PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sel merupakan kesatuan dasar struktural dan fungsional makhluk
hidup. Sebagai kesatuan struktural berarti makhluk hidup terdiri dari sel-sel.
Makhluk hidup bersel tunggal (uniseluler/ monoseluler) dan makhluk hidup
yang terdiri dari banyak sel disebut sebagai multiseluler.
Sel sebagai unit fungsional berarti seluruh fungsi kehidupan/ aktivitas
kehidupan (proses metabolisme, reproduksi, iritabilitas, digestivus, ekskresi
dan lainnya) pada makhluk hidup bersel tunggal dan bersel banyak
berlangsung didalam tubuh yang dilakukan oleh sel.
Dalam mempelajari fisiologi tumbuhan, yang paling mendasar perlu di
pelajari adalah ilmu tentang sel . Tumbuhan termasuk organisme multiseluler
yang terdiri dari berbagai jenis sel terspesialisasi yang bekerja sama
melakukan fungsinya. Sel tumbuhan meliputi berbagai organel seperti dinding
sel, sitoplasma, membran plasma, retikulum endoplasma, badan golgi,
vakuola, badan mikro, sferosom, rangka sel, ribosom, mitokondria, plastida
dan nukleus. Masing-masing organel memiliki struktur dan fungsi yang
berbeda. Fotosintesis, metabolisme, pertumbuhan serta perkembangan
tumbuhan merupakan aktivitas sel-sel tumbuhan. Misalnya organel plastida
yang berperan dalam fotosintesis tumbuhan.
B. Rumusan Masalah
1. Menjelaskan berbagai macam bentuk sel pada tumbuhan
2. Menjelaskan bagian-bagian penyusun sel, baik protoplasma maupun non-
protoplasma.
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui berbagai macam bentuk sel pada tumbuhan
2. Untuk mengetahui bagian-bagian penyusun sel, baik protoplasma maupun
non-protoplasma
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pelaksanaan Praktikum
1. Hari/Tanggal Praktikum : Sabtu, 27 April 2019
2. Waktu Praktikum : 14.00 - selesai
3. Tempat Praktikum : Laboratorium Tadris Kimia UIN Mataram
C. Cara Kerja
1. Bentuk Sel Tumbuhan
a. Diambil sampel preparat dari Bawang Merah (Akar Allium Cepa),
Jagung (Daun Zea Mays), Kentang (Batang Solanum Tuberosum),
Kacang Tanah (Batang Arachis Hypogea).
b. Diletakkan pada meja benda mikroskop cahaya, kemudian
mengamatinya dengan perbesaran lemah hingga perbesaran kuat.
c. Diamati dan digambar hasil pengamatan untuk masing-masing
preparat.
2. Struktur Sel Tumbuhan
a. Diambil sampel preparat dari Bawang Merah (Akar Allium Cepa)
dan diamati nukleus yang terdapat pada Bawang Merah (Akar
Allium Cepa).
b. Diambil sampel preparat dari Jagung (Daun Zea Mays) dan
diamati kromoplas yang terdapat pada Jagung (Daun Zea Mays).
c. Diambil sampel preparat dari Kentang (Batang Solanum
Tuberosum) dan diamati amilum yang terdapat pada Kentang
(Batang Solanum Tuberosum).
d. Diambil sampel preparat dari Kacang-kacangan (Batang Arachis
Hypogea) dan diamati kloroplas yang terdapat pada Kacang Tanah
(Batang Arachis Hypogea).
BAB IV
HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN
Gambar Keterangan
Akar Allium Cepa( bawang merah)
1. Inti Sel
2. Epidermis
3. Sitoplasma
Gambar pembanding
B. Pembahasan
Pada praktikum kali ini kami menggunakan batang, daun dan akar
pada tumbuhan monokotil dan dikotil yang diamati adalah bentuk dan struktur
selnya. Preparat yang digunakan adalah preparat Akar Allium Cepa ( Bawang
Merah ), preparat Jagung (daun zea mays), Preparat Batang Solanum
Tuberosum ( Kentang), dan preparat Batang Arachis Hypogea ( Kacang-
kacangan ).
Pada saat pengamatan kami memperoleh bahwa bentuk sel tumbuhan
berkisar antara bentuk prisma hingga bentuk memanjang. Volume pada sel
tidak selalu tetap tergantung pada ukurannya, serta kami mengamati struktrul
sel tumbuhan pada setiap sampel yang digunakan dengan perbesaran 5x dan
10x.
Pada preparat Akar Allium Cepa (bawang merah) terlihat seperti
papan-papan atau segi enam (heksadiagonal) tak beraturan yang tersusun
seperti bata-bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak ditengah sel,
epidermis dan sitoplasma. Inti sel merupakan organ terbesar sel, dengan
ukuran diameter antara 10-20 nm. Nukleus ini berperan penting dalam
aktivitas sel, terutama dalam melakukan sintesis protein, epidermis
merupakan lapisan jaringan paling luar yang berfungsi sebagai pelindung atau
menutupi seluruh organ, dan sitoplasma merupakan cairan setengah kental
yang mengandung bahan kimia organis dan anorganis serta terdapat organel
didalamnya serta tempat terjadinya atau berlangsungnya metabolisme sel.
Hasil pengamatan ini sesuai dengan literatur.
Pada preparat Daun Zea Mays ( Jagung ), kami mengamati bahwa
terdapat epidermis, parenkim, xylem, floem dan pembuluh. Epidermis
merupakan lapisan jaringan paling luar yang berfungsi sebagai pelindung atau
menutupi seluruh organ, parenkim merupakan suatu jaringan yang terbentuk
dari sel-sel hidup dengan struktur morfologi dan juga fisiologi yang bervariasi
dan masih melakukan segala kegiatan proses fisiologi, xylem merupakan
jaringan pengangkut pada tumbuhan yang berfungsi mengangkut air dan
mineral dari akar menuju daun, dan floem adalah jaringan pengangkut pada
tumbuhan berpembuluh (tracheophyta) yang berfungsi dalam transportasi
hasil fotosintesis.
Pada preparat Solanum Tuberosum (Kentang) yang kami amati adalah
amilumnya bukan selnya. Amilum atau pati adalah karbohidrat kompleks
yang tidak larut dalam air, berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
Amilum merupakan bahan utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk
menyimpan kelebihan glukosa (sebagai produk fotosintesis) dalam jangka
panjang. Amilum terdiri atas bagian lamella (garis pertumbuhan) yang
pertumbuhannya berakhir pada satu titik pertumbuhan yang disebut dengan
hilum/ hilus. Sel pada gambar termasuk dalam sel tunggal atau sel sederhana.
Arachis Hypogea merupakan tanaman dikotil. Pada preparat Arachis
Hypogea terdapat epidermis, berkas pengangkut, dan korteks. Lapisan
epidermis terletak pada lapisan paling luar dan mempunyai dinding yang lebih
tebal dari monokotil. Lapisan epidermis terdapat stoamata dan buku-buku.
Dibawah lapisan epidermisnya terdapat lapisan korteks, korteks pada lapisan
pertama disebut juga dengan kulut pertama. Lapisan luar pada stele adalah
xylem dan floem. Letaknya saling bersisian xylem didalam dan floem diluar.
Sel merupakan struktur terkecil dan fungsional dari suatu makhluk
hidup yang secara independen mampu melakukan metabolisme, reproduksi
dan kegiatan kehidupan lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan, hasil pengamatan dan analisa data maka dapat
disimpulkan bahwa:
1. Bentuk dan struktur sel tumbuhan yang diamati adalah tumbuhan dikotil
dan monokotil yang mempunyai perbedaan pada empulurnya.
2. Komposisi sel dibagi menjadi dua yaitu komponen protoplasma (hidup)
dan komponen non-protoplasma. Komponen protoplasma terdiri atas
sitoplasma, inti sel, kloroplas, mitokondria. Sedangkan komponen non-
protoplasma terdiri dari tanaman yng mengandung karbohidrat atau butir-
butir tepung.
3. Pada preparat Akar Allium Cepa (bawang merah) terlihat seperti papan-
papan atau segi enam (heksadiagonal) tak beraturan yang tersusun seperti
bata-bata. Memiliki sebuah inti sel yang terletak ditengah sel, epidermis
dan sitoplasma.
4. Pada preparat Daun Zea Mays ( Jagung ), terdapat epidermis, parenkim,
xylem, floem dan pembuluh.
5. Pada preparat Solanum Tuberosum (Kentang) terdapat amilum. Amilum
atau pati adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau.
6. Arachis Hypogea merupakan tanaman dikotil. Pada preparat Arachis
Hypogea terdapat epidermis, berkas pengangkut, dan korteks.
B. Saran
Sebelum memulai praktikum, sebaiknya kita memeriksa mikroskop
dalam keadaan baik atau tidak , sehingga dapat digunakan semaksimal
mungkin, begitu pula dengan alat serta bahan lainnya supaya dalam
mengamati sel tidak terjadi hal yang tidak diinginkan.