Anda di halaman 1dari 8

LABORATORIUM FARMASETIKA

PRAKTIKUM ILMU RESEP I


JURUSAN FARMASI

TUGAS PENDAHULUAN
PERCOBAN V
“PULVIS”

DISUSUN OLEH:
NAMA : NURDINAH
NIM : G 701 19 065
KELAS/ KELOMPOK : B/5
HARI/ TANGGAL : RABU/ 28 OKTOBER 2020
ASISTEN : TWULYENNA MALLISA

JURUSAN FARMASI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2020
1. Sebutkan dan jelaskan secara singkat penggolongan serbuk tak terbagi (pulvis).
Jawab :
Menurut Elmitra (2017) pulvis adalah serbuk yang tidak terbagi-bagi dan dapat
digolongkan menjadi beberapa jenis, antara lain:
 Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) adalah serbuk ringan untuk penggunaan
topikal, dapat dikemas dalam wadah yang bagian atasnya berlubang halus untuk
memudahkan penggunaan pada kulit. Umumnya serbuk tabur harus melewati ayakan
dengan derajat halus 100 mesh agar tidak menimbulkan iritasi pada bagian yang peka.
 Pulvis dentrificus (serbuk gigi) biasanya mengandung carmin sebagai pewarna yang
dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.
 Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) adalah serbuk untuk dihisap hidung, oleh karena
itu serbuk harus halus sekali.
 Pulvis efervesen, serbuk biasa yang sebelum diminum dilarutkan dahulu dalam air
dingin atau air hangat, serbu ini mengelurakan gas CO2 yang kemudian membentuk
larutan yang jernih. Serbuk ini merupakan campuran antara senyawa asam (asam
sitrat, asam tartrat) dengan basa (Na-karbonat, Na-bikarbonat). Dalam pembuatannya,
bagian asam maupun basa harus dikeringkan secara terpisah. Gas CO 2 (karbon
dioksida) digunakan untuk pengobatan, mempercepat absorpsi atau untuk
menyegarkan rasa larutannya.
Review :
Berdasarkan jawaban di atas dapat diketahui bahwa pada pulvis (serbuk tak terbagi)
dapat digolongkan menjadi 4 jenis yaitu pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak), pulvis
dentrificus (serbuk gigi), pulvis sternutatorius (serbuk bersin) dan pulvis efervesen.
 Pulvis adspersorius (serbuk tabur/bedak) yaitu serbuk ringan , bebas dari butiran
kasar dan dimaksudkan untuk penggunaan topical.
 Pulvis dentrificus (serbuk gigi) yaitu serbuk yang mengandung carmin sebagai
pewarna yang dilarutkan lebih dahulu dalam kloroform atau etanol 90%.
 Pulvis sternutatorius (serbuk bersin) yaitu serbuk yang penggunaannya dihisap
melalui hidung, karena untuk dihisap maka serbuk harus halus sekali.
 Pulvis efervesen yaitu serbuk yang biasa sebelum ditelan dilarutkan terlebih dahulu
dalam air baik hangat maupun dingin untuk mengelurkan gas CO 2.
2. Tuliskan klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus serbuk.
Jawab :
Menurut Farmakope Indonesia Edisi IV klasifikasi serbuk berdasarkan derajat halus
yaitu :
Simplisia Nabati dan Hewani Bahan kimia

Batas derajat halus 2) Batas derjat halus2)


Klasifikasi
Nomor Nomor
serbuk
serbuk1) serbuk1)

% No. pengayak % No. pengayak

Sangat kasar
8 20 60 - - -

Kasar
setengah 20 40 60 20 60 40

Kasar 40 40 80 40 60 60

Halus
60 40 100 80 60 120

Sangat halus 80 100 80 120 100 120

Keterangan :

 Semua partikel serbuk melalui pengayak dengan nomor nominal tertentu.


 Batas presentase yang melewati pengayak dengan ukuran yang telah ditentukan.

Adapun menurut Fatmawaty, dkk (2015) kehalusan serbuk untuk bahan kimia ditentukan
sebagai berikut, dsini harus diingat tidak ada kategori “sangat kasar”.
 Serbuk kasar (nomor 20), semua partikel serbuk melewati ayakan nomor 2 dan tidak
lebih dari 60% yang melewati ayakan nomor 40.
 Serbuk cukup kasar (nomor 40), smua partikel serbuk bisa melewati ayakan nomor
40 dan tidak lebih 60% melewati ayakan 60.
 Serbuk halus (nomor 80), semua partikel serbuk dapat melewati ayakan nomor 80
dan tidak ada limitasi bagi yang lebih halus.
 Serbuk sangat halus (nomor 120), semua partikel serbuk melewati ayakan nomor
120 dan tidak ada limitasi bagi yang lebih luas.
3. Hitunglah perhitungan bahan dari resep berikut :

Jawab :
4. Papaverin = DL sehari = 120 mg – 300 mg ( FI III )

 DM sehari = 600 mg ( FI III )


 Serbuk Coba 2 gram
Hitunglah perrhitungan dosis dan bahan dari resep berikut.

BB = 50 kg

Jawab :
5. Jelaskan cara kerja dari soal no 3 & 4 !
Jawab :
1) Cara kerja nomor 3
 Disiapkan alat dan bahan.
 Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan kapas dan alcohol kemudian
keringkan menggunakan lap halus.
 Ditimbang asam salisilat 131,25 mg, sulfur 250 mg, ZnO 5250 mg dan talk 20.
616,27 mg.
 Dimasukkan sulfur kedalam lumpang gerus hingga halus kemudian dikeluarkan
 Dimasukkan ZnO yang sudah ditimbang sebanyak 5250 mg, kemudian digerus
hingga homogen dan dikeluarkan.
 Dimasukkan asam salisilat 131,25 mg ditetesi etanol, lalu keringkan dengan
memasukkan sebagian talk sedikit demi sedikit lalu gerus hingga halus dan
homogen.
 Dikeluarkan semua bahan dari lumpang menggunakan sudip lalu diayak
menggunakan ayakan no 44 dan 100.
 Dimasukkan sulfur yang telah digerus tadi.
 Dimasukkan ke dalam wadah bedak.
 Diberikan etiket biru sebagai penanda pemakaian luar.
2) Cara kerja nomor 4
 Disiapkan alat dan bahan.
 Dibersihkan lumpang dan alu menggunakan kapas dan alcohol kemudian
keringkan menggunakan lap halus.
 Diambil dan ditimbang bahan dan obat Papaverin HCl 1000 mg, Na-bikarbonat
8000 mg, Mg karbonat 8000 mg.
 Dimasukkan papaverin HCl ke dalam lumpang gerus hingga halus dan
homogen.
 Dimasukkan natrium bikarbonat kedalam lumpang gerus hingga halus dan
homogen.
 Dimasukkan magnesium karbonat ke dalam lumpang gerys hingga halus dan
homogen.
 Dikeluarkan semua bahan yang telah digerus tadi menggunakan sudip.
 Dimasukkan serbuk yang telah jadi ke dalam botol kaca.
 Ditutup botol dan lalu dikocok.
 Diberi etiket putih dan tandai untuk pemakaian dalam.
6. Jelaskan cara pengerjaan resep jika bahanya terdapat As.salisilat, mentol, dan kamfer!

Jawab :
 Kamfor mudah mengkristal kembali. Oleh Karena itu, ditetesi terlebih dahulu dengan
eter atau etanol 95%. Selanjutnya dikeringkan dengan penambahan zat tambahan
yang cocok. Asam salisilat sangat ringan, mudah beterbangan dan dapat merangsang
hidung hingga bersin, tetesi terlebih dahulu dengan eter atau etanol 95% dan
tambahkan zat tambahan (Yamlean, 2020).
 Elaesaccharara yaitu sediaan serbuk yang terdiri dari campuran 2 g gula dan 1 tetes minyak
atsiri. Umumnya gula diganti dengan laktosa karena gula bersifat higroskopis (Murtini., G,
2016).
 Dalam membuat serbuk lebih baik bila bahan-bahan baku kering. Maka itu untuk menggerus
serbuk Kristal lebih baik mempergunakan mortar panas. Cara mencampur camphora dalam
serbuk dapat dilakukan dengan melarutkan camphora dengan spiritus fortiori dalam mortar
(Elmitra, 2017).
DAFTAR PUSTAKA

Depatemen Kesehatan Republik Indonesia. (1995). Farmakope Indonesia Edisi IV. Jakarta :
Depatemen Kesehatan Republik Indonesia.

Elmitra. (2017). Dasar-Dasar Farmasetika dan Sediaan Semi Solid. Yogyakarta : Deepublish.

Fatmawaty, dkk. (2015). Teknologi Sediaan Farmasi. Yogyakarta : Deeppublish.

Martini, G. (2016). Farmasetika Dasar. Jakarta : Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

Yamlean. (2020). Buku Ajar Farmasetika. Klaten: Anggota IKAPI.

Anda mungkin juga menyukai