Anda di halaman 1dari 22

KOMPONEN KOMUNIKASI

Oleh

Kelompok 2

1. Anak Agung Mas Agung Purnama Sari (P07134018 003)


2. Ni Nyoman Ayu Ratna Lestari (P07134018 023)
3. Ni Putu Yulya Citrayanti (P07134018 029)
4. I Wayan Doni (P07134018 053)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia


Politeknik Kesehatan Denpasar
Jurusan Analis Kesehatan
2019
KATA PENGANTAR

 Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatNYA
sehingga kami dapat membuat paper ini dengan lancar. Kami berharap paper ini dapat
memberikan suatu dampak positif yang dapat menambah pengetahuan maupun wawasan bagi
para pembaca. 
Disini kami akan membahas materi tentang “Komponen Komunikasi”. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Tersusunnya paper ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ibu I.G.A Sri Dhyanaputri, SKM., MPH beserta tim selaku dosen mata kuliah
komunikasi yang membimbing kami, memberikan dorongan serta memberikan
masukan kepada kami.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami sehingga
paper ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman satu kelompok yang telah ikut berkontribusi dalam pembuatan paper
ini.
Tujuan dari penyusunan paper ini untuk menambah wawasan pembaca. Sehingga besar
harapan kami, paper yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang
wawasan pembaca. Semoga paper ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami
berharap paper yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan paper selanjutnya.

Denpasar, 6 Pebruari 2019

Penulis

DAFTAR ISI

i
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i

DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................................1

1.2 Masalah............................................................................................................................................2

1.3 Tujuan...............................................................................................................................................2

1.4 Manfaat.............................................................................................................................................3

1.4.1 Manfaat Praktis...........................................................................................................................3

1.4.2 Manfaat Teoretis.........................................................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4

2.1 Pengertian Komunikasi................................................................................................................4

2.2 Fungsi Komunikasi......................................................................................................................4

2.3 Tujuan Komunikasi.....................................................................................................................5

2.4 Komponen Komunikasi...............................................................................................................6

2.5 Proses Komunikasi....................................................................................................................11

2.6 Gangguan Dalam Komunikasi...................................................................................................13

BAB III PENUTUP.......................................................................................................................15

3.1 Simpulan....................................................................................................................................15

3.2 Saran..........................................................................................................................................16

DAFTAR PUSTAKA

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Komunikasi dapat dikatakan
sebagai salah satu aktifitas manusia yang sangat penting baik dalam kehidupan
berorganisasi maupun dalam kehidupan sosial. Dengan berkomunikasi, manusia dapat
saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan sehari - hari di rumah tangga, di
tempat kerja, dalam masyarakat atau dimana saja manusia berada.

Dalam keseharian di sadari atau tidak komunikasi sudah menjadi bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Untuk menjalin hubungan yang harmonis diperlukan
rasa kemanusiaan yang akrab dan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Hal
tu bisa terjadi karena adanya komunikasi yang dilakukakan oleh anggota masyarakat.
Dengan komunikasi kita dapat meminimalisir konflik yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, baik itu konflik antar individu, antar kelompok maupun konflik antar
organisasi.

Komunikasi merupakan suatu proses penyampaian pesan dimana komunikator


memberikan pesan kepada komunikan baik verbal maupun nonverbal melalui suatu
saluran (channel) kemudian pesan tersebut mendapatkan tanggapan dari komunikan
sehingga terjadi kesepahaman antara komunikator dengan komunikan.Tidak ada
manusia yang tidak terlibat dalam komunikasi. Komunikasi memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia, baik secara individu, kelompok, maupun dalam
organisasi.

Dalam ruang lingkup kesehatan, komunikasi juga merupakan hal yang sangat
penting. Komunikasi sebagai penghubung antara satu orang (petugas kesehatan) dengan
orang lain (pasien). Komunikasi memungkinkan terciptanya hubungan antara pasien dan
petugas kesehatan. Oleh karena itu, komunikasi sangatlah penting dalam segala bidang
termasuk dalam bidang kesehatan. Ilmu komunikasi sangatlah luas. Dalam komunikasi ada
1
yang disebut dengan komponen komunikasi. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang
harus ada agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik. 

1.2 Masalah

1.2.1 Apa yang dimaksud dengan komunikasi ?

1.2.2 Apa saja fungsi komunikasi ?

1.2.3 Apa tujuan komunikasi ?

1.2.4 Apa saja komponen dari komunikasi?

1.2.5 Bagaimana proses komunikasi?

1.2.6 Apa saja gangguan yang tejadi dalam komunikasi?

1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi.

1.3.2 Untuk mengetahui fungsi komunikasi.

1.3.3 Untuk mengetahui tujuan komunikasi.

1.3.4 Untuk mengetahui komponen komunikasi.

1.3.5 Untuk mengetahui proses komunikasi.

1.3.6 Untuk menegtahui gangguan yang terjadi dalam komunikasi.

2
1.4 Manfaat

1.4.1 Manfaat Praktis


Manfaat praktis yang di dapatkan dalam paper ini yaitu dapat mengenal
dan mengetahui mengenai komponen komunikasi.

1.4.2 Manfaat Teoretis


Manfaat penulisan paper ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan
sumbangaan pemikiran dalam memperkaya konsep mengenai komponen
komunikasi.

3
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Komunikasi


Komunikasi berasal dari bahasa latin “cum” yaitu kata depan yang berarti dengan,
bersama dengan, dan “unus” yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata- kata
itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi cummunion yang
berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Istilah
komunikasi dalam bahasa inggris “communication”, dari bahasa latin “communicatus”
yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai
proses sharing diantara pihak- pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-
lain. Melalui penggunaaan simbol- simbol seperti kata- kata, gambar- gambar, angka-
angka dan lain- lain. Komunikasi secara umum adalah suatu proses pebentukan,
penyampaian, penerimaan, dan pengolahan pesan yang terjadi didalam diri seseorang dan
atau diantara dua atau lebih dengan tujuan tertentu.

2.2 Fungsi Komunikasi


Fungsi komunikasi menurut Effendy dapat dikelompokkan menjadi 4 bagian, seperti
yang tertulis dalam bukunya Ilmu, Teori dan Filsafat Komunikasi adalah sebagai berikut :
1. Menyampaikan informasi (to inform)
Komunikasi berfungsi menyampaikan informasi, tidak hanya informasi tetapi
juga pesan, ide, gagasan, opini maupun komentar. Sehingga masyarakat dapat
mengetahui keadaan yang terjadi dimanapun.
2. Mendidik (to educate)
Komunikasi sebagai sarana informasi yang mendidik, menyebarluaskan
kreativitas, tidak hanya sekedar memebri hiburan, tetapi juga memberi pendidikan 29
untuk membuka wawasan dan kesempatan untuk memperoleh penididikan secara luas,
baik untuk pendidikan formal disekolah maupun untuk diluar sekolah, serta memberikan
berbagai informasi tidak lain agar masyarakat lebih maju, lebih baik, dan lebih
berkembang.

4
3. Menghibur (to entertain)
Komunikasi juga memeberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi
tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dan
bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan
bahasa.
4. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi
motivasi, medorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat,
dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai nilai baru untuk mengubah sikap dan
perilaku ke arah yang baik dan modernisasi.

2.3 Tujuan Komunikasi


Setiap proses komunikasi memiliki tujuan untuk efisiensi dan efektivitas. Efisiensi
maksudnya adalah dengan sumber daya yang ada, tetap diusahakan sebuah proses
komunikasi mencapai hasil yang maksimal. Ketika seorang komunikator menyampaikan
pesan. Materi pesan yang disampaikan sebisa mungkin mendaptkan feed back yang
positif dari penerima pesannya. Efektivitas diartikan sebagai cara mengoptimalkan setiap
fungsi komponen dalam proses komunikasi. Setiap unsur yang terlibat dalam proses
komunikasi, baik itu komunikator, media, pesan maupun komunikan harus memainkan
perannya secara tepat untuk menciptakan iklim yang kondusif sehingga proses
komunikasi mencapai tujuannya. Komala (2009:139-140)
Secara khusus komunikasi bertujuan untuk :
1. Menetapkan dan menyebarluaskan tujuan perusahaan 
2. Menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan 
3. Mengorganisasi SDM serta sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen
4. Menyeleksi , mengembangkan dan menilai anggota organisasi
5. Memimpin , mengarahkan , memotivasi dan menciptakan iklim yang
memunculkan keinginan untuk memberikan kontribusi
6. Mengendalikan prestasi

Menurut Menurut Onong Uchjana Effendy, Tujuan dari komunikasi adalah:

1. Perubahan sikap (attitude change)


5
2. Perubhana pendapat (opinion change)

3. Perubahan perilaku (behavior change)

4. Perubahan sosial (social change), (effendy, 2003: 8)

Sedangkan tujuan komunikasi pada umumnya menurut Cangara Hafied dalam


bukunya pengantar ilmu komunikasi adalah mengandung hal-hal sebagai berikut:

a. Supaya yang di sampaikan dapat dimengerti seorang komunikator harus


dapat menjelaskan kepada komunikan (penerima) dengan sebaik-baiknya
dan tuntas sehingga mereka dapat mengikuti apa yang dimaksud oleh
pembicara atau penyampai pesan (komunikator)

b. Memahami orang sebagai komunikator harus mengetahui benar aspirasi


masyarakat tentang apa uang diinginkannya, jangan hanya berkomunikasi
dengan kemauan sendiri.

c. Supaya gagasan dapat diterima oelh orang lain Komunikator harus


berusaha agar gagasan dapat diterima oleh orang lain dengan
menggunakan pendekatan yang persuasif bukan dengan memaksakan
kehendak.

d. Menggerakan orang lain untuk melakukan sesuatu menggerkkan sesuatu


itu dapat berupa kegiatan yang lebih banyak mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu yang kita kehendaki ( hafied. 2002: 22)

2.4 Komponen Komunikasi


Dalam proses komunikasi terdapat komponen komunikasi yang wajib terpenuhi
karena merupakan sebuah bentuk kesatuan yang utuh dan bulat. Bila salah satu unsur
tidak ada, maka komunikasi tidak akan terjadi. Setiap komponen dalam komunikasi itu
mempunyai hubungan yang sangat erat dan saling ketergantungan satu sama lainnya.
Jalannya proses komunikasi beserta komponen-komponen komunikasi pendukungnya
telah coba digambarkan oleh para ahli melalui model-model komunikasi. Yang

6
dimaksud dengan model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan
cara kerja dari berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita
kenal adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model
komunikasi Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi
Barlund, dan model komunikasi Schramm. Proses komunikasi selalu melibatkan
beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message, encoding, channel, decoding,
receiver, feedback, context, noise, dan effect.

1. Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender)


Dalam proses komunikasi, yang menjadi sumber komunikasi adalah sender atau
pengirim pesan. Komunikator adalah seseorang yang mengirimkan pesan. Terdapat
beberapa faktor dalam diri komunikator yang menentukan efektivitas komunikasi yaitu
sikap komunikator dan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna. Yang dimaksud
dengan sikap komunikator adalah bahwa komunikator harus memiliki sikap yang positif.
Sementara itu, yang dimaksud dengan pemilihan berbagai simbol yang penuh makna
yang dilakukan oleh komunikator adalah bahwa pemilihan simbol-simbol yang tepat
bergantung pada siapa yang menjadi khalayak sasaran dan bagaimana situasi lingkungan
komunikasi.

Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa hal
yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :

 Kita harus mengenali siapa yang menjadi komunikate/penerima pesan/khalayak


sasaran.
 Pesan yang akan kita kirimkan kepada komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran harus jelas.

 Kita juga harus memahami mengapa kita mengirimkan pesan kepada


komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran.

 Hasil apakah yang kita harapkan.

Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses
komunikasi akan menemui kegagalan.
7
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa
pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka
komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang
diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang
dikirimkan.

Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi.

3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.

Untuk dapat melakukan encode sebuah pesan, maka kita sebagai komunikator harus


memikirkan apa yang komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran butuhkan agar dapat
memahami atau melakukan decode sebuah pesan. Kita harus menggunakan bahasa yang
dapat dengan mudah dimengerti dan konteks yang dikenal baik oleh
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Orang yang melakukan encode disebut
dengan encoder.

4. Media atau Saluran Komunikasi (Channel)


Media atau saluran komunikasi adalah media atau berbagai media yang kita gunakan
untuk mengirimkan pesan. Jenis pesan yang kita miliki dapat membantu kita untuk

8
menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang termasuk ke
dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang
tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang
dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada media komunikasi
massa seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media komunikasi.
Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya
komunikasi yang kita lakukan.

5. Decoding
Decoding  terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara menyeluruh,
mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika dibutuhkan.

Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang pesan
dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang
bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan disebut
dengan decoder.

6. Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver)


Komunikasi tidak akan terjadi tanpa kehadiran komunikate/penerima pesan. Ketika
komunikate/penerima pesan menerima sebuah pesan, maka ia akan menafsirkan pesan,
dan memberikan makna terhadap pesan yang diterima. Komunikasi dapat dikatakan
berhasil manakala komunikate/penerima pesan/ menerima pesan sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh komunikator.

7. Umpan Balik (Feedback)


Apapun media atau saluran komunikasi yang digunakan untuk mengirimkan pesan,
kita dapat menggunakan umpan balik untuk membantu kita menentukan sukses tidaknya

9
komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka dengan
komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan
pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka
kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau tanggapan yang
kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.

Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita
dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat
berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.

8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita
melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau
elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita
lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita
berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya
kita berkomunikasi.

9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses
penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.

10. Efek (Effect)


Yang dimaksud dengan efek dalam proses komunikasi adalah pengaruh atau dampak
yang ditimbulkan komunikasi yang dapat berupa sikap atau tingkah laku
komunikate/penerima pesan. Komunikasi dapat dikatakan berhasil apabila sikap serta
10
tingkah laku komunikate/penerima pesan sesuai dengan apa yang diinginkan oleh
komunikator. Namun, apabila efek yang diharapkan oleh komunikator dari
komunikate/penerima pesan tidak sesuai maka dapat dikatakan komunikasi menemui
kegagalan. Menurut Soeganda Priyatna (2004 : 13), efek yang ditimbulkan dari proses
komunikasi dapat kita lihat dari adanya pendapat pribadi, pendapat publik, ataupun
pendapat mayoritas.

2.5 Proses Komunikasi


Dalam prosesnya, komunikasi memiliki dua tahap, yaitu proses komunikasi
secara primer dan sekunder. (Effendy, 2011:11-18)

1. Proses Komunikasi Secara Primer

Proses penyampaian pikiran dan atau perasaan seseorang kepada orang


lain dengan menggunakan lambang sebagai media. Lambang sebagai media
primer dalam proses komunikasi adalah bahasa, kial, i
, gambar, warna, dan lain sebagainya yang secara langsung mampu
menerjemahkan pikiran atau perasaan komunikator kepada komunikan. Bahwa
bahasa yang paling banyak digunakan dalam komuniasi adalah jelas karena hanya
bahasalah yang mampu menerjemahkan pikiran seseorang kepada orang lain.
Apakah itu berbentuk ide, informasi atau opini; baik mengenai hal yang konkret
maupun abstrak, bukan saja tentang hal atau peristiwa yang terjadi pada saat

11
sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang,
(Effendy, 2011:11).
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan
pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat
terbatas). Lambang yaitu pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui
oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan
dengan menggunakan media primer. Pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).
Pada tahapan pertama, seorang komunikator menyandi (encode) pesan
atau informasi yang akan disampaikan kepada komunikan. Pada tahap ini
komunikator mentransisikan pikiran/ perasan ke dalam lambang yang
diperkirakan 7 dapat dimengerti oleh komunikan. Kemudian komunikan
mengawas sandi (decode) pesan ataupun informasi tersebut dimana komunikan
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi
dalam konteks pengertiannya. Setelah itu, komunikan akan bereaksi (response)
tehadap pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feedback). Jika terdapat
umpan balik positif, komunikan akan memberikan reaksi yang menyenangkan
sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, jika terdapat umpan balik
negatif, komunikan memberikan reaksi yang tidak menyenangkan sehinngga
komunikator enggan melanjutkan komunikasinya. Dalam tahap umpan balik ini,
terdapat transisi fungsi dimana komunikan menjadi encoder dan komunikator
menjadi decoder.

2. Proses Komunikasi Secara Sekunder


Proses komunikasi ini adalah lanjutan dari proses komunikasi primer
dimana terdapat alat atau sarana sebagai media kedua setelah memakai lambang
sebagai media pertama dalam penyampaian pesan oleh sesorang kepada orang
lainnya. Biasanya penggunaan alat atau sarana ini digunakan seseorang dalam
melancarkan komunikasi dimana komunikannya berada relatif jauh atau
berjumlah banyak. Terdapat beberapa contoh media kedua yang dimaksud yang
12
sering digunakan dalam komunikasi, yaitu telepon, surat, surat kabar, radio,
majalah, televisi, dan banyak lainnya.
Peranan media sekunder ini dilihat penting dalam proses komunikasi
karena dapat menciptakan efiesiensi dalam mencapai komunikan. Contohnya
adalah surat kabar atau televisi dimana media ini dapat mencapai komunikan
dengan jumlah yang sangat banyak dengan hanya menyampaikan sebuah pesan
satu kali saja. Tetapi kekurangan dari media sekunder ini adalah keefektifan dan
keefesiensian penyebaran pesan-pesan yang bersifat persuasif karena kerangka
acuan khalayak yang menjadi sasaran komunikasinya tidak diketahui komunikator
dan dalam prosesnya, umpan balik berlangsung tidak pada saat itu yang dalam hal
ini disebut umpan balik tertunda (delayed feedback). Dalam proses komunikasi
secara sekunder, komunikator harus memperhitungkan ciri-ciri atau sifat-sifat
media yang digunakan.

2.6 Gangguan Dalam Komunikasi


Melakukan komunikasi secara efektif tidaklah mudah. Hal ini terjadi karena beberapa
hal, salah satunya adalah adanya gangguan dalam menyampaikan komunikasi.Terdapat
dua jenis gangguan dalam berkomuniasi yang menurut sifatnya dapat diklasifikasikan
sebagai berikut (Effendy, 2003: 45-46).
a. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise)
Gangguan yang disebabkan saluran komunikasi atau kegaduhan yang
bersifat fisik, contohnya adalah: huruf yang tidak jelas, huruf terbalik,halaman
yang sobek pada surat kabar atau bunyi riuh hadirin pada saat seseorang
memimpin rapat.
b. Gangguan Semantik (semantic noise)
Gangguan yang menjadikan pengertian sebuah pesan komunikasi menjadi
rusak. Arti kata semantik adalah pengetahuan mengenai pengertian kata yang
sebenarnya atau perubahan pengertian kata. Setiap orang dapat memiliki
pengertian yang berbeda dari sebuah lambang kata yang sama yang disebabkan
oleh dua jenis pengertian, yaitu:

13
1. Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah pengertian suatu
perkataan yang lazim ada dalam kasus yang diterima oleh masyarakat
dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.
2. Pengertian konotatif (connotative meaning) adalah pengertian yang
bersifat emosional dari pengalaman dan latar belakang seseorang.

14
BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan
Komunikasi berasal dari bahasa latin “cum” yaitu kata depan yang berarti dengan,
bersama dengan, dan “unus” yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata- kata
itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi cummunion yang
berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Istilah
komunikasi dalam bahasa inggris “communication”, dari bahasa latin “communicatus”
yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai
proses sharing diantara pihak- pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-
lain. Menurut William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu sebagai komunikasi social,
sebagai komunikasi ekspresif, sebagai komunikasi ritual, sebagai komunikasi
instrumental
Secara khusus komunikasi bertujuan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan
perusahaan, menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan , mengorganisasi SDM serta
sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen, menyeleksi , mengembangkan dan
menilai anggota organisasi serta emimpin , mengarahkan , memotivasi dan menciptakan
iklim yang memunculkan keinginan untuk memberikan kontribusi.

Proses komunikasi selalu melibatkan beberapa komponen dan tahapan,


yaitu  Komunikator /Sumber/Pengirim Pesan (Communicator/Source/Sender), Pesan
(Message), Encoding, Media atau Saluran Komunikasi (Channel), Decoding,
Komunikate/Penerima pesan (Communicatee/Receiver), Umpan Balik (Feedback),
Konteks (Context), Gangguan (Noise), Efek (Effect).

Dalam prosesnya, komunikasi memiliki dua tahap, yaitu

3. Proses Komunikasi Secara Primer

15
4. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Terdapat dua jenis gangguan dalam berkomuniasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Effendy, 2003: 45-46) :
a. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise)
b. Gangguan Semantik (semantic noise)

3.2 Saran
Sebagai makhluk social, tentunya komunikasi merupakan hal yang mutlak ada
dalam kehidupan kita. Tentunya kita tidak akan bisa hidup tanpa berkomunikasi dengan
orang lain. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memperhatikan komunikasi untuk
menciptakan suatu komunikasi yang baik dan bisa dimengerti oleh si penerima. Dengan
adanya makalah ini, maka diharapkan kita dapat menciptakan suatu komunikasi yang
baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang akan berakibat fatal
dan bisa mendorong terjadinya konflik.

16
DAFTAR PUSTAKA

Ambar. 2017. Komponen – Komponen Komunikasi. Dikutip dari

https://pakarkomunikasi.com/komponen-komponen-komunikasi . Diakses pada 06


Pebruari 2019 pukul 15.45.

Inayah, M. 2014. Komunikasi. Dikutip dari Library Bus:

https://www.librarybus.com/search?q=komponen+komunikasi. Diakses pada 06


Pebruari 2019 pukul 16.02.

Ambar. 2017. Komponen – Komponen Komunikasi. Dikutip dari

https://pakarkomunikasi.com/komponen-komponen-komunikasi . Diakses pada 06


Pebruari 2019 pukul 15.45.

Inayah, M. 2014. Komunikasi. Dikutip dari Library Bus:

https://www.librarybus.com/search?q=komponen+komunikasi. Diakses pada 06


Pebruari 2019 pukul 16.02

Paramitha. 2016. Komunikasi. Dikutip dari http://repository.unpas.ac.id/11586/5/BAB%202.pdf

Diakses pada 06 Pebruari 2019 pukul 19.00

Ginintasasi, Rahayu. 2012. Komunikasi. Dikutip dari

http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf . Diakses pada 07 Pebruari 2019 pukul
08.35

Antartika, RA. 2015. Komunikasi. Dikutip dari Widyathama Repository:

https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5648/Bab
%202.pdf?sequence=11. Diakses pada tanggal 07 Pebruari 2019 pukul 09.00

Putra. 2017. Komunikasi. Dikutip dari


http://repository.unpas.ac.id/30283/4/BAB%20II%20%284%29.pdf pada tanggal 07
Pebruari 2019 pukul 11.00

Anonim. 2013. Komunikasi. Dikutip dari Library Binus:

http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01134-MC%20Bab2001.pdf

pada tanggal 07 Pebruari 2019 pukul 11.30

Anda mungkin juga menyukai