MAKALAH PERPINDAHAN PANAS Final
MAKALAH PERPINDAHAN PANAS Final
Disusun oleh
KELOMPOK III
TEKNIK KIMIA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SERANG RAYA
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah dari-Nya kami
dapat menyelesaikan makalah tentang Perpindahan panas ini. Sholawat dan salam semoga
senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan kepada kita semua jalan yang lurus berupa ajaran agama islam yang sempurna
dan menjadi anugrah terbesar bagi seluruh alam semesta.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
UTS mata kuliah Perpindahan Panasini. Disamping itu, kami mengucapkan banyak
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami selama pembuatan makalan ini
berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Penyusun
i
Daftar Isi
Kata Pengantar ........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I. DASAR TEORI ............................................................................................ 1
I.I. Transfer Panas Pada Tubuh Manusia ........................................................ 1
I.I.I. Asal Panas Pada Tubuh Manusia ............................................................. 1
I.1.2 Metabolisme Tubuh manusia ................................................................... 1
I.1.3 Aliran energi pada tubuh Manusia ........................................................... 3
I.1.4 Heat Loss .................................................................................................. 3
I.2 Heat Transfer Pada ujung Pitot tube Pesawat ............................................... 5
I.2.1 Teori Heat Transfer Pada ujung Pitot tube Pesawat .................................. 5
BAB II. PERSAMAAN .............................................................................................. 9
2.1 Analisa Aliran Panas Pada Tubuh manusia ................................................. 9
2.1.2 Analisa Aliran Pada Pesawat .................................................................... 12
2.2 Identifikasi Masalah dan Perhitungan .......................................................... 14
BAB III. KESIMPULAN …………………………………………………………… 21
Referensi
ii
Daftar Gambar dan Tabel
iii
BAB I
DASAR TEORI
1
Tabel 1. Metabolic Rate beberapa aktifitas manusia.
A.) Anabolisme : Reaksi anabolisme bertanggung jawab atas proses sintesis seluruh
senyawa yang dibutuhkan dalam pemeliharaan sel, pertumbuhan
dan reproduksi.
B.) Katabolisme : Reaksi katabolisme mengubah molekul besar atau kompleks
menjadi molekul yang lebih kecil atau sederhana serta
menghasilkan energi
2
1.1.3 Aliran Energi Pada Tubuh Manusia
A.) Konduksi
Panas pada tubuh manusia terdapat pada bagian tubuh yang dalam.
3
B.) Konveksi
Perpindahan panas dengan adanya gerakan molekul. Misalnya
ketika udara luar dingin, (25°C) dan temperature rata-rata kulit 33°C
maka akan terjadi proses transfer panas, proses ini hanya berpengaruh
sedikit terhadap heat loss.
C.) Radiasi
Tubuh manusia memancarkan gelombang panas ke seluruh tubuh
melalui proses radiasi. Proses ini marupakan mekanisme kehilangan
panas paling besar pada kulit (60 %) atau 15 % dari keseluruhan.
D.) Penguapan (Evaporasi)
Tubuh manusia yang berkeringat menghasilkan perpindahan panas
karena adanya perbedaan tekanan uap air antara keringat pada kulit
dengan udara ambient, adanya gerakan angin dan kelembapan udara.
Pada prosesnya keringat yang membawa panas tubuh akan diuapkan
melalui proses tersebut.
4
1.2 Heat Transfer pada ujung pitot tube pesawat terbang
Bongkahan es akan terbentuk pada ujung pitot tube pesawat terbang.
Diperlukan panas tertentu untuk dapat mencegah terbentuknya bongkahan es agar
pitot tube tetap berfungsi. Panas yang diperlukan dapat berubah sesuai yang
diperlukan agar tidak merusak struktur pesawat. Diperlukan perhitungan secara
konveksi dan konduksi untuk mengetahui rata-rata perpindahan panas dan temperatur
pemanas pitot tube.
6
Besarnya konveksi tergantung pada :
a. Luas permukaan benda yang bersinggungan dengan fluida (A).
b. Perbedaan suhu antara permukaan benda dengan fluida
c. Koefisien konveksi (h),
yang tergantung pada :
1.) viscositas fluida
2.) kecepatan fluida
3.) perbedaan temperatur antara permukaan dan fluida
4.) kapasitas panas fluida
5.) rapat massa fluida
6.) bentuk permukaan kontak.
Keterangan:
H= h A (Tw-T ) H : Perpindahan panas
h : Koefisien konveksi
=hA T
A : Luas permukaan
T : Perpindahan suhu
7
Jadi masa fluida yang mempunyai energi terma yang lebih tinggi akan
mempunyai momentum yang juga tinggi. Peningkatan momentum ini bukan
disebabkan masanya akan bertambah.
Malahan masa fluida menjadi berkurang karena kini fluida menerima
energi kalor. Fluida yang panas karena menerima kalor dari permukaan bahan
akan naik ke atas. Kekosongan tempat masa bendalir yang telah naik itu diisi
pula oleh masa fluida yang bersuhu rendah. Setelah masa ini juga menerima
energi kalor dari permukan bahan yang kalor dasi, masa ini juga akan naik ke
atas permukaan meninggalkan tempat asalnya. Kekosongan ini diisi pula oleh
masa fluida bersuhu renah yang lain.
8
BAB II
PERSAMAAN
2.1 Analisa Aliran Panas pada tubuh manusia
Ketika energy yang tersimpan berkurang, ∆U <0 kalor akan berpindah dari
tubuh Q <0 dan tubuh menghasilkan kerja W>0
Maka :
Contoh : Luas tubuh seorang manusia dengan berat 70kg dan tinggi 1.55 m
adalah 1.70 m2 metabolic rate nya dalam keadaan istirahat adalah 40
Cal/m2 jam x 1.70 m2 = 68 Cal/jam
9
Kapasitas kalor ( C ) adalah energy (kalor) yang diperlukan untuk menaikkan
temperature suatu objek sebesar 1°C.
C = mc ……………….. (5)
C = Kapasitas Kalor
C = Kalor spesifik
m = Massa zat
Kenaikan temperature sebesar ∆T dari suatu objek dengan kalor yang masuk
kedalam tubuh manusia Q dinyatakan dengan persamaan :
Q
∆T = …………….. (6)
mc
………… (7)
Contoh : Jika tebal jaringan antara tubuh manusia bagian luar dan bagian
dalam adalah 3cm , dengan luas permukaan rata-rata untuk terjadi konduksi
adalah 1.5m2 .
Kemudian perbedaan temperature antara tubuh bagian dalam dan kulit sebesar
2°C maka kalor yang mengalir per jam nya adalah (konduktivitas termal
jaringan) = 8 Cal cm / m2 jam °C
10
Konveksi pada tubuh manusia :
Kc = Koefisien konveksi
Ts = Temperatur kulit
Ta = Temperatur udara
Radiasi :
Ts = Temperatur kulit
11
2.1 Analisa aliran panas pada pesawat
Pada kali ini akan dilakukan perhitungan mengenai perpindahan panas yang terjadi
pada beberapa ketinggian pesawat pada saat terbang, yaitu pada ketinggian 10000 ft sampai
25000 ft dengan skala kenaikan tiap 1000 ft. Material yang digunakan pitot tube 0856MG
tidak diketahui, maka pada analisa ini material yang digunakan diasumsikan menggunakan
tembaga murni (Copper Pure) dengan nilai konduktivitas panasnya 224 Btu/hr ft F (pada
suhu 32 F).
Pada gambar 4 diatas diperlihatkan penampang pitot tube secara sederhana. Panjang
pitot tube (L) dari pemanas ke ujung pitot tube diketahui sebesar 0,65 ft. Jari-jari dalam (r)
sebesar 0,0295 ft dan jari-jari luar (R) sebesar 0,0328 ft. Pada analisa ini juga dapat dilihat
besar suhu yang diperlukan pemanas untuk mencegah terbentuknya es pada ujung pitot tube.
Pada kasus ini, metode yang digunakan adalah secara konduksi dan konveksi.
Panas Konduksi :
………… (1)
Panas Konveksi :
………….. (2)
Aliran fluida pada plat datar dapat digambarkan seperti pada gambar 5. Terdapat dua
jenis aliran yang mengalir pada plat datar yaitu laminar dan turbulen. Kedua jenis aliran ini
berpengaruh terhadap besar perpindahan panas yang terjadi
12
Gambar 7. Aliran fluida pada plat datar
………………… (3)
Maka besar koefisien perpindahan panas secara konveksi untuk sepanjang aliran
laminar atau lokal adalah:
………. (4)
…………..…… (5)
13
Koefisien perpindahan panas rata-rata sepanjang plat dengan mengabaikan
koreksi viskositas menurut “Withaker” dan untuk mempertahankan ketergantungan
sifat-sifat fluida terhadap suhu, maka nilai koefsien perpindahan panas dapat
diperoleh:
……………. (6)
Pada analisa ini, pesawat dianggap diam dan udara mengalir dengan kecepatan
pesawat. Pada pitot tube, udara didalam lubang pitot tube tidak mengalir, maka
perhitungan perpindahan panas dalam lubang diabaikan, dan udara yang mengalir
dipermukaan luar pitot tube diasumsikan seperti udara yang mengalir pada plat
datar. Kecepatan aliran udara yang terjadi diperkirakan sebesar 260 knots atau
sebesar 0,4 Mach, maka dari itu, perhitungan perpindahan panas yang terjadi tidak
menggunakan perhitungan pada aliran kecepatan tinggi, dikarenakan perhitungan
pada aliran kecepatan tinggi untuk aliran dengan kecepatan lebih dari 0,5 Mach.
Perpindahan yang terjadi pada pitot tube, dapat digambarkan seperti pada
gambar 5. Suhu ambient berpengaruh terhadap ujung pitot tube dan suhu dari
pemanas juga berpengaruh terhadap pitot tube.
14
Untuk menjaga suhu pada ujung pitot tube dari pengaruh suhu ambient dan suhu
pemanas, besar rata-rata perpindahan panas secara konveksi sama dengan besar
perpindahan panas yang terjadi secara konduksi atau bisa di gambarkan secara
matematik menjadi:
……………. (7)
Dari tabel sifat fisik udara, pada suhu 28 F, beberapa nilai koefisien yang didapat
yaitu:
15
Maka panjang aliran laminar adalah:
Maka jarak tempat terjadinya transisi dari ujung plat sejauh 0,065 ft. Nilai
ini akan berubah tergantung dari nilai kinematik viskositasnya.
Panjang pitot tube adalah 0,65 ft. Sedangkan bagian yang terkena aliran
laminar adalah sebesar 0,065 ft. Maka sebagian besar atau sekitar 90% bagian
pitot tube terkena aliran turbulent. Maka nilai Reynold number disepanjang
pitot tube (0,65 ft) adalah dengan menggunakan persamaan (5).
16
Dari persamaan (6). Maka koefisien rata-rata perpindahan panas disepanjang
pitot tube adalah :
Maka :
Dari perhitungan diatas, besar rata-rata perpindahan panas konveksi yang terjadi
antara aliran udara bebas dengan pitot tube sebesar 77,86 Btu/hr. Berdasarkan
persamaan (7), besar rata-rata perpindahan secara konveksi sama dengan besar
rata-rata perpindahan secara konduksi.
Dimana :
17
Pada perhitungan rata-rata perpindahan panas secara konduksi pada pitot tube,
nilai konduktivitas thermal yang digunakan ada-lah konduktivitas thermal dari
material yang digunakan, bukan konduktivitas thermal udara. Maka temperatur
yang dibutuhkan pemanas pitot tube untuk menjaga suhu pitot tube minimal 32 F
adalah:
18
Gambar 9 Jarak transisi vs T
20
BAB III
KESIMPULAN
Perpindahan kalor dari suatu zat ke zat lain seringkali terjadi dalam Kehidupan
sekitar. Pada kebanyakan proses atau permasalahan, diperlukan pemasukan atau
pengeluaran kalor, untuk mencapai dan mempertahankan keadaan yang dibutuhkan
sewaktu proses berlangsung, seperti perpindahan kalor yang terjadi pada tubuh
manusia dan analisi terbentuknya es pada ujung pitot pesawat terbang yang
merupakan dasar dari sifat dari perpindahan panas. Berdasarkan isi makalah yang
telah kami buat maka di peroleh kesimpulan sebagai berikut;
Bila dalam suatu sistem terdapat gradien suhu, atau bila dua sistem yang suhunya
berbeda disinggungkan,maka akan terjadi perpindahan energi. Proses ini disebut
sebagai perpindahan panas (Heat Transfer).
Kepustakaan perpindahan panas pada umumnya mengenal tiga cara perpindahan
panas yaitu, konduksi (conduction, juga dikenal dengan istilah hantaran), konveksi
(convection, juga dikenal dengan istilah aliran), radiasi (radiartion).
Persamaan umum yang biasa digunakan dalam perpindahan panas dengan cara
konduksi adalah
Keterangan:
H : Panas
k : Konduktivitas termal
∂T : Perbedaan suhu
∂x : Perbedaan panjang/ jarak
A : Luas permukaan >
21
perpindahan-kalor konveksi (convection heat-transfer coefficient). Rumus dasar yang
digunakan adalah
H= h A (Tw-T )
Keterangan:
22
Refererensi
Roy Indra Lesmana Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Jenderal
Achmad Yani,
Kern, D.Q., Process Heat Transfer, Mc Graw Hill, New York, 1950.
Jurnal analisa PERBEDAAN EFEK FISIOLOGIS PADA PEKERJA SEBELUM
DAN SESUDAH BEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA PANAS oleh Tedy Dian
Pradana, Rochmawati, Sumiati Fakultas Ilmu Kesehatan, Universitas
Muhammadiyah Pontianak,
Jurnal metabolisme tubuh manusia oleh Irwan ary darmawan, universitas padjajaran
Jurnal pengaturan panas tubuh oleh DR. ZAIRUL ARIFIN, SpA, DAFK Departemen
fisika kedokteran Universitas USU Medan.