Anda di halaman 1dari 52

Hidrokarbon Jenuh

Alkana dan Sikloalkana

Dirangkum oleh :
Prof. Dr. apt. J.S. Ami Soewandi
Prof.Dr. apt. Tutuk Budiati MS
Golongan Alkana

 Juga disebut golongan Hidrokarbon jenuh


(CnH2n+2)
(Hidrokarbon = terdiri dari atom hidrogen dan
karbon;
Jenuh = hanya ada ikatan tunggal antara C-H
dan C-C; jumlah atom H pada setiap atom C
sudah maksimum)
 Juga dikenal sebagai senyawa alifatis
(aleiphas – Yunani – berarti lemak/fat).

2
Golongan Alkana
Asal mula nama alifatis
yang berarti lemak

O
CH2OCCH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
O
CHOCCH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3
O
CH2OCCH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH2CH3

Struktur lemak
hewani
Beberapa nama golongan Alkana
Jumlah Karbon Nama (CnH2n+2)
1 Metana CH4
2 Etana C2H6
3 Propana C3H8
4 Butana C4H10
5 Pentana C5H12
6 Heksana C6H14
7 Heptana C7H16
8 Oktana C8H18
9 Nonana C9H20
10 Dekana C10H22
Sifat fisika Alkana
 Umumnya tidak reaktif (parum affinis (L) = afinitas sedikit)
 Tidak polar
 Tidak dapat membentuk ikatan hidrogen, gaya antar molekul
relatif sangat lemah
 pada suhu kamar: C1 – C4 gas
C5 –C17 cairan
> C17 padatan
 Td/tl meningkat bila ukuran makin besar, menurun bila
terdapat cabang
 Kelarutan – alkana adalah molekul nonpolar karena itu tidak
larut dalam air (air bersifat polar). Alkana senyawa
hidrofobik.
 Densitas – alkana lebih ringan dibandingkan air, dengan
densitas sekitar 0.7 g/mL
Sifat Fisika Alkana
• Titik didih dan titik lebur meningkat dengan
bertambahnya ukuran molekul.
STRUKTUR ALKANA
Pada ALKANA, ke empat
orbital sp3 dari atom karbon
saling tolak-menolak sehingga
akhirnya tersusun menjadi
TETRAHEDRAL dengan
sudut ikatan sebesar 109.5º.

Pada METANA,
masing-masing orbital 109.5º
sp3 dari karbon overlap
dengan orbital 1s dari
atom hidrogen
membentuk ikatan C-H.
Ikatan ini disebut
ikatan sigma (σ) Ikatan s
KONFORMASI
Ikatan kovalen tunggal C-C mudah berotasi. Peristiwa ini disebut
konformasi.
Bentuk yang tampak berbeda strukturnya, sesungguhnya adalah
senyawa yang sama. Penampakan yang berbeda disebabkan oleh
cara penulisan strukturnya.

SEMUA STRUKTUR INI SAMA KARENA IKATAN TUNGGAL C-C


MENGALAMI ROTASI BEBAS

Bentuk-bentuk yang terjadi


akibat peristiwa konformasi,
disebut konformer
Cara Penulisan Konformer

H
H H
1. “andiron” atau H H
“sawhorse” H H H

H H H H H H
C C Staggered Eclipsed
HH HH
H H H
H H
2. Proyeksi Newman
H
H H H H
H H

Bentuk staggered lebih stabil daripada bentuk eclipsed


Kurva energi potensial vs rotasi

potential energy

3 Kcal

rotation about C-C

The barrier to rotation about the carbon-carbon bond in


ethane is 3 Kcal/mole. The rotation is ~ “free.”
Konformasi ikatan C2-C3 pada n-butana
Conformations about C2-C3 in n-butane:

CH3 H CH3
H H
H
H H H H
CH3 H3C

anti CH3/H eclipsed

CH3 H3C CH3


H3C H
H
H H H H
H H

gauche CH3/CH3 eclipsed


Kurva energi potensial vs rotasi pada
C2-C3 dalam n-butana
H3CCH3

CH3

H3C
4.4-6.1 Kcal
potential energy

3.4 Kcal
0.8 Kcal
CH3
CH3 H3C

CH3 gauche
anti
rotation
Sumber ALKANA

Naphtha Kerosene
(bp 95-150 °C) (bp: 150-230 °C)

C5-C12 C12-C15

Light gasoline Crude oil


(bp: 25-95 °C) C15-C25

Gas oil
Refinery gas
(bp: 230-340 °C)

C1-C4
Residue
Sintesis Alkana dalam Laboratorium
1. Hidrogenasi katalitik terhadap alkena

H3C H CH3 H
H2
C C H3C C C CH3
katalis
H3C CH3 (Pt; Pd; atau Ni) H H

2-metil-2-butena 2-metilbutana

2. Reduksi alkil halida


a) hidrolisis pereaksi Grignard
b) dengan logam aktif dan asam
2.a. Reduksi alkil halida
a) hidrolisis pereaksi Grignard (dua tahap)
i) R—X + Mg  RMgX
(pereaksi Grignard)
ii) RMgX + H2O  RH + Mg(OH)X
Contoh:
CH3CH2CH2-Br + Mg  CH3CH2CH2-MgBr
n-propil bromida n-propil magnesium bromida

CH3CH2CH2-MgBr + H2O  CH3CH2CH3 + Mg(OH)Br


propana
2. b. Reduksi dengan logam aktif dan asam
R—X + metal/asam  RH (alkana)
logam aktif = Sn, Zn, Fe, etc.
asam = HCl, etc. (H+)
Contoh:
CH3CH2CHCH3 + Sn/HCl  CH3CH2CH2CH3 + SnCl2
Cl
sek-butil klorida n-butana

CH3 CH3
CH3CCH3 + Zn/H+  CH3CHCH3 + ZnBr2
Br
tert-butil bromida isobutana
Reaksi Alkana

alkana + H2SO4  no reaction (NR)


alkana + NaOH  NR
alkana + Na  NR
alkana + KMnO4  NR
alkana + H2,Ni  NR
alkana + Br2  NR
alkana + H2O  NR
(Golongan alkana bersifat non-reaktif. Tidak
bereaksi dengan asam, basa, logam aktif,
oksidator, reduktor, halogen, dll.)
Reaksi Alkana
1. Pemijaran
dengan adanya oksigen dan dipanaskan
CnH2n+2 + O2, nyala  n CO2 + (n+1) H2O + panas

2. Pirolisis (cracking)
alkane, 400-600oC  smaller alkanes + alkenes + H2
(rantai panjang) (rantai lebih pendek)

Cara cracking ini dipakai untuk meningkatkan kadar bahan bakar dari
minyak bumi. Fraksi dengan td lebih tinggi dipecah (“cracked”)
menjadi fraksi yang td lebih rendah kemudian dicampurkan pada
bahan bakar mentah. Alkena dipisahkan dan dipakai untuk
pembuatan polimer plastik.
Reaksi Alkana

3. Halogenasi (substitusi radikal bebas)


R-H + X2, panas atau hv  R-X + HX

a) perlu panas atau cahaya (energi foton).


b) X2: Cl2 > Br2  I2
c) hasilnya campuran
d) kereaktifan H: 3o > 2o > 1o > CH4
e) bromin lebih selektif
Contoh halogenasi Alkana
(reaksi substitusi radikalbebas)
CH3CH3 + Cl2, hv  CH3CH2-Cl + HCl
etana etil klorida
(semua atom H setara)

CH3CH2CH3 + Cl2, hv  CH3CH2CH2-Cl + CH3CHCH3


propana n-propil klorida Cl
isopropil klorida
45%
55%
(terdapat dua jenis atom H)

terbentuk campuran alkil halida!



Contoh halogenasi Alkana
CH3CH2CH2CH3 + Cl2, hv  CH3CH2CH2CH2-Cl
n-butana n-butil klorida 28%
+
CH3CH2CHCH3 Cl
sek-butil klorida 72%

CH3 CH3
CH3CHCH3 + Cl2, hv  CH3CHCH2-Cl 64%
isobutana isobutil klorida
+
CH3
CH3CCH3 36%
Cl
tert-butil klorida
Brominasi Alkana
CH3CH3 + Br2, hv  CH3CH2-Br + HBr
etana etil bromida

CH3CH2CH3 + Br2, hv  CH3CH2CH2-Br + CH3CHCH3


Br
propana n-propil bromida (3%) isopropil bromida (97%)

CH3CH2CH2CH3 + Br2, hv  CH3CH2CH2CH2-Br + CH3CH2CHCH3


Br
n-butana n-butil bromida sek-butil bromida
(2%) (98%)

CH3 CH3 CH3


CH3CHCH3 + Br2, hv  CH3CHCH2-Br + CH3CCH3
Br
isobutana isobutil bromida tert-butil bromida
(<1%) (99%)
RADIKAL BEBAS
SIFAT-SIFAT KHUSUS
• spesi (atom atau gugus) reaktif yang mempunyai
satu elektron tak-berpasangan
• penyebab kereaktifan : Melengkapi elektron tunggal
menjadi berpasangan
• terbentuk oleh pemecahan homolitik (homolysis)
ikatan kovalen
• terbentuk selama reaksi antara klorin dan metana
• terbentuk selama terjadinya pemecahan oleh panas
• terlibat pada reaksi yang berlangsung dalam lapisan
ozon
KLORINASI METANA (1)

Bahan yang bereaksi : klorin dan metana

Kondisi reaksi : sinar UV atau matahari - panas adalah sumber energi


alternatif
Persamaan
CH4(g) + Cl2(g) ——> HCl(g) + CH3Cl(g) klorometana
CH3Cl(g) + Cl2(g) ——> HCl(g) + CH2Cl2(l) diklorometana
CH2Cl2(l) + Cl2(g) ——> HCl(g) + CHCl3(l) triklorometana
CHCl3(l) + Cl2(g) ——> HCl(g) + CCl4(l) tetraklorometana

Campuran produk reaksi : radial bebas sangat reaktif- berusaha menjadikan


elektron berpasangan. Dengan jumlah Klorin
yang cukup/berlebih, maka setiap hidrogen
pada ataom Karbon akhirnya semuanya akan
disubstitusi.
KLORINASI METANA (2)

Mekanisme reaksi :
Klorinasi metana berlangsung melalui
SUBSTITUSI RADIKAL BEBAS karena metana
diserang oleh radikal bebas sehingga
menyebabkan atom hidrogen disubstitusi oleh atom
klorin.

Proses ini merupakan reaksi rantai dan terdiri dari


tiga tahap reaksi yaitu
 tahap inisiasi (tahap permulaan rantai),
 tahap propagasi (tahap perpanjangan rantai) dan
 tahap terminasi (tahap perakhiran rantai)
KLORINASI METANA (3) – mekanisme reaksi
Inisiasi : Cl2 ——> 2Cl• PEMBENTUKAN RADIKAL

Propagasi : Cl• + CH4 ——> CH3• + HCl PEMAKAIAN dan

Cl2 + CH3• ——> CH3Cl + Cl• REGENERASI RADIKAL

Radikal bebas sangat reaktif karena berusaha mencarikan pasangan


untuk elektron tunggalnya.
Hal itu dilakukan dengan cara menarik atom hidrogen dari metana;
terbentuk radikal metil.
Radikal metil juga sangat reaktif dan menyerang molekul klorin.
Terbentuk satu radikal klorin dan keseluruhan proses akan terulang lagi.

Terminasi : Cl• + Cl• ——> Cl2 PELENYAPAN


Cl• + CH3• ——> CH3Cl RADIKAL
CH3• + CH3• ——> C2H6
Sikloalkana
Dirangkum oleh :
Prof. Dr. apt. J.S.Ami Soewandi
Prof. Dr. apt. Tutuk Budiati MS.
Sikloalkana


29
Struktur Sikloalkana
• Sikloalkana umumnya dinyatakan sebagai
struktur kerangka
Rumus beberapa jenis Sikloalkana
Struktur Ruang Sikloalkana
Teori tegangan cincin menurut Adolf von Baeyer (1835-1917)
makin besar tegangan sudut dalam struktur sikloalkana, makin
tidak stabil (cincin mudah pecah)

Siklopropana:
deviasi sudut (109,50 – 600 = 49,50)

Siklobutana:
< 109,50 (sdt tetrahedral)
deviasi sudut (109,50 – 900 = 19,50)
tegangan sudut besar
Tidak stabil
Siklopentana
Stabil
Sikloheksana
Sudut antar orbital tetap 109,50
Model Molekul dari sikloalkana:

siklopropana siklobutana

siklopentana sikloheksana
Struktur siklopentana

Struktur ruang siklopentana


(konformasi amplop)
Struktur TIDAK planar
Besar sudut 109,50

Struktur kerangka siklopentana


Struktur sikloheksana

bentuk kursi bentuk perahu bentuk kursi

Struktur ruang sikloheksana


(konformasi kursi dan konformasi perahu)
Struktur TIDAK planar
Besar sudut 109,50

Struktur kerangka sikloheksana


Sikloheksana paling stabil dalam
konformasi kursi

CH2
C C
CH2

Konformasi kursi Proyeksi Newman

Semua ikatan dalam posisi staggered dan sudut


ikatan atom karbon mendekati tetrahedral.
Konformasi perahu kurang stabil
dibandingkan kursi
180 pm

C
C

Proyeksi Newman
Konformasi perahu

Semua sudut ikatan mendekati tetrahedral tetapi atom H pada C1


dan C4 berdekatan menyebabkan tegangan van der Waals.
Semua ikatan dalam posisi eclipsed, mengakibatkan tegangan torsi
pada konformasi perahu
Rangkuman umum

Konformasi kursi
dari sikloheksana adalah
bentuk yang paling stabil
Turunan sikloheksana
hampir selalu
berada dalam konformasi kursi.
Posisi Substituen Sikloheksana
Ke 12 ikatan pada cincin
sikloheksana dibedakan
menjadi dua jenis posisi:
aksial dan ekuatorial

Ikatan aksial menunjuk arah Ikatan ekuatorial letaknya sepanjang


“utara-selatan”(6 buah ikatan) bidang ekuator (6 buah ikatan)
Pembalikan konformasi

Interkonversi bentuk kursi-kursi (ring-flipping)


proses cepat (energi aktivasi = 45 kJ/mol)
Semua ikatan aksial menjadi ekuatorial dan sebaliknya
Metilsikloheksana

5% 95%
 Terjadi interkonversi kursi-kursi, tetapi 95% dari molekul
mempunyai gugus metil ekuatorial.
 Gugus metil aksial lebih “crowded” (berjejal) daripada yang
ekuatorial.
 Substituen lebih stabil pada posisi ekuatorial
Metilsikloheksana
H
H H
C
H
C H
H

5% 95%
 Sumber berjejal (“crowded”) melalui pendekatan adanya
hidrogen aksial di sisi yang sama dari cincin.
 Crowding disebut "tolakan 1,3-diaksial" yang merupakan
jenis tegangan van der Waals.
tert-Butilsikloheksana

Kurang dari 0.01% Lebih besar dari 99.99%

 “Crowding” akan lebih parah dengan substituen


besar seperti tert-butil.
 tert-Butil sangat bercabang.
 Tegangan van der Waals disebabkan adanya
“tolakan 1,3-diaksial”
Isomeri Cis/Trans pada Sikloalkana
Ikatan tunggal C-C pada alkana dapat mengalami rotasi
bebas.
Ikatan tunggal C-C pada sikloalkana tidak dapat
mengalami rotasi bebas.
Untuk mengadakan rotasi pada sikloalkana perlu
memutus ikatan sigma. Ikatan sigma terlalu kuat,
tidak dapat diputuskan pada kondisi normal

Karena adaya hambatan rotasi,


maka sikloalkana dengan dua substituen
atau lebih akan mempunyai bentuk
isomer cis/trans
Dwi-substitusi pada Sikloheksana (1)
• 1,2-dimetilsikloheksana mempunyai dua bentuk isomer
geometrik, yaitu :

cis-1,2-dimetilsikloheksana
CH3
CH3
CH3

H3C
cis (e,a) cis (a,e) Isomer trans lebih stabil
trans-1,2-dimetilsikloheksana karena kedua substituen
pada posisi ekuatorial
CH3

CH3
CH3

H3C
trans (e,e)
trans (a,a) (lebih stabil)
Dwi-substitusi pada Sikloheksana (2)
Untuk menggambar isomer ruang pada sikloheksana harus
dalam konformasi kursi
Struktur kerangka dapat dipakai untuk menggambar isomer
ruang sikloheksana tetapi tidak dapat dipakai untuk
mengetahui kestabilan posisi substituen
Contoh: isomer cis-trans dari 1,3-dimetilsikloheksana

CH 3 H H H
CH 3 CH 3 CH 3 H

H3C CH 3 CH 3
H H H
H CH 3

H CH 3 H H CH 3 CH 3
CH 3 H

H CH 3 H3 C H H
CH 3
H CH 3
4-tert.Butilsikloheksanol
 Pada 4-tert.butilsikloheksanol ukuran substituen
ter-Bu lebih besar daripada substituen –OH.
 Karena itu ter-.Bu harus berada pada posisi ekuatorial
 Isomer trans lebih stabil daripada isomer cis
OH

(H3C)3C
OH
(H3C)3C

trans-4-ter-butilsikloheksanol
cis-4-ter-butilsikloheksanol
Soal Latihan
1. Gambar dua konformasi kursi dari cis-1-kloro-2-
metilsiklo-heksana. Manakah yang lebih stabil, jelaskan!
2. Gambar dua konformasi kursi dari trans-1-kloro-3-
metilsiklo-heksana. Manakah yang lebih stabil, jelaskan!
3. Gambarkan konformasi stabil kedua bentuk isomer
geometrik dari 1-amino-3-isopropilsikloheksana
4. Gambarkan dua konformasi kursi dari mentol, jelaskan
mana yang lebih stabil
Sistem cincin Polisiklik – mengandung lebih dari satu cincin
terfusi – dua cincin berbagi sepasang atom yang berikatan
spirosiklik – satu atom dipakai bersama oleh dua cincin
bisiklik berjembatan – dua atom tak-berurutan dipakai
bersama oleh dua cincin

terfusi spiro berjembatan


H H

H H
H

H H
trans-dekalin cis-dekalin
cis- dan trans-dekalin adalah stereoisomer, keduanya tidak dapat
49
Interkonversi satu sama lain
Senyawa Bisiklo
• Dalam satu molekul terdapat dua kerangka siklis
(cincin)
• Ciri : mengandung dua atom C berjembatan, yaitu
atom C yang saling hubung lewat tiga jalur
• Tatanama: diberi awalan bisiklo
• Penomoran: atom C berjembatan selalu nomor 1;
menuju atom C berjembatan yang lain lewat jalur
terpanjang
1 7
4

6 2 5
1 3
7 6
2
2
5 3 6
4
3 1
OH
4 5
4-metilbisiklo[3,1,0]heks-2-en-2-ol
bisiklo[2,2,1]heptana
Contoh obat dengan struktur trisiklo :

Vildagliptin
(anti diabetes tipe 2)

(-)-(2S)-1-[[(3-Hydroxytricyclo[3.3.1.1(3,7)]dec-1-yl)amino]acetyl]
pyrrolidine-2-carbonitrile

Anda mungkin juga menyukai