) dan pada dua
Ikan Tembakul juga disebut belacak atau gelodog. Ikan ini juga habitat yaitu darat dan air (Hutomo dan Naamin, 1984).
dapat ditemukan pada muara berlumpur, perairan dangkal, Setidaknya ada 35 spesies tembakul atau gelodok yang telah
atau rawa hutan bakau. Ikan tembakul memiliki kemampuan diketahui di dunia. Bentuk ikan tembakul ini sangatlah khas,
memanjat pohon dan mampu hidup di dua alam. Ikan ini dimana kedua matanya menonjol mirip katak serta sirip
hanya hidup di daerah tropis. Panjang tubuhnya antara 5 belakang begitu menawan.
sampai 30 cm. Ikan tembakul adalah spesies ikan yang

23 Ikan Tembakul Menyelinap di Lumpur


Kepiting Delta Mahakam
Di Indonesia banyak dijumpai wilayah muara sungai
dengan hutan mangrove yang merupakan daerah yang
penting untuk perikanan. Salah satu muara dengan ekosistem
mangrove yang sangat besar adalah Delta Mahakam. Delta
Mahakam dengan mangrovenya memiliki peran penting
sebagai potensi sumber daya perikanan , khususnya udang
dan kepiting.
Kepiting yang paling banyak ditemui di Delta
Mahakam adalah Uca sp. yang hidup di daerah berlumpur.
Kepiting ini membuat lubang-lubang dan berendam dalam
s u b s t rat h u t a n m a n grove. B e re n d a m nya k e p i t i n g
dimaksudkan untuk menjaga suhu tubuh melalui evaporasi
(smith & miller, 1973).
Kemampuan respirasi merupakan kekhususan yang
dimiliki kepiting mangrove. Kepiting ini sangat aktif di saat
surut rendah, di mana kawasan mangrove betul-betul kering.
Temperatur yang tinggi dan kehilangan air akan menyulitkan
bagi kepiting untuk respirasi. Lubang-lubang galian yang
menyimpan air inilah yang dapat membantu kepiting
melakukan respirasi meskipun dengan oksigen yang rendah.
(Pratiwi, 2001; 2002).
Kepiting Ucca sp. juga dapat ditemui pada
dasar-dasar hutan mangrove yang tidak
terlalu rimbun, khususnya daerah yang
lebih dekat dengan daratan. Kepiting
ditemukan dengan ukuran yang lebih
kecil, namun memiliki warna yang
lebih mencolok dan berwarna cerah
(Nontji 1987).
Keunikan jenis Kepiting Uca
sp. adalah kepiting jantan memiliki
pasangan capit yang berlainan ukuran,
di mana salah satu capitnya lebih besar.
Capit yang besar ini biasanya digunakan
untuk bertempur dengan sesama kepiting
jantan. Adapun kepiting betina memiliki
ukuran capit yang sama besar, sehingga
memudahkannya untuk mencari makan.

Uca sp. (sumber: adlayasanimals.wordpress.com)

24
Tambak di Pesisir Kalimantan Timur

Perjalanan dari Pantai Kresik menuju adalah pemupukan tambak dan pengisian air
Pantai Sambera banyak ditemui tambak bersih. Jika telah selesai, maka ikan bandeng
budidaya. Umumnya, tambak tersebut milik siap dipanen.
masyarakat pendatang yaitu masyarakat Pemilihan lahan menjadi komponen
Bugis, yang secara umum merupakan penting dalam melakukan budidaya
tambak ikan bandeng. Ikan bandeng tambak. Menurut Suparjo (2008),
dipilih karena mempunyai tingkat kendala lingkungan yang dihadapi
toleransi yang tinggi terhadap dalam kegiatan budidaya diantaranya
lingkungan. Selain ikan bandeng, penataan wilayah atau penataan ruang
masyarakat Bugis yang tinggal di pesisir pengembangan budidaya. Tidak jauh
Kalimantan timur juga membudidayan berbeda dengan budidaya bandeng,
kepiting karena mempunyai nilai lahan budidaya kepiting mempunyai
ekonomis tinggi. peran penting dalam keberhasilan
S e c a ra g a r i s b e s a r , p ro s e s budidaya kepiting.
budidaya ikan bandeng dimulai dengan Tambak di Pesisir
pemilihan lahan untuk tambak budidaya. Kalimantan Timur (1)
Tahapan berikutnya adalah memilih induk dan
tebar ikan bandeng. Jika telah dewasa, proses
selanjutnya adalah pemijahan dan penetesan telur yang
dilanjutkan dengan pemberian pakan dan pemberian cairan
organik. Setelah kondisi larva stabil maka proses budidaya
memasuki tahap pembesaran dan membutuhkan tambak
baru. Persiapan sebelum dimasukkan ke dalam tambak baru Tambak di Pesisir Kalimantan Timur (2)

25 Tambak di Pesisir Kalimantan Timur (3)


Kepiting Menjadi Komoditas Pilihan dalam Berdagang
Kepiting bakau adalah hewan berkulit keras di beberapa pulau seperti Jawa, Sumatera, Kalimantan,
dari kelas Crustacea, Ordo Decaphoda, Famili Sulawesi, Maluku, dan Papua, diduga merupakan
Portunidae, dan Genus Scylla. Crustacea merupakan habitat dan fishing ground kepiting bakau.
hewan berkulit keras sehingga pertumbuhannya Di Pesisir Kalimantan Timur, khususnya di
dicirikan oleh proses ganti kulit (moulting). Ordo sepanjang pesisir Sambera dan Kresik, kepiting bakau
Dechapoda ditandai dengan adanya sepuluh buah menjadi salah satu biota perikanan yang banyak dijual.
(lima pasang kaki), pasangan kaki pertama disebut Umumnya masyarakat Bugis sebagai pendatang
capit yang berperan sebagai alat penangkap/ melakukan perdagangan kepiting bakau. Harga yang
pemegang makanan. Pasangan kaki kelima berbentuk ditawarkan untuk satu kilogram kepiting bakau
seperti kipas (pipih) berfungsi sebagai kaki renang. sebesar Rp40.000,00. Minat akan daging kepiting
Pasangan kaki selebihnya berguna sebagai kaki jalan. bakau semakin lama semakin meningkat, dibuktikan
Dengan capit dan kaki jalan, kepiting bisa berlari cepat dengan semakin banyaknya gerai-gerai makan yang
di darat. Kaki renang difungsikan untuk berenang mengusung tema kepiting. Peluang usaha dengan
dengan cepat di air, sehingga tergolong Swimming komoditas kepiting menjadi sangat lebar.
Crab (Portunidae). Genus Scylla ditandai oleh bentuk Diperkirakan perkembangan usaha
carapace yang oval dengan bagian depan memiliki perdagangan kepiting bakau di masa depan akan terus
sembilan duri pada sisi kiri dan kanan serta empat duri meningkat. Beberapa hal yang mendasarinya adalah:
di antara kedua matanya. (1) peluang pasar ekspor terbuka luas dengan
Menurut Rangka (2007), sesuai dengan sedikitnya ada sebelas negara konsumen, (2) potensi
namanya, kepiting bakau mempunyai habitat hidup di lahan bakau yang merupakan habitat hidupnya cukup
wilayah kepesisiran, khususnya di sekitar muara sungai b e s a r d a n b e l u m d i g a l i s e c a r a o p t i m a l, ( 3 )
yang bervegetasi bakau. Di Indonesia dengan potensi pengetahuan budidaya yang semakin meningkat baik
hutan bakau yang sangat besar (4,25 juta ha) tersebar budidaya pembenihan maupun pembesaran.

Kepiting Tambak (1) Kepiting Tambak (2) Kepiting Tambak (3) 26


Pernak Pernik
Kehidupan Bumi Mulawarman
Petani Irigasi Wilayah
Pesisir Timur Kalimantan Timur
Indonesia dikenal sebagai negara agraris dengan komoditas
unggulan berupa hasil pertanian yang cukup baik. Samarinda menjadi salah
satu destinasi daerah transmigrasi di Indonesia. Penduduk di wilayah pesisir
timur Samarinda terdiri dari penggabungan antara penduduk asli dengan
beberapa etnis di Indonesia, seperti Jawa, Sunda, Bugis, Makassar, Bali,
dan Sumatra. Beberapa daerah-daerah tersebut unggul dalam sektor
pertanian. Tanaman pertanian yang diusahakan masyarakat wilayah
pesisir adalah padi dan palawija. Jenis palawija yang diusahakan
adalah jagung, ubi kayu, ubi jalar, kacang tanah, kedelai, dan kacang
hijau.
Sektor pertanian menyumbang pendapatan untuk
Kabupaten Kutai Kartanegara sebesar 4,77 persen. Sektor pertanian
untuk Kalimantan Timur menjadi penyumbang Pendapatan Asli
Daerah (PAD) nomor dua terbesar yaitu sebesar 17 persen,
sedangkan sektor tambang hampir sebesar 70 persen. Apabila
dilihat dari rentang antara sektor pertanian dan pertambangan
terlihat cukup jauh. Pemerintah bersama masyarakat mulai

Pertanian di Pesisir Kalimantan Timur (1)

27
berupaya untuk meningkatkan pendapatan ekonomi dari sektor pertanian.
Dukungan dari pemerintah melalui APBN untuk pembangunan sarana dan
prasarana dalam memaksimalkan lahan potensial untuk mewujudkan
Kalimantan Timur sebagai lumbung pangan di Indonesia.

Masyarakat asli dan pendatang mengusahakan


kegiatan pertanian bukan tanpa usaha. Wilayah Kalimantan yang
didominasi lahan gambut menjadi tantangan tersendiri. Perlu diingat
bahwa lahan untuk pertanian membutuhkan dua syarat utama, yakni
air dan sinar matahari yang cukup. Kedua syarat tersebut tentunya
dapat dipenuhi dengan baik di wilayah Pesisir Timur Samarinda.
Terkait dengan lahan, beberapa lahan membutuhkan perlakuan
tertentu agar tanaman dapat berkembang dengan baik. Adapun
upaya pengolahan tanahnya, para petani juga telah menggunakan
alat-alat pertanian yang cukup modern, seperti traktor. Usaha
bersama antara pemerintah dan masyarakat akan dapat
mewujudkan Kalimantan Timur sebagai swasembada pangan.

Pertanian di Pesisir Kalimantan Timur (2)

Pertanian di Pesisir Kalimantan Timur (3)

28
Pemburu Kerang
di Tepian Pantai Kalimantan Timur
Langkah kecil anak-anak tepian pantai bergegas menuju pantai yang telah
mengalami surut untuk berburu kerang. Kerang laut hasil perburuan tersebut untuk
dijual dan dikonsumsi sendiri. Kerang laut cukup banyak bersembunyi di balik pasir
basah bekas surutnya pantai. Ember kecil, kantong plastik, dan alat cukil menjadi
senjata saat berburu kerang laut. Para pemburu kerang laut tersebut tidak hanya
anak-anak saja, namun orang dewasa juga turut melakukan hal yang sama.
Potensi keberadaan kerang laut tersebut cukup banyak. Tidak mudah
mendapatkan kerang laut. Ketekunan dan keuletan menjadi modal saat
berburu kerang laut. Seringnya berburu kerang menyebabkan intuisi dalam
menemukan kerang laut menjadi kuat. Para pemburu tersebut tahu secara Aktivitas Melaut Masyarakat
persis mengenai lokasi keberadaan kerang laut. Karakter anak pantai
sebagai pemburu kerang di Kalimantan Timur menambah kekayaan
budaya Indonesia. Anak-anak pantai Samarinda berkelompok untuk
melakukan perburuan kerang. Adaptasi terhadap kehidupan kawasan
pesisir berbeda-beda setiap wilayahnya. Kesan sebagai anak pantai
menjadi karakter tersendiri untuk pesisir Kalimantan Timur.
Biasanya, kehidupan anak pantai di beberapa daerah di Indonesia
bermacam-macam, seperti berselancar di pantai, memancing,
atau bahkan menjajakan ikan laut.
Pantai-pantai di sepanjang Kutai Kartanegara
berbatasan dengan Selat Sulawesi. Karakter sebagai selat
menyebabkan kondisi perairan relatif tenang. Kawasan
pesisir dengan adanya selat juga menyebabkan titik surut Pencarian Tude (Kerang)
yang dimiliki cukup jauh dari daratan. Wilayah surut yang
luas dengan ombak yang relatif tenang akan memiliki
risiko bencana yang relatif kecil. Beberapa bencana yang
sering terjadi di kawasan pesisir seperti tsunami, abrasi, maupun kecelakaan akibat tenggelam jarang sekali ditemukan pada wilayah
pantai yang berbatasan dengan selat. Pola arus permukaan saat air surut Selat Makassar dari utara ke selatan memiliki kecepatan
0,05-0,3 m/ det. Karakteristik arus lemah di perairan bagian dalam pada kecepatan <0,10 m/ detik. Anak-anak dapat dengan aman
berburu di pantai. Kondisi surut yang jauh dari daratan menyebabkan beberapa kapal-kapal besar tidak menepi langsung di tepian
pantai, namun bersandar di lautan lepas.

Anak-anak Pencari Tude

29
Jangan sampai Kalimantan
yang memiliki potensi besar
tetap menjadi The Sleeping
Giant. Sejarah membuktikan,
sekarang Kalimantan,
utamanya Kalimantan Timur,
berlari makin kencang.

30
Akhirnya, “Malar Nafas Mahakam” ingin menyajikan
secara umum potensi Kalimantan Timur baik sumberdaya
alamnya, kekayaan budayanya, kelimpahan mineralnya, serta
interdependensi antara alam dan manusianya. Membuka
pesan hubungan yang harmonis antara alam dan manusia
yang saling bermutualisme. Begitupula akulturasi budaya yang
terjadi di Kalimantan Timur, menjadi bukti Dayak menerima
masyarakat pendatang, adapun masyarakat pendatang

31 Sungai Mahakam
meminjam budaya Dayak untuk harmonis hidup di Mahakam. pembuka tabir potensi Mahakam dari hulu hingga hilir.
Sangat tepat bahwa visi mewujudkan Kalimantan Mendorong adanya ekspedisi Mahakam yang komprehensif.
Timur sebagai Pusat Agroindustri dan Energi Terkemuka Mengetahui potensi dan ancamannya untuk masa yang akan
disematkan untuk pembangunan Kalimantan Timur. datang. Sungai Mahakam benar-benar menjadi Malar Nafas,
Kalimantan Timur ialah raksasa tidur. Melimpah ruah energi selama alirannya lestari. Jangan sampai degradasi lingkungan
dan potensi yang dimiliki. mengancam keberlanjutan Mahakam sebagai denyut nadi
Tidak cukup memuat semua Khazanah Kalimantan masyarakat Kalimantan Timur.
Timur untuk dikupas. Sekali lagi, Malar Nafas Mahakam adalah

Sungai Mahakam
32
Daftar Pustaka
Atmoko, Tri. Dkk. Kondisi Habitat dan Penyebaran Bekantan (Nasalis Larvatus Wurmb) di Delta Mahakam,
Kalimantan Timur. Prosiding Seminar Pemanfaatan HHBK dan Konservasi Biodeversitas Menuju
Hutan Lestari, Balikpapan 31 januari 2007.

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Pemerintah Kutai Kartanegara. 2011. Rencana Tata Ruang Wilayah
Kabupaten Kutai Kartanegara 2011-2031. Tenggarong: Bappeda Kutai Kartanegara

Cloke. I.R, et al. 1999. Structural Control on the Evolution of the Kutai Basin. East Kalimantan. Journal of Asian
Earth Sciences. Volume 17 (1999) 137-156.

Dinas Pariwisata Pemerintah Kabupaten Kutai Kartanagara. .Gambaran Umum Kabupaten Kutai Kartanegara.
Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://dispar.kutaikartanegarakab.go.id/halaman/gambaran_umum_
kabupaten_kutai_kartanegara

Harkins. F.X., J.A. Prihandono, A.S. Budhi, D. Kusnida. 1999. Studi Regional Cekungan Batubara Daerah Pesisir
Kalimantan Timur. Diperoleh 28 Desember 2018 dari
http://psdg.bgl.esdm.go.id/index.php?option=com_content&view=article&id=341:studi

Lontaan, J.U. 1975. Sejarah, Hukum Adat, dan Adat Istiadat Kalimantan Barat. Pontianak: Pemerintah Daerah
Tingkat I Kalimantan Barat.

Hutomo, M. dan Naamin, M. 1984. Pengamatan pendahuluan tentang ikan gelodok (Periopthalmus sp) dan
Catatan Singkat tentang Periopthalmus koelteuteri (Pallas).

lbdo, Ahmad. Membedah Rumah Tradisional Suku Bugis Makassar. Diperoleh 28 Desember 2018, dari situs
www.indonesiakarya.com

Karim, Sarbinnor, B. Nugroho, R. S. Aminah, T. Wiyono, dan M. Nasir. 2013. Awang Faroek Ishak di Mata Para
Sahabat. Jakarta: Indomedia Global Mandiri.

Kesultanan Kutai Kartanegara. . Sejarah Kesultanan Kutai Kartanegara. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
http://kesultanan.kutaikartanegara.com/index.php?menu=Sejarah

LIPI. .Detail Organisme Kepiting. Diperoleh 28 Desember 2018, dari http://coremap.oseanografi.lipi.go.id/


organisme/kepiting/7

Mansyur, Ali.. 2018, April. 13 Cara Budidaya Ikan Bandeng Tambak. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
arenahewan.com

Mulyani, Yeni A., R.A. Noske, dan A. Mardiastuti. 2007. Keberhasilan Bersarang Burung Remetuk Rawa dan
Remetuk Bakau pada Habitat Mangrove di Darwin Northern Territory, Australia. Media Konservasi Vol.
XII, No. 2 Agustus 2007: 1-7

Noor, Ivan Yusfi. . Cekakak Sungai Iodirhamphus Chloris. Diperoleh 23 Januari 2019, dari
https://p3ekalimantan.menlhk.go.id/wp-content/uploads/2018/09/26.-Todirhampus-chloris-Minggu-
XXVI_FullColor.pdf

Nurjannah, N., A. I. Burhanuddin, dan M. Hatta. 2014. Karakteristik Oseanografi Perairan Makassar Terkait Zona
Potensial Penangkapan Ikan Pelagis Kecil pada Musim Timur. Jurnal IPTEKS PSP, Vol. 1 (1) April
2014: 69-80

33
Pemerintah Kabupaten Mahakam Ulu. . Sejarah Mahulu. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
http://humas.mahakamulukab.go.id/index.php/sejarah-mahulu/

Prasetya, Ririn, dkk. 2015. Terbentuk Pola Ruang dalam Batih Baru Rumah Panggung Dayak Kenyah di Desa
Pampang Samarinda. Tesis. Universitas Brawijaya: Jurusan Arsitektur

Putra, Bayu Primanda. 2017. Tujuh Puluh Persen Pendapatan Asli Daerah Kaltim Dari Sektor Tambang.
Diperoleh 28 Desember 2018, dari https://akurat.co/id-30206-read-70-persen-pendapatan-asli-
daerah-kaltim-dari-sektor-tambang

Santosa, Hery dan Tapip Bahtiar. 2016. Mandau Senjata Tradisional sebagai Pelestari Rupa Lingkungan
Dayak. Ritme. Vol: 2. No.2 Agustus 2016

Sobirin, S. 2018. Nusantara dan Teknologi. Jurnal Budaya Nusantara. Vol. 2 No. 1 (September 2018) : 196-266
T

Tambunan, Efendy. 2014. Dampak Degradasi Lingkungan terhadap Transportasi Sungai Mahakam. The 17th
FSTPT International Symposium, Jember University, 22-24 Agustus 2014.

Soemarwoto, Suharyono. 2018. Ketahanan Pangan dan Potensi Pertanian. Diperoleh 28 Desember 2018, dari
http://kaltim.prokal.co/read/news/322770-ketahanan-pangan-dan-potensi-pertanian-2-habis.html

Soerianegara, I., D. Sastradipradja, H.S. Alikodra dan M. Bismark. 1994. Studi Habitat Sumber Pakan dan
Perilaku Bekantan (Nasalis larvatus) sebagai Parameter Ekologi dalam Mengkaji Sistem Pengelolaan
Habitat Hutan Mangrove di TN Kutai. Bogor: Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Institut Pertanian
Bogor

Staf Khusus Kepala SKK Migas. 2015. Delta Mahakam dan 125 Tahun Eksplorasi Migas Di Kaltim, Selat
Makassar. Diperoleh 23 januari 2019, dari http://geomagz.geologi.esdm.go.id/delta-mahakam-dan-
125-tahun-eksplorasi-migas-di-kaltim-selat-makassar/

Suparjo, M.N. 2008. Daya Dukung Lingkungan Perairan Tambak Desa Mororejo Kabupaten Kendal. Jurnal
Saintek Perikanan. Vol 4, No.1:50-55

Yasuma, S. 1994. An Invitation to The Mamals of East Kalimantan. Pusrehut Special Publication No.3.
Samarinda.

Yosmaniar, D.S. dan S. Nurdawati. 2017. Karakteristik Kualitas Air Estuari Sungai Mahakam di Kalimantan
Timur. Seminar Nasional Kelautan XII Fakultas Teknik dan Ilmu Kelautan Universitas Hang Tuah

Yuniardi, Yuyun. 2012. Petroleum System Cekungan Kutai Bagian Bawah Daerah Balikpapan dan Sekitarnya,
Propinsi Kalimantan Timur. Bulletin of Scientific Contribution, Vol. 10, No. 1, April 2012: 12-17

34
Jl. Raya Jakarta - Bogor KM. 46
Cibinong 16911

ISBN 978-602-6641-10-6

Anda mungkin juga menyukai