Anda di halaman 1dari 24

METODE PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pembangunan Balai Penyuluh KB


KABUPATEN INTAN JAYA
TAHUN ANGGARAN 2020

BAB 1. PENDAHULUAN

1. LATAR BELAKANG

Dalam rangka menunjang kegiatan pelayanan, tugas dan fungsi Dinas Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana, perlu adanya dukungan sarana dan prasarana yang
memadai khususnya pembangunan balai penyuluhan yang merupakan kebutuhan setiap
organisasi. Oleh karena itu pembangunan balai penyuluh perlu diarahkan dengan baik
dan menyeluruh, sehingga mampu memberikan keluaran yang memadai secara efektif
dan efisien serta dilaksanakan menurut kaidahh, norma dan peraturan yang berlaku
2. MAKSUD DAN TUJUAN

Maksud dan tujuan dari uraian Metode Pelaksanaan ini adalah untuk menjelaskan secara garis
besar uraian tahapan pelaksanaan dari pekerjaan umum, pekerjaan utama dan pekerjaan
penunjang, sehingga dapat dilihat keterkaitan dari masing - masing pekerjaan maupun antar
pekerjaan terhadap spesifikasi yang telah disyaratkan. Dalam metode ini juga akan digambarkan
pelaksanaan pekerjaan dengan memperkecil gangguan terhadap lingkungan dan lalulintas
pekerjaan dan tetap memperhatikan hal terpenting dalam penerapan sistem kesehatan dan
keselamatan kerja

3. LOKASI DAN LINGKUP PEKERJAAN .

Lokasi pekerjaan berada di Distrik Sugapa – Kabupaten Intan Jaya, Papua

4.LINGKUP PEKERJAAN
Lingkup pekerjaan Paket Pekerjaan Pembangunan Balai Penyuluh KB Kabupaten Intan Jaya
adalah sebagai berikut:

I PEKERJAAN PERSIAPAN

1 Mobilisasi Peralatan dan Material

2 Pembersihan Lokasi

3 Papan Nama Proyek

4 Pembangunan Gudang Semen dan Alat

5 Pemasangan Bouwplank

   

II PEKERJAAN STRUKTUR

A Pekerjaan Tanah dan Pondasi

1 Pas. Pondasi Batu Kali 1 PC : 4 PP

2 Galian Tanah Pondasi

3 Urugan Tanah Kembali


5 Urugan Pasir

6 Pek. Pondasi Rolag

7 Pek. Batu Kosong/Aanstamping

   

B Pekerjaan Struktur Beton

1 Pas. 1 m3 Beton Bertulang Sloof

2 Pek. Besi Beton

3 Pek. Bekisting Sloof

   

C Pekerjaan Struktur Kayu

1 Pas. Tiang Kolom Ky.Lkl. 10/10

2 Pas. Ringbalk Ky.10/10

3 Pas.Angker Besi Dia. 12 mm

   

II PEKERJAAN ARSITEKTUR
I

A Pekerjaan Atap

1 Pek. 1 M3 Rangka Atap Kuda - kuda Konvensional Kayu


Lokal Kls I

2 Pek. 1 M2 Kaso + Reng

3 Pek. 1 M2 Pasangan Seng Gelombang BJLS 20

4 Pek. 1 M' Nok Seng Gelombang BJLS 20

5 Pas. 1 M' Listplank Kayu 2/20

   

B Pekerjaan Lantai, Dinding dan Plafond

1 Pas. Rabat Lantai Beton Camp. 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

2 Pek. Urugan Pasir Rabat Lantai Toilet

3 Pas. 1 m2 Dinding Bata Ringan

4 Pas. 1 M2 Dinding Dalam Tripleks 3 mm

5 Pas. Rangka Dinding Kayu Lokal

6 Pas. Dinding Luar Papan Ky. Lokal Kls I


7 Pas. Lantai Keramik 20x20 cm

8 Pek. Lantai Papan Kayu Lokal di Skoning

9 Pek. Gelagar Induk Kayu Lokal 5/10

10 Pek. Gelagar Anak Kayu Lokal 5/10

11 Pek. Plesteran 1 PC : 4 PS

12 Pek. Acian

13 Pas. Rangka Langit-Langit Kayu Lokal

14 Pas. Langit-Langit Tripleks 3 mm

15 Pas. List Palfond

16 Pas. Kayu Keliling 3/20

   

C Pekerjaan Kusen, Jalusi, Pintu dan Jendela

1 Pek. Kusen Pintu / Jendela Kayu

2 Pas. Daun Pintu dan Jendela Kayu Besi

3 Pas. Engsel Pintu

4 Pas. Kunci Pintu 2 Slaag

5 Pek. Jendela Kaca Kayu Kls I

6 Pas. Kaca 3 mm

7 Pas. Engsel Jendela

8 Pas. Grendel Pintu

9 Pas. Kait Angin

10 Pas. Grendel Jendela

   

D Pekerjaan Pengecatan

1 Pek. Cat Dinding Luar

2 Pek. Cat Plafond

3 Pek. Cat Dinding Dalam

4 Pek. Cat Daun Pintu dan Jendela

   

IV PEKERJAAN MEP

A Pekerjaan Instalasi Listrik


1 Pek. Instalasi Stop Kontak

2 Pek. Instalasi Saklar Tunggal

3 Pek. Instalasi Saklar Ganda

4 Pas. Lampu DL 14 Watt

5 Pek. Instalasi Lampu (Kabel NYM 3x2.5 mm)

6 Pek. Instalasi Saklar dan Stop Kontak (Kabel NYM 3x2.5


mm)

7 Pas. Box Liit + MCB

8 Shinyoku Solar Cell 10 WP

   

B Pekerjaan Sanitair

1 Pas .Pipa air disposal padat 4''

2 Pas .Pipa air disposal cair 3''

3 Pas .Pipa air bersih 3/4"

4 Pas. Bak Air Fiber Glass

5 Pas. Kran Air 3/4"

6 Pas. Floor Drain Stainless

7 Pas. Kloset Jongkok

   

V PEKERJAAN EKSTERIOR

A SEPTICTANK

1 Pas. Beton Bertulang Plat Penutup

2 Pek. Besi Beton

3 Pek. Pasangan Bekisting Plat

4 Pas. Rabat Lantai Beton Camp. 1 Pc : 3 Ps : 5 Kr

5 Pas. 1 m2 Dinding Bata Ringan

6 Urugan Pasir

7 Pek. Batu Kosong/Aanstamping

8 Pek. 1 m3 Galian Tanah Biasa Sedalam 1 m

9 Pek. Urugan Tanah Kembali

10 Pas. Pipa PVC 3"

   
B PROFIL TANKI AIR

1 Pek. 1 m3 Galian Tanah Biasa Sedalam 1 m

2 Urugan Pasir

3 Pek. Batu Kosong/Aanstamping

4 Pas. Pondasi Batu Kali 1 PC : 4 PP

5 Pas. Tiang Menara Kayu Kls I 10/10

6 Pas.Angker Besi Dia. 12 mm

7 Pas. Balok Kayu Kls I 5/10

8 Profil Tank Air 650 L

   

C PAPAN NAMA BALAI

1 Pek. Pembuatan Papan Nama Balai

   

VI DESIGN DEVELOPMENT

1 Laporan & Dokumentasi Proyek

2 As - Build Drawing

3 Pembersihan Akhir Lokasi


BAB II Metode Penyelesaian Pekerjaan
Metode Pelaksanaan Pekerjaan Struktur

1 - PEKERJAAN PERSIAPAN

Pekerjaan persiapan awal yang dibutuhkan dalam pelaksanaan proyek. Sebelumnya segala izin yang
dibutuhkan sudah diurus, time schedule telah dibuat, dan kontraktor telah memiliki Shop Drawing.
Pekerjaan pendahuluan yang dilakukan dalam proyek ini meliputi :
1. Pekerjaan Mobilisasi dan Demobilisasi
Mobilisasi bertujuan untuk mengadakan/ mendatangkan peralatan, personil, dan perlengkapan
untuk melaksanakan semua item pekerjaan di lapangan, dan mengembalikan pada keadaan yang
diinginkan sesuai dengan gambar kerja.
Dalam Pelaksanaan Proyek ini Mobilisasi dan Demobilisasi Peralatan yang dilakukan terdiri
dari:
 Alat Pertukangan
 Genset
 Gerobak dorong
 Bor Listrik
 Mesin sekap

Demobilisasi
Pekerjaan ini merupakan pekerjaan pengembalian dan pemindahan peralatan yang telah
dipergunakan. Dan mengembalikan kondisi lapangan yang telah digunakan sebgai tempat
penyimpanan alat, barak pekerja, gudang, dan lain sebaginya kembali ke kondisi awal.

2. Pekerjaan Pengukuran dan Pembersihan Lapangan


Sebelum Pekerjaan dimulai terlebih dahulu dilakukan pembersihan lokasi dari sampah, rumput,
dan berbagai hal lain yang dapat menggangu pelaksanaan pekerjaan. Pembersihan dilakukan
dengan menggunakan bantuan alat berat excavator. Sampah-sampah yang dihasilkan dari
pekerjaan ini dikumpulkan di suatu tempat yang telah disetujui oleh pengawas, kemudian baru
diangkut dengan menggunakan dump truck untuk dibuang ke tempat pembuangan sampah
akhir.
Seiring pembersihan lokasi dibuat papan nama proyek, papan nama proyek ini dipasang pada
tempat yang mudah dilihat dengan mencantumkan data-data proyek antara lain nama proyek,
pekerjaan, lokasi, nilai proyek, waktu pelaksanaan, pengawas pelaksana proyek, dll.
Setelah pekerjaan pembersihan lapangan selesai dilakukan, barulah dilakukan pengukuran
lokasi. Hal ini bertujuan untuk menentukan letak bangunan, elevasi dan titik ikat (Bench Mark).
Dalam pengukuran digunakan alat Theodolit dan rambu ukur. Pengukuran ini dilakukan oleh
seorang surveyor. Titik-titik yang menjadi acuan ditandai dengan menggunakan patok. Patok
terbuat dari kayu bulat dengan panjang ± 1m yang ditancapkan kedalam tanah.

3. Pekerjaan Pemasangan Bouplank


Pekerjaan ini biasanya dilakukan seiring atau setelah pekerjaan pengukuran dilakukan.
Pemasangan Bouwplank (Pematokan) dilaksanakan bersama-sama oleh Pihak Proyek,
Perencana Pengawas, Pelaksana dan dibuat Berita Acara Pematokan.
Bowplank terbuat dari papan yang bagian atasnya dipakukan pada patok kayu persegi 5/7 cm
yang tertanam dalam tanah cukup kuat. Untuk menentukan ketinggian papan bouwplank secara
rata bagian atasnya dari papan bowplank harus di waterpass (horizontal dan siku), sedangkan
untuk mengukur dari titik As ke As antar ruangan digunakan meteran. Setiap titik pengukuran
ditandai dengan paku dan dicat dengan cat merah dan ditulis ukuran pada papan bouwplank
agar mudah di cek kembali. Pemasangan papan bowplank dilaksanakan pada jarak 1,5 m dari
As sekeliling bangunan dan dipakukan pada patok – patok yang terlebih dahulu ditancapkan
kedalam tanah.
Gambar Contoh pelaksanaan
Pekerjaan Bouplank

4. Pembuatan Gudang Semen dan Peralatan

Gudang penyimpanan bahan ini dibuat untuk tempat bahan material yang sifatnya untuk menjaga
keselamatan dari bahan tersebut. Untuk Gudang penyimpanan semen, tempatnya harus baik
sehingga terlindung dari kelembaban atau keadaan cuaca lain yang merusak. Lantai penyimpanan
harus kuat dan berjarak minimal 30 cm dari permukaan tanah.

Gambar Gudang Material

Letak direksi keet dibuat pada tempat yang mudah dijangkau dan mudah dicapai dalam proses
bongkar muat material yang akan digunakan

II. PEKERJAAN STUKTUR


1. PEKERJAAN GALIAN TANAH PONDASI
a. Setelah pekerjaan Pendahuluan dan pekerjaan pemancangan selesai dilakukan, hal yang
dilakukan selanjutnya yaitu pekerjaan galian tanah pondasi. Galian tanah pondasi
diperlukan untuk perletakan pondasi plat.

b. Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang
lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya,
penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.

c. Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah
tersebut akan dipakai kembali.

2. PEKERJAAN URUGAN PASIR


a. Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis
yang ada yaitu sekitar 5 cm.

3. PEKERJAAN BATU KOSONG


Setelah pengurugan lapisan pasir, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan
batu kosong. Pemasangan batu kosong ini dilakukan agar material pondasi tidak
bersentuhan langsung dengan tanah. Ketebalan batu kosong disesuaikan dengan gambar
kerja

4. PEKERJAAN URUGAN TANAH


a. Pekerjaan urugan tanah dilakukan setelah pondasi selesai dan telah mengeras. Tanah
hasil galian dikembalikan lagi, dan digunakan untuk menimbun pondasi. Tanah tersebut
dipadatkan lapis demi lapis baik dengan cara manual atau menggunakan alat stamper.
b. Selain itu urugan tanah juga dilakukan pada permukaan lantai. Bagian lantai yang perlu
ditinggikan di urug dengan tanah urug. Tanah urug yang dipakai dapat berasal dari hasil
galian ataupun tanah urug yang didatangkan. Tanah dihamparkan kemudian dipadatkan
lapis demi lapis hingga didapatkan kepadatan dan ketebalan yang sesuai dengan
spesifikasi teknis.

5. PEKERJAAN PONDASI
Dalam Proyek ini ada dua buah jenis pondasi yang digunakan yaitu pondasi garis dan
Pondasi Plat Setempat, yang mana metode pelaksanaan kedua pondasi tersebut berbeda.
Pondasi Plat Setempat dipakai pada tumpuan Bangunan Utama, sedangkan Pondasi garis
dipakai sebgai dumpuan dinding bangunan.
Adapun Pelaksanaan Pekerjaan Tiang Pancang yaitu :

a. Pondasi Garis
Pasangan pondasi batu kali dikerjakan pada lubang galian tanaha yang telah
dikerjakan sebelumnya Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
• Penyiapan bahan, alat dan tenaga kerja
• Lantai galian pondasi diberi lapisan pasir urug dengan ketebalan sesuai gambar kerja
• Batu gunung/kali disusun sedemikian rupa sehinggga dudukannya kokoh serta terikat
baik satu sama lainnya dengan adukan
• Pondasi menerus harus berbentuk trapesium dengan dimensi sebagaimana ditunjukkan
pada gambar kerja
• Sebagai bahan pengikat antara pasangan pondasi dengan sloef maka pada jarak-jarak
tertentu dipasang angker besi beton yang ditanaman didalam pasangan pondasi
sedalam 20 cm dan yang kelihatan diatas pasangan batu
• Pada pemasangan pondasi garis tetap memperhitungkan posisi pemasangan pipa
pembuangan untuk air kotor ke saluran pembuangan.

PEKERJAAN STRUKTUR

1. PEKERJAAN COR BALOK SLOOF


Pengecoran balok sloof dilakukan setelah pondasi garis selesai dilakukan. Awalnya yang
pertama dikerjakan ialah pemasangan bekisting dan tulangan besi dirakit terlebih dahulu sesuai
dengan shop drawing. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang
digunakan sama dengan campuran beton Pondasi yaitu dengan campuran 1pc : 2ps : 3kr.
Campuran beton tersebut terlebih dahulu telah dilakukan job mix design dan nilai slump tesnya
sesuai dengan spesifikasi teknis. Dalam pelaksanaan pekerjaan ini perlu adanya persetujuan dari
pengawas.

2. PEKERJAAN TIANG KOLOM KAYU


Konstruksi tiang kolom kayu biasanya digunakan pada rumah atau bangunan semi permanen,
tiang kolom yang dipasang harus saling berkaitan antara pondasi, sloof dan ring balk.
Sambungan pada ringbalk harus di buatkan skur skur penahan beban untuk ringbalk.
Langkah langkah pelaksanaan pemasangan tiang kolom kayu:
 Material kayu harus cukup kering dan permukaan tidak ada cacat atau retakan
 Ukuran dimensi kayu mengikuti pada gambar kerja
 Kayu yang telah disiapkan untuk dipasang, terlebih dahulu ditanam pada pondasi batu
kali sesuai dengan keterangan gambar kerja
 Pemasangan tiang kayu harus tegak lurus
 Tiang kolom kayu tertanam pada pondasi, dengan dipasangkan angkur penahan
 Perhatikan sambungan antara kolom dan ringbalk

3. PEKERJAAN RINGBALK KAYU


Pelaksanaan pekerjaan ini sama dengan pelaksanaan pekerjaan kolom, pada pemasangan
ringbalk kayu, kesikuan antara kolom dan ringbalk harus mendapatkan perhatian lebih.
Berikut metode pelaksanaan pemasangan ringbalk kayu:
 Material kayu harus cukup kering dan permukaan tidak ada cacat atau retakan
 Ukuran dimensi kayu mengikuti pada gambar kerja
 Pemasangan balok kayu harus saling berikatan dengan tiang kolom kayu yang telah
terpasang
 Pemasangan balok kayu harus siku dengan tiang kolom kayu
 Pemasangan skur kayu sebagai penopang berat beban sendiri dari material kayu
tersebut.

III. PEKERJAAN ARSITEKTUR


1. PEKERJAAN ATAP
Dalam proyek ini ada Bahan atap memakai rangka atap yang terdiri dari baja Ringan yang
dikerjakan setelah pekerjaan cor balok dan kolom–kolom selesai dikerjakan, rangka atap
dipasang sedemikian rupa sehingga kokoh dan rapi, agar atap penutupnya dapat dipasang
dengan baik dan sempurna, dimensi rangka baja dan penempatannya disesuaikan dengan
spesifikasi teknis dan gambar rencana.

Atap penutup terdiri dari atap seng gelombang, setelah itu dipasang juga nok atas genteng
dengan bahan yang sama dengan atap penutup, kemudian talang jurai dari genteng metal juga
dipasang, ukuran dimensi disesuaikan dengan spesifikasi teknis dan gambar rencana

2. PEKERJAAN LISTPLANK KAYU


Listplank adalah bila papan atau beton yang dibuat untuk menahan air hujan dan penutup rangka
atap bagian luar. Listplank bisa terbuat dari papan, beton cor dan lain sebagainya.
Langkah kerja.
a. Tentukan model pemasangan listplank yang akan dikerjakan
b. Pasang listplank tersebut secara memanjang sesuai dengan kebutuhan atap dan
perencanaan yang telah dibuat.
c. Perhatikan jarak pemasangan antara sekrup yang sebaiknya tidak terlalu jauh agar
ikatanya semakin kuat (idealnya jarak 20 – 30 cm ) dan dipasang memanjang mengikuti
listplank tersebut.
d. Sesudah listplank berhasil dipasang, kemudian masing-masing sekrup dan sambungan
diberikan dempul.

3. PEKERJAAN RABAT LANTAI BETON


Pengecoran rabat beton dilakukan setelah pengurugan pasir diatas tanah telah dikerjakan.
Pengurugan pasir dilakaukan bertujuan agar supaya material dari bahan campuran beton tidak
langsung terkena dengan tanah, lapisan pengurugan pasir mengikuti ketebalan pada gambar
rencana. Setelah itu barulah campuran beton dituangkan, campuran beton yang digunakan sama
dengan campuran beton rabat yaitu dengan campuran 1pc : 3ps : 5kr, dengan ketebalan
mengacu pada gambar kerja. Perlu diperhatikan antara pengecoran rabat toilet dengan rabat
lantai utama dibuat perbedaan elevasi.
Berikut metode pelaksanaan pengecoran rabat:
 Persiapkan area tempat pengecoran terlebih dahulu
 Pastikan campuran beton dituangkan pada lapisan pasir (urugan pasir)
 Campuran beton yang digunakan 1pc : 3ps : 5 kr
 Ketebalan pengecoran mengikuti gambar kerja.
 Pastikan untuk pengecoran toilet, dengan mempersiapkan perencanaan lubang
pembuangan air kotor

4. PEKERJAAN DINDING
Setelah pekerjaan struktur lantai satu selesai, maka pekerjaan dinding dapat segera dimulai.
Sebelum dinding dipasang, batu bata yang digunakan terlebih dahulu di rendam di dalam air
sebentar.
Adapun peralatan yang digunakan yaitu waterpass, skrop, ember, benang, sipatan, pacul, dan
cetok.

Proses Pengerjaan dinding bata ringan yaitu :


.
 Sebelum di lakukan pemasang pekerjaan dinding dilakukan pengukuran bangunan (uit-zet)
serta letak-letak dinding bata yang akan dilaksanakan secara teliti dan sesuai dengan
gambar.

 Di dalam satu hari, pasangan batu tidak boleh lebih tinggi dari 2,5 meter dan
pengakhirannya harus dibuat bertangga menurun dan tidak tegak bergigi,untuk
menghindari retak dinding dikemudian hari.
 Pekerjaan pasangan dilaksanakan waterpas (horizontal) dengan menggunakan benang dan
tiap kali lantai diteliti kerataannya. Pemasanganbenang terhadap pasangan dibawahnya
tidak boleh lebih dari 30 cm.
 Pada semua pasangan setengah batu satu sama lain harus terdapat pengikatan yang
sempurna.
 Untuk pasangan batu bata maupun beton ringan aerasi (hebel) tidak dibenarkan
menggunakan batu bata ataupun hebel pecahan separuh panjang,
 kecuali sesuai dengan peraturannya (di sudut).
 Lapisan yang satu dengan lapisan yang diatasnya harus dipasang secara zig-zag (berselang-
seling dengan perbedaan separuh panjang).
 Pada pasangan satu batu dan pasangan yang lebih tebal (kalau ada), maka
 pelaksanaan harus sesuai petunjuk / peraturan yang disyaratkan (NI-3).
 Untuk dinding bata dan kolom harus diberi angkur 10 mm tiap 1 m tinggisedangkan
dinding hebel diberi besi strip lebar 1”, tebal 3 mm tiap 60 cm tinggi.
 Demikian juga setiap luas dinding 12 m2 harus diberi penguat kolom praktis dan balok.
Semua pertemuan tegak lurus harusbenar-benar bersudut 90 derajat.
 Sebelum dimulai pemasangan hebel harus direndam lebih dahulu di dalam airdan
permukaan yang akan dipasangpun harus basah.
 Tebal siar pasangan batu hebel tidak boleh kurang dari 1 cm (10 mm) dan siarnya harus
benar-benar terisi adukan.
 Gunakan alat roskam (trowel) bergigi yang sesuai dengan ketebalan blok yang ditentukan
pada gambar.
 Jaga kekentalan campuran, tutup sambungan antar blok yang tidak merata dengan adukan
Mortar agar tidak terlihat lobang-lobang yang terdapat padadinding, sebelum plesteran
dipasang.
 Bersihkan permukaan dari debu, minyak atau kotoran lain yang dapat mengurangi
efektifitas perekatan.
 Bilamana di dalam pasangan ternyata terdapat batu bata ataupun batu hebel
 yang cacat atau tidak sempurna, maka wajib untuk diganti
 Untuk pekerjaan rangka kayu / kosen, gunakan beton ringan aerasi (hebel)
 Lintel pada ujung atas kusen, atau blok bata tipe Ublok dan diisi oleh tulangan ringan serta
pasangan beton ringan.
 Rangka kayu/kosen harus dipasang terlebih dahulu untuk dapat melanjutkan pekerjaan
pasangan.
 Rangka kayu/kosen, pemasangannya harus diperkuat dengan angkur besi berbentuk L,
yang ujungnya disekrup kedalam kosen, sedangkan ujung bengkoknya ditanamkankedalam
pasangan dinding/kolom praktis. Panjang angkur terpasang tidak lebih dari 22,50 cm.Tiap-
tiap angkur dipasang dengan jarak 60 cm satu sama lainnya.
 Pekerjaan pemasangan pipa dan / atau alat-alat yang ditanam di dalam
 dinding, maka harus dibuat pahatan dengan kedalaman yang cukup padapasangan dinding
sebelum diplester. Pahatan tersebut setelah dipasangnyapipa/alat-alat, harus ditutup dengan
adukan plesteran yang dilaksanakansecara sempurna, yang dikerjakan bersama-sama
dengan plesteran seluruhdinding.
 Untuk lebar pahatan lebih dari 7 cm sebelum diplester harus dipasang kawat ayam yang
dipakukan pada dinding hebel, untuk menghindari keretakandikemudian hari.
 Sesudah pasangan bata hebel selesai dikerjakan, dan sudah kering baru pekerjaan plesteran
dimulai.
 Plesteran menggunakan adukan yang sama dengan adukan untuk pasangan.
 Untuk pengakhiran sudut plesteran / dinding, hendaknya dibuat dengan sudut tumpul.
 Untuk kolom dengan pipa-pipa air hujan, digunakan non shrink concrete (beton non
menyusut), bisa menggunakan Sika Grout 215 (new) adalah semen grouting siap pakai
yang mempunyai karakteristik tidak menyusut dengan waktu kerja yang sesuai untuk
temperature lokal. dan dapat mengalir sangat baik.

5. PEKERJAAN DINDING PAPAN KAYU LOKAL, RANGKA DINDING DAN


TRIPLEKS 3 MM
Dinding papan kayu 2/20 cm dipasang sebagai pembatas ruangan yang ditentukan dalam
gambar.
a. Tiang pilar utama digunakan kayu yang benar-benar cukup umur, kering dan lurus,
dipasang secara presisi dan rapi sesuai dengan bambar kerja.
b. Untuk kedudukan papan-papan dinding, dipasang pilar-pilar berjarak 2 m dan balok
pembagi sebagai regel/frame sesuai gambar kerja.
c. Pilar-pilar ini bertumpu pada sloof kayu dan ringbalk dengan menggunakan sambungan
lubang dan pen.
d. Papan-papan dinding dipasang bersusun rapi secara horisontal dengan menggunakan paku.
Agar papan-papan dinding tersebut tidak berubah bentuk akibat perubahan cuaca, maka
diberi balok pengapit sebagai sabuk, ukuran 5/7 cm, dipasang tegak berjarak 2 m.
e. Papan dinding dapat pula disusun berjajar secara vertikal dengan menggunakan sambungan
lidah dan alur sehingga susunan papan-papan tersebut rata/tidak baling dan rapi. Agar
kedudukan papan-papan dinding stabil dan tidak berubah akibat perubahan cuaca, maka
diberi balok pengaoit sebagai sebuk, dipasang horisontal sesuai gambar kerja.
f. Konstruksi sambungan kayu harus rapi dan rapat/tidak longgar, ikatan perkuatan harus
menggunakan baut dan paku serta pen kayu keras yang sebelumnya bidang sambungan ini
harus dilumuri dengan lem kayu, agar sambungannya dapat melekat dengan baik

Sebelum dipasangnya papan-papan kecil yang berguna sebagai dinding, lebih dahulu dipasang
rangka dinding yang tebuat dari bahan kayu lokal.
Metode pekerjaan rangka dinding:
a. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di lokasi
pekerjaan terlebih dahulu.
b. Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
c. Pontong rangka dinding dengan ukuran sesuai dengan gambar kerja.
d. Pasang rangka pada bagian yang sudah ditentukan dalam gambar dengan bentangan jarak
yang sudah disetujui oleh pihak Direksi.
e. Pastikan dan cek rangka sudah terpasang tegak lurus menggunakan alat yang tersedia.
f. Sambungan antara rangka harus dipastikan sudah kuat dan tidak akan menimbulkan
masalah di kemudian hari.
g. Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja.
h. Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali dengan
surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas
i. Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan berlangsung
Setelah Pemasangan rangka, kita bisa melanjutkan dengan memasang dinding dalam tripleks 3
mm, dengan mengikuti langkah – langkah berikut:
a. Pemasangan tripleks memakai paku khusus tripleks
b. Untuk bagian yang tidak memungkinkan dipasang tripleks secara utuh, maka bisa
dipotong terlebih dahulu
c. Pemasangan dipastikan harus tegak lurus dan rapi

6. PEKERJAAN PLESTERAN

Meliputi penyediaan bahan plesteran, penyiapan dinding / bidang yangakan diplester,


sertapelaksanaan pekerjaan pemlesteran itu sendiri pada dinding-dinding yang akan
diselesaikan dengancat, sesuai dengan yang tertera dalam gambar denah dan notasi
dipenyelesaian dinding. Seluruh dinding pasanganbata baik yang terlihat ataupuntidak
terlihat (pasangan batu bata biasa atau beton ringan aerasi (hebel) diatas plafond dan
dinding shaft) harus tetap diplester.

1. Bahan

1. Untuk plesteran dinding hebel (blok beton ringan aerasi)


a. Semen yang dipergunakan dalam pekerjaan plesteran blok beton ringan
aerasi ini harus memenuhi standar khusus / mutu internasional (minimal telah
lulus DIN 18555).
b. Pasir yang dipergunakan dalam pekerjaan ini harus halus dengan warna asli/
alami, sesuai NI-3 dan telah mendapat persetujuan dari MK / Perencana /Pemberi Tugas.
c. Air untuk mengaduk bahan tersebut harus sesuai NI-3 pasal 10.

2.Jenis Pekerjaan

2.1. Jenis-jenis plesteran yang digunakan adalah sebagai berikut :


a. Plesteran kedap air (1 PC : 4 Psr) digunakan untuk menutup dinding-dinding
kedap air (untuk pasangan batu bata biasa). Sedangkan untuk pasangan blok beton aerasi
(hebel) menggunakan adukan PM 410.
b. Plesteran dinding-dinding sisi luar bangunan yang tidak terlindung dipakai plesteran 1 PC : 4
Psr.
c. Plesteran beton (1 PC : 4 Psr), digunakan untuk menutup dinding-dinding beton.
d. Plesteran biasa (1 PC : 4 Psr), digunakan untuk menutup seluruh permukaan dinding selain
dinding kedap air, dinding sisi luar atau dinding beton untuk pasangan batu bata biasa.
e. Plesteran biasa untuk dinding blok beton aerasi selain daerah basah digunakan PM 200, setelah
setelah itu dilakukan pengacian dengan menggunakan PM 300, kecuali jika ditentukan lain
dalam gambar.
f. Plesteran sudut (1 PC : 4 Psr), digunakan untuk membuat pengakhiran sudut
dari bidang-bidang plesteran.

3. Persiapan Dinding yang akan diplester

3.1. Uraian Persiapan :

a. Semua siar dipermukaan dinding batu bata biasa maupun blok beton aerasi (hebel) dikerok
sedalam + 1 cm agar bahan plesteran dapat lebih merekat.

b. Permukaan bidang yang akan diplester harus dibersihkan dan disiram air sebelum bahan plester
dimulai (permukaan dinding harus basah pada waktu diplester).

c. Semua bidang plesteran harus dijaga kelembabannya selama seminggu sejak penempelan
plesterannya (dengan jalan menyiramnya dengan air).
d. Untuk pekerjaan plesteran pada dinding beton, bidang beton itu harus dikasarkan terlebih
dahulu sebelum pekerjaan plesteran dimulai.

4. Pelaksanaan Pekerjaan Plesteran

Antara lain harus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

4.1. Adukan Plesteran

Semua bahan plesteran harus diaduk dengan mesin atau dengan tangan sesuai
persyaratan MK/Perencana/Pemberi Tugas. Apabila dipandang perlu dan sesuai
dengan rencana, Kontraktor diperkenankan menggunakan bahan-bahan kimia
sebagai campuran.
Hanya semen yang baik yang boleh dipergunakan.

4.2. Contoh-contoh

a. Kontraktor harus membuat contoh-contoh bidang plesteran dari setiap macam pekerjaan
plesteran sesuai dengan yang diminta, sehingga jenis/macampekerjaan tersebut dapat diterima oleh
Perencana/Pemberi Tugas.Dan untuk seterusnya semua pekerjaan plesteran harus sama dengan
contohyang dibuat.

b. Untuk dapat mencapai tebal plesteran yang rata, sebaiknya diadakan pemeriksaan secara silang
oleh pelaksana dengan menggunakan garisanpanjang yang digerakkan secara vertikal dan
horizontal (silang) dan ataudengan alat bantu lainnya. Tebal plesteran harus diukur supaya
mendapatkanketebalan yang sama pada kedua muka dinding dan hasil akhir dari dindingtembok
setelah diplester adalah 15 cm kecuali ditentukan lain. Setelah itu barudiadakan pengacian.

4.3. Sudut-sudut Plesteran

Semua sudut vertikal dan horizontal, luar dan dalam harus dilaksanakan secara
sempurna, tegak dan siku.

4.4. Perbaikan Bidang Plesteran

Bilamana terdapat bidang plesteran yang berombak (tidak rata) harus diperbaikisecarasempurna.
Bagian-bagian yang akan diperbaiki hendaknya dibobok secara teratur (dibuat bobokan yang
berbentuk segi empat) dan plesteran baru harus rata dengan sekitarnya.

4.5. Naad Plesteran

a. Naad-naad harus dibuat sesuai dengan gambar rencana.


b. Besarnya naad akan ditentukan kemudian.
c. Pembuatan naad harus lurus dan rata baik horizontal maupun vertikal, dan kedalamannya harus
sama.
d. Pembuatan naad harus menggunakan list kayu (sesuai ukuran naad) dan benang untuk
mengukur kelurusan horizontal/vertikal agar rapi.

7. PEKERJAAN LANTAI KERAMIK


Pekerjaan ini Meliputi :
1. Keramik untuk lantai dan dinding, termasuk seperti nozing / skirting
2. Additive dan grouting yang diperlukan
3. Bagian yang terkait :
 Pekerjaan Sealent
 Pekerjaan lantai beton
 Pekerjaan dinding batu bata
a. Umum
1.Pembuatan Layout / pola harus digelar untuk memungkinkan pengaturan ubin dengan
pemotongan yang minimum. Ukuran-ukuran harus dikontrol untuk menghindari pengaturan lebih
kecil dari setengah (1/2) ukuran ubin.
2. Penempatan ubin : ubin-ubin harus dipasang sesuai gambar untuk semua lantai
dan area dinding, permukaan harus lurus dan rata terhadap garis acuan yang diinginkan.
Naad/siar-siar harus saling tegak lurus.
3. Penempatan ubin harus sedapat mungkin mengurangi pemotongan ke arah
pasangan terbaik. Perubahan fractional dalam ukuran-ukuran tanpa mengganggu
kesatuan hubungan lebar masih diijinkan., Bila dibutuhkan, ubin dipotong dengan
peralatan yang sesuai dan permukaan harus dihaluskan. Ubin yang rusak dan
jelek harus digantil.
4. Jangan memulai pekerjaan bila pekerjaan-pekerjaan lain masih lalu-lalang
didalam area pemasangan.

B. Ubin Keramik / homogenous tile untuk lantai


1. Ratakan permukaan yang kasar dan tidak rata dengan peralatan plesteran.
2. Dengan hati-hati tempatkan ubin dengan benar dan rata sesuai dengan yang diinginkan.
3. Dimana floor drain terjadi /ada, miringkan lantai untuk mendapatkan drainage yang baik.

C. Ubin keramik / homogenous tile Dinding


1. Bersihkan debu-debu dan partikel-partikel lain, bersihkan dengan sikat dan air bersih.
2. Ratakan dengan lapisan plesteran.
3. Tekanlah ke permukaan yang cukup dengan peralatan untuk plester menempel pada dinding.
4. Finishing permukaan plester harus lurus dan benar untuk menghasilkan kerataan pada jarak
tertentu dan memudahkan pemasangan ubin.

E. Adukan PC +pasir / Tile adhesive Mortar

1. Terapkan adukan dengan tekanan ke seluruh area yang tidak lebih dari pada permukaan yang
dapat ditutup oleh ubin dimana adukan masih plastis.
2. Terapkan dengan rata tanpa berlubang.
3. Sisirlah / ratakan adukan tanpa menimbulkan lubang dalam 10 menit sebelum ubin dipasang.
4. Tebal bantalan adukan adalah sekitar 10 mm sampai 15 mm.

1. Rendam ubin yang akan dipasang agar ubin jenuh.


2. Tekan ubin dengan secukupnya pada adukan yang masih plastis.
3. Ratakan ke arah permukaan yang benar.
4. Tekan dan ketok ubin untuk mendapatkan minimum 80% permukaan adukan tertutup pada
setiap unit ubin tersebut.
5. Aturlah ubin sebelum pemasangan sehingga bagian sudut setiap ubin rata dengan bagian sudut
ubin disebelahnya.
6. Berilah adukan tambahan bila masih kurang rata, pengisian dengan semen murni tidak
diijinkan.

F. Grout
1. Penuhi naad dengan maksimum grout.
2. Sebelum grout diberi, goreslah naad-naad tersebut.
3. Isi naad/siar dengan grouting dan ratakan.
4. Grouting harus memiliki kesamaan warna, rata, tanpa berlubang, dan sebagainya.
5. Grouting : AM 50, PM 810 atau setara

8. PEKERJAAN GELAGAR LANTAI KAYU

Konstruksi lantai kayu biasa digunakan pada rumah atau bangunan kantor maksimal 4 lantai.
Penutup lantai kayu menggunakan papan kayu atau papan parket yang dipasang di atas
rangkaian balok-balok lantai dengan menggunakan konstruksi sambungan kayu atau paku-paku
penyambung dan juga ditanam dalam beton. Selain penutup parket, penutup lantai kayu dapat
juga terbuat dari papan yang panjang, dengan tebal 2 s.d. 3 cm yang dipasang di atas balok-balok
yang dipasang pada arah lebar dari luasan lantai. Maksud pemasangan adalah untuk memperoleh
jarak terkecil sehingga balok yang digunakan sependek mungkin. Pada luasan yang berbeda perlu
dilakukan peninjauan tersendiri untuk pemasangan balok-baloknya. Pemasangan balok diatur
sebagai berikut:
 Pada bagian tepi ruangan (dekat tembok), balok dipasang pada jarak 5 s.d. 10 cm dari
tembok agar air dari tembok tidak langsung mengenai balok
 Ukuran ruangan setelah dikurangi (2 x 5 s.d. 10) dibagi menjadi bagian yang sama
dengan jarak sekitar 75 s.d. 100 cm, tegantung dari ukuran balok yang akan digunakan

9. PEKERJAAN LANTAI PAPAN KAYU

Seluruh permukaan lantai adalah dari papan kayu 2.5/20 cm kayu kelas I yang berkwalitas baik,
tua kering dan tidak bercacat, pecah – pecah serta tidak terdapat kayu mudahnya ( spint ) dinding
Papan tebal 3 cm bagian luar dipasang vertikal dengan rangka balok kayu 5/10 sesuai dengan
gambar rencana. Seluruh lapisan dinding papan dari kayu kelas I berkualitas baik.

10. PEKERJAAN PEMASANGAN PLAFON DAN RANGKA

Plafond atau langit – langit rumah adalah bagian dari konstruksi bangunan yang berfungsi
sebagai penutup atap bagian dalam sebuah bangunan. Pada dasarnya fungsi utama plafon adalah
untuk mencegah cuaca panas atau dingin agar tidak langsung masuk kedalam bangunan setelah
menembus atap.
Berikut adalah langkah pemasangan plafon:
 Periksa tingkat kerataan permukaan dinding bagian atas apakah sudah rapi atau belum.
Pastikan atap rumah tidak bocor sebab musuh utama triplek ialah air. Disarankan
memasang lembaran plastik di bawah atap untuk melindungi triplek dari kebocoran.
 Lakukan pengukuran ketinggian atau elevasi posisi plafon yang dikehendaki. Tandai
batas atas dinding yang akan dipasangi rangka dan plafon menggunakan benang ukur.
Cek kembali ketepatan posisi tanda-tanda tersebut memakai meteran dan waterpass.
 Pasang rangka plafon tepat pada tanda-tanda yang sudah dibuat sebelumnya. Usahakan
kayu usuk yang digunakan mempunyai wujud yang lurus agar tidak menyebabkan
permukaannya bergelombang. Sebagai tips tambahan, plafon akan tampak rapi apabila
susunan kalsiboard simetris antara bidang kiri dan kanan.
 Sebelum kalsiboard dipasangkan pada rangka, lakukan ujicoba kekuatan rangka terlebih
dahulu. Caranya yaitu menggantungkan beberapa beban dengan berat total yang sesuai
dengan harapan. Bila rangka mampu menahan beban dengan baik, artinya rangka
tersebut telah memenuhi syarat kelayakan.
 Kini saatnya memasang triplek di rangka plafon yang sudah terpasang. Pemasangannya
sebaiknya dimulai dari bidang tengah kemudian menyebar ke pinggir ruangan untuk
menjaga kerapiannya. Usahakan pula tidak ada celah yang terbentuk di antara kedua
lembaran triplek karena akan merusak tampilannya. Setelah rampung, periksa kembali
kerataan plafon tersebut untuk memastikan kebenarannya.
 Langkah selanjutnya yakni pekerjaan finishing. Anda bisa mengaplikasikan kompon di
permukaan plafon yang cacat untuk menutupinya. Permukaan plafon yang mengalami
keretakan, berlubang, timbul, ataupun tidak rata harus diratakan menggunakan kompon.
 Langkah selanjutnya yakni pekerjaan pemasangan list plafon pada bagian pinggir
pertemuan dengan dinding bangunan.

11. PEKERJAAN KUSEN PINTU DAN JENDELA


Pemasangan kusen pintu dapat dilakukan bersamaan dengan pemasangan bata, atau untuk kusen
aluminium dilakukan setelah balok gantung dan dinding terpasang. Sedangkan untuk
pemasangan pintu dan jendela dapat dilakukan kemudian, atau ketika pekerjaan lantai selesai
dilakukan namun tetap memperhatikan gambar detail yang ada pada shop drawing.
Untuk meletakkan daun pintu atau jendela pada dinding, dipasang rangka yang disebut kusen.
Kusen yang akan digunakan dalam pekerjaan ini terbuat dari kayu berukuran 5/10 cm yang
merupakan kayu kelas I. Metode Pekerjaan Pemasangan Kusen Pintu & Jendela:
a. Bahan-bahan yang akan digunakan dalam pekerjaan ini harus disediakan di lokasi pekerjaan
terlebih dahulu.
b. Peralatan yang diperlukan pun harus dipersiapkan di lokasi kerja.
c. Rentangkan benang berjarak separuh dari tebal kusen terhadap as bouwplank untuk
menentukan kedudukan kusen.
d. Pasang angker pada kusen secukupnya.
e. Dirikan kusen dan tentukan tinggi kedudukan kusen pintu.
f. Setel kedudukan kusen pintu sehingga berdiri tegak dengan menggunakan unting-unting.
g. Pasang skur sehingga kedudukannya stabil dan kokoh.
h. Pasang patok untuk diikat bersama dengan skur sehingga kedudukan menjadi kokoh.
i. Cek kembali kedudukan kusen pintu, apakah sudah sesuai tempatnya, ketinggian dan
ketegakan dari kusen.
j. Pasangan batu harus sudah terlebih dahulu ada sebagai dasar dari kusen jendela.
k. Tentukan ketinggian kusen jendela sesuai dengan gambar kerja.
l. Pasang kusen jendela sampai betul-betul tegak dengan pertolongan unting-unting.
m. Pastikan kedudukan kusen jendela sudah sesuai tempatnya, ketinggan dan ketegakan.
n. Pelaksanaan pekerjaan harus selalu memperhatikan prosedur keselamatan kerja.
o. Setelah pekerjaan selesai dikerjakan, pelaksana hendaknya berkoordinasi kembali dengan
surveyor dan melaporkannya kepada Konsultan Pengawas.
p. Dokumentasi pekerjaan dilakukan sebelum, selama dan sesudah pekerjaan berlangsung.

12. PEKERJAAN PANIL PINTU KAYU


Pemasangan pintu panil dapat dilakukan setelah pemasangan kusen , Untuk memasang daun
pintu, dipasang rangka yang disebut kusen. Metode Pekerjaan Pemasangan Pintu Panil:
a. Ukur lebar dan tinggi kusen pintu.
b. Ukur lebar dan tinggi daun pintu.
c. Ketam dan potong daun pintu (bila terlalu lebar dan terlalu tinggi).
d. Masukkan/pasang daun pintu pada kusennya, stel sampai masuk dengan toleransi
kelonggaran 3 – 5 mm, baik ke arah lebar maupun kearah tinggi.
e. Lepaskan daun pintu, pasang/tanam engsel daun pintu pada tiang daun pintu (sisi tebal)
dengan jarak dari sisi bagian bawah 30 cm, dan dari sisi bagian atas 25 cm (untuk pintu
dengan 2 engsel), dan pada bagian tengah (untuk pintu dengan 3 engsel).
f. Masukkan/pasang lagi daun pintu pada kusennya, stel sampai baik kedudukannya, kemudian
beri tanda pada tiang kusen pintu tempat engsel yang sesuai dengan engsel pada daun pintu.
g. Lepaskan sebelah bagian engsel pada daun pintu dengan cara melepas pennya, kemudian
pasang/tanam pada tiang kusen.
h. Pasang kembali daun pintu pada kusennya dengan memasangkan engselnya, kemudian
masukkan pennya sampai pas, sehingga terpasanglah daun pintu pada kusen pintunya.
i. Coba daun pintu dengan cara membuka dan menutup.
j. Bila masih dianggap kurang pas, lepaskan daun pintu dengan cara melepaskan pen.
k. Stel lagi sampai daun pintu dapat membuka dan menutup dengan baik, rata dan lurus dengan
kusen.
Dokumentasi.

13. PEKERJAAN JENDELA PANIL KACA


Kaca yang digunakan harus mempunyai ketebalan minimum 3 mm dan harus dari kualitas yang
baik. Kaca yang digunakan ada 1 jenis yaitu kaca transparan. Semua kaca harus dipasang dengan
list kayu yang dipakukan pada kusen, List ini kemudian didempul untuk selanjutnya dilakukan
penyelesaian akhir.

14. PEKERJAAN PASANG ENGSEL


Pemasangan engsel pintu dan jendela dilakukan bersamaan pemasangan daun. Berikut metode
pemasangan engsel.
a. Menentukan letak engsel yang tepat. Jika Anda akan memasang sebuah pintu baru di rumah,
Anda harus menentukan dulu di posisi mana nantinya engsel akan terpasang di dinding.
Kebanyakan pintu membutuhkan paling tidak dua buah engsel: satu terletak 17,5 cm dari
bagian atas kusen pintu, dan satu terletak 27,5 cm dari dasar kusen pintu. Ukurlah mengikuti
jarak ini dan tandai posisi tersebut pada kusen dan daun pintu yang akan Anda pasang. Jika
Anda perlu memasang engsel ke tiga (biasanya untuk pintu yang berat), letakkan tepat di
antara dua engsel lainnya (hasilnya memang akan tampak tidak tepat di tengah tinggi daun
pintu).
b. Membuat pola sesuai bentuk engsel. Tempelkan sayap engsel (pelat mendatar pada engsel) di
posisi yang telah ditandai pada daun pintu dan kusen, lalu gunakan pensil untuk menggambar
mengikuti tepi sayap engsel sesuai bentuk aslinya. Tuliskan angka atau gambarlah sebuah
garis untuk menandai seberapa tebal sayap engsel yang akan Anda pasang. Periksa kembali
dan pastikan bahwa posisi dan bentuk engsel yang digambar sudah sesuai dan pas antara
daun pintu dan kusen, sebelum melanjutkan ke langkah berikutnya. Gunakan pisau cutter,
goreskan mengikuti pola garis yang telah Anda buat. Ini akan membantu Anda saat membuat
coakan engsel.
c. Membuat coakan engsel. Buat coakan sesuai dengan pola bentuk engsel. Coakan adalah
lubang dangkal tempat menempelkan sayap engsel. Coakan perlu dibuat agar setelah
terpasang, posisi sayap engsel akan rata dengan sisi daun pintu maupun kusen, guna
memberikan kekuatan lebih serta penampilan yang estetis. Untuk membuat coakan, Anda
membutuhkan tatah yang sangat tajam dan sebuah palu. Pahatlah kayu daun pintu maupun
kusen dengan hati-hati dari sisi luar secara bertahap, lapis demi lapis tipis. Jangan sampai
terlalu dalam membuat coakan, karena ini akan membuat engsel semakin lama semakin
kendor. Pahatlah sesuai pola dan kedalaman yang sudah ditentukan saja. Menggunakan tatah
yang tumpul akan membuat pekerjaan ini menjadi lebih sulit dan Anda akan cenderung
mengeluarkan tenaga lebih besar untuk mengayunkan palu (sehingga kemungkinan meleset
lebih besar). Jika Anda terlanjur membuat coakan yang terlalu dalam, ganjal dengan karton
seperlunya sebelum Anda memasang sayap engselnya.
d. Menandai letak sekrup engsel. Masukkan sayap engsel ke dalam coakan yang telah Anda
buat, lalu gunakan pensil untuk menandai titik-titik di mana lubang sekrupnya berada.
Lakukan ini pada daun pintu maupun kusen. Keluarkan kembali sayap engsel setelah selesai
menandai.
e. Membuat lobang sekrup. Gunakan obeng untuk membuat lubang dangkal pada titik-titik
tempat sekrup engsel akan dipasang. Lubang ini berguna untuk membantu memastikan agar
sekrup tidak meleset dari tempatnya saat dipasang nanti.
f. Memasang engsel. Pisahkan kedua sayap engsel, masukkan masing-masing ke dalam coakan
yang ada di kusen dan di daun pintu, kemudian gunakan obeng untuk memasang semua
sekrupnya. Kencangkan hingga Anda yakin bahwa mereka sudah terpasang dengan benar.
g. Menyambung daun pintu dengan kusen. Tahan posisi daun pintu hingga sayap engselnya
bertemu dengan sayap engsel pada kusen. Gunakan ganjal pada bagian bawah pintu jika
perlu. Sesuaikan agar kedua sayap engsel dapat menyatu, ditandai dengan buku engsel pada
posisi segaris, lalu masukkan pin engsel ke dalam buku engsel dan pastikan sudah terpasang
dengan baik. Lakukan pada semua engsel pintu, kemudian lepaskan ganjal pintu. Cobalah
untuk membuka dan menutup pintu. Jika engsel sudah bekerja dengan baik, maka pekerjaan
Anda telah selesai.
h. Dokumentasi.

15. PEKERJAAN PASANG GRENDEL


Setelah pemasangan pintu, daun jendela dan engsel dilakukan pemasangan grendel. Metode
pemasangan Grendel :
a. Mengukur ketinggian slot Grendel yang akan dipasang pada daun pintu
b. Ukur dan beri tanda dengan pensil tempat pemasangan slot Grendel.
c. Melakukan pemahatan pada tempat pemasangan Grendel pintu yang sudah ditandai. Lakukan
pahatan secara perlahan-lahan, hati-hati, dan lakukan dengan teliti agar tidak merusak
bagian-bagian dari pintu itu sendiri. Pahat sesuai pola yang sudah ditentukan, sehingga pada
saat proses pemasangan grendel tidak kelebaran ataupun kekecilan.
d. Apabila tempat pemasangan grandel sudah rapi, kemudian memasukkan slot grendel pada
lubang tempat pemasangan slot Grendel tanam. Pasang baut pada sisi atas dan bawah pada
bagian lubang yang sudah ada.
e. Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.
f. Dokemtasi.

16. PEKERJAAN KUNCI TANAM 2 SLAAG


Seteleh pemasangan pintu dilakukan pemasangan kunci tanam 2 slang. Metode pekerjaan
kunci tanam 2 slaang:
a. Ukur lebar dan tinggi pintu untuk menentukan letak titik pemasangan kunci yang
disesuaikan dengan tinggi pengguna pintu.
b. Tandai titik pemasangan kunci dengan pensil.
c. Buat lubang pada titik yang telah ditandai sebelumnya dengan menggunakan pahat kayu,
rapikan kemudian pasanglah kunci dalam posisi yang pas dan tepat.
d. Langkah selanjutnya adalah pemasangan kuci bagian akhir, gunakan sekrup untuk
mengencangkannya.
e. Pada posisi yang sama dan seimbang sejajar dengan titik pemasangan kunci pada daun
pintu, buat juga lubang pada batang kusen pintu dengan pahat kayu sebagai tempat
striking plate-nya.
f. Pasang badan kunci dan pastikan posisi lidah pengait (Latch Bolt) sudah benar dan sesuai
dengan arah bukaan pintu, kemudian pasang plat lawan pada kusen.
g. Setelah semua instalasi terpasang, kemudian lakukan pengujian agar kunci dapat
berfungsi dengan sempurna.
h. Hasil pekerjaan harus mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas.

17. PEKERJAAN PASANG KAIT ANGIN


Dalam memasang kait angin, ketelitian dibutuhkan untuk mengukur lokasi yang sesuai dari
kait maupun rumah kait. Hal ini dilakukan agar saat dikaitkan, kait angin ini tidak
melenceng dan membuatnya menjadi tidak menarik dan mengganggu pemandangan. Selain
itu, fungsi kait angin ini adalah untuk menahan jendela agar tidak tertutup sehingga harus
dipilih bahan yang cukup kuat agar dapat menahan beban dari jendela dan dorongan angin.
Sedangkan ukuran kait angin juga harus disesuaikan agar saat dipasang, kait angin ini tidak
lepas dan membuat jendela jatuh terbentur kusen hingga mengakibatkan suara yang keras
dan mengganggu.
Berikut adalah langkah – langkah pemasangan kait angin:
1. Langkah pertama adalah menentukan letak kait dan tempat sangkutan kait. Untuk
kaitnya bisa ditempatkan dikusen jendela sedangkan untuk rumah kait, bisa
ditempatkan dibagian dalam jendela sisi bawah. Letaknya pun harus saling lurus tidak
boleh ada pergeseran dari keduanya sehingga saat dipasangkan akan menyebabkan
tidak lurusnya kait angin ini.
2. Jika posisi sudah ditentukan, mulailah memasang kait terlebih dahulu pada bagian
kusen jendela. Caranya tinggal menyekrup kait dengan kusen menggunakan sekrup
atau baut.
3. Setelah kait terpasang dikusen, langkah selanjutnya adalah memasang rumah kait pada
jendela dengan cara yang sama hingga benar – benar kuat.
4. Langkah terakhir adalah mencoba kait angin ini apakah berfungsi dan tidak
melenceng atau ternyata ada kesalahan yang bisa membuatnya kurang berfungsi
dengan baik. Jika memang demikian maka kait angin harus dibongkar dan dipasang
kembali dengan benar.

18. PEKERJAAN PENGECATAN


Proses pengecatan ialah berfungsi untuk menambah nilai estetika suatu bangunan dengan
memberikan tambahan warna pada suatu bidang. Pengecatan bangunan ini terbagi menjadi
2 item pengecatan :
1. Pengecatan tembok (cat air)
Pengecatan dengan menggunakan cat air meliputi pekerjaan pengecatan dinding dalam
bangunan dan pengecatan plafon.
Pada proses pengecatan cat air terlebih dahulu membersihkan permukaan dari kotoran-
kotoran, dinding-dinding diratakan/dihaluskan dengan plamir, sebelum dicat dengan cat air
dilakukan pengecatan dengan cat dasar

2. Pengecatan bidang kayu (cat minyak)


Pengecatan dengan menggunakan cat minyak meliputi pekerjaan pengecatan dinding luar
bangunan, pengecatan kusen dan pengecatan daun pintu serta jendela.
Pada proses pengecatan cat minyak, sebelum dicat permukaan bahan -bahan tersebut
dibersihkan terlebih dahulu lalu diberi alkali kemudian dicat dengan cat dasar untuk
kemudian baru di cat dengan cat minyak.

IV. PEKERJAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PLUMBING (MEP)

A. PEKERJAAN INSTALASI LISTRIK


Salah satu komponen yang tidak kalah penting adalah instalasi listrik. Pemasangan instalasi
listrik harus sesuai dengan peraturan listrik yang berlaku di Indonesia. Pada tahap ini,
pekerjaan meliputi pengadaan dan pemasangan seluruh komponen-komponen kelistrikan
tidak terkecuali sakelar, stop kontak, lampu, panel listrik, hingga tahap percobaan sampai
listrik dapat menyala dengan baik.

1. PEMASANGAN INSTALASI BOX LIMIT + MCB

Untuk pemasangan MCB pada instalasi listrik adalah sebagai berikut:


 Pasang box MCB di dinding rumah dekat pintu masuk, tempatkan di lokasi yang mudah
dilihat.

 Buat jalur pipa di dinding dari plafon menuju box MCB

 Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB utama

 Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.

 Pasang kabel dari keluaran (output) MCB utama menuju terminal kabel masukan (input)
MCB didalam rumah yang akan dipasang.

 Pasang dan dudukkan MCB pada box MCB, dan pastikan terjepit pada rel yang benar

 Kemudian pasang kabel dari keluaran (output) MCB pembagi di dalam rumah menuju
instalasi listrik di rumah.

 Pastikan kabel terpasang dengan benar dan terikat pada baut terminal MCB dengan
kencang

 Tutup box MCB

 Jika pemasangan instalasi listrik di rumah sudah selesai dan terpasang dengan benar,
maka MCB utama sudah bisa dinyalakan.

2. PEMASANGAN INSTALASI STOP KONTAK

Pemasangan instalasi stop kontak ialah sebgai berikut:


 Buat lubang di dinding untuk tempat pemasangan

 Buat jalur pipa di dinding dari plafon menuju lubang stop kontak

 Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB utama


 Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.

 Pasang kabel fasa, netral dan arde dari jalur sumber listrik pada instalasi listrik yang
sudah ada, menuju lubang stop kontak

 Kemudian pasang stop kontak [ada lubang yang sudah ada

 Pasang kabel fasa, netral dan arde pada baut terminal kabel yang ada pada stop kontak,
untuk posisi kabel arde berada ditengah stop kontak, dan untuk kabel fasa dan netral
dipasang sebelah kanan dan kiri.

 Pastikan baut pengikat kabel sudah terpasang dengan benar dan kencang, dan pastikan
tidak ada inti kabel yang bersentuhan dengan kabel lain maupun benda lainnya.

 Kemudian tutup Kembali stop kontak, dan pastikan semua sudah terpasang dengan benar
sebelum sumber listrik dari MCB utama dinyalakan.

3. PEMASANGAN INSTALASI SAKLAR

Langkah – langkah pemasangan instalasi saklar:


 Buat lubang di dinding untuk tempat pemasangan saklar

 Buat jalur pipa di dinding dari plafon menuju lubang saklar

 Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB utama

 Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.

 Pasang dan sambungkan kabel fasa dari sumber listrik menuju saklar

 Pasang kabel keluaran menuju fitting lampu

 Kemudian pasang ujung ujung kabel tersebut pada baut terminal kabel yang ada pada
saklar

 Jika yang terpasang adalah saklar tunggal, berarti kabel yang diperlukan hanya 2 kabel
yaitu satu kabel dari sumber listrik dan satu kabel lagi menuju fitting lampu

 Jika yang dipasang adalah saklar ganda, berarti kabel yang diperlukan ada 3 kabel, yaitu
satu kabel dari sumber listrik, dan dua kabel lagi dipasang menuju masing masing fitting
lampu.

 Kemudian pastikan kabel sudah terpasang dengan benar, dan terikat kencang pada baut
pengikat.

 Perikasa hasil pemasangan sebelum menyalakan kembali listrik dari MCB utama.

4. PEMASANGAN INSTALASI LAMPU

Langkah – langkah pemasangan instalasi lampu:


 Matikan sumber listrik dengan menurunkan tuas MCB utama

 Pastikan tidak ada lagi arus listrik yang mengalir pada kabel instalasi dengan
menggunakan tespen.

 Pasang kabel netral dari sumber menuju ke tempat pemasangan lampu


 Pasang kabel dari saklar menuju fitting lampu

 Pasang ujung ujung kabel tersebut pada bautterminal yang ada pada fitting lampu
(usahakan kabel fasa dari saklar terpasang pada terminal fitting lampu yang diposisi
tengah)

 Pastikan kabel terpasang dengan benar dan kencang

 Tempelkan fitting lampu pada plafon.

B. PEKERJAAN SANITAIR

Pekerjaan sanitair yang dilakukan meliputi pekerjaan pemasangan pipa air bersih dan air
kotor, pipa buangan air hujan.Pemasangan ini berdasarkan persetujuan pemilik dan dilihat
oleh konsultan pengawas.

Metode Pelaksanaan Pekerjaan 


Pemipaan Instalasi Air Bersih & Air Kotor, adalah sebagai berikut:

Persiapan
 Pembuatan dan pengajuan gambar shop drawing pekerjaan pemipaan instalasi air bersih
dan air kotor.
 Approval material yang akan digunakan.
 Persiapan lahan kerja.
 Sebelum pekerjaan dilaksanakan, terlebih dahulu material kerja dan alat bantu kerja
disiapkan.

Pekerjaan instalasi plumbing air bersih


 Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
 Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve,  fitting dan
accessories lainnya  sesuai  dengan tanda yang sudah dibuat.
 Untuk pipa yang melintasi lantai (terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa   harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
 Pipa yang akan disambung,  bagian ujungnya  harus  dibersihkan  dengan   ampelas 
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
 Khusus untuk sambungan ke sanitary (kran), pipa diberi soket draat luar dan diberi lapisan
seal tape baru disambungkan ke alat sanitair.

Pekerjaan instalasi plumbing air kotor, air bekas dan vent


• Pipa air kotor meggunakan pipas PVC kelas AW yang tahan terhadap tekanan 10 bar,
penyambungan pipa menggunakan lem PVC yang kuat sehingga tidak mudah bocor.
• Tentukan dan beri tanda jalur instalasi dan titik outletnya.
• Pasang pipa PVC kelas AW (diameter sesuai gambar kerja) beserta gate valve, fitting
dan accessories lainnya sesuai dengan tanda yang sudah dibuat.
• Pasangan clean out dan accessories lainnya.
• Pipa PVC yang horizontal digantung pada plat lantai beton menggunakan besi siku dan
pipa diikat pada besi siku supaya tidak bergerak saat menerima beban air.
• Pipa air kotor vertikal ditanam pada dinding, dikerjakan pada saat dinding belum
diplester + aci. Pipa yang ditanam di dinding harus diklem supaya tidak bergerak saat
menerima beban air.
• Untuk pipa yang melintasi lantai terutama lantai dasar, maka kedalaman pipa harus
cukup, minimal 50 cm supaya tidak mudah pecah.
• Pipa yang akan disambung, bagian ujungnya harus dibersihkan dengan ampelas
supaya sambungan dapat lengket dengan kuat.
• Untuk lantai dasar, pipa air hujan diberi bantalan yang cukup kuat agar sambungan tidak
kendor akibat beban air hujan yang dapat menyebabkan kebocoran.
• Pemasangan vent out untuk instalasi pipa air kotor padat.
• Pemasangan roof drain untuk instalasi pipa air hujan.
• Buat sumur resapan dan bak kontrol.

V. PEKERJAAN INTERIOR
Pekerjaan interior rumah (kitchen set) atau dalam hal ini meja dapur.
1. Pekerjaan dinding bata ringan
Pelaksanaan untuk pemasangan meja dapur (kitchen set) diawali dengan membuat dudukan
beton nantinya, bata ringan dibuat sebagai pondasi meja. Pemasangan dinding bata
mengikuti detail gambar perencanaan yang sudah disiapkan. Pemasangan bata harus
dipasang seperti susunan tangga agar tak mudah roboh.

2. Pasangan plat beton


Plat beton berfungsi sebagai struktur yang menahan beban diatasnya, plat beton duduk diatas
pasangan bata ringan yang sudah dibuat sebelumnya.
Berikut adalah langkah pelaksanaan plat meja dapur:
 Pastikan dudukan untuk beton sudah siap diberikan beban
 Terlebih dahulu membuat cetakan untuk dimensi betonnya (persiapan pemasangan
bekisting)
 Pemasangan besi hanya menggunakan satu layer
 Besi yang sudah dirakit dipasang diatas bekisting
 Pengecoran juga memperhatikan lokasi pembuangan air nantinya, serta dudukan
untuk posisi wastafel
 Campuran mutu beton 1pc : 2 ps : 3 kr
 Pastikan setiap detail dimensi pengecoran sesuai dengan gambar kerja

3. Pekerjaan plesteran dan acian


Pekerjaan plesteran dilakukan setelah material dinding yang akan diplester sudah kering.
4. Pasangan keramik
Pemasangan keramik dilakukan sebagai finishing atau pekerjaan akhir dari kitchen set, untuk
memberikan nilai estetika dan kerapian dari produk tersebut

VI. PEKERJAAN EKSTERIOR


1. SEPTICTANK

Septic tank berkaitan erat dengan aktivitas biologis seluruh penghuni rumah. Agar tidak
mudah penuh dan mampat, diperlukan rancangan yang tepat. Rancangan dan pemeliharaan
yang tidak tepat, dapat membuat septic tank tidak berfungsi dengan baik.
Septic tank adalah sistem sanitasi yang terdiri dari pipa saluran dari kloset, bak
penampungan kotoran cair dan padat, bak resapan, serta pipa pelepasan air bersih dan
udara. Agar septic tank tidak mudah penuh dan mampat, perlu diperhatikan hal-hal berikut:

Kemiringan pipa. Kemiringan menentukan lancar tidaknya proses pembuangan limbah.


Selisih ketinggian kloset dan permukaan air bak penampung kotoran, sebaiknya sebesar
mungkin. Agar mengalir lancar, kemiringan pipa minimal 2%, artinya setiap 100cm
terdapat perbedaan ketinggian 2cm.

Pilih pipa saluran yang tepat. Pipa saluran sebaiknya berupa pipa PVC. Ukuran minimalnya
adalah 4 inci. Rumah yang memiliki banyak toilet, sebaiknya menggunakan diameter pipa
yang lebih besar. Buatlah saluran dengan lurus tanpa belokan, karena belokan atau sudut,
rentan mampat.
Sesuaikan kapasitas dengan kebutuhan. Untuk rumah tinggal dengan jumlah penghuni
hingga empat orang, cukup dibuat septic tank dengan ukuran 1,5mx1,5mx2m. Bak endapan
dan sumur resapan bisa dibuat dengan ukuran 1mx1mx2m. Semakin banyak penghuni
rumah, semakin besar ukuran yang dibutuhkan.

Bak harus kuat dan kedap air. Dinding, dasar, dan penutup bak utama harus kedap air, agar
limbah tidak mencemari lingkungan. Bak endapan dan resapan sebaiknya memiliki dasar
berupa campuran kerikil dan pasir.

Spesifikasi bahan untuk pembuatan septic tank tersebut antara lain:


 dinding septic tank terbuat dari pasangan batu bata 1pc: 4 ps
 Penutup septictank terbuat dari beton bertulang dengan ketebalan 12 cm sehingga
kuat menahan beban kendaraan melintas diatasnya.
 resapan terbuat dari pasir, batu kosong dan tanah urug.

2. PROFIL TANKI AIR


a. Penggalian tanah
Pengalian dilakukan sesuai dengan gambar rencana pondasi dan telah mendapat
persetujuan dari pengawas. Bidang horizontal galian tanah harus mempunyai jarak yang
lebih besar dari lebar pondasi, hal ini berfungi untuk memungkinkan pemasangannya,
penopangan dan lain-lain. Kedalaman galian harus sesuai dengan gambar rencana.

Tanah hasil galian ditumpuk ditempat yang telah ditentukan oleh pengawas, karena tanah
tersebut akan dipakai kembali.

b. Pengurugan Pasir
Permukaan tanah yang sudah digali diatasnya diberikan pasir urug, kemudian dipadatkan
dengan menggunakan alat stamper. Urugan pasir ini berfungsi untuk menstabilkan
permukaan tanah asli dan menyebarkan beban. Urugan Pasir dipadatkan perlapis hingga
mencapai ketebalan Urugan Pasir yang sesuai dengan gambar kerja dan spesifikasi teknis
yang ada yaitu sekitar 5 cm.

c. Pekerjaan Aanstamping/Batu Kosong


Setelah pengurugan lapisan pasir, kemudian dilanjutkan dengan pekerjaan pemasangan
batu kosong. Pemasangan batu kosong ini dilakukan agar material pondasi tidak
bersentuhan langsung dengan tanah. Ketebalan batu kosong disesuaikan dengan gambar
kerja

d. Pondasi Batu Kali Camp. 1 Pc : 4 Ps


Pasangan pondasi batu kali dikerjakan pada lubang galian tanah yang telah
dikerjakan sebelumnya Adapun tahapannya adalah sebagai berikut :
 Penyiapan bahan, alat dan tenaga kerja
 Batu gunung/kali disusun sedemikian rupa sehinggga dudukannya kokoh serta
terikat baik satu sama lainnya dengan adukan
 Pondasi batu kali harus berbentuk trapesium dengan dimensi sebagaimana
ditunjukkan pada gambar kerja

e. Tiang Menara Kayu Lokal


Langkah – langkah pemasangan tiang menara kayu:
 Material kayu harus cukup kering dan permukaan tidak ada cacat atau retakan
 Ukuran dimensi kayu mengikuti pada gambar kerja
 Kayu yang telah disiapkan untuk dipasang, terlebih dahulu ditanam pada pondasi
batu kali sesuai dengan keterangan gambar kerja
 Pemasangan tiang kayu harus tegak lurus

f. Balok Kayu Lokal


Langkah – langkah pemasangan balok kayu:
 Material kayu harus cukup kering dan permukaan tidak ada cacat atau retakan
 Ukuran dimensi kayu mengikuti pada gambar kerja
 Pemasangan balok kayu harus saling berikatan dengan tiang kolom kayu yang
telah terpasang
 Pemasangan balok kayu harus siku dengan tiang kolom kayu

Anda mungkin juga menyukai