Anda di halaman 1dari 10

BAB IV

PEMBAHASAN
A. Pengkajian

Pengkajian keperawatan adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi dan


komunikasi tentang data klien. Fase proses keperawatan ini mencakup dua langkah yaitu
data dari sumber primer (klien), dan sumber sekunder (keluarga dan tenaga kesehatan)
dan analisis data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan. Pengkajian merupakan
komponen dasar dalam proses keperawatan, sehingga dengan pengkajian yang tepat akan
menentukan langkah berikutnya (Potter & Perry, 2005).

Menurut Nursalam (2008) keluhan utama pada pasien dengan demam thypoid adalah
perasaan tidak enak badan, lesu, nyeri kepala, pusing, dan kurang bersemangat serta
nafsu makan berkurang (terutama selama masa inkubasi). Pada kasus yang khas, demam
berlangsung selama 3 minggu, bersifat febris remiten, dan suhunya tidak tinggi sekali.
Selama minggu pertama, suhu tubuh berangsur-angsur naik tiap harinya, biasanya
menurun pada pagi hari dan meningkat lagi pada sore dan malam hari. Pada minggu
kedua, pasien terus berada dalam keadaan demam. Pada minggu ketiga, suhu berangsur-
angsur turun dan normal kembali pada akhir minggu ketiga.

Umumnya kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu apatis sampai
samnolen. Jarang terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan
terlambat mendapatkan pengobatan). Disamping gejala-gejala tersebut mungkin terdapat
gejala lainnya. Pada punggung dan anggota gerak terdapat reseola, yaitu bintik-bintik
kemerahan karena emboli basil dalam kapiler kulit yang ditemukan dalam minggu
pertama demam. Kadang-kadang ditemukan pula bradikardi dan epitaksis pada anak
besar.

Hasil pengkajian yang penulis lakukan pada Ny. A mengatakan klien nyeri di
seluruh tubuh, pusing, badan lemas dan tidak nafsu makan. Kesadaran Composmetis
(GCS:15 E4 M6 V5), wajah tampak menahan sakit, tampak lemas, pucat, akral hangat,
membran mukosa kering, tampak lemah, TD : 122/77 mmHg, RR : 20 x/menit, N :
88x/menit, S : 38°C, CRT: < 2 detik, pemeriksaan lab thypi 1/160 positif parathypi OB
dan OC, Hb 15,1 g/dL, Limfosit 43%.

35
Berdasarkan pengkajian pada Ny.A ditemukan beberapa kesenjangan antara teori
dan kasus dimana pada teori nyeri yang dirasakan adanya nyeri kepala sedangkan pada
kasus nyeri yang dirasakan adalah nyeri di seluruh tubuh dan kepala Kemudian
perbedaan juga terdapat pada tinggat kesadaran dimana menurut teori umumnya
kesadaran pasien menurun walaupun berapa dalam, yaitu apatis sampai somnolen. Jarang
terjadi sopor, koma, atau gelisah (kecuali bila penyakitnya berat dan terlambat
mendapatkan pengobatan) sedangkan pada kasus tingkat kesadaran klien adalah
composmentis.

B. Diagnosa Keperawatan

Diagnosa keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon aktual atau


potensial klien terhadap masalah kesehatan yang mempunyai lisensi dan kompeten untuk
mengatasinya. Diagnose keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi untuk
mencapai hasil yang menjadi tanggung gugat perawat (Potter & Perry, 2005).

Menurut Nanda NIC-NOC (2014) diagnosa keperawatan yang muncul untuk pasien
demam thypoid adalah :

1. Hipertermia berhubungan dengan proses infeksi salmonella typhi


2. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan malabsorbsi nutrien
5. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan
Berdasarkan pengkajian dan analisa data yang dilakukan pada kasus pasien Ny. A
ditemukan ada 3 diagnosa keperawatan yaitu :

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis ditandai dengan klien
mengatakan nyeri di seluruh badan dan sakit kepala.
2. Hipertermia berhubungan proses infeksi (penyakit) ditandai dengan klien
mengatakan lemas, demam sore hari menjelang malam, akral teraba hangat,
membran mukosa kering, Suhu : 38°C
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan napsu
makan ditandai dengan klien nafsu makan berkurang, klien tampak lemah, pucat,
diit BK, makan habis ¼ porsi.

36
Berdasarkan penjelasan di atas ditemukan ada kesenjangan pada diagnosa
keperawatan antara teoritis dan kasus. Dari 5 diagnosa keperawatan yang ada pada
tinjauan teoritis sebanyak 2 diagnosa keperawatan tidak ditemukan dalam kasus, yaitu :
Kekurangan volume cairan berhubungan dengan intake cairan tidak adekuat dan
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.

C. Intervensi Keperawatan

Intervensi adalah rencana keperawatan yang akan penulis rencanakan kepada klien
sesuai dengan diagnosa yang ditegakkan sehingga kebutuhan pasien dapat terpenuhi
(Wilkinson, 2011). Perencanaan adalah kategori dari perilaku keperawatan dimana
tujuan yang berpusat pada klien dan hasil yang dipekirakan dan di intervensi kepeawatan
dipilih untuk mencapai tujuan tersebut (Potter & Perry, 2005).
Dari tiga diagnosa keperawatan selanjutnya dibuat rencana keperawatan sebagai
tindakan pemecahan masalah keperawatan dimana penulis membuat rencana
keperawatan berdasarkan diagnosa keperawatan kemudian menetapkan tujuan dan
kriteria hasil, selanjutnya menetapkan tindakan yang tepat.
Pada intervensi keperawatan diagnosa nyeri akut tidak ada kesenjangan yang
signifikan antara tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana intervensi keperawatan yang
ada pada teori juga ada dalam intervensi keperawatan yang ada pada kasus.
Untuk intervensi keperawatan diagnosa hipertermi tidak ada kesenjangan antara
tinjauan teori dan tinjauan kasus dimana pada tinjauan teori intervensi keperawatan
untuk hippertermi juga ada pada perencanaan keperawatan kasus. Sedangkan intervensi
keperarawan untuk diagnosa nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh juga tidak ada
perbedaan antara intervensi keperawatan teori dan kasus.
D. Implementasi Keperawatan

Setelah melakukan intervensi keperawatan, tahap selanjutnya adalah mencatat


intervensi yang telah dilakukan dan evaluasi respons klien. Hal ini dilakukan karena
pencatatan akan lebih akurat bila dilakukan saat intervensi masih segar dalam ingatan.
Tulislah apa yang diobservasi dan apa yang dilakukan (Deswani, 2009). Implementasi
yang merupakan kategori dari proses keperawatan adalah kategori dari perilaku
keperawatan dimana tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan hasil yang
diperkirakan dari asuhan keperawatan dilakukan dan diselesaikan. (Potter & Perry, 2005).

37
Implementasi keperawatan dilaksanakan selama tiga hari dimulai dari tanggal 08-
10 Agustus 2020 dimana semua tindakan yang dilaksanakan selalu berorientasi pada
rencana yang telah dibuat terdahulu dengan mengantisipasi seluruh tanda-tanda yang
timbul sehingga tindakan keperawatan dapat tercapai pada asuhan keperawatan yang
dilaksanakan dengan menerapkan komunikasi terapeutik dengan prinsip etis. Pada kasus
ini tidak jauh beda dengan teori-teori yang ada di dalam rencana keperawatan.
Pelaksanaan tindakan asuhan keperawatan adalah sebagai berikut :
1. Nyeri akut
Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan,
pada hari pertama perawatan tindakan yaitu monitor tanda-tanda vital (Hasil :
Tekanan darah: 122/77 mmHg, Nadi : 88 x/menit, Suhu : 38°C, Pernapasan : 20
x/menit). Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (Hasil : Klien mengeluh
nyeri pada seluruh badan dan sakit kepala dengan skala nyeri 5 dan nyeri dirasakan
terus-menerus). Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan (Hasil : Klien
nampak meringis dan merintih). Mengajarkan tentang teknik non farmakologi (Teknik
nafas dalam) (Hasil : Klien Nampak mengikuti apa yang diajarkan (teknik relaksasi
nafas dalam). Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat (Hasil : klien nampak
mengerti dengan apa yang dianjurkan dan akan melakukannya). Berkolaborasi dalam
pemberian analgesik untuk membantu mengurangi nyeri (Hasil : nyeri sedikit
berkurang setelah klien minum obat analgesik).

Pada hari kedua perawatan tindakan yaitu monitor tanda-tanda vital (Hasil :
110/70mmHg N : 90x/menit RR : 16x / menit S : 37°C Lakukan pengkajian nyeri
secara komperhensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan
faktor presipitasi (Hasil :Klien mengeluh badannya sakit, dan pusing). Dengan skala
nyeri 4 dan nyerila hilang timbul). Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
(Hasil : Klien nampak merintih). Menganjurkan untuk melakukan teknik non
farmakologi (Teknik nafas dalam dan distraksi) (Hasil : Klien mengatakan ia
melakukan yang telah diajarkan perawat). Menganjurkan klien untuk meningkatkan
istirahat (Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Mengontrol lingkungan yang
dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
berulang) (Hasil : Membatasi pengunjung dan mengontrol kebisingan).

38
Pada hari ketiga perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital (Hasil :
Tekanan darah: 120/80 mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36C, Pernapasan : 18
x/menit). Lakukan pengkajian nyeri secara komperhensif termasuk lokasi,
karakteristik, durasi frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi (Hasil :Klien
mengatakan nyeri di seluruh badan sudah berkurang, dan sedikit pusing kadang-
kadang dengan skala nyeri 2).

2. Hipertermia

Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan


pada hari pertama perawatan tindakan yaitu Pantau suhu dan tanda-tanda vital lainnya
(tekanan darah, suhu, nadi dan pernapasan). Hasil TD : 106/79 mmHg N : 76x/menit
RR : 20x / menit S : 37°C. Monitor warna dan suhu kulit (Hasil : turgor kulit kering,
akral hangat) Menganjurkan klien untuk meningkatkan istirahat (Hasil : klien nampak
mengerti dengan apa yang dianjurkan dan akan melakukannya). Kolaborasi
pemberian terapi antipiretik, antibiotik atau agen anti menggigil (Hasil : setelah klien
minum obat antipiretik demam menurun).

Pada hari kedua perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital (Hasil :
110/70mmHg N : 90x/menit RR : 16x / menit S : 37°C Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat (Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur). Menyambung
cairan infus (Hasil : terpasang cairan RL 20 tpm).

Pada hari ketiga yaitu Monitor tanda-tanda vital (Hasil :Tekanan darah: 120/80
mmHg, Nadi : 80 x/menit, Suhu : 36°C, Pernapasan : 18 x/menit). Menganjurkan
klien untuk meningkatkan istirahat (Hasil : klien mengatakan ia susah untuk tidur).
Menyambung cairan (Hasil : terpasang cairan RL (20 tpm)

3. Nutrisi Kurang Dari Kebutuhan Tubuh


Pelaksanaan tindakan keperawatan disesuaikan pada rencana keperawatan
pada hari pertama perawatan tindakan yaitu Memonitor mual dan muntah (Hasil :
Klien mengatakan mual tetapi tidak muntah). Menganjurkan klien untuk
meningkatkan istirahat (Hasil : Klien nampak mengerti dengan apa yang dianjurkan
dan akan melakukannya). Memberi makanan lunak dan menganjurkan klien untuk
makan dengan porsi sedikit tapi sering (Hasil : klien nampak mengerti terhadap diet
yang dianjurkan, makanan habis ¼ porsi). Kolaborasi pemberian obat IV dan oral.

39
Pada hari kedua perawatan tindakan yaitu Monitor tanda-tanda vital (Hasil
:Tekanan darah: 108/67 mmHg, Nadi : 106 x/menit, Suhu : 36,6°C, Pernapasan : 20
x/menit). Monitor mual dan muntah (Hasil : klien mengatakan mual berkurang, tidak
muntah). Menganjurkan klien untuk makan dengan porsi sedikit tapi sering.
Pada hari ketiga semua masalah keperawatan telah teratasi dan intervensi
keperawatan dihentikan.
E. Evaluasi

Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan. Namun, evaluasi dapat
dilakukan pada setiap tahap dari proses perawatan. Evaluasi mengacu pada penilaian,
tahapan dan perbaikan. Pada tahap ini, perawat menemukan penyebab mengapa suatu
proses keperawatan dapat berhasil atau gagal (Alfaro-Lefevre, 1994 dalam Deswani,
2009). Dalam kasus ini evaluasi keperawatan dilakukan sampai pasien di izinkan
pulang, yaitu sebagai berikut :
1. Nyeri Akut
Pada hari Sabtu 8 Agustus 2020 (jam 10.30) klien mengatakan nyeri diseluruh
badan dan pusing, Tekanan Darah : 122/77 mmHg Nadi : 88x / menit pernafasan :
20x / menit Suhu : 38°C skala nyeri 5, klien nampak meringis dan merintih. Hari
Minggu, 9 Agustus 2020 klien mengatakan nyeri masih dirasakan di seluruh
badan, namun sedikit berkurang. Tekanan darah: 110/70 mmHg, skala nyeri 4.
Kemudian pada hari Senin, 10 Agustus 2020 (jam 13.00) klien mengatakan nyeri
di badan berkurang, masih sedikit pusing namun tidak mengganggu, tekanan
darah : 120/80 mmHg, Skala nyeri 2, masalah nyeri teratasi dan intervensi
dihentikan.
2. Hipertermia
Pada hari Sabtu, 8 Agustus 2020 (jam 10.30) klien mengatakan badan nya
demam suhu : 38°C, kulit teraba hangat. Hari minggu 9 Agustus 2020 (jam 09.00)
demam dirasakan sore hari menjelang malam, suhu : 37°C, kulit teraba hangat.
Senin 10 Agustus 2020 (jam 13.00) sudah tidak demam suhu : 36°C sulit teraba
hangat, masalah hipertermi teratasi, intervensi dihentikan.
3. Nutrisi Kurang dari Kebutuhan Tubuh
Pada hari Sabtu 8 Agustus 2020 (jam 15.00) klien mengatakan tidak nafsu
makan, tampak lemas dan makanan dihabiskan ¼ porsi. Hari Minggu 9 Agustus
2020 (jam 09.00) klien mengatakan mual, namun tidak muntah, makanan habis ½

40
porsi. Pada hari senin 10 Agustus (jam 13.00) klien mengatakan mulai enak
makan karena sudah tidak mual, porsi makan mulai sisa sedikit, masalah nutrisi
kurang dari kebutuhan tubuh teratasi, intervensi dihentikan.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan
Adapun hasil asuhan keperawatan kepada klien yang didapatkan dari pengkajian,
penegakkan diagnosa keperawatan, menentukan intervensi keperawatan, melakukan
implementasi dan evaluasi, yaitu :
1. Pengkajian
Berdasarkan pengkajian pada An. S tanggal 12 Juli pukul 07.45 WITA dengan
demam thypoid diperoleh data yang tidak jauh berbeda dengan manifestasi klinis
dari penyakit demam thypoid yaitu nyeri pada daerah perut kanan bagian atas,
lemas, lidah terasa pahit, nafsu makan berkurang, tidak nafsu makan, akral hangat,
membran mukosa kering.
2. Diagnosa Keperawatan
Berdasarkan hasil data pengkajian yang telah dilakukan, dirumuskan diagnosa
keperawatan pada An.S dengan demam thypoid yang sesuai dengan teori yaitu
nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologis (imflamsi hati),
Hippertermia berhubungan proses infeksi (penyakit), Nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan napsu makan.
3. Intervensi Keperawatan
Dalam membuat rencana keperawatan disesuaikan dengan diagnosa yang
ditegakkan sehingga mendapatkan tujuan yang diinginkan. Tidak ada kesenjangan
rencana keperawatan antara teori dan kasus untuk setiap diagnosa yang sama.
4. Implementasi Keperawatan
Tindakan keperawatan pada pasien dilakukan sesuai rencana pada teori. Tidak
semua tindakan yang direncanakan dilakukan karena penulis dalam melakukan
tindakan lebih mengutamakan tindakan prioritas dalam proses pengobatan dan

41
penyembuhan pasien dan juga disesuaikan dengan kondisi, situasi, dan perubahan
yang dialami pasien.
5. Evaluasi Keperawatan
Klien di pulangkan karena kondisinya telah membaik dan disarankan untuk
kembali melakukan kontrol. Maka penulis memberikan health education
mengenai menganjurkan kepada klien untuk selalu melakuan teknik relaksasi
napas dalam ketika nyeri kembali dirasakan dan menganjurkan klien untuk selalu
meningkatkan istirahat, juga menganjurkan pada klien untuk selalu
mengkonsumsi air putih yang cukup dan menganjurkan keluarga untuk selalu
menemani klien serta mengkonsumsi obat yang diberikan sesuai dengan instruksi.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang telah ada maka penulis memberi beberapa saran, antara
lain :
1. Bagi Instansi Klinik
Bagi Klinik TOP Jonggol, untuk meningkatkan mutu pelayanan keperawatan
yang ditunjang dengan pengadaan fasilitas-fasilitas yang memadai berkaitan
dengan pasien demam thypoid.
2. Bagi perawat
Diharapkan dalam melakukan pengkajian hendaknya menjalin hubungan kerja
sama yang baik antara klien dan perawat, agar data yang diperoleh sesuai
dengan kondisi klien. Diharapkan dalam perumusan masalah sesuai dengan
data yang diperoleh dari klien. Dapat mengaplikasikan semua rencana dalam
melaksanakan tindakan keperawatan. Kemudian dapat memperoleh evaluasi
sesuai yang diharapkan sebelumnya. Diharapkan kepada perawat untuk dapat
memberikan Health Education pada pasien terkait hal-hal yang berhubungan
dengan penyakitnya, sehingga mampu mengurangi tingkat stres hospitalisasi.
3. Bagi institusi pendidikan
Diharapkan agar lebih membekali mahasiswa didiknya tentang pembuatan
asuhan keperawatan baik itu yang terkait penyakit demam thypoid maupun
penyakit-penyakit lainnya.
4. Bagi klien dan keluarga klien
Diharapkan keterlibatan dan kerja sama antara klien dan keluarga klien dengan
perawat dalam proses keperawatan. Sehingga didapatkan proses keperawatan
yang berkesinambungan, cepat dan tepat kepada klien.

42
5. Bagi Mahasiswa
Untuk mahasiswa yang akan melakukan magang selanjutnya agar lebih
memeperhatikan dalam menegakkan diagnosa keperawatan yang sesuai
dengan data yang diperoleh pada saat pengkajian.

DAFTAR PUSTAKA
Carpenito, L. J. 2013. Buku Saku Diagnosa Keperawatan, Jakarta : EGC.
Deswani. 2009. Proses Keperawatan dan Berpikir Kritis. Jakarta: Salemba Medika
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Ilmu Kesehatan Anak untuk Pendidikan Kebidanan. Jakarta.
Salemba Medika
Internasional, NANDA,(2012). Diagnosis Keperawatan Difinisi dan Klasifikasi(2012-2014).
Jakarta : EGC
Maharani, Sabrina, 2012, Hingga Pertengahan Februari 485 Warga Jepara Terkena Demam
Tifoid, Diakses pada Tanggal 23 Februari 2015, http://rlisafmjepara.com/2015/02.html.
Ngastiyah, 2005, Perawatan Anak Sakit, Jakarta: EGC
Nurarif. A.H. & Kusuma. H. 2015. Aplikasi NANDA NIC-NOC. Jilid 1, 2 dan 3.
Yogyakarta. Media Action.
Nursalam, R. S. & Utami, S. 2008,Asuhan Keperawtan Bayi dan Anak ( Untuk Perawatan
dan Anak), Jakarta:Salemba Medika
Potter & Perry. 2005. Buku ajar Fundamental Keperawatan Edisi 4. EGC, jakarta.
Ranuh, IG.N. Gde, 2013, Beberapa Catatan Kesehatan Anak, Jakarta: CV Sagung Seto
Rekam Medik RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan. Data Prevalensi Demam
Tifoid Pada Anak yang Dirawat di Ruang Falmboyan RSI PKU Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan. 2014. Tidak Dipublikasikan.
RSU Bahteramas. 2018. Profil RSU Bahteramas Provinsi Sulawesi Tenggara Tahun 2018.
Kendari (Tidak dibublikasikan).
Soedarto, 2009, Penyakit Menular di Indonesia, Jakarta: CV Sagung Seto
Suriadi & Yuliani, R., 2006, Asuhan Keperawatan Pada Anak,Jakarta: PT. Percetakan
Penebar Swadaya,
Tarwoto&Wartonah, 2006, Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses Keperawatan, Jakarta:
Salemba Medika

43
Willkinson, Judith M. 2011. Buku Saku Diagnosis Keperawatan : diagnosis NANDA,
Intervensi NIC, Kriteria Hasil / NOC. Alih bahasa : Esty Wahyuningsih, editor edisi bahasa
Indonesia: Dwi Widiarti. Edisi 9. Jakarta: EGC.

44

Anda mungkin juga menyukai