Anda di halaman 1dari 3

RENCANA USULAN KEGIATAN YANG SESUAI DENGAN AKREDITASI PUSKESMAS

Pada saat kita menyusun rencana kegiatan, langkah yang diminta oleh persyaratan dalam akreditasi
puskesmas adalah membuat analisis kebutuhan masyarakat.  Analisis kebutuhan masyarakat berasal dari
identifikasi kebutuhan masyarakat yang kita lakukan pada tahun N-1. Misalnya pada saat kita akan
melakukan analisis kebutuhan masyarakat di tahun 2017, maka bahan-bahan yang diperlukan untuk
mengidentifikasi kebutuhan masyarakat adalah yang berasal dari tahun 2016, misalnya Survei Mawas Diri,
Survei PHBS, Kadarzi dll. Bisa juga didapatkan dari perbincangan dengan kader, tokoh masyarakat dll
yang bentuknya pertemuan atau diskusi.

Seringkali ini sudah tersusun dengan baik. Mengingat judul kriteria Identifikasi Kebutuhan
Masyrakat  adalah hal yang pertama dilakukan di Bab 4, maka biasanya identifikasi adalah yang terlebih
dulu diselesaikan oleh Pokja UKM.

Yang jadi sayang adalah pada saat kita melihat di bagian Rencana Usulan Kegiatan (RUK) yang sudah
selesai dalam bentuk buku, kegiatan-kegiatan mulai dari identifikasi sampai dengan analisis tadi  tidak
terlihat berada dalam Rencana. Selalu cara menyusun rencana kembali lagi berdasarkan cakupan kegiatan
saja. Padahal pelaksanaan kegiatan menganalisis kebutuhan masyarakat bisa dibilang sudah dilakukan
dengan susah payah, tapi hasilnya tidak menjadi dasar perencanaan di dalam Rencana Usulan Kegaitan
yang disusun oleh Puskesmas. Dan tentu saja pada saatnya tidak akan menghasilkan kegiatan yang
berdasarkan kebutuhan masyarakat.

SOLUSI

Jadi bagaimana seharusnya?

Secara pribadi sebagai surveior UKM, saya akan sangat menghargai bila identifikasi kebutuhan sampai
dengan analisisnya muncul dalam Rencana Puskesmas. Baik Rencana Usulan Kegiatan (RUK) , maupun
Rencana Pelaksanaan Kegiatan. Bila dilihat dengan baik sebenarnya ini merupakan syarat yang diminta
dalam Instrumen, pada 5.2.2.3 disebutkan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab membahas hasil kajian
kebutuhan masyarakat, dan hasil kajian kebutuhan dan harapan sasaran dalam penyusunan
RUK. Demikian juga pada 5.2.2.4 yang menyebutkan Kepala Puskesmas, Penanggung jawab UKM
Puskesmas membahas hasil kajian kebutuhan masyarakat, dan hasil kajian kebutuhan dan harapan
sasaran dalam penyusunan RPK. Jadi akan lebih pas bila pemenuhan dari 2 elemen penilaian ini jika pada
saat kita membuka RUK tahun N+1 ditemukan kegiatan-kegiatan yang diusulkan oleh pelaksana program
dari hasil mengidentifikasi dan menganalisis kebutuhan masyarakat. Dan untuk RPK bisa diperlihatkan
dengan menandai kegiatan-kegiatan yang sudah akan dilaksanakan yang sesuai dengan analisis tadi.

Dan mungkin akan lebih baik lagi bila beberapa yang terkait perencanaan juga menjadi bagian dari RUK
N+1, misalnya, pada 5.1.5 ada identifikasi risiko pada pelaksanaan kegiatan layanan yang bersifat
lingkungan dan masyarakat, pada 4.1.3 ada identifikasi peluang inovasi, dan pada 5.1.6 ada
Pemberdayaan Masyarakat.  Setiap bagian baik Risiko, Inovasi dan Pemberdayaan Masyarakat menunjuk
dibentuk rencana. Rencana Pencegahan Risiko (5.1.5.3), Rencana Pelaksanaan Inovasi (4.1.3.4) dan
Rencana Pemberdayaan Masyarakat (5.1.6.2). Rencana-rencana ini tentu saja seharusnya berada dalam
Perencanaan Puskesmas (RUK dan RPK) agar bila dalam rencana ini dibutuhkan anggaran, minimal tahun
depan realisasi anggaran untuk rencana-rencana ini bisa terwujud.
KESIMPULAN

Bab analisis dalam RUK (biasanya ini yang lengkap disusun) dan RPK (setidaknya bagian analisisnya bisa
muncul juga) seharusnya cukup kaya dengan bentuk-bentuk rencana yang merupakan perpaduan dari :

 Kegiatan-kegiatan yang dibutuhkan oleh masyarakat. Yang juga sudah mendapatkan masukan
berupa harapan dan kebutuhan dari user-nya (sasaran).
 Kegiatan-kegiatan layanan baik promotoif maupun preventif yang lebih dekat dengan UKM juga
pasti menimbulkan risiko yang seharusnya ada rencana pencegahannya.
 Peluang inovasi yang sudah diidentifikasi dan dipilih mana yang bisa dilaksanakan tahun ini, dan
yang diusulkan tahun depan (pasti dalam bentuk rencana) ini seharusnya juga dituliskan dalam
Rencana.
 Pemberdayaan masyarakat yang merupakan cara untuk melakukan perubahan perilaku pada
sasaran dan pengorganisasian masyarakat, seharusnya juga muncul dalam rencana-rencana tersebut.

Tentu saja bila rencana kegiatan bisa seperti ini, hal yang sama juga berlaku untuk  rencana sumber
daya yang biasanya “digarap” oleh Admen. Dalam RUK – paling tidak – ada rencana kebutuhan petugas –
meskipun analisisnya berdasarkan standar saja bukan berdasarkan beban kerja ( WISN). Juga pasti dari
Pokja Admen juga merasa perlu adanya rencana Sarana Prasarana, sehingga ada keberlanjutan
pemeliharaan atau pengadaan sarana dan prasarana di tahun-tahun mendatang.

Demikian pemahaman saya tentang rencana puskesmas. Selamat berakreditasi, teman-teman!

Anda mungkin juga menyukai