Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENDAHULUAN

INTRANATAL CARE

OLEH :

MARIA NIRMALA LILO

NIM : PO. 5303211201252

Pembimbing Institusi

Ns. Meiyeriance Kapitan, S.Kep., M. Kep

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES KUPANG

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS

TAHUN 2021
I. KONSEP INTRANATAL
A. Pengertian
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah
cukup bulan atau dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
dengan bantuan atau tanpa bantuan (Manuaba, 2010).
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37 – 42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang
kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu maupun pada
janin (Sarwono, 2010).

B. Penyebab
1. Teori penurunan hormon progesteron
Progesteron menimbulkan relaksasi otot rahim, sebaliknya estrogen meninggikan
kerentanan otot rahim. Selama kehamilan terdapat keseimbangan antara kadar
progesterone dan estrogen didalam darah, tetapi pada akhir kehamilan kadar
progesterone menurun sehingga menimbulkan his.
2. Teori oksitoksin
Pada akhir kehamilan kadar oksitosin bertambah. Oleh karena itu timbul kontraksi
otot-otot rahim.
3. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta yang tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah. Hal ini akan menimbulkan his.
4. Teori prostaglandin
Prostaglandin yang dihasilkan oleh deciduas menimbulkan kontraksi miometrium
pada setiap umur kehamilan.
5. Pengaruh janin
Hipofise dan supra renal janin memegang peranan oleh karena pada anencephalus,
kehamilan sering lama dari biasanya.
6. Teori distensi rahim
Rahim yang menjadi besar dan teregang yang menyebabkan iskemia otot–otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uteroplasenta.
7. Teori iritasi mekanik
Dibelakang serviks terletak ganglion servikalis, bila ganglion ini digeser dan ditekan
misalnya oleh kepala janin maka akan menimbulkan his (Nugroho, 2011).

Faktor Predisposisi
1. Maternal
a. Ketuban pecah dini
b. Persalinan prematur
c. Distosia
d. Hamil posterm
e. Tidak ada kemajuan dalam persalinan
f. Emboli cairan ketuban
g. Perdarahan
2. Infant
a. Gawat janin
b. Distosia
c. Kelainan posisi janin
d. Janin > 1
e. Prolaps tali pusat (Nurhati, 2009).

C. Bentuk Persalinan
1. Persalinan Spontan: Bila persalinan seluruhnya berlangsung dengan kekuatan ibu
sendiri
2. Persalinan Buatan: Bila proses persalinan dengan bantuan tenaga dari luar
3. Persalinan Anjuran: Bila kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan
dari luar dengan rangsangan. Istilah yang berkaitan dengan umur kehamilan dan
berat janin yang dilahirkan:
a. Abortus
1) Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu
2) Hidup diluar kandungan
3) Umur hamil sebelum 28 minggu
4) Berat janin kurang dari 1000 gram
b. Persalinan prematuritas
Persalinan sebelum umur hamil 28 sampai 36 minggu Berat janin kurang dari
2.449 gram.
c. Persalinan Aterm
1) Persalinan antara umur hamil 37 sampai 42 minggu
2) Berat janin diatas 2500 gram
d. Persalinan Serotinus
1) Persalinan melampaui umur 42 minggu
2) Pada janin terdapat tanda postmaturitas
e. Persalinan Presipitatus: Persalinan berlangsung cepat kurang dari 3 jam
(Nugroho 2011).

D. Patofisiologi / Pathways
Proses terjadinya persalinan karena adanya kontraksi uterus yang dapat menyebabkan
nyeri.hal ini dipengaruhi oleh adanya keregangan otot rahim, penurunan progesteron,
peningkatan oxytoksin, peningkatan prostaglandin, dan tekanan kepala bayi. Dengan
adanya kontraksi maka terjadi pemendekan SAR dan penipisan SBR. Penipisan SBR
menyebabkan pembukaan servik.
Penurunan kepala bayi yang terdiri dari beberapa tahap antara lain enggament,
descent, fleksi, fleksi maksimal, rotasi internal, ekstensi, ekspulsi kepala janin, rotasi
eksterna. Semakin menurunnya kepala bayi menimbulkan rasa mengejan sehingga terjadi
ekspulsi. Ekspulsi dapat menyebabkan terjadinya robekan jalan lahir akibatnya akan
terasa nyeri. Setelah bayi lahir kontraksi rahim akan berhenti 5-10 menit, kemudian akan
berkontraksi lagi. Kontraksi akan mengurangi area plasenta, rahim bertambah kecil,
dinding menebal yang menyebabkan plasenta terlepas secara bertahap. Dari berbagai
implantasi plasenta antara lain mengeluarkan lochea, lochea dan robekan jalan lahir
sebagai tempat invasi bakteri secara asending yang dapat menyebabkan terjadi risiko
tinggi infeksi. Dengan pelepasan plasenta maka produksi estrogen dan progesteron akan
mengalami penurunan, sehingga hormon prolaktin aktif dan produksi laktasi dimulai.
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu:
1. Kala I: waktu pembukaan serviks samapi menjadi pembukaan lengkap 10 cm.
2. Kala II: dari pembukaan lengkap sampai bayi lahir
3. Kala III: dari bayi lahir sampai keluarnya plasenta
4. Kala IV: keluarnya plasenta sampai 2 jam post Partum (Nugroho, 2011).
Pathways
Kehamilan (37 – 42 mg)

Tanda inpartus

Proses persalinan

Kala I Kala II Kala III Kala IV

Esterogen & Kepala bayi turun Kontraksi Kontraksi uterus progesteron


jelek

Oksitosin Rasa ingin mengejan Rahim kecil, tebal Atonia uteri

Ketegangan otot Ekspulsi Plasenta lepas Robek jalan


rahim lahir
Resiko Perdarahan
Risiko
Nyeri Nyeri Perdarahan
Persalinan Persalinan Devisit Volume
cairan
Risiko
Infeksi

E. Proses Persalinan
1. Kala 1
Fase ini disebut juga kala pembukaan. Pada tahap ini terjadi pematangan dan
pembukaan mulut rahim hingga cukup untuk jalan keluar janin. Pada kala 1 terdapat
dua fase yaitu :
a. Fase laten: pembukaan sampai mencapai 3 cm, berlangsung sekitar delapan
jam.
b. Fase aktif: pembukaan dari 3 cm sampai lengkap (+ 10 cm), berlangsung
sekitar enam jam.
Pada tahap ini ibu akan merasakan kontraksi yang terjadi tiap 10 menit selama
20-30 detik. Frekuensi kontraksi makin meningkat hingga 2-4 kali tiap 10
menit, dengan durasi 60-90 detik. Kontraksi terjadi bersamaan dengan
keluarnya darah, lendir, serta pecah ketuban secara spontan. Cairan ketuban
yang keluar sebelum pembukaan 5 cm kerap dikatakan sebagai ketuban pecah
dini.
2. Kala II
Pada fase ini janin mulai keluar dari dalam kandungan yang membutuhkan
waktu sekitar dua jam. Fase dimulai saat serviks sudah membuka selebar 10 cm
hingga bayi lahir lengkap. Pada kala 2, ketuban sudah pecah atau baru pecah
spontan, dengan kontraksi yang lebih sering terjadi yaitu 3-4 kali tiap 10 menit.
Refleks mengejan juga terjadi akibat rangsangan dari bagian terbawah janin
yang menekan anus dan rektum. Tambahan tenaga mengejan dan kontraksi otot-otot
dinding abdomen serta diafragma, membantu ibu mengeluarkan bayi dari dalam
rahim.
3. Kala III
Tahap ini disebut juga kala uri, yaitu saat plasenta ikut keluar dari dalam rahim.
Fase ini dimulai saat bayi lahir lengkap dan diakhiri keluarnya plasenta. Pada tahap
ini biasanya kontraksi bertambah kuat, namun frekuensi dan aktivitas rahim terus
menurun. Plasenta bisa lepas spontan atau tetap menempel dan membutuhkan
bantuan tambahan.
4. Kala IV
Tahap ini merupakan masa satu jam usai persalinan yang bertujuan untuk
mengobservasi persalinan. Pada tahap ini plasenta telah berhasil dikeluarkan dan
tidak boleh ada pendarahan dari vagina atau organ. Luka-luka pada tubuh ibu harus
dirawat dengan baik dan tidak boleh ada gumpalan darah.

F. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala peringatan akan meningkatnya kesiagaan seorang wanita mendekati
persalinan. Wanita tersebut mungkin mengalami semua, sebagian atau bahkan tidak sama
sekali tanda gejala yang ada dibawah:
1. Lightening: Ligtening yang mulai dirasakan kira –kira dua minggu sebelum
persalinan, adalah penurunan bagian presentasi bayi kedalam pelvis minor. Pada
presentasi sevalik, kepala bayi biasanya engaged setelah lightening. Saat itu, sesak
nafas yang dirasakan oleh ibu pada trimester 3 berkurang, karena kondisi ini akan
menciptakan ruang baru abdomen atas untuk ekspansi paru. Sebaliknya ibu akan
merasa menjadi sering berkemih, perasaan tidak nyaman akibat tekanan panggul
yang menyeluruh, kram pada tungkai, dan peningkatan statis pada vena.
2. Perubahan Servik: Mendekati persalinan serviks semakin matang. Konsistensi servik
menjadi seperti pudding dan terjadi sedikit penipisan.
3. Ketuban pecah Dini: Pada kondisi normal, ketuban pecah pada akhir kala satu
persalinan. KPD dialami oleh 80% wanita hamil dan mengalami persalinan spontan
dalam 24 jam.
4. Persalinan Palsu: Persalinan palsu tediri dari kontraksi uterus yang sangat nyeri, yang
memberi pengaruh signifikan terhadap serviks. Kontraksi pada persalinan palsu
sebenarnya terjadi karena kontraksi Braxton Hicks yang tidak nyeri, yang telah
terjadi sejak 6 minggu kehamilan.
5. Bloody show: Plak lendir disekresi serviks sebagai hasil proliferasi kelenjar lendir
serviks pada awal kehamilan. Plak ini menjadi sawar pelindung dan penutup jalan
lahir selama kehamilan. Plak lender inilah yang dinamakan blody show.
6. Lonjakan energi: Wanita hamil mengalami lonjakan energi 24 sampai 48 jam
sebelum terjadinya persalinan. Ia akan merasa bersemangat, setelah beberapa minggu
dan hari merasa letih secara fisik dan kelelahan akibat kehamilan.
7. Gangguan saluran cerna: Ketika tidak ada penjelasan yang tepat untuk diare,
kesulitan mencerna, mual muntah, diduga hal-hal tersebut merupakan gejala
menjelang persalinan walaupun belum ada penjelasan untuk hal ini (Nugroho, 2011)

G. Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Pemeriksaan urine protein (Albumin)
b. Untuk mengetahui adanya risiko pada keadaan preeklamsi maupun adanya
gangguan pada ginjal dilakukan pada trimester II dan III.
c. Pemeriksaan urin gula
d. Pemeriksaan darah
2. Ultrasonografi (USG): Alat yang menggunakan gelombang ultrasound untuk
mendapatkan gambaran dari janin, plasenta dan uterus.
3. Stetoskop Monokuler: Mendengar denyut jantung janin, daerah yang paling jelas
terdengar DJJ, daerah tersebut disebut fungtum maksimum.
4. Memakai alat Kardiotokografi (KTG): Kardiotokografi adalah gelombang ultrasound
untuk mendeteksi frekuensi jantung janin dan tokodynomometer untuk mendeteksi
kontraksi uterus kemudian keduanya direkam pada kertas yang sama sehingga terlihat
gambaran keadaan jantung janin dan kontraksi uterus pada saat yang sama (Nugroho,
2011).

H. Penatalaksanaan
1. Kala I
a. Mengukur TTV
b. Auskultasi DJJ
c. Memperhatikan kontraksi uterus, dilatasi uterus, penurunan presentasi terendah
dan kemajuan persalinan serta perineum
2. Kala II
Mengajari ibu untuk mengejan
3. Kala III
a. Pengawasan terhadap perdarahan
b. Memperhatikan tanda plasenta lepas
4. Kala IV
a. Pemeriksaan fisik, observasi TTV dan KU
b. Kontraksi rahim
c. Letakkan bayi yang telah dibersihkan disebelah ibu

II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN INTRANATAL

A. Pengkajian
1. Identitas Pasien: Nama , jenis kelamin, suku/budaya, agama, tingkat pendidikan, dll.
2. Riwayat Obstetri
a. Riwayat kehamilan,persalinan dan nifas yang lalu
b. Riwayat kehamilan sekarang, meliputi: keadaan waktu hamil keluhan yang di
rasakan selama hamil, imunisasi dan pemeriksaan selama, kehamilan (ANC),
hamil ke berapa
c. Riwayat Ginekologi
1) Riwayat menstruasi:1.Menarche 2.Siklus haid 3.Lama haid 4.banyak haid
5.dismenorhoe.. 6. HPHT 7. HPL
2) Riwayat pernikahan :1.Usia pernikahan suami-istri 2.Pernikahan
- Riwayat KB:1.Apakah klien mengikuti program KB/tidak, Jenis KB yang di
gunakan
d. Riwayat Kesehatan Keluarga: Apakah dalam keluarga terdapat penyakit
keturunan,ataupun penyakit menular.
3. Pemeriksaan Fisik
a. Penampilan atau keadaan umum
b. Tingkat kesadaran:umumnya sadar penuh
c. Tanda-tanda vital
d. Kepala: warna rambut, kebersihan, keluhan nyeri atau tidak, lesi ada atau tidak,
edema ada atau tidak
e. Mata: fungsi penglihatan, tanda-tanda anemis ada atau tidak, warna kornea,
sklera ikterik atau tidak
f. Hidung: fungsi penciuman, adanya nyeri tekan ada atau tidak, kesimetrisan,
kebersihan, kesimetrisan, kebersihan
4. Pengkajian
1. Kala I
a. Memeriksa tanda-tanda vital.
b. Mengkaji kontraksi tekanan uterus dilatasi serviks dan penurunan
karakteristitik yang mengambarkan kontraksi uterus: frekuensi, internal,
intensitas, durasi, tonus.
c. Penipisan serviks, evasemen mendahului dilatasi serviks pada kehamilan
pertama dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya.
d. Pembukaan serviks adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan
bahwa kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan.
e. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus,
letrak janin, penurunan janin.
f. Pemeriksaan Vagina: membran, serviks, foetus, station.
g. Tes diagnostik dan laboratorium: Specimen urin, tes darah, ruptur
membran, cairan amnion (warna, karakter dan jumlah).
2. Kala II
a. Tanda yang menyertai kala II: Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir,
adanya mual, bertambahnya perdarahan, gerakan ekstremitas, pembukaan
serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan pada rektum,
merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva
membuka, gelisah mengatakan saya ingin BA, pada waktu his kepala janin
tampak di vulva.
b. Melakukan monitoring terhadap: His (frekuensi, kekuatan, jarak,
intensitas), keadaan janin (penurunan janin melalui vagina), kandung
kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan darah.
c. Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60
menit , multipara berlangsung 15 – 30 menit.
3. Kala III
a. Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:
1) Adanya kontraksi vunds yang kuat
2) Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat
pipih sehingga plasenta bergerak kebagian bawah
3) Keluarnya darah hitam dari introuterus
4) Terjadinya perpanjangan taliu pusat sebagai akibat plasenta akan
keluar.
5) Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau
rektal , atau membran poetus terlihat pada introitus).
b. Status Fisik mental
Perubahan secara Psikologi setelah melahirkan akan dijumpai, curah
jantung meningkat dengan cepat pada saat sirkulasi maternal ke plasenta
berhenti.didapatkan melalui pemeriksaan: Suhu, nadi, dan pernafasan,
pemeriksaan terhadap perdarahan (warna darah dan jumlah darah)
c. Tanda-tanda masalah potensial: Saat praktisi keperawatan primer
mengeluarkan plasenta perawat mengobservasi tanda-tanda dari ibu,
perubahan tingkat kesadaran atau perubahan pernafasan
4. Kala IV
a. Tanda tanada vital: Vital sign dapat memberikan data dasar untuk
diagnosa potensial,komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada
kala IV observasi vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan
setelah melahirkan seperti : pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama
1 jam pertama dan mengalami perubahan setelah terjadi persalinan yaitu
dari cardiovaskuler.
b. Kandung kemih: Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika
kandung kemih menengang akan mencapai ketinggian suprapubik dan
redup pada perkusi. Kateterisasi mungkin diperlukan mencegah
peregangan kandung kemih dan retensi kandung kencing jika klien tidak
bisa kencing.
c. Lochea: Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu
dan kain dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika
dilihat dicatat hasil dan bekuannya.
d. Perinium: Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk
mengiring dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan
perlahan-lahan mengangkat bokong untuk melihat perineum.
e. Temperatur: Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan
dengan keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas
normal selama rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini
mungkin berhubungan dengan dehidrasi atau kelelahan.
f. Kenyamanan: Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang
didapatkan selama persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi
ketidaknyamanannya.
g. Tanda-tanda potensial masalah: Karena pendarahan dapat menyebabkan
potensial masalah komplikasi,perawat harus waspada adanya potensial
komplikasi (Nurarif, 2015).

B. Diagnosa Keperawatan yang Mungkin Muncul


Menurut NANDA (2015), diagnosa yang mungkin muncul pada intranatal meliputi:
1. Kala I: Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
2. Kala II: Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi
3. Kala III: Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
4. Kala IV: Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit; Risiko perdarahan b.d
komplikasi pascapartum ( atoni uterus, retensi plasenta)

C. Intervensi Keperawatan
Rencana keperawatan menurut NIC & NOC (2012):
1. Kala 1
Nyeri persalinan b.d kontraksi uterus
No Dx NOC NIC
1 1 NOC: NIC :
a) Kontrol nyeri  Pain Managemen
b) Tingkat nyeri
Kriteria Hasil: 1. Lakukan pengkajian nyeri
a) Mampu mengontrol komphrehensif yang meliputi
nyeri saat terjadi lokasi, karakteristik, onset /
kontraksi durasi, frekuensi, kualitas,
b) Melaporkan bahwa nyeri intensitas / beratnya nyeri dan
berkurang faktor pencetus.
c) Mengatakan rasa 2. Observasi reaksi nonverbal
nyaman setelah nyeri dari ketidaknyamanan
berkurang 3. Kendalikan faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (suhu
ruangan, pencahayaan, suara
bising).
4. Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi (hypnosis,
relaksasi, bimbingan
antisipatif, terapi musik, terapi
bermain, terapi aktivitas dan
aplikasi panas dingin)

2. Kala II
Nyeri persalinan b.d tekanan mekanis pada bagian presentasi

No Dx NOC NIC
2 2 NOC: NIC :
1) Kontrol nyeri
 Pain Managemen
2) Tingkat nyeri
Kriteria Hasil: 1) Lakukan pengkajian nyeri
a. Mampu mengontrol komphrehensif yang meliputi
nyeri saat terjadi lokasi, karakteristik, onset /
kontraksi durasi, frekuensi, kualitas,
b. Melaporkan bahwa intensitas / beratnya nyeri dan
nyeri berkurang faktor pencetus.
c. Mengatakan rasa 2) Observasi reaksi nonverbal
nyaman setelah nyeri dari ketidaknyamanan
berkurang 3) Kendalikan faktor lingkungan
yang dapat mempengaruhi
respon pasien terhadap
ketidaknyamanan (suhu
ruangan, pencahayaan, suara
bising).
4) Ajarkan penggunaan teknik
nonfarmakologi (hypnosis,
relaksasi, bimbingan
antisipatif, terapi musik, terapi
bermain, terapi aktivitas dan
aplikasi panas dingin)
5) Atur posisi yang nyaman bagi
klien (dorsal
rekumben/litotomi)
6) Ajarkan klien tentang cara
meneran dengan benar

3. Kala III
Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktif perdarahan
No Dx NOC NIC

3 3 NOC:  Monitor status hidrasi (misalnya


a) Keseimbangan cairan membran mukosa lembab, denyut
b) Hidrasi nadi adekuat dan tekanan
darahortostatik).
Kriteria Hasil:  Monitor tanda-tanda vital pasien
 Asupan cairan terpenuhi  Jaga intake / asupan yang akurat
 Tekanan darah dan dan catat output pasien
denyut nadi  Pertahankan agar pasien tetap
 radial dalam batas tirah baring jika terjadi
normal pendarahan aktif
 Keseimbangan intake  Kolaborasi dengan dokter untuk
dan output pemberian tranfusi darah
 dalam 24 jam terjaga  Kelola cairan IV, seperti yang
 Turgor kulit elastis diresepkan.
 Membran mukosa
lembab

4. Kala IV
a. Risiko infeksi b.d gangguan integritas kulit (luka episiotomy)
N D NOC NIC
O X
4 4 NOC:  Monitor tanda dan gejala
a) Status imun
infeksi sistemik dan lokal
b) Kontrol resiko
 Monitor adanya luka
Kriteria Hasil:
a) Bebas tanda gejala infeksi  Kaji suhu badan pasien
b) Jumlah leukosit dalam  Pertahankan teknik aseptik
batas normal
c) Status imun, genitourinaria  Cuci tangan sebelum dan
dalam batas normal sedudah tindakan
d) Luka episiotomy baik
 Berikan pendkes tentang
vulva hygiene yang benar
 Lakukan perawatan luka
post episiotomi

b. Risiko perdarahan b.d komplikasi pascapartum (atoni uterus, retensi plasenta)

No Dx NOC NIC
4 4 NOC:  Catat nilai Hb dan HT sebelum
a) Keseimbangan cairan dan sesudah terjadìnya
b) Hidrasi perdarahan
 Awasi perdarahan dari jalan lahir
Kriteria Hasil:  Berikan masase pada fundus
a) Asupan cairan terpenuhi uteri.
b) Tekanan darah dan  Monitan tanda-tanda vital
denyut nadi radial dalam  Pertahankan agar pasien tetap
batas normal tirah baring jika terjadi
c) Keseimbangan intake pendarahan aktif.
dan output dalam 24 jam  Lakukan manual pressure
terjaga ( tampon vagina)
d) Turgor kulit elastis.
 Lakukan manual placenta
e) Membran mukosa
lembab

D. Implementasi
Setelah perencanaan penulis mengacu pada tahap implementasi. pada tahap ini penulis
melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan perencanaan yang telah disusun
sebelumnya.

E. Evaluasi

Mengukur respon klien terhadap tindakan keperawatan dan kemajuan klien ke arah
pencapaian tujuan.

DAFTAR PUSTAKA
Bullechek, G. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th Edition. Missouri: Elseiver
Mosby.
Departemen Kesehatan RI. 2008. Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta: Depkes RI
Jakarta.
Herdmand, T & Kamitsuru, S. 2014. NANDA International Nursing Diagnoses: Definitions
& Classification 2015-2017 10nd ed. Oxford: Wiley Blackwell.
Manuaba. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan KB. Jakarta: EGC.
Moorhead, S. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Measurement of Health
Outcomes 5th Edition. Missouri: Elsevier Saunder.
Nuratif, A.H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda
Nic-Noc. Edisi Revisi Jilid 3. Jogjakarta: Meidcation Jogja.
Nurhati, Ummi. 2009. Buku Pintar Kehamilan Lengkap 9 Bulan Yang Menakjubkan. Jakarta :
Garamond
Nugroho, Taufan. 2011. Buku Ajar Obstetri untuk Mahasiswa Kebidanan. Yogyakarta: Nuha
Medika
Rukiyah, Ai Yeyeh dkk. 2012. Asuhan Kebidanan II Persalinan Edisi Revisi. Jakarta: Buku
Kesehatan
Sarwono. 2010. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai