Anda di halaman 1dari 4

p- ISSN : 2407 – 1846

TK- 018 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

STUDI PENINGKATAN KADAR UNSUR PADA PROSES PEMBUATAN


GARAM DI KABUPATEN REMBANG
Eko Sulistiyono1 dan Achmad Shofi2
1
Pusat Penelitian Metalurgi dan Material – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia1
Gedung 470 Kawasan Puspiptek – Serpong – Tangerang Selatan, Banten
2
Balai Penelitian Teknologi Mineral – Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia2
Jl. Ir. Sutami Km 15 , Tanjung Bintang 35361 Lampung Selatan
E-mail : eko221068@gmail.com

ABSTRAK
Air laut merupakan sumber utama penghasil garam di Indonesia, hal ini karena kandungan garam yang cukup
tinggi dan proses pengolhannya sangat mudah. Pada umumnya usaha pengambilan garam dari air laut yang
diambil adalah garam natrium khlorida, sedangkan senyawa garam yang lain belum dimanfaatkan. Padahal air
laut jika dipekatkan kaya akan unsur mineral yang berharga seperti kalium, magnesium dan lithium. Pada
penelitian ini dilakukan pengamatan peningkatan unsur yang ada dalam air laut pada tahap pengambilan air laut,
proses penguapan sampai diperoleh garam natrium khlorida. Pada penelitian ini lokasi pengamatan adalah
tambak garam di Kecamatan Kaliori, Kabupaten Rembang yang merupakan sentra gram terkemuka di
Kabupaten Rembang. Dari hasil percobaan penguapan terlihat bahwa unsur golongan alkali cenderung naik
tinggi konsentrasinya pada sat penguapan dibandingkan golongan alkali tanah. Hal ini menujukkan bahwa proses
penggaraman pada tambak modern lebih baik daripada tambak tradisional.

Kata kunci: Garam, Penguapan, Unsur

ABSTRACT
Sea water is the main source of salt producers in Indonesia, this is because the salt content is high enough and
pengolhannya process is very easy. In general, the salt taking business from seawater taken is sodium chloride
salt, while other salt compounds have not been utilized. Though sea water if concentrated rich in valuable
mineral elements such as potassium, magnesium and lithium. In this study, the observation of the improvement of
the existing elements in seawater at the sea water uptake, the evaporation process until the salt obtained sodium
chloride. In this research the location of observation is salt pond in Kaliori Subdistrict, Rembang Regency which
is the leading gram center in Rembang Regency. From the results of evaporation experiments it is seen that the
alkali group elements tend to rise in concentration height at evaporation compared to the alkaline earth group.
This suggests that salting process in modern ponds is better than traditional ponds.

Keywords : Salt, Evaporation, Unsure

PENDAHULUAN menjadi 107.121 ton dan pada tahun 2014


Permasalahan kelangkaan garam telah meningkat menjadi 141.943 ton. Produksi
menjadi tiopik yang hangat di Indonesia. Hal gartam di Kabupaten Rembang mengalami
ini karena penurunan yang drastis pada fluktuasi karena tergantung pada kondisi iklim,
produksi garam di Indonesia, sementara itu dimana semakin banyak masa musim kemarau
eksport garam dibatasi. Hal ini berakibat pada produksi akan meningkat [3].
harga garam yang melambung tinggi hingga Pada umumnya usaha pengolahan garam
mencapai Rp 4.500 per kg. Sebenarnya diarahkan untuk mendapatkan produk garam
Indonesia yang memiliki garis pantai yaitu natrium khlorida. Padahal dalam air laut
terpanjang di dunia pasti mampu menghasilkan juga terdapat potensi mineral lainnya seperti
garam dalam jumlah besar [3]. magnesium, kalium dan lithium [3]. Kadar
Salah satu daerah penghasil garam yang garam dalam air rata-rata adalah 35 g per 1
cukup besar adalah di Kabupaten Rembang. liter air. Garam air laut memiliki komposisi
Luas areal tambak garam pada tahun 2014 klorida (Cl) 55 % , natrium (Na) 30,7 % ,
mencapai 1.998,3 hektar dengan produksi pada magnesium (Mg) 3,6 % , Sulfat (SO 4) 7,7 % ,
tahun 2011 mencapai 125.109 ton, tahun 2012 Kalsium (Ca) 1,2 % dan Kalium (K) 1,1 %.[1]
sebesar 186.531 ton, tahun 2013 menurun

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 018 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Pada pengamatan air laut dan tambak sebesar 100 x dan 1.000 kali karenba sampel
garam di sepanjang pesisir Kabupaten dari proses penguapan, terjadi peningkatan
Rembang terlihat bahwa air laut di tepi pantai kadar yang cukup tinggi.
rembang memiliki kadar unsur yaitu natrium Sampel yang telah diencerkan
9-10 ppm, magnesium 1,4 – 1,5 ppm, kalsium selanjutnya dilakukan analisis ICP untuk
2,6 – 2,7 ppm , kalium 0,37 – 0,39 ppm dan mengetahui kandungan mineral terutama
lithium 0,001 – 0,006 ppm[1] . Natrium, Magnesium,Kalium,Kalsium dan
Pada kegiatan sebelumnya dengan Lithium. Sebelum dlakukan analisis dengan
mengamati hasil pertambakan antara tambak metode ICP perlu dilakukan pembuatan larutan
garam tradisional dan modern dengan standart ICP multi element.
menggunakan terlihat bahwa debngan Sebagai bahan pengencer sampel
menggunakan diperoleh mutu garam yang digunakan aquadest yang berasal dari proses
lebih baik yaitu garam menjadi lebih putih dan Reverse Osmosis dengan dilakukan terlebih
kadar natrium khlorida lebih tinggi. Hasil dahulu analisis dengan sistem sampel blangko.
limbah pertambakan garam pada pertambakan Larutan standart dilakukan proses pengenceran
modern debngan terpal diperoleh kadar menjadi konsentrasi 10 ppm, 25 ppm, 50 ppm
magnesium yang lebih tinggi dibandingkan dan 100 ppm.
dengan pertambakan tradional [2] .
Sebagai kelanjutan dari kegiatan studi HASIL DAN PEMBAHASAN
potensi sisa pertambakan garam di Kabupaten Pada kegiatan ini dilakukan pengamatan
Rembang untuk bahan baku magnesium pada dua titik yaitu pada proses penguapan
karbonat maka pada kegiatan ini dilakukan selama tujuh hari dengan pengamatan setiap
pengamatan peningkatan konsentrasi mineral hari, titik yang kedua adalah pengamatan pada
pada usaha pertambakan garam. Pada kegiatan air bungan baik dari tambak tradional dan
ini dilakukan pengamatan kandungan mineral tambak terpal serta gel dari akumulasi limbah
pada setiap langkah proses pembuatan garam hasil pengolahan garam.
dari air laut baik tambak tradional maupun
modern. Pengamatan Penguapan
Pada kegiatan ini lokasi pengamatan Pada hasil pengamatan selama tujuh hari
adalah tambak garam yang berada di sebelah pada unsur utama yaitu natrium dan
barat Kota Rembang, tepatmya di Kercamatan magnesium menujukkan tren yang berbeda,
Kaliori. Lokasi pengamatan adalah tambak dimana peningkatan kadar magnesium lebih
garam yang letaknya kurang lebih 2 km dari lambat dari pada kadar natrium. Hal ini
garis pantai. Tambak tersebut mendapatkan air menunjukkan bahwa unsur natrium berikatan
laut dari parit yang ter-aliri air laut pada waktu dengan chlorida membentuk natrium khlorida
pasang laut mencapai maksimal. yang memiliki KSP yang sangat tinggi
METODE sehingga tidak ada yang mengendap.
Sedangkan magnesium memiliki kemungkinan
Pada kegiatan ini akan dilakukan berikatan dengan chlorida sisa dan anion sulfat
pengambilan sampel air yang ada dalam yangmemiliki KSP lebih rendah. Sehingga
tambak yaitu pada saat air laut masuk ke dalam pada saat pemekatan ada unsur magnesium
parit, kemudian pada saat proses penguapan yang mengendap.
dalam variabel hari dan hasil akhir yaitu
limbah berupa air buangan dan lendir atau gel
yang terbuang.
Sampel yang telah diperoleh kemudian
disaring dalam saringan kertas whatman untuk
membuang kotoran yang ada dalam sampel.
Kotoran yang berasal dari sampel berupa
suspensi padat yang berasal dari lumpur tanbak
atau sisa metabolisme makhluk hidup dalam
tambak dan tumbuhan atau hewan renik dalam
perairan tambak. Sampel yang telah jernih Gambar 1. Grafik hubungan antara konsentrasi
kemudsian diencerkan dengan pengenceran Na dan Mg pada saat penguapan

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 018 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Pada saat proses penguapan terjadi juga dilakukan analisis air yang keluar dari tambak
pengingkatan kadar kalium yang cukup drastis tradisional dan modern. Berdasarkan hasil
sementara itu kenaikan kadar kalsium rendah. analisa terlihat bahwa kadar natrium pada
Hal ini mennujukkan tren yang sama antara limbah tamnbak tradional lebih tinggi dari
natrium dengan kalium berikatan dengan pada tambak modern dan sebaliknya kadar
khlorida yang memiliki nilai KSP yang tinggi. magnesium pada tambak tradional lebih rendah
Sedangkan kalsium memiliki kemungkinan dari pada tambak modern. Hal ini menujukkan
berikatan dengan chlorida sisa dan anion sulfat bahwa proses penggaraman pada tambak
yang memiliki KSP lebih rendah. Sehingga modern lebih baik daripada tambak tradisional.
pada saat pemekatan ada unsur kalsium yang
mengendap.

Gambar 4. Grafik hubungan antara konsentrasi


unsur pada hasil akhir proses
Gambar 2. Grafik hubungan antara konsentrasi Pada gel yang terbentuk hasil proses
K dan Ca pada saat penguapan tambak modern terlihat bahwa kadar
magnesium lebih tinggi daripada kadar
Pada unsur litium dan unsur titanium natrium. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi
menunjukkan tren yang berbeda dengan unsur akumulasi unsur magnesium pada gel.
sebelumnya. Pada unsur lithjium dabn titanium Akumulasi pada unsur magnesium dalam gel
tidak terjadi penningkatan kadar yang tinggi dapat terjadi karena magnesium padat berubah
dan ada kcenderungan konstant. Unsur lithium menjadi magnesium hidroksida yang berupa
menujukkan peningkatan yang tinggi hanya gel.
pada saat hari terakhir.
SIMPULAN DAN SARAN
Dari hasil percobaan penguapan terlihat
bahwa unsur golongan alkali cenderung naik
tinggi konsentrasinya pada sat penguapan
dibandingkan goplongan alkali tanah. Hal ini
menujukkan bahwa proses penggaraman pada
tambak modern lebih baik daripada tambak
tradisional.

UCAPAN TERIMAKASIH
. Ucapan terima kasih kami sampaikan
kepada Pusat Penelitian Metalurgi dan
Material LIPI selaku pemberi dana kegiatan
Gambar 3. Grafik hubungan antara konsentrasi
penelitian dan para petani tambak garam yang
Li dan Ti pada saat penguapan
bersedia membantu pada saat pengambilan
sampel.
Pengamatan larutan buangan
Setelah diperoleh padatan kristal garam
natrium khlorida maka air buangan dialirkan
keluar dari tambak. Pada kegiatan ini

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TK- 018 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

DAFTAR PUSTAKA Silfia Nurul Farahdina, 2016. Analisis


Nadia Chrisayu Natasya dan Eko Sulisatiyono, Pengaruh Pengalaman Bekerja,
2016. Ekstraksi Garam Magnesium Dari Pendidikan, dan Program Pemberdayaan
Air Laut Melalui Proses Kristalisasi : Usaha Garam Rakyat (Pugar) Terhadap
Prosiding Seminar Nasional Sains dan Pendapatan Petani Garam ( Studi Kasus
Teknologi Fakultas Teknik Universitas Kecamatan Kaliori Rembang : Skripsi
Muhammadfiyah Jakarta, halaman 1- 5, Fakultas Ekonomika dan Bisnis,
TK-001. Universitas Diponegoro.
Nadia Chrisayu Natasya dan Eko Sulisatiyono,
2016. Studi Potensi Pertambakan Garam
di Kabupaten Rembang Untuk Bahan
Baku Magnesium Karbonat.

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017

Anda mungkin juga menyukai