Anda di halaman 1dari 21

UPWARD CONTINUATION ANOMALI MAGNETIK

(Laporan Praktikum Metode Geomagnetik)

Oleh
Alma Dian Anggraini
1765051001

LABORATORIUM TEKNIK GEOFISIKA


JURUSAN TEKNIK GEOFISIKA
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMPUNG
2019
Judul Percobaan : Upward Continuation Anomali Magnetik

Tanggal Praktikum : 25 April 2019

Tempat Praktikum : Laboratorium Teknik Geofisika

Nama : Alma Dian Anggraini

NPM : 1765051001

Fakultas : Teknik

Jurusan : Teknik Geofisika

Kelompok : X ( Lima )

Bandar Lampung, 02 Mei 2019


Mengetahui,
Asisten,

Rindi Antika Sari


NPM. 1515051027

i
REDUKSI KE LEVEL SURFACE

Oleh
Alma Dian Anggraini

ABSTRAK

Telah dilakukan praktikum mengenai upward continuation anomali magnetik


pada tanggal 25 April 2019. Praktikum ini bertujuan untuk memperkenalkan
prosesing lanjutan kepada mahasiwa khususnya upward continuation dan
pemisahan residual regional, memperlihatkan perbedaan secara kualitatif dan
kuantitatif pola anomali medan magnet residual dan regional, dan
memperkenalkan teknik pemisahan anomali magnetik residual dan regional pada
data anomali medan magnet total. Prosesing lanjutan pada eksplorasi geomagnetik
tidak hanya upward continuation, namun ada bberapa prosesing lain seperti
downward continuation, reduction to the pole, gradient horizontal, gradient
vertical, second vertical derivative, pemisahan anomali residual-regional, signal
analyze, power spectrum, dan pseudo-gravity. Prinsip dasar dari upward
continuation itu sendiri adalah melakukan transformasi data meddan potensial
yang terukur pada suatu bidang permukaan ke bidanng permukaan yang lebih
tinggi, dengan tujuannya untuk melakukan seleksi atau filter panjang gelombang.
Pada praktikum kali ini dilakukan proses advance processing data anomali
magnetik dengan upward continuation yang dilakukan dengan meggunakan
software Fortran. Data yang digunakan pada processing ini yaitu adalah data
anomali magnetik yang nantinya akan dibuat peta kontur dengan nilai 1000up
sampai 1000up. Hasil dari praktikum ini yaitu data upward contionuation, peta
anomali magnetik upward continuation, dan peta anomali magnetik residual.

Kata Kunci : Upward Continuation, Anomali regional-residual.

ii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................................i

ABSTRAK..............................................................................................................ii

DAFTAR ISI …………....…………………………………………....................iii

DAFTAR GAMBAR …………………………………………………................iv

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………......1
B. Tujuan Praktikum ………………………………………………...…...1

II. TEORI DASAR

III. METODOLOGI PRAKTIKUM


A. Alat dan Bahan ………………………………...………………….…..4
B. Prosedur Praktikum ……..……………………..……...........................4
C. Diagram Alir…………………………………………………………..5

IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN


A. Data Pengamatan.………...………………………………...……….…6
B. Pembahasan ………………………………………………...………....6

V. KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

iii
DAFTAR GAMBAR

Halaman
Gambar 1. Diagram Alir.........................................................................................5

iv
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Geofisika memanfaatkan beberapa parameter fisika untuk melakukan


penelitian objek yang ada dalam bumi, terutama objek-objek yang memiliki
nilai ekonomis yang tinggi. Salah satu contohnya yaitu dalam geomagnetik
memanfaatkan sifat kemagnetan bumi untuk melakukan penelitian objek yang
ada dalam bumi. Metode Geomagnetik merupakan metode geofisika yang
digunakan untuk menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan
sifat kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet
batuan.

Dalam Geomagnetik, kita akan memperkecil ambiquity dalam melakukan


interpretasi ataupun pemodelan anomali batuan sumber magnetisasi dengan
melakukan prosesing lanjutan data anomali magnetik. Hal ini berhubungan
dengan banyaknya parameter yang berperan dalam menghasilkan respon
magnetisasi saat dilakukan akuisisi. Beberapa prosesing lanjutan yang
digunakan dalam eksplorasi geomagnetik adalah upward continuation,
downward continuation, reduction to the pole, gradient horizontal, gradient
vertical, second vertical derivative, signal analyze, power spectrum, pseudo-
gravity dan pemisahan anomaly residual-regional.

B. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut:


1. Memperkenalkan prosesing lanjutan kepada mahasiswa khususnya upward
continuation dan pemisahan residual regional.
2. Memperlihatkan perbedaan secara kualitatif dan kuantitatif pola anomali
medan magnet residual dan regional.
3. Memperkenalkan teknik pemisahan anomali magnetik residual dan
regional pada data anomali medan magnet total.
II. TEORI DASAR

Kontinuasi ke atas (upward continuation) merupakan cara untuk menghilangkan


anomali lokal. Penentuan ketinggian kontinuasi dilakukan dengan cara trial and
error dengan melihat kecenderungan pola kontur hasil kontinuasi. Prinsip dari
kontinuasi ke atas adalah bahwa suatu medan magnet potensial dapat dihitung
pada setiap titik di dalam suatu daerah berdasarkan sifat medan pada permukaan
yang dilingkupi daerah tersebut. Kontinuasi ke atas dilakukan dengan
mentransformasi medan potensial yang diukur di permukaan tertentu ke medan
potensial pada permukaan yang lebih jauh dari sumber. Konsep dasar kontinuasi
ke atas berasal dari identitas ketiga teorema Green. Teorema Green menjelaskan
bahwa apabila suatu fungsi U adalah harmonik, kontinu dan mempunyai turunan
yang kontinu di sepanjang daerah R maka nilai U pada suatu titik P di dalam
daerah R (Gambar 9) dapat dinyatakan sebagai:
1 1 𝜕𝑈 𝜕 1
𝑈(𝑃) = ∫ ( −𝑈 𝑑𝑆)
4𝜋 𝑆 𝑟 𝜕𝑛 𝜕𝑛 𝑛
dengan 𝑆 menunjukkan permukaan daerah 𝑅, 𝑛 merupakan arah normal keluar
dan 𝑟 adalah jarak dari titik 𝑃 ke suatu titik pada permukaan S. Persamaan (9)
menggambarkan secara dasar prinsip dari kontinuasi ke atas, di mana suatu medan
potensial dapat dihitung pada setiap titik di dalam suatu daerah berdasarkan sifat
medan yang berada pada permukaan yang melingkupi daerah tersebut (Blakely,
1995).

Gambar 2.1.1 Kontinuasi ke atas dari permukaan horizontal


3

Advance processing data anomaly magnetic bertujuan untuk memperkecil


ambiquity dalam melakukan interpretasiataupun pemodelan anomaly batuan
sumber magnetisasi. Hal ini berhubungan dengan banyaknya parameter yang
berperan dalam mneghasilkan respon magnetisasi saat dilakukan akuisisi.
Beberapa prosesing lanjutan yang digunakan dalam eksplorasi geomagnetic
adalah upward continuation, downward continuation, reduction to the pole,
gradient horizontal, gradient vertical, second vertical derivative, signal analyze,
power spectrum, dan pseudo-gravity. Selanjutnya akan dilakukan pemisahan data
anomaly residual-regional dengan menghitung selisih data anomaly medan
magnet total dengan data anomaly hasil upward continuation (Rasimeng, 2015).

Prinsip dasar upward continuation adalah melakukan transformasi data medan


potensial yang terukur pada suatu bidang permukaan ke bidang permukaan yang
lebih tinggi dengan tujuan untuk melakukan seleksi atau filetr panjang gelombang.
Paad proses transformasi upward continuation menyebabkan sumber anomaly
dengan respon panjang gelombang pendek akan mengalami atenuasi yang
signifikan dibandingkan panjang sumber anomaly dengan panjang gelombanng
besar (Blakely, 1996).

Pemisahan anomaly regional – lokal merupakan tahapan yang sangat penting


dilakukan pada peta data gravitasi dan geomagnetic intensitas magnetic total yang
diukur di lapangan terdiri dari 2 komponen bersuperposisi, yaitu komponen
anomaly regional dan anomaly lokal (residual). Komponen anomaly regional yang
memiliki frekuensi rendah memberikan informasi mengenai benda sumber
anomaly pada kedalaman yang lebih kecil (dangkal). Penerapan kontinuitas ke
atas (upward continuating) dan filter panjang gelombang dalam pemisahan
anomaly regional – lokal pada data geomagnetic dilakukan untuk mendapatkan
anomaly regional yang lebih representative. Anomaly regional yang lebih
representative akan menghasilkan anomaly residual (lokal) yang baik sehingga
pada tahap interpretasi dapat dihasilkan suatu hasil interpretasi yang lebih baik.
Penerapan filter panjang gelombang selain untuk pemisaahan anomaly regional –
lokal dilakukan juga untuk memperkirakan kedalaman pemisah antara anomaly
regional – lokal. Penentuan kedalaman pemisah yang cukup representative dapat
dilihat dari hasli pemfilteran (Satiawan, 2009).
III. METODOLOGI PRAKTIKUM

A. Alat dan bahan


Adapun alat dan bahan yang harus dipersiapkan adalah sebagai berikut :
1. Laptop
2. Software microsoft excel
3. Software surfer
4. Software fortran
5. Data anomali medan magnet total

B. Prosedur Praktikum
Adapun prosedur praktikum pada praktikum kali ini adalah :
1. Menyiapkan satu set data anomaly medan magnet total.
2. Menyiapkan main program fortran untuk transformasi upward continuation.
3. Menggabungkan main dan subroutine program fortran untuk upward
continuatioon.
4. Melakukan gridding data anomaly medan magnet total berbasis n2.
5. Menjalankan program fortran lengkap untuk upward continuation dengan
variasi ketinggian yang berbeda-beda.
6. Menghitung anomaly residual berdasarkan persamaan yang diberikan.
7. Menggambarkan peta kontur anomaly residual dan anomaly regional.
8. Melakukan interpretasi kualitatif kedua anomaly tersebut.
5

C. Diagram Alir

Mulai

Data anomaly medan


magnet total

Gridding data

Hitung anomali residual

Gambar peta kontur

Interpretasi

Mulai

Gambar 1. Diagram Alir


IV. HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

A. Data Pengamatan
Adapun data pengamatan praktikum ini terlampir dalam lampiran.

B. Pembahasan
Praktikum kali ini merupakan praktikum tentang upward continuation anomali
magnetik. Selain upward continuation pada magnetik, dikenal beberapa
processing lainnya yaitu diantaranya downward continuation, reduction to the
pole, gradient horizontal, gradient vertical, second vertical derivative,
pemisahan anomali residual-regional, signal analyze, power spectrum, dan
pseudo-gravity. Prinsip upward continuation sendiri yaitu adalah melakukan
transformasi data medan potensial yang terukur pada suatu bidang permukaan
ke bidang permukaan yang lebih tinggi, dengan tujuannya untuk melakukan
seleksi atau filter panjang gelombang. Transformasi upward continuation ini
sendiri akan menyebabkan sumber anomali dengan respon panjang gelombang
pendek akan mengalami atenuasi yang signifikan dibandingkan panjang
sumber anomali dengan panjang gelombang besar. Selain itu upward
continuation cenderung memperkuat anomali sumber yang lebih dalam. Pada
praktikum kali ini, praktikan melakukan advance processing anomali magnetik
upward continuation, lalu melakukan pemisahan data anomali residual-
regional dengan cara menghitung selisih data anomali medan magnet total
dengan data anomali hasil upward continuation.

Hal yang harus disiapkan dalam melakukan upward continuation processing


yaitu adalah menyiapkan software pengolahannya berupa software Fortran.
Setelah software Fortran tersebut siap, maka selanjutnya membuat program
dari data yang akan dipakai untuk pengolahan transformasi secara upward
continuation. Data yang digunakan pada pengolahan ini yaitu hanya anomali
magnetik total tanpa koordinat X dan Y. Selanjutnya yaitu tentukan data
masukan dan data keluaran dari data yang diolah pada Fortran. Setelah
menentukan data masukan dan data keluaran, atur panjang dan lebar grid
8

berdasarkan data anomali magnetik total dan tentukan nilai yang digunakan
untuk upward continuation sesuai keinginan. Untuk nilai upward continuation
yang digunakan pada praktikum ini yaitu adalah 500. Lalu setelah itu klik
menu Build, lalu klik Compile RB_UP.FOR untuk mengecek apakah terdapat
error atau kesalahan pada program dan data. bila nilai error yang keluar sama
dengan 0, maka dapat disimpulkan bahwa program yang dibuat atau data yang
digunakan tidak memiliki kesalahan. Setelah jumlah error telah bernilai 0,
maka selanjutnya yaitu klik pada Build, Execute RB_UP.exe untuk
mengeksekusi program. Setelah program telah di execute atau di eksekusi,
maka akan dihasilkan data anomali magnetik dengan format .dat yang bernilai
500 pada folder penyimpanan data untuk pengolahan tersebut.

Proses selanjutnya yitu adalah membuka data hasil upward continuation


tersebut pada software surfer. Setelah data terbuka, masukkan koordinat bujur
(X) dan lintang (Y) pada data tersebut. Lalu lakukan grid data. maka kakan
dihasilkan data berformat .grd yang bernilai 500 pada folder data pengolahan.
Setelah itu membuat peta kontur anomali magnetik hasil upward continuation
dengan nilai 500 untuk selanjutnya dilakukan interpretasi.

Setelah membuat peta kontur anomali magnetik bernilai 500, selanjutnya


adalah menentukan data anomali residualnya. Untuk bisa mendapatkan data
residual, hal yang perlu kita lakukan yaitu mengurangkan data anomali
magnetik total dikurangi dengan anomali magnetik upward continuation.
Untuk dapat mengurangkan kedua data tersebut, harus dilakukan dengan cara
klik pada menu Grid, pilih Math, lalu masukan data anomali magnetik total dan
data anomali magnetik upward continuation, selajutnya tentukan operasi
pengurangannya, dan tentukan nama data keluarannya, lalu klik Ok. Maka akan
kita dapatkan nilai anomali magnetik residual. Setelah itu buuat peta kontur
anomali residual tersebut dengan cara klik pada new contour map. Setelah peta
kontur dihasilkan, dapat kita lihat bahwa kontur anomali residual ini akan
membuat kontur dengan spasi yang kecil menjadi semakin kecil dan kontur
yang memiliki spasi besar akan menjadi semakin besar.

Dapat kita amati bahwa data yang sebelum dan sesudah di-upward
continuation akan memiliki perbedaan pada bentuk dan spasi konturnya.
Kontur yang setelah dilakukan transformasi upward continuation akan
memiliki spasi yang lebih lebar dan lebih besar apabila dibandingkan dengan
kontur sebelum dilakukan upward continuation. Dari kontur setelah
dilakukannya upward continuation, dapat kita lihat bahwa proses ini akan
menghasilkan kontur yang lebih halus dan lebih teratur spasi nya juga lebih
halus dan lebih teratur spasinya jika dibandingkan dengan kontur sebelum
dilakkan upward continuation. Kontur pada anomali upward continuation ini
akan cenderung memperbesar nilai anomali magnetik total yang kecil sehingga
8

akan menyebabkan kontur anomali magnetik total yang semula memiliki


cakupan wilayah dan spasi antar kontur yang kecil menjadi lebih besar. Pada
praktikum kali ini, praktikan juga membuat kontur untuk proses upward
continuation dengan nilai 100-1000. Dari kelima data upward continuation
tersebut, dapat kita lihat serta amati bahwa semakin besar nilai upward
continuation yang digunakan, maka akan semakin besar spasi antar kontur, dan
akan semakin luas area cakupan untuk kontur yang semula kecil cakupanya,
dan spasi antar kontur yang besar dan tidak beraturan menjadi semakin lebih
teratur, dan akan memperhalus kontur yang dihasilkan.

Manfaat dari upward continuation adalah untuk mengestimasi nilai dari medan
gravitasi atau medan magnetik pada elevasi yang lebih rendah dan dengan
ekstrapolasi keatas, dengan asumsi kontinuitas. Teknik ini biasanya digunakan
untuk menggabungkan pengukuran yang berbeda ke tingkat yang sama
sehingga mengurangi penyebaran data dan memungkinkan analisis yang lebih
mudah.
V. KESIMPULAN

Adapun kesimpulan yang didapat dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut.
1. Dalam melakukan interpretasi kualitatif, kita harus memahami daerah
pengukuran, anomaly medan magnetnya dan factor-faktor yang memengaruhi
anomaly medan magnet daerah pengukuran.
2. Prosesing lanjutan data anomali magnetik bertujuan untuk memperkecil
ambiquity dalam melakukan interpretasi ataupun pemodelan anomali batuan
sumber magnetisasi.
3. Pada proses transformasi upward continuation menyebabkan sumber anomali
dengan respon panjang gelombang pendek akan mengalami atenuasi yang
signifikan dibandingkan panjang sumber anomali dengan respon panjang
gelombang besar.
4. Upward Continuation cenderung memperkuat anomali sumber yang lebih
dalam.
DAFTAR PUSTAKA

Blakely, R. J. 1995. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.


Cambridge: Cambridge University Press.

Blakely, R. J. 1996. Potential Theory in Gravity and Magnetic Applications.


Cambridge: Cambridge University Press.

Rasimeng, Syamsurijal. 2015. Panduan Praktikum Mata Kuliah Eksplorasi


Geomagnetik. Bandar Lampung: Universitas Lampung.

Satiawan, Soni. 2009. Tugas Akhir: Aplikasi Kontinuitas ke Atas dan Filter
Panjang Gelombang untuk Pemisahan Anomaly Regional-Residual pada
Data Geomagnetik. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

.
LAMPIRAN
1. Surfer dan Fortran

Gambar 1. Hasil Kontur Dari Surfer


2. Oasis

Gambar 1. Hasil Upward 100

Gambar 2. Hasil Upward 200


Gambar 3. Hasil upward 300

Gambar 4. Hasil 400

Gambar 5. Hasil upward 500


Gambar 6. Hasil upward 600

Gambar 7. Hasil Upward 700

Gambar 8. Hasil Upward 800


Gambar 9. Hasil Upward 900

Gambar 10. Hasil Upward 1000

Gambar 11. Hasil Residual

Anda mungkin juga menyukai