Anda di halaman 1dari 38

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


Jalan Pemuda No. 134 Semarang Kode Pos 50132 Telepon (024) 3515301,
Faxim ile (024) 352007 1, Laman https://odk.jatenq prov. qo. id
Surat Elektronik : disdikbud@atengprov. go. id

Semarang, 5 Januari 202L

Kepada
Yth. Kepala SMA, SMK, dan SLB
se Jawa Tengah
di -
TEMPAT
SURAT EDARAN
NOMOR : 443.2100606

TENTANG

PENEGASAN UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN DAN PENYEBARAN


covlD-lg DI LINGKUNGAN SATUAN PENDIDIKAN SMA, SMI(, DAN SLB Dr
PROVINSI JAWA TENGAH

Menindaklanjuti Surat Edaran kami tanggal 30 Desember 2020 nomor


443.21t2966 tentang Kegiatan Belajar Mengajar Semester Genap Tahun Ajaran
202012021 Pada Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa Tengah, dan
dengan mempertimbangkan potensi risiko penularan dan penyebaran Covid-19 masih
dalam tingkatan mengkhawatirkan, bersama ini kami tegaskan kembali hal-hal
sebagai berikut :
1. Pada prinsipnya penyelenggaraan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) masih tetap
diselenggarakan dengan metode Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ), dan satuan
pendidikan diminta menunda menyelenggarakan pembelajaran tatap
muka.
2. Bagi satuan pendidikan yang telah menyelenggarakan pembelajaran tatap muka
namun belum memperoleh izin oleh pihak yang berwenang, maka diminta
untuk menghentikan pembelajaran tatap muka dan selanjutnya kembali ke
metode PJJ.
3. Kegiatan simulasi persiapan pembelajaran tatap muka untuk sementara
dihentikan sampai dengan pemberitahuan lebih lanjut, dan masing-masing satuan
pendidikan untuk lebih memantapkan berbagai tahapan yang diperlukan guna
mewujudkan layanan penyelenggaraan pendidikan yang menempatkan
keselamatan dan kesehatan sebagai prioritas utama.
4. Sebagai bentuk dan upaya pencegahan penularan dan penyebaran Covid-
t9 diminta kepada semua Kepala Sekolah untuk :
a. Menjamin tidak terdapat kegiatan di lingkungan satuan pendidikan
yang bertentangan dengan upaya pencegahan penularan dan penyebaran
Covid-19.
b. Melakukan penyemprotan dengan cairan disinfektan secara rutin
terhadap ruang dan fasilitas sekolah.
c. Melakukan pengaturan piket guru dan tenaga kependidikan dengan
rasio yang disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat prioritas tugas yang
harus diselesaikan di sekolah.
d. Memberikan penegasan kepada seluruh guru, tenaga kependidikan,
dan tenaga administrasi untuk :
1) Melakukan pembatasan mobilitas dan memberlakukan pemberian
izin dengan amat ketat terhadap guru, tenaga kependidikan dan tenaga
administrasi yang akan melakukan perjalanan ke Iuar kota lluar wilayah.
2) Memberlakukan aturan bagi guru, tenaga kependidikan dan tenaga
administrasi yang mendapatkan izin untuk melaksanakan rapid tes
antigen/tes usab (swab) sebelum dan setelah perjalanan luar kota/luar
wilayah;
3) Membentuk dan mengoptimalisasikan Satgas Covid-19 di tingkat
Satuan Pendidikan, dan sekaligus mengkampanyekan kepatuhan terhadap
pelaksanaan protokol kesehatan;
4) Menghimbau guru, tenaga kependidikan dan tenaga administrasi untuk
tidak menghadiri/mendatangi tempat dan/atau acara yang memiliki potensi
terjadinya kerumunan yang merupakan pelanggaran terhadap protokol
kesehatan, antara lain : acara pernikahan, wisata, mall, restoran, dll.

5. Terhadap pelaksanaan Surat Edaran ini, seluruh Kepala Sekolah diminta secara
terus menerus memperhatikan berbagai upaya pencegahan penularan dan
penyebaran Covid-l9, serta menyampaikan laporan secara berjenjang terhadap
setiap kejadian yang timbul sebagai dampak penularan dan penyebaran Covid-19
sekaligus melakukan update data melalui https:lldataguru.pdkjateng.go.id.

6. Terlampir bersama ini disampaikan Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan


Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah Nomor 4201L2975 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran larak lauh Pada Satuan Pendidikan SMA, SMK,
dan SLB Provinsi Jawa Tengah, untuk dapat dipedomani dalam penyelenggaraan
PJJ.

Demikian untuk dipedomani dan dilaksanakan sebagaimana mestinya

PIt. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


PROVINSI JAWA TENGAH
ng Pembinaan SMK,

DISDIKBU

binaTingkat I
NrP. 19710703 199512 1 001

TEMBUSAN :
1. Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI;
2. Gubernur Jawa Tengah;
3. Wakil Gubernur Jawa Tengah;
4. Ketua DPRD Provinsi Jawa Tengah;
5. Pj. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah;
6. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19
Provinsi Jawa Tengah;
7. Ketua Dewan Pendidikan Provinsi Jawa Tengah;
B. Kepala Perwakilan Ombudsman Jawa Tengah;
9. Asisten Pemerintahan dan Kesra SEKDA Provinsi Jawa Tengah;
10. Asisten Administrasi SEKDA Provinsi Jawa Tengah;
11. Bupati/Walikota se Jawa Tengah;
12. Kepala Kantor Wilayah Kemenag Provinsi Jawa Tengah;
13. Inspektur Provinsi Jawa Tengah;
14. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah;
15. Kepala Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Jawa Tengah;
16. Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-l9
Kabupaten/Kota se Jawa Tengah;
17. Kepala LPMP Provinsi Jawa Tengah;
18. Sekretaris, Para Kepala Bidang, dan Para Kepala Balai/UPT
di Lingkungan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi lawa Tengah;
19. Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah I - XIII
Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah;
20. Pengawas SMA/SMK/SLB pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah.
21. Pertinggal;
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR : 420/12975

TENTANG

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA


SATUAN PENDIDIKAN SMA, SMK, DAN SLB PROVINSI JAWA TENGAH

KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


PROVINSI JAWA TENGAH,

Menimbang : a. bahwa dengan mempertimbangkan kondisi


kedaruratan pandemi Covid-19, maka
penyelenggaraan pembelajaran pada satuan
pendidikan SMA, SMK, dan SLB di Provinsi Jawa
Tengah masih tetap dengan menerapkan metode
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ);

b. bahwa mempertimbangkan ketentuan diktum KESATU


Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612
Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, dan
Nomor 119/4536/SJ Tahun 2020 tanggal 7 Agustus
2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun
2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, dan Nomor
119/4536/SJ Tahun 2020 tanggal 15 Juni 2020
tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Pada
Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19), pembelajaran tatap muka belum
dapat sepenuhnya diselenggarakan maka diperlukan
Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) Pada Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB
Provinsi Jawa Tengah guna menjamin penyelenggaraan
layanan pembelajaran yang memberikan prioritas
kesehatan dan keselamatan bagi warga satuan
pendidikan;

c bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud pada huruf a, perlu menetapkan Keputusan
Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Jarak Jauh pada Satuan Pendidikan
SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang


Pembentukan Provinsi Jawa Tengah (Himpunan
Peraturan-Peraturan Negara Tahun 1950 hal.8692);
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 78, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4301);
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5587)
sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 5679);
4. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 41, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4960)
sebagaimana telah diubah beberapa kali dan terakhir
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015
tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2015 Nomor 71, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5410);
5. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010
Nomor 23, Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5105), sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun
2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 112, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5157);
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020
tentang Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam
Rangka Percepatan Penanganan Corona Virus Disease
2019 (Covid-19) (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2020 Nomor 91, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 6487);
7. Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang
Penetapan Kedaruratan Kesehatan Masyarakat
Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9
Tahun 2016 tentang Pembentukan Dan Susunan
Perangkat Daerah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Tahun 2016);
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1
Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Pendidikan
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2019
Nomor 1, Tambahan Lembaran Daerah Provinsi Jawa
Tengah Nomor 106);
10. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612
Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020,
dan Nomor 119/4536/SJ Tahun 2020 tanggal 7
Agustus 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan
Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan,
Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri
Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun
2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, dan
Nomor 119/4536/SJ Tahun 2020 tanggal 15 Juni
2020 tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran
Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19).
11. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI
Nomor 719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi
Khusus;
12. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 48 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
(Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah Tahun 2018
Nomor 48);
13. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 49 Tahun
2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Cabang Dinas
Pada Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah (Lembaran Daerah Provinsi Jawa Tengah
Tahun 2018 Nomor 49);
14. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI
Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19);
15. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 360/3
Tahun 2020 tentang Penetapan Status Tanggap
Darurat Corona Virus Disease 2019 (Covid-19) di
Provinsi Jawa Tengah;
16. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Selaku Ketua Gugus
Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi
Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2020 tentang Pedoman
Bagi Masyarakat Dalam Rangka Perisiapan Menuju
Pemulihan Bencana Covid-19 di Provinsi Jawa
Tengah;
17. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020
tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar Dari Rumah
selama Darurat Bencana Covid-19;

MEMUTUSKAN

Menetapkan :

KESATU : Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan


Provinsi Jawa Tengah Tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) pada satuan pendidikan
SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah.
KEDUA : Panduan sebagaimana dimaksud dalam diktum KESATU
tercantum dalam Lampiran keputusan yang merupakan
bagian tidak terpisahkan dari Keputusan Kepala Dinas
Pendidikan Dan Kebudayaan ini.

KETIGA : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan


apabila terdapat kekeliruan di kemudian hari akan
dilakukan perbaikan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Semarang
Pada tanggal 30 Desember 2020

Plt. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Bidang Pembinaan SMK

HARI WULJANTO

SALINAN : Keputusan ini disampaikan kepada :


1. Gubernur Jawa Tengah;
2. Wakil Gubernur Jawa Tengah;
3. Sekretaris Daerah Provinsi Jawa Tengah;
4. Inspektur Provinsi Jawa Tengah;
5. Kepala Biro Hukum SETDA Provinsi Jawa Tengah;
6. Sekretaris, Para Kepala Bidang, dan Kepala Cabang Dinas Pendidikan
Wilayah I – XIII Di Lingkungan Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Tengah;
7. Pengawas Satuan Pendidikan SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah;
8. Para Kepala SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah;
LAMPIRAN
KEPUTUSAN KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN
KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH

NOMOR : 420/12975

TENTANG
PANDUAN PENYELENGGARAAN
PEMBELAJARAN JARAK JAUH PADA SATUAN PENDIDIKAN
SMA, SMK, DAN SLB PROVINSI JAWA TENGAH
KATA PENGANTAR

Pandemi Covid-19 telah mengubah model pembelajaran di semua satuan


pendidikan dari yang semula diselenggarakan secara tatap muka dengan
kehadiran peserta didik di sekolah menjadi model Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) dan siswa mengikuti pembelajaran melaui Belajar Dari Rumah (BDR).
Perubahan model pembelajaran ini bertujuan 1) pencegahan penularan dan
penyebaran Covid-19 yang cenderung semakin meluas, sehingga
diperlukan pembatasan interaksi fisik, 2) menjamin kesehatan dan
keselamatan warga pendidikan sebagai yang utama dalam layanan dan
penyelenggaraan pendidikan, dan 3) Memelihara motivasi belajar tidak
boleh melemah dalam kondisi dan dalam suasana apapun.

Perubahan model pembelajaran dimaksud tentu harus tetap berpedoman


pada berbagai kebijakan yang telah ditetapkan secara nasional maupun
daerah, antara lain harus berpedoman pada Keputusan Bersama Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan, dan
Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor
HK.01.08/Menkes/502/2020, dan Nomor 119/4536/SJ Tahun 2020
tanggal 7 Agustus 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri Kesehatan,
dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020,
Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, dan Nomor 119/4536/SJ Tahun
2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19),
Intruksi Gubernur Jawa Tengah Selaku Ketua Gugus Tugas Percepatan
Penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah Nomor 2 Tahun 2020
tentang Pedoman Bagi Masyarakat Dalam Rangka Persiapan Menuju
Pemulihan Bencana Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah, maupun kebijakan
teknis sebagaimana diatur dalam Surat Edaran Mendikbud Nomor 4 Tahun
2020 Tanggal 24 Maret 2020 Tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan
Dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), maupun
Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Belajar
Dari Rumah selama Darurat Bencana Covid-19.

Merujuk dari berbagai pertimbangan yang ada, maka penyelenggaraan


model Pembelajaran Jarak Jauh perlu diberikan pedoman secara
komprehensif yang mudah dipahami oleh berbagai pihak di lingkup
pelaksana kewenangan layanan pendidikan pada satuan pendidikan SMA,
SMK, dan SLB Pemerintah Provinsi Jawa Tengah, sehingga disusunlah
pedoman ini. Kiranya pedoman ini mampu memberikan arah kebijakan

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB i
yang implementatif dan adaftif dan pada muaranya penyelenggaraan PJJ di
Provinsi Jawa Tengah tetap mampu menjamin keberlangsungan
pembelajaran yang berkualitas.

Terima kasih atas perhatian dan dukungan semua pihak yang tidak bisa
disebutkan satu persatu dalam mengimplementasikan petunjuk teknis ini.

Semarang, 30 Desember 2020

Plt. KEPALA DINAS PENDIDIKAN DAN


KEBUDAYAAN PROVINSI JAWA TENGAH
Kepala Bidang Pembinaan SMK,

Dr. HARI WULJANTO, S.Pd, M.Si.


Pembina Tingkat I
NIP. 19710703 199512 1 001

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB ii
DAFTAR ISI

Halaman Judul …………………………………………………………...... i

Kata Pengantar ……………………………………………………………… ii

Daftar Isi ……………………………………………………………...……… iv

Bab I. Pendahuluan ……………………………………………………….. 1

A. Latar Belakang ……………………………………………. 1

B. Dasar ……………………………………………... 2

C. Tujuan …………………………………............ 4

D. Sasaran ……………………………………………………… 4

Bab II. Konsep Dasar Pembelajaran Jarak Jauh …………………… 5

A. Pengertian Pembelajaran Jarak Jauh ……………….. 5

B. Prinsip-Prinsip Pembelajaran Jarak Jauh …………. 5

C. Metode Pembelajaran Jarak Jauh ……………….….. 6

D. Distribusi Peran ……………………………………….. 7

Bab III. Implementasi Pembelajaran Jarak Jauh …………………… 10

A. Perencanaan Pembelajaran Jarak Jauh …………….. 10

B. Pelaksanaan Pembelajaran Jarak Jauh …………….. 14

Bab IV. Pengendalian dan Pelaporan ……………………… 23

A. Pengendalian ……………………………………………... 23

B. Pelaporan ………………………………………………….. 24

Bab V. Penutup …………………………………………………………….. 25

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi manusia dan tidak dapat
dipisahkan dari kehidupan. Sifatnya mutlak untuk setiap orang baik di
lingkup keluarga maupun bangsa dan negara. Perkembangan suatu
bangsa bisa dilihat dari bagaimana perkembangan pendidikan dari
bangsa tersebut. Pendidikan merupakan upaya secara sadar dan
terencana untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi peserta
didik. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
Pasal 1 ayat (1) tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa
: “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan
negara.” Menurut Azhari (2013:2) menyatakan bahwa pendidikan
menentukan perkembangan dan perwujudan sumber daya manusia
khususnya pembangunan bangsa dan negara. Pendidikan memiliki
peranan yang penting dalam membentuk sumber daya manusia yang
cerdas, cakap, kreatif, beriman, dan berakhlak mulia.

Kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk


mengarahkan anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat
memperoleh tujuan belajar sesuai dengan apa yang diharapkan sehingga
dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan semestinya.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah proses dimana guru bersama
siswa berinteraksi satu sama lain yang nantinya akan ada hubungan
timbal balik yang bersifat mempengaruhi dan dipengaruhi. Keberhasilan
suatu KBM dilihat dari banyak factor, dari dalam guru dan siswa itu
sendiri. Kegiatan belajar juga dimaknai sebagai interaksi individu dengan
lingkungannya, lingkungan dalam hal ini adalah obyek-obyek lain yang
memungkinkan individu memperoleh pengalaman - pengalaman atau
pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu
yang pernah diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan
perhatian kembali bagi individu tersebut sehingga memungkinkan
terjadinya interaksi (Aunurrahman, 2013:36). Pembelajaran pada
hakikatnya adalah suatu proses mengatur mengarahkan,
mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta didik sehingga
dapat menumbuhkan serta mendorong peserta didik melakukan proses
belajar dan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berpusat kepada siswa
atau student centered.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 1
Memasuki abad 21 ini peserta didik dituntut untuk mampu menguasai
kecakapan yaitu 4C meliputi; Communication, Collaboration, Critical
Thinking and problem solving, and Creative and Innovative (Rozi & Hanum,
2019:7). Maka dari itu perlu adanya kegiatan pembelajaran yang mampu
memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan dan bermakna
yang dapat membuat peserta didik mampu untuk mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.

Pada tahun 2020 ini seluruh dunia mengalami wabah yaitu pandemi
Covid- 19. Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan yang melanda
hampir di seluruh penjuru dunia (Purwanto et al., 2020:1). Melalui
Instruksi Presiden Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019 (Covid-
19) maka telah ditetapkan kedaruratan di Indonesia sehingga
menerapkan kewajiban dilakukannya upaya penanggulangan atas
pandemi tersebut. Penetapan Inpres dimaksud direspon pula oleh
Pemerintah Provinsi Jawa Tengah melalui penetapan Keputusan
Gubernur Jawa Tengah Nomor 360/3 Tahun 2020 tentang Penetapan
Status Tanggap Darurat Bencana Corona Virus Disease (Covid-19) di
Provinsi Jawa Tengah. Melalui penetapan status tanggap darurat
tersebut, maka pola atau model pembelajaran pun dilakukan
penyesuaian yang membatasi adanya interaksi fisik, sehingga
diberlakukanlah model Pembelajaran Jarak Jauh. Untuk mengatasi
permasalahan tersebut maka perlu adanya perubahan desain model
pada kegiatan belajar mengajar untuk menghindari pembelajaran dengan
tatap muka sebagai upaya untuk mengurangi penyebaran wabah Covid-
19.

Seiring dengan kondisi tersebut, Mendikbud mengeluarkan Surat Edaran


No 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19), yang salah
satu isinya adalah belajar dari rumah dengan kegiatan pembelajaran
secara daring atau jarak jauh. Pembelajaran jarak jauh menjadi pilihan
yang paling tepat selama masa pandemi Covid-19 karena pendidikan
harus tetap berjalan.

B. DASAR
1. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1950 tentang Pembentukan
Provinsi Jawa Tengah;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 2
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah;
4. Peraturan Pemerintah RI Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah beberapa kali dan
terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan;
5. Peraturan Pemerintah RI Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan, sebagaimana telah diubah dengan
Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang Perubahan
atas Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan
dan Penyelenggaraan Pendidikan;
6. Peraturan Pemerintah RI Nomor 21 Tahun 2020 tentang Pembatasan
Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 2019 (Covid-19);
7. Keputusan Presiden RI Nomor 11 Tahun 2020 tentang Penetapan
Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Corona Virus Disease 2019
(Covid-19);
8. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 9 Tahun 2016 tentang
Pembentukan Dan Susunan Perangkat Daerah;
9. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Tengah Nomor 1 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan;
10. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor
03/KB/2020, Nomor 612 Tahun 2020, Nomor
HK.01.08/Menkes/502/2020, dan Nomor 119/4536/SJ Tahun 2020
tanggal 7 Agustus 2020 tentang Perubahan Atas Keputusan Bersama
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama, Menteri
Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Nomor 03/KB/2020, Nomor
612 Tahun 2020, Nomor HK.01.08/Menkes/502/2020, dan Nomor
119/4536/SJ Tahun 2020 tanggal 15 Juni 2020 tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan
Tahun Akademik 2020/2021 di Masa Pandemi Corona Virus Disease
2019 (Covid-19).
11. Keputusan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan
Pendidikan Dalam Kondisi Khusus;
12. Surat Edaran Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan RI Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (Covid-19);
13. Keputusan Gubernur Jawa Tengah Nomor 360/3 Tahun 2020 tentang
Penetapanan Status Tanggap Darurat Corona Virus Disease 2019
(Covid-19) di Provinsi Jawa Tengah;
14. Instruksi Gubernur Jawa Tengah Selaku Ketua Gugus Tugas
Percepatan Penanganan Covid-19 di Provinsi Jawa Tengah Nomo2 2

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 3
Tahun 2020 tentang Pedoman Bagi Masyarakat Dalam Rangka
Perisiapan Menuju Pemulihan Bencvana Covid-19 di Provinsi Jawa
Tengah;
15. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Pelaksanaan
Belajar Dari Rumah selama Darurat Bencana Covid-19;

C. TUJUAN
Tujuan penyusunan Panduan Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ) untuk
jenjang SMA, SMK, dan SLB Provinsi Jawa Tengah ini adalah:
1. Memberikan acuan bagi satuan pendidikan, Kepala Sekolah, guru,
tenaga kependidikan, peserta didik dan para pemangku kepentingan
bidang pendidikan dalam penyelenggaraan Pembelajaran Jarak Jauh;
2. Mendorong peran serta masyarakat dalam mendukung sukses
penyelenggaraan PJJ.
3. Memberikan arah penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang
menjamin kesehatan dan keselematan warga pendidikan,
4. Memberikan pedoman bagi satuan pendidikan untuk melakukan
pencegahan penularan dan penyebaran Covid-19.

D. SASARAN
Sasaran pengguna Panduan PJJ SMA, SMK, dan SLB ini adalah :
1. Cabang Dinas Pendidikan
2. Pengawas Sekolah
3. Kepala Satuan Pendidikan.
4. Pendidik dan tenaga kependidikan
5. Peserta didik.
6. Orang tua/wali peserta didik.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 4
BAB II
KONSEP DASAR PEMBELAJARAN JARAK JAUH

A. PENGERTIAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH


Menurut panduan pembelajaran dalam fase kenormalan baru yang
dikeluarkan oleh Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Pembelajaran Jarak Jauh
(PJJ) adalah pembelajaran yang dilaksanakan secara jarak jauh, dengan
menggunakan berbagai macam sumber belajar baik digital maupun non
digital. Pendidikan jarak jauh atau distance education dipilih karena
peserta didik dan pendidiknya berada di lokasi terpisah sehingga
memerlukan sistem atau media untuk menghubungkan keduanya
dengan berbagai sumber daya yang diperlukan di dalamnya.
Pelaksanaan iklim pembelajaran yang semula didominasi klasikal dalam
satu ruang yang sama menjadi non-klasikal dan di tempat yang berbeda-
beda dengan menggunakan PJJ. Sebagaimana tertuang dalam Surat
Edaran Nomor 15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan PJJ
dalam masa darurat penyebaran covid-19, PJJ dibagi ke dalam 2 (dua)
pendekatan yaitu, (1) pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (daring)
dan (2) pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring). Dalam pelaksanaan
PJJ, satuan pendidikan dapat memilih moda daring, luring, atau
kombinasi keduanya sesuai dengan ketersediaan dan kesiapan sumber
daya dan sarana prasarana.
Fokus pembelajaran jarak jauh tidak ditujukan untuk menuntaskan
seluruh capaian kurikulum, baik untuk kenaikan kelas maupun
kelulusan, akan tetapi untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi peserta didik. Guru diharapkan mampu merancang
aktivitas dan tugas pembelajaran yang bervariasi antar peserta didik,
sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk dalam hal
kesenjangan akses dan fasilitas belajar di rumah.

B. PRINSIP-PRINSIP PEMBELAJARAN JARAK JAUH


Sejak Covid-19 (Corona Virus Disease 19) ditetapkan sebagai pandemi
global dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menetapkan
status darurat nasional, Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) menjadi solusi
tepat yang diambil pemerintah untuk mencegah penyebaran dan
penularan Covid-19 di satuan pendidikan dan memastikan pemenuhan
hak peserta didik untuk mendapatkan layanan pendidikan pada masa
pandemi. PJJ dilaksanakan sesuai dengan prinsip-prinsip yang tertuang
dalam Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid-19 antara lain:
1. Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak jauh
dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang bermakna

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 5
bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh capaian
kurikulum untuk kenaikan kelas maupun kelulusan;
2. Belajar dari Rumah dapat difokuskan pada pendidikan kecakapan
hidup antara lain mengenai pandemi Covid-19;
3. Aktivitas dan tugas pembelajaran Belajar dari Rumah dapat bervariasi
antarsiswa, sesuai minat dan kondisi masing-masing, termasuk
mempertimbangkan kesenjangan akses/ fasilitas belajar di rumah;
4. Bukti atau produk aktivitas Belajar dari Rumah diberi umpan balik
yang bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor/nilai kuantitatif.

C. MODA PEMBELAJARAN JARAK JAUH


Pelaksanaan pembelajaran jarak jauh (PJJ) dapat dilakukan dalam tiga
moda yaitu dalam jaringan (daring), luar jaringan (luring), dan model
kombinasi daring dan luring.

1. Pembelajaran Jarak Jauh dalam jaringan (daring) atau online.


Pembelajaran daring adalah pembelajaran jarak jauh yang dilakukan
dalam jaringan/koneksi internet menggunakan media gawai/
smartphone maupun laptop melalui beberapa platform, portal, dan
aplikasi. Moda pembelajaran ini memungkinkan peserta didik dan
guru berada pada waktu yang sama, di tempat yang berbeda namun
melakukan proses pembelajaran serempak.
Moda PJJ daring membutuhkan dukungan sumber daya berupa
pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten, sarana prasarana
berupa komputer (laptop) dan gawai yang spesifikasinya memenuhi,
dan akses jaringan internet yang memadai, serta kuota data yang
mencukupi.
Dalam pelaksanaan pembelajaran daring dapat dilakukan dengan dua
pola sebagaimana tersebut dibawah ini:
a) Pembelajaran tunggal yaitu setiap mata pelajaran melaksanakan
pembelajaran secara mandiri dan terpisah tiap-tiap mata
pelajaran. Sama seperti pembelajaran tatap muka. Perbedaanya
adalah dilakukan dengan platform PJJ dalam jaringan.
b) Pembelajaran tematik dan kolaboratif yaitu satu mata pelajaran
terjadwal bersamaan dengan mata pelajaran lain dengan terlebih
dahulu melakukan analisis pembelajaran.

2. Pembelajaran jarak jauh luar jaringan (luring) atau offline


PJJ luring adalah pembelajaran jarak jauh yang dilakukan di luar
jaringan (tanpa sambungan internet). Dalam penerapan moda ini,
peserta didik dan guru akan mengikuti proses pembelajaran pada
waktu dan tempat yang berbeda. Beberapa alternatif media yang dapat
digunakan untuk pembelajaran luar jaringan, diantaranya:
a) televisi,

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 6
b) radio,
c) bahan ajar cetak,
d) modul belajar mandiri dan lembar kerja,
e) alat peraga dan media belajar dari benda dan lingkungan sekitar.

3. Pembelajaran jarak jauh dengan model kombinasi (perpaduan antara


luring dan daring)
Penerapan moda pembelajaran ini memadukan antara daring dan
juga luring. Dapat dilakukan secara bergantian sesuai dengan
kebutuhan pembelajaran serta kondisi sumber daya dan sarana
prasarana yang ada. Hal ini juga dapat dilakukan untuk meringankan
beban biaya kuota daring peserta didik, namun tetap ada
pendampingan dari guru.

D. DISTRIBUSI PERAN
1. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan
a) Menetapkan kerangka regulasi dan kebijakan;
b) Mendukung penyediaan sarana dan prasarana PJJ;
c) Melakukan peningkatan kapastias SDM Satuan Pendidikan untuk
mendukung PJJ;
d) Mengalokasikan anggaran yang mendukung penyelenggaraan PJJ;
e) Memfasilitasi penyediaan media pembelajaran;
f) Membuka Posko Pengaduan;
g) Sosialisasi Kebijakan PJJ;
h) Melakukan evaluasi dan monitoring;

2. Cabang Dinas Pendidikan


a) Melakukan sosialisasi regulasi dan kebijakan;
b) Melakukan pengawasan dan pengendalian;
c) Memfasilitasi peningkatan kapasitas SDM satuan pendidikan;
d) Melakukan pendampingan kerjasama satuan pendidikan;
e) Melakukan identifikasi dan pemetaan permasalahan PJJ;
f) Melaporkan pelaksanaan PJJ kepada Kepala Dinas Dikbud;
g) Melakukan monotoring dan evaluasi;

3. Pengawas Sekolah
a) Melakukan tugas pengawasan PJJ;
b) Memberikan pendampingan PJJ;
c) Membantu penyediaan modul pembelajaran;
d) Menjamin penyelenggaraan PJJ sesuai ketentuan;

4. Kepala Satuan Pendidikan


a) Menetapkan standar Pembelajaran Jarak Jauh;
b) Menyusun kebijakan PJJ di tingkat satuan pendidikan;
c) Menjamin penyelenggaraan PJJ sesuai ketentuan;

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 7
d) Melakukan pendataan kejadian kasus Covid-19;
e) Menjamin pemenuhan hak belajar peserta didik;
f) Menjamin ketersediaan sarana dan prasarana PJJ;
g) Melakukan pengelolaan anggaran PJJ secara transparan dan
akuntabel.
h) Melakukan evaluasi pelaksanaan tugas guru dalam PJJ;
i) Melaporkan pelaksanaan PJJ kepada Kepala Dinas melalui
Cabang Dinas Pendidikan.

5. Pendidik
Pembelajaran daring:
a) Menyusun jadwal PJJ;
b) Menyusun RPP sesuai mapel;
c) Melakukan penilaian tugas peserta didik;
d) Melakukan inovasi pembelajaran yang sesuai dengan kondisi
geografis dan minat bakat peserta didik.
e) Membangun relasi/kemitraan dengan orang tua/wali peserta
didik;
f) Meningkatkan kemampuan penguasaan iptek.

Pembelajaran luring:
a) Menyusun materi pembelajaran, penugasan, dan penilaian dalam
bentuk modul, audio dan/atau video.
b) Menyusun mekanisme pelaksanaan pembelajaran luring;
c) Merumuskan strategi pembelajaran luring yang efektif dan efisien.

6. Peserta didik
Pembelajaran daring:
a) Mempersiapkan perangkat buku, alat tulis, dan media lainnya)
b) Memastikan dapat berkomunikasi dengan lancar dengan guru
c) Melibatkan orang tua/wali dalam proses pembelajaran
d) Mempersiapkan tempat di rumah yang cukup nyaman untuk
belajar
e) Mematuhi jadwal PJJ.
f) Melaksanakan panduan pembelajaran yang diatur oleh satuan
pendidikan.
Pembelajaran luring:
a) Menyelesaikan tugas dari guru, ajak diskusi orang tua
b) Menyampaikan ke guru atau orangtua jika ada kesulitan
c) Mengumpulkan tugas dan foto pembelajaran (jika ada).
d) Menuliskan rencana kegiatan sesudah belajar dalam setiap
harinya.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 8
7. Orang Tua/Wali Peserta Didik
Pembelajaran daring:
a) Menyepakati cara untuk berkomunikasi dengan pihak sekolah
b) Mendiskusikan rencana pembelajaran yang inklusif bersama guru
c) Menyiapkan perangkat pembelajaran anak dan memantau
pengumpulan tugas
d) Memastikan anak didik siap mengikuti pelajaran dan memantau
aktivitasnya
e) Menyiapkan waktu untuk mendukung proses pembelajaran
f) Mendorong anak agar aktif selama proses pembelajaran
g) Aktif berdiskusi dengan guru terkait tantangan dan kendala yang
dihadapi selama pembelajaran
h) Menyediakan tempat dan fasilitas belajar nyaman untuk anak.
i) Melakukan pendampingan bagi anak dalam PJJ.

Pembelajaran luring:
a) Mengambil bahan ajar ke sekolah sesuai dengan waktu yang
dijadwalkan
b) Mengumpulkan lembar pemantauan aktivitas harian setiap akhir
minggu sekaligus mengambil tugas berikutnya

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 9
BAB III
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN JARAK JAUH

A. PERENCANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH


1. Analisis Kebutuhan
Analisis kebutuhan belajar adalah kegiatan atau usaha yang dilakukan
untuk menelaah dan menemukan hal-hal yang diperlukan dalam
belajar untuk membantu tercapainya tujuan belajar itu sendiri. Dalam
analisis ini, sebaiknya sekolah atau guru melibatkan peserta didik
untuk mengenali, menyatakan dan merumuskan kebutuhan belajar,
sumber-sumber yang tersedia dan hambatan yang mungkin dihadapi
dalam kegiatan pembelajaran untuk memenuhi kebutuhan belajar.
Tujuannya antara lain untuk melibatkan dan memotivasi peserta didik
agar kegiatan belajar dirasakan sebagai bagian dari proses
pendewasaan dirinya dan mereka merasa memilikinya. Kebutuhan
belajar itu beragam sehingga setiap orang cenderung memiliki
kebutuhan belajar yang berbeda.
Ada tiga model analisis kebutuhan belajar, yaitu:

a) Model Induktif
Model ini dilakukan dari pihak sekolah kepada peserta didik secara
langsung untuk mengetahui kemampuan yang telah dimiliki setiap
peserta didik, kemudian membandingkannya dengan kemampuan
yang diharapkan atau harus dimiliki oleh peserta didik. Kegiatan
dapat dilakukan dengan pemberian angket atau wawancara.
Setelah memperoleh sejumlah data kebutuhan belajar baik dari
satu atau beberapa peserta, maka pendidik perlu menetapkan
prioritas kebutuhan belajar segi bahan belajar, sumber belajar,
waktu, serta sarana penunjang lainnya. Penetapan prioritas ini
dapat dilakukan pendidik bersama-sama peserta didik atau
dilakukannya sendiri, yang kemudian diinformasikan lebih lanjut
kepada peserta yang didasarkan kepada hasil jenis kebutuhan
belajar yang diperoleh. Penetapan ini dapat dilakukan melalui
diskusi, atau curah pendapat, atau pasar data.

b) Model Deduktif
Analisis kebutuhan pembelajaran dilakukan secara umum, dengan
sasaran yang luas. Apabila akan menetapkan kebutuhan belajar
untuk peserta didik yang memiliki karakteristik yang sama, maka
pelaksanaan identifikasinya dilakukan pengajuan pertimbangan
untuk semua peserta didik. Hasil identifikasi digunakan dalam
menyusun materi belajar yang bersifat universal dan selanjutnya
dikembangkan ke proses belajar dalam pembelajaran yang lebih
khusus.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 10
Kebutuhan belajar hasil analisis secara deduktif termasuk jenis
kebutuhan terduga (expected needs). Hal yang menarik yaitu jenis
kebutuhan bisa tidak diungkapkan oleh diri peserta didik secara
langsung, akan tetapi oleh pihak lain yang diduga memahami
tentang kondisi peserta didik misalnya orang tua/wali. Kegiatan
dapat dilakukan dengan kuesioner atau inventori yang disampaikan
kepada orang tua/wali/komite sekolah, untuk menanyakan atau
menyusun daftar jenis-jenis kebutuhan belajar yang diduga
diperlukan untuk peserta didik.

c) Model Klasik
Model klasik ini ditujukan untuk menyesuaikan bahan belajar yang
telah ditetapkan dalam kurikulum dengan kebutuhan belajar
peserta didik. Dalam pendekatan ini, pendidik telah memiliki
pedoman berupa kurikulum yang ditetapkan sekolah dan dilakukan
secara terbuka/langsung kepada peserta didik yang sudah ada di
kelas. Kegiatan analisis dilakukan dengan cara pemberian tes,
wawancara, atau kartu kebutuhan belajar, untuk menetapkan
kemampuan awal peserta (entry behavior level). Selanjutnya,
kemampuan awal tersebut disesuaikan dengan perangkat seperti
modul, video pembelajaran, dan lainnya yang sudah ada untuk
menetapkan strategi belajar yang tepat.

2. Pemilihan Platform
Satuan pendidikan dapat memilih platform pembelajaran jarak jauh
yang sesuai dengan kebutuhan. Salah satu alasan pemilihan platform
adalah tersedianya layanan belajar berbasis teknologi, termasuk
layanan kelas virtual, diskusi, platform ujian online, video belajar, dan
lainnya. Pemilihan platform ini dapat membantu guru dalam
melaksanakan tugas kedinasan dengan bekerja di rumah/tempat
tinggal dan tetap melaksanakan pembelajaran jarak jauh kepada
peserta didik. Demikian juga dengan tenaga kependidikan dapat
melaksanakan tugas-tugas administrasi sekolah di rumah/tempat
tinggal.

Dalam implementasinya, guru dan tenaga kependidikan melaporkan


aktivitas harian kepada kepala sekolah. Dengan mempertimbangkan
kondisi kesehatan, usia, domisili, hingga kondisi kesehatan keluarga
dari pegawai, serta peta sebaran Covid-19 yang dikeluarkan
pemerintah maka kepala sekolah mengatur jadwal piket sesuai dengan
ketentuan yang ditetapkan oleh Pemerintah Provinsi Jawa Tengah dan
Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah).
Sekolah dapat berkolaborasi dengan sejumlah komunitas pendidikan
yang memberikan dukungan beberapa platform pembelajaran daring
dan secara sukarela dapat dijadikan pilihan sesuai dengan kondisi

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 11
sekolah masing masing-masing. Selain itu dapat juga dimanfaatkan
untuk mencapai kompetensi minimum peserta didik dalam
pelaksanaannya. Program ini menyediakan konten-konten
pembelajaran daring yang dapat diakses secara gratis oleh guru, orang
tua, dan anak.
Pada prinsipnya, sekolah dapat mengembangkan sendiri platform
belajar baik berbasis web ataupun Sistem Informasi Akademik (SIA)
yang dimiliki dan dikelola sekolah secara mandiri. Sekolah juga dapat
memanfaatkan platform gratis seperti rumah belajar kemendikbud,
portal jateng pintar, google suite for education, cisco webex, microsoft
365, dan platform PJJ lainnya.

3. Penyiapan Sumber Daya Manusia


Satuan pendidikan atau sekolah menyiapkan sumber daya yang ada di
sekolah untuk menyukseskan PJJ. Sekolah dapat mengadakan
kegiatan pelatihan bagi pendidik dan tenaga kependidikan dalam
menyiapkan PJJ yang lebih baik, terstruktur, dan terukur. Kegiatan
dapat dilakukan secara mandiri, bekerjasama dengan pengawas
sekolah binaan, atau lembaga pelatihan kredibel yang mempunyai
kewenangan menyelenggarakan pelatihan.

4. Penyiapan Sarana dan Prasarana


Satuan pendidikan atau sekolah perlu menyiapkan sarana prasarana
penunjang dalam PJJ seperti Sistem Informasi Akademik (SIA) sekolah,
ketersediaan sarana prasarana PJJ oleh guru, data perangkat PJJ yang
dimiliki peserta didik, dan keterjangkauan internet. Hal ini untuk
memberikan layanan yang tepat sesuai dengan kondisi masing-masing
peserta didik yaitu menggunakan pembelajaran daring, luring, atau
kombinasi.

5. Penyiapan Kurikulum
Terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor
719/P/2020 tentang Pedoman Pelaksanaan Kurikulum Pada Satuan
Pendidikan dalam Kondisi Khusus, yang ditindaklanjuti dengan Surat
Keputusan Kabalitbang nomor 018/H/KR/2020 tentang Kompetensi
Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
pendidikan anak usia dini, pendidikan dasar dan pendidikan menengah
berbentuk Sekolah Menengah Atas untuk kondisi khusus, memberikan
pilihan kepada satuan pendidikan untuk mengimplementasikan makna
kemerdekaan belajar. Dalam situasi khusus ini beberapa opsi pilihan
dihadirkan. Hal ini karena antar satuan pendidikan di masing-masing
wilayah memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Untuk itu penyiapan
kurikulum sangat perlu dilakukan oleh satuan pendidikan, adapun
opsi penyiapan kurikulum meliputi beberapa pilihan berikut:

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 12
a) Sekolah menentukan kurikulum yang akan diterapkan selama
masa kondisi khusus pandemi Covid-19. Kurikulum yang dimaksud
adalah:
1) Kurikulum Normatif
Dengan pertimbangan bahwa sekolah mampu menyelesaikan
seluruh beban kompetensi yang ada dalam kurikulum 2013,
maka diperbolehkan apabila sekolah melaksanakan
pembelajaran dengan seluruh KD secara utuh sesuai yang
tercantum dalam Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 bagi
Sekolah Menengah Atas, Permendikbud Nomor 34 tahun 2018
tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan Bagi Satuan Pendidikan
SMK, dan Permendikbud Nomor 157 tahun 2014 tentang
kurikulum pendidikan khusus satuan pendidikan
penyelenggara SLB.

2) Kurikulum dalam kondisi khusus


Kurikulum pada kondisi khusus merupakan serangkaian
penyederhanaan kurikulum yang telah disediakan oleh
pemerintah. Dalam hal ini sekolah menggunakan KD yang telah
disederhanakan sesuai dengan yang tercantum dalam lampiran
Surat Keputusan Kabalitbang Nomor 018/H/KR/2020 tentang
Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar pelajaran pada
kurikulum 2013 pada pendidikan anak usia dini, pendidikan
dasar dan pendidikan menengah berbentuk sekolah menengah
atas untuk kondisi khusus.

3) Kurikulum dengan penyederhanaan mandiri


Sekolah juga tetap memiliki opsi untuk melakukan analisis KD
secara mandiri dengan tetap mempertimbangkan esensi UKRK
(Urgensi, Kontinuitas, Relevansi, Keterpakaian) dalam setiap
KD. Sekolah dapat menganalisis secara mandiri dengan
mempertimbangakn keterkaitan antar KD dalam satu mata
pelajaran atau juga keterkaitan KD dalam satu mata pelajaran
dengan mata pelajaran lain (kolaboratif).

b) Sekolah menentukan strategi pelaksanaan pembelajaran tunggal


atau tematik. Pembelajaran tunggal adalah pelaksanaan
pembelajaran dimana masing masing mata pelajaran berdiri sendiri.
Pembelajaran tematik atau kolaboratif adalah pelaksanaan
pembelajaran dengan mengintegrasikan dua atau lebih mata
pelajaran yang memiliki kompetensi yang sejenis atau senama
c) Sekolah menentukan strategi pembelajaran yang akan diterapkan.
d) Sekolah menentukan jadwal pembelajaran dengan alokasi waktu
masing masing jam pembelajaran.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 13
e) Sekolah dalam hal ini bidang kurikulum menyusun rencana
program pelaksanaan pembelajaran.
f) Wali Kelas menjalin komunikasi dengan orang tua peserta didik
mengenai kesiapan pembelajaran jarak jauh meliputi :
1) ketersediaan gawai, laptop, komputer, dan/atau akses internet
2) moda pembelajaran yang diterapkan (daring/luring/kombinasi)
3) media pembelajaran yang akan dipakai baik daring maupun
luring
4) memastikan orang tua peserta didik mendukung proses
pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan sekolah
g) Guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran yang sesuai
dengan strategi pembelajaran yang akan diterapkan.

B. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH


1. Proses Pembelajaran
Dalam tahap pelaksanaan, sekolah dapat melakukan berbagai tahap
dan memperhatikan beberapa hal berikut ini, sesuai strategi
pembelajaran yang dipilih.
a) Pembelajaran Daring
1) Guru menginformasikan kepada peserta didik tentang platform
yang akan dipakai selama pembelajaran daring
2) Guru mengatur pembelajaran dengan menggunakan 2 (dua)
domain, yaitu tatap muka virtual dan LMS (pengaturan
disesuaikan dengan kebutuhan pembelajaran sehingga tidak
setiap waktu guru dan peserta didik melakukan tatap muka
virtual)
3) Pada saat tatap muka virtual :
(1) Guru memeriksa kehadiran peserta didik
(2) Guru memastikan peserta didik siap mengikuti
pembelajaran
(3) Guru berkomunikasi aktif dan interaktif dengan peserta
didik selama pembelajaran, untuk memastikan peserta didik
mengikuti proses pembelajaran dengan tuntas.
(4) Guru selalu memberikan kesempatan bagi peserta didik
untuk bertanya dan mengemukakan pendapat
(5) Guru selalu meminta peserta didik untuk memulai dan
mengakhiri pembelajaran dengan berdoa.
4) Pada saat pembelajaran menggunakan Learning Management
System (LMS)
(1) Guru memastikan instruksi kerja yang ada di LMS
dimengerti oleh peserta didik
(2) Guru berkomunikasi dengan orang tua peserta didik terkait
penugasan yang diberikan
(3) Guru memantau aktifitas peserta didik dalam LMS

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 14
(4) Guru membuka layanan konsultasi bagi peserta didik yang
mengalami kesulitan.
5) Setiap selesai pembelajaran daring :
(1) Guru bersama peserta didik melakukan refleksi
(2) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian
(3) Guru mengingatkan peserta didik dan orang tua/wali
peserta didik tentang pengumpulan lembar aktivitas dan
penugasan
(4) Guru memberikan umpan balik terhadap hasil karya/tugas
peserta didik dalam lembar refleksi pengalaman belajar.

b) Pembelajaran Luring
1) Guru memberikan informasi kepada peserta didik dan orang tua
tentang pembelajaran luring dan media yang akan digunakan
(modul/buku/handout/televisi/radio)
2) Guru memastikan orang tua peserta didik memahami prosedur
pelaksanaan pembelajaran luring
3) Penugasan diberikan sesuai dengan jadwal
4) Muatan penugasan adalah pendidikan kecakapan hidup,
adanya konten rekreasional dan ajakan untuk melakukan
olahraga atau kegiatan fisik dalam upaya menjaga kesehatan.
5) Apabila menggunakan media buku, modul atau bahan ajar lain,
maka
(1) Guru menyiapkan bahan ajar dan penugasan sesuai jadwal
(2) Penugasan diinformasikan kepada peserta didik dan atau
orang tua peserta didik melalui media komunikasi yang
tersedia
(3) Pembelajaran luring dibantu oleh orang tua peserta didik
sesuai jadwal dan penugasan yang diberikan
(4) Guru dapat melakukan kunjungan ke rumah peserta didik
untuk melakukan pengecekan dan pendampingan belajar.
Jika ini dilaksanakan, wajib menerapkan protokol
pencegahan penyebaran Covid-19.

6) Apabila menggunakan media televisi dan radio, maka:


(1) Guru memastikan informasi mengenai jadwal pembelajaran
melalui televisi/radio
(2) Guru menyosialisasikan jadwal pembelajaran kepada orang
tua dan peserta didik.
(3) Guru ikut menyaksikan pembelajaran pada televisi/radio.
(4) Guru mencatat soal dan/atau penugasan yang diberikan di
akhir pembelajaran.
(5) Guru membuat tugas tambahan informasi berdasarkan
pembelajaran televisi/radio, jika dibutuhkan.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 15
(6) Hasil penugasan dikumpulkan sesuai waktu yang telah
disepakati antara guru dan peserta didik.
7) Setiap usai pembelajaran luring,
(1) Setiap peserta didik mengisi lembar aktivitas sebagai bahan
pemantauan belajar harian
(2) Orang tua peserta didik memberikan tanda tangan pada
setiap sesi belajar yang telah tuntas di lembar pemantauan
harian
(3) Hasil penugasan berikut lembar pemantauan aktivitas
harian dikumpulkan setiap akhir minggu sekaligus
mengambil jadwal dan penugasan untuk minggu berikutnya.
Ini dapat juga dikirim melalui alat komunikasi.

Khusus untuk jenjang Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sekolah


dimungkinkan mengadakan Praktek Kerja Lapangan (PKL) atau
Praktik Kerja Industri (Prakerin) dengan memenuhi protokol
kesehatan dengan syarat:
1. orang tua menyetujui dan memberi izin,
2. sekolah mempunyai nota kesepahaman (MoU) dengan Industri,
dunia usaha dan dunia kerja (IDUKA) dan IDUKA siap
menerima Prakerin, dan
3. standar kompetensi peserta didik memenuhi persyaratan yang
diperlukan IDUKA.

2. Penilaian
Penilaian dalam PJJ tetap mengacu Permendikbud Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan bahwa yang meliputi aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Dalam PJJ perlu merancang ulang pembelajaran dan penilaian
berbasis jarak jauh baik melalui metode daring, luring, maupun
kombinasi daring dan luring agar penilaian tetap berpegang pada
prinsip-prinsip penilaian. Hal ini sesuai SE No 4 Tahun 2020 yang
menyatakan Belajar dari Rumah melalui pembelajaran daring/jarak
jauh dilaksanakan untuk memberikan pengalaman belajar yang
bermakna bagi siswa, tanpa terbebani tuntutan menuntaskan seluruh
capaian kurikulum.
Penilaian hasil belajar peserta didik memperhatikan prinsip-prinsip
penilai sebagaimana diatur dalam Permendikbud Nomor 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian untuk SMA dan SLB dan Permendikbud
Nomor 34 Tahun 2018 untuk SMK.
Memperhatikan dampak psikologis peserta didik yang harus
menempuh pembelajaran tanpa tatap muka, maka strategi penilaian
dalam PJJ perlu adanya penyesuaian.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 16
a) Penilaian Pengetahuan
1) Tes Tertulis
Karakteristik tes tertulis dalam PJJ sama dengan tes tertulis
yang lazim digunakan pada pembelajaran normal. Hanya saja,
kontennya berdasar KD esensial, dengan strategi yang
disesuaikan dengan kondisi khusus. Pelaksanaan penilaian
dengan memanfaatan platform PJJ berbasis IT. Langkah-
langkah penilaian adalah sebagai berikut:
(a) Perancangan penilaian dilakukan pada saat penyusunan
RPP. Dalam hal ini, termasuk penentuan jenis dan bentuk
penilaian yang sesuai dengan kompetensi dasar esensial
terpilih.
(b) Penyusunan instrumen penilaian mengikuti langkah-
langkah menentukan tujuan, menyusun kisi-kisi, menyusun
soal dengan pilihan jenis dan bentuk yang sesuai, dan cukup
analisis kualitatif.
(c) Pelaksanaan penilaian oleh pendidik dan hasilnya
ditafsirkan sebagai bahan laporan.
(d) Hasil penilaian pencapaian pengetahuan peserta didik
disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Platform online yang mendukung Microsoft Forms, Moodle,
Schoology, LMS, google form.

2) Tes Lisan
Dalam PJJ tes lisan dapat dilaksanakan secara daring melalui
video conference atau rekaman suara. Tipe tes lisan ada dua,
yakni:
(a) Tes lisan bebas, yaitu pendidik dalam memberikan soal
kepada peserta didik tanpa menggunakan pedoman yang
dipersiapkan secara tertulis;
(b) Tes lisan berpedoman, yaitu pendidik menggunakan
pedoman tertulis tentang apa yang akan ditanyakan kepada
peserta didik. Tes ini lebih mudah dalam memeriksanya
karena dapat lebih mudah ditetapkan standar jawaban yang
benar.
Penilaian tes lisan dapat dilakukan dengan langkah-langkah
sebagai berikut.
(a) Guru membuat kisi-kisi tes lisan;
(b) Guru mengembangkan butir soal sesuai dengan kisi-kisi
yang telah dibuat;
(c) Guru membuat pedoman penskoran sesuai dengan butir
soal yang telah dibuat;
(d) Guru menyiapkan platform yang akan digunakan untuk
melaksanakan tes lisan. Pada saat masa pandemi ini, maka
beberapa platform yang dapat digunakan antara lain video

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 17
call baik individual maupun kelompok, voice note yang
dibagikan melalui siaran langsung dan respon siswa dapat
terkirim secara individual, dan video conference dengan
siswa langsung bertatap muka untuk melakukan tes lisan.
Platform yang dipilih disesuaikan dengan karakteristik mata
pelajaran, kondisi siswa dan keterjangkauan oleh siswa
sesuai dengan kondisi darurat yang ada;
(e) Guru wajib memberikan petunjuk umum terkait dengan
prosedur tes lisan yang harus ditempuh oleh siswa sehingga
semua siswa memahami.
(f) Guru memberikan nilai sesuai dengan pedoman penskoran
yang telah dibuat.
Berikut adalah langkah-langkah pelaksanaan tes lisan
(a) Menetapkan tujuan tes, untuk formatif atau sumatif.
(b) Menganalisis kompetensi dasar.
(c) Menyusun kisi-kisi, yaitu spesifikasi yang digunakan sebagai
acuan menulis soal.
(d) Menyiapkan pertanyaan, perintah untuk tes lisan
berdasarkan kisi- kisi yang sudah dibuat. Bila tes lisan
secara daring bisa melalui rekaman video atau suara.
(e) Menyusun pedoman penskoran.

3) Penugasan
Penugasan dalam PJJ dapat dikerjakan secara individu atau
kelompok sesuai dengan karakteristik tugas. Penugasan lebih
ditekankan pada pemecahan masalah dan tugas produktif
lainnya. Di masa pandemi ini, penugasan diutamakan yang
bersifat individual, jika penugasan kelompok dipastikan mereka
bekerja secara daring agar terhindari dari pertemuan dan
kerumunan.
Penilaian penugasan terdiri atas Tugas Mandiri Terstruktur
(TMT) dan Tugas Mandiri Tidak Terstruktur (TMTT). Tugas
terstruktur bisa digunakan pada semua mata pelajaran. Tugas
ini terstruktur ini biasanya diberikan setelah peserta didik
selesai mempelajari satu topik materi pembelajaran. Melalui
tugas terstruktur, guru akan mengetahui tingkat kemampuan
peserta didik dalam memahami sebuah materi pembelajaran.
Tugas ini juga biasanya diberikan secara mandiri. Mandiri
dalam pengertian tugas tersebut dikerjakan sendiri oleh peserta
didik.
Tugas tidak terstruktur merupakan tugas yang diberikan oleh
guru kepada peserta didik untuk mengukur dan peningkatan
kemampuan peserta didik dalam memahami suatu materi
pembelajaran, Pengumpulannya bisa sampai satu bulan atau
akhir semester.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 18
Dalam masa pandemi ini, tugas diupayakan tidak memberatkan
peserta didik dan dikemas secara menyenangkan, diutamakan
pada kemampuan peserta didik dalam pemecahan masalah.
Penugasan oleh guru agar memperhatikan kondisi sosial,
psikologi, serta sarana dan prasarana peserta didik. Guru
membuat penugasan hanya pada materi esensial. Batasan
pemberian tugas dalam PJJ.
(a) Tugas mengarah pada pencapaian indikator esensial yang
dipilih sebagai hasil belajar, baik bersifat mandiri atau
kolaborasi.
(b) Tugas mampu dikerjakan oleh peserta didik, dan merupakan
bagian dari pembelajaran mandiri, maksimal 60 persen dari
waktu tatap muka.
(c) Pemberian tugas disesuaikan dengan kondisi peserta didik.
(d) Penugasan ditujukan untuk memberikan kesempatan
kepada peserta didik menunjukkan kompetensi
individualnya.
(e) Penugasan merupakan kegiatan mandiri tidak terstruktur.
(f) Pada tugas individu, perlu dijelaskan petunjuk kerja.
(g) Tampilan kualitas hasil tugas yang diharapkan disampaikan
secara jelas melalui media sosial atau media lain yang
tersedia.
(h) Teknik pelaksanaan penugasan berdasarkan kesepakatan
antara guru dengan peserta didik (meliputi waktu dan
platform yang digunakan sesuai dengan kondisi khusus yang
dialami).

Penugasan dapat berupa pekerjaan rumah atau berupa proyek.


Langkah-langkah penugasan adalah:
(a) menetapkan tujuan penugasan dan jenis penugasan
(b) menyusun kisi-kisi lengkap dengan rubrik
(c) menulis soal berdasarkan kisi-kisi
(d) membuat petunjuk penugasan
(e) finalisasi tugas.

b) Penilaian Keterampilan
Penilaian keterampilan adalah serangkaian kegiatan untuk
mengetahui pencapaian kompetensi keterampilan dengan cara
mengukur, mengolah, menetapkan, dan menafsirkan hasilnya.
Ketercapaian kompetensi yang dimaksud pada lingkup satuan
pendidikan terdiri atas kompetensi dasar (mata pelajaran),
kompetensi inti (tingkatan kelas), dan Standar kompetensi lulusan
(satuan pendidikan).
Kompetensi keterampilan meliputi ranah konkret dan ranah
abstrak. Keterampilan konkrit adalah kemampuan bertindak terkait

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 19
dengan kemampuan motorik atau kemampuan anggota tubuh.
Keterampilan abstrak adalah kemampuan berpikir dan belajar atau
kemampuan menggunakan pengetahuan (konsep, prinsip,
prosedur, metakognitif) dalam bertindak atau memecahkan
masalah nyata (kontekstual) Penilaian keterampilan mencakup
kemampuan berpikir dan bertindak yang dapat diamati dan diukur.
Tingkat kompetensi keterampilan dan contoh perilaku (berpikir,
dan/atau bertindak) yang dapat diukur adalah sebagai berikut.
1) Mengamati, antara lain: melihat, membaca, meneropong,
merekam, memotret, mendengarkan, menonton,
2) Menanya, antara lain: bertanya lisan/tertulis, mengidentifikasi
masalah, merumuskan masalah, memancing pertanyaan.
3) Mencoba, antara lain meniru, melakukan instruksi,
mengoperasikan, menuliskan, melafalkan, membacakan,
mempraktikan, mendemonstrasikan, mencoba resep.
4) Menalar, antara lain: mengelompokan, mengurutkan,
menyusun, mentabelkan, membuat grafik, memadukan,
menyimpulkan, merumuskan, mewarnakan, memantaskan,
merangkai.
5) Menyaji, antara lain: Mempresentasikan, melaporkan,
memfilmkan, memerankan, mendongeng, memainkan,
memamerkan, menceritakan, memajang, menghidangkan,
menjajakan, mementaskan, memasarkan.
6) Mencipta, antara lain: meramu, menambahkan, mengganti,
memodifikasi, merekomendasikan, mengusulkan, memperbaiki,
mereviu, merekayasa, membuat, merancang, mendesain,
membentuk.

Teknik/Bentuk Penilaian Keterampilan


Teknik/bentuk penilaian kompetensi keterampilan adalah sebagai
berikut.
1) Praktik/Kinerja
Digunakan untuk menilai kemampuan bertindak, yaitu
melakukan gerak motorik, langkah prosedural, dan/atau
kinerja tertentu yang dapat diamati. Pengamatan langsung
dapat dilakukan pada saat melakukan kegiatan seperti
eksperimen, presentasi, tugas projek, pertunjukan, pameran,
praktik ibadah, dan kegiatan prosedural lainya. Pengamatan
tidak langsung dapat dilakukan melalui rekaman video,
rekaman audio, atau dokumentasi foto.

2) Produk
Digunakan untuk menilai kemampuan berpikir dan bertindak
dalam bentuk hasil akhir kemampuan tersebut. Produk yang
dinilai dapat berbentuk produk materil (barang jadi seperti

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 20
poster, lukisan, alat peraga, atau hasil produk lainnya) dan
produk ide/gagasan dalam bentuk dokumen (seperti bahan
presentasi, laporan, proposal projek, atau dokumen lainnya)
sebagai hasil berpikir menerapkan pengetahuan dalam
menyelesaikan masalah.

3) Projek
Digunakan untuk menilai kemampuan berpikir dan bertindak
dalam merencanakan, melaksanakan, menguji hasil, dan
melaporkan kegiatan proyek, termasuk projek bersama lintas
mata pelajaran. Penilaian proyek mencakup aspek perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan.

4) Portofolio
Digunakan untuk menilai kemampuan berpikir dan bertindak
secara bertahap dan berkelanjutan sehingga diperoleh informasi
perkembangan atau peningkatan kemampuan tersebut.
Beberapa kompetensi mata pelajaran bahasa, PJOK, prakarya,
atau mata pelajaran lain dapat menggunakan penilaian
portofolio sesuai dengan kompetensi yang bertahap dan
berkelanjutan.

Mekanisme Penilaian
Penilaian keterampilan oleh pendidik dilaksanakan terintegrasi
dalam proses pembelajaran dan setelah pembelajaran dalam satu
atau beberapa KD selesai. Penilaian keterampilan yang terintegrasi
berfungsi sebagai assessment as learning dan assessment for
learning. Sedangkan penilaian setelah pembelajaran berfungsi
sebagai assessment of learning.

c) Penilaian Sikap
Penilaian sikap pada masa kondisi khusus dilakukan pada waktu
kegiatan pembelajaran di rumah melalui pembelajaran jarak jauh
(PJJ). Sesuai amanat SE Nomor 4 Tahun 2020 bahwa bukti atau
produk aktivitas belajar dari rumah diberi umpan balik yang
bersifat kualitatif dan berguna dari guru, tanpa diharuskan
memberi skor/ nilai kuantitatif. Merujuk pada SE tersebut, bahwa
penilaian selama proses pembelajaran jarak jauh sifatnya
penguatan, motivasi, apresiasi dalam bentuk deskripsi agar peserta
didik dapat bangkit, tetap percaya diri dan termotivasi.

Berkaitan hal tersebut, sebelum kegiatan dimulai guru melakukan


asesmen di semua kelas secara berkala untuk mendiagnosis kondisi
kognitif dan non-kognitif siswa sebagai dampak pembelajaran jarak
jauh. Asesmen non-kognitif ditujukan mengukur aspek psikologis

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 21
dan kondisi emosional peserta didik, seperti kesejahteraan psikologi
dan sosial emosi, kesenangan belajar dari rumah, serta kondisi
keluarga. Asesmen kognitif ditujukan menguji kemampuan dan
capaian pembelajaran siswa. Hasil asesmen digunakan dasar
pemilihan strategi pembelajaran dan pemberian remedial/pelajaran
tambahan pada peserta didik yang paling tertinggal.

3. Penanganan Kasus
Pembelajaran jarak jauh ini dimungkinkan terjadi hal-hal yang tidak
terduga sehingga kegiatan PJJ ini tidak dapat terlaksana dengan baik.
Satuan pendidikan sebaiknya membuat SOP (Standar Operasional
Prosedur) untuk meminimalisasi faktor-faktor yang tidak dapat
dikendalikan dengan melibatkan peran pendidik, orang tua/wali, guru
bimbingan konseling (BK), dan pihak-pihak lainnya sehingga dapat
dilakukan penanganan secara bertahap, berjenjang, terencana, dan
terukur dengan baik.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 22
BAB IV
PENGENDALIAN DAN PELAPORAN

A. PENGENDALIAN
1. Pendidik mengendalikan keterlaksanaan pembelajaran pada peserta
didik, memantau keaktifan dan ketuntasan belajarnya dan membantu
peserta didik yang mengalami kesulitan atau hambatan penguasaan
konten materi, aksesibilitas transportasi, dan teknologi serta
memberikan alternatif pemecahannya.

2. Kepala Sekolah memastikan PJJ terlaksana dengan baik, melakukan


pemantauan kegiatan PJJ melalui Sistem Informasi Akademik (SIA)
sekolah, memantau keefektifan keterlaksanaan pembelajaran oleh
pendidik, dan memberikan fasilitas kemudahan. Untuk menjamin
layanan pembelajaran yang bermutu, kepala sekolah harus
melaksanakan supervisi. Supervisi dalam PJJ dapat dilakukan dengan
metode blended supervision dengan daring dan/atau luring. Kepala
sekolah dapat memilih melaksanakan supervisi yang sesuai moda PJJ
yang dipakai guru. Jika guru menggunakan moda PJJ secara daring,
kepala sekolah harus melakukan supervisi secara daring pula.
Sedangkan jika guru menggunakan moda pembelajaran PJJ luring,
kepala sekolah juga harus mampu melaksanakan supervisi PJJ secara
luring. Pendekatan, model, dan metode supervisi yang dipilih
disesuaikan dengan kondisi dan platform yang sama dengan yang
dipakai guru. Sedangkan langkah-langkah supervisinya tetap
mengikuti kelaziman, yakni dimulai dengan perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut, serta pelaporan.

3. Pengawas membimbing, membina, memantau, dan menilai


pelaksanaan PJJ di satuan pendidikan di wilayah binaannya untuk
memastikan semua pihak telah terlibat dalam pembelajaran.
Bimbingan, binaan, pantauan, dan penilaian pengawas dilaksanakan
dalam kegiatan monitoring dan evaluasi di sekolah binaan masing-
masing. Monitoring dilaksanakan secara melekat dan berkelanjutan,
sedangkan evaluasi dilaksanakan pada tiap semester. Hasil monitoring
dan evaluasi dari pengawas dikoordinasikan dengan Cabang Dinas
Pendidikan untuk dilaporkan kepada Dinas Pendidikan dan
Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah.

4. Cabang Dinas Pendidikan memastikan kegiatan PJJ dapat


dilaksanakan pada semua sekolah di wilayahnya dengan cara
mensosialisasikan panduan ini, berkoordinasi dengan pengawas dan
MKKS dalam pelaksanaan PJJ, memonitoring dan mengevaluasi
pelaksanaan PJJ di satuan pendidikan, dan menyampaikan laporan

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 23
pelaksanaan PJJ kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi
Jawa Tengah.

5. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi mengendalikan Cabang


Dinas Pendidikan dalam pelaksanaan penyelenggaraan pendidikan.

B. PELAPORAN
1. Kepala sekolah melaporkan pelaksanaan PJJ ke Cabang Dinas
Pendidikan secara berkala setiap bulan sekali yang mencakup
pelaksanaan PJJ, termasuk hambatan yang dialami.

2. Cabang Dinas Pendidikan melaporkan pelaksanaan pembelajaran jarak


jauh kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Tengah
secara berkala.

3. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi melaporkan pelaksanaan


PJJ kepada Gubernur Jawa Tengah.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 24
BAB IV
PENUTUP

Petunjuk teknis pembelajaran jarak jauh ini adalah upaya dalam memberikan
acuan bagi satuan pendidikan dalam melaksanakan pembelajaran jarak jauh
pada semester genap tahun pelajaran 2020/2021 secara terstruktur,
sistematis, dan terukur. Hal ini akan tercapai apabila mendapatkan dukungan
semua pihak yang terlibat dalam program ini, mengingat masih ada beberapa
hambatan dalam pelaksanaan sebelumnya.

Tantangan pendidikan dalam masa pandemi Covid-19 adalah bagaimana


home based learning yaitu pembelajaran dilakukan di rumah dan aktivitas
pembelajaran dikaitkan dengan hal-hal yang dekat dengan konteks keluarga,
peserta didik mengeksplorasi apa yang ada di sekitar rumah, mengembangkan
keterampilan yang bermanfaat untuk kehidupannya, dan membentuk
karakter. Jadi dibutuhkan kerjasama antara guru dan orang tua/wali dalam
proses pembelajaran. Hal ini karena tantangan ke depan adalah mewujudkan
sekolah sebagai komunitas pendidikan dan jejaring informasi, pembelajaran
yang menyenangkan, dan memberikan banyak pilihan serta fleksibilitas dalam
pembelajaran.

Pembelajaran dalam masa pandemi Covid-19 tentu membutuhkan uluran


tangan bersama, saling berkolaborasi dan berkontribusi untuk pendidikan,
dan saling berbagi inspirasi dan inovasi sehingga kegiatan ini dapat
berlangsung dengan lancar dan sukses untuk anak-anak didik generasi
bangsa.

Terima kasih atas dukungan dan peran aktifnya untuk kemajuan pendidikan
di Provinsi Jawa Tengah.

PANDUAN PENYELENGGARAAN PEMBELAJARAN JARAK JAUH (PJJ) UNTUK SMA, SMK, DAN SLB 25

Anda mungkin juga menyukai