1. 305 0,615 1 0,525 0,36 0,361 0,485 0,45 0,607 0,626 0,626 0,584
2. 305 0,615 1 0,472 0,36 0,361 0,485 0,45 0,594 0,626 0,626 0,584
3. 305 0,615 1 0,493 0,36 0,361 0,485 0,45 0,6 0,626 0,626 0,584
ANALISIS DATA :
a. Kecepatan rerata aliran (Vo)
Percobaan 1
Dihitung dari titik 1 – titik 2 dengan jarak 5 m :
d. Bilangan Fr
𝑉
𝐹𝑟 =
√𝑔ℎ
0,496
𝐹𝑟 = = 0,201
√9,81.0,615
Fr < 1 ( oke )
f. Perhitungan E0
𝑉2
𝐸0 = ℎ0 +
2𝑔
0,4962
𝐸0 = 0,615 + = 0,626
2.9,81
g. Perhitungan E1=Ec
𝑄 0.305
q= = = 0,845
𝑏𝑐 0,361
3 𝑞2 3 0,845 2
yc = √ = √ = 0,417
𝑔 9.81
3 3
Ec = 𝑦𝑐 = 0,417 = 0,626
2 2
h. Perhitungan E2
𝑄2
𝐸2 = ℎ2 +
2𝑔ℎ22 𝑏22
0,3052
𝐸2 = 0,485 + = 0,584
2𝑔0,4852 0,452
i. Tabel Data Energi Spesifik dan Kedalaman beserta kurva energi spesifik
ho hc h2 Energi spesifik
m m m E0 E1 = Ec E2
0.61
0.605
0.6
0.595
0.59
0.584
0.585
0.58
0 0.1 0.2 0.3 0.4 0.5 0.6 0.7
ENERGI SPESIFIK
KESIMPULAN
1. “Jika dasar saluran dinaikkan, maka luas penampang harus berubah. Dengan luas
penampang yang berubah dan debit tersebut harus tetap,hal ini sesuai dengan hukum
kekekalan masa, maka diperlukan mengubah kedalaman dan kecepatan aliran” Sehingga
saluran yang kami amati tersebut sesuai dengan pernyataan diatas.
2. Jika 𝛥𝑍 = 0,165𝑚 < 𝛥𝑍𝑐 = 0,312 𝑚 maka dibagian kenaikan dasar saluran tersebut
akan mengalami penurunan kedalaman (h2 = 0,48 m) dan kecepatan naik V2 = 0,6
m/s.
Lampiran Gambar Saluran