Disusun Oleh :
SARI INDAH KESUMA
1921312010
Dosen Pengampu :
Dr. Ns. Meri Neherta, S.Kep, M.Biomed
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa karena berkat
limpahan rahmat dan karunia-nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini
tepat pada waktunya. Makalah ini membahas tentang “Promosi Kesehatan Tentang
Penatalaksanaan diet pada anak dengan GGK” sebagai landasan utama bahan
pembelajaran pada mata kuliah peminatan keperawatan anak dalam konteks keluarga.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan ini dapat teratasi. Oleh
karena itu, penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyusun makalah ini..
Akhir kata, semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua.
Terutama bagi teman-teman keperawatan anak, dan diharapkan agar dapat
memberikan masukan dan saran untuk makalah ini sehingga menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
2
Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
I. LATAR BELAKANG
Penyakit dengan gagal ginjal dapat meningkatkan risiko kematian bagi
penderitanya. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik
yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara yang
sedang berkembang (Raka, 2017).
Indonesia merupakan negara berpenduduk terbesar keempat di dunia setelah
Cina, India dan Amerika Serikat. Saat ini, tidak banyak penelitian epidemiologi
tentang prevalensi infeksi saluran kemih pada penyakit ginjal kronik di Indonesia.
Menurut Rahardjo dalam Raka (2017), diperkirakan jumlah penderita gagal ginjal
kronik terus meningkat dan diperkirakan pertumbuhannya sekitar 10 % setiap tahun.
Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang disebabkan
penurunan fungsi ginjal akibat berbagai penyakit ginjal yang kronik, yang
berkembang secara progresif dan irreversible. Gagal ginjal kronik dinyatakan apabila
nilai tes klirens kreatinin (TKK) sama atau kurang dari 25 ml/menit (Prodjosudjadi
dalam Harahap, 2016).
Menurut Price dalam Harahap (2016) gagal ginjal kronik merupakan
perkembangan gagal ginjal yang progresif dan lambat, biasanya berlangsung
beberapa tahun. Selain itu, akibat penyakit yang menahun ini, menimbulkan gejala
klinis yang merugikan pada keseluruhan sistem tubuh yang lain dan diantaranya
adalah terkait penurunan fungsi imun tubuh. Sistem imunologi tubuh manusia
3
berfungsi untuk mempertahankan tubuh dari serangan patogen (mikroorganisme
penyebab penyakit seperti virus dan bakteri) dan kekurangan fungsi tersebut akibat
kelainan pada proses metabolisme tubuh pada pasien penyakit ginjal kronik akan
meningkatkan resiko terkenanya infeksi (Kato, et al dalam Harahap, 2016).
Keadaan GGK tentunya sangat mengkhawatirkan bila tidak di tangani, dalam
hal ini di perlukan adanya ahli kesehatan yang menangani pengaturan masalah
tersebut khususnya dalam hal pengaturan pola makan pada PGK. Penelitian keadaan
gizi pasien anak GGK dengan Tes Kliren Kreatinin (TKK) ≤ 25 ml/mt yang diberikan
terapi konservatif, dijumpai 50 % dari 14 pasien dengan status gizi kurang. (Kato et al
dalam Harahap, 2016).
Faktor penyebab gizi kurang pada anak dengan GGK antara lain adalah
asupan makanan yang kurang sebagai akibat dari tidak nafsu makan, mual dan
muntah. Untuk mencegah penurunan dan mempertahankan status gizi, perlu perhatian
melalui monitoring dan evaluasi status kesehatan serta asupan makanan oleh tim
kesehatan. Oleh karena itu di perlukan adanya penatalaksanaan diet pada pasien PGK
yang betujuan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi agar mencapai status gizi optimal,
pasien dapat beraktivitas normal, menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit, yang
pada akhirnya mempunyai kualitas hidup yang cukup baik.
A. Tujuan Umum
Setelah di berikan penyuluhan selama ± 40 menit, tentang penatalaksanaan diet
pada anak dengan Gagal Ginjal Kronik dirumah dengan baik dan benar.
4
4. Menentukan menu diet yang sesuai bagi penderita penyakit ginjal kronik
yang menjalani terapi konservatif
IV. METODE
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
5
WAKTU TAHAP RESPON
15 menit - Pelaksanaan : Penyampaian
materi
1. Keluarga mengetahui
1. Menjelaskan pengertian pengertian dan
dan klasifikasi stadium klasifikasi stadium pada
pada ginjal kronik. ginjal kronik.
2. Menjelaskan pengelolaan 2. Keluarga mengetahui
pada pasien yang terkena pengelolaan pada pasien
penyakit ginjal kronik. yang terkena penyakit
3. Menjelaskan jenis-jenis ginjal kronik.
diet pada Penderita Ginjal 3. Keluarga mengetahui
Kronik. jenis-jenis diet pada
4. Menjelaskan menu diet Penderita Ginjal
yang sesuai bagi penderita Kronik.
penyakit ginjal kronik 4. Keluarga mengetahui
yang menjalani terapi menu diet yang sesuai
konservatif. bagi penderita penyakit
ginjal kronik yang
menjalani terapi
konservatif.
- Tanya Jawab :
o Peserta bertanya kepada
o Memberikan kesempatan
perawat.
kepada peserta untuk
bertanya
T
1.
6
WAKTU TAHAP RESPON
10 menit - Evaluasi :
Menanyakan kembali hal-hal Peserta dapat menjawab
yang sudah dijelaskan pertanyaan.
mengenai penatalaksanaan diet
pada anak dengan GGK
5 menit - Penutup :
Menutup pertemuan dengan Peserta mendengarkan.
1.
VII. EVALUASI
a. Persiapan :
1. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penkes
2. Media sudah siap 1 hari sebelum penkes
3. Tempat sudah siap 2 jam sebelum penkes
4. SAP sudah siap 1 hari sebelum penkes
b. Proses :
1. Keluarga datang tepat waktu
2. Keluarga memperhatikan penjelasan perawat
3. Keluarga aktif bertanya atau memberikan pendapat
4. Media dapat digunakan secara efektif
c. Hasil :
7
1. Keluarga menjelaskan pengertian dan klasifikasi stadium pada ginjal kronik.
2. Keluarga menjelaskan pengelolaan pada pasien yang terkena penyakit ginjal
kronik.
3. Keluarga menjelaskan jenis-jenis diet pada Penderita Ginjal Kronik.
4. Keluarga menjelaskan menu diet yang sesuai bagi penderita penyakit ginjal
kronik yang menjalani terapi konservatif.
8
a) Definisi Gagal Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik merupakan suatu keadaan patologis dengan penyebab
yang beragam, mengakibatkan penurunan fungsi ginjal secara progresif dan
kemudian berakhir pada gagal ginjal tahap akhir. Penyakit ginjal tahap akhir adalah
suatu keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal kronik ireversibel
yang sudah mencapai tahapan dimana penderita memerlukan terapi pengganti ginjal,
berupa dialisis atau transplantasi ginjal (Suwitra dalam Harahap, 2016 ).
Menurut Prodjosudjadi dalam Harahap (2016) Gagal ginjal kronik adalah
suatu keadaan menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) yang bersifat tidak
reversibel, dan terbagi dalam beberapa stadium sesuai dengan jumlah nefron yang
masih berfungsi. Gagal Ginjal Kronik (GGK) dapat terjadi apabila laju filtrasi
glomerulus kurang dari 50 ml/menit/1.73m2 luas permukaan tubuh, oleh karena
dibawah kadar fungsi ginjal tersebut gangguan asidosis metabolik dan
hiperparatiroidisme sekunder telah tampak nyata, pertumbuhan mulai terganggu, dan
progresivitas penurunan fungsi ginjal akan terus berlanjut.
b) Klasifikasi GGK
Menurut Rindiastuti (2017) pada pasien dengan penyakit ginjal kronik,
klasifikasi stadium ditentukan oleh nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang
lebih tinggi menunjukkan nilai laju filtrasi glomerulus yang lebih rendah, yaitu:
1. Stadium 1 adalah kerusakan ginjal dengan fungsi ginjal yang masih
normal.
2. Stadium 2 kerusakan ginjal dengan penurunan fungsi ginjal yang ringan.
3. Stadium 3 kerusakan ginjal dengan penurunan sedang fungsi ginjal.
4. Stadium 4 kerusakan ginjal dengan penurunan berat fungsi ginjal
5. Stadium 5 adalah gagal ginjal.
9
Pengkajian klinik menentukan jenis penyakit ginjal, adanya penyakit
penyerta, derajat penurunan fungsi ginjal, komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal,
faktor risiko untuk penurunan fungsi ginjal, dan faktor risiko untuk penyakit
kardiovaskular. Pengelolaan meliputi:
1. terapi penyakit ginjal
2. pengobatan penyakit penyerta
3. penghambatan penurunan fungsi ginjal
4. pencegahan dan pengobatan penyakit kardiovaskular
5. pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal
6. terapi pengganti ginjal dengan dialisis atau transplantasi jika timbul gejala
dan tanda uremia Stadium dini penyakit ginjal kronik dapat dideteksi
dengan pemeriksaan laboratorium.
10
Pilih makanan dengan potasium rendah, Ahli diet menyarankan agar
mengonsumsi makanan dengan kandungan potasium rendah, setiap kali
makan.
Makanan dengan potasium tinggi yang harus dihindari yaitu pisang,
jeruk, kentang, bayam, dan tomat. Sedangkan potasium yang rendah,
yaitu apel, kubis, wortel, kacang hijau, anggur, dan stroberi.
Batasi jumlah protein yang tepat dalam mengonsumsi protein yang
dibutuhkan setiap hari, serta kemudian membuat rekomendasi
berdasarkan jumlah tersebut. Makanan tinggi protein termasuk daging
tanpa lemak, telur, susu, keju, kacang. Sedangkan makanan rendah
protein yaitu sayuran, buah-buahan, roti, dan sereal.
3. Kebutuhan cairan
Bila ureum serum > 150 mg% kebutuhan cairan harus adekuat supaya
jumlah diuresis mencapai 2 L per hari. d. Kebutuhan elektrolit dan mineral
Kebutuhan jumlah mineral dan elektrolit bersifat individual tergantung dari
LFG dan penyakit ginjal dasar (underlying renal disease).
11
DAFTAR PUSTAKA
Akchurin, O. M. (2019) ‘Chronic Kidney Disease and Dietary Measures to Improve
Outcomes’, Pediatric Clinics of North America. Elsevier Inc, 66(1), pp. 247–267. doi:
10.1016/j.pcl.2018.09.007.
Kresnawan ,Triyani (2017). Diet Rendah Protein Dan Penggunaan Protein Nabati
Pada Penyakit Ginjal.
Starr, M. C. and Hingorani, S. R. (2019) 6 - The Pediatric Patient With Chronic Kidney
Disease. Fourth Edition, Chronic Kidney Disease, Dialysis, and Transplantation. Fourth
Edition. Elsevier Inc. doi: 10.1016/B978-0-323-52978-5.00006-9.
12