Halaman | 33
Jurnal Keperawatan
yang timbul biasanya akan diikuti dengan garukan oleh kepatuhan dan keteraturan dalam menjaga
yang menyebabkan komplikasi berupa infeksi kebersihan diri. Oleh karena itu selama pengobatan
bakteri sekunder seperti impetigo, abses dan dan perawatan diperlukan tingkat perilaku yang
selulitis yang dapat menyebabkan septicemia baik dari penderita. Perilaku penderita skabies
maupun kematian (Heukelbach. J,2006 dan dalam upaya mencegah prognosis yang lebih buruk
Ständer et al, 2010 dalam Khotimah, 2017). dipengaruhi oleh sikap dan pengetahuannya
Penatalaksanaan skabies menurut Ikatan tentang penyakit ini. Pengetahuan dan perilaku
Dokter Indonesia (2014), yaitu melakukan penderita yang buruk akan menyebabkan
perbaikan hygiene diri dan lingkungan, dengan kegagalan dalam tindakan penanggulangan
tidak menggunakan peralatan pribadi secara penyakit skabies (Rahmawati, 2009).
bersama-sama dan alas tidur diganti bila ternyata Berdasarkan fenomena di atas, maka peneliti
pernah digunakan oleh penderita skabies, tertarik melakukan penelitian dengan judul
menghindari kontak langsung dengan penderita “Pengaruh Pendidikan Personal hygiene dengan
skabies, terapi tidak dapat dilakukan secara Kejadian Skabies Pada Santri di Pondok Pesantren
individual melainkan harus serentak dan Al-Azhar Desa Tembelang Kecamatan Peterongan
menyeluruh pada seluruh kelompok orang yang Jombang”.
ada di sekitar penderita skabies, terapi diberikan
dengan salah satu obat topikal (skabisid), METODE PENELITIAN
melakukan konseling dan edukasi dibutuhkan Penelitian ini menggunakan penelitian
pemahaman bersama agar upaya eradikasi skabies desain analitik korelasional dengan pendekatan
bisa melibatkan semua pihak. Bila infeksi cross sectional. Populasi semua santri sebanyak 40
menyebar di kalangan santri di sebuah pesantren, santri dengan teknik sampling total sampling
diperlukan keterbukaan dan kerjasama dari didapatkan sampel sebanyak 40 orang. Dalam
pengelola pesantren. penelitian ini variabel independen adalah personal
Menurut Raza et al. (2009) dalam penelitian hygiene yang diukur menggunakan kuisoner.
Nuraini (2016), semakin rendah tingkat pendidikan Variabel dependen dalam penelitian ini adalah
sesorang maka tingkat pengetahuan tentang kejadian scabies yang diukur menggunakan lembar
personal higienis juga semakin rendah. Akibatnya observasi. Pengolahan data meliputi tahapan
menjadi kurang peduli tentang pentingnya personal editing, coding, scoring dan tabulating. Untuk
higienis dan perannya dalam higiene rendah mengetahui Pengaruh Pendidikan Personal hygiene
terhadap penyebaran penyakit. Perlu program dengan Kejadian Skabies Pada Santri di Pondok
kesehatan umum untuk mendidik populasi Pesantren Al-Azhar Desa Tembelang Kecamatan
mengerti aspek pencegahan penyakit. Pendidikan Peterongan Jombang dilakukan analisis data
kesehatan merupakan salah satu tindakan dengan uji statistik Spearman’Rank’s dengan taraf
keperawatan yang mempunyai peranan yang signifikan 5% (α = 0,05).
penting dalam memberikan pengetahuan praktis
kepada masyarakat, kelompok atau individu.
Keberhasilan penderita dalam mencegah penularan
penyakit skabies pada orang lain sangat ditentukan
HASIL PENELITIAN
1. Karakteristik responden berdasarkan usia
No Usia Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. 15 tahun 24 60
2. 16 tahun 13 32,5
3. 17 tahun 3 7,5
Jumlah 40 100
Sumber : data primer, 2018
Tabel di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 15 tahun sebanyak 24
santri (60%), sedangkan sebagian kecil responden berusia 17 tahun sebanyak 3 santri (7,5%).
2. Karakteristik responden berdasarkan mendapatkan informasi tentang personal hygiene
No Mendapatkan informasi Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. Ya 23 57,5
2. Tidak 17 42,5
Jumlah 40 100
Sumber : data primer, 2018
Halaman | 35
Jurnal Keperawatan
Tabel di atas menunjukkan bahwa lebih dari setengah responden mendapatkan informasi
tentang personal hygiene sebanyak 23 santri (57,5%), sedangkan hampir setengah responden tidak
mendapatkan informasi tentang personal hygiene sebanyak 17 santri (42,5%).
3. Personal hygiene pada santri
No Personal hygiene Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. Baik 20 50
2. Cukup 12 30
3. Kurang 8 20
Jumlah 40 100
Sumber : data primer, 2018
Tabel di atas menunjukkan sebagian besar santri memiliki personal hygiene baik sebanyak 20
santri (50%).
4. Kejadian skabies pada santri
No Kejadian skabies Frekuensi (f) Prosentase (%)
1. Terjadi skabies 14 35
2. Tidak Terjadi skabies 26 65
Jumlah 40 100
Sumber : data primer, 2018
Tabel di atas menunjukkan bahwa se-bagian besar responden terjadi skabies sebanyak 26 santri
(65%), sedangkan hampir setengah responden tidak skabies sebanyak 14 santri (35%).
Halaman | 36
Jurnal Keperawatan
Pemeliharaan personal hygiene diperlukan untuk Fabriza dan Maryanti. (2015). Pengaruh Perilaku
kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), Pendapatan
(Potter dan Perry, 2006), personal hygiene dan Sanitasi Terhadap Kejadian Diare di
meliputi : keber-sihan kulit, kebersihan rambut, Kelurahan Meranti Pandak, Rumbai Pesisir
kebersihan gigi, kebersihan telinga, kebersihan Pekanbaru. Jurnal Ilmu Lingkungan. Program
tangan, kaki, dan kuku. Menurut profil kesehatan Studi Ilmu Lingkungan PPS Universitas Riau.
Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2011 Vol. I No. 2.
dalam penelitian Ridwan (2017), bahwa Khotimah. (2017). Rendam Air Garam Sebagai
menyatakan segala sesuatu yang diketahui Media Mempercepat PenyembuhanLesi
responden dalam usaha pencegahan penyakit Scabies. Jurnal Fakultas Ilmu Kesehatan, Vol.
skabies. Meliputi pengertian penyakit skabies, 3 No 2.
cara penularan baik langsung maupun tidak Mansjoer.A. (2007).Kapita Selekta Ilmu Kedokteran.
langsung, masa inkubasi kuman skabies, gejala- Jakarta : EGC.
gejala penyakit skabies, daerah yang paling sering Muafidah, Santoso, dan Darmiah. (2016). Hubungan
terkena, dan cara-cara pencegahan agar tidak Personal Higiene dengan Kejadian Skabies
tertular. pada Santri Pondok Pesantren Al Falah Putera
Dari uraian di atas menunjukkan bahwa Kecamatan Liang Anggang Tahun 2016.
santri yang menderita penyakit kulit, yaitu Journal of Health Science and Prevention,
skabies sebanyak 26 santri. Dengan demikian Vol.1(1),
pemberian pendidikan kesehatan tentang Nuraini dan Wijayanti. (2016). Faktor Risiko
personalhygiene memberikan dam-pak positif, Kejadian Scabies di Pondok Pesantren Nurul
yaitu peningkatan pengetahuan ten-tang Islam Jember. Jurnal Ilmiah INOVASI, Vol. 1
personal hygiene berujung pada tingkah laku No. 2.
atau tindakan dalam pemeliharaan diri yang Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan
baik, sehingga angka kejadian skabies pada Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
santri di Pondok Pesantren Al-Azhar dapat Jakarta : Salemba Medika.
ditekan seminim mungkin. Oleh karena itu Potter dan Perry (2006). Buku Ajar Fundamental
kegiatan penyuluhan atau pemberian pen- Keperawatan Edisi 4. Jakarta : EGC.
didikan kesehatan tentang personal hygiene Rahmawati. (2009). Pengaruh Pendidikan Kesehatan
dapat diberikan lagi pada santri, sehingga Tentang Penyakit Skabies Terhadap
pengetahuan dan wawasan santri meningkat Perubahan Sikap Penderita dalam Pencegahan
khusus-nya tentang peme-lihara diri (personal Penularan Penyakit Skabies Pada Santri di
hygiene) yang secara tidak langsung merubah Pondok Pesantren Al-Amin Palur Kabupaten
sikap dan tingkah laku yang berkaitan dengan Sukoharjo. Skripsi : Fakultas Ilmu Kesehatan
pemeliharaan dalam personal hygiene. Dengan Universitas Muhammadiyah Surakarta.
demikian kejadian penyakit kulit, yaitu skabies Ridwan, Sahrudin, dan Ibrahim. (2017). Hubungan
pada santri di Pondok Pesantren Al-Azhar dapat Pengetahuan, Personal Hygiene, dan
ditangani, paling tidak dapat menurunkan angka Kepadatan Hunian dengan Gejala Penyakit
kejadian skabies pada kalangan santri di Pondok Skabies pada santri di Pondok Pesantren Darul
Pesantren Al-Azhar Desa Tembelang Kecamatan Muklisin Kota Kendari 2017. Jurnal Ilmiah
Peterongan Jombang. Mahasiswa Kesehatan Masyarakat. Vol. 2, No.
6 Mei 2017.
KESIMPULAN Rosenberg. (2007). Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta :
Ada hubungan personal hygiene dengan EGC.
kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Al- Siswono. (2005). Psikologi Perkembangan. Bandung
Azhar Desa Tembelang Kecamatan Peterongan : Rosdakarya
Jombang yang signifikan dengan tingkat keeratan Tarwoto dan Wartonah. (2011). Kebutuhan Dasar
kuat yaitu -,604**dimana dikatakan kuat bilanilai Manusia dan Proses Keperawatan Edisi 4.
keeratan antara (0,601-0,80) Jakarta : Salemba Medika.
Tyastuti, Siti. (2009). Komunikasi dan Konseling
DAFTAR PUSTAKA Dalam Pelayanan Kebidanan. Yogyakarta :
Firtramaya
Adnani. (2011). Buku Ajar : Ilmu Kesehatan
Masyarakat. Yogyakarta : Nuha Medika.
.
Halaman | 38