Anda di halaman 1dari 6

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/322036904

REVIEW: Pengaruh Katalis Homogen dan Heterogen Pada Proses Reaksi


Transesterifikasi

Article · December 2017

CITATIONS READS

0 11,973

3 authors:

Ardita Elliyanti Nadya Zahiroh


Institut Teknologi Sepuluh Nopember Institut Teknologi Sepuluh Nopember
2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS    2 PUBLICATIONS   0 CITATIONS   

SEE PROFILE SEE PROFILE

Putri Ayu Senja


Institut Teknologi Sepuluh Nopember
1 PUBLICATION   0 CITATIONS   

SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Pengaruh Katalis Homogen dan Heterogen Pada Proses Reaksi Transesterifikasi View project

Pengaruh Katalis Homogen dan Heterogen Pada Proses Reaksi Transesterifikasi View project

All content following this page was uploaded by Ardita Elliyanti on 24 December 2017.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


1

Review Artikel

Pengaruh Katalis Homogen dan Heterogen


Pada Proses Reaksi Transesterifikasi
Ardita Elliyantia*, Nadya Zahiroha, Putri Ayu Senjaa
a
Department of Chemistry, Faculty of Science, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS), Kampus ITS
Sukolilo, Surabaya 60111, Indonesia
* E-mail: ardita.elliyanti15@mhs.chem.its.ac.id

ABSTRAK

Reaksi transesterifikasi atau disebut juga reaksi alkoholisis merupakan reaksi antara alkohol dengan
ester untuk menghasilkan alkil ester. Tujuan dari proses transesterifikasi ialah pembuatan biodiesel yang
berguna sebagai bahan bakar alternative terbarukan. Sintesis biodiesel dapat dilakukan tanpa pemurnian
melalui esterifikasi dan reaksi transesterifikasi menggunakan katalis Aktivitas reaksi transesterifikasi tersebut
dipengaruhi oleh jenis katalis homogen seperti NaOH, H2SO4, dan KOH atau katalis heterogen seperti
CaOZnO, SrO·SiO2, dan K3PO4. Katalis heterogen lebih umum digunakan dalam proses reaksi
transesterifikasi dibandingkan dengan katalis homogen karena dapat menghasilkan yield proses
transesterifikasi lebih tinggi. Katalis heterogen CaOZnO, SrO.SiO2, dan K3PO4 memberikan hasil yield
sebesar 96,49%; 96,66%; dan 101,7% sedangkan katalis homogen NaOH, H2SO4menghasilkan yield 83,33%
dan KOH menghasilkan yield sebesar 95,15%

Kata Kunci: Katalis Homogen, Katalis Heterogen, Reaksi Transesterifikasi

DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN .................................................................................................................................................... 1
II.HASIL DAN PEMBAHASAN .................................................................................................................................. 1
2.1 Transesterifikasi Tanpa Katalis ................................................................................................................ 1
2.2 Transesterifikasi dengan Katalis ......................................................................................................... 1
2.2.1 Katalis Homogen ............................................................................................................................ 1
2.2.2 Katalis Heterogen ........................................................................................................................... 2
III. KESIMPULAN ...................................................................................................................................................... 3
IV. DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................................................. 4
1

I. PENDAHULUAN lainnya proses ini tidak menghasilkan sabun dimana akan


Reaksi transesterifikasi biasa disebut reaksi mengurangi biaya pengolahan limbah. Namun, reaksi
alkoholisis. Hal ini dikarenakan proses mereaksikan suatu transesterifikasi tanpa katalis memiliki kerugian yaitu
ester dengan alkohol membentuk alkil ester. Alkohol yang memerlukan waktu yang lama dan temperatur serta
biasa digunakan yaitu methanol [1]. tekanan yang tinggi, yaitu sekitar 350°C dan tekanan 43
Tujuan dari proses transesterifikasi ialah Mpa, dan akan memakan biaya yang mahal [2].
pembuatan biodiesel yang berguna sebagai bahan bakar Saat ini telah dikembangkan metode penggunaan
alternative terbarukan. Selain itu proses transesterifikasi reactor kolom gelembung yang dapat bekerja pada
bisa digunakan untuk menghilangkan produk samping tekanan 1 atm dan di temperatur 300°C. Hal ini berguna
berupa trigliserida dimana akan mengalami penurunan titik untuk proses transesterifikasi tanpa katalis agar bisa
beku, titik didih, dan viskositas dari jenis minyak yang mengurangi tekanan dan temperatur yang diperlukan.
digunakan. Pada penelitianlain, juga bisa digunakan penambahan co-
Manfaat lain dari reaksi transesterifikasi yaitu solvent CO2 yang berguna menurunkan temperatur
produksi poliester bisa berupa kain yang digunakan menjadi 280°C [2]. Hasil dari proses esterifikasi dan
sebagai baju, tirai, hingga sabuk pengaman mobil.Menurut transesterifikasi yang didapat secara umum dapat
Hambali (2017), reaksi transesterifikasi ada dua tahap [2]. dihilangkan warnanya dengan adsorbsi menggunakan
Reaksi transesterifikasi tanpa penambahan katalis, dan adsorben zeolite [12].
reaksi transesterifikasi dengan katalis. Prasetyoko, D.
(2010) menjelaskan bahwa reaksi transesterifikasi tanpa 2.2 Transesterifikasi dengan Katalis
katalis membutuhkan temperatur, tekanan yang tinggi, dan 2.2.1 Katalis Homogen
waktu yang lama. Hingga saat ini telah disintesis reaksi 2.2.1.1 Katalis NaOH dan H2SO4
transesterifikasi dengan katalis. Jenis katalis yang Sintesis biodiesel dari minyak Kemiri Sunan
digunakan berupa katalis homogen maupun heterogen [3]. (Reutealis trisperma) telah berhasil dilakukan tanpa
Dari informasi tersebut, penulis telah mempelajari pemurnian melalui esterifikasi dan reaksi transesterifikasi
dan mereview proses reaksi transesterifikasi tanpa katalis, menggunakan katalis H2SO4 dan NaOH. Katalis yang
dan dengan katalis homogen maupun heterogen. Dapat digunakan adalah H2SO4 dengan komposisi mol 1:1
digambarkan dalam skema berikut: hingga 1:3 serta dilakukan pada temperatur 65°C selama
Transesterifikasi 2 jam. Dihasilkan produk dengan 2 lapisan [4]. Dihasilkan
produk esterifikasi pada lapisan bawah. Selanjutnya
digunakan katalis NaOH sebesar 1%berat dengan rasio
berat 1:2 antara minyak reutealis trisperma dengan
Tanpa Katalis Dengan Katalis metanol pada proses transesterifikasi. Reaksi dilakukan
pada temperatur 65°C sampai terbentuk 2 lapisan.
Lapisan atas adalah metil ester dan lapisan bawah adalah
gliserol. Digunakan variasi jumlah katalis dari 0,5, 1,5, dan
Homogen Heterogen 2,0%berat untuk mengetahui kondisi reaksi optimal [4].
Kandungan tinggi asam lemak pada minyak
reutealis trisperma berkurang sebesar 0,09% dengan 96,3
% asam lemak melalui proses pretreatment esterifikasi
Katalis Katalis Katalis Katalis Katalis
menggunakan katalis H2SO4 [4]. Ini sesuai dengan
NaOH KOH CaOZnO SrO.Si K3PO4
O O2 pengamatan yang dilakukan oleh Marchetti dan Errazu,
Gambar 1. Skema proses transesterifikasi 2008, bahwa 96% dari asam lemak bebas pada proses
esterifikasi pada minyak bunga matahari menggunakan
II. HASIL DAN PEMBAHASAN katalis asam sulfat [5]. Selanjutnya digunakan katalis
2.1 Transesterifikasi Tanpa Katalis dasar NaOH pada transesterifikasi minyak reutealis
trisperma yang mengandung asam lemak bebas sebesar
Pada proses produksi biodiesel dapat dilakukan 0,09%. Variasi komposisi metanol yang digunakan dalam
proses transesterifikasi. Biasa disebut dengan proses reaksi yaitu 1:1, 1:2, dan 1:3. Reaksi dilakukan
transesterifikasi superkritik methanol. Digunakan menggunakan konsentrasi katalis optimal 1%berat dan
perbandingan rasio mol minyak: alkohol sebesar 1:42. pada temperatur 65°C. 95,15% produk biodiesel diperoleh
Reaksi ini memiliki beberapa keuntungan yaitu kondisi pada variasi metanol dengan berat rasio 1:1 yang dikenal
asam lemak bebas (FFA) akan tersesterifikasi menjadi dengan produksi biodiesel melalui transesterifikasi
metil ester tinggi akibat tidak ada pengaruh penambahan reversiblel [4].
air, juga waktu yang digunakan lebih singkat. Keuntungan Hal ini sesuai dengan Dehkordi dan Ghaserni
(2012) pada pengamatannya juga membuktikan bahwa
2

produk biodiesel optimal seiring dengan meningkatnya dikalsinasi pada temperatur 800°C selama 6 jam,
rasio berat metanol. Namun ketika jumlah metanol sedangkan untuk ZnO dikalsinasi pada temperatur 450°C
kelebihan, tidak berpengaruh signifikan terhadap produk selama 6 jam. Dalam proses karakterisasi zat padat
biodiesel yang dihasilkan. Dalam konsentrasi tinggi digunakan instrument XRD dan FTIR [8].
metanol pemurnian produk yang melalui pemisahan dari Dalam proses ini juga dilakukan reaksi
metanol ini memerlukan waktu yang lama dalam transesterifikasi dalam kondensor refluks dalam labu
prosesnya [6]. ukur. Lalu dilakukan pengadukan 1250 rpm untuk
2.2.1.2 Katalis KOH menghilangkan efek perpindahan massa eksternal.
Sintesis biodiesel dari minyak Kemiri Sunan Minyak kelapa sawit bekas dicampurkan dengan
(Reutealis trisperma) telah berhasil dilakukan tanpa methanol dalam gelas reaktor. CaOZnO dialiri gas N2
pemurnian melalui esterifikasi dan reaksi transesterifikasi dalam tabung pada temperatur 800°C selama 1 jam.
menggunakan katalis KOH dengan variasi konsentrasi Kemudian campuran tersebut dipanaskan pada
yaitu 0,5%, 1,0%, 1,5%. 2,0%berat [7]. temperatur 65°C selama 3 jam dan ditambahkan HCl
Reaksi transesterifikasi berlangsung selama 1 jam untuk menetralkan CaO. Didalam corong pemisah
pada temperatur 65°C dan dihasilkan produk metil ester ditambahkan di-klorometana, ester, mono, di, trigliserida,
dan metanol yang masih bercampur kemudian kedua dan metil ester pada lapisan atas [8].
produk tersebut dipisahkan. Kemudian untuk mengetahui Sedangkan pada lapisan atas ditambahkan
metil esternya maka dilakukan analisis menggunakan gliserol, methanol, residu HCl dan CaCl 2. Didapatkan
Kromatografi Gas 7600 [7]. Variasi konsentrasi katalis kandungan metil ester pada lapisan CaO, CaOZnO 0,08,
berpengaruh terhadap yield biodisel seperti ditunjukan dan CaOZnO0,25 lebih besar dibandingkan ZnO yang
pada gambar 2 grafik yield biodisel dengan konsentrasi akan dianalisis dengan Gas-Chromatography (GC).
katalis Produk yang terbentuk pada proses transesterifikasi kali
Pada grafik terlihat bahwa terjadi peningkatan ini yaitu metil ester, monogliserida, digliserida, trigliserida,
pada variasi konsentrasi 0,5%-1,0%berat yaitu dari dan gliserol sebagai produk samping. Pada tabel 1 telah
78,71% menjadi 83,33 % sedangkan pada variasi dirangkum perhitungan dari produk transesterifikasi.
konsentrasi 1,0%berat menuju 2,0%berat mengalami Didapatkan produk metil ester lebih banyak dibandingkan
penurunan. Pada percobaan yang dilakukan ini kondisi produk lainnya, sehingga reaksi transesterifikasi berhasil
optimum yang didapatkan adalah pada temperatur 65°C dilakukan untuk ketiga katalis. Sedangkan untuk katals
dengan waktu 1 jam menggunakan katalis KOH 1,0%berat ZnO, lapisan organik masih berbentuk minyak, sehingga
dengan hasil yield biodisel sebesar 83,33% [7]. sulit disuntikkan ke Gas Chromatography (GC). Tabel 1
juga menunjukkan urutan produk, rendemen dari besar
85 ke kecil yaitu CaO > CaOZnO0.08> CaOZnO0.25 > ZnO.
80 Oleh karena itu, hasil metil ester dalam keempat katalis
75 berkisar 75-97% dengan kandungan CaO pada masing-
70 masing katalis 0-89% [8].
65
60 Tabel 1. Persen hasil metil ester dengan katalis CaO,
55 CaOZnO0,08 , CaOZnO0,25, ZnO
0,5 1 1,5 2 Katalis % Hasil Metil Ester
Konsentrasi Katalis (wt%) CaO 96.49
CaOZnO0.08 93.57
Gambar 2. Yield biodisel dengan variasi konsentrasi KOH
CaOZnO0.25 87.55
temperatur 65°C selama 1 jam [7].
ZnO 75.26
2.2.2 Katalis Heterogen
2.2.2.1 Katalis CaOZnO 2.2.2.2 Katalis SrO.SiO2
Sintesis katalis CaOZnO telah berhasil dilakukan Sintesis biodiesel dari minyak kedelai telah
dengan pencampuran Zn, Ca(CH3COO)2.H2O, dan berhasil dilakukan dengan katalis SrO.SiO2melalui metode
Zn(CH3COO)2.H2O dengan H2O dicampur secara sol-gel. Silika sol-gel dibuat menggunakan silika dengan
terpisah dengan metode ko-presipitasi. Endapan Zn dan mencampurkan NaOH 5%, Selanjutnya diaduk selama 3
CaO dapat dibuat dengan pengadukan H2C2O4.2H2O jam. Kemudian dilarutkan Sr(NO3)2.2H2O ke dalam air
selama 12 jam pada temperatur kamar. Endapan dicuci dengan komposisi yang diinginkan. Dibuat berbagai
dengan H2O dan aseton, kemudian dikeringkan dalam komposisi mol dengan rasio 3:2, 2:4, dan 2:7 untuk
oven semalam. Prosedur yang sama dilakukan pada melakukan sintesis. Campuran larutan tersebut diaduk
rasio Ca ke Zn. Untuk penggunaan katalis, CaO selama 3 jam dengan kecepatan 450 rpm supaya
3

terbentuk Strontium silikat. Selanjutnya ditambahkan selama 24 jam pada temperatur 60°C selanjutnya selama
dengan perlahan larutan HNO3 ke dalam strontium silikat 24 jam pada temperatur 110°C. Untuk menghasilkan
sehingga terbentuk gel dan kemudian disaring lalu dicuci biodiesel, digunakan katalis K3PO4 dengan variasi
menggunakan air [9]. konsentrasi 5, 10, dan 15%berat. Katalis K3PO4
Setelah bersih, Gel dikeringkan menggunakan dikeringkan pada temperatur 110°C selama 24 jam,
oven dengan temperatur 105°C selama 3 jam dan setelah selanjutnya dikalsinasi pada temperatur 550°C selama
kering dihancurkan hingga terbentuk bubuk strontium 10 jam hingga menghasilkan NaZSM-5. NaZSM-5 yang
silikat. Bubuk strontium silikat selanjutnya dikalsinasi dihasilkan dengan variasi konsentrasi K3PO4 sebesar 5,
selama 4 jam dengan temperatur 800°C. Gas 10, dan 15% berat diberi label NZ, NZK5, NZK10 dan
Chromatography (GC) digunakan untuk mengetahui NZK15.
komposisi katalis yang optimum dan untuk menentukan Dari tabel 2 dapat dilihat bahwa hubungan
jenis metil ester. Dalam proses transesterifikasi presentase kristalinitas dengan presentase K3PO4 pada
menggunakan reaktan minyak dengan metanol dan sintesis NaZSM-5. Seiring dengan meningkatnya jumlah
menggunakan katalis dengan perbandingan rasio SiO:SrO K3PO4 pada sintesis NaZSM-5 maka presentase
yaitu 0:1, 1:0, 3:2, 2:4 dan 2:7 dengan variasi waktu 30, kristalinitas menurun [10].
60, 90, dan 120 menit [9].
Dalam proses transesterifikasi ini dilakukan refluks Tabel 2. Hubungan presentase kristalinitas dengan presentase
pada campuran dengan temperatur 65°C selama 30 menit K3PO4 pada sintesis NaZSM-5 [10]
Intensitas %
dan diaduk dengan kecepatan 300 rpm. Kemudian Sampel 2ϴ I/Io
(I) kristalinitas
dibiarkan selama 24 jam. Selanjutnya campuran tersebut
NZ 23,1 376,70* 1 100
disaring untuk memisahkan produk dan katalis [9].
NZK 5 23 334,18 0,89 89
NZK 10 23,01 314,18 0,83 83
NZK 15 23 271,5 0,72 72
% Konsentrasi

*komparator standar (Io)

Hal ini sesuai dengan Hartanto, 2015, yang telah


berhasil mensintesis ZSM-5 yang langsung dari kaolin
tanpa organic template dengan komposisi zeolite 10 Na2O:
100 SiO2:Al2O3: 1800 H2O dengan variasi waktu
kristalisasi 12, 24, 48, 72 jam. Didapatkan waktu
Katalis kristalisasi sangat berpengaruh pada pembentukan kristal
Gambar 3. Persentase konsentrasi katalis: (a) SiO2 (b) SrO (c) ZSM-5 dimana waktu pembentukan ZSM-5 optimum
SrO:SiO2 3:2 (D) SrO:SiO2 2:4 (e) SrO:SiO2 2:7, pada selama 24 jam pada suhu 175°C dan kristalinitas
temperatur 65ºC selama 30 menit, berat 1% w/v minyak katalis, padatannya adalah 101,17% [11].
rasio minyak : metanol 1:4 [9]
III. KESIMPULAN
Proses reaksi transesterifikasi menggunakan Telah berhasil sintesis biodiesel menggunakan
katalis basa heterogen yaitu SrO.SiO2 menghasilkan beberapa jenis katalis homogen dan heterogen untuk
produk yang cukup baik. Pada kondisi optimum proses transesterifikasi. Pada reaksi transesterifikasi pada
penggunaan katalis SrO.SiO2 dengan perbandingan 2:7 suhu 65°C menggunakan katalis homogen menunjukkan
menggunakan temperatur 65°C selama 30 menit [9]. hasil bahwa katalis homogen NaOH dan H2SO4 (1% berat)
menghasilkan yield terbesar 95,15%. Untuk katalis
2.2.2.3 Katalis K3PO4 heterogen, yield terbesar dihasilkan menggunakan katalis
Kristal NaZSM-5 dibuat dengan pencampuran heterogen SrO.SiO sebesar 96,66% pada suhu 65°C.
natrium aluminat dalam larutan (TPAOH dan air), setelah Sedangkan katalis K3PO4 daengan bantuan ZSM-5 dapat
itu ditambahkan TEOS dalam campuran dan diaduk menghasilkan kristalinitas padatan sebesar 101,7% pada
selama 15 menit dengan pemanasan pada temperatur suhu 175°C selama 24 jam. Sehingga, katalis heterogen
60°C selama 6 jam. Setelah gel terbentuk, ditambahkan lebih baik digunakan dalam proses reaksi transesterifikasi
sedikit demi sedikit CTABr dengan pengadukan konstan dibandingkan dengan katalis homogen karena dapat
hingga selesai disolusi. Selanjutnya, autoklaf digunakan menghasilkan yield proses transesterifikasi lebih tinggi.
pada tahap kristalisasi gel selama 24 jam pada
temperatur 150°C. Setelah terbentuk kristal, filtrat dan
residu dipisahkan, kemudian dicuci menggunakan air
suling sampai pH netral dan dikeringkan yang pertama
4

IV. DAFTAR PUSTAKA [12] Iryani, A., Hartanto, D. 2017. "Textile Dyes Removal
[1] Wilhelm Riemenschneider dan Hermann M. Blot. By ZSM-5 From Bangka Kaolin", International
2005. “Ester, Organic” Ullmann’s Encylopedia of Conference of the Indonesian Chemical Society
Industrial Chemistry. Wiley-VCH. Weinheim. 2017, At Palembang, Indonesia, Volume: 6, xx-xx
[2] Hambali, E., Mujdalifah, S., Tambunan, A. H.,
Pattiwiri, A. W., Hendroko, R. 2017. Teknologi
Bioenergi. Jakarta : Agro Media Pustaka.
[3] Prasetyoko D., Qoniah, I. 2010. “Penggunaan
Cangkang Bekicot sebagai Katalis Untuk Reaksi
Transesterifikasi Refined Palm Oil”. Prosiding
Skripsi. 2010/2011.[2
[4] Prasetyoko D., Holilah, H., Oetami, T. P., Santosa E.
B., Zein, Y. M., Bahruji H., Fansuri H., Ediati R.,
Juwari J., 2015. The Potential of Reutealis
Trisperma Seed as a New Non-Edible Source for
Biodiesel. Biomass Conver, Biorefinery. 5 (4): 347-
353.
[5] Marchetti JM, Errazu AF. 2008. Esterification of Free
Fatty Acids Using Sulfuric Acid as Catalyst in the
Presence of Triglycerides. Biomass Bioenergy
32:892–895
[6] Dehkordi AM, Ghasemi M. 2012. Transesterification
of Waste Cooking Oil to Biodiesel Using Ca and Zr
Mixed Oxides as Heterogeneous Base Catalysts.
Fuel Process Technol. Vol. 97:45–51
[7] Prasetyoko D., Anggraini, S.D., Utami, T.P. 2013.
Sintesis dan Karakterisasi Biodiesel dari Minyak
Kemiri Sunan (Reutealis Trisperma Oil) dengan
Katalis KOH (Variasi Konsentrasi Katalis). Jurnal
MIPA 36 (2): 178-184
[8] Prasetyoko, D., Ediati, R., Hartanto, D., Yulianti C. H.,
Tri, P. E., Chisaki, Y., Purbaningtyas T. E., Jalil A.
A., Ku Hitam C. K. N. L. C. 2014. Synthesis of
CaOZnO Nanopartikels Catalyst and Its
Application in Transesterification of Refined Palm
Oil.Bulletin of Chemical Reaction Engineering &
Catalysis; Semarang Vol. 9, Iss. 2: 100-110
[9] Prasetyoko,D. Widiarti, N., Suryana, L.A., Wijayat,N.,
Rahayu,E.F.,Harjito,H., Wardhana,S.B.,
Suprapto,S. 2017. Synthesis of SrO.SiO2 Catalyst
and Its Application in the Transesterification
Reactions of Soybean Oil. Bulletin of Chemical
Reaction Engineering & Catalysis. 12 (2). 299-305
[10] Prasetyoko, D., Samik, Ediati, R. 2014.
Characterization K3PO4/NaZSM-5 Using XRD and
FTIR as A Catalyst to Produce Biodiesel.
Proceeding of International Conference on
Research, Implementation and Education of
Mathematics and Sciences, Vol. ISBN. 978 – 979-
99314 – 8 – 1
[11] Hartanto D., Prasetyoko D., Saputro O., Utomo W.P.,
Rosyidah A., Sugiarso D., Ersam T., Nur H. 2016.
Synthesis of ZSM-5 directly from kaolinwithout
organic template: Part-1: Effect of crystallization
time, Asian Journal of Chemistry 28 (1), 211

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai