Anda di halaman 1dari 5

RESUME BAB 2 AGAMA ISLAM

1. Hakikat Agama Islam


Agama Islam merupakan agama terakhir yang diturunkan oleh Allah Swt. Kepada
Nabi Muhammad saw. dan sebagai agama yang paling lengkap dan sempurna ajarannya.
A. Pengertian Agama Islam
Secara etimologis agama berasal dari kata din yang terbangun dari kata dana –
yadinu – dinan yang memiliki arti agama, kepercayaan tauhid, ibadah, ketaatan
(Munawwir,1997:437). Kemudian, secara etimologis perkataan din juga mengacu
kepada makna yang menunjukkan hubungan timbal balik antara kedua belah pihak
antara pihak Allah pemilik kekuasaan perintah dan hukum dan pihak manusia yang
memiliki sikap merendahkan diri dan tunduk. Dengan demikian, din mengandung
pengertian hubungan antara makhluk dan Khaliknya.
Secara terminologis pengertian din seperti yang didefinisikan Muhammad Abdullah
Darraz, din yakni peraturan Ilahi yang mengantarkan orang-orang yang berakal sehat
atas kehendak mereka sendiri menuju kebahagiaan dunia dan akhirat (Darraz, 1970:
33). Selanjutnya, pengertian din merupakan peraturan Ilahi yang menuntun ke arah
keyakinan yang benar dan tingkah laku pergaulan hidup yang baik. Secara
terminologis dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, din yang bermakna agama
didefinisikan sebagai ajaran, sistem yang mengatur keimanan (kepercayaan) dan
peribadatan kepada Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan
dengan pergaulan manusia serta lingkungannya (Tim Penyusun, 2008:12). Al-
Maududi berpendapat bahwa din merupakan kerangka ajaran (blue print) yang berisi
tuntunan lengkap tentang cara berpikir, bersikap, berbuat, dan bertingkah laku yang
baik tanpa terikat oleh faktor ruang dan waktu (Ulyan, 1978: 17).
Para Ulama mengelompokkan din menjadi dua kategori, antara lain:
 Din al-haqq atau din al-wahyu yaitu, agama Allah yang berisi perintah kepada
pemeluknya untuk menyembah Tuhan Yang Maha Esa, menyuruh berbudi pekerti
luhur, melaksanakan ibadah, mengatur pergaulan, dan hubungan sesama.
 Din al-bathil atau din thabi’i yaitu, agama alam, sebagai hasil cipta manusia baik
oleh individu maupun kelompok yang bertujuan untuk mengatur dan mengurus
kepentingan hidup manusia dan masalah yang mereka hadapi (Muchtar, 2001:
20).
Kata Islam berasal dari huruf-huruf sin, lam dan mim (‫ ل – س‬- ‫) م‬. Secara etimologis
kata Islam merupakan kata turunan dari kata salima-yaslamusalamun wa salamatun.
Kata dasar salima berarti sejahtera, tidak tercela, dan tidak cacat. Dari kata itu
terbentuk kata masdar, salamat yang dalam bahasa Indonesia menjadi selamat. Dari
perkataan salamat, timbul ungkapan assalamu’alaikum yang artinya mengandung
doa dan harapan semoga anda selamat, damai, dan sejahtera (Ali, 2000: 49-50). Dari
akar kata itu juga terbentuk kata-kata salm, silm yang berarti kedamaian, kepatuhan,
penyerahan (diri), salam yang berarti keselamatan, taslim yang berarti penyerahan,
sullami yang berarti titian, dan salama yang berarti memelihara.
Kata Islam juga terbentuk dari kata yang memiliki arti ketundukan, kepatuhan,
agama Islam (Munawwir, 1997: 654-656). Sama dengan sallama yang berarti
menyerahkan sesuatu, menyerahkan diri pada kekuasaan orang lain, meninggalkan
orang di bawah kekuasaan orang lain, meninggalkan (seseorang) bersama
(musuhnya), berserah diri kepada Tuhan, aslama juga berarti membayar di muka
Istaslama berarti menyerah, meyerahkan diri, pasrah, memasuki perdamaian.
Tasallama berarti menjadi Islam. Islam dalam Tafsir Al-Misbah didefinisikan sebagai
ungkapan kerendahan hati atau kepasrahan dan ketaatan secara lahiriyah kepada
hukum Tuhan serta mewajibkan diri untuk melakukan atau mengatakan apa yang
telah dilakukan dan dikatakan oleh Nabi saw. (Muchtar, 2001: 226). Dari uraian
tersebut, arti yang dikandung perkataan Islam yakni kedamaian, kesejahteraan,
keselamatan, penyerahan (diri), ketaatan dan kepatuhan, ketundukan, dan agama
Islam. Rangkaian kata din dan Islam ini membentuk kata majemuk din al-Islam dan
kata inilah yang kemudian popular sebagai sebutan agama Islam.

B. Sistem Ajaran Islam


Pengertian kerangka dasar ajaran Islam ialah garis besar atau bagian pokok yang
menyangga suatu bangunan dari pesan ketuhanan yang disampaikan Nabi Muhammad saw.
kepada manusia demi keselamatannya di dunia hingga di akhirat yang meliputi iman, Islam,
dan ihsan. Para ulama mengembangkan konsep dasar ini menjadi tiga konsep kajian, antara
lain:
Konsep iman melahirkan kajian tentang aqidah yang memuat pembahasan mengenai
rukun iman, rukun Islam, dan ihsan.
Konsep Islam melahirkan kajian tentang Syariah yang bersumber pada Alquran, Hadis,
dan ijtihad yang memuat mengenai hukum-hukum. Hukum -hukum yang diputuskan
harus memperhatikan maqashidusy syariah (tujuan hukum Islam) dan asas-asasnya.
Konsep ihsan melahirkan kajian tentang akhlak yang memuat pembahasan mengenai
akhlak kepada Allah, akhlak kepada Rasulullah, akhlak kepada Alquran, akhlak kepada
diri sendiri, akhlak kepada keluarga, akhlak kepada tetangga, akhlak kepada orang lain
(muslim dan nonmuslim), akhlak kepada pemerintah, akhlak kepada lingkungan, dan
sebagainya (Marzuki, 2009: 8-10).
Ketiga kajian tersebut yakni akidah, syariah, dan akhlak dijadikan sebagai kerangka ajaran
Islam yang sering juga disebut trilogi ajaran Islam.
C. Karakteristik Ajaran Islam
karakteristik ajaran Islam itu terdiri dari tujuh hal penting yang tidak terdapat dalam
agama lain, antara lain, sebagai berikut:
Rabbaniyyah
Rabbaniyyah artinya Islam merupakan agama yang bersumber dari Allah Swt bukan
dari manusia, sedangkan Nabi Muhammad saw. tidak membuat agama ini akan tetapi
beliau hanya menyampaikannya. Karenanya dalam kapasitas sebagai Nabi, beliau
berbicara berdasarkan wahyu yang diturunkan kepadanya.Bahwasannya seorang
muslim tentu saja harus mengakui Allah Swt. sebagai Rabb (Tuhan) dengan segala
konsekuensinya, yakni mengabdi hanya kepada-Nya sehingga dia menjadi seorang
yang rabbani yang memiliki sikap dan perilaku dari nilai-nilai yang datang dari Allah
Swt.
Insaniyyah
Islam merupakan agama yang diturunkan untuk manusia, karena itu Islam
merupakan satu-satunya agama yang cocok dengan fitrah manusia. Pada dasarnya
tidak ada satupun ajaran Islam yang bertentangan dengan jiwa manusia.
Syumuliyah
Islam merupakan agama yang lengkap, tidak hanya mengutamakan satu aspek lalu
mengabaikan aspek lainnya. Kelengkapan ajaran Islam terdiri dari konsep Islam
dalam berbagai bidang kehidupan, mulai dari urusan pribadi, keluarga, masyarakat,
sampai pada persoalan-persoalan berbangsa dan bernegara. Kesyumuliahan Islam
tidak hanya dari segi ajarannya yang rasional dan mudah diamalkan tapi juga
keharusan menegakkan ajaran Islam dengan metodologi yang Islami. Karena itu, di
dalam Islam didapatkan konsep tentang dakwah, jihad, dan sebagainya.
Al-Waqi’iyyah
Al-waqi’iyyah (realistis), ini menunjukkan bahwa Islam merupakan agama yang
dapat diamalkan oleh manusia atau dengan kata lain dapat direalisasikan dalam
kehidupan sehari-hari. Islam sendiri tidak bertentangan dengan realitas
perkembangan zaman bahkan Islam menjadi satu-satunya agama yang mampu
menghadapi dan mengatasi dampak negatif dari kemajuan zaman. Ini berarti Islam
agama yang tidak takut dengan kemajuan zaman.
Al-Wasathiyyah
Umat Islam adalah ummatan wasathan (umat yang pertengahan), umat yang
seimbang dalam beramal, baik yang menyangkut pemenuhan terhadap kebutuhan
jasmani dan akal pikiran maupun kebutuhan ruhani.
Al-Wudhuh
Konsepnya yang jelas (al-wudhuh). Kejelasan konsep Islam membuat umatnya tidak
bingung dalam memahami dan mengamalkan ajaran Islam, bahkan pertanyaan umat
manusia tentang Islam dapat dijawab dengan jelas. Dalam masalah akidah, konsep
Islam begitu jelas sehingga dengan akidah yang mantap seorang muslim menjadi
terikat kepada ketentuan-ketentuan Allah dan Rasul-Nya. Konsep syariah atau
hukumnya juga jelas, sehingga umat Islam dapat melaksanakan peribadatan dengan
baik dan mampu membedakan antara yang hak dengan yang batil, begitulah
seterusnya dalam ajaran Islam yang serba jelas.
Al-Jam’u bainats Tsabat wal Murunnah
Ajaran yang permanen dengan yang fleksibel (al-jam’u bainats-tsabat wal
murunnah), dimaksud dengan yang permanen adalah hal-hal yang tidak bisa
diganggu gugat, mesti begitu (taken for granted). Secara prinsip, Islam bisa
disesuaikan dengan situasi dan kondisinya yang berarti fleksibel adalah teknis
pelaksanaannya.

2. Arti Penting Agama Islam

A. Kesalahpahaman terhadap Islam


Dalam mempelajari agama Islam seringkali terjadi kesalahpahaman baik dalam
memahami ruang lingkup agama Islam maupun dalam menggambarkan ajaran Islam,
dan metode pengkajian Islam (Ali, 2000: 77). Kesalahpahaman ini terjadi karena
Islam disamakan dengan agama lainnya baik dilakukan oleh orang Islam sendiri,
Islamis maupun orientalis. Bahwasannya ruang lingkup agama Islam meliputi tata
aturan yang menyangkut kehidupan dunia dan akhirat atau tata aturan berhubungan
dengan Tuhan dan manusia, tidak seperti religion yang hanya menyangkut tata
hubungan dengan Tuhan semata. Dalam menggambarkan ajaran Islam seharusnya
dipelajari dari sumber yang asli yakni Alquran dan hadis, Islam seharusnya
digambarkan secara integral yakni
dipelajari dari karya atau kepustakaan Islam yang baik dan benar, dihubungkan
dengan berbagai persoalan yang dihadapi manusia, relasi, dan relevansinya dengan
persoalan sejarah umat Islam. Demikian pula harus menggunakan bantuan ilmu
pengetahuan yang berkembang sampai sekarang dan tidak menyamakan Islam dengan
umat Islam.

B. Konsekuensi Seorang Muslim


Alquran membagi dua golongan, orang-orang yang mendapat petunjuk sebagai al-
muhtadun (mukmin) dan orang-orang yang sesat sebagai al-dhallun (kafir, munafik,
fasik) (Muchtar, 2001:153). Seseorang dikatakan mukmin jika orang tersebut
mempunyai keimanan sangat kuat, meyakini bahwa hanya Allah yang Maha Kuasa,
hanya Allah yang patut disembah, hanya Allah yang Maha segalanya. Sebagai
konsekuensi dari keimanannya seorang mukmin selalu melaksanakan syariah yakni
segala yang diperintahkan Allah dan menjauhi segala larangan Allah.

C. Keberuntungan Beragama Islam


Agama Islam sangat luas dan luwes, fleksibel, tidak rigit dan kaku, tidak terlalu
fundamental atau liberal. Dengan tetap berpegang teguh pada Alquran dan hadis
bukan berarti tidak ada kebebasan dalam Islam.Islam dapat berlaku di mana pun dan
juga kapan pun. Islam merupakan agama pembawa kenyamanan dan sumber
kebahagiaan di dunia dan di akhirat dalam artian rahmatan lil’alamin.

Anda mungkin juga menyukai