Etika Bisnis Kelmpok 12
Etika Bisnis Kelmpok 12
KOMPON
EN
DASAR
Setelah
membaca
Bab ini
Mahasiswa
atau
Pembaca
Dapat
Memahami
Mendefinis
ikan dan
Menjelaska
n:
A. Komponen Dasar Komunikasi Bisnis
Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses
komunikasi mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator
menyampaikan pesan. Materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendaptkan
feed back yang positif dari penerima pesannya. Efektivitas diartikan sebagai cara
mengoptimalkan setiap fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap unsur yang
terlibat dalam proses komunikasi, baik itu komunikator, media, pesan maupun
komunikan harus memainkan perannya secara tepat untuk menciptakan iklim yang
kondusif sehingga proses komunikasi mencapai tujuannya.1
Melihat setidaknya ada dua aliran utama (mazhab) ahli komunikasi dalam merumuskan
pengertian komunikasi. Pertama, ahli komunikasi yang merumuskan komunikasi
sebagai penyampaian atau transmisi pesan yang kemudian disebut sebagai “mazhab
proses”. Kedua, ahli komunikasi yang melihat komunikasi sebagai pembuatan dan
pertukaran makna yang disebut sebagai “mazhab semiotika”.2
Sedangkan adanya tiga kerangka pemahaman atas komunikasi, yaitu
(a). komunikasi sebagai tindakan satu arah,
(b). komunikasi sebagai interaksi
(c). komunikasi sebagai transaksi.
Komunikasi sebagai tindakan satu arah melihat komunikasi sebagai penyampaian pesan
(informasi) dari seseorang/lembaga kepada orang lain. Komunikasi sebagai interaksi
menunjukkan komunikasi sebagai proses sebab-akibat atau aksireaksi yang arahnya
bergantian. Sedangkan komunikasi sebagai transaksi memandang komunikasi sebagai
proses personal karena makna atau pemahaman kita atas apa yang kita peroleh
sebenarnya bersifat pribadi. 3
Menurut Carl I. Hovland, ilmu komunikasi adalah: Upaya yang sistematis untuk
merumuskan secara tegar asas-asas penyampaian informasi serta pem- bentukan
pendapat dan sikap.
Dalam “bahasa” komunikasi, pernyataan dinamakan pesan (message), orang yang
menyampaikan pesan disebut komunikator (communicator), sedangkan orang yang
1
Komala, Lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi Perspektif, dan Konteks. Bandung: Widya Padjadjaran hal 139-140
2
Fiske, John. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi, Edisi Ketiga. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada hal 8-9
3
Deddy Mulyana 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Hal 61 Edisi Satu. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya,
menerima pesan diberi nama komunikan (communicatee). Maka lebih jelasnya,
Komunikasi berarti proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan4
Mendefenisikan komunikasi sebagai proses penyampaian pesan oleh seseorang kepada
orang lain untuk memberi tahu atau merubah sikap dan pendapat baik secara langsung
dan tidak langsung melalui media5.
dengan kata lain dalam setiap peristiwa komunikasi terdapat komponen-komponen
sebagai berikut:
a. Komunikator (communicator, source, sender)
b. Pesan (message)
c. Media (channel, media)
d. Komunikan (communicant, communicatee, receiver, recipient)
e. Efek (effect, impact, influence)6
a. Komponen Komunikasi
Dalam proses komunikasi terdapat komponen komunikasi yang wajib
terpenuhi karena merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat.
Bila salah satu unsur tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap
komponen dalam komunikasi itu mempunyai hubungan yang sangat erat dan
saling ketergantungan satu sama lainnya. Jalannya proses komunikasi beserta
komponen-komponen komunikasi pendukungnya telah coba digambarkan
oleh para ahli melalui model-model komunikasi. Yang dimaksud dengan
model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan cara kerja
dari berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita
kenal adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi
Lasswell, model komunikasi Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver,
model komunikasi Barlund, dan model komunikasi Schramm. Proses
komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan, yaitu
B. Peran Encoder/Komunikator
4
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Hal 28 Bandung: Citra Aditya Bakti, 1993
5
Effendy, Onong. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi Hal 5 Bandung : Citra Aditya Bakti
6
Effendy, Onong. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi Hal 10 Bandung : Citra Aditya Bakti
a) Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)
Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi
adalah sender atau pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang
mengirimkan pesan. Terdapat beberapa faktor dalam diri komunikator yang
menentukan efektivitas komunikasi yaitu sikap komunikator dan pemilihan
berbagai simbol yang penuh makna. Yang dimaksud dengan sikap komunikator
adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap yang positif. Sementara itu,
yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna yang
dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat
bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi
lingkungan komunikasi.
Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam
sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan
disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah
pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat
dikirimkan.
C. Mengidentifikasi Pesan/Media
Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan
kepada komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan
dapat berupa pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi
efektif, maka komunikator harus memahami sifat dan profil
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran, kebutuhan khalayak sasaran,
serta harapan dan kemungkinan respon yang diberikan oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun
komunikasi bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan
untuk melakukan komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi
dengan baik, maka kita belum siap untuk memulai proses komunikasi.
Encoding
7
Carté, P dan Fox, C. (2006). Bridging The Culture Gap Komunikasi Lintas Budaya Hal 19
8
Carté, P dan Fox, C. (2006). Bridging The Culture Gap Komunikasi Lintas Budaya Hal 20
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam
sebuah bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan
disampaikan harus dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah
pesan harus dapat dikirimkan dalam bentuk dimana komunikate/penerima
pesan/khalayak sasaran mampu melakukan decode atau pesan tidak akan dapat
dikirimkan.
D. Peran Decoder/Komunikan
Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran
menerima pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi
untuk melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca
secara menyeluruh, mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau
mengkonfirmasi ketika dibutuhkan.
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan
komunikasi. Kita dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang
tidak sehingga kita dapat berlaku secara efisien ketika kita melakukan
komunikasi di lain waktu.
e) Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi
dimana kita melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana
kita berada dan dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi,
dan berbagai unsur atau elemen seperti hubungan antara komunikator dan
komunikate. Komunikasi yang kita lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak
sama jika dibandingkan dengan ketika kita berkomunikasi dengan atasan kita.
Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya kita berkomunikasi.
f) Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan
dalam proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat
keras, atau perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga
dapat berupa gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik.
Dalam proses komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat
mengganggu dalam proses penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik
tentang sebuah pesan.
E. Mengdentifikasi Effect
Efek (Effect)
Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh
atau dampak yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau
tingkah laku komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil
apabila sikap serta tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa
yang diinginkan oleh komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh
komunikator dari komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat
dikatakan komunikasi menemui kegagalan.
B. Proses Komunikasi
Dalam prosesnya, komunikasi memiliki dua tahap, yaitu proses
komunikasi secara primer dan sekunder.
Siapa yang dimaksud dengan pertanyaan di atas bukan sekadar menyangkut nama
tetapi latar belakang pendidikan dan sosial, tingkat perkembangan
jiwanya, mindset, dst. Isi pesan sama namun jika penerima pesan berbeda
misalnya dalam tingkat perkembangan, pendidikan, status sosial, latar belakang
keahlian, maka kemasan pesan juga harus berbeda.
Jika dalam bentuk verbal, kata apa atau kalimat yang bagaimana yang dipilih.
Kekeliruan dalam mengemas pesan dapat menyebabkan tujuan komunikasi tidak
tercapai. Sekadar contoh pengemasan pesan yang tidak tepat dapat disimak dari
pengalaman penulis berikut ini.
Suatu saat penulis menerima pesan via handphone dari seseorang yang bunyinya
“U di mana? Q sudah menanti sejak jam 2.30” Penulis membalas dengan
jawaban: “Maaf, anda siapa?” Ternyata dia adalah seorang mahasiswa yang akan
mengikuti ujian perbaikan, yang sebenarnya tidak perlu menghubungi penulis.
11
Agus M. Hardjana. 2003. Komunikasi intrapersonal & Komunikasi Interpersonal. Yogyakarta: Penerbit Kanisius
Hal 15
Contoh tesebut menggambarkan bahwa apa yang disampaikan dan bagaimana
menyampaikannya salah.
Ada contoh lain dari kekeliruan dalam pengemasan pesan. Sekitar pukul 12.30
seorang dosen menerima sms dari mahasiswanya: “Ibu nanti sore mengajar atau
tidak?” Si penerima pesan tak mengerti apa maksud pertanyaan tersebut dan juga
agak tersinggung dengan isi pertanyaan tersebut. Sebagai penanggung jawab
kelas untuk mata kuliah tertentu, pengirim pesan punya hak untuk menghubungi
dan bertanya kepada dosen. Namun kemasan pesannya dan juga waktu
penyampaiannya tidak tepat. Seandainya pesan dikemas dengan kalimat:
“Mohon maaf, sekadar mengingatkan bahwa sekarang ini ibu waktunya memberi
kuliah di kelas kami”, dan disampaikan setelah lewat waktu dimulainya
perkuliahan, misalnya setelah ditunggu 10 menit dosen belum hadir, tentu respon
dari penerima pesan bisa seperti yang diharapkan oleh pengirim pesan.
Komala, Lukiati. (2009). Ilmu Komunikasi Perspektif, dan Konteks. Bandung: Widya
Padjadjaran
Fiske, John. 2014. Pengantar Ilmu Komunikasi - Edisi Ketiga. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Deddy Mulyana 2005. Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar Edisi Satu. Bandung :
PT.Remaja Rosdakarya,
Effendy, Onong Uchjana. 1993. Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung: Citra
Aditya Bakti, 1993
Effendy, Onong. 2000. Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi Bandung : Citra Aditya
Bakti
Carté, P dan Fox, C. (2006). Bridging The Culture Gap Komunikasi Lintas Budaya
Kogan Page; 2nd edition (August 1, 2008)
S Priyatna, E Ardianto Tujuh Pilar Strategi Komunikasi Bisnis - Jakarta: Widya
Padjajaran, 2009
Effendy, Onong Uchyana. 2011. Ilmu Komunikasi: Teori dan Prakteknya, Bandung :
Remaja Rosdakarya.
Agus M. Hardjana. 2003. Komunikasi intrapersonal & Komunikasi Interpersonal.
Yogyakarta: Penerbit Kanisius