id 238
Artikel Penelitian
Abstrak
Bayi berumur enam bulan ke atas sudah bisa diberikan Makanan Pendamping ASI (MP-ASI). Puskesmas
Lubuk Begalung merupakan puskesmas yang terbanyak dilakukan pemeriksaan deteksi dini tumbuh kembang bayi
(95,3 %). Tujuan: Menentukan hubungan jenis MP-ASI dan faktor lain yang mempengaruhi perkembangan bayi umur
9-12 bulan. Metode: Ini adalah studi mixed method yaitu tahap awal pengumpulan data dan analisis menggunakan
metode kuantitatif, dilanjutkan metode kualitatif. Penelitian dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Begalung
Padang pada bulan Agustus sampai Maret 2019. Sampel penelitian kuantitatif adalah bayi umur 9-12 bulan sebanyak
100 orang dengan teknik consecutive sampling dan sampel kualitatif sebanyak 9 orang diambil dengan purposive
sampling. Pengumpulan data kuantitatif dengan mewawancara ibu bayi menggunakan food recall setelah itu
melakukan Kuesioner Pra Skrining Perkembangan (KPSP) untuk melihat perkembangan bayi. Penelitian kualitatif
dengan wawancara mendalam dan observasi. Hasil: Terdapat 19 % bayi mengalami perkembangan meragukan dan
37 % bayi diberi jenis makanan pendamping ASI lokal. Dari 37 orang bayi yang diberi MP-ASI lokal didapatkan
kecukupan energi MP- ASI sesuai 51,4 % dan kecukupan protein MP-ASI sesuai 83,8 %. Simpulan: Terdapat
hubungan yang significant antara kecukupan energi dan protein MP-ASI lokal dengan perkembangan sedangkan
faktor lain yang mempengaruhi perkembangan adalah genetik/keturunan, ekonomi dan lingkungan.
Kata kunci: MP-ASI lokal, kecukupan energi, kecukupan protein, perkembangan bayi.
Abstract
Infants with aged six months and above can already be given Complementary Foods For Breast Milk (MP-ASI).
Lubuk Begalung Health Centers was the most frequent examination to early detection of infant growth and
development. Objectives: To determined the relationship between types of MP-ASI and other factors that influence
the development of infants aged 9-12 months. Methods: This research was a mixed method study, which was
conducted in the working area of Lubuk Begalung Health Center Padang. Quantitative research samples were infants
aged nine to twelve months with one hundred people with consecutive sampling and nine qualitative samples taken by
purposive sampling. Quantitative data collection was conducted by interviewing the mothers using food recall method
after conducting the KPSP to assess the development of the baby, then qualitative research was conducted by doing
in-depth interviews and observations. Results: There were 19% of babies experiencing doubtful development and
37% of babies were given a type of local complementary breastfeeding food. the adequacy of MP-ASI energy
according to 51.4% and adequacy of MP-ASI protein according to 83.8%. Conclusion: there was a significant
relationship between adequay of energy and local protein intake from local complementary foods with the development
of infants, while other factors which also influence the development including hereditary, economy and environment.
Keywords: energy adequacy, infant development , local complementary food, protein adequacy
Affiliasi penulis: 1. STIKES Dharma Landbouw Padang 2.Bagian Korespondensi: Yulia Fitriani, Email:yuliafitriani11@yahoo.comTelp:
Ilmu Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kedokteran, Universitas 081374416598
Andalas, Padang, Indonesia 3. Bagian Ilmu Kesehatan Anak, Fakultas
Kedokteran, Universitas Andalas, Padang, Indonesia.
metode penelitian yang mengkombinasikan atau Pengumpulan data kuantitatif dengan cara
menggabungkan antara metode kuantitatif dengan mewawancara ibu bayi tentang jenis makanan apa
metode kualitatif untuk digunakan secara bersama- yang dikonsumsi bayi menggunakan formulir food
sama dalam suatu kegiatan penelitian, sehingga di recall, melakukan penimbangan berat badan bayi dan
peroleh data yang lebih komprehensif, valid, realiable pengukuran panjang badan bayi untuk melihat status
dan obyektif.7 Penelitian kuantitatif dengan desain gizi bayi normal, pemeriksaan kuesioner pra skrining
crosssectional. Sampel sebanyak 100 orang bayi yang perkembangan (KPSP) pada bayi umur 9-12 bulan
berumur 9-12 bulan, dengan teknik consecutive untuk mengetahui perkembangan bayi. Pengumpulan
sampling. Analisis dilakukan secara univariat dengan data kualitatif dengan wawancara mendalam untuk
distribusi frekuensi, bivariat dengan chi-square. mengumpulkan informasi mengenai apakah ada faktor
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah bayi yang lain yang mempengaruhi perkembangan bayi umur 9-
diberi ASI ekslusif dan tidak ASI ekslusif, mempunyai 12 bulan. Selanjutnya peneliti melihatkan hasil temuan
status gizi normal, dan ibu bayi bersedia kepada informan dan data tersebut benar adanya
menandatangani informend consent. dimana dapat dipercaya, aktual dan dapat dipastikan.8
Variabel dependen dalam penelitian ini adalah Penelitian ini dilakukan setelah mendapatkan
perkembangan bayi umur 9-12 bulan dan variabel kelayakan etik (ethical cleareance) dari komite etika
independent dalam penelitian ini adalah pemberian penelitian Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
jenis makanan pendamping ASI. Padang.
Data perkembangan diperoleh dengan cara
melakukan pemeriksaan pada bayi menggunakan
fomulir KPSP. Kategori perkembangan bayi dikatakan HASIL
sesuai jika jawaban Ya = 9 atau 10, meragukan jika Hasil penelitian kuantitatif yang diperoleh
jawaban Ya = 7 atau 8 dan penyimpangan jika dengan wawancara 100 orang ibu bayi degan
jawaban Ya = 6 atau kurang. Data kecukupan energi menggunakan formulir food recall untukmengetahui,
dan protein dari jenis MP-ASI serta jenis MP-ASI yang jenis makanan pendamping ASI dan melakukan
diberikan diperoleh dengan cara menggunakan tabel pemeriksaan KPSP untuk melihat perkembangan bayi
food recall dengan bantuan enumerator gizi. umur 9-12 bulan.
Kategorikecukupan energi dan protein jenis MP-ASI
dikatakan sesuai jika 80%-110% dan dikatakan tidak Tabel 1. Distribusi frekuensi karakteristik responden di
sesuai jika>110% dan < 80%. Kategori jenis makanan wilayah kerja puskesmas Lubuk Begalung Padang
pendamping ASI pada bayi adalah jenis MP-ASI lokal Karakteristik Responden f %
jika bayi diberi makanan olahan rumah tangga, jenis Jenis MP-ASI
MP-ASI pabrikan jika bayi diberi makanan olahan Lokal 37 37
pabrikan, jenis MP-ASI kombinasi jika bayi diberi Pabrikan 32 32
Tabel2. Distribusi frekuensi kecukupan energi dan Tabel 5. Hubungan kecukupan energi dan protein MP-
protein MP-ASI lokal di wilayah kerja Puskesmas ASI lokal dengan perkembangan bayi umur 9-12 bulan
Lubuk Begalung Perkembangan
MP-ASI
MP-ASI Lokal f % p
Meragukan Sesuai
Lokal
Kecukupan energi f % f %
Tidak sesuai 18 48,6 Energi
Sesuai 19 51,4 -Tidak 6 33,3 12 66,7
Kecukupan protein sesuai 0,042
Tidak sesuai 6 16,2 - Sesuai 1 5,3 18 94,7
Sesuai 31 83,8
Protein
Tabel 6. Hubungan kecukupan energi dan protein MP- 12 bulan yang banyak diberikan Jenis MP- ASI lokal
ASI kombinasi dengan perkembangan bayi umur 9-12 sebanyak 37 % lebih banyak dibandingkan jenis MP-
bulan ASI pabrikan dan kombinasi. Keuntungan MP-ASI
Perkembangan lokal adalah meningkatkan pengetahuan dan
MP-ASI
Meragukan Sesuai p kemampuan ibu dalam membuat MP-ASI lokal,
Kombinasi
f % f % memiliki kendali penuh atas yang akan dimakan oleh
Energi anaknya, membantu dalam hal pengenalan bahan
-Tidak 6 23,1 20 76,9
makanan, menanamkan kebiasaan makanan yang
sesuai 1,000
sehat sejak dini, makanan buatan sendiri lebih variatif,
-Sesuai 1 20,0 4 80,0
lebih murah dan mudah serta buatan sendiri jauh lebih
Protein
lezat.9
-Tidak 4 80,0 1 20,0
Hasil penelitian ini sama dengan hasil
sesuai 0,005
-Sesuai 1 11,5 23 88,5
penelitian Antoni et al tahun 2005 dimana jenis MP-
ASI lokal 59,8 % diberikan pada bayi dibanding
Berdasarkan Tabel 6, dapat dilihat bahwa tidak dengan jenis MP-ASI pabrikan dan kombinasi. Jenis
ada hubungan antara kecukupan energi MP-ASI makanan pendamping ASI lokal banyak diberikan
kombinasi (p=1,000) dengan perkembangan bayi, pada bayi dikarenakan ibu bayi lebih mudah
dimana p>0,05 yang berarti tidak ada hubungan. Ada mendapatkan bahan untuk MP-ASI lokal dan
hubungan antara kecukupan protein MP-ASI bahannya sama dengan bahan makanan keluarga,
kombinasi (p= 0,037)dengan perkembangan bayi umur jadi bahan tersebut selalu ada didapur ibu.10
9-12 bulan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Pada penelitian ini ditemukan 32 % bayi
Begalung, dimanadidapatkan p<0,05 yang berarti ada diberikan jenis MP-ASI pabrikan kemungkinan
hubungan. disebabkan oleh faktor waktu dan tenaga, pada
Hasil penelitian kualitatif dari wawancara umumnya orang tua cendrung lebih menginginkan
mendalam 9 informan ibu bayi yang mengalami segala sesuatu yang praktis dalam hal menyiapkan
perkembangan meragukan dan 2 orang kader serta 1 makanan untuk anaknya pada tahun pertama.
orang bidan didapatkan faktor keturunan atau genetik Kemungkinan juga anak lebih menyukai makanan
sangat mempengaruhi perkembangan anak karena pendamping ASI pabrikan karena dirasa lebih lezat
postur tubuh, jenis kelamin, jumlah saudara dan daya dan dapat meningkatkan selera makan. Penelitian ini
tahan tubuh dalam keluarga akan menjadikan sesuai dengan penelitian Nurastrini (2014) dimana
perkembangan setiap anak berbeda-beda, yang mana ibu-ibu lebih dominan memberikan MP-ASI pabrikan
ada perkembangan anak bisa terstimulasi dengan dibandingkam MP-ASI lokal.11
cepat dan bisa lambat. Faktor ekonomi merupakan Hasil penelitian didapatkan 31 % ibu-ibu
salah satu faktor yang sangat mempengaruhi memberikan jenis makanan pendamping ASI
perkembangan anak, seperti tidak terpenuhinya kombinasi, pada penelitian MP-ASI kombinasi banyak
makanan yang mengandung gizi cukup untuk diberikan pada bayi yang ibunya mempunyai
perkembangan anak, tidak tersedianya fasilitas kesibukan di rumah seperti ada ibu bayi yang jualan di
mainan yang sangat dibutuhkan bayi untuk rumah, bayi diberikan MP-ASI kombinasi tergantung
merangsang perkembangan bayi dikarenakan tidak dari makanan yang ada di rumah. Apabila si ibu
adanya biaya. sedang membuat makanan untuk keluarga maka ibu
akan mengambil makanan tersebut dan diberikan
Berdasarkan hasil penelitian kepada 100 orang memberikan makanan pabrikan pada si bayi. Pada
bayi yang dilakukan di wilayah kerja Puskesmas umumnya ibu yang anaknya diberi makanan
Lubuk Begalung Padang, didapatkan bayi berumur 9- kombinasi akan menyediakan makanan pabrikan di
rumah seperti promina, milna dan sun sebagai berjalan begitu juga dengan mengajak bayinya
cadangan. berbicara.
Hasil penelitian ini menemukan ibu-ibu yang Pada penelitian ini dapat dilihat kecukupan
memberikan jenis MP-ASI kombinasi yaitu pada bayi energi MP-ASI lokal yang sesuai sebanyak 51,4 %
yang umurnya 10 bulan, dikarenakan pada bayi umur dan kecukupan protein MP-ASI yang tidak sesuai
10 bulan ini ibu-ibu yang tadinya memberikan sebanyak 48,6 %. Hasil penelitian ini menunjukkan
makanan pokoknya jenis pabrikan seperti bubur tim, kecukupan energi yang sesuai di MP-ASI lokal
maka ibu sudah mulai mengajari anaknya makan dikarenakan ibu bayi membuat makanan bayi dari
makanan pokok jenis MP-ASI lokal yang mana waktu bahan alami seperti beras. Menurut Azwar (2004)
ibunya makan sudah mencoba menyuapin anaknya metabolisme anak sebenarnya tidak sama dengan
dengan nasi yang sudah dilunakkan. metabolisme orang dewasa, hanya anak-anak lebih
Pada hasil penelitian ditemukan perkembangan aktif perkembangannya, sehingga untuk itu diperlukan
meragukan 19 %, perkembanganmeragukan terdapat bahan ekstra. Lebih muda usia seorang anak maka
pada bayi yang MP-ASI lokal sebanyak 7 orang, MP- lebih banyak zat makanan yang diperlukan untuk tiap
ASI pabrikan 5 orang dan MP-ASI kombinasi 7 orang. kilogram berat badannya.13
Dimana kecukupan energi dan protein yang ditemukan
pada bayi yang perkembangan meragukan adalah Kecukupan energi MP-ASI lokal sesuai, banyak
sesuai. Adapun pemeriksaan KPSP untuk ditemukan pada bayi yang berumur 12 bulan
perkembangan terdiri dari gerak kasar, gerak halus, dikarenakan bayi pada umur 12 bulan ibu-ibu sudah
soasialisasi dan kemandirian bicara dan bahasa. memberikan makanan padat seperti nasi lunak. Jadi
Pada penelitian ini perkembangan yang jika nasi yang diberikan pada bayi sesuai dengan
meragukan ditemukan pada bayi yang ekonomi orang kandungan energi 400-440 Kkal per hari kalau
tua rendah sehingga kebutuhan bayi kurang terpenuhi dihabiskan, byi akan mendapatkan kecukupan energi
serta ditemukan juga pada bayi yang orang tuanya yang sesuai Hasil penelitian ini sesuai dengan
mempunyai sikap terlalu mencemaskan bayinya. penelitian Adriani 2013 dimana MP-ASI lokal dari
Perkembangan bayi meragukan ditemukan pada bahan campuran beras, pisang awak dan ikan lele
kriteria bicara dan bahasa seperti kita menyebutkan 2- kandungan energinya telah memenuhi standar MP-
3 kata yang dapat ditiru oleh anak tetapi anak tidak ASI dimana standar energi yang harus dimiliki MP-ASI
mencoba menirunya. Ibu-ibu yang bayinya 400-440 Kkal.14
perkembangan meragukan akan diberi tahu Pada penelitian ini ditemukan kecukupan
bagaimana cara merangsang supaya bayi berinteraksi energi MP-ASI pabrikan sesuai diberikan pada bayi
dengan orang sekitarnya seperti giat mengajak sikecil sebesar 25 % sedangkan kecukupan protein MP-ASI
berkomunikasi, latih bicara dengan cara yang pabrikan yang sesuai, diberikan pada bayi sebesar
menyenangkan, ajak bermain dan tanggapi 65,6 %. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa
ocehannya dan perbaiki. kecukupan protein pada MP-ASI pabrikan ini lebih
Perkembangan anak dipengaruhi oleh banyak tercukupi dari pada energi, karena pada MP-ASI
faktor, salah satunya adalah stimulasi. Stimulasi pabrikan sudah ada takaran kandungan proteinnya,
adalah perangsangan (penglihatan, bicara, sedangkan kecukupan energi MP-ASI pabrikan masih
pendengaran, dan perabaan) yang datang dari banyak yang tidak sesuai diberikan dikarenakan ibu
lingkungan anak.12 Bayi yang mengalami dalam pembuatan MP-ASInya tidak mengikuti aturan.
perkembangan sesuai, banyak terdapat pada bayi Hasil penelitian menemukan bahwa kecukupan
umur 9 bulan (26 %) dikarenakan pengasuh bayi energi MP-ASI kombinasi yang diberikan pada bayi
sangat memperhatikan stimulasi bayi. Ibu atau umur 9-12 bulan yang kecukupan energi yang sesuai
pengasuh juga rajin memberi rangsangan kepada 16,1 %, sedangkan kecukupan protein MP-ASI
bayinya agar cepat bisa merangkak, duduk dan kombinasi yang sesuai 83,9 %. Ibu-ibu perlu sekali
mendapatkan pemahaman tentang makanan kadar gizinya yang telah terukur oleh Departemen
pendamping ASI yang diberikan pada bayi, sebaik Kesehatanan RI untuk disesuaikan terhadap
dalam memberikan makanan ibu lebih memperhatikan kebutuhan gizi anak-anak yang mengkonsumsinya.
kualitas makanan bukan kuantitas makanan. Dalam Hasil penelitian diketahui tidak adanya
pemberian makanan kepada bayi diharapkan ibu bisa hubungan antara kecukupan energi MP-ASI kombinasi
memfasilitasi sepenuhnya untuk bayi bukan dengan perkembangan dikarenakan energi yang
berdasarkan makanan apa yang ada saja itu yang didapatkan bayi bisa dipenuhi dari setiap zat gizi yang
diberikan. dimakan bayi, apabila energi dari karbohidrat tidak
Hasil uji statistik dinyatakan bahwa ada terpenuhi bayi bisa mendapatkan energi dari protein
hubungan yang significant antara kecukupan energi yang dimakan. Dan pada penelitian ini didapatkan
MP-ASI lokal dengan perkembangan bayi di Wilayah adanya hubungan antara kecukupan protein MP-ASI
Kerja Puskesmas Lubuk Begalung Padang (P<α), kombinasi dengan perkembangan, ini dikarenakan
serta adanya hubungan yang significant antara protein mempunyai pengaruh penting terhadap
kecukupan protein MP-ASI lokal dengan perkembangan dibanding zat gizi lain. Protein
perkembangan (P<α). Berdasarkan hasil penelitian, biasanya terkandung dalam telur dan daging hewan,
bagi ibu yang memberi MP-ASI kombinasi pada
dapat diketahui bahwa kecukupan energi MP-ASI lokal bayinya, waktu memberikan MP-ASI lokal mereka bisa
yang sesuai dan perkembangan bayinya sesuai (94 mendapat protein dari hewani dan nabati dan waktu
%) . Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu sudah memilih memberikan MP-ASI pabrikan si ibu bisa memenuhi
jenis MP-ASI lokal dengan ketentuan kecukupan protein dilihat dari takaran yang ada dibungkus
energi yang sesuai dengan umur bayi. makanan tersebut.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan adanya Jenis kelamin mempunyai pengaruh terhadap
hubungan antara kecukupan protein MP-ASI lokal proses perkembangan bayi dimana bayi laki-laki lebih
dengan perkembangan disebabkan protein sangat aktif dari pada bayi perempuan, bayi laki-laki lebih
berguna untuk perkembangan bayi karena protein awal dalam mengangkat kepala, duduk dan berdiri
adalah zat gizi yang tidak bisa digantikan oleh zat gizi tanpa dibantu orang lain dibanding dengan bayi
lain, protein berfungsi membangun serta memelihara perempuan. Berdasarkan wawancara didapatkan
sel-sel dan jaringan tubuh, yang mana sel-sel dan adanya beberapa hal yang mempengaruhi
jaringan tubuh sangat menunjang pekembangan bayi. perkembangan bayi yaitu dari lingkungan bayi seperti
Selain sebagai zat pembangun dan memelihara sel- cara pengasuhan dari orang tua atau pengasuh bayi.
sel jaringan tubuh, protein juga berperan sama dengan Satu orang informan mengungkapkan kalau ibu bayi
energi dalam mekanisme gerak motorik bayi.15 mempunyai kepribadian dalam mengasuh mempunyai
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bayi kecemasan yang tinggi dimana selalu merasa cemas
diberi jenis makanan pendamping ASI lokal yang kepada bayinya, takut kalau ada terjadi apa-apa pada
mempunyai kecukupan energi sesuai dan mempunyai bayinya, sehingga ruang gerak bayinya terbatas.
perkembangan meragukan, dari hasil pemeriksaan Orang tua sebagai orang yang terdekat dengan
KPSP bayi yang mengalami perkembangan anak harus bisa menyesuaikan anak dengan
meragukan ditemukan dari perkembangan motorik lingkungan, oleh karena itu orang tua harus selalu
kasar. Banyak faktor yang menghambat berusaha meningkatkan keterampilan dan menambah
perkembangan motorik kasar seperti otot-otot tubuh pengetahuan tentang cara mengasuh anak, disamping
yang tidak berkembang dengan baik, sehingga tidak keadaan ekonomi dan sosial keluarga sangat
memiliki tenaga yang cukup untuk melakukan mempengaruhi perkembangan, dimana keluarga
aktivitas. sebagai lingkungan sosial pertama yang dikenal anak
Adanya hubungan antara kecukupan protein memiliki peran penting dalam proses perkembangan
MP-ASI pabrikan dengan perkembangan, dikarenakan sosial anak. Dalam hal ini, perlu diperhatikan keadaan
sosio-ekonomi, tingkat kecerdasan dan pengetahuan, terserang penyakit. Salah satu informan mengatakan
tingkat pendidikan orang tua, pola asuh, serta nutrisi kalau bayi sering sakit atau perkembangannya agak
yang diberikan kepada anak.16 terlambat dikarenakan keturunan dari ayahnya
Kecukupan protein MP-ASI lokal sesuai dan memang agak lambat perkembangan dan sering sakit
perkembangan bayinya meragukan, dari hasil pula waktu kecil.18
wawancara dan pengamatan didapatkan bayi yang Ketahanan tubuh keluarga ada yang bisa
perkembangannya meragukan bukan karena mempengaruhi perkembangan bayi seperti apakah
kecukupan protein tidak sesuai tapi karena ada faktor bayi dalam kandungan ibunya dulu sehat tergantung
lain di antaranya faktor lingkungan yaitu kepribadian dari keadaan ibunya waktu mengandung dan juga
pengasuh, stimulasi, kebiasaan pengasuh dan lingkungan bayi dimana dibesarkan. Terdapat korelasi
keadaan tempat tinggal bayi. antara riwayat kesakitan bayi dengan kesehatan bayi
Stimulasi keluarga merupakan salah satu faktor di masa yang akan datang, dengan terganggunya
ekstrinsik yang mempengaruhi perkembangan anak. kesehatan anak mengakibatkan anak tidak ada nafsu
Menurut Caldwell (1984) dalam jurnal Ambarwati et al makan sehingga kebutuhan gizi anak tidak terpenuhi
(2015), stimulasi keluarga terdiri dari pengasuhan dan akhirnya perkembangan anak terganggu.19
yang dilakukan seorang ibu secara emosional Tingkat ekonomi keluarga mempengaruhi
responsif, keterlibatan ibu terhadap anak, penerimaan kemampuan orang tua dalam penyediaan sarana
10
perilaku anak, pengorganisasian perangsangan bagi prasarana dalam menstimulasi perkembangan anak.
anak, variasi asuhan, penyediaan alat perangsang dan Hasil wawancara dengan informan tentang fasilitas
alat bermain yang bervariasi. Hasil wawancara mainan anak, maka orang tua akan berusaha
mendalam dengan informan didapatkan kalau menyediakan atau membelikan mainan yang
kepribadian pengasuh bisa mempengaruhi dibutuhkan atau cocok untuk umur anaknya supaya
perkembangan bayi, dimana ibu tidak mengerti perkembangan anak baik, jika kebutuhan untuk
mengenai kebutuhan bayinya seperti: ibu perlu makan keluarga telah terpenuhi.20
membawa bayi keluar rumah supaya bisa berinteraksi
dengan orang lain bukan dengan keluarga saja.17 SIMPULAN
Kebanyakan tempat tinggal orang tua bayi Bayi umur 9-12 bulan di wilayah kerja
waktu diobservasi berada dalam gang dan ada juga di Puskesmas Lubuk Begalung Padang tahun 2018-
pinggir jalan. Untuk tempat tinggal bayi yang berada 2019 jenis makanan pendamping ASI yang banyak
dalam gang, biasanya tiap sore orang tua akan diberikan adalah MP-ASI Lokal, tingkat perkembangan
membawa bayinya jalan-jalan keluar rumah karena yang banyak ditemukan sesuai. Kecukupan energi dan
tiap sore anak-anak balita banyak bermain dalam protein MP-ASI lokalnya sesuai, serta terdapatnya
gang sehingga bayi bisa berinterakasi dengan orang- hubungan kecukupan energi dan protein MP-ASI lokal
orang sekitar serta bisa meniru gaya anak-anak dengan perkembangan bayi umur 9-12 bulan. Faktor
tersebut. Tempat tinggal bayi yang berada dipinggir keturunan, ekonomi keluarga dan lingkungan adalah
jalan, orang tua hanya membawa bayi mereka sampai faktor lain yang ditemukan berhubungan dengan
teras rumah atau halaman rumah bagi mereka yang perkembangan bayi umur 9-12 bulan di wilayah kerja
punya halaman luas. Puskesmas Lubuk Begalung Padang tahun 2019.
Penyebab perkembangan terganggu tidak
hanya disebabkan karena makanan yang tidak sesuai, SARAN
tetapi juga karena penyakit. Anak yang mendapat
Puskesmas diharapkan bisa menjadi gambaran
makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare
dalam memberikan informasi dan pengetahuan
atau demam dapat menderita kurang gizi. Demikian
kepada masyarakat tentang jenis makanan
dengan anak yang makannya tidak cukup baik maka
pendamping ASI yaitu MP-ASI lokal yang sesuai.
daya tahan tubuh makin melemah dan mudah
1. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: risiko kejadian gizi lebih pada bayi usia 6-12 bulan
(Depkes RI). makanan pendamping air susu ibu 12. Ronalds. Pedoman perawatan balita. Bandung: CV
3. Anik M. Asuhan neonatus, bayi, balita dan anak pra 13. Azwar A. Tubuh sehat ideal dari segi kesehatan.
4. Hurlock EB. Psikologi perkembangan suatu 14. Adriani. Analisis protein dan energi pada MP-ASI
pendekatan sepanjang rentang kehidupan campuran tepung beras, pisang awak, dan ikan
(terjemahan). Edisi ke-5. Jakarta: Gramedia; lele [tesis]. Medan: Fakultas Kesehatan
5. Rothmant M, Faber M, Covic N, Matsungo T. Infant 15. Almatsier S. Prinsip dasar ilmu gizi. Jakarta:
feeding practices, iron status and growth in a peri- 16. Supariasa IDN, Bakri B, Fajar I. Penilaian status
6. Dinas Kesehatan Kota Padang, Laporan tahunan pengetahuan ibu tentang stimulasi tumbuh
dinas kesehatan kota Padang. Padang: Dinas kembang dengan perkembangan pada anak.
7. Sugiyono. Metode penelitian kombinasi (mixe 18. Hidayat A. Pengantar ilmu kesehatan anak.
8. Yanti A, Rachmawati IN. Metodologi penelitian 19.Christiari A, Syamlan R, Kusuma IF. Hubungan
kualitatif dalam riset keperawatan. Jakarta: pengetahuan ibu tentang stimulasi dini dengan
Rajawali Press; 2014.hlm.22-6. perkembangan motorik pada anak usia 6-24 bulan
9. Dirjen Bina Kesehatan Masyarakat dan Direktorat di kecamatan Mayang, kabupaten Jember. Jurnal
Bina Gizi Masyarakat Depkes RI. Buku pedoman Pustaka Kesehatan. 2013;1(1):20-3.
makanan pendamping ASI. Jakarta: Depkes RI; 20.Retnaningsih C, Bayu S, Sumardi. Penilaian status
10. Antoni H, Castro T, Paramastri I. Hubungan pola protein pada balita (usia 3-5 tahun) di desa Gogik
makan pendamping ASI dengan pertumbuhan dan kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang.
Seri Kajian Ilmiah. 2011;14( 2):1-7.