BAB 1. PENDAHULUAN
1. LATAR BELAKANG
Dalam rangka menunjang kegiatan pelayanan, tugas dan fungsi Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang
memadai khususnya pembangunan balai penyuluhan yang merupakan kebutuhan setiap
organisasi. Oleh karena itu pembangunan balai penyuluh perlu diarahkan dengan baik
dan menyeluruh, sehingga mampu memberikan keluaran yang memadai secara efektif
dan efisien serta dilaksanakan menurut kaidahh, norma dan peraturan yang berlaku
2. MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis
besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar
pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan
pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lingkungan dan lalulintas
pekerjaan dan tetap memperhatikan hal terpenting dalam penerapan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja
4.LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Pembangunan Balai Penyuluh KB Kabupaten Intan Jaya
adalah sebagai berikut:
I PEKERJAAN PERSIAPAN
2 Pembersihan Lokasi
5 Pemasangan Bouwplank
II PEKERJAAN STRUKTUR
II PEKERJAAN ARSITEKTUR
I
A Pekerjaan Atap
11 Pek. Plesteran 1 PC : 4 PS
12 Pek. Acian
6 Pas. Kaca 3 mm
D Pekerjaan Pengecatan
IV PEKERJAAN MEP
B Pekerjaan Sanitair
V PEKERJAAN EKSTERIOR
A SEPTICTANK
6 Urugan Pasir
B PROFIL TANKI AIR
2 Urugan Pasir
VI DESIGN DEVELOPMENT
2 As - Build Drawing
1 - PEKERJAAN PERSIAPAN
Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang
dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing.
Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan
untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang
diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri
dari:
Alat Pertukangan
Genset
Gerobak dorong
Bor Listrik
Mesin sekap
Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.
Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga
keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik
sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan
harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.
Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan
b. Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang
lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya,
penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.
c. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah
tersebut akan dipakai kembali.
5. PEKERJAAN PONDASI
Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi garis dan
Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda.
Pondasi Plat Setempat dipakai pada tumpuan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi garis
dipakai sebgai dumpuan dinding bangunan.
Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :
a. Pondasi Garis
Pasangan pondasi batu kali dikerjakan pada lubang galian tanaha yang telah
dikerjakan sebelumnya Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
• Penyiapan bahan, alat dan tenaga kerja
• Lantai galian pondasi diberi lapisan pasir urug dengan ketebalan sesuai gambar kerja
• Batu gunung/kali disusun sedemikian rupa sehinggga dudukannya kokoh serta terikat
baik satu sama lainnya dengan adukan
• Pondasi menerus harus berbentuk trapesium dengan dimensi sebagaimana ditunjukkan
pada gambar kerja
• Sebagai bahan pengikat antara pasangan pondasi dengan sloef maka pada jarak-jarak
tertentu dipasang angker besi beton yang ditanaman didalam pasangan pondasi
sedalam 20 cm dan yang kelihatan diatas pasangan batu
• Pada pemasangan pondasi garis tetap memperhitungkan posisi pemasangan pipa
pembuangan untuk air kotor ke saluran pembuangan.
PEKERJAAN STRUKTUR
Atap penutup terdiri dari atap seng gelombang, setelah itu dipasang juga nok atas genteng
dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga
dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana
4. PEKERJAAN DINDING
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai.
Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air
sebentar.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.
Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi,untuk
menghindari retak dinding dikemudian hari.
Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan benang dan
tiap kali lantai diteliti kerataannya. Pemasanganbenang terhadap pasangan dibawahnya
tidak boleh lebih dari 30 cm.
Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidak dibenarkan
menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh panjang,
kecuali sesuai dengan peraturannya (di sudut).
Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag (berselang-
seling dengan perbedaan separuh panjang).
Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka
pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (NI-3).
Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm tiap 1 m tinggisedangkan
dinding hebel diberi besi strip lebar 1”, tebal 3 mm tiap 60 cm tinggi.
Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat kolom praktis dan balok.
Semua pertemuan tegak lurus harusbenar-benar bersudut 90 derajat.
Sebelum dimulai pemasangan hebel harus direndam lebih dahulu di dalam airdan
permukaan yang akan dipasangpun harus basah.
Tebal siar pasangan batu hebel tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus
benar-benar terisi adukan.
Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang ditentukan
pada gambar.
Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak merata dengan adukan
Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat padadinding, sebelum plesteran
dipasang.
Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi
efektifitas perekatan.
Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun batu hebel
yang cacat atau tidak sempurna, maka wajib untuk diganti
Untuk pekerjaan rangka kayu / kosen, gunakan beton ringan aerasi (hebel)
Lintel pada ujung atas kusen, atau blok bata tipe Ublok dan diisi oleh tulangan ringan serta
pasangan beton ringan.
Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan
pasangan.
Rangka kayu/kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi berbentuk L,
yang ujungnya disekrup kedalam kosen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkankedalam
pasangan dinding/kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.Tiap-
tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di dalam
dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup padapasangan dinding
sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnyapipa/alat-alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakansecara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruhdinding.
Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang
dipakukan pada dinding hebel, untuk menghindari keretakandikemudian hari.
Sesudah pasangan bata hebel selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan plesteran
dimulai.
Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan.
Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.
Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete (beton non
menyusut), bisa menggunakan Sika Grout 215 (new) adalah semen grouting siap pakai
yang mempunyai karakteristik tidak menyusut dengan waktu kerja yang sesuai untuk
temperature lokal. dan dapat mengalir sangat baik.
Sebelum dipasangnya papan-papan kecil yang berguna sebagai dinding, lebih dahulu dipasang
rangka dinding yang tebuat dari bahan kayu lokal.
Metode pekerjaan rangka dinding:
a. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di lokasi
pekerjaan terlebih dahulu.
b. Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
c. Pontong rangka dinding dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
d. Pasang rangka pada bagian yang sudah ditentukan dalam gambar dengan bentangan jarak
yang sudah disetujui oleh pihak Direksi.
e. Pastikan dan cek rangka sudah terpasang tegak lurus menggunakan alat yang tersedia.
f. Sambungan antara rangka harus dipastikan sudah kuat dan tidak akan menimbulkan
masalah di kemudian hari.
g. Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja.
h. Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali dengan
surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
i. Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan berlangsung
Setelah Pemasangan rangka, kita bisa melanjutkan dengan memasang dinding dalam tripleks 3
mm, dengan mengikuti langkah – langkah berikut:
a. Pemasangan tripleks memakai paku khusus tripleks
b. Untuk bagian yang tidak memungkinkan dipasang tripleks secara utuh, maka bisa
dipotong terlebih dahulu
c. Pemasangan dipastikan harus tegak lurus dan rapi
6. PEKERJAAN PLESTERAN
1. Bahan
2.Jenis Pekerjaan
a. Semua siar dipermukaan dinding batu bata biasa maupun blok beton aerasi (hebel) dikerok
sedalam + 1 cm agar bahan plesteran dapat lebih merekat.
b. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum bahan plester
dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktu diplester).
c. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya (dengan jalan menyiramnya dengan air).
d. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.
Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai
persyaratan MK/Perencana/Pemberi Tugas. Apabila dipandang perlu dan sesuai
dengan rencana, Kontraktor diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia
sebagai campuran.
Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.
4.2. Contoh-contoh
a. Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan
plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macampekerjaan tersebut dapat diterima oleh
Perencana/Pemberi Tugas.Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan
contohyang dibuat.
b. Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
oleh pelaksana dengan menggunakan garisanpanjang yang digerakkan secara vertikal dan
horizontal (silang) dan ataudengan alat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya
mendapatkanketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari dindingtembok
setelah diplester adalah 15 cm kecuali ditentukan lain. Setelah itu barudiadakan pengacian.
Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku.
Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaikisecarasempurna.
Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.
1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada permukaan yang
dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum ubin dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.
F. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.
5. Grouting : AM 50, PM 810 atau setara
Konstruksi lantai kayu biasa digunakan pada rumah atau bangunan kantor maksimal 4 lantai.
Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu atau papan parket yang dipasang di atas
rangkaian balok-balok lantai dengan menggunakan konstruksi sambungan kayu atau paku-paku
penyambung dan juga ditanam dalam beton. Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat
juga terbuat dari papan yang panjang, dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-balok
yang dipasang pada arah lebar dari luasan lantai. Maksud pemasangan adalah untuk memperoleh
jarak terkecil sehingga balok yang digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu
dilakukan peninjauan tersendiri untuk pemasangan balok-baloknya. Pemasangan balok diatur
sebagai berikut:
Pada bagian tepi ruangan (dekat tembok), balok dipasang pada jarak 5 s.d. 10 cm dari
tembok agar air dari tembok tidak langsung mengenai balok
Ukuran ruangan setelah dikurangi (2 x 5 s.d. 10) dibagi menjadi bagian yang sama
dengan jarak sekitar 75 s.d. 100 cm, tegantung dari ukuran balok yang akan digunakan
Seluruh permukaan lantai adalah dari papan kayu 2.5/20 cm kayu kelas I yang berkwalitas baik,
tua kering dan tidak bercacat, pecah – pecah serta tidak terdapat kayu mudahnya ( spint ) dinding
Papan tebal 3 cm bagian luar dipasang vertikal dengan rangka balok kayu 5/10 sesuai dengan
gambar rencana. Seluruh lapisan dinding papan dari kayu kelas I berkualitas baik.
Plafond atau langit – langit rumah adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
sebagai penutup atap bagian dalam sebuah bangunan. Pada dasarnya fungsi utama plafon adalah
untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk kedalam bangunan setelah
menembus atap.
Berikut adalah langkah pemasangan plafon:
Periksa tingkat kerataan permukaan dinding bagian atas apakah sudah rapi atau belum.
Pastikan atap rumah tidak bocor sebab musuh utama triplek ialah air. Disarankan
memasang lembaran plastik di bawah atap untuk melindungi triplek dari kebocoran.
Lakukan pengukuran ketinggian atau elevasi posisi plafon yang dikehendaki. Tandai
batas atas dinding yang akan dipasangi rangka dan plafon menggunakan benang ukur.
Cek kembali ketepatan posisi tanda-tanda tersebut memakai meteran dan waterpass.
Pasang rangka plafon tepat pada tanda-tanda yang sudah dibuat sebelumnya. Usahakan
kayu usuk yang digunakan mempunyai wujud yang lurus agar tidak menyebabkan
permukaannya bergelombang. Sebagai tips tambahan, plafon akan tampak rapi apabila
susunan kalsiboard simetris antara bidang kiri dan kanan.
Sebelum kalsiboard dipasangkan pada rangka, lakukan ujicoba kekuatan rangka terlebih
dahulu. Caranya yaitu menggantungkan beberapa beban dengan berat total yang sesuai
dengan harapan. Bila rangka mampu menahan beban dengan baik, artinya rangka
tersebut telah memenuhi syarat kelayakan.
Kini saatnya memasang triplek di rangka plafon yang sudah terpasang. Pemasangannya
sebaiknya dimulai dari bidang tengah kemudian menyebar ke pinggir ruangan untuk
menjaga kerapiannya. Usahakan pula tidak ada celah yang terbentuk di antara kedua
lembaran triplek karena akan merusak tampilannya. Setelah rampung, periksa kembali
kerataan plafon tersebut untuk memastikan kebenarannya.
Langkah selanjutnya yakni pekerjaan finishing. Anda bisa mengaplikasikan kompon di
permukaan plafon yang cacat untuk menutupinya. Permukaan plafon yang mengalami
keretakan, berlubang, timbul, ataupun tidak rata harus diratakan menggunakan kompon.
Langkah selanjutnya yakni pekerjaan pemasangan list plafon pada bagian pinggir
pertemuan dengan dinding bangunan.
Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.
Pasang kabel dari keluaran (output) MCB utama menuju terminal kabel masukan (input)
MCB didalam rumah yang akan dipasang.
Pasang dan dudukkan MCB pada box MCB, dan pastikan terjepit pada rel yang benar
Kemudian pasang kabel dari keluaran (output) MCB pembagi di dalam rumah menuju
instalasi listrik di rumah.
Pastikan kabel terpasang dengan benar dan terikat pada baut terminal MCB dengan
kencang
Jika pemasangan instalasi listrik di rumah sudah selesai dan terpasang dengan benar,
maka MCB utama sudah bisa dinyalakan.
Buat jalur pipa di dinding dari plafon menuju lubang stop kontak
Pasang kabel fasa, netral dan arde dari jalur sumber listrik pada instalasi listrik yang
sudah ada, menuju lubang stop kontak
Pasang kabel fasa, netral dan arde pada baut terminal kabel yang ada pada stop kontak,
untuk posisi kabel arde berada ditengah stop kontak, dan untuk kabel fasa dan netral
dipasang sebelah kanan dan kiri.
Pastikan baut pengikat kabel sudah terpasang dengan benar dan kencang, dan pastikan
tidak ada inti kabel yang bersentuhan dengan kabel lain maupun benda lainnya.
Kemudian tutup Kembali stop kontak, dan pastikan semua sudah terpasang dengan benar
sebelum sumber listrik dari MCB utama dinyalakan.
Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.
Pasang dan sambungkan kabel fasa dari sumber listrik menuju saklar
Kemudian pasang ujung ujung kabel tersebut pada baut terminal kabel yang ada pada
saklar
Jika yang terpasang adalah saklar tunggal, berarti kabel yang diperlukan hanya 2 kabel
yaitu satu kabel dari sumber listrik dan satu kabel lagi menuju fitting lampu
Jika yang dipasang adalah saklar ganda, berarti kabel yang diperlukan ada 3 kabel, yaitu
satu kabel dari sumber listrik, dan dua kabel lagi dipasang menuju masing masing fitting
lampu.
Kemudian pastikan kabel sudah terpasang dengan benar, dan terikat kencang pada baut
pengikat.
Perikasa hasil pemasangan sebelum menyalakan kembali listrik dari MCB utama.
Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.
Pasang ujung ujung kabel tersebut pada bautterminal yang ada pada fitting lampu
(usahakan kabel fasa dari saklar terpasang pada terminal fitting lampu yang diposisi
tengah)
B. PEKERJAAN SANITAIR
Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air
kotor, pipa buangan air hujan.Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat
oleh konsultan pengawas.
Persiapan
Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air bersih
dan air kotor.
Approval material yang akan digunakan.
Persiapan lahan kerja.
Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.
V. PEKERJAAN INTERIOR
Pekerjaan interior rumah (kitchen set) atau dalam hal ini meja dapur.
1. Pekerjaan dinding bata ringan
Pelaksanaan untuk pemasangan meja dapur (kitchen set) diawali dengan membuat dudukan
beton nantinya, bata ringan dibuat sebagai pondasi meja. Pemasangan dinding bata
mengikuti detail gambar perencanaan yang sudah disiapkan. Pemasangan bata harus
dipasang seperti susunan tangga agar tak mudah roboh.
Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar tidak
mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan dan pemeliharaan
yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan
udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:
Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya
adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa
yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut,
rentan mampat.
Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni
hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan
dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni
rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan.
Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar
limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar
berupa campuran kerikil dan pasir.
Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah
tersebut akan dipakai kembali.
b. Pengurugan Pasir
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis
yang ada yaitu sekitar 5 cm.