BANK RAKYAT
INDONESIA Tbk TAHUN 2017 – 2019
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu : Rido Parulian Panjaitan
Oleh:
Bank merupakan badan usaha yang berperan sebagai wadah untuk menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau
lainnya secara efektif dan efisien upaya meningkatkan taraf hidup rakyat . Pada era
sekarang , dunia perbankan mengalami kemajuan yang pesat. Terlihar dari banyaknya bank
baru yang ada di Indonesia , akibatnya daya saing antar perbankanpun semakin ketat.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat , masing – masing perbankan berlomba-lomba
memperbaiki diri dengan cara pencapaian kinerja keuangan yang baik dan optimal. Untuk
meningkatkan pencapaian kinerja tersebut diperlukan perbaikan kinerja ,salah satunya
dengan memperhatikan kesehatan suatu bank.
Laporan keuangan akan menunjukkan kondisi perusahaan pada saat ini atau periode
tertentu sehingga nantinya dapat ditentukan langkah apa yang akan diambil perusahaan
dengan melihat faktor internal dan eksternal yang ada. Untuk melihat hal tersebut diperlukan
metode Analisa laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan ,disebut
sebagai Analisis rasio.Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan aktivitas secara individu atau
kombinasi dengan membandingkan rasio-rasio keuangan Bank dalam satu periode ke
periode berikutnya.
Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
dalam pembangunan nasional terutama dalam pembangunan ekonomi. Sebagai salah satu
lembaga keuangan perbankan terbesar di Indonesia yang melayani seluruh lapisan
masyarakat ,Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi pelopor microfinance di Indonesia
dengan laba terbesar selama 14 tahun berturut-turut. Untuk itu dalam pembahasan kali ini ,
akan menilai kemampuan kemampuan bank BRI dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
mengelola aset yang dimiliki dan menilai kemampuan bank untuk mendapatkan keuntungan
dari nasabah dalam suatu periode tertentu. Maka dilakukanlah analisis rasio PT.Bank
Rakyat Indonesia. Tbk dari tahun 2017-2019 dan rasio tahun 2019 dibandingkan dengan
industri perbankan .
1.Bagaimana analisis rasio Bank Rakyat Indonesia (BRI) dari tahun 2017-2019 ?
2.Bagaimana analisis rasio Bank Rakyat Indonesia (BRI) tahun 2019 dibandingkan
dengan industri perbankan yang ada ?
Dalam pembahasan kali ini , variabel analisis rasio yang diambil adalah risiko likuiditas ,rasio
solvabilitas , dan rasio rentabilitas.
1.3 Tujuan
Mengetahui tingkat analisis rasio likuiditas , solvabilitas dan rentabilitas pada PT Bank
Rakyat Indoneisa. Tbk pada tahun 2016-2019 dan perbandingannya terhadap industri
perbankan
2. Loan to Assets Ratio(LAR) Loan to Assets Ratio adalah rasio untuk mengukur
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank (Kasmir,
2008:288).Semakin rendah loan to assets ratio semakin baik. LAR = jumlah kredit yang
diberikan / jumlah aset 𝑥 100%
• Rasio Solvabilitas
1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Dendawijaya (2009 :121) capital adequacy
ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktivitas bank yang
mengandung resiko (kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank,
seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR = modal bank / aktiva
tertimbang menurut resiko 𝑥 100%
• Rasio Rentabilitas
2. Return On Equity(ROE) Rasio ini merupakan rasio untuk membandingkan antara laba
bersih bank setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi return on equity maka
semakin baik, karena bank mampu menghasilkan laba dari modalnya sendiri. ROE = laba
bersih setelah pajak / modal sendiri x 100%
ISI
Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan bahwa BRI
adalah Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Namun pada masa itu nama BRI
belum digunakan ,berbagai nama yang melekat pada BRI ,seperti De Poerwokertosche Hulp
en Spaarbank der Indlandsche Hoofden, Hulp en Spaarbank der Indlandsche Bestuurs
Ambtenareen, Syomin Ginko, sampai akhirnya resmi ditetapkan menjadi Bank Rakyat
Indonesia sejak 18 Desember 1968 berdasarkan UU No. 21 tahun 1968.
Pada tahun 1992, BRI berubah status hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992. Kepemilikan BRI saat
itu masih 100% berada di tangan pemerintah ,hingga pada 10 November 2003 pemerintah
Indonesia memutuskan untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebesar 30%
dengan kode BBRI . Sejak itulah BRI menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT.
Bank Rakyat Indoneisa (BRI) Tbk sampai saat ini.
2.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk
Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk adalah “Menjadi The Most Valuable Bank
di Asia Tenggara dan Home to the Best Talent”
2.1.3 Jasa dan Layanan PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk
1.Simpanan :
• Deposito : Deposito BRI Rupiah , Deposito BRI Valas , dan Deposito On Call
• Giro : Giro BRI Rupiah ,Giro BRI Valas
• Tabungan : BritAma , Simpedes , Simpedes TKI , Tabungan Haji ,BritAma
Dollar dan Junior
2.Pinjaman :
3.Jasa Bank :
4.Produk Konsumer :
• Kartu kredit , Kartu pemilikan rumah (KPR) ,Kredit kendaraan bermotor (KKB)
, Kredit multi guna (KMG)
Secara umum kredit adalah kegiatan usaha atau usaha pemberian bantuan
permodalan atau keuangan berupa barang, jasa, atau uang dari pihak pemberi kredit
(kreditur) kepada pihak penerima kredit (debitur) atas dasar kepercayaan yang diberikan
oleh kreditur dimana penerima kredit (debitur) harus mengembalikan kredit sejumlah nilai
ekonomi yang telah diberikan oleh pemberi kredit (kreditur) pada waktu yang telah
ditentukan dengan balas jasa berupa bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya oleh kedua belah pihak.
Mekanisme pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk :
1. Administrasi
Nasabah sebagai calon debitur mengisi surat keterangan permohonan kredit dengan
membawa persyaratan yaitu legalitas individu dan perizinan usaha. Usaha yang baru
memulai, minimal usahanya telah berjalan 6 (enam) bulan, perpanjangan jangka
waktu, perubahan jumlah, perubahan struktur,
tipe dan syarat kredit, restrukturisasi maupun penyelesaian kredit harus diajukan
secara tertulis dengan mengajukan surat permohonan oleh debitur dan dicatat oleh
ADK dalam register permohonan kredit (register SKPP). Setelah itu Customer
Service akan mendata informasi calon debitur (nama ,alamat ,usaha ,lama usaha,
jumlah kredit) ,lalu akan dijelaskan persyaratan yang harus dilengkapi ,angsuran
sesuai plafon dan jangka waktu ditambah bunga.Selanjutnya memberikan fotocopy
KTP kepada pihak BRI.
2. Account Officer
Calon debitur menuju bagian account officer untuk dibuatkan laporan kunjungan
nasabah kemudian petugas bank akan mensurvey data-data yang tercantum dalam
proposal kredit yang sebelumnya telah diajukan oleh nasabah calon debitur untuk
mengetahui apakah telah sesuai atau tidak, hasil tersebut akan dituangkan pada
lampiran hasil kunjungan nasabah yang selanjutnya akan diserahkan pada pimpinan
cabang untuk bahan pertimbangan dan pembelajaran apakah kredit yang diajukan
oleh calon debitur bisa disetujui atau tidak. Calon debitur melengkapi semua
persyaratan untuk langkah berikutnya, seperti surat agunan. AO melakukan prakarsa
kredit atas debitur/calon debitur dalam mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas
dalam melakukan pemeriksaan, pembinaan, dan monitoring terhadap
debitur/usahanya. Dilakukan pengecekan dengan Sistem Informasi Debitur (SID) BI
checking. Apabila calon debitur tidak sedang menerima kredit dari bank lain dan
track recordnya baik maka dilanjutkan untuk tahap selanjutnya. Survey usaha calon
debitur oleh AO,selain survei AO juga mencari informasi-informasi dari pihak ketiga
seperti tetangga sekitar calon debitur. Tahap ini untuk keperluan pertimbangan
pencairan kredit dan pembuktian kebenaran data yang diberi oleh calon debitur,
menganalisa kelayakan usaha calon debitur dan kelayakan agunan yang dijanjikan.
3. Pimpinan Cabang
Setelah dilakukan survei, pimpinan cabang menilai apakah calon debitur tersebut
layak/tidak mendapatkan pinjaman dengan patokan RPC (Repayment Capacity).
Apabila RPC terpenuhi, diputuskan persetujuan kredit beserta plafon kredit yang
akan diberikan. Tahap selanjutnya dilakukan perjanjian kredit antara pihak BRI
dengan debitur . Jika pimpinan cabang telah memberikan persetujuan maka nasabah
calon debitur menuju bagian admin kredit untuk proses realisasi kredit yang telah
diajukan. Tahap terakhir yakni realisasi di Teller. Pada saat realisasi, dokumen atau
syaratsyarat sudah harus dilengkapi oleh calon debitur.
2.1.5 Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk di era covid-19
Faktanya pada kuartal-1 bank,PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk tidak terlalu
terdampak oleh adanya covid-19.BRI masih bisa membukukan laba bersih senilai Rp 8,162
triliun yang mana tidak jauh berbeda dengan laba bersih di periode yang sama tahun lalu
sebesar RP 8,164 triliun. Pada kuartal-2 , OJK meminta restrukturisasi kredit dan harus
memiliki kriteria debitur UMKM.Dengan adanya kebijakan tersebut , BRI membuat skema
restrukturisasi berdasarkan penurunan omzet yang menurun 30% mendapatkan relaksasi
suku bunga dan perpanjangan kredit. Dengan adanya hal ini ada 2 dampak yaitu
penundaan pokok yang berkurang mengakibatkan likuiditas karena nasabah menjadi tidak
membayar .Penurunan income karena yang seharusnya membayar bunga menjadi tidak
membayar bunga.
2.1.6 Likuiditas PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk di era covid-19
Semakin memburuknya kasus covid-19 , PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk
menyusun berbagai strategi berkelanjutan sehingga tetap tumbuh disituasi seperti ini , salah
satunya terkait pengelolaan likuiditas perusahaan. Setelah BI menurunkan Giro Wajib
Minum BRI akan mendapat tambahan likuiditas hingga RP 17 triliun ,selain itu BRI aktif
mencari sumber likuiditas lainnya melalui penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan non
DPK.BRI dapat melakukan akses funding Non DPK jangka pendek seperti repo dan
pinjaman antar bank , sedangkan untuk jangka Panjang seperti penerbitan obligasi dan
pinjaman dengan memperhatikan biaya yang efisien.
BRI dalam tujuan meningkatkan usaha rakyat dengan kredit ,menghimpun dana
masyarakat untuk peningkatan pembangunan juga sebagai bentuk investasi yang aman dan
minim risiko ,yaitu deposito. Depostio BRI Rupiah merupakan alternatif menyimpan uang
yang aman dalam jangka waktu tertentu dan mudah dicairkan kembali yang banyak diminati
masyarakat. BRI Rupiah tumbuh menjadi salah satu produk unggulan selain tabungan dan
kredit usaha karena keberadaan kantor cabang dan unit pelayanannya menjangkau sampai
daerah pedesaan.
Sebagai produk investasi , BRI Rupiah memiliki fasilitas yang menjadi kelebihannya
dibandingkan produk sejenis ,yaitu ;
1.Fasilitas perpanjangan Deposito BRI Rupiah yang otomatis setelah jangka waktu
berakhir , dan apabila deposan tidak menginginkan perpanjangan otomatis tersedia
fasilitas Non ARO dimana simpanan depostio tidak akan diperpanjang dan dapat
dicarikan setelah jangka waktu berakhir
3.Setelah jatuh tempo ,nasabah akan mendapatkan bunga atau return dengan cara
tunai ,dipindahbukukan ke rekening lain di BRI ,transfer / kliring ke rekening bank lain
dan menambah pokok dana depostio pada saat perpanjangan baik secara otomatis
maupun non otomatis
Selain kelebihan , BRI Rupiah memiliki beberapa keuntungan bagi deposan ,yaitu :
3.Fasilitas bunga dapat ditransfer ke rekening BRI / bank lain sesuai kebutuhan
4.Efisiensi biaya transportasi karena kantor cabang yang tersebar merata sampai
perdesaan
2.2 PEMBAHASAN
Data dalam analisis rasio mengacu pada laporan tahunan PT. Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Tbk yang tercantum dalam Lampiran I dan Statisik Industri Perbankan
tercantum dalam Lampiran II.
Rasio Likuiditas :
Rasio Solvabilitas
Jika dibandingkan dengan OJK ,rasio CAR OJK lebih besar dibandingkan
rasio CAR bank BRI itu berarti risiko pasar dan kredit pada OJK lebih dapat diantisipasi
dariapda bank BRI
Jika dibandingkan dengan OJK ,rasio DER OJK jauh lebih kecil dari pada
milik bank BRI itu berarti dalam membayar hutang OJK hanya menggunakan modal inti yang
sedikit.
Rasio Rentabilitas
Jika dibandingkan dengan OJK ,rasio ROA OJK lebih kecil dibandingkan
bank BRI itu berarti kinerja keuangan OJK dalam hal perolehan keuntungan lebih buruk
dibandingkan bank BRI dalam perolehan keuntungan
Jika dibandingkan OJK , rasio ROE OJK lebih kecil dibandingkan bank BRI
itu artinya OJK lebih buruk dalam hal perolehan keuntungan menggunakan modalnya
sendiri.
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
1. a. Tingkat likuiditas bank BRI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
ditunjukkan dengan LDR dan LAR.Pada LDR dapat dikatakan mengalami
kenaikan dan penurunan yang cukup wajar ini berarti kinerja keuangannya cukup
baik karena mampu mempertahankan likuiditas dengan batas kurang dari 120%
sehingga hanya menunjukkan likuiditas yang fluktuatif.Sedangkan pada LAR
kinerja keuangannya semakin membaik karena selalu mengalami penurunan.
b. Perbandingan tingkat likuiditas bank BRI dan OJK tahun 2019 ditunjukkan
dengan LDR dan LAR.Pada LDR OJK ,kinerja keuangannya lebih baik sehingga
lebih likuid sedangkan pada LAR ,kinerja keuangannya lebih buruk karena jumlah
asset yang digunakan untuk membiayai kredit lebih besar.
2. a. Tingkat solvabilitas bank BRI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
ditunjukkan dengan CAR dan DER. Pada CAR ,menunjukkan tingkar rasio yang
cukup baik dikisaran 20% karena sudah di atas minimal CAR menurut standar
Bank for International Settlements (BIS) yaitu 8% .Sedangkan pada DER
mengalami kenaikan dan penurunan yang wajar menunjukkan solvabilitas yang
fluktuatif.
b. Perbandingan tingkat solvabilitas bank BRI dan OJK tahun 2019 ditunjukkan
dengan CAR dan DER. Pada CAR ,OJK lebih tinggi artinya lebih dapat
menantisipasi risiko pasar dan risiko kredit.Sedangkan pada DER ,OJK lebih
kecil jauh artinya lebih sedikit membayar hutang dengan modal intinya.
3. a. Tingkat rentabilitas bank BRI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
ditunjukkan dengan ROA dan ROE.Pada ROA menunjukkan kinerja keuangan
yang baik karena dalam tiga tahun selalu melebihi batas penetapan ROA oleh
Bank Indonesia yaitu minimal 1,22%. Sedangkan pada ROE menunjukkan
kinerja keuangan yang cukup baik meskipun naik turun namun masih dalam
batas wajar dan tergolong cukup tinggi.
b. Perbandingan tingkat rentabilitas bank BRI dan OJK tahun 2019
ditunjukkan dengan ROA dan ROE.Pada ROA OJK ,menunjukkan kinerja
keuangan yang kurang dibandingkan bank BRI dalam hal keuntungan ,namun
masih diatas batas penetapan .Sedangkan pada ROE juga menunjukkan kinerja
yang kurang baik dibandingkan bank BRI dalam hal keuntungan menggunakan
modal sendiri.
3.2 Saran
1. Selama 3 tahun terakhir PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang diteliti memakai
rasio keuangan menunjukan peningkatan dan penuruan pada beberapa rasionya
,dalam hal likuiditas dan solvabilitas perlu diperhatikan jika terjadi kenaikan
karena jika jumlahnya semakin lama semakin besar akhirnya terjadi kerugian
pada PT Bank Rakyat Indoneisa.Begitu juga dalam hal rentabilitas ,penurunan
rasio tersebut perlu dijaga jumlahnya karena semakin turun dapat mengakibatkan
berkurangnya laba PT Bank Rakyat Indonesia.
2. Pada masa sekarang , daya saing dunia perbankan sangatlah tinggi
ditambah adanya pandemic korona (covid-19) , PT Bank Rakyat Indonesia harus
pandai dan mengambil strategi yang tepat dalam mempertahankan
kepercayaanya terhadap masyarakat ,dan mengatasi dampak yang terjadi
karena korona.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN I
LAMPIRAN II