TINJAUAN TEORITIS
5
6
Damaiyanti, 2012).
Jadi dari beberapa pengertian di atas, penulis dapat menarik
kesimpulan bahwa perilaku kekerasan adalah ungkapan perasaan
marah dan bermusuhan yang mengakibatkan hilangnya kontrol diri
dimana individu bisa berperilaku menyerang atau melakukan suatu
tindakan yang dapat membahayakan diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan.
2.1.2. Etiologi
b. Frustasi
Klien gagal mencapai tujuan kepuasan saat marah dan
tidak dapat menemukan alternatif.
c. Pasif
a. Teori Biologis
Stres
Cemas
Marah
Rasa bermusuhanmenahun
Depresi/psikosomatik Agresif/mengamu
(Beck, Rawlins, Williams, 1986 dikutip oleh Keliat dan Sinaga,1991 dalam
14
Yusuf, 2015)
2.1.5.4 Emosi
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, merasa terganggu,
dendam, jengkel, tidak berdaya, bermusuhan, mengamuk,
ingin berkelahi, menyalahkan dan menuntut.
2.1.5.5 Intelektual
Mendominasi, cerewet, kasar, berdebat, meremehkan, dan
tidak jarang mengeluarkan kata-kata bernada sarkasme.
2.1.5.6 Spritual
Merasa diri berkuasa, merasa diri benar, keragu-raguan,
tidak bermoral, dan kreativitas terhambat.
2.1.5.7 Sosial
Menarik diri, pengasingan, penolakan, kekerasan, ejekan,
dan sindiran.
2.1.5.8 Perhatian
Bolos, melarikan diri, dan melakukan penyimpangan
seksual.
2.1.5.9 Tanda ancaman kekerasana dalah: (Yusuf, 2015) yaitu:
sedasi depresi.
c. Fenitoin
1) Indikasi:
Status epilepticus, anticonvulsant.Status epilepsi,
antikonvulsan.
2) Kontra Indikasi:
Hypersensitivitas, psychiatriccondition, bradycardia,
adams syndrome, hepaticfailure.
Hypersensitivitas, kondisi kejiwaan, bradikardia,
gagal hati.
3) Efek Samping:
Drowsiness, insomnia, paraesthesias, depression,
aggression, headache, confusion.
Kantuk, insomnia, paraesthesias, depresi agresis
d. Clozapin
1) Indikasi:
Management of psychotic symptoms in schizophrenic
patients for whom other antipsychotics have failed.
Managemen gejala pikotik pada klien skizoprenia
untuk antipsikotik lainnya yang telah gagal.
2) Kontra Indikasi:
Hypersensitivity, severe granulocytopenia.
Hypersensitivitas, Granulocytopenia parah
3) Efeksamping:
Neuroleptic maligna syndrome, sadation, salivation,
dizziness, tremor, akinesia.
Sindrom Maligna neuroleptik, sadation, keluar air
liur, pusing, getaran, akinesia
e. Clobazam
20
1) Indikasi:
Anxiety.Kegelisahan
2) Kontraindikasi:
History of hypersensitivity to drug or ingredient.
Riwayat hipersesitivity terhadap obat
3) Efeksamping:
Somnolence, pyrexia, drooling, insomnia, ataxia.
Somnolen, pireksia, drooling, insomnia, ataxia.
2.2. Konsep Asuhan Keperawatan Klien dengan Risiko Perilaku KekerasanTahap-
tahap proses keperawatan terdiri atas pengkajian, diagnosis keperawatan,
rencana tindakan, intervensi, implementasi, evaluasi.
2.2.1. Pengkajian
Pengkajian pada klien dengan perilaku kekerasan adalah sebagai
berikut:
2.2.1.1 Faktor predisposisi
Terdapat beberapa teori yang dapat menjelaskan tentang
faktor predisposisi perilaku kekerasan (Fitria, 2014) adalah
sebagai berikut:
a. Teori psikologik
1) Terdapat asumsi bahwa seseorang untuk mencapai
suatu tujuan mengalami hambatan akan timbul
dorongan agresif yang memotivasi perilaku kekerasan
2) Berdasarkan penggunaan mekanisme koping individu
dan masa kecil yang tidak menyenangkan.
3) Rasa frustasi.
4) Adanya kekerasan dalam rumah tangga, keluarga atau
lingkungan.
5) Teori psikoanalitik, teori ini menjelaskan bahwa tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat
21
c. Memberontak
Perilaku yang muncul biasanya disertai kekerasan akibat
konflik perilaku untuk menarik perhatian orang
lain.Perilaku kekerasan atau amuk yang ditujukan kapada
diri sendiri,orang lain maupun lingkungan.
26
2.2.3. PohonMasalah
Perilaku
kekerasan
(Effect)
( sumber ; fitri,2014 )
27
2.2.4. DiagnosaKeperawatan
No Diagnosa Perencanaan
keperawatan
Tujuan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
SP : 1 Setelah dilakukan 1. Lakukan Identifikasi 1. menentukan
1. Klien dapat tindakan keperawatan penyebab perilaku mekanisme koping
mengidentifikasi selama 1 ship dinas kekerasanklien yang dimiliki klien
penyebab perilaku dengan kriteria hasil : 2. Lakukan Identifikasi dalam menghadapi
kekerasan 1. Klien dapat tanda dan gejala masalah serta sebagai
2. Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan langkah awal dalam
mengidentifikasi penyebab perilaku klien menyusun strategi
tanda dan gejala kekerasan 3. Lakukan Identifikasi berikutnya
perilaku kekerasan 2. Klien dapat perilaku kekerasan 2. Deteksi dini dapat
3. Klien dapat mengidentifikasi yang dilakukan mencegah tindakan
mengidentifikasi tanda dan gejala klien yang dapat
perilaku kekerasaan perilaku kekerasan 4. Lakukan Identifikasi membahyakan klien
yang dilakukan 3. Klien dapat akibat perilaku dan lingkungan sekitar
4. Klien dapat mengidentifikasi kekerasan yang 3. Melihat mekanisme
mengidentifikasi perilaku kekerasan telah dilakukanklien koping klien dalam
akibat perilaku yang dilakukan 5. Jelaskan cara menyelesaikan
kekerasan 4. Klien dapat mengontrol perilaku masalah yang dihadapi
5. Klien dapat mengidentifikasi kekerasan secara 4. Membantu klien
menyebutkan cara akibat perilaku fisik, obat, verbal melihat dampak yang
mengontrol perilaku kekerasan dan spiritual ditimbulkan akibat
kekerasan 5. kliendapat 6. Dorong klien untuk perilaku kekerasan
6. Klien dapat menyebutkan cara mempraktikkan yang dilakukan klien
mempraktikkan mengontrol latihan cara 5. Menurunkan perilaku
29
melatih
mengaplikasikan cara
fisik I dan II saat klien
marah
SP 4 : Setelah dilakukan 1. Evaluasi sangat
1. Lakukan evaluasi
1. Klien dapat tindakan keperawatan penting untuk
kegiatan fisik 1 dan
memasukan latihan selama 1 ship dinas membuat rencana
2, minum obat dan
mengontrol perilaku dengan kriteria hasil : selanjutnya
verbal
kekerasan dengan 2. Cara spiritual
1. Klien dapat 2. Latih klien untuk
cara verbal ke dalam (berwudu atau solat)
mengevaluasi mengontrol perilaku
jadwal kegiatan dapat mengurangi
perilaku kekerasan kekerasan dengan
harian keinginan klien untuk
dengan cara verbal cara spiritual
2. Klien dapat melakukan perilaku
2. klien 3. Dorong klien untuk
mengontrol perilaku kekerasan
dapat mengontrol memasukkan latihan
kekerasan dengan 3. Memasukkan kegiatan
perilaku kekerasan mengontrol perilaku
cara spiritual untuk mengontrol
dengan cara kekerasan dengan
3. Klien dapat perilaku kekerasan ke
spiritual cara spiritual ke
memasukkan latihan dalam jadwal kegiatan
3. Klien dapat dalam jadwal
mengontrol perilaku harian merupakan
memasukkan kegiatan hariannya
kekerasan dengan upaya untuk
latihan mengontrol
cara spiritual ke membiaskan diri
perilaku kekerasan
dalam jadwal melatih
dengan cara
kegiatan hariannya mengaplikasikan cara
spiritual ke dalam
spiritual saat klien
jadwal kegiatan
marah
hariannya
SP 5 : Setelah dilakukan 1. Evaluasi kegiatan 1. Evaluasi sangat
1. Evaluasi kegiatan tindakan keperawatan latihan fisik 1 dan 2, penting untuk
latihan fisik 1 dan 2, selama 1 ship dinas minum obat, verbal mengetahui klien
minum obat, verbal dengan kriteria hasil : dan spiritual melakukannya atau
dan spiritual 1. Klien dapat 2. Nilai kemampuan tidak
32
2.2.8. Evaluasi
Evaluasi yang terjadi pada klien yang mengalami Perilaku Kekerasan
yaitu:
2.2.8.1 Klien dapat membina hubungan saling percaya dengan
perawat. Klien dapat mengontrol perilaku kekerasannya.
1.1.1.1.