Anda di halaman 1dari 12

6th ACE Conference.

29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

PERENCANAAN STRUKTUR GEDUNG PUSAT


PERDAGANGANDAN KULINER
KOTA BUKITTINGGI

Khairul Anwar1, Astuti Masdar2, Umar Khatab3


1
Mahasiswa Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Payakumbuh.
Email: khairulanwar290796@gmail.com
2
Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Payakumbuh.
Email: astuti_masdar@yahoo.com
3
Teknik Sipil, Sekolah Tinggi Teknologi Payakumbuh, Payakumbuh.
Email: marel@yahoo.com

ABSTRACT
Bukittinggi City is a tourist city in the Province of West Sumatra. Besides being known for its
beautiful nature, Bukittinggi City is also known for its delicious culinary and distinctive
handicrafts that are much in demand by tourists. So far there has not been a representative
building that provides culinary and craft services in one area. Therefore it is necessary to plan a
Trade and Culinary Center Building to support tourism in the city of Bukittinggi. This paper
presents the structure design of the Trade and Culinary Center Building using reinforced
concrete structures. The structure component includes plates, beams and columns. The design
carried out refers to PPIUG 1983 and SNI 1727-2013 for loading, while for the calculation of
concrete structures refer to SNI 2847-2013. Meanwhile the calculation of earthquake loading
refers to SNI 1726 - 2013. Structural analysis is calculated using Structure Analysis Program.
The quality of concrete used is 25 MPa, while the quality of the main reinforcing steel used is
400 MPa. Based on the calculation, the thickness of the roof plate and floor plate are 10 cm and
12 cm, respectively. Meanwhile the dimensions of the joist, longitudinal beam the transverse
beam respectively 25/40, 40/75 and 30/60 in units of cm. While the dimensions of the ground
floor column, floors 1 to 3 and floor 4 are 70/70, 60/60 and 50/50, respectively, in centimeters.
Cross-sectional capacity is checks for carrying capacity, so structure’s capacity is known.
Furthermore, the cross-section capacity of structural components is checked to ensure the level
of security of the structure..

Keywords : design, structure, concrete, reinforced concrete, dimensions

ABSTRAK
Kota Bukittinggi merupakan kota wisata yang berada di Provinsi Sumatera Barat. Selain dikenal
dengan alamnya yang indah, Kota Bukittinggi juga dikenal dengan kulinernya yang lezat serta
kerajinan khas yang banyak diminati oleh wisatawan. Selama ini belum ada gedung yang
representatif yang menyediakan layanan kuliner dan kerajinan dalam satu area. Oleh karena itu
perlu direncanakan sebuah Gedung Pusat Perdagangan dan Kuliner untuk menunjang pariwisata
di Kota Bukittinggi. Pada makalah ini disajikan perencanaan struktur Struktur Gedung Pusat
Perdagangan dan Kuliner menggunakan struktur beton bertulang. Desain komponen struktur
direncanakan meliputi pelat, balok dan kolom. Perencanaan yang dilakukan mengacu kepada
PPIUG 1983 dan SNI 1727 - 2013 untuk pembebanan, sedangkan untuk perhitungan struktur
beton mengacu kepada SNI 2847-2013. Dan perhitungan pembebanan gempa mengacu pada SNI
1726 - 2013. Analisa struktur dihitung menggunakan program aplikasi analisis struktur. Mutu
beton yang digunakan yaitu 25 MPa, sedangkan mutu baja tulangan utama yang digunakan yaitu
400 MPa. Berdasarkan perhitungan yang dilakukan maka didapat tebal pelat atap dan pelat
lantai masing-masingnya adalah 10 cm dan 12 cm. Sementara itu dimensi balok anak, balok
induk arah memanjang, balok induk arah melintang masing-masingnya adalah 25/40, 40/75 dan

88
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

30/60 dalam satuan cm. Sedangkan dimensi kolom lantai dasar, lantai 1 sampai 3 dan lantai 4
masing-masingnya adalah 70/70, 60/60 dan 50/50 dalam satuan cm. Selanjutnya, kapaitas
penampang komponen struktur di cek untuk memastikan tingkat keamanan strukturnya.

Kata Kunci : perancangan, struktur, beton, beton bertulang, dimensi

1. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bukittinggi adalah salah satu kota yang berada di Provinsi Sumatera Barat, merupakan daerah
yang berkembang di sektor pariwisatanya. Terlihat dari banyak tempat wisata yang ada di
Kota Bukittinggi seperti taman megasatwa ayam kinantan, jam gadang, panorama alam dan
lain-lainnya. membuat para wisatawan dalam maupun luar negeri rela menghabiskan waktu
dan uang hanya untuk menikmati semua itu. Disamping itu pariwisata memiliki peran besar
dalam mengurangi kemiskinan, dengan memberikan dampak ekonomi pada komunitas dan
masyarakat yang paling terpinggirkan dalam masalah ekonomi.
Pariwisata telah berperan nyata dalam memberikan distribusi terhadap kehidupan sosial
masyarakat, ekonomi, budaya, kesempatan kerja, serta dapat memperkokoh keutuhan bangsa.
Sektor pariwisata Kota Bukittinggi merupakan penyumbang devisa yang signifikan bagi
Bukittinggi. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisatawan di Kota Bukittinggi baik
wisatawan asing maupun domestik telah tercatat sebanyak 166.017 wisatawan (BPS:
Bukittinggi dalam angka 2017).

Semakin meningkatnya wisatawan yang datang ke Bukittinggi, perlu diiringi dengan


banyaknya tempat -tempat pendukung bagi wisatawan, seperti penginapan, pusat
perbelanjaan, pusat kuliner dan lain-lainnya. Kesemua fasilitas terkait dengan pariwisata
tersebut mebutuhkan akses yang mudah agar wisatawan merasa nyaman dan tidak perlu
menghabiskan waktu untuk pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk mencari yang
mereka inginkan. Oleh karena itu diperlukan tempat untuk beristirahat, belanja dan tempat
kuliner yang aman dan dekat dengan tempat wisata tersebut.

2. DASAR PERANCANGAN STRUKTUR

Perancangann struktur merupakan unsur paling penting dalam pembngunan karena


perancanganstruktur bertujuan untuk menghasilkan suatu struktur yang stabil, cukup kuat,
awet dan memenuhi tujuan-tujuan yang lainnya seperti ekonomi dan kemudahan pelaksanaan
pekerjaan. Suatu struktur disebut stabil bila stuktur tersebut tidak mudah tergulig, miring atau
tergeser selama umur bangunan yang telah direncakan. Suatu struktur dikatakan cukup kuat
bila kemungkinan terjadi kegagalan struktur dan kehilangan kemampuan layan selama umur
rencana adalah kecil dan dalam batas yang diterimanya. Suatu struktur dikatakan awet bila
struktur tersebut dapat menerima beban selama umur bangunan yang direncanakan tanpa
pemeliharaan berlebihan. Kombinasi pembebnan yang diaplikasikan dalam perancangan
ditetapkan berdasarkan SNI 1726 Tahun 2012 tentang Tata Cara Perencanaan Ketahanan
Gempa untuk Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung sebagaimana di jelaskan pada
uraian berikut ini.
1. 1,4 D
2. 1,2D + 1,6L + 0,5 (Lr atau R)
3. 1,2D + 1,6 (Lr atau R) + (L atau 0,5W)
89
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

4. 1,2D + 1,0W + L + 0.5 (Lr atau R)


5. 1,2D + 1,0E + L
6. 0.9D + 1,0W
7. 0.9D + 1,0E

dengan D adalah beban mati, L adalah beban Hidup, R adalah beban hujan, Lr adalah beban
hidup reduksi, W adalah beban angin dan E adalah beban gemp.a

2.1 Komponen struktur

 Pelat
Tebal pelat dengan balok sepanjang tumpuan pada setiap sisi pelat harus memenuhi
ketentuan sebagaiberikut :

a. untuk am < 0,2 harus menggunakan 9.5.3.2(menggunakan tabel 9.5.c)


b. untuk 0,2 ≥ am ≤ 2,0 ketebalan minimumpelat harus tidak boleh kurang dari
Pelat dua arah
fy
ln(0,8 
h 1400
36  5 (m  0,2)

Dan juga tidak boleh kurang dari 125mm

c. untuk am ≥ 2 ketebalan minimum pelat harus tidak boleh kurang dari

fy
ln(0,8  )
h 1400
36  9

Dan tidak boleh kurang dari 90 mm

dimana :

ln = Panjang bentang bersih pada arah memenjang dari konstruksi dua arah, yang
diukur dari muka kemuka tumpuan pada pelat tanpa balok

fy = Tegangan leleh

ß = Rasio bentang berih dalam arah memanjang terhadap arah memendekdari pelat

am = Nilai rata – rata dari a untuk sebuah balok pada tepi dari semua panel

90
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

a = Rasio kekakuan lentur penampang balok terhadap kekakuan lentur daripelat dengan
lebar yang dibatasi secaralateral oleh garis panel bersebelahan.

 Balok
Perhitungan tulangan lentur

Mn
Mu 

fy
Rn 
0,85  fc '

1 2m  Rn
 (1  1 
m fy

0,85  fc   1 6000
b  
fy 600  fy

mak  0,75  b

1,4
 min 
fy

Jika,

Maka diugnakan

Jika,

Maka digunakan

Apabila ρ perlu ≥ ρ max Maka :

Dimensi balok diperbesar

Penggunaan tulangan rangkap.

Periksa Kebutuhan tulangan rangkap

Jika (Mn –Mnc) > 0, maka perlu tulangan rangkap :

Mn  Mnc
Cs  T 2 
d d'

91
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

X d
fs '   600
X

Jika fs’ > fy , maka tulangan tekan leleh (fs’ = fy)

Jika fs’ < fy , maka tulangan tekan tidak leleh

Perhitungan tulangan geser

Vn  Vu

Vn  Vc  Vs

Vc  0,17  fc  b  d

Vs  0,33  fc  b  d

Vc  0,6  Vc

Vn  0,83  fc  b  d (batas atas kapasitas geser)

Syarat penulangan geser balok (Vu – Φ Vc)>0,67bwd

Bila Vu  0,5Vc → tidak memerlukan sengkang

Bila 0,5Vc  Vu  Vc → gunakan tulangan minimum

Bila (Vu  Vc)  0,6bwd → hitung Vs

Bila (Vu  Vc)  0,67bwd → ukuran penampang diperbesar

Spasi tulangan geser balok

d/4

8 diameter tulangan longitudinal terkecil

24 diameter sengkang

300 mm

d/2

 Kolom
Kekuatan Nominal Kolom Berdasarkan SNI 03-2847-2013 kuat tekan rencana φ.Pn
dari komponen tekan, tidak boleh diambil lebih besar dari ketentuan berikut:
92
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Untuk komponen struktur non-pratekan dengan tulangan spiral:

Pnmaks  0,80  [0,85  fc( Ag  Ast )  fy  Ast ]

Untuk komponen struktur non pratekan dengan sengkang pengikat:

Pnmaks  0,80  [0,85  fc( Ag  Ast )  fy  Ast ]

3. ANALISA DAN PEMBAHASAN

3.1 Data Perencanaan


Tipe Bangunan : Gedung

Letak Bangunan : Kota Bukittinggi

Lebar Bangunan : 22 Meter

Panjang Bangunan : 20 Meter

Jumlah Lantai Bangunan : 5 Lantai

Tinggi Tiap Lantai : 4 meter

Mutu Beton (fc’) : 25 MPa

Mutu Baja (fy) : 400 MPa

Mutu Baja Sengkang (fy) : 240 MPa

3.2 Data Pembebanan


Berat Beton Bertulang : 2400 kg/m3
Air Hujan : 1000 kg/m3
Spesi / Plesteran : 21 kg/m3
Pasangan ½ Bata : 250 kg/m3
Keramik : 24 kg/m3
Instalasi M&E : 25 kg/m3
Beban Hidup Lantai : 500 kg/m3
Beban Hidup Atap : 100 kg/m3
Beban Hidup lantai typical : 500 kg/m3
Faktor reduksi beban hidup : 0,8

3.3 Beban Gempa

Dalam perencanaan ini beban gempa mengunakan analisa respons spektum dengan jenis daya
dukung tanah lunak, hasil perhitungan dapat dilihat dalam Tabel 1:

Tabel 6. Parameter Respons Spektrum

Variabel Nilai Variabel Nilai

93
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

0,55
PGA (g)
0.611 PSA (g)
1,374
SS (g) 1.525 SMS (g)
1,453
S1 (g) 0.606 SM1 (g)
0,915
CRS 1.003 SDS (g)
0,969
CR1 0.938 SD1 (g)

FPGA 0.9 0,212

FA 2.4 1,059
FV

3.4 Dimensi dan Penulangan


Balok

Perencanaan balok dilakukan dengan melakukan asumsi terlebih dahulu, setelah asumsi
dilakukan permodelan dengan menggunakan SAP v14. Hasil reaksi dan gaya oleh SAP v14
akan dilakukan perhitungan penulangan menggunakan rumus sehingga didapatkan jumlah
tulangan balok seperti yang disajikan dalam Tabel 2:

Tabel 2. Hasil perhitungan penulangan balok


Demensi Tulangan Tumpuan Tulangan Lapangan
Balok Tarik Tekan Tarik Tekan
4 bh
40 x 75 9 bh 5 bh 8 bh
2 bh
30 x 60 3 bh 2 bh 3 bh
2 bh
30 x 60 5 bh 3 bh 3 bh
2 bh
30 x 60 4 bh 2 bh 3 bh
2 bh
25 x 40 6 bh 3 bh 4 bh

Pelat

Pada perhitungan pelat didapatkan tebal pelat atap 100 mm dengan menggunakan tulangan Ø
10. Dengan jarak tulangan lapangan arah x sebesar 200 mm, jarak tulangan lapangan arah y
sebesar 200 mm, jarak tulangan tumpuan arah x sebesar 150 mm dan jarak tulangan tumpuan
arah y sebesar 150 mm, Pada pelat lantai typical dengan keteblab 120 mm dengan
menggunakan tulangan Ø 12. Dengan jarak tulangan lapangan arah x sebesar 200 mm, jarak
tulangan lapangan arah y sebesar 200 mm, jarak tulangan tumpuan arah x sebesar 170 mm
dan jarak tulangan tumpuan arah y sebesar 170 mm. Penulangan pelat pada gedung pusat
perdagangan dan kuliner Kota Bukittinggi diajikan pada Gambar 1.
94
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

30

60

Ø12-170

Ø12-170

Ø12-170
Ø12-170
Ø12-170

Ø12-170 Ø12-170 Ø12-170


Ø12-170

Ø12-170

Ø12-170

Ø12-170
Ø12-170

Gambar 1. Penulangan Pelat

Kolom

Perencanaan kolom dilakukan dengan melakukan asumsi terlebih dahulu, setelah asumsi
dilakukan permodelan dengan menggunakan SAP v14. Hasil reaksi dangaya oleh SAP v14
akan dilakukan perhitungan penulangan menggunakan rumus sehingga didapatkan jumlah
tulangan kolom seperti yang disajikan dalam Tabel 4.3

Tabel 3. Penulangan Kolom

Tulangan Sengkang
No. Tulangan Utama
Tumpuan Lapangan

Ø10-150
70 x 70 16D22 Ø10-100

Ø10-150
60 x 60 12D22 Ø10-100

95
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

Ø10-150
50 x50 8D22 Ø10-100

4. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Berdasarkan perencanaan serta perhitungan struktur yang dilakukan, maka didapat hasil
sebagai berikut:

1. Pada perencanaan gedung pusat perdagangan dan kuliner ini menggunakan mutu beton
sebesar 25 MPa dan dengan mutu baja tulangan utama sebesar 400 MPa dan untuk baja
tulangan sengkang dan pelat lantai sebesar 240 MPa.
2. Dimensi komponen struktur gedung yang direncanakan adalah sebagai berikut:
Tebal pelat atap (h) = 100 mm
Tebal pelat lantai (h) = 120 mm
Dimensi balok Induk memanjang bentang 8 meter = 40/75 cm
Dimensi balok Induk memanjang bentang 5meter = 30/60 cm
Dimensi balok Induk melintang bentang = 30/60 cm
Dimensi balok Anak = 25/40 cm
Dimensi kolom lantai dasar = 70/70 cm
Dimensi kolom lantai 1- 3 = 60/60 cm
Dimensi kolom lantai 4 = 50/50 cm
3. Pada masing masing komponen struktur dilakukan pengecekan kapastas penampang
untuk mengetahui apakah penampang yang direncanakan sesuai dengan dibutuhkan
dimana Mn > Mu.

5. DAFTAR PUSTAKA

Asroni Ali. 2010. Kolom Fondasi dan Balok T Beton Bertulang: Yogyakarta. Graha Ilmu.
Asroni Ali. 2010. Balok dan Pelat Beton bertulang: Yogyakarta. Graha Ilmu.
Badan Pusat Statistik. 2017. Kota Bukittinggi dalam Angka 2017.BPS Kota Bukittinggi.
Badan Standarisasi Nasional.1983. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Bangunan
Gedung (PPIUG).
Badan Standarisasi Nasional, 2002. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan
Gedung SNI 03-2847-2013.
Badan Standarisasi Nasional,.2003. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Struktur Bangunan Gedung dan Non-Gedung SNI-1726-2012
Badan Standarisasi Nasional ,2003. Beban minimum untuk perencsnaan untuk bangunan
gedung dan struktur lain SNI-1727-2013

6. LAMPIRAN

96
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

B
22.00

4.00 5.00 8.00 5.00

1
5.00

5.00
Gudang
-4.00 Area Parkir Roda 4
-4.00

2
A

A
6.00

6.00

20.00
3

Area Parkir Roda 4


-4.00
5.00

5.00
4

Area Parkir Roda 2


-4.00
4.00

4.00
5

4.00 5.00 8.00 5.00

A B C D E
B

Gambar 2. Denah Lantai Dasar

97
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

23.75

4.00 5.00 8.00 5.00 1.75

B.2

1
B.2 B.1 B.1 B.2 B.3

B.4

B.4

B.4
B.2

B.2
B.4

B.4

B.4

B-A.1
5.00

5.00
B.2

B.2

B.2

B.3
B.4

B.2

B.2
2
B.2 B.2 B.1 B.1 B.2 B.3

B.2

B.2

B-A.1
6.00

6.00
B.2

B.2

B.2

B.3
B.4

B.2

B.2

21.75
3

B.2 B.2 B.1 B.1 B.2 B.3

B-A.1
5.00

5.00
B.2

B.2

B.2

B.2

B.2

B.3
4

B.2 B.2 B.1 B.1 B.2 B.3

B-A.1
4.00

4.00
B.2

B.2

B.2

B.2

B.2

B.3
5

B.2 B.2 B.1 B.1 B.2 B.3

B-A.1
1.75

1.75
B.3

B.3

B.3

B.3

B.3
B.3 B.3 B.3 B.3 B.3

4.00 5.00 8.00 5.00 1.75

A B C D E

Gambar 3. Denah balok

Gambar 4. Tampak Depan


98
6th ACE Conference. 29 Oktober 2019, Padang, Sumatra Barat

99

Anda mungkin juga menyukai