Anda di halaman 1dari 17

FO-UGM-BI-07-

No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1

LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2
(Laju Fotosintesi pada Tanaman Hydrilla verticillata)

Disusun oleh:

Nama : Aisyah Sasmita Alfachsan

NIM : 20/459658/PT/08484

Golongan/Lab : Senin Genap/BBB

Asisten : Amalia Eka Puspita

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM


FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2020
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 2

ACARA 2
(Laju Fotosintesi pada Tanaman Hydrilla verticillata)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan organisme yang dapat mengolah
makanannya sendiri (autotrof). Proses pengolahan makanan pada
tumbuhan disebut fotosintesis. Fotosintesis ialah proses biokimia untuk
memproduksi nutrisi, di mana karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
dibawah pengaruh cahaya diubah menjadi senyawa organik yang berisi
karbon dan kaya energi. Fotosintesis adalah suatu proses di mana terjadi
sintesa karbohidrat tertentu dari karbon dioksida dan air yang dilakukan
oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari dan di
hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga
dinamakan asimilasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada
memanfaatkan zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan organik
bila tersedia cahaya yang cukup (Pertamawati, 2010).
Fotosintesis juga sangat berguna bagi kehidupan makhluk hidup
di bumi karena selain menghasilkan energi, fotosintesis juga
menghasilkan oksigen yang bermanfaat bagi makhluk hidup. Terdapat
beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain
konsentrasi karbon dioksida, intensitas cahaya, suhu, kadar air, kadar
fotosintat (hasil fotosintesis), dan tahap pertumbuhan tanaman (Advinda,
2018). Penyinaran dan pemberian NaHCO3 dalam hal ini sebagai
katalisator juga dapat mempercepat laju fotosintesis.
Untuk mengetahui apakah fotosintesis dipengaruhi oleh intensitas
cahaya dan pemberian larutan NaHCO3 sebagai katalisator, maka
dilakukanlah percobaan pengujian laju fotosintesis pada tanaman
Hydrilla verticillata.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 3

B. Tujuan
Praktikum Pengukuran Laju Fotosintesis pada Tanaman Hydrilla
verticillata ini bertujuan untuk mengukur laju fotosintesis dengan
menghitung jumlah gelembung udara yang dibentuk per satuan waktu
oleh tanaman air Hydrilla verticillata serta membandingkan jumlah
gelembung yang muncul pada tanaman air Hydrilla verticillata ketika
didekatkan sumber cahaya. Juga bertujuan untuk membandingkan
jumlah gelembung yang muncul pada tanaman air Hydrilla verticillata
ketika diteteskan larutan NaHCO3 dengan ketika tidak ditetesi larutan
NaHCO3 ke dalam air.
II. TINJAUAN PUSTAKA
Fotosintesis merupakan proses biokimia untuk memproduksi energi
terpakai (nutrisi), di mana karbon dioksida (CO2) dan air (H2O) dibawah
pengaruh cahaya diubah menjadi senyawa organik yang berisi karbon dan
kaya energi. Fotosintesis adalah suatu proses di mana terjadi sintesa
karbohidrat tertentu dari karbon dioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel
yang berklorofil dengan adanya cahaya matahari dan di hasilkan atau
dibebaskan gas oksigen. Fotosintesis adalah salah satu cara asimilasi karbon
karena pada fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat (fiksasi) menjadi gula
sebagai molekul penyimpan energi (Pertamawati,2010). Reaksi dalam
fotosintesis yang menghasilkan glukosa dan oksigen adalah sebagai berikut :
6H2O + 6CO2 + cahaya → C6H12O6 (glukosa) + 6O2
(Pertamawati, 2010)
Menurut Dwidjoseputro (1989), fotosintesis merupakan suatu sifat
fisiologi yang hanya dimiliki oleh tumbuhan yang memiliki arti suatu
kemampuan menggunakan zat karbon dari udara untuk diubah menjadi
bahan organik serta diasimilasikan di dalam tubuh tanaman di mana
peristiwa ini hanya berlangsung jika ada cukup cahaya, sehingga dapat
dikatakan bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon merupakan proses di
mana zat-zat anorganik (H2O dan CO2) oleh klorofil diubah menjadi zat
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 4

organik karbohidrat dan oksigen dengan pertolongan cahaya atau sinar


(Handoko & Fajariyanti, 2010).
Reaksi dalam fotosintesis dibedakan menjadi dua, yakni reaksi terang
dan reaksi gelap. Reaksi terang adalah proses pengubahan energi dari cahaya
matahari menjadi energi kimia. Reaksi terang menggunakan energi matahari
untuk mengurangi NADP+ ke NADPH dengan menambahkan sepasang
elektron bersama dengan H+ . Reaksi terang juga menghasilkan ATP,
menggunakan kemiosmosis untuk memperkuat penambahan fosfat
kelompok ke ADP, proses ini disebut juga fotofosforilasi. Jadi, energi
cahaya diubah menjadi energi kimia dalam bentuk dua senyawa, yakni
NADPH dan ATP (Reece et al., 2017)
ATP dan NADPH yang dihasilkan pada proses fotosintesis memicu
berbagai proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu
adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk
ribulosa (dan kemudian menjadi gula seperti glukosa). Reaksi ini disebut
reaksi gelap karena tidak bergantung pada ada tidaknya cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (tanpa cahaya) (Pertamawati,
2010).
Menurut A.R.Loveless (1991) terdapat adanya beberapa faktor yang
mempengaruhi laju fotosintesis, antara lain:
1) Konsentrasi karbon dioksida
Konsentrasi karbondioksida yang rendah dapat memengaruhi
laju fotosintesis hingga kecepatannya sebanding dengan
konsentrasi karbon dioksida. Namun, jika konsentrasi karbon
dioksida naik maka dapat dicapai laju fotosintesis maksimum kira-
kira pada konsentrasi 1 % dan di atas persentase ini maka laju
fotosintesis akan konstan pada suatu kisaran lebar dari konsentrasi
karbon dioksida.
2) Intensitas cahaya
Ketika intensitas cahaya rendah, perputaran gas pada
fotosintesis lebih kecil daripada respirasi. Pada keadaan di atas titik
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 5

kompensasi yaitu konsentrasi karbon dioksida yang diambil untuk


fotosintesis dan dikeluarkan untuk respirasi seimbang, sehingga
peningkatan intensitas cahaya menyebabkan kenaikan sebanding
dengan laju fotosintesis. Pada intensitas cahaya sedang peningkatan
laju fotosintesis menurun sedangkan pada intensitas cahaya tinggi
laju fotosintesis menjadi konstan.
3) Suhu
Suhu diatas 35ºC menyebabkan kerusakan sementara atau
permanen protoplasma yang mengakibatkan menurunnya
kecepatan fotosintesis, semakin tinggi suhu semakin cepat
penurunan laju fotosintesis (Handoko & Fajariyanti, 2010).
Hydrilla verticillata adalah tanaman air yang tumbuh terus-menerus,
hidup berkoloni dan dapat tumbuh di permukaan air hingga kedalaman 20
kaki. Tanaman air Hydrilla verticillata dapat tumbuh bercabang-cabang
dengan banyak hingga mencapai permukaan air di mana percabangannya
dapat menutupi seluruh permukaan air. Hydrilla verticillata dapat tumbuh
di berbagai habitat, biasanya ditemukan di perairan dangkal dengan
kedalaman 0,5 m dan dapat tumbuh di perairan dengan kedalaman lebih
dari 10 m. Hydrilla verticillata juga dapat tumbuh pada perairan oligotrofik
dan eutrofik. Sedimen dengan kandungan organik yang tinggi dapat
mempercepat pertumbuhan Hydrilla verticillata, meskipun Hydrilla
verticillata juga ditemukan tumbuh pada substrat berbatu (Phukan et al.,
2015) Hydrilla verticillata digunakan sebagai tempat hidup untuk beberapa
hewan avertebrata (hewan tak bertulang belakang) di mana hewan-hewan
tersebut digunakan untuk makanan ikan dan spesies lain seperti katak dan
unggas. Setelah tanaman air tersebut mati bakteri pengurai akan
mneguraikan tanaman tersebut dan digunakan sebagai makanan untuk
hewan avertebrata sedangkan umbi atau bonggolnya biasanya dimakan oleh
unggas. Hydrilla verticillata memiliki akar berwarna kekuning-kuningan
yang tumbuh di dasar air dengan kedalaman sampai 2 meter. Batangnya
tumbuh dengan panjang 1 sampai 2 meter dengan 2 hingga 8 helai daun
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 6

yang tumbuh pada lingkar batangnya. Tiap-tiap daun memiliki panjang 5


sampai 20 mm dan 0,7 sampai 2 mm lebarnya dengan gerigi atau duri kecil
di sepanjang ujung daun. Hydrilla verticillata merupakan tumbuhan
berumah satu (meskipun kadang-kadang berumah dua) dengan bunga jantan
dan betina dihasilkan dalam satu tanaman. Bunganya kecil dengan 3
kelopak dan 3 mahkota dengan mahkota panjangnya 3 sampai 5 mm
berwarna transparan dengan garis merah. Hydrilla verticillata juga dapat
bereproduksi secara vegetatif dengan jalan fragmentasi, bertunas dan akar
tinggal. Letak stomatanya lebih banyak berada pada permukaan bawah daun.
Hal ini dibuktikan pada percobaan yang dilakukan oleh Ingenhousz
diketahui bahwa daun-daun yang berfotosintesis mengeluarkan oksigen
lebih cepat pada bagian permukaan sisi bawah daun daripada sisi
permukaan atas daun. Disamping itu, temuan Ingenhousz menunjukkan
bahwa terdapat sejumlah ± 100.000/cm2 stomata dibagian sisi permukaan
bawah daun dan tidak ditemukan sama sekali adanya stomata di permukaan
atas daun. Berikut merupakan klasifikasi dari tanaman air Hydrilla
verticillata :
Kingdom Plantae
Divisio Spermatophyta
Class Monocotyledoneae
Order Helobiae (Alismatales)
Family Hydrocharitaceae
Genus Hydrilla
Species Hydrilla verticillata
(Handoko & Fajariyanti, 2010)
Untuk menguji laju fotosintesis pada Hydrilla verticillata dibutuhkan
juga Natrium bikarbonat (NaHCO3). Natrium Bikarbonat merupakan
senyawa kimia dengan rumus NaHCO3, dalam penyebutannya kerap
disingkat bicnat. Senyawa ini termasuk kelompok garam dan sudah
digunakan sejak lama. Senyawa ini disebut juga Sodium Bikarbonat,
Hidrogen Karbonat, baking powder (powder kue), dan lain-lain. Senyawa
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 7

ini merupakan kristal yang sering terdapat dalam bentuk serbuk. Natrium
bikarbonat larut dalam air. Senyawa ini digunakan dalam roti atau kue
karena bereaksi dengan bahan lain membentuk gas karbon dioksida, yang
menyebabkan roti mengembang. NaHCO3 juga digunakan sebagai obat
antasid (penyakit maag atau tukak lambung). Karena bersifat alkaloid (basa),
senyawa ini juga digunakan sebagai obat penetral asam bagi penderita
asidosis tubulus renalis (ATR) atau rhenal tubular acidosis (RTA). Selain
itu, natrium bikarbonat juga dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kadar
asam urat. NaHCO3 umumnya diproduksi melalui proses Solvay, yang
memerlukan reaksi natrium klorida, amonia, dan karbon dioksida dalam air.
NaHCO3 diproduksi sebanyak 100.000 ton/tahun (Marlina et al., 2013)

III. METODE
A. Alat dan Bahan
Dalam percobaan ini alat yang digunakan antara lain tabung
reaksi, gelas piala ukuran 200 mL, corong gelas, pipet tetes, lampu yang
digunakan untuk menyinari, dan kawat yang sebagai penyangga corong.
Sedangkan bahan yang digunakan antara lain tanaman Hydrilla
verticillata, larutan NaHCO3, dan air.
B. Cara Kerja
Pertama yang dilakukan dalam praktikum ini ialah alat dan bahan
yang akan digunakan disipakan terlebih dahulu. Setelah semua disipakan,
gelas piala diisi dengan air secukupnya. Potongan Hydrilla verticillata
dimasukkan ke dalam gelas piala dengan posisi pangkal batang tanaman
menghadap atas. Selanjutnya corong gelas dimasukkan ke dalam gelas
piala dengan posisi terbalik. Tabung reaksi yang dikaitkan dengan
corong diisi dengan air, diusahakan tidak terdapat gelembung dalam
tabung reaksi karena akan menghasilkan jumlah gelembung yang
berbeda dengan perhitungan asli. Potongan Hydrilla verticillata disinari
dengan lampu dan ditunggu hingga terbentuk gelembung udara yang
keluar dari ujung potongan. Kemudian, jumlah gelembung dihitung per
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 8

satuan waktu yakni saat 3 menit, 6 menit, dan 9 menit. Sumber cahaya
kemudian dijauhkan dari gelas piala dan jumlah gelembung dihitung per
satuan waktu seperti percobaan yang sebelumnya dan diamati apakah
jumlah gelembung berkurang. Selanjutnya, larutan NaHCO3 diteteskan
ke dalam air dan ditunggu selama 5 menit. Setelah itu, diulang kembali
penghitungan jumlah gelembung per satuan waktu dan di amati apakah
jumlah gelembung bertamabah.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil
Tabel Uji laju fotosintesis Hydrilla verticillata
Dengan NaHCO3 Tanpa NaHCO3

Perlakuan Ulangan 3’ 6’ 9’ 3’ 6’ 9’

Dalam 1 3 5 8 1 4 4
ruangan
2 5 10 14 2 5 8

Rerata 4 7.5 11 1.5 4.5 6

Luar ruangan 1 0 127 292 0 100 140

2 8 628 1428 0 175 508

Rerata 4 377.5 860 0 137.5 324


FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 9

Laju fotosintesis dalam ruangan


18
16
Jumlah Gelembung

14
12
10
8 Tanpa NaHCO3
6
Dengan NaHCO3
4
2
0
3' 6' 9'
Waktu ( Menit )

Grafik laju fotosintesis Hydrilla verticillata di dalam ruangan

Laju fotosintesis luar ruangan


1000

800
Jumlah Gelembung

600
Dengan NaHCO3
400 tanpa NaHCO3

200

0
3' 6' 9'

Grafik laju fotosintesis Hydrilla verticillata di luar ruangan

B. Pembahasan
Fotosintesis adalah pengubahan zat-zat organik yaitu air dan
karbon dioksida dengan bantuan cahaya matahari sebagai sumber energi
bagi tanaman dan juga menghasilkan oksigen yang berguna untuk
makkhluk hidup. Hal ini sesuai dengan literatur Handoko & Fajariyanti
(2010) yang menyatakan bahwa fotosintesis atau asimilasi zat karbon
merupakan proses dimana zat-zat anorganik (H2O dan CO2) oleh
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00
LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 10

klorofil dirubah menjadi zat organik karbohidrat dan oksigen dengan


pertolongan cahaya atau sinar.
Pada praktikum ini, digunakan NaHCO3 yang berfungsi sebagai
katalis dalam reaksi fotosintesis. Penambahan NaHCO3 dimaksudkan
untuk menambah kandungan CO2 yang terdapat dalam air. Persamaan
reaksinya dapat ditulis sebagai berikut :
NaHCO3 + H2O → NaOH + CO2 + H2O
Gelas piala yang ditetesi larutan NaHCO3 jumlah CO2 terlarutnya
menjadi tinggi, selain itu gelas piala tersebut juga diletakkan di tempat
yang terang (banyak energi untuk berfotosintesis). Oleh sebab itu proses
fotosintesisnya menjadi sangat cepat, karena selain bahan baku tersedia
banyak, energi untuk mengolahnya menjadi sejumlah produk juga
melimpah, sehingga proses produksi (reaksi) mendapatkan hasil yang
banyak (gas O2 pada dasar tabung reaksi).
Hubungan antara jumlah gelembung udara dengan waktu dapat
dilihat pada grafik. Pada grafik di dalam ruangan dengan menggunakan
NaHCO3 terdapat gelembung pada tiga menit pertama. Kemudian pada
tiga menit berikutnya jumlah gelembung berubah menjadi sedikit lebih
banyak. Sedangkan pada percobaan yang tidak menggunakan NaHCO3
jumlah gelembung yang dihasilkan per tiga menit relatif sama akan tetapi
jumlahnya sedikit berkurang daripada yang ditetesi dengan NaHCO3.
Pada grafik di luar ruangan tanpa menggunakan NaHCO3, tiga menit
pertama tidak terdapat gelembung, namun tiga menit berikutnya
terbentuk gelembung yang jumlahnya cukup banyak dibandingkan
dengan jumlah gelembung dalam ruangan. Sedangkan pada percobaan
yang menggunakan NaHCO3 jumlah gelembung per tiga menit relatif
banyak. Dalam hal ini hubungan antara waktu dan jumlah gelembung
udara dipengaruhi oleh intensitas pencahayaan dan juga penggunaan
NaHCO3 sebagai katalis dalam reaksi fotosintesis.
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan didapat hasil seperti
pada tabel yang berarti bahwa produksi gelembung oleh tanaman
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 11

Hydrilla verticillata pada percobaan yang dilakukan di tempat yang


terpapar cahaya langsung lebih banyak daripada percobaan yang
dilakukan ditempat yang tidak terpapar cahaya. Hal ini telah sesuai
dengan teori (Kimball, 2002) yang menyatakan bahwa laju fotosintesis
maksimum ketika banyak cahaya. Pada percobaan yang dilakukan di
tempat yang terpapar cahaya langsung,setelah ditambah dengan larutan
NaHCO3 menghasilkan gelembung yang lebih banyak daripada sebelum
ditambah dengan larutan NaHCO3. Hal ini terjadi karena penambahan
larutan NaHCO3 yang dapat bereaksi dengan cahaya terturai menjadi
NaOH dan CO2. NaHCO3 menambah kandungan CO2 sebagai bahan
dalam fotosintesis,sehingga gelembung yang dihasilkan lebih banyak
dibandingkan dengan percobaan pertama tanpa adanya penambahan
larutan NaHCO3. Hal ini sesuai dengan literatur (Puspitaningrum et al
2012) yang menyatakan bahwa tumbuhan air efektif meningkatkan kadar
oksigen dalam air melalui proses fotosintesis. Karbondioksida dalam
proses fotosintesis diserap dan oksigen dilepas ke dalam air. Dari tabel
dapat dilihat perbandingan banyak gelembung gas yang timbul dengan
dan tanpa NaHCO3. Percobaan yang ditambahkan larutan NaHCO3
ternyata memiliki gelembung yang lebih banyak yang menandakan
bahwa NaHCO3 dapat mempercepat laju reaksi.
Laju fotosintesis dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor, di
antaranya adalah konsentrasi karbon diosida, intensitas cahaya, dan suhu.
Jika konsentrasi karbon dioksida banyak, laju reaksi pun akan berjalan
cepat. Begitu pula dengan intensitas cahaya, semakin tinggi intensitas
cahayanya, laju fotosintesis akan semakin cepat. Namun, jika konsentrasi
karbon dioksida atau pun intensitas cahayanya rendah, laju fotosintesis
pun akan mengalami penurunan. Berbeda halnya dengan suhu, semakin
tinggi suhu maka laju fotosintesis akan semakin menurun.
Melalui penelitian ini, Jan Ingenhousz (1770) menarik
kesimpulan bahwa Hydrilla verticillata dapat menghasilkan oksigen saat
berfotosintesis, yang dapat dilihat dari munculnya gelembung-
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 12

gelembung udara yang dihasilkan. Ingenhousz juga menyimpulkan


bahwa cahaya matahari memegang peran penting dalam proses
fotosintesis

V. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan dapat disimpulkan
bahwa gelembung pada pengamatan di tempat gelap lebih sedikit dibanding
di tempat terang. Hal ini membuktikan bahwa proses fotosintesis akan
berlangsung dengan baik jika ada bantuan energi cahaya. Pengaruh
penambahan substrat NaHCO3 juga dapat meningkatkan laju fotosintesis,
apabila tumbuhan cukup mendapat intensitas cahaya. Hal ini karena cahaya
matahari merupakan sumber energi utama untuk memfiksasi karbon dalam
proses fotosintesis sehingga apabila konsentrasi CO2 (yang didapat dari
terurainya NaHCO3) tinggi tetapi tidak ada cahaya maka laju fotosintesis
tidak meningkat.
VI. DAFTAR PUSTAKA
Advinda, L. 2018. Dasar-dasar fisiologi tumbuhan. Deepublish,
Yogyakarta
Handoko, P. & Fajariyanti, Y. 2010. Pengaruh spectrum cahaya tampak
terhadap laju fotosintesis tanaman Hydrilla verticillata.
Proceeding Biology Education Conference, 10(2): 300-308
J.B. Reece, L.A. Urry, M.L. Cain, S.A. Wasserman, P.V. Minorsky. 2017.
Campbell biology. 11th ed. Pearson Higher Education, New
York
Marlina, E., Wahyudi, S., & Yuliati, L. 2013. Produksi brown’s gas hasil
elektrolisis H2O dengan katalis NaHCO3. Jurnal Rekayasa
Mesin, 4(1): 53-58
Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis terhadap pertumbuhan tanaman
kentang (Solanum tuberosum L.) dalam lingkungan fotoautotrof
secara invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1): 31-
37
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 13

Phukan, P., Phukan, R. dan Phukan, S.N., 2015. Heavy metal uptake
capacity of Hydrilla verticillata : A commonly available Aquatic
Plant. International Research Journal of Environment Sciences,
4(3):35– 40
Puspitaningrum, M., Izzati, M., & Haryanti, S., 2013. Produksi dan
konsumsi oksigen terlarut oleh beberapa tumbuhan air. Buletin
Anatomi dan Fisiologi, 12(1): 47-55

VII. LAMPIRAN
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 1

PROPOSAL PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM


ACARA 2
3,1
(Laju Fotosintesis pada Tanaman Hydrilla verticillata dengan
dan tanpa Didekatkan pada Cahaya dan NaHCO3)

Disusun oleh:

Nama : Aisyah Sasmita Alfachsan

NIM : 20/459658/PT/08484

Golongan/Lab : Senin Genap /BBB

Asisten : Amalia Eka Puspita

LABORATORIUM BIOLOGI
UMUM FAKULTAS BIOLOGI
UNIVERSITAS GADJAH MADA

2020
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 2

ACARA 2
(Laju Fotosintesis pada Tanaman Hydrilla verticillata dengan
dan tanpa Didekatkan pada Cahaya dan NaHCO3)

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tumbuhan merupakan organisme yang dapat mengolah
makanannya sendiri (autotrof). Proses pengolahan makanan pada
tumbuhan disebut fotosintesis. Fotosintesis ialah proses biokimia untuk
memproduksi nutrisi, di mana karbon dioksida (CO2) dan air (H2O)
dibawah pengaruh cahaya diubah menjadi senyawa organic yang berisi
karbon dan kaya energi. Fotosintesis merupakan salah satu cara asimilasi
karbon karena dalam fotosintesis karbon bebas dari CO2 diikat menjadi
gula sebagai molekul penyimpan energi (Pertamawati, 2010).
Reaksi fotosintesis dapat dituliskan sebagai berikut :

6 CO2 + 12 H2O + Energi cahaya C6H12O6 + 6 O2 + 6 H2O

Alasan menggunakan glukosa (C6H12O6) di sini untuk


menyederhanakan hubungan antara fotosintesis dan respirasi, tetapi
produksi langsung produk fotosintesis sebenarnya adalah gula tiga
karbon yang dapat digunakan untuk membuat glukosa (Campbell et al.,
2017). Fungsi utama dari fotosintesis ialah untuk memproduksi glukosa
sebagai sumber energi utama bagi tumbuhan. Fotosintesis juga sangat
berguna bagi kehidupan makhluk hidup di bumi karena selain
menghasilkan energi, fotosintesis juga menghasilkan oksigen yang
bermanfaat bagi makhluk hidup.
Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi laju fotosintesis,
antara lain konsentrasi karbon dioksida, intensitas cahaya, suhu, kadar
air, kadar fotosintat (hasil fotosintesis), dan tahap pertumbuhan tanaman.
Reaksi terang adalah proses untuk menghasilkan ATP dan reduksi
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 3

NADPH2. Reaksi ini memerlukan molekul air. Prosesnya diawali


dengan penangkapan foton oleh pigmen sebagai antena. ATP dan
NADPH yang dihasilkan dalam proses fotosintesis memicu berbagai
macam proses biokimia. Pada tumbuhan proses biokimia yang terpicu
adalah siklus Calvin yang mengikat karbon dioksida untuk membentuk
ribulosa dan kemudian menjadi gula seperti glukosa. Reaksi yang terjadi
ini disebut reaksi gelap karena tidak bergantung pada cahaya sehingga
dapat terjadi meskipun dalam keadaan gelap (Handoko & Fajariyanti,
2010)

B. Tujuan
Praktikum Pengukuran Laju Fotosintesis pada Tanaman Hydrilla
verticillata ini bertujuan untuk mengukur laju fotosintesis dengan
menghitung jumlah gelembung udara yang dibentuk per satuan waktu
oleh tanaman air Hydrilla verticillata serta membandingkan jumlah
gelembung yang muncul pada tanaman air Hydrilla verticillata ketika
didekatkan sumber cahaya. Juga bertujuan untuk membandingkan
jumlah gelembung yang muncul pada tanaman air Hydrilla verticillata
ketika diteteskan larutan NaHCO3 dengan ketika tidak ditetesi larutan
NaHCO3 ke dalam air.
FO-UGM-BI-07-
No. Dokumen
BORANG 13
Berlaku sejak 03 Maret 2008
LAPORAN PRAKTIKUM BIOLOGI UMUM Revisi 00

LABORATORIUM BIOLOGI UMUM Halaman 4

II. DAFTAR PUSTAKA


Campbell, N.A., J.B. Reece, L.A Urry, M.L Cain, S.A Wasserman, P.V.
Minorsky. 2017.Campbell Biology. 11thed. Pearson Higher Education,
New York.

Handoko, P., & Fajariyanti, Yuni. 2010. Pengaruh spektrum cahaya


tampak terhadap laju fotosintesis tanaman air Hydrilla
verticillata. Proceeding Biology Education Conference, 10(2): 300-
308.
Pertamawati. 2010. Pengaruh fotosintesis terhadap pertumbuhan
tanaman kentang (Solanum tuberosum L.) dalam lingkungan fotoautotrof
secara invitro. Jurnal Sains dan Teknologi Indonesia, 12(1): 31-37.

Anda mungkin juga menyukai