Komponen Komunikasi
Komponen Komunikasi
Oleh
Kelompok 2
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena rahmatNYA
sehingga kami dapat membuat paper ini dengan lancar. Kami berharap paper ini dapat
memberikan suatu dampak positif yang dapat menambah pengetahuan maupun wawasan bagi
para pembaca.
Disini kami akan membahas materi tentang “Komponen Komunikasi”. Kami menyadari
sepenuhnya bahwa di dalam paper ini terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna.
Tersusunnya paper ini tentunya tidak lepas dari berbagai pihak yang telah memberikan bantuan
secara materil dan moril, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu penulis
mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu I.G.A Sri Dhyanaputri, SKM., MPH beserta tim selaku dosen mata kuliah
komunikasi yang membimbing kami, memberikan dorongan serta memberikan
masukan kepada kami.
2. Orang tua yang telah memberikan dukungan dan bantuan kepada kami sehingga
paper ini dapat terselesaikan.
3. Teman-teman satu kelompok yang telah ikut berkontribusi dalam pembuatan paper
ini.
Tujuan dari penyusunan paper ini untuk menambah wawasan pembaca. Sehingga besar
harapan kami, paper yang kami sajikan dapat menjadi konstribusi positif bagi pengembang
wawasan pembaca. Semoga paper ini dapat dipahami bagi siapapun yang membacanya. Kami
berharap paper yang telah kami susun ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun orang yang
membacanya. Tak ada gading yang tak retak, kami menyadari bahwa paper ini masih jauh dari
kesempurnaan baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Kritik konstruktif dari pembaca
sangat kami harapkan untuk penyempurnaan penyusunan paper selanjutnya.
Penulis
DAFTAR ISI
i
Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................1
1.2 Masalah............................................................................................................................................2
1.3 Tujuan...............................................................................................................................................2
1.4 Manfaat.............................................................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................................................4
3.1 Simpulan....................................................................................................................................15
3.2 Saran..........................................................................................................................................16
DAFTAR PUSTAKA
ii
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam keseharian di sadari atau tidak komunikasi sudah menjadi bagian dari
kehidupan manusia itu sendiri. Untuk menjalin hubungan yang harmonis diperlukan
rasa kemanusiaan yang akrab dan saling pengertian sesama anggota masyarakat. Hal
tu bisa terjadi karena adanya komunikasi yang dilakukakan oleh anggota masyarakat.
Dengan komunikasi kita dapat meminimalisir konflik yang ada dalam kehidupan
sehari-hari, baik itu konflik antar individu, antar kelompok maupun konflik antar
organisasi.
Dalam ruang lingkup kesehatan, komunikasi juga merupakan hal yang sangat
penting. Komunikasi sebagai penghubung antara satu orang (petugas kesehatan) dengan
orang lain (pasien). Komunikasi memungkinkan terciptanya hubungan antara pasien dan
petugas kesehatan. Oleh karena itu, komunikasi sangatlah penting dalam segala bidang
termasuk dalam bidang kesehatan. Ilmu komunikasi sangatlah luas. Dalam komunikasi ada
1
yang disebut dengan komponen komunikasi. Komponen komunikasi adalah hal-hal yang
harus ada agar komunikasi dapat berlangsung dengan baik.
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian dari komunikasi.
2
1.4 Manfaat
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
3. Menghibur (to entertain)
Komunikasi juga memeberikan warna dalam kehidupan, tidak hanya informasi
tetapi juga hiburan. Semua golongan menikmatinya sebagai alat hiburan dan
bersosialisasi. Menyampaikan informasi dalam lagu, lirik dan bunyi maupun gambar dan
bahasa.
4. Mempengaruhi (to influence)
Komunikasi sebagai sarana untuk mempengaruhi khalayak untuk memberi
motivasi, medorong untuk mengikuti kemajuan orang lain melalui apa yang dilihat,
dibaca dan didengar. Serta memperkenalkan nilai nilai baru untuk mengubah sikap dan
perilaku ke arah yang baik dan modernisasi.
6
dimaksud dengan model komunikasi adalah grafis yang dirancang untuk menjelaskan
cara kerja dari berbagai variabel yang ada. Beberapa model komunikasi yang telah kita
kenal adalah model komunikasi Aristoteles, model komunikasi Lasswell, model
komunikasi Berlo, model komunikasi Shannon dan Weaver, model komunikasi
Barlund, dan model komunikasi Schramm. Proses komunikasi selalu melibatkan
beberapa komponen dan tahapan, yaitu source, message, encoding, channel, decoding,
receiver, feedback, context, noise, dan effect.
Dengan demikian, untuk menjadi komunikator yang baik, terdapat beberapa hal
yang harus kita pertimbangkan, diantaranya adalah :
Jika sebagai komunikator kita tidak mempertimbangkan hal-hal di atas, maka proses
komunikasi akan menemui kegagalan.
7
2. Pesan (Message)
Yang dimaksud dengan pesan adalah informasi yang akan kita kirimkan kepada
komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran. Pesan yang kita kirimkan dapat berupa
pesan-pesan verbal maupun pesan nonverbal. Agar pesan menjadi efektif, maka
komunikator harus memahami sifat dan profil komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran, kebutuhan khalayak sasaran, serta harapan dan kemungkinan respon yang
diberikan oleh komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran terhadap pesan yang
dikirimkan.
Hal ini sangat penting baik dalam komunikasi tatap muka maupun komunikasi
bermedia. Tanpa adanya pesan, maka kita tidak memiliki alasan untuk melakukan
komunikasi. Jika kita tidak dapat mengemas informasi dengan baik, maka kita belum
siap untuk memulai proses komunikasi.
3. Encoding
Encoding adalah proses mengambil pesan dan mengirim pesan ke dalam sebuah
bentuk yang dapat dibagi dengan pihak lain. Informasi yang akan disampaikan harus
dapat di-encode atau dipersiapkan dengan baik. Sebuah pesan harus dapat dikirimkan
dalam bentuk dimana komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran mampu
melakukan decode atau pesan tidak akan dapat dikirimkan.
8
menentukan media atau saluran komunikasi yang akan kita gunakan. Yang termasuk ke
dalam media atau saluran komunikasi adalah kata-kata yang diucapkan, kata-kata yang
tercetak, media elektronik, atau petunjuk nonverbal. Dalam komunikasi modern, yang
dimaksud media atau saluran komunikasi sebagian besar merujuk pada media komunikasi
massa seperti radio, televisi, dan lain-lain serta internet sebagai media komunikasi.
Pemilihan media atau saluran komunikasi yang tepat dapat menentukan sukses tidaknya
komunikasi yang kita lakukan.
5. Decoding
Decoding terjadi ketika komunikate/penerima pesan/khalayak sasaran menerima
pesan yang telah dikirimkan. Dibutuhkan keterampilan komunikasi untuk
melakukan decode sebuah pesan dengan baik, kemampuan membaca secara menyeluruh,
mendengarkan secara aktif, atau menanyakan atau mengkonfirmasi ketika dibutuhkan.
Jika sebagai komunikator kita menemui orang yang mengalami kesulitan atau
kelemahan dalam keterampilan komunikasi, maka kita perlu untuk mengirim ulang pesan
dengan cara berbeda. Atau, kita dapat membantu komunikate/penerima pesan/khalayak
sasaran untuk memahami pesan dengan cara memberikan informasi tambahan yang
bersifat menjelaskan atau mengklarifikasi. Orang yang menerima pesan disebut
dengan decoder.
9
komunikasi yang kita lakukan. Jika kita berada dalam komunikasi tatap muka dengan
komunikate/penerima pesan, maka kita dapat membaca bahasa tubuh dan memberikan
pertanyaan untuk memastikan pemahaman. Jika kita berkomunikasi secara tertulis maka
kita dapat mengetahui sukses tidaknya komunikasi melalui respon atau tanggapan yang
kita peroleh dari komunikate/penerima pesan.
Dalam beberapa kasus, umpan balik memiliki peran yang tak ternilai dalam
membantu kita sebagai komunikator untuk memperbaiki keterampilan komunikasi. Kita
dapat belajar apa yang berjalan dengan baik dan apa yang tidak sehingga kita dapat
berlaku secara efisien ketika kita melakukan komunikasi di lain waktu.
8. Konteks (Context)
Yang dimaksud dengan konteks dalam proses komunikasi adalah situasi dimana kita
melakukan komunikasi. Konteks dapat berupa lingkungan dimana kita berada dan
dimana komunikate/penerima pesan berada, budaya organisasi, dan berbagai unsur atau
elemen seperti hubungan antara komunikator dan komunikate. Komunikasi yang kita
lakukan dengan rekan kerja bisa jadi tidak sama jika dibandingkan dengan ketika kita
berkomunikasi dengan atasan kita. Sebuah konteks dapat membantu menentukan gaya
kita berkomunikasi.
9. Gangguan (Noise)
Dalam proses komunikasi, gangguan atau interferensi dalam
proses encode atau decode dapat mengurangi kejelasan komunikasi. Gangguan dalam
proses komunikasi dapat berupa gangguan fisik seperti suara yang sangat keras, atau
perilaku yang tidak biasa. Gangguan dalam proses komunikasi juga dapat berupa
gangguan mental, gangguan psikologis, atau gangguan semantik. Dalam proses
komunikasi, gangguan dapat berupa segala sesuatu yang dapat mengganggu dalam proses
penerimaan, penafsiran, atau penyediaan umpan balik tentang sebuah pesan.
11
sekarang, melainkan juga pada waktu yang lalu dan masa yang akan datang,
(Effendy, 2011:11).
Bahasa merupakan yang paling banyak digunakan untuk menerjemahkan
pikiran seseoarang kepada orang lain. Kial, isyarat, gambar, warna dan lain
sebagainya, hanya dapat mengomunikasikan hal-hal tertentu saja (sangat
terbatas). Lambang yaitu pikiran atau perasaan seseorang baru akan diketahui
oleh orang lain dan ada dampaknya kepada orang lain apabila ditransmisikan
dengan menggunakan media primer. Pesan yang disampaikan oleh komunikator
kepada komunikan terdiri atas isi (the content) dan lambang (symbol).
Pada tahapan pertama, seorang komunikator menyandi (encode) pesan
atau informasi yang akan disampaikan kepada komunikan. Pada tahap ini
komunikator mentransisikan pikiran/ perasan ke dalam lambang yang
diperkirakan 7 dapat dimengerti oleh komunikan. Kemudian komunikan
mengawas sandi (decode) pesan ataupun informasi tersebut dimana komunikan
menafsirkan lambang yang mengandung pikiran atau perasaan komunikator tadi
dalam konteks pengertiannya. Setelah itu, komunikan akan bereaksi (response)
tehadap pesan tersebut dan memberikan umpan balik (feedback). Jika terdapat
umpan balik positif, komunikan akan memberikan reaksi yang menyenangkan
sehingga komunikasi berjalan lancar. Sebaliknya, jika terdapat umpan balik
negatif, komunikan memberikan reaksi yang tidak menyenangkan sehinngga
komunikator enggan melanjutkan komunikasinya. Dalam tahap umpan balik ini,
terdapat transisi fungsi dimana komunikan menjadi encoder dan komunikator
menjadi decoder.
13
1. Pengertian denotatif (denotative meaning) adalah pengertian suatu
perkataan yang lazim ada dalam kasus yang diterima oleh masyarakat
dengan bahasa dan kebudayaan yang sama.
2. Pengertian konotatif (connotative meaning) adalah pengertian yang
bersifat emosional dari pengalaman dan latar belakang seseorang.
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Komunikasi berasal dari bahasa latin “cum” yaitu kata depan yang berarti dengan,
bersama dengan, dan “unus” yaitu kata bilangan yang berarti satu. Dari kedua kata- kata
itu terbentuk kata benda cummunio yang dalam bahasa Inggris menjadi cummunion yang
berarti kebersamaan, persatuan, persekutuan, gabungan, pergaulan, hubungan. Istilah
komunikasi dalam bahasa inggris “communication”, dari bahasa latin “communicatus”
yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama, komunikasi diartikan sebagai
proses sharing diantara pihak- pihak yang melakukan aktifitas komunikasi tersebut.
Komunikasi adalah proses penyampaian informasi, gagasan, emosi, keahlian dan lain-
lain. Menurut William I. Loren Anderson (dalam Deddy Mulyadi,2005:5-30
mengkategorikan fungsi komunikasi menjadi 4, yaitu sebagai komunikasi social,
sebagai komunikasi ekspresif, sebagai komunikasi ritual, sebagai komunikasi
instrumental
Secara khusus komunikasi bertujuan untuk menetapkan dan menyebarluaskan tujuan
perusahaan, menyusun rencana untuk menyelesaiakan tujuan , mengorganisasi SDM serta
sumber daya lainnya secara efekti dan efisisen, menyeleksi , mengembangkan dan
menilai anggota organisasi serta emimpin , mengarahkan , memotivasi dan menciptakan
iklim yang memunculkan keinginan untuk memberikan kontribusi.
15
4. Proses Komunikasi Secara Sekunder
Terdapat dua jenis gangguan dalam berkomuniasi yang menurut sifatnya dapat
diklasifikasikan sebagai berikut (Effendy, 2003: 45-46) :
a. Gangguan Mekanik (mechanical, channel noise)
b. Gangguan Semantik (semantic noise)
3.2 Saran
Sebagai makhluk social, tentunya komunikasi merupakan hal yang mutlak ada
dalam kehidupan kita. Tentunya kita tidak akan bisa hidup tanpa berkomunikasi dengan
orang lain. Maka dari itu, penting bagi kita untuk memperhatikan komunikasi untuk
menciptakan suatu komunikasi yang baik dan bisa dimengerti oleh si penerima. Dengan
adanya makalah ini, maka diharapkan kita dapat menciptakan suatu komunikasi yang
baik agar tidak terjadi kesalahpahaman dalam berkomunikasi yang akan berakibat fatal
dan bisa mendorong terjadinya konflik.
16
DAFTAR PUSTAKA
http://file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR._PSIKOLOGI/195009011981032-
RAHAYU_GININTASASI/Komunikasi.pdf . Diakses pada 07 Pebruari 2019 pukul
08.35
https://repository.widyatama.ac.id/xmlui/bitstream/handle/123456789/5648/Bab
%202.pdf?sequence=11. Diakses pada tanggal 07 Pebruari 2019 pukul 09.00
http://library.binus.ac.id/eColls/eThesisdoc/Bab2/2013-1-01134-MC%20Bab2001.pdf