LP Isos Adi 1
LP Isos Adi 1
ISOLASI SOSIAL
B. Etiologi
1. Faktor Predisposisi
a. Perkembangan
Sentuhan, perhatian, kehangatan, dari keluarga yang
menyebabkan individu menyendiri, kemampuan berhubungan
dengan klien tidak adekuat yang berakhir dengan menarik diri.
b. Komunikasi dalam keluarga
Klien sering mengalami kecemasan dalam berhubungan dengan
anggota keluarga : sering menjadi kambing hitam, sikap keluarga
yang tidak konsisten (kadang boleh, kadang tidak boleh). Situasi ini
membuat klien enggan berkomunikasi dengan orang lain.
c. Sosial budaya
Dikota besar, masing-masing individu sibuk memperjuangkan
hidup, sehingga tidak ada waktu bersosialisasi, situasi ini
mendukung perilaku menarik diri.
2. Faktor Presipitasi
a. Stressor sosiokultur
Menurunnya stabilitas unit keluarga. Berpisah dengan orang
yang berarti dalam kehidupannya, missal karena dirawat di rumah
sakit.
b. Stressor psikologik
Ansietas berat yang berkepanjangan terjadi bersamaan dengan
keterbatasan kemampuan untuk mengatasi. Sehingga memunculkan
stress.
C. Rentang respon
E. Penatalaksanaan
1. Farmakologi
a. Haloperidol (HPD)
1) Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan, menilai realitas dalam fungsi
internal serta dalam fungsi kehidupan sehari-hari.
2) Mekanisme kerja
Obat anti psikosi dalam memblokade dopamine pada reseptor
pasca sinoptik neuron di otak khususnya system limbik dan
system ekstra piramidal.
3) Efek samping
Sedasi gangguan otonomik, gangguan endokrin.
4) Kontra indikasi
Penyakit hati, penyakit darah, epilepsi, dan kelainan jantung.
b. Trihexipenidyl (THP)
1) Indikasi
Segala jenis penyakit Parkinson, termasuk pasca encephalitis dan
idiopatik
2) Mekanisme kerja
Sinergis dengan kinidine, obat anti depresi dan anti kolinergik
lainnya.
3) Efek samping
Mulut kering, penglihatan kabur, pusing, mual, muntah,
binggung, takikardi, retensi urine.
4) Kontra indikasi
Hipersensitif terhadap trihexipenidyl, psikosis berat,
psikoneurosis, dan obstruksi saluran cerna.
c. Risperidone
1) Indikasi
Untuk skizofreniaakut dan kronik, keadaan psikotik lain dengan
gejala (halusinasi, delusi, curiga, gangguan emosi) atau
mengurangi gejala afektif berhubungan dengan skizofrenia.
2) Efek samping
Insomnia, agitasi, cemas, sakit kepala, somnolen, lelah, takikardi.
3) Kontra indikasi
Hipotensi, penyakit ginjal, lanjut usia, Parkinson, epilepsi.
2. Terapi somatis
Terapi somatis adalah terapi yang diberikan kepada klien dengan
gangguan jiwa dengan tujuan mengubah perilaku yang maladaptif menjadi
perilaku adaptif dengan melakukan tindakan yang ditujukan pada kondisi
fisik klien. Walaupun yang diberikan perlakuan fisik adalah fisik klien,
tetapi target terapi adalah perlakuan klien. Jenis terapi somatik adalah
meliputi pengikatan, ECT, isolasi, dan fototerapi
a. Pengikatan
Pengikatan adalah terapi menggunakan alat mekanik atau manual
untuk membatasi mobilitas fisik klien yang bertujuan untuk
melindungi cedera fisik pada klien sendiri atau orang lain.
b. Terapi Kejang Listrik/Elektro Convulsive Therapy (ECT)
Adalah bentuk terapi kepada klien dengan menimbulkan kejang
(Grandmal) dengan mengalirkan arus listrik kekuatan rendah (2-3
joule) melalui electrode yang ditempelkan di bebrapa titik pada
pelipis kiri/kanan (lobus frontalis) klien.
c. Isolasi
Isolasi adalah bentuk terapi dengan menempatkan klien sendiri di
ruangan tersendiri untuk mengendalikan perilakunya dan melindungi
klien, orang lain, dan lingkungan dari bahaya potensial yang
mungkin terjadi.
d. Fototerapi
Fototerapi adalah terapi yang diberikan dengan memaparkan
klien pada sinar terang 5-10 x lebih terang daripada sinar ruangan
dengan posisi klien duduk, mata terbuka, pada jarak 1,5 meter di
depan klien diletakkan lampu setinggi mata.
3. Terapi Modalitas
Terapi modalitas adalah terapi utama dalam keperawatan jiwa. Tetapi
ini diberikan dalam upaya mengubah perilaku klien dari perilaku yang
maladaptif menjadi perilaku adaptif. Jenis-jenis terapi modalitas antara
lain:
a. Aktifitas Kelompok
Terapi Aktifitas Kelompok (TAK) adalah suatu bentuk terapi
yang didasarkan pada pembelajaran hubungan interpersonal. Fokus
terapi aktifitas kelompok adalah membuat sadar diri (self-
awereness), peningkatan hubungan interpersonal, membuat
perubahan, atau ketiganya.
b. Terapi keluarga
Keluarga merupakan sistem pendukung utama yang memberi
perawatan langsung pada setiap keadaan (sehat-sakit) klien. Perawat
membantu keluarga agar mampu melakukan lima tugas kesehatan
yaitu mengenal masalah kesehatan, membuat keputusan tindakan
kesehatan, memberi perawatan pada anggota keluarga yang sehat,
menciptakan lingkungan yang sehat, dan menggunakan sumber yang
ada dalam masyarakat.
c. Terapi Rehabilitasi
Program rehabilitasi dapat digunakan sejalan dengan terapi
modalitas lain atau berdiri sendiri, seperti Terapi okupasi, rekreasi,
gerak, dan musik.
d. Terapi Psikodrama
Psikodrama menggunakan struktur masalah emosi atau
pengalaman klien dalam suatu drama. Drama ini memberi
kesempatan pada klien untuk menyadari perasaan, pikiran, dan
perilakunya yang mempengaruhi orang lain.
e. Terapi Lingkungan
Terapi lingkunagan adalah suatu tindakan penyembuhan
penderita dengan gangguan jiwa melalui manipulasi unsur yang ada
di lingkungan dan berpengaruh terhadap proses penyembuhan.
Upaya terapi harus bersifat komprehensif, holistik, dan
multidisipliner.
F. Pohon Masalah
Gangguan
G. Akibat Yang konsep diri : Harga diri rendah
Di Timbulkan
Perilaku isolasi sosial : menarik diri dapat berisiko terjadinya perubahan
persepsi sensori halusinasi. Perubahan persepsi sensori halusinasi adalah
persepsi sensori yang salah (misalnya tanpa stimulus eksternal) atau persepsi
sensori yang tidak sesuai dengan realita/kenyataan seperti melihat bayangan
atau mendengarkan suara-suara yang sebenarnya tidak ada.
Halusinasi adalah pencerapan tanpa adanya rangsang apapun dari panca
indera, di mana orang tersebut sadar dan dalam keadaan terbangun yang dapat
disebabkan oleh psikotik, gangguan fungsional, organik atau
histerik.Halusinasi merupakan pengalaman mempersepsikan yang terjadi
tanpa adanya stimulus sensori eksternal yang meliputi lima perasaan
(pengelihatan, pendengaran, pengecapan, penciuman, perabaan), akan tetapi
yang paling umum adalah halusinasi pendengaran.
Saling menolong.
Dan kerugian menarik
diri, misalnya:
Sendiri.
Kesepian.
Tidak bisa diskusi.
TUK 4 : 4. Setelah …x interaksi, klien 4.1 Observasi perilaku klien saat
Klien dapat melaksanakan dapat melaksanakan berhubungan sosial.
hubungan sosial secara bertahap. hubungan sosial secara 4.2 Beri motivasi dan bantu klien untuk
bertahap dengan : berkenalan / berkomunikasi dengan :
Perawat. Perawat lain.
Klien lain. Klien lain.
Kelompok. Kelompok.
4.3 Libatkan klien dalam Terapi Aktivitas
Kelompok Sosialisasi.
4.4 Diskusikan jadwal harian yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan
kemampuan klien bersosialisasi.
4.5 Beri motivasi klien untuk melakukan
kegiatan sesuai dengan jadwal yang
telah dibuat.
4.6 Beri pujian terhadap kemampuan klien
memperluas pergaulannya melalui
aktivitas yang dilaksanakan.
TUK 5 : 5. Setelah …x interaksi 5.1 Diskusikan dengan klien tentang
Klien mampu menjelaskan klien dapat menjelaskan perasaannya setelah berhubungan
perasaannya setelah berhubungan perasaannya setelah sosial dengan :
sosial. berhubungan sosial Orang lain.
dengan : Kelompok.
Orang lain. 5.2 Beri pujian terhadap kemampuan klien
Kelompok. mengungkapkan perasaannya.
TUK 6 : 6.1 Setelah … x pertemuan, 6.1 Diskusikan pentingnya peran serta
Klien mendapat dukungan keluarga dapat keluarga sebagai pendukung untuk
keluarga dalam memperluas menjelaskan tentang : mengatasi perilaku menarik diri.
hubungan sosial. Pengerian menarik 6.2 Diskusikan potensi keluarga untuk
diri. membantu klien mengatasi perilaku
Tanda dan gejala menarik diri.
menarik diri. 6.3 Jelaskan pada keluarga tentang :
Penyebab dan akibat Pengerian menarik diri.
menarik diri. Tanda dan gejala menarik diri.
Cara merawat klien Penyebab dan akibat menarik diri.
menarik diri. Cara merawat klien menarik diri.
6.2 Setelah … x pertemuan, 6.4 Latih keluarga cara merawat klien
keluarga dapat menarik diri.
mempraktekkan cara 6.5 Tanyakan perasaan keluarga setelah
merawat klien menarik mencoba cara yang dilatihkan.
diri. 6.6 Beri motivasi keluarga agar membantu
klien untuk bersosialisasi.
6.7 Beri pujian kepada keluarga atas
keterlibatannya merawat klien di
rumah sakit.
TUK 7 : 7.1 Setelah … x interaksi, 7.1 Diskusikan dengan klien tentang
Klien dapat memanfaatkan obat klien menyebutkan : manfaat dan kerugian tidak minum
dengan baik. Manfaat minum obat. obat, nama, warna, dosis, cara, efek
Kerugian tidak minum terapi dan efek samping penggunaan
obat. obat.
Nama, warna, dosis, 7.2 Pantau klien saat penggunaan obat.
efek terapi, dan efek 7.3 Beri pujian jika klien menggunakan
samping obat. obat dengan benar.
7.2 Setelah … x interaksi 7.4 Diskusikan akibat berhenti minum obat
klien mendemonstrasikan tanpa konsultasi dengan dokter.
penggunaan obat dengan 7.5 Anjurkan klien untuk konsultasi
benar. kepada dokter / perawat jika terjadi
7.3 Setelah … x interaksi, hal-hal yang tidak diinginkan.
klien menyebutkan
akibat berhenti minum
obat tanpa konsultasi
dokter.
K. Implementasi
Pasien Keluarga
SP I SP I
1. Identifikasi penyebab: 1.identifikasi masalah yang dirasakan
Siapa yang satu rumah dengan pasien keluarga dalam merawat pasien
Siapa yag dekat dengan pasien 2.penjelasan isolasi sosial
Apa sebabnya 3.cara merawat pasien dengan isolasi
sosial
2. Keuntungan dan kerugian berinteraksi 4.latih/ simulasi cara merawat
dengan orang lain RTL keluarga
3. Latih berkenalan
Masukkan jadwal kegiatan pasien
SP II SP II
1. Evaluasi SP I 1. Evaluasi sp 1
2. Latih hubungan sosial secara bertahap 2. Latih/ simulasi cara untuk merawat
Masukkan ke jadwal kegiatan 3. Latih langsung ke pasien
RTL keluarga
SP III SP III
1. Evaluasi SP 1,2 1. Evaluasi SP 1 dan 2
2. Latih hubungan sosial secara bertahap 2. Latih langsung ke pasien
4. Masukkan ke jadwal kegiatan RTL keluarga
SP IV
1. Evaluasi SP 1, 2, 3
2. Latih langsung ke pasien
RTL keluarga: follow up dan rujukan
L. Evaluasi
S : - Pasien mengatakan merasa lebih baikan setelah dapat megungkapkan
Masalahnya
- Pasien mengatakan dapat berkenalan dengan orang lain
- Pasien mengatakan sudah memiliki teman
O : - Pasien mengungkapakan masalahanya
- Pasien dapat berkenalan dengan orang lain
- Kontak mata (+)
- Pasien mengetahui keuntungan berinteraksi dengan orang lain
- Jadwal kegiatan pasien terisi
A : Tujuan Teratasi
P : Pertahankan kondisi klien
DAFTAR PUSTAKA
Anna, Budi Keliat. 2010. Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sosial Menarik Diri,
Jakarta :Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.
Rasmun. 2009. Seres Kopino dan Adaptasir Toors dan Pohon Masalah Keperawatan.
Jakarta : CV Sagung Seto.
Stuart, GW. 2010. Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta: EGC.