Anda di halaman 1dari 20

ANALISIS RASIO KEUANGAN PADA PT.

BANK RAKYAT
INDONESIA Tbk TAHUN 2017 – 2019
Mata Kuliah : Bank dan Lembaga Keuangan
Dosen Pengampu : Rido Parulian Panjaitan

Oleh:

Dimas Dwi Kurniawan


4301180099
4 – 10 / 08

PROGRAM STUDI D III KEBENDAHARAAN NEGARA


POLITEKNIK KEUANGAN NEGARA STAN
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bank merupakan badan usaha yang berperan sebagai wadah untuk menghimpun dana
dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya dalam bentuk kredit atau
lainnya secara efektif dan efisien upaya meningkatkan taraf hidup rakyat . Pada era
sekarang , dunia perbankan mengalami kemajuan yang pesat. Terlihar dari banyaknya bank
baru yang ada di Indonesia , akibatnya daya saing antar perbankanpun semakin ketat.
Dalam menghadapi persaingan yang ketat , masing – masing perbankan berlomba-lomba
memperbaiki diri dengan cara pencapaian kinerja keuangan yang baik dan optimal. Untuk
meningkatkan pencapaian kinerja tersebut diperlukan perbaikan kinerja ,salah satunya
dengan memperhatikan kesehatan suatu bank.

Dalam hal pencapaian kinerja keuangan , menurut peraturan No.6/10/PBI/2004 tentang


panduan dalam menilai tingkat kesehatan bank sebagai wujud pengawasan terhadap bank-
bank yang ada di Indonesia ,salah satu metode evaluasi penilaian kesehatan bank adalah
CAMELS(Capital, Assets Quality, Management, Earning, Liquidity and Sensitivity to Market
Risk), yaitu penggunaan 6 aspek dalam menilai kelayakan suatu bank. Akan tetapi , dalam
pembahasan kali ini penilaian kinerja keuangan bank diukur dengan “finansial term” ,yaitu
tingkat keberhasilan finansial suatu bank ,yang tercermin dalam laporan keuangan
perbankan.

Laporan keuangan akan menunjukkan kondisi perusahaan pada saat ini atau periode
tertentu sehingga nantinya dapat ditentukan langkah apa yang akan diambil perusahaan
dengan melihat faktor internal dan eksternal yang ada. Untuk melihat hal tersebut diperlukan
metode Analisa laporan keuangan dengan menggunakan rasio-rasio keuangan ,disebut
sebagai Analisis rasio.Analisis rasio adalah suatu metode analisis untuk mengetahui
hubungan antara pos-pos tertentu dalam neraca atau laporan aktivitas secara individu atau
kombinasi dengan membandingkan rasio-rasio keuangan Bank dalam satu periode ke
periode berikutnya.

Bank Rakyat Indonesia (BRI) merupakan salah satu lembaga keuangan yang berperan
dalam pembangunan nasional terutama dalam pembangunan ekonomi. Sebagai salah satu
lembaga keuangan perbankan terbesar di Indonesia yang melayani seluruh lapisan
masyarakat ,Bank Rakyat Indonesia (BRI) menjadi pelopor microfinance di Indonesia
dengan laba terbesar selama 14 tahun berturut-turut. Untuk itu dalam pembahasan kali ini ,
akan menilai kemampuan kemampuan bank BRI dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari
mengelola aset yang dimiliki dan menilai kemampuan bank untuk mendapatkan keuntungan
dari nasabah dalam suatu periode tertentu. Maka dilakukanlah analisis rasio PT.Bank
Rakyat Indonesia. Tbk dari tahun 2017-2019 dan rasio tahun 2019 dibandingkan dengan
industri perbankan .

1.2 Rumusan Masalah

1.Bagaimana analisis rasio Bank Rakyat Indonesia (BRI) dari tahun 2017-2019 ?
2.Bagaimana analisis rasio Bank Rakyat Indonesia (BRI) tahun 2019 dibandingkan
dengan industri perbankan yang ada ?

1.2.1 Batasan Masalah

Dalam pembahasan kali ini , variabel analisis rasio yang diambil adalah risiko likuiditas ,rasio
solvabilitas , dan rasio rentabilitas.

1.3 Tujuan

Mengetahui tingkat analisis rasio likuiditas , solvabilitas dan rentabilitas pada PT Bank
Rakyat Indoneisa. Tbk pada tahun 2016-2019 dan perbandingannya terhadap industri
perbankan

1.4 Landasan Teori


Kinerja Keuangan
Pengertian kinerja menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2001), Kinerja diartikan
sebagai “sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja (tentang
peralatan).
Kinerja keuangan suatu perusahaan juga dapat diartikan sebagai prospek atau masa
depan, pertumbuhan, dan potensi perkembangan yang baik bagi perusahaan. Informasi
kinerja keuangan diperlukan untuk menilai perubahan potensial sumber daya ekonomi,
yang mungkin dikendalikan di masa depan dan untuk memprediksi kapasitas produksi
dari sumber daya yang ada (Barlian, 2003).
Laporan Keuangan
Menurut Dr. Kasmir (2017), laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan
kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu. Laporan
keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk
mengomunikasikan data keuangan atau aktivitas perusahaan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan. Dengan kata lain, laporan keuangan ini berfungsi sebagai alat informasi
yang menghubungkan perusahaan dengan pihak-pihak yang berkepentingan, yang
menunjukkan kondisi kesehatan keuangan perusahaan dan kinerja perusahaan.
Menurut Darminto dan Suryo (2002 : 40) analisis laporan keuangan merupakan
suatu proses untuk membedah laporan keuangan kedalam unsur-unsurnya, menelaah
masingmasing unsur tersebut, dan menelaah hubungan diantara unsur-unsur tersebut,
dengan tujuan untuk memperoleh pengertian dan pemahaman yang baik dan tepat atas
laporan keuangan itu sendiri
Analisis Rasio Keuangan.
Menurut Munawir (2014 : 64) rasio menggambarkan suatu hubungan atau
perimbangan antara suatu jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, dan dengan
menggunakan alat analisa berupa rasio ini akan dapat menjelaskan atau memberi
gambaran kepada penganalisa tentang baik atau buruknya keadaan atau posisi
keuangan suatu perusahaan. Rasio keuangan yang biasa digunakan untuk keperluan
analisis keuangan bank sebagai berikut:
• Rasio Likuiditas
Likuiditas adalah suatu istilah yang dipakai untuk menunjukkan persediaan uang
tunai dan aset lain yang dengan mudah dijadikan uang tunai. Bank dianggap likuid kalau
bank tersebut mempunyai cukup uang tunai atau aset lainnya, disertai kemampuan
untuk meningkatkan jumlah dana dengan cepat dari sumber lainnya, untuk
memungkinkannya memenuhi kewajiban pembayaran dan komitmen keuangan lain
pada saat yang tepat (Darmawi ,2012:59).Ada beberapa cara untuk mengukur tingkat
likuiditas, yaitu :
1. Loan to Deposit Ratio(LDR) Loan to deposit ratio merupakan rasio untuk
mengukur komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan total
dana pihak ketiga yaitu giro, tabungan, simpanan berjangka.Semakin rendah
loan to deposit ratio maka semakin likuid bank tersebut. LDR = kredit / dana
pihak ketiga 𝑥 100%

2. Loan to Assets Ratio(LAR) Loan to Assets Ratio adalah rasio untuk mengukur
jumlah kredit yang disalurkan dengan jumlah harta yang dimiliki bank (Kasmir,
2008:288).Semakin rendah loan to assets ratio semakin baik. LAR = jumlah kredit yang
diberikan / jumlah aset 𝑥 100%
• Rasio Solvabilitas

Rasio ini menggambarkan hubungan antara utang perusahaan terhadap modal


maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh utang atau
pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal (Harahap,2009
:306).

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) Menurut Dendawijaya (2009 :121) capital adequacy
ratio adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktivitas bank yang
mengandung resiko (kredit, penyertaan surat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
dari dana modal sendiri bank, di samping memperoleh dana-dana dari sumber diluar bank,
seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. CAR = modal bank / aktiva
tertimbang menurut resiko 𝑥 100%

2. Debt to Equity Ratio(DER) Rasio ini membandingkan antara jumlah hutang


dengan jumlah modal sendiri. Semakin tinggi debt to equity ratio maka semakin tidak baik
karena tidak mungkin bank dapat menutupi semua hutangnya dengan hanya mengandalkan
modalnya.Rumusnya adalah sebagai berikut : DER = jumlah utang / jumlah modal sendiri 𝑥
100%

• Rasio Rentabilitas

Rasio ini menggambarkan kemampuan perusahaan mendapatkan laba melalui semua


kemampuan dan sumber yang ada, karena untuk kelangsungan hidup dan untuk menarik
modal dari luar, suatu perusahaan haruslah berada dalam keadaan
menguntungkan/profitable (Syamsuddin, 2007:59).

1. Return On Assets(ROA) Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan


manajemen bank dalam memperoleh keuntungan (laba).Semakin besar ROA suatu bank,
semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula
posisi bank tersebut dari segi penggunaan aset.Rumus return on assets sebagai berikut:
ROA = laba sebelum pajak / total aktiva 𝑥 100%

2. Return On Equity(ROE) Rasio ini merupakan rasio untuk membandingkan antara laba
bersih bank setelah pajak dengan modal sendiri. Semakin tinggi return on equity maka
semakin baik, karena bank mampu menghasilkan laba dari modalnya sendiri. ROE = laba
bersih setelah pajak / modal sendiri x 100%

ISI

2.1 Gambaran Umum Perusahaan

2.1.1 Sejarah Singkat PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk


Bank Rakyat Indoensia merupakan salah satu bank milik pemerintah terbesar di
Indonesia. Perjalanan BRI dimulai pada tahun 1895 di Purwokerto ,Jawa Tengah oleh oleh
Raden Bei Aria Wirjaatmadja dengan nama De Poerwokertosche Hulp en Spaarbank der
Inlandsche Hoofden atau "Bank Bantuan dan Simpanan Milik Kaum Priyayi
Purwokerto",yang awalnya mengelola dana kas masjid untuk disalurkan kepada masyarakat
dengan skema sederhana.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 1 tahun 1946 pasal 1 disebutkan bahwa BRI
adalah Bank Pemerintah pertama di Republik Indonesia. Namun pada masa itu nama BRI
belum digunakan ,berbagai nama yang melekat pada BRI ,seperti De Poerwokertosche Hulp
en Spaarbank der Indlandsche Hoofden, Hulp en Spaarbank der Indlandsche Bestuurs
Ambtenareen, Syomin Ginko, sampai akhirnya resmi ditetapkan menjadi Bank Rakyat
Indonesia sejak 18 Desember 1968 berdasarkan UU No. 21 tahun 1968.

Pada tahun 1992, BRI berubah status hukum menjadi PT Bank Rakyat Indonesia
(Persero) berdasarkan Undang-Undang Perbankan No. 7 tahun 1992. Kepemilikan BRI saat
itu masih 100% berada di tangan pemerintah ,hingga pada 10 November 2003 pemerintah
Indonesia memutuskan untuk mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia sebesar 30%
dengan kode BBRI . Sejak itulah BRI menjadi perusahaan publik dengan nama resmi PT.
Bank Rakyat Indoneisa (BRI) Tbk sampai saat ini.

2.1.2 Visi dan Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk

Visi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk adalah “Menjadi The Most Valuable Bank
di Asia Tenggara dan Home to the Best Talent”

Misi PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk:

1. Melakukan kegiatan perbankan yang terbaik dengan mengutamakan pelayanan


kepada segmen mikro, kecil dan menengah untuk menunjang peningkatan ekonomi
masyarakat.
2. Memberikan pelayanan prima dengan fokus kepada nasabah melalui:
• sumber daya manusia yang profesional dan memiliki budaya berbasis kinerja
( performance-driven culture )
• teknologi informasi yang handal dan future ready
• jaringan kerja konvensional maupun digital yang produktif dengan
menerapkan prinsip operational dan risk management excellence .
3. Memberikan keuntungan dan manfaat yang optimal kepada pihak-pihak yang
berkepentingan ( stakeholders ) dengan memperhatikan prinsip keuangan
berkelanjutan dan praktik good corporate governance yang sangat baik.

2.1.3 Jasa dan Layanan PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk

1.Simpanan :

• Deposito : Deposito BRI Rupiah , Deposito BRI Valas , dan Deposito On Call
• Giro : Giro BRI Rupiah ,Giro BRI Valas
• Tabungan : BritAma , Simpedes , Simpedes TKI , Tabungan Haji ,BritAma
Dollar dan Junior

2.Pinjaman :

• Mikro , Ritel ,Menengah ,Program dan Kredit Usaha Rakyat

3.Jasa Bank :

• Jasa bisnis (Bank Garansi , Kliring,Remittance , SKBDN) , Jasa keuangan


(Bill Payment , Penerimaan setoran ,Transaksi online , Transfer dan LLG) ,
Jasa lain ( Layanan ekspor , impor) , Kelembagaan ( SPP Online , Cash
management BRI) , E-Banking (ATM BRI , SMS Banking BRI , Internet
Banking BRI ,e-Buzz , Mini ATM BRI) , Treasury (Foreign exchange , Money
market , Fixed income ) , Internasional (BRIfast Remittance , Layanan bank
koresponden , Layanan lainnya)

4.Produk Konsumer :

• Kartu kredit , Kartu pemilikan rumah (KPR) ,Kredit kendaraan bermotor (KKB)
, Kredit multi guna (KMG)

2.1.4 Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk

Secara umum kredit adalah kegiatan usaha atau usaha pemberian bantuan
permodalan atau keuangan berupa barang, jasa, atau uang dari pihak pemberi kredit
(kreditur) kepada pihak penerima kredit (debitur) atas dasar kepercayaan yang diberikan
oleh kreditur dimana penerima kredit (debitur) harus mengembalikan kredit sejumlah nilai
ekonomi yang telah diberikan oleh pemberi kredit (kreditur) pada waktu yang telah
ditentukan dengan balas jasa berupa bunga sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati
sebelumnya oleh kedua belah pihak.
Mekanisme pemberian kredit pada PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk :

1. Administrasi
Nasabah sebagai calon debitur mengisi surat keterangan permohonan kredit dengan
membawa persyaratan yaitu legalitas individu dan perizinan usaha. Usaha yang baru
memulai, minimal usahanya telah berjalan 6 (enam) bulan, perpanjangan jangka
waktu, perubahan jumlah, perubahan struktur,
tipe dan syarat kredit, restrukturisasi maupun penyelesaian kredit harus diajukan
secara tertulis dengan mengajukan surat permohonan oleh debitur dan dicatat oleh
ADK dalam register permohonan kredit (register SKPP). Setelah itu Customer
Service akan mendata informasi calon debitur (nama ,alamat ,usaha ,lama usaha,
jumlah kredit) ,lalu akan dijelaskan persyaratan yang harus dilengkapi ,angsuran
sesuai plafon dan jangka waktu ditambah bunga.Selanjutnya memberikan fotocopy
KTP kepada pihak BRI.
2. Account Officer
Calon debitur menuju bagian account officer untuk dibuatkan laporan kunjungan
nasabah kemudian petugas bank akan mensurvey data-data yang tercantum dalam
proposal kredit yang sebelumnya telah diajukan oleh nasabah calon debitur untuk
mengetahui apakah telah sesuai atau tidak, hasil tersebut akan dituangkan pada
lampiran hasil kunjungan nasabah yang selanjutnya akan diserahkan pada pimpinan
cabang untuk bahan pertimbangan dan pembelajaran apakah kredit yang diajukan
oleh calon debitur bisa disetujui atau tidak. Calon debitur melengkapi semua
persyaratan untuk langkah berikutnya, seperti surat agunan. AO melakukan prakarsa
kredit atas debitur/calon debitur dalam mempertimbangkan efisiensi dan efektifitas
dalam melakukan pemeriksaan, pembinaan, dan monitoring terhadap
debitur/usahanya. Dilakukan pengecekan dengan Sistem Informasi Debitur (SID) BI
checking. Apabila calon debitur tidak sedang menerima kredit dari bank lain dan
track recordnya baik maka dilanjutkan untuk tahap selanjutnya. Survey usaha calon
debitur oleh AO,selain survei AO juga mencari informasi-informasi dari pihak ketiga
seperti tetangga sekitar calon debitur. Tahap ini untuk keperluan pertimbangan
pencairan kredit dan pembuktian kebenaran data yang diberi oleh calon debitur,
menganalisa kelayakan usaha calon debitur dan kelayakan agunan yang dijanjikan.
3. Pimpinan Cabang
Setelah dilakukan survei, pimpinan cabang menilai apakah calon debitur tersebut
layak/tidak mendapatkan pinjaman dengan patokan RPC (Repayment Capacity).
Apabila RPC terpenuhi, diputuskan persetujuan kredit beserta plafon kredit yang
akan diberikan. Tahap selanjutnya dilakukan perjanjian kredit antara pihak BRI
dengan debitur . Jika pimpinan cabang telah memberikan persetujuan maka nasabah
calon debitur menuju bagian admin kredit untuk proses realisasi kredit yang telah
diajukan. Tahap terakhir yakni realisasi di Teller. Pada saat realisasi, dokumen atau
syaratsyarat sudah harus dilengkapi oleh calon debitur.

Digitalisasi Penyaluran Kredit


PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk terus berinovasi mendorong pertumbuhan dan
penyaluran kredit mikro.Salah satunya dengan full digital melalui BRISPOT,
BRISPOT merupakan aplikasi yang memproses pinjaman mikro berguna untuk
menyederhanakan , mengotomasi dan mendigitalisasi proses pengajuan hingga
pencairan pinjaman di BRI.Dengan BRISPOT ,tidak perlu lagi melakukan input di
komputer / laptop cukup pada smartphone sehingga lebih fleksibel dan
mempersingkat waktu. Selain itu BRISPOT mampu memotong waktu prakarsa
pinjaman sampai dengan pencairan dengan prinsip kehati-hatian dan juga mampu
mengubah proses bisnis yang berbasis paper menjadi paperless .

2.1.5 Kredit PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk di era covid-19

Faktanya pada kuartal-1 bank,PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk tidak terlalu
terdampak oleh adanya covid-19.BRI masih bisa membukukan laba bersih senilai Rp 8,162
triliun yang mana tidak jauh berbeda dengan laba bersih di periode yang sama tahun lalu
sebesar RP 8,164 triliun. Pada kuartal-2 , OJK meminta restrukturisasi kredit dan harus
memiliki kriteria debitur UMKM.Dengan adanya kebijakan tersebut , BRI membuat skema
restrukturisasi berdasarkan penurunan omzet yang menurun 30% mendapatkan relaksasi
suku bunga dan perpanjangan kredit. Dengan adanya hal ini ada 2 dampak yaitu
penundaan pokok yang berkurang mengakibatkan likuiditas karena nasabah menjadi tidak
membayar .Penurunan income karena yang seharusnya membayar bunga menjadi tidak
membayar bunga.

2.1.6 Likuiditas PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk di era covid-19

Semakin memburuknya kasus covid-19 , PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk
menyusun berbagai strategi berkelanjutan sehingga tetap tumbuh disituasi seperti ini , salah
satunya terkait pengelolaan likuiditas perusahaan. Setelah BI menurunkan Giro Wajib
Minum BRI akan mendapat tambahan likuiditas hingga RP 17 triliun ,selain itu BRI aktif
mencari sumber likuiditas lainnya melalui penghimpunan dana pihak ketiga (DPK) dan non
DPK.BRI dapat melakukan akses funding Non DPK jangka pendek seperti repo dan
pinjaman antar bank , sedangkan untuk jangka Panjang seperti penerbitan obligasi dan
pinjaman dengan memperhatikan biaya yang efisien.

2.1.7 Depostio PT. Bank Rakyat Indonesia (BRI) Tbk

BRI dalam tujuan meningkatkan usaha rakyat dengan kredit ,menghimpun dana
masyarakat untuk peningkatan pembangunan juga sebagai bentuk investasi yang aman dan
minim risiko ,yaitu deposito. Depostio BRI Rupiah merupakan alternatif menyimpan uang
yang aman dalam jangka waktu tertentu dan mudah dicairkan kembali yang banyak diminati
masyarakat. BRI Rupiah tumbuh menjadi salah satu produk unggulan selain tabungan dan
kredit usaha karena keberadaan kantor cabang dan unit pelayanannya menjangkau sampai
daerah pedesaan.

Sebagai produk investasi , BRI Rupiah memiliki fasilitas yang menjadi kelebihannya
dibandingkan produk sejenis ,yaitu ;

1.Fasilitas perpanjangan Deposito BRI Rupiah yang otomatis setelah jangka waktu
berakhir , dan apabila deposan tidak menginginkan perpanjangan otomatis tersedia
fasilitas Non ARO dimana simpanan depostio tidak akan diperpanjang dan dapat
dicarikan setelah jangka waktu berakhir

2.Pencairan deposito yang jatuh tempo dapat dilakukan dengan tunai ,


pindahbukukan ke rekening lain di BRI dan ditransfer / kliring ke rekening bank lain

3.Setelah jatuh tempo ,nasabah akan mendapatkan bunga atau return dengan cara
tunai ,dipindahbukukan ke rekening lain di BRI ,transfer / kliring ke rekening bank lain
dan menambah pokok dana depostio pada saat perpanjangan baik secara otomatis
maupun non otomatis

Selain kelebihan , BRI Rupiah memiliki beberapa keuntungan bagi deposan ,yaitu :

1.Suku bunga sangat kompetitif dan diperhitungkan berdasarkan jumlah hari


sebenarnya

2.Dapat dijadikan jaminan dana kredit apabila memerlukan dana tunai

3.Fasilitas bunga dapat ditransfer ke rekening BRI / bank lain sesuai kebutuhan

4.Efisiensi biaya transportasi karena kantor cabang yang tersebar merata sampai
perdesaan

2.2 PEMBAHASAN
Data dalam analisis rasio mengacu pada laporan tahunan PT. Bank Rakyat
Indonesia (BRI) Tbk yang tercantum dalam Lampiran I dan Statisik Industri Perbankan
tercantum dalam Lampiran II.

Rasio Likuiditas :

1. Loan to Deposit Ratio (LDR)


BRI *Dalam Miliar
Tahun Kredit Dana Pihak Ketiga LDR
2017 735.944 841.656 87,44%
2018 840.022 944.269 88,96%
2019 905.208 1.021.219 88,64%
OJK *Dalam Miliar
2019 5.391.846 5.709.670 84,43%
Dari hasi perhitungan , pada 2018 LDR mengalami kenaikan dari 2017 dan
pada 2019 mengalami penurunan sedikit dari 2018.Peningkatan rasio LDR pada
2018 menandakan bahwa kinerja keuangan memburuk karena LDR
menunjukkan tingkat risiko yang ditanggung bank BRI semakin besar ,namun
pada 2019 rasio LDR mengalami penurunan berarti kinerja keuangan tahun
tersebut sudah membaik meskipun sedikit karena penurunan LDR
sedikit,sehingga tingkat risiko yang ditanggung bank BRI semakin kecil
Jika dibandingkan dengan OJK ,Rasio LDR OJK (84,43%) lebih kecil
dibandingkan LDR milik bank BRI (88,64%) itu berarti kinerja keuangan pada OJK
lebih baik sehingga OJK lebih likuid dibandingkan bank BRI
2. Loan to Assets Ratio(LAR) *Dalam Miliar
Tahun Jumlah kredit yang Jumlah asset LAR
diberikan
2017 684.047 1.127.447 60,67%
2018 779.627 1.296.898 60,11%
2019 839.067 1.416.759 59,22%
OJK *Dalam Miliar
2019 5.683.757 8.212.586 69,21%
Dari hasil perhitungan, pada 2017-2019 mengalami penurunan ,ini
menandakan bahwa kinerja keuangan membaik karena semakin rendah LAR jumlah asset
yang diperlukan untuk membiayai kredit semakin kecil.
Jika dibandingkan dengan OJK,Rasio LAR OJK (69,21%) lebih besar
dibandingkan LAR milik bank BRI (59,22%) itu berarti kinerja keuangan pada OJK lebih
buruk dibandingkan bank BRI dalam hal asset yang digunakan untuk membiayai kredit.

Rasio Solvabilitas

1. Capital Adequacy Ratio (CAR) *Dalam Miliar


Tahun Modal Bank ATMR CAR
2017 168.007 731.738 22,96%
2018 185.275 873.527 21,21%
2019 208.784 925.871 22,55%
OJK *Dalam Miliar
2019 1.377.558 5.886.069 23,40%
Dari hasil perhitungan, rasio CAR pada 2017 sebesar 22,96% itu berarti rata-
rata modal minimum yang disediakan manajemen bank BRI sebesar 22,96% untuk
mengantisipasi risiko pasar dan risiko kredit dari total modal yang dimiliki ,sedangkan pada
tahun 2018 dan 2019 sebesar 21,21% dan 22,55%.

Jika dibandingkan dengan OJK ,rasio CAR OJK lebih besar dibandingkan
rasio CAR bank BRI itu berarti risiko pasar dan kredit pada OJK lebih dapat diantisipasi
dariapda bank BRI

2. Debt to Equity Ratio(DER) *Dalam Miliar

Tahun Jumlah Utang Modal Sendiri DER


2017 939.668 145.007 648,01%
2018 1.090.664 160.565 679,27%
2019 1.183.156 177.300 667,32%
OJK*Dalam Miliar

2019 221.971 1.286.968 17,25%


Dari perhitungan di atas , rasio DER pada 2018 mengalami kenaikan ,ini
berarti buruk karena modal inti yang digunakan untuk membayar hutang semakin
tinggi.Akan tetapi padada 2019 mengalami penurunan artinya modal yang digunakan untuk
membayar hutang semakin sedikit.

Jika dibandingkan dengan OJK ,rasio DER OJK jauh lebih kecil dari pada
milik bank BRI itu berarti dalam membayar hutang OJK hanya menggunakan modal inti yang
sedikit.
Rasio Rentabilitas

1. Return On Assets(ROA) *Dalam Miliar

Tahun Laba sebelum pajak Total aktiva ROA


2017 37.023 1.003.333 3,69%
2018 41.754 1.134.619 3,68%
2019 43.364 1.238.971 3,50%
OJK *Dalam Miliar

2019 194.916 7.880.981 2,47%


Dari hasil perhitungan di atas ,rasio ROA pada 2017 – 2019 mengalami
penurunan ,ini berarti kinerja keuangan bank BRI buruk karena keuntungan yang diperoleh
semakin sedikit.

Jika dibandingkan dengan OJK ,rasio ROA OJK lebih kecil dibandingkan
bank BRI itu berarti kinerja keuangan OJK dalam hal perolehan keuntungan lebih buruk
dibandingkan bank BRI dalam perolehan keuntungan

2. Return On Equity(ROE) *Dalam Miliar

Tahun Laba bersih setelah Modal Sendiri ROE


pajak
2017 29.045 145.007 20,03%
2018 32.418 160.565 20,49%
2019 34.414 177.300 19,41%
OJK *Dalam Miliar

2019 200.514 1.286.968 15,58%


Dari perhitungan di atas, rasio ROE pada tahun 2018 mengalami kenaikan ini
berati baik karena keuntungan yang diperoleh bank BRI dengan memakai modalnya sendiri
meningkat ,namun pada 2019 mengalami penurunan sehingga keuntungan bank BRI dalam
memakai modalnya sendiri semakin kecil.

Jika dibandingkan OJK , rasio ROE OJK lebih kecil dibandingkan bank BRI
itu artinya OJK lebih buruk dalam hal perolehan keuntungan menggunakan modalnya
sendiri.
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
1. a. Tingkat likuiditas bank BRI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
ditunjukkan dengan LDR dan LAR.Pada LDR dapat dikatakan mengalami
kenaikan dan penurunan yang cukup wajar ini berarti kinerja keuangannya cukup
baik karena mampu mempertahankan likuiditas dengan batas kurang dari 120%
sehingga hanya menunjukkan likuiditas yang fluktuatif.Sedangkan pada LAR
kinerja keuangannya semakin membaik karena selalu mengalami penurunan.
b. Perbandingan tingkat likuiditas bank BRI dan OJK tahun 2019 ditunjukkan
dengan LDR dan LAR.Pada LDR OJK ,kinerja keuangannya lebih baik sehingga
lebih likuid sedangkan pada LAR ,kinerja keuangannya lebih buruk karena jumlah
asset yang digunakan untuk membiayai kredit lebih besar.
2. a. Tingkat solvabilitas bank BRI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
ditunjukkan dengan CAR dan DER. Pada CAR ,menunjukkan tingkar rasio yang
cukup baik dikisaran 20% karena sudah di atas minimal CAR menurut standar
Bank for International Settlements (BIS) yaitu 8% .Sedangkan pada DER
mengalami kenaikan dan penurunan yang wajar menunjukkan solvabilitas yang
fluktuatif.
b. Perbandingan tingkat solvabilitas bank BRI dan OJK tahun 2019 ditunjukkan
dengan CAR dan DER. Pada CAR ,OJK lebih tinggi artinya lebih dapat
menantisipasi risiko pasar dan risiko kredit.Sedangkan pada DER ,OJK lebih
kecil jauh artinya lebih sedikit membayar hutang dengan modal intinya.
3. a. Tingkat rentabilitas bank BRI dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2019
ditunjukkan dengan ROA dan ROE.Pada ROA menunjukkan kinerja keuangan
yang baik karena dalam tiga tahun selalu melebihi batas penetapan ROA oleh
Bank Indonesia yaitu minimal 1,22%. Sedangkan pada ROE menunjukkan
kinerja keuangan yang cukup baik meskipun naik turun namun masih dalam
batas wajar dan tergolong cukup tinggi.
b. Perbandingan tingkat rentabilitas bank BRI dan OJK tahun 2019
ditunjukkan dengan ROA dan ROE.Pada ROA OJK ,menunjukkan kinerja
keuangan yang kurang dibandingkan bank BRI dalam hal keuntungan ,namun
masih diatas batas penetapan .Sedangkan pada ROE juga menunjukkan kinerja
yang kurang baik dibandingkan bank BRI dalam hal keuntungan menggunakan
modal sendiri.
3.2 Saran
1. Selama 3 tahun terakhir PT Bank Rakyat Indonesia Tbk yang diteliti memakai
rasio keuangan menunjukan peningkatan dan penuruan pada beberapa rasionya
,dalam hal likuiditas dan solvabilitas perlu diperhatikan jika terjadi kenaikan
karena jika jumlahnya semakin lama semakin besar akhirnya terjadi kerugian
pada PT Bank Rakyat Indoneisa.Begitu juga dalam hal rentabilitas ,penurunan
rasio tersebut perlu dijaga jumlahnya karena semakin turun dapat mengakibatkan
berkurangnya laba PT Bank Rakyat Indonesia.
2. Pada masa sekarang , daya saing dunia perbankan sangatlah tinggi
ditambah adanya pandemic korona (covid-19) , PT Bank Rakyat Indonesia harus
pandai dan mengambil strategi yang tepat dalam mempertahankan
kepercayaanya terhadap masyarakat ,dan mengatasi dampak yang terjadi
karena korona.

DAFTAR PUSTAKA

Uhise , Jeaneth Rut. 2013. ANALISIS PENERAPAN SISTEM PENGENDALIAN


MANAJEMEN PENYALURAN KREDIT PADA BRI KOTA MANADO. Jurnal EMBA
Vol.1 No.3 September 2013, Hal. 680-690
Mudawamah, Siti, Wijono, Topo , Hidayat, Raden Rustam. 2018. ANALISIS RASIO
KEUANGAN UNTUK MENILAI KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi pada Bank
Usaha Milik Negara yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). Jurnal
Administrasi Bisnis (JAB)|Vol. 54 No.1 Januari 2018
administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id 20
Gusriani, Misye,Hendrik, Hamid, Hamdi. MEKANISME PEMBERIAN KREDIT BANK BRI
KONVENSIONAL KANTOR CABANG PEKANBARU PADA USAHA PERIKANAN DI
PEKANBARU
Sepang, Florensia Verginia , Manoppo, Wilfried S ,Mangindaan, Joanne V. 2018. Analisis
Kinerja Keuangan Dengan Menggunakan Rasio Likuiditas, Solvabilitas Dan Profitabilitas
Pada PT. Bank BRI (Persero), Tbk. Jurnal Administrasi Bisnis Vol. 7. NO. 2, 2018 (p-ISSN
2338-9605; e-2655-206X)
Widodo, Aris. 2015. ANALISIS LAPORAN KEUANGAN UNTUK MENGUKUR KINERJA
KEUANGAN (Studi Pada PT. Bank Rakyat Indonesia, Tbk Tahun 2011-2013)
Bakhtiar Ass, Syamsul. 2019. ANALISIS RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN
PROFITABILITAS PADA PT. BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK. JAKARTA
STOCK EXCHANGE .PAY Jurnal Keuangan dan Perbankan. Vol. 1 No. 1, Juni 2019
http://ejournals.umma.ac.id/index.php/pay
Sa’idi .2019. ANALISIS KINERJA KEUANGAN BRI SYARIAH PERIODE 2014-2018
DENGAN TEKNIK DUPONT SYSTEM
2020. [online] Available at: https://swa.co.id/swa/trends/management/cara-bri-jaga-likuiditas-
di-tengah-pandemi [Accessed 21 June 2020].
Bisnis.com. 2020. BRI Kian Optimistis Dorong Pertumbuhan Kredit | Finansial - Bisnis.Com.
[online] Available at: https://finansial.bisnis.com/read/20200305/90/1209322/bri-kian-
optimistis-dorong-pertumbuhan-kredit [Accessed 21 June 2020].
Faqir, A., 2020. Strategi Bank BRI Turunkan Kredit Macet Di 2020 | Merdeka.Com. [online]
merdeka.com. Available at: https://m.merdeka.com/uang/strategi-bank-bri-turunkan-kredit-
macet-di-2020.html [Accessed 21 June 2020].
FARIIDA ^ELF^. 2020. SEJARAH DAN PRODUK LAYANAN BANK KONVENSIONAL DAN
BANK SYARIAH, SERTA LEMBAGA KEUANGAN NON-BANK. [online] Available at:
https://www.google.com/amp/s/fariidaelf.wordpress.com/2013/05/28/sejarah-dan-produk-
layanan-bank-konvensional-dan-bank-syariah-serta-lembaga-keuangan-non-
bank/amp/?espv=1 [Accessed 21 June 2020].
Mediatama, G., 2020. Ini Strategi BRI Syariah Untuk Jaga Likuiditas. [online] kontan.co.id.
Available at: https://www.google.com/amp/amp.kontan.co.id/news/ini-strategi-bri-syariah-
untuk-jaga-likuiditas?espv=1 [Accessed 21 June 2020].
Mediatama, G., 2020. Jurus BRI Mendigitalisasi Penyaluran Kredit Mikro Via BRISPOT.
[online] kontan.co.id. Available at: https://keuangan.kontan.co.id/news/jurus-bri-
mendigitalisasi-penyaluran-kredit-mikro-via-brispot [Accessed 21 June 2020].
Rupiah, D., 2020. Bunga Deposito Deposito BRI Rupiah - Cermati.Com. [online]
Cermati.com. Available at: https://www.cermati.com/deposito/deposito-bri-rupiah [Accessed
21 June 2020].
Sidik, S., 2020. Banyak Restrukturisasi Kredit, Bagaimana Likuiditas BRI?. [online] market.
Available at: https://www.cnbcindonesia.com/market/20200514111553-17-158409/banyak-
restrukturisasi-kredit-bagaimana-likuiditas-bri [Accessed 21 June 2020].
Ojk.go.id. 2020. Statistik Perbankan Indonesia. [online] Available at:
https://www.ojk.go.id/id/kanal/perbankan/data-dan-statistik/statistik-perbankan-
indonesia/Default.aspx [Accessed 24 June 2020].
2020. [online] Available at: https://bri.co.id/laporan [Accessed 21 June 2020].

Mutiara, P. 2017. GAMBARAN UMUM PT BANK RAKYAT INDONESIA (PERSERO) TBK.


[online].Availabe at: <http://eprints.undip.ac.id/61363/3/BAB_II.pdf> [Accessed 21 June
2020]

Id.m.wikipedia.org.2020. Bank Rakyat Indonesia. [online] Available at:


https://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Rakyat_Indonesia [Accessed 21 June 2020]

Mutiara, P.2017. BAB I PENDAHULUAN [online].Available at :


http://eprints.undip.ac.id/61363/2/BAB_I.pdf [Accessed 21 June 2020]
LAMPIRAN

LAMPIRAN I
LAMPIRAN II

Anda mungkin juga menyukai