Anda di halaman 1dari 2

Pengertian Creep

Mulur (creep) didefinisikan sebagai regangan (strain) yang bergantung waktu (time). Mulur terjadi
sebagai akibat adanya deformasi lambat dari suatu material/logam/komponen yang bekerja dengan
kondisi beban (load) dan atau suhu tinggi yang konstan. Mulur dapat terjadi pada berbagai suhu, namun
mulur ideal terjadi pada suhu antara 0,4 sampai 0,6 dari titik lebur materialnya. Dengan kata lain bila
suatu komponen beroperasi dengan beban dan atau suhu tinggi yang konstan, maka komponen
tersebut akan mengalami mulur. Ini disebabkan komponen tersebut secara bertahap mengalami
deformasi plastis. Apabila batas regangan maksimum terlampaui, komponen akan patah/putus.

Ada 2 (dua) macam pengujian sifat mulur yaitu pengujian mulur sampai putus (creep rupture test),
dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan logam terhadap beban dan atau suhu tinggi yang konstan
dengan cara mengetahui sifat mulur logam (komponen) serta mengetahui mekanisme yang terjadi pada
saat logam (komponen) tersebut putus. Kemudian pengujian mulur (creep test) tidak sampai putus,
dimaksudkan untuk mengetahui ketahanan logam terhadap beban dan atau suhu tinggi yang konstan,

ditinjau dari laju mulurnya3) .

Contoh komponen-komponen yang potensial mengalami creep adalah.

1. Turbin rotor dalam mesin jet


2. Turbin generator uap yang mengalami gaya sentrifugal
3. Pipa-pipa yang dialiri gas panas dan bertekanan tinggi

Parameter-parameter yang dalam creep adalah.

1. Pengaruh waktu
2. Deformasi permanen dari materials
3. Beban tetap atau constan stress
4. Phenomena yang tidak diharapkan (undesireable phenomenon)
5. Batas usia komponen (the limiting factor in life of part)
6. Temperatur kerja untuk metal 0.4Tm (Tm = absolute melting temperature)

Mekanisme yang terjadi pada tapan creep adalah sbb: Komponen pertama kurva mulur merupakan
kurva transien, dimana laju mulurnya turun terhadap waktu. Pada tahap ini disebut mulur primer
dimana hambatan mulur bahan akan bertambah besar karena pemulihan dari deformasi yang terjadi.
Komponen yang kedua merupakan mulur viskos dengan laju mulur tetap. Pada tahap ini mulur yang
kedia ini disebut dengan mulur sekunder, adlaah proses laju mulur hampir tetap. Hal ini disebabkan oleh
terjadinya keseimbangan natara kecepatan proses pengerasan regang dan proses pemulihan. Oleh
sebab itu mulur sekunder dinamakan laju jalur minimum. Dan pada tahap ketiga mulur tersier terjadi
pada uji beban tetap pada temperatur dan tegangan yang tinggi. Mulur tersier terjadi apabila terdapat
pengurangan efektif pada luas penampang lintang yang siakibatkan oleh penyempitan setempat atau
pembentukan rongga internal.

CREEP CURVE

Bila suatu logam uji menerima beban pada temperatur tinggi, maka akan terjadi regangan sesaat secara
cepat. Selanjutnya secara perlahan-lahan logam uji tersebut menunjukkan mulur primer (primary creep)
yang terjadi karena laju regangan {strain rate) menurun yang bergantung waktu. Hal ini berarti selama
berada dalam kondisi mulur primer, laju mulur menurun secara bertahap. Setelah mulur primer
berlangsung untuk beberapa waktu lamanya, keadaan kedua (secondary creep) terjadi. Laju mulur pada
kondisi ini relatif kecil dan berlangsung konstan. Keadaan ini dinamakan mulur mantap (steady-state
creep). Akhirnya keadaan ketiga (tertiary creep) terjadi dimana laju mulur bertambah secara cepat
dengan waktu sampai regangan maksimal dan akhirnya benda uji putus.

Anda mungkin juga menyukai