Anda di halaman 1dari 11

MAKNA DAN NILAI UPACARA ADAT TAHUN BARU PADI (NGARANTIKA)

MASYARAKAT DAYAK SALAKO DI KECAMATAN SAJINGAN BESAR


SAMBAS

Alberta Febi Astri, Agus Sastrawan Noor, F. Y. Khosmas


Program Studi Sejarah FKIP Untan Pontianak
Email:albertafebiastri11@gmail.com

Abstract
This study aims to describe the meaning and value in the traditional rice ceremony
(Ngarantika) in Santaban Village, Sajingan Besar District, Sambas Regency. The
approach in this study uses a qualitative approach with a descriptive method, which is
a research model that seeks to make a careful and in-depth picture of the meaning and
value in the implementation of the New Year's Rice ceremony (Ngarantika). Data
sources in this study are the Village Secretary, Traditional Figure and Religious
Figure. The results showed that the implementation of the traditional ceremony for the
new year of rice had fourteen stages. six meanings of offerings or props prepared in
the traditional ceremony of the New Year's Rice (Ngarantika), namely: 1. chicken
(Manok), 2. bontokng, 3. lemang (Poe), 4. cucur (Tumpi), 5. antek , and 6. tepung
tawar(tapukng tawar) . Offerings play an important role in the traditional ceremony
of the new year of rice because as a means of introducing prayers to God. The
offerings in the form of staple food symbolize the welfare of the Dayak Salako who are
very well-off in all respects. There are five cultural values contained in the New Year's
Rice Ceremony (Ngarantika) which need to be emulated by the Salako Dayak
community, namely: 1. Religious Value. 2. Value of Respect for Ancestors and Nature.
3. Social Value. 4. Mutual Assistance Value, and 5.Sharing Value.

Keywords:Meaning of Symbols, Cultural Values, New Year’s Rice Ceremony


(Ngarantika)

PENDAHULUAN pandang yang sama yaitu kepercayaan


Suku bangsa yang ada di Indonesia kepada roh leluhur. Pemujaan kepada roh
salah satunya adalah suku Dayak, Suku leluhur ini dituangkan dalam bentuk upacara
Dayak adalah penghuni asli Pulau ritual yang wajib dilaksanakan oleh
Kalimantan, penduduk asli suku Dayak masyarakat.
diseluruh pulau Kalimantan berisi 405 suku Berladang (bauma) merupakan suatu
kekeluargaan dengan bahasa dan adatnya kegiatan rutin setiap tahun dari para petani
masing-masing mempunyai tradisi ritual tradisional dalam usaha mendapatkan rejeki,
yang khas yang diwarisi turun-temurun kesehatan, dan keselamatan yang diupayakan
(Duman, dalam Lontaan 1975:48). Dalam berhasil demi kelangsungan hidup
pelaksanaanya mereka tetap berpijak pada mereka.Tujuan dari perladangan adalah
kebiasaan-kebiasaan para leluhurnya, baik untuk mendapatkan hasil panen padi yang
dalam penggunaan perangkat atribut sakral dapat mencukupi kebutuhan konsumsi beras
sebagai medianya maupun periodisasi dalam satu keluarga pada masa satu tahun.
pelaksanaan upacaranya yang selalu tetap Keunikan upacara adat yang dimiliki
sama dan tidak berubah-ubah. Walaupun oleh Dayak Salako membuat peneliti tertarik
suku Dayak terdiri dari ratusan suku namun untuk melakukan penelitian pada upacara
kepercayaan religius mereka mempunyai adat tahun baru padi (ngarantika), karena

1
dalam upacara ini terdapat perbedaan dan ciri nilai yang terkandung dalam upacara adat
khas, yaitu adanya permainan meriam, kaum Tahun Baru Padi (Ngarantika) akan
ibu-ibu memetik padi keladang mengenakan mengalami perubahan.
baju kebaya, sarung dan penutup kepala, Oleh karena itu, peneliti tertarik
kemudian dalam upacara ini sesajennya melakukan penelitian yang berjudul “Makna
sederhana yaitu 3 ekor ayam, poe (lemang), dan Nilai upacara Adat Tahun Baru Padi
tumpi (kue cucur), dan bontokng (beras baru Pada Masyarakat Dayak Salako di Desa
yang di bungkus dengan daun minyak Santaban kecamatan Sajiangan Besar
kemudian dimasak dalam bambu), sirih, Kabupaten Sambas”.Sebagai upaya
pinang, minyak dan beberapa tangkai padi, pendokumentasian dan pelestarian budaya
setiap orang yang berkunjung kerumah harus yang telah diwariskan oleh leluhur secara
memakan bontokng. Menurut Takdir (2017: turun-temurun ini.
242) masyarakat Dayak Salako tempo dulu Hasil penelitian ini dapat diterapkan
percaya bahwa mereka yang sudah makan oleh guru mata pelajaran sejarah peminatan
bontokng sudah terbebas dari bahaya. khususnya kelas X (sepuluh) semester genap
Tahun Baru Padi (ngarantika) sebagai materi ajar dalam proses
merupakan satu diantara upacara adat Dayak pembelajaran mengenai materi historiografi
Salako di Desa Santaban Kecamatan tradisional. Implementasinya dapat
Sajingan Besar Kabupaten Sambas, yang dihubungkan dengan KD 3.8 yaitu
hingga kini masih dilaksanakan oleh menganalisis ciri-ciri dari historiografi
masyarakat Dayak Salako.Masyarakat tradisional, kolonial, dan modern.
percaya bahwa ketika mereka melaksanakan
upacara adat tahun baru padi (ngarantika) METODE PENELITIAN
Tuhan (Jubata) memberikan berkat dan hasil Menurut Sugiyono (2014:1) "metode
panen berlimpah untuk ladang mereka. penelitian adalah cara ilmiah untuk
Tahun Baru Padi (Ngarantika) biasanya di mendapatkan data dengan tujuan dan
sebut juga gawe makani baras barahu (gawai kegunaan tertentu". Semua penelitian sangat
makan beras baru) berlangsung selama dua memerlukan metode untuk mencapai tujuan
hari, pada bulan februari dalam setiap dari penelitian yang dilakukan, karena
tahunnya dan dilaksanakan serentak dalam metode penelitan merupakan cara untuk
satu Dusun. peneliti untuk memecahkan masalah dalam
Pada saat berlangsungnya upacara penelitiannya. Berdasarkan judul, latar
Adat Tahun Baru Padi terdapat beberapa belakang dan rumusan masalah yang akan
sesajian (buis) seperti bontokng, diteliti, maka skripsi ini mengunakan metode
cucur(tumpi), lemang(poe), ayam (manok), penelitian kualitatif deskriptif. penggunan
antek, dan tepung tawar yang digunakan metode deskriptif oleh peneliti hendak
dalam pelaksanaan upacara tersebut, mendeskripsikan atau menggambarkan
biasanya sesajian (buis) yang digunakan makna dan nilai yang terkandung dalam
mengandung makna-makna tertentu upcara Adat Tahun Baru Padi pada
didalamnya. Didalam makna-makna tersebut masyarakat Dayak Salako di Kecamatan
mengandung nilai-nilai budaya yang Sajingan Besar Kabupaten Sambas.
diwarisakan kepada masyarakat berkaitan Sumber data dalam penelitian ini
erat dengan pandangan dan panduan dalam menggunakandua jenis sumber, yaitu
menjalani kehidupan sehari-hari.Prosesi sumber data primer dan sumber data
upacara tersebut tidak terdokumentasi dan sekunder. Sumber data primer diperoleh
tidak dibukukan, Dan Pelaksanaan upacara dari hasil observasi dan wawancara.
tersebut dilakukan secara lisan, dari arahan
orang memahami tentang upacara
Sedangkan, sumber data sekunder
tersebut.perkembangan zaman yang semakin diperoleh peneliti dari hasil studi
pesat ini, dikhawatirkan makna dan nilai- kepustakaan. Teknik yang dilakukan saat
mengumpulkan data yaitu; (1) observasi

2
penelitian ini mengunakan jenis persiapan yang dalam bahasa Dayak Salako
penelitian Observasi Partisipatif. dalam disebut ari macah baras dan hari kedua
penelitian ini, peneliti terlibat dengan disebut tahap pelaksanaan yang dalam bahasa
kehidupan sehari-hari orang yang sedang Dayak Salako disebut ari makatn’e.
diamati atau yang digunakan sebagai 1) Tahapan Persiapan Tahun Baru Padi
(Ngarantika)
sumber data penelitian; (2) wawancara Tahapan persiapan Tahun Baru Padi
dalam penelitian ini, wawancara (Ngarantika) dalam masyarakat Dayak
dilakukan dengan mengajukan beberapa Salako disebut ari macah baras, merupakan
pertanyaan terkait dengan makna dan langkah- langkah awallazim dilakukan dalam
nilai Upacara Adat Tahun Baru Padi prosesi Tahun Baru Padi (Ngarantika),
(Ngarantika) peneliti melakukan Prosesi ini disampaikan dalam beberapa
wawancara dengan tokoh adat dan tokoh tahapan diantaranya:
agama; dan (3) Dokumentasi dalam a) Rapat (Bakalakaratn)
penelitian ini berupa foto-foto tentang Sebelum melaksanakan ngarantika
makna dan nilai Upacara Adat Tahun diadakanlah rapat (bakalakartn)yang diikuti
Baru Padi. Terdapat tiga teknik dalam oleh seluruh masyarakat kampungyang
bertujuanuntuk menentukan tanggal
menganalisis data dalam penelitian ini pelaksanakan ngarantika. Pelaksanaan
yaitu; reduksi data, penyajian data dan ngarantika berpedoman pada saat padi mulai
verifikasi data. Dan untuk menguji menguning atau masak(mure) yaitu pada
keabsahan data peneliti melakukan bulan februari. Setelah disepakati tanggal
perpanjangan pengamatan, meningkatkan pelaksaanan ngarantika, tokoh adat
ketekunan, dan triangulasi. (Pangarah uma) memberitahukan pada
masyarakat bahwa akan segera dilaksanakan
HASIL PENELITIAN DAN ngarantika atau tahun baru padi. Biasanya
PEMBAHASAN rapat dilaksanakan dua minggu sebelum
Hasil Penelitian berlangsungnya Upacara Adat Tahun Baru
Lokasi penelitian terletak di Dusun Padi (Ngarantika).
Sasak Desa Santaban Kecamatan Sajingan b) Turun Tanah (Turut’n Tanah)
Besar Kabupaten Sambas. Desa Santaban Proses ini merupakan proses awal yang
terdiri dari tiga Dusun yaitu Dusun Sasak, dilakukan untuk melaksanakan Upacara Adat
Dusun Senipahan dan Dusun Batang Air, di Tahun Baru Padi (Ngarantika). Pagi hari
Desa Santaban terdapat 9 RT dan 4 RW sekitar pukul 06.00 WIB, ibu-ibu atau anak
dengan luas wilayah Desa Santaban gadisnya bersiap-siap turun keladang untuk
mencapai 28.887 km² atau 28,2 % dari luas memanen padi sebanyak satu
wilayah Kecamatan Sajingan Besar. keranjang(ing’e) untuk keperluan
Secara administratif Dusun upacara.mereka mengenakan kain sarung,
Sasak:Sebelah Utara berbatasan dengan kebaya dan penutup kepala. Padi baru yang
Dusun Sungai Bening, Sebelah Selatan akan dipetik itu digelari Raja, oleh karena itu
berbatasan dengan Dusun Sijang, Sebelah mereka yang hendak turun ke ladang harus
Timur berbatasan dengan Senipahan, dan tampil cantik, bersih dan prima untuk
Sebelah Barat berbatasan dengan Dusun menyambut raja. Mereka membawa peralatan
Sawah. kerja yaitu ani-ani padi (katam) dan
a. Pelaksanaan Upacara Adat Tahun keranjang kecil (ing’e).pada saat akan turun
Baru Padi (Ngarantika) ke ladang, tokoh adat (tuha kampong)
Pelaksanaan Upacara Adat Tahun Baru memukul gong, sebagai tanda agar
Padi (Ngarantika) berlangsung selama dua masyarakat turun keladang bersama-sama
hari satu malam, yang terdiri dari beberapa atau serentak.
tahapan yaitu hari pertama disebut tahap c) Memainkan Meriam (Mainan Mariam)

3
Proses ini merupakan proses dengan mengunakan tikar pandan. Misalnya
lanjutan yang dilakukan untuk melaksanakan pada saat itu cuaca mendung atau hujan
Upacara Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika). biasanya mereka mengunakan cara lain yaitu
Pada tahap sebelumnya kaum ibu atau anak dengan cara disangrai (dikareh) atau padi
gadisnya turun keladang untuk memetik padi, tersebut di goreng tanpa minyak mengunakan
kemudian padi dibawa pulang kerumah. wajan.
Sampai dihalaman rumah orang yang h) Menumbuk Padi (Nutuk Padi)
memetik padi tersebut di sambut dengan Pada tahap ini, padi yang sudah dijemur
dentuman meriam yang terbuat dari bambu kemudian di tumbuk mengunakan lesung
besar yang dipotong sepanjang satu meter kayu (Asunkng Kayu) hingga menghasilkan
atau 4 ruas. Ruas bambu dilubangi, kecuali beras.setelah itu ditampi atau dibersihkan
ruas terakhir di mana ada lobang sumbu untuk memisahkan sekam dengan beras
kemudian masukan minyak tanah lalu disulut setelah menjadi beras, selanjutnya dibuat
dengan api. Makna dari memainkan meriam bontokng.
ini adalah untuk menyambut padi baru yang i) Bontokng
digelar Raja, agar didengar dan dijamah oleh Pada tahap ini, beras padi baru didoakan
Tuhan (Jubata) bahwa mereka bersukaria terlebih dahulu, setelah itu beras padi
menyambut pesta panen padi. diletakan di atas piring.Piring-piring
d) Perontokan Padi (Ngirik Padi) diletakan diatas Apar (altar)kemudian beras
Pada tahap ini, padi yang sudah dipetik padi baru tersebut dibungkus (diepet)
kemudian diletakan ditikar pandan (tikar mengunakan daun sejenis palem (daunkng
yang dibuat dari anyaman daun pandan) bah’a) yang arah lipatannya searah
kemudian padi diperontokan atau padi permukaan atas daun dikoyak ujung daun
tersebut dipisahkan dari tangkainya dengan tersebut bertujuan agar bontokng masak
cara diinjak-injak dengan gerakan kekiri dengan merata. Kemudian dimasukan
kekanan lalu diputar agar biji padi terlepas kedalam bambu yang sudah disiapkan
dari tangkainya. didalam bambu tersebut diisi air setalah itu di
e) Menampi Padi (Nampi Padi) panggang diatas tungku yang sudah
Pada tahap ini, padi yang sudah disiapkan.
diperontokan (diirik) kemudian di tampi atau j) Lemang (Po’e)
dibersihkan mengunakan nyiru (Nyerok) Lemang (Po’e) adalah Beras pulut
yang digerakan turun naik guna memisahkan (baras po’e) yang direndam sekitar ± 30
biji padi yang berisi dengan biji padi yang menit, kemudian dibuang airnya (ditiriskan)
hampa atau padi yang tidak berisi. dimasukan dalam seruas bambu buluh
f) Merebus Padi (Ngarabus Padi) (bambu yang kulitnya tipis) bambu tersebut
Pada tahap ini, padi yang sudah dilapisi dengan daun pisang, setelah itu
dibersihkan (ditampi) kemudian direbus masukan air santan yang telah dicampur
mengunakan panci yang terbuat dari dengan garam. Lemang (Po’e) yang sudah
perunggu atau baja diatas tungku api. butir- siap dimasak ditaruh diatas tungku dibakar
butir padi direbus setengah matang agar lebih dengan cara menjajarkannya secara vertikal.
tahan lama dan kulitnya lebih mudah
dilepaskan. Hal itu akan membuat butirnya k) Kue Cucur (Tumpi)
lebih keras dan dengan demikian tidak Kue Cucur (Tumpi) adalah makanan
mudah patah. Sesudah itu air yang digunakan yang terbuat dari tepung beras pulut dan gula
untuk merebus dibuang dan padi yang merah yang diberi air secukupnya kemudian
direbus itu di letakan diwadah agar air sisa digoreng.
rebusan keluar.
g) Menjemur Padi (Nyamur Padi) 2) Tahapan Pelaksanaan Tahun Baru
Pada tahap ini, padi yang sudah direbus Padi (Ngarantika)
kemudian dijemur dibawah terik matahari Tahapan pelaksanan Tahun Baru Padi
(Ngarantika) dalam masyarakat Dayak

4
Salako disebut ari makatn’e, Prosesi ini Sekitar pukul 09.00-10.00 sudah mulai
disampaikan dalam beberapa tahapan nyangahatn (mulai sembahyang) buis (alat
diantaranya: peraga atau sesajen) diletakan diatas
a) Matekat’n Padi Baru apar(altar) yang berisikan pinga’t pamabuis
Pada saat dini hari sekitar pukul 04.00- (piring yang biasa digunakan untuk
06.00 WIB, diawali dengan mateka’t meletakkan sesajian yang terbuat dari
(berkomunikasi dalam bentuk doa) beras keramik), saput panyangahtn (kain yang
baru kepada Jubata yang dilakukan oleh digunakan untuk alas piring buis), tiga ekok
panyangahatn (imam) dengan memberikan manok (tiga ekor ayam), poe(lemang), tumpi
bontokng. Seorang panyangahatn mengambil (cucur), darah manok(darah ayam), tapunkng
sebungkus bontokng kemudian turun ke tawar(tepung tawar), Baras bantant(beras
halaman rumah, bontokng itu dibuka yang dicampur minyak goreng yang letakkan
bungkusnya sambil menghadap kearah timur didalam cangkir kecil), antek (daun sirih
kearah terbitnya bintang karantika lalu ia yang diberi kapur, pinang dan tembakau),
mulai memanjatkan doa kemudian imam dan lilin.
(panyangahatn) melemparkan sedikit Setelah selesai nyanghatn dilanjutkan
bontokng kearah timur itulah yang disebut dengan makan siang, setelah itu minta berkat
matekat’n. dengan mengeluarkan satu apar yang berisi
Bontokng yang pertama ditujukan poe, tumpi, bontokng untuk memohon rejeki
untuk Nek Agokng, alat peraga atau sesajen panen yang melimpah, kesehatan dalam
diletakan didalam daku (baki yang terbuat keluarga, serta keselamatan dalam berkerja,
dari anyaman) disediakan bontokng (beras selain itu mereka juga memohon agar
baru yang dibungkus dengan daun minyak sumangat padi dapat bertahan ditengah
lalu dimasukan kedalam bambu), poe ladang, bertahan di dalam keranjang kecil
(lemang), tumpi (cucur), dan antek disebut (ing’e) dan konse, bertahan dalam tempayan
buis ba rangka untuk nek agongk. beras, bertahan pada manusia laki-laki,
selanjutnya buis dibawa ruang tamu(sami) perempuan dan sebagainya.
kemudian bontokng diikat, poe sa karet Masyarakat Dayak Salako meyakini
(lemang satu potong), pinang, karakek (sirih), bahwa dengan bertahannya sumangat padi
timako (tembakau), rokok, ongkot api (kayu dapat membuat persediaan padi dalam rumah
api) itulah yang biasa disebut rame. lalu itu cukup untuk kebutuhan konsumsi selama
setelah dirame dilanjutkan dengan ke pante setahun dapat terpenuhi. Orang yang
(teras) untuk memberi raja atau bintankng memimpin doa atau yang nyangahtn diberi
karantika (bintang pagi). ayam yang bagian tengah sebelah sebagai
Kemudian Sekitar pukul 08.00 pagi, tanda terima kasih karena telah memimpin
noget (meminta izin) untuk memotong ayam doa.
(motongmanok) sebanyak 3 ekor untuk c) Balayoik (saling mengunjungi)
kerperluan upacara. ayam yang sudah Pada saat pelaksanaan upacara adat
dipotong kemudian dimasukan kedalam tahun baru padi (Ngarantika) sanak keluarga,
wadah yang berisi air panas tujuannya agar kerabat dan teman-teman yang berada
mudah untuk mencabut bulu ayam setalah itu dikampung lain datang kekampung keluarga-
diangkat lalu diletakan diatas karung keluarga mereka yang melaksanakan tahun
kemudian dicabut bulu ayamnya dan baru padi (Ngarantika) untuk menikmati
ayamnya dibelah setelah itu ayam tersebut hasil panen padi baru keluarganya. Adapun
direbus sebentar ditambah dengan kunyit hidangan yang disediakan tuan rumah, yakni
kemudian angkat lalu diitiriskan. Kemudian kue cucur, lemang, bontokng, kopi, nasi,
ayam itu siap untuk di buat sesajian atau alat ayam yang telah dimasak, dan sayur-sayuran.
peraga adat (buis). Setiap tamu yang hendak pulang selalu
b) Memulai nyangahatn (mulai dibekali dengan epet (bungkusan) yang berisi
sembahyang) tumpi, poe, bontokng tujuannya untuk

5
mengirimi saudara yang tidak sempat datang Makna simbol yang akan dibahas dalam
agar mereka tidak kemponan. penelitian ini adalah makna-makna dari
sesajen atau alat peraga yang disiapkan
3) Pantangan Selama Berlangsungnya dalamUpacara Adat Tahun Baru Padi
Tahun Baru Padi (Ngarantika) (Ngarantika). Menurut KBBI, kata sesajian
Selama berlangsunya Tahun Baru Padi berasal dari kata saji yang artinya hidangan
(Ngarantika) terdapat satu pantangan yaitu (makanan yang disiapkan yang diletakan
pantangan membuang sampah. Menurut pada wadah untuk dimakan). Sedangkan
takdir (2017:237) bahwa: bersesaji adalah mempersembahkan sesajian
sampah padi baru berupa tangkai berupa makanan dan benda lain dalam
padi (ruman),ampok padi(biji upacara keagamaan yang dilakukan secara
padi yang hampa) serta segala simbolis dengan tujuan berkomunikasi
sampah dari padi baru itu dengan kekuatan gaib. Sesajian atau alat
dikumpulkan dalam wadah, peraga adat yang disediakan sebagai ucapan
kemudian sampah itu disimpan syukur dan terima kasihkepada Jubata, Awa
ditempat yang aman agar tidak Pama dan Roh-roh lainnya yang telah
diganggu atau dimakan oleh mengupayakan rejeki panen yang melimpah,
ayam dan binatang lainya. kesehatan dalam keluarga dan rumah tangga,
Mereka berbuat demikian karena serta keselamatan selama masa berladang.
padi baru itu amaik (pamali) Adapun perlengkapan sesajian atau alat
dimakan oleh siapa dan apa saja peraga yang diperlukan dalam
sebelum diberitahukan dan penyelengaraan Upacara Adat Tahun Baru
dimintakan ijin pada Jubata. Padi (Ngarantika) diantaranya:
1. Ayam (Manok)
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ayam yang digunakan dalam upacara
Bapak Sanjoyo dan Bapak Sukisman adat ini adalah tiga ekor ayam kampung dan
mengatakan: tidak ditentukan harus ayam jantan atau ayam
salama dua ari gawe koa dirik betina yang terpenting harus ayam kampung
dibaikatn muang sampah, sebanyak tiga ekor. Ayam (Manok)bermakna
sampah disimpan dinyerok, lalu untuk membuang sial agar mereka senantiasa
nunggu tiga ari akak ngarantika dijauhkan dari perbuatan tercela dan terlepas
baruk sampah koa bisa dari murka.
ditunu.artinya selama dua hari 2. Bontokng
gawai kita dilarang membuang Bontokng adalah beras padi baru yang
sampah, sampah itu disimpan dibungkus (diepet) mengunakan daun sejenis
dalam wadah, lalu tiga hari palem (daunkng bah’a) yang arah lipatannya
setelah tahun baru padi sampah searah permukaan atas daun dikoyak ujung
tersebut bisa dibakar. daun tersebut bertujuan agar bontokng masak
Berdasarkan kedua pendapat diatas, dengan merata. Kemudian dimasukan
Pantang membuang sampah ini dilakukan kedalam bambu yang sudah disiapkan
karena meminta belum izin pada Jubata jadi didalam bambu tersebut diisi air setalah itu di
sampah tahun baru disimpan terlebih dahulu panggang diatas tungku yang sudah
di wadah, tiga hari setelah upacara adat disiapkan. Bontokng melambangkan
Tahun Baru Padi barulah sampah tersebut penyerahan hasil panen yang didapat di bumi
dibakar karena sudah meminta minta izin atas usaha manusia.
pada Jubata. 3. Lemang (Poe)
b. Makna Yang Terkandung Dalam Lemang(Poe) adalah makanan yang
Upacara Adat Tahun Baru Padi terbuat dari beras pulut yang dimasak dalam
(Ngarantika) bambu buluh yang diberi santan kemudian
dipanggang diatas tungku. Lemang (Poe)

6
melambangkan pemberitahuan pada Jubata, Salako sebagai bentuk ucapan syukur atas
awa pama dan roh-roh lainnya bahwa mereka hasil panen yang diselenggarakan setahun
mengadakan suatu upacara agar mereka mau sekali oleh masyarakat Dayak
datang dalam upacara tersebut. Salako.Menurut kepercayaan masyarakat
4. Kue Cucur(Tumpi) Dayak Salako untuk melakukan memulai
Kue Cucur (Tumpi) adalah makanan kegiatan perladangan sampai dengan
yang terbuat dari tepung beras pulut dan gula kegiatan panen tidak dapat begitu saja
merah yang diberi air secukupnya kemudian dikerjakan namun perlu adanya upacara-
digoreng. Kue cucur(Tumpi) melambangkan upacara ritual agar Tuhan memberikan berkat
kesatuan atau semangat yang satu dari pada ladang mereka.
seluruh warga masyarakat. Berdasarkan hasil wawancara dengan
5. Antek bapak Sanjoyo dan Bapak Sukisman
Antek adalahdaun sirih yang diberi mengatakan bahwa:
kapur, pinang dan tembakau. Antek sebagai kalo nilai religi koa dapat dirik
simbol penghormatan pada para tamu yang tanang dari tujuatn dirik gawe
sudah datang ke rumah kita. Tamu dalam koa adalah ngucapatn syukur ka
kontes ini adalah roh yang mau datang dalam Jubata ia dah marek diri barakat
upacara tersebut. ka uma dirik. Artinya nilai religi
6. Tepung Tawar (Tapukng Tawar) dilihat dari tujuan
Tepung tawar digunakan untuk dilaksanakannya tahun baru padi
membersihkan manusia dan rumah tangga ini adalah ucapan syukur pada
dari segala sesuatu yang menodainya. Jubata karena telah memberikan
Sesajen atau alat peraga adat berupa berkat pada ladang mereka.
bahan pokok bagi kehidupan manusia,
melambangkan kesejahteraan Dayak Salako Adapun nilai religius yang terkandung
yang sangat berkecukupan dalam segala hal. dalam upacara tersebut menggambarkan
bagaimana masyarakat Dayak Salako yang
c. Nilai yang terkandung dalam Upacara berada di Dusun Sasak Desa Santaban
Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika). menempatkan Sang Pencipta (Jubata)
Pada masyarakat Dayak Salako dalam sebagai pusat dalam pengaturan kehidupan
melaksanakan Upacara Adat Tahun Baru masyarakat Dayak Salako. Bentuk
Padi (Ngarantika) banyak mengandung nilai- penghormatan mereka ditunjukan melalui
nilai positif yang erat kaitannya dengan pembacaan doa disertai dengan sesajian yang
kehidupan masyarakat.Berikut ini beberapa menjadi syarat mutlak dalam setiap
nilai budaya yang dapat dipetik untuk pemanjatan doa pada Tuhan. Karena sesajian
diteladani, yang diwariskan oleh nenek tersebut berfungsi sebagai sarana untuk
moyang melalui Upacara Adat Tahun Baru memanjatkan doa kepada Tuhan.
Padi (Ngarantika). Berdasarkan hasil 2. Nilai Hormat Pada Alam dan Leluhur
observasi yang dilakukan pada tanggal 09-10 Bagi masyarakat Dayak, alam
februari 2019 Nilai budaya yang terkandung merupakan sumber penghidupan.Begitu juga
dalam Upacara Adat Tahun Baru Padi halnya masyarakat Dayak Salako, alam selain
(Ngarantika) adalah: sebagai tempat tinggal juga berfungsi sumber
1. Nilai Religi hehidupan.Alam telah memberikan segalanya
Pelaksanaan upacara adat tahun baru bagi kehidupan mereka. Lebih lanjut
padi memiliki nilai religi sebagai bentuk berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak
penghormatan masyarakat Dayak Salako Sanjoyo dan Bapak Sukisman mengatakan
kepada Tuhan(Jubata), perwujudannya bahwa:
direalisasikan melalui upacara adat. Tahun Kan di tahapan ngarantika koa
Baru Padi (Ngarantika) adalah Upacara Adat ada matekatn bontokng, matekan
yang dilaksanakan oleh masyarakat Dayak bontongk koa kan ontok mataki

7
nek karantika bahwa diri pelaksanaanUpacara Adat Tahun Baru Padi
ngalaksanaan tahut baru padi (Ngarantika) pada Masyrakat Dayak Salako
angkoa lah nilai hormat diri ka di Dusun Sasak Desa Santaban Kecamatan
alam gan awa pama. Artinya Sajingan Besar Kabupaten Sambas, bentuk
kan ditahapan tahun baru padi kerjasama dapat dilihat dalam bentuk gotong
itu ada tahap matekatn bontokng royong antar keluarga ada yang menyiapkan
yang ditujukan pada nek Sesajenan dan perlengkapan yang akan
karantika dari situlah nampak digunakan untuk berlangsungnya Upacara
nilai hormat diri pada alam dan Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika), ada
pada roh leluhur. yang masak, dan sebagainya. Pada tahap
Dengan demikian, nilai hormat kepada penyembelihan ayam ada yang
alam dan Leluhur menjadi hal yang penting menyembelih/memotong semuanya
dan mutlak mereka lakukan.Hal ini nampak dikerjakan secara bergotong royong.
pada saat matekat nasi dari beras baru kepada 5. Nilai Berbagi
Jubata Ne’ Karantika dan anaknya Ne’ Berbagi adalah memberi atau menerima
Baruang Kulub. sesuatu berupa barang, makanan, tenaga dan
3. Nilai Sosial segala yang penting bagi kehidupan kita.
Pada masyarakat Dayak Salako yang Manusia adalah makhluk sosial, oleh karena
Berada di Kecamatan Sajingan Besar, pesta- itu kita sesama manusia saling membutuhkan
pesta upacara adat salah satunya Tahun Baru satu sama lain. Berbagi kepada sesama
Padi (Ngarantika) tidak berlangsung secara adalah hal yang penting, karena tanpa
serempak pada setiap Dusun. Biasanya yang berbagi kita sebagai manusia kita kehilangan
berbeda hanya tanggal pelaksanaan upacara arah dan arti dari makhluk sosial itu
Adat Tahun Baru Padi(Ngarantika), sendiri.Adapun Nilai berbagi yang nampak
sedangkan bulannya tetap sama yaitu bulan jelas saat tamu yang hendak pulang selalu
februari. Sebenarnya pelaksanaan upacara dibekali dengan epet (bungkusan) yang berisi
adatTahun Baru Padi (Ngarantika) yang tumpi, poe, bontokng tujuannya untuk
tidak serempak menguntungkan suku Dayak mengirimi saudara yang tidak sempat datang
Salako terutama dalam hal hubungan agar mereka tidak kemponan.
sosialnya.keadaan yang tidak serempak itu
memungkinkan kerabat, saudara, dan teman Pembahasan
yang tinggal di Dusun-dusun yang berbeda 1. Pelaksanaan Upacara Adat Tahun
dan jarang bertemu mendapat kesempatan Baru Padi (Ngarantika)
untuk saling mengunjungi, melepas rindu, Pelaksanaan yang dimaksud dalam
bertukar pengalaman hidup, dan saling penelitian ini adalah jalannya peristiwa atau
memperkenalkan anak-anak mereka. rangkaian tindakan dalam tata cara tahun
Kesempatan itu tersedia pada saat pesta- baru padi (Ngarantika) yang dilakukan oleh
pesta upacara adat dilaksanakan. Melalui Dayak Salako. Mulai dari tahap persiapan,
upacara AdatTahun Baru Padi (Ngarantika) tahap pelaksanaan sampai semua tahapan
relasi sosial antar Dusun yang berbeda dan selesai dilaksanakan. Pada masyarakat
bertetangga selalu terbangun dan terpelihara Dayak Salako sebelum menanam padi
dengan baik. sampai dengan panen padi harus diadakan
4. Nilai Gotong Royong ritual atau upacara adat agar Jubata selalu
Manusia adalah mahluk sosial yang memberkati ladang mereka sehingga
hidup ditengah-tengah masyarakat sekitarnya terhindar dari hama, dan terhindar dari gagal
sehingga meraka mengembangkan bentuk panen. Menurut Lontaan (1975:497) yang
kerjasama, bersamanya mereka juga dimaksud dengan upacara adalah untuk
menyadari bahwa suatu perkerjaan akan meminta ijin/keluasan kepada Jubata selain
terasa ringan apabila dikerjakan bersama- itu pula mereka menunjukan satu
sama secara bergotong royong. Pada saat perbaktian/membayar adat kepada leluhur

8
dan juga kepada kuasa gaib yang mereka simbol untuk berkomunikasi dengan
takuti. Jika mereka tidak melakukannya sesamanya hal itulah yang membedannya
terlebih dahulu, maka kuasa gaib itu akan dengan mahluk hidup lainnya.
mengadakan reaksi yang menyerang Jadi melalui simbol dapat
kampung dengan penyakit, pertanian gagal mengungkapkan makna yang terdapat dalam
panen dan seluruh ternak mereka akan punah. suatu hal atau benda, ungkapan dalam simbol
Tahun Baru Padi (Ngarantika) adalah yang penuh makna memiliki kekuatan dan
Upacara Adat yang dilaksanakan oleh kebenaran bagi masyarakat Dayak
masyarakat Dayak Salako sebagai bentuk Salako.Suku Dayak Salako selalu
ucapan syukur atas hasil panen. Tahun Baru mengunakan simbol dalam kehidupanya, hal
Padi (Ngarantika) adalah nama upacara ini dikarenakan suku Dayak Salako percaya
tahunan yang diselenggarakan oleh penduduk atau yakin dengan makna yang terkandung
Dayak Salako, upacara ini dilaksanakan didalam simbol.Simbol dapat memberikan
setiap tahun pada bulan februari. Upacara ini perlindungan dan dapat memberitahu
berpedoman pada saat padi mulai menguning keadaan saat terjadi suatu peristiwa.
atau masak. Tempat pelaksanaanya di Berdasarkan hasil penelitian yang sudah
laksanakan dirumah masing-masing diadakan dilakukan terdapat enam makna simbol dari
selama dua hari satu malam yaitu ari macah sesajian(buis) yang digunakan dalam upacara
baras dan ari makatn’e. berdasarkan hasil adat tahun baru padi. Sesajen memegang
penelitian yang lakukan terdapat empat belas peranan penting dalam upacara adat tahun
tahapan dalam pelaksaan Ngarantika yaitu : baru padi karena sebagai sarana pengantar
Rapat (Bakalakaratn), Turun Tanah (Turutn doa pada Tuhan. Sesajian dalam bentuk
Tanah), Memainkan meriam, Perontokan makanan pokok manusia melambangkan
Padi (Ngirik Padi), Menampi Padi (Nampi kesejahteraan Dayak Salako yang sangat
Padi), Merebus Padi (Ngarabus Padi), berkecukupan dalam segala hal.
Menjemur Padi (Nyamur Padi), Menumbuk Upacara adat ini membentuk sebuah
Padi (Nutuk Padi), Membuat Bontokng, keyakianan bagi masyarakat Dayak Salako
Membuat Lemang, Membuat Cucur, dimana bila menginginkan keselamatan maka
Mateka’t padi baru, Mulai sembahyang, upacara adat ini harus dilaksanakan. Mereka
Balayoik (saling mengunjugi). beranggapan bila tidak melaksanakan
upacara adat ini maka malapetaka akan
2. Makna Yang Terkandung Dalam datang pada ladang mereka. Malatapetaka
Upacara Adat Tahun Baru Padi yang dimaksud disini adalah gagal panen,
(Ngarantika). oleh karena itu tahun baru padi bagi
Menurut Tesaurus Alfabetis Bahasa masyarakat Dayak Salako sebagai wujud
Indonesia (dalam Suhardi 2015:30) Makna tanggung jawab moral pada Tuhan (Jubata).
adalah amanat; moral, nilai, pembelajaran.
Pada penelitian ini makna yang dimaksud 3. Nilai Yang Terkandung Dalam Upacara
merujuk pada Makna simbol dari sesajen atau Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika).
alat peraga yang disiapkan dalamUpacara Nilai merupakan suatu pemikiran
Adat Tahun Baru Padi terkait apa yang dianggap baik dan buruk
(Ngarantika).Saifuddin (2005:289-290) yang dikehendaki, dihayati dan diterima oleh
simbol adalah objek, kejadian, atau bentuk- seluruh masyarakat sebagai pedoman, acuan
bentuk tertulis yang diberi makna oleh dan pegangan dalam kehidupan. Nilai berada
manusia, manusia dapat memberikan makna dalam kata hati murni, kata hati dan
kepada setiap kejadian, tindakan, atau objek pemikiran suatu keyakinan kepercayaan yang
yang berkaitan dengan pemikiran, gagasan bersumber dari berbagai sistem nilai seperti
dan emosi. Artinya manusia memiliki akal yang dikatakan oleh
budi sehingga ia mampu menciptakan, Koentjaraningrat(2015:153) :
mengembangkan, dan mengunakan simbol-

9
Sistem nilai budaya hubungan sosial atau kontak sosial diantara
merupakan tingkatan yang warga masyakarat setempat.
paling tinggi dan paling
abstrak dari adat istiadat.Hal SIMPULAN DAN SARAN
itu disebabkan karena nilai Simpulan
budaya merupakan konsep- Secara umum bahwa makna dan nilai
konsep mengenai sesuatu Upacara Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika)
yang ada dalam alam di Dusun Sasak Desa Santaban Kecamatan
pemikiran sebagian Sajingan Besar Kabupaten Sambas Tahun
masyarakat yang mereka Baru Padi (Ngarantika) memiliki tantanan
anggap bernilai, berharga, tertinggi sebagai bentuk norma sosial dan
dan penting dalam hidup kontak sosial yang sudah menjadi kebiasaan
sehingga dapat berfungsi masyarakat.
sebagai suatu pedoman yang Berdasarkan ketiga sub masalah dalam
memberi arah dan orientasi penelitian ini, maka dapat disimpulkan
pada kehidupan masyarakat. sebagai berikut:(1)Tahun Baru Padi
(Ngarantika) berlangsung selama dua hari
Pada setiap individu sejak kecil telah satu malam dengan beberapa tahapan, yaitu
diresapi dengan nilai budaya yang hidup tahap persiapan dalam bahasa Dayak Salako
didalam masyarakatnya, sehinggga konsepsi- disebut ari macah baras dan tahap
konsepsi tersebut telah lama berakar dalam pelaksanaan dalam bahasa Dayak Salako
jiwa mereka. Pada masyarakat Dayak Salako disebut ari makant’e. tahap persiapan terdiri
yang berada di Dusun Sasak dalam dari Turun Tanah (Turutn Tanah),
melaksanakan Upacara Adat Tahun Baru Memainkan meriam, Perontokan Padi (Ngirik
Padi (Ngarantika) terdapat nilai-nilai positif Padi), Menampi Padi (Nampi Padi), Merebus
yang erat kaitannya dengan kehidupan Padi (Ngarabus Padi), Menjemur Padi
sehari-hari masyarakat. (Nyamur Padi), Menumbuk Padi (Nutuk
Nilai positif yang dapat diambil hikmah Padi), Membuat Bontokng, Membuat
dari penyelengaraan ini antara lain: Pertama, Lemang, Membuat Cucur. Tahap
masyarakat Dayak Salako menempatkan pelaksanaan terdiri dari Mateka’t padi baru,
Sang Pencipta (Jubata) sebagai pusat dalam Mulai sembahyang, Balayoik (saling
pengaturan kehidupan masyarakat Dayak mengunjugi); (2)Terdapat enam makna
Salako. Bentuk penghormatan mereka simbol dari sesajen atau alat peraga yang
terlihat melalui pemanjaatan doa dan sesajian disiapkan dalamUpacara Adat Tahun Baru
yang disiapkan dalam upacara adat tahun Padi (Ngarantika), diantaranya: 1. Ayam
baru padi, kedua, penghormatan mereka pada (Manok), 2.Bontokng, 3. Lemang(Poe), 4.
alam dan roh leluhur suatu yang mutlak Kue Cucur(Tumpi), dan 5. Antek. 6. Tepung
untuk dilakukan karena mereka mempercayai Tawar (Tapukng Tawar). Sesajen memegang
alam telah memberikan penghidupan pada peranan penting dalam upacara adat tahun
mereka. Ketiga, hubungan kekeluargaan baru padi karena sebagai sarana pengantar
semakin terjalin dengan erat hal ini nampak doa pada Tuhan. Sesajian dalam bentuk
pada saat keluaraga, teman atau kerabat yang makanan pokok manusia melambangkan
berada dikampung-kampung lain kesejahteraan Dayak Salako yang sangat
berdatangan ketempat keluarganya yang berkecukupan dalam segala hal; (3)Terdapat
merayakan tahun baru padi dan saling lima nilai budaya yang terkandung dalam
membantu dalam menyiapkan segala sesajian Upacara Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika)
untuk pelaksanaan upacara adat tahun baru yang perlu diteladani oleh masyarakat Dayak
padi. Dengan dilaksakanannya upacara adat Salako yaitu:1. Nilai Religi. 2. Nilai Hormat
tahun baru padi sebagai sarana yang Pada Leluhur dan Alam. 3. Nilai Sosial. 4.
digunakan masyarakat untuk melakukan Nilai Gotong Royong, dan 5. Nilai Berbagi.

10
Nilai positif yang dapat diambil hikmah dari bagi masyarakat Dayak Salako sehingga
penyelengaraan ini antara lain: Pertama, masyakarat memilki rasa untuk menjaga dan
masyarakat Dayak Salako menempatkan melestarikan upacara adat tahun baru padi
Sang Pencipta (Jubata) sebagai pusat dalam ini; (2)Masyarakat Dayak Salako di Dusun
pengaturan kehidupan masyarakat Dayak Sasak hendaknya menyadari akan pentingnya
Salako. Bentuk penghormatan mereka makna dan nilai yang terkandung dalam
terlihat melalui pemanjaatan doa dan sesajian Upacara Adat Tahun Baru Padi (Ngarantika),
yang disiapkan dalam upacara adat tahun karena makna dan nilai yang terkandung
baru padi, kedua, penghormatan mereka pada dalam Upacara Adat Tahun Baru Padi
alam dan roh leluhur suatu yang mutlak (Ngarantika) mencerminkan jati diri kita
untuk dilakukan karena mereka mempercayai selaku suku asli masyarakat Dayak Salako;
alam telah memberikan penghidupan pada (3) Generasi muda dapat menumbuhkan
mereka. Ketiga, hubungan kekeluargaan kesadaran akan pentingnya menjaga dan
semakin terjalin dengan erat hal ini nampak mempelajari kebudayaan tradisional yang ada
pada saat keluaraga, teman atau kerabat yang diwilayah setempat, serta menumbuhkan rasa
berada dikampung-kampung lain memilki sehingga dapat melestarikan
berdatangan ketempat keluarganya yang kebudayaan tradisional yang ada diwilayah
merayakan tahun baru padi dan saling setempat.
membantu dalam menyiapkan segala sesajian
untuk pelaksanaan upacara adat tahun baru DAFTAR RUJUKAN
padi.Dengan dilaksakanannya upacara adat Koentjaraningrat. (2015). Pengantar Ilmu
tahun baru padi sebagai sarana yang Antropologi. Jakarta: Rineka
digunakan masyarakat untuk melakukan Cipta
hubungan sosial atau kontak sosial diantara Lontaan, J.U. (1975). Sejarah Hukum Adat
warga masyakarat setempat. dan Adat Istiadat Kalimantan
Barat. Jakarta: Offset Bumirestu
Saran Saifuddin, Achmad Fedyani. (2005).
Berdasarkan hasil penelitian yang sudah Antropologi Kontemporer.
disimpulkan tersebut diatas, adapun saran-
Jakarta:Prenada Media
saran yang dapat disampaikan kepada
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian
berbagai pihak, yaitu:(1)Kepala Desa, kepala
Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Dusun, Tokoh Adat, Tokoh Agama,
Bandung: Alfabeta
Masyarakat dan Pemerintah Daerah harus
Suhardi. (2015). Dasar-dasar Ilmu Semantik.
mempunyai inisiatif yang tinggi untuk
Yogyakarta: Ar-Ruzz Media
melestarikan upacara adat tahun baru padi ini
Suratman, dkk. (2014). Ilmu Sosial dan
agar wujud asli dari kebudayaan ini agar
Budaya Dasar. Malang: Intimedia
tidak mengalami perubahan, upaya bisa
Takdir, Simon. (2017). Austronesia Dayaka:
dilakukan yaitu dengan membukukan dan
Tentang Kelompok Suku Dayak
mensosialisasikan bahwa upacara ada tahun
Salako Dayaka Borneo. Pontianak:
baru padi yang menjadi bagain terpenting
Top Indonesia

11

Anda mungkin juga menyukai