Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN DENSITAS MASSA

Nama : Fauzan Rahman


NPM : 20410039
Kelas : T2
Jurusan : Teknik Tekstil
Dosen : Muhammad Indra Permana, S.ST.

Fauzan Rahman 20410039 Teknik Tekstil T2


Politeknik STTT Bandung
E-mail : fauzman01@gmail.com
Phone : 089649996894
ABSTRAK
Pada eksperimen ini,akan dilakukan sebuah metode untuk menentukan densitas massa jenis
larutan yaitu dengan menggunakan air murni. Dalam eksperimen ini,praktikan diminta
membuktikan densitas massa dengan menggunakan neraca teknis dan alat alat pengukur
panjang juga pengukur massa.Eksperimen ini bertujuan untuk mengetahui cara mengukur
massa benda,panjang benda dan juga membandingkan panjang-panjang dengan memerhatikan
teori ralat.

Bab 1 PENDAHULUAN

Densitas massa adalah salah satu materi untuk pengaplikasian cara mengukur panjang dan juga
massa. Mengukur densitas massa adalah bertujuan untuk mengetahui cara melakukan panjang
dengan memperhatikan ketelitian yang nantinya diaplikasikan pada teori ralat dengan
menggunakan neraca teknis untuk menentukan densitas massa jenis zat cair,.

Dalam mempelajari eksperimen ini,yaitu menjalankan prinsip Archimides tentang gaya buonant
untuk menentukan massa jenis zat cair,maka penjelasan mekanika newton atau sering disebut
sebagai mekanika klasik dapat digunakan,mekanika klasikadalah teori tentang gerak yang
didasarkan pada konsep massa dan gaya dan hokum-hukum yang menghubungkan konsep-
konsep fisis ini dengan besaran kinematika dan dinamika.

1.1 LATAR BELAKANG


Densitas massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara massa
benda dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika
ukuran benda diubah maka massa jenisnya tetap, hal ini disebabkan oleh kenaikan massa
benda dan kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan kenaikan volume benda atau
massa benda.  Untuk menentukan massa benda dapat dilakukan dengan menimbang benda
tersebut dengan timbangan yang sesuai, seperti neraca ohaus  atau yang lainnya (Halliday,
1991). Densitas massa jenis dapat ditentukan menggunakan prinsip kerja mekanika Newton
yaitu dengan menggunakan prinsip kerja hukum Archimedes (Halliday, 1997) yang berbunyi
“apabila seluruh atau sebagian permukaan benda dimasukan atau dicelupkan kedalam suatu
zat cair maka benda tersebut mengalami suatu gay ke atas yang sama besar dengan berat zat
cair yang dipindahkan.

2 Densitas Massa adalah massa benda tiap volume, secara matematis dapat dirumuskan :
3

Dimana   = massa jenis zat (kg/m3)

m = massa zat (kg)

V = Volume zat (m3)

Satuan massa jenis berdasarkan Sistem,

Internasional (SI) adalah kg/m3 1000 kg/m3 = 1g/cm3 (Anonim1, 2012)

Massa jenis atau kerapatan merupakan karakteristik mendasar yang dimiliki zat. Rapatan
(densitas) adalah sifat fisik dari materi. Rapatan digunakan untuk membandingkan dua zat yang
memiliki volume yang sama (menempati besaran ruang yang sama, tetapi memiliki massa yang
berbeda). Sebuah objek dengan massa per volume yang lebih besar lebih rapat daripada objek
dengan massa per volume yang lebih kecil. Zat yang kurang rapat mengapung di atas zat yang
lebih rapat (Mariana, Z.T, 2012).

Zat atau materi adalah sesuatu yang memiliki massa dan menempati ruang. Ada beragam
jenis zat, salah satu yang membedakannya adalah massa jenisnya. Massa jenis adalah pengukuran
massa setiap satuan volume benda. Semakin tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar
pula massa setiap volumenya. Massa jenis rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi
dengan total volumenya. Sebuah benda yang memiliki massa jenis lebih tinggi akan memiliki
volume yang lebih rendah dari pada benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah
(Mariana, Z.T, 2012).

1.2 TUJUAN PRAKTIKUM


Mahasiswa mengetahui cara mencari massa jenis dari suatu zat (dalam praktikum ini adalah air)
secara teori maupun eksperimen.

BAB II DASAR TEORI


Massa jenis atau densitas adalah pengukuran massa setiap satuan volume benda.  Semakin

tinggi massa jenis suatu benda, maka semakin besar pula massa setiap volumenya.  Massa jenis

rata-rata setiap benda merupakan total massa dibagi dengan total volumenya.  Sebuah benda

memiliki massa jenis lebih tinggi (misalnya besi) akan memiliki volume yang lebih rendah daripada

benda bermassa sama yang memiliki massa jenis lebih rendah (misalnya air).  Satuan SI massa

jenis adalah kilogram per meter kubik (kg/m ).  Massa jenis berfungsi untuk menentukan zat. 

Setiap zat memiliki massa jenis yang berbeda.  Dan suatu zat berapapun massanya, berapapun

volumenya akan memiliki massa jenis yang sama (Soedojo, 1999).

Massa jenis air murni adalah 1 g/cm 3 atau sama dengan 1000 kg/m3. Selain karena

angkanya yang mudah diingat dan mudah dipakai untuk menghitung, maka massa jenis air dipakai

perbandingan untuk rumus ke-2 menghitung massa jenis, atau yang dinamakan 'Massa Jenis

Relatif' ( Anonim2, 1998).

Hubungan antara berat dan massa suatu benda adalah massa ialah ukuran inersia

suatu benda, sedangkan berat ialah gaya berat atau gaya gravitasi suatu benda.Massa dan

berat merupakan besaran yang berbeda, tetapi mempunyai hubungan yang erat

(Soedojo, 1999).

Massa jenis benda padat beraturan adalah Setiap pengukuran besaran fisis umumnya

selalu menemui batas ketelitian dan kesalahan pengukuran (salah baca, parallax, dsb). Setiap alat

ukur mempunyai batas ketelitian dan batas maksimum kemampuan mengukur (batas ukur).

Sebagai contoh alat-alat ukur untuk besaran fisis (panjang, lebar, tebal, jarak, dalam dan

sebagainya) adalah :

a.                Mistar biasa, mempunyai ketelitian 1mm atau kurang.


b.               Jangka sorong mempunyai ketelitian 0.1 mm atau kurang.

c.                Mikrometer sekrup, mempunyai ketelitian 0.01mm atau kurang.

Masa jenis dapat disimpulkan bahwa :

1. Massa jenis merupakan ciri khas suatu benda.

2. Zat yang sama memiliki massa jenis yang sama, berapapun volumenya.

3. Zat yang berbeda umumnya memiliki massa jenis yang berbeda pula ( P u r b a ,

2004).

Massa jenis merupakan nilai yang menunjukkan besarnya perbandingan antara massa

benda dengan volume benda tersebut, massa jenis suatu benda bersifat tetap artinya jika ukuran

dan bentuk benda diubah massa jenis benda tidak berubah. misalnya ukurannya diperbesar

sehingga baik massa benda maupun volume benda makin besar.  Walaupun kedua besaran yang

menunjukan ukuran benda tersebut makin besar tetapi massa jenisnya tetap, hal ini disebabkan

oleh kenaikan massa benda atau sebaliknya kenaikan volume benda diikuti secara linier dengan

kenaikan volume benda atau massa benda (Kanginan, 2002).

m
ρ= (g/cm3)
v

ρ = massa jenis

m = massa (massa balok – massa balok dalam air)

V = Volume

BAB III METODE EKSPERIMEN

3.1 ALAT DAN BAHAN


 Neraca Quodrople Beam Balance
 Beaker Glass 250 ml di isi Air
 Beaker Glass 100 ml Kosong
 Pipet Tetes
 Mikrometer sekrup
 Jangka Sorong
 Penggaris
 Beban-beban

3.2 LANGKAH KERJA


1. Diukur panjang , lebar dan tebal Balok dengan pengukuran berulang kemudian dihitung
volume Balok
2. Dihitung massa Balok
3. Mengukur Massa Beaker Kosong
4. Di ukur massa balok di dalam air
5. Diukur gaya buonant per konstanta percepatan gravitasi
6. Diukur massa kenaikan zat cair dan densitasnya
7. Mengolah Laporan

BAB IV
Data dan Pembahasan
BAB IV
DATA DAN PEMBAHASAN

4.1 Pada perhitungan tunggal didapatkan :


 p = 4 cm
p±∆ p= (4 ± 0,005) cm
 l = 2 cm
l±∆ l= (2 ± 0,005) cm
 t = 3 cm
t±∆ t= (3 ± 0,001) cm
 mT1 = 85 gram
mT1±∆ mT1= (85 ± 0,01) gram
 mT2 = 62,2 gram
mT2±∆ mT2= (62,2 ± 0,01) gram
 mbeker = 47,06 gram
mbeker ± ∆ mbeker=(47,06± 0,01) gram
 mtotal(beker + air) = 58,66 gram
mtotal ± ∆ mtotal=(58,66± 0,01) gram
 dtabung= 4,645 cm
dtabung±∆d = (4,645 ± 0,005 ) cm
 rtabung= 2,32 cm
rtabung±∆r = (2,32 ± 0,005 ) cm
 t(tinggi air) = 0,485 cm
t±∆ t= (0,485 ± 0,005) cm

4.2 Menghitung Densitas Secara Teori


 Volume Air
V = p.l.t
=4x2x3
= 24 cm3

∆V = |∂V∂p ∆ p|+|∂∂Vl ∆l|+|∂V∂t ∆ t|


¿|∂∂pltp ∆ p|+|∂∂lplt ∆ l|+|∂∂pltt ∆ t|
¿|¿ ∆ p|+| pt ∆ l|+| pl ∆ t|

¿|2 . 3(0,005)|+|4 .3 (0,005)|+|4 .2(0,001)|

¿ 0,03 + 0,06 + 0,008

∆ V =0,098 cm3

∆v
AP= × 100 %
v
0,098
¿ ×100 %
24
AP=0,41 % …(48)
A.P 0,2< A.P < 10% = 3 angka penting

( V ± ∆ V )=( 24 ± 0,098 ) cm 3.

 Massa Balok secara teori

mT1±∆ mT1= (85 ± 0,01) gram


∆ mT 1
AP= ×100 %
mT 1
0,01
¿ ×100 %
85
AP=0,011 %
A.P < 0,1% = 4 angka penting

mT2±∆ mT2= (62,2 ± 0,01) gram


∆ mT 2
AP= ×100 %
mT 2
0,01
¿ ×100 %
62,2
AP=0,016 %
A.P < 0,1% = 4 angka penting

m teori ¿ m t 1−m t 2

¿ 85 – 62,2

mteori =22,8 gr am

∆m
AP= ×100 %
m
0,01
¿ ×100 %
22,8
AP=0,043 %
A.P < 0,1% = 4 angka penting

( m± ∆ m )teori =( 22,8 ± 0,01 ) gram.

 Densitas secara teori

m 22,8 gr
ρ= = =0,95 3
V 24 cm

∆ ρ= |∂∂mρ ∆ m|+|∂∂Vρ ∆ V|
∂ mV −1 ∂ mV −1
¿ | ∂m
∆m +
∂V || ∆V |
¿ |V1 ∆ m|+|Vm ∆ V| 2

1 22,8
¿ | 24 ||
0,01 +
24 2
0,098
|
¿ 0,00042+0,0039
gr
∆ ρ=0,00432
cm 3

∆ρ
AP= × 100 %
ρ
0,00432
¿ ×100 %
0,95
AP=0,45 %
A.P 0,2< A.P < 10% = 3 angka penting

gr
( ρ ± ∆ ρ )=( 0,95 ± 0,00432 )
cm3

4.3 Menghitung Densitas Secara Eksperimen


 Volume Air
V =π r 2 t
¿ 3,14. 2,322 .0,485

¿ 8,197 cm ³

∆V = |∂V∂r ∆ r|+|∂∂tV ∆ t|
∂ π r2 t ∂ π r2 t
¿| ∂r
∆r +|| ∂t
∆t |
¿|πrt ∆ r|+|π r 2 ∆ t|

¿|3,14 . 2,32 .0,485 . 0,005|+|3,14 .2,322 . 0,005|

¿ 0,0176+0,0845

∆ V =0,1021 cm ³

∆v
AP= × 100 %
v
0,1021
¿ ×100 %
8,197
AP=1,24 % …(16)
A.P 0,2< A.P < 10% = 3 angka penting

( V ± ∆ V ) eks=( 8,197 ±0,1021 ) cm3…

 Massa zat

meks =mtotal−mbeker

¿ 58,66−47,06

m eks =11,6 gr am

∆m
AP= ×100 %
m

0,01
¿ ×100 %
11,6
AP=0,08 % …(18)
A.P < 0,1% = 4 angka penting

( m± ∆ m ) eks=( 11,6 ± 0,01 ) gram

 Densitas secara eksperimen

m 11,6 gr
ρ= = =1,415 3
V 8,197 cm

∆ ρ= |∂∂mρ ∆ m|+|∂∂Vρ ∆ V|
∂ mV −1 ∂ mV −1
¿| ∂m
∆m + ||
∂V
∆V |
1 m
¿| ||V
∆m + 2 ∆V
V |
1 11,6
¿|8,197 0,01|+
|8,197 0,1021
2|
¿ 0,0012+0,0176

gr
∆ ρ=¿ 0,0188
cm3

∆ρ
AP= × 100 %
ρ
0,0188
¿ ×100 %
1,415
AP=1,32 %
A.P 0,2 < A.P < 10% = 3 angka penting

gr
( ρ ± ∆ ρ ) eks=( 1,415 ±0,0188 )
cm3

gram
4.4 Literatur Densitas Massa Jenis Air : 1,0
cm3

Analisis: Berdasarkan praktikum hasil perhitungan yang didapatkan menunjukkan


hasil yang berbeda baik perhitungan massa maupun densitas massa jenis antara teori
dengan percobaan. Hal ini dapat terjadi akibat kurang telitinya praktikan dalam melakukan
perhitungan praktikum dan dalam memperhatikan kenaikan zat cair. Serta air yang
digunakan tidak disterilkan terlebih dahulu, jika air yang digunakan untuk praktikum
diambil di daerah perkotaan yang padat akan kendaraan tentunya besar kemungkinan air
tercemar oleh polusi timbal sehingga mempengaruhi massa jenis air tersebut. Sedangkan,
piringan neraca teknis saat ditimbang dalam keadaan tidak diberi beban menghasilkan nilai
yang berbeda-beda tiap penghitungan densitas massa zat air murni.

BAB V

KESIMPULAN

Secara Teori Dapat kita kita ketahui sebgai :


 Volume Air ( V ± ∆ V )=( 24 ± 0,098 ) cm 3.
 Massa Balok ( m± ∆ m )teori =( 22,8 ± 0,01 ) gram.
gr
 Densitas ( ρ ± ∆ ρ )=( 0,95 ± 0,00432 )
cm 3

Secara Eksperimen dapat kita ketahui sebagai Berikut :

 Volume Air ( V ± ∆ V ) eks=( 8,197 ±0,1021 ) cm3


 Massa Zat ( m± ∆ m ) eks=( 11,6 ± 0,01 ) gram
 Densitas ( ρ ± ∆ ρ ) eks=( 1,415 ±0,0188 )

Adanya Perbedaan karna kurang telilit nya sebuah Eksperimen Yang dilaksanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim1. 2012. Massa Jenis. http://www,scribd.com.


Anonim2, 1998. Massa Jenis dan Berat Jenis. http:www.Blogger.com.
Halliday, 1991. Fisika Jilid I (terjemahan). Erlangga. Jakarta.

Kanginan, M. 2002 . Fisika . Grafindo. Jakarta.

Mariana, Z.T. 2012. Penuntun Praktikum Fisika Pertanian. Fakultas Pertanian.

Banjarbaru Purba, 2004 M. Fisika untuk SMA Kelas XII. 2004. Erlangga. Jakarta.

Soedojo, P. 1999. Fisika dasar. PT Ganeca Exact. Yogyakarta

http://pronak11.blogspot.co.id/2013/04/laporan-praktikum-fisika-dasar.html

Anda mungkin juga menyukai