Anda di halaman 1dari 37

BAGIAN ILMU BEDAH REFLEKSI KASUS

FIBROADENOMA MAMMAE

Oleh:

dr. Nurpadila Ramadanti

Pembimbing

dr. I Made Wirka, Sp.B

dr. Ricky Yuliam

DALAM RANGKA MENJALANI INTERNSIP DOKTER INDONESIA

RS TK IV WIRABUANAN PALU

2020

i
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................ ii
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................... 4
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 6
2.1 Pendahuluan ........................................................................................ 6
2.2 Definisi ............................................................................................... 7
2.3 Epidemiologi ....................................................................................... 7
2.4 Faktor resiko ........................................................................................ 8
2.5 Patofisiologi......................................................................................... 10
2.6 Klasifikasi .......................................................................................... 11
2.7 Gejala klinis ......................................................................................... 14
2.8 Diagnosis ............................................................................................. 15
2.9 Diagnosis banding ................................................................................ 18
2.10 Penatalaksanaan ................................................................................... 18
2.11 Komplikasi .......................................................................................... 19
BAB. 3. LAPORAN KASUS ................................................................................... 20
3.1. Identitas ...................................................................................................... 20
3.2. Anamnesis .................................................................................................. 20
3.3. Pemeriksaan Fisik ...................................................................................... 21
3.4. Pemeriksaan Penunjang ............................................................................. 23
3.5. Resume ....................................................................................................... 23
3.6. Diagnosis .................................................................................................... 24
3.7. Penatalaksanaan ......................................................................................... 24
3.8. Folllow Up ................................................................................................. 25
BAB. 4. PEMBAHASAN ......................................................................................... 27
4.1. Diagnosis ................................................................................................... 27
4.2.Penatalaksanaan ........................................................................................... 33
4.3. Komplikasi ................................................................................................. 33
4.4. Prognosis ................................................................................................... 34
BAB. 5. PENUTUP ................................................................................................... 35

ii
5.1 Kesimpulan .......................................................................................................... 35
DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................. 36

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang.


Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk
bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor
ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana
kemari. Biasanya fibroadenoma mammae tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan
nyeri bila ditekan. Pertumbuhan fibroadenoma mammae bisa cepat sekali
selama kehamilan dan laktasi atau menjelang menopause, saat rangsangan
estrogen meninggi.1
Fibroadenoma mammae merupakan penyakit payudara tersering kedua
yang menyebabkan benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW
Breats Cancer Institute, fibroadenoma mammae umumnya terjadi pada wanita
dengan usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50 tahun,
sedangkan prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma
mammae. Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance,
fibroadenoma terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan
lebih dari satu dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma mammae
dalam hidupnya. Namun, kejadian fibroadenoma mammae dapat terjadi juga
pada wanita dengan usia yang lebih tua atau bahkan setelah menopause,
tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih kecil dibanding pada usia
muda.1,2
Sampai saat ini penyebab fibroadenoma mamae masih belum diketahui
secara pasti, namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor risiko
yang mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain: umur, riwayat
perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak, penggunaan hormon,
obesitas, riwayat keluarga, stress, dan faktor lingkungan.2

4
Fibroadenoma mammae biasanya terjadi pada umur 15-25 tahun yaitu
pada saat terjadinya penambahan struktur lobular pada sistem duktus
payudara. Lobulus yang mengalami hiperplasia pada saat tersebut dapat juga
merupakan fase normal dalam perkembangan payudara. Lobulus yang
mengalami hiperplasia merupakan ciri histologis dari fibroadenoma
mammae.2

Fibroadenoma mammae pada sebagian besar penderita tidak


menunjukkan gejala dan terdeteksi setelah dilakukan pemeriksaan fisik.
Pertumbuhan fibroadenoma relatif lambat dan hanya menunjukkan sedikit
perubahan ukuran dan tekstur dalam beberapa bulan. Fibroadenoma memiliki
gejala berupa benjolan dengan permukaan yang licin dan merah. Biasanya
fibroadenoma tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.2
Karena bermacam-macamnya jenis dari tumor mamae sehingga
diperlukan suatu cara mendiagnosis fibroadenoma mammae supaya tidak
terjadi kesalahan diagnosis. Maka dari itu presentasi kasus kami ini
menekankan secara lebih mengenai bagaimana mendiagnosis fibroadenoma
mammae.

1.2. Tujuan
Tujuan yang ingin dicapai dari penulisan laporan kasus ini adalah untuk
mengetahui dan mempelajari mengenai fibroadenoma mammae, bagaimana
mendiagnosis sebuah kasus fibroadenoma mammae serta bagaimana
penanganan yang tepat terhadap kasus fibroadenoma mammae.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pendahuluan
Payudara merupakan suatu kelenjar yang terdiri atas lemak, kelenjar, dan
jaringan ikat, yang terdapat di bawah kulit dan di atas otot dada. Tiap
payudara terdiri atas 15-30 lobus. Lobus-lobus tersebut dipisahkan oleh septa
fibrosa yang berjalan dari fasia profunda menuju ke kulit atas dan membentuk
struktur payudara.3
Fibroadenoma mammae (FAM) merupakan tumor jinak pada payudara
yang paling umum ditemukan. Etiologi penyakit ini belum diketahui secara
pasti, namun diperkirakan berkaitan dengan aktivitas estrogen. Biasanya
bentuk neoplasma ini tampil sebagai massa payudara yang bersifat mobile,
tidak nyeri, kenyal seperti karet berukuran 1-4cm.3
Fibroadenoma mammae umumnya terjadi pada wanita muda, terutama
wanita dengan usia di bawah 30 tahun dan relatif jarang ditemukan pada
payudara wanita postmenopause. Tumor ini dapat tumbuh di seluruh bagian
payudara, namun tersering pada quadran atas lateral. Penyakit ini bersifat
asimptomatik atau hanya menunjukkan gejala ringan berupa benjolan pada
payudara yang dapat digerakkan, sehingga pada beberapa kasus, penyakit ini terdeteksi
secara tidak sengaja pada saat pemeriksaan fisik. Pertumbuhan tumor bisa
cepat sekali selama kehamilan dan menyusui atau menjelang menopause saat
rangsangan estrogen tinggi tapi setelah menopause tumor jenis ini tidak
ditemukan lagi. Penanganan fibroadenoma mammae adalah melalui
pembedahan pengangkatan tumor. Prognosis dari fibroadenoma mammae
adalah baik, bila diangkat dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat
jaringan sisa pada saat operasi dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan
fibroadenoma mammae berkembang menjadi kanker ganas.3

6
2.2 Definisi
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk
bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri. Tumor
ini tidak melekat ke jaringan sekitarnya dan amat mudah digerakkan kesana
kemari. Biasanya FAM tidak nyeri, tetapi kadang dirasakan nyeri bila ditekan.
Pertumbuhan FAM bisa cepat sekali selama kehamilan dan laktasi atau
menjelang menopause, saat rangsangan estrogen meninggi.1

Gambar 1. Fibroadenoma Mammae

2.3 Epidemiologi
Fibroadenoma mammae merupakan penyakit payudara tersering kedua
yang menyebabkan benjolan di payudara. Berdasarkan laporan dari NSW
Breats Cancer Institute, fibroadenoma umumnya terjadi pada wanita dengan
usia 21-25 tahun, kurang dari 5% terjadi pada usia di atas 50, sedangkan
prevalensinya lebih dari 9% populasi wanita terkena fibroadenoma.
Sedangkan laporan dari Western Breast Services Alliance, fibroadenoma
terjadi pada wanita dengan umur antara 15 dan 25 tahun, dan lebih dari satu
dari enam (15%) wanita mengalami fibroadenoma dalam hidupnya. Namun,

7
kejadian fibroadenoma dapat terjadi pula wanita dengan usia yang lebih tua
atau bahkan setelah menopause, tentunya dengan jumlah kejadian yang lebih
kecil dibanding pada usia muda.1,2

2.4 Faktor Resiko


Sampai saat ini penyebab FAM masih belum diketahui secara pasti,
namun berdasarkan hasil penelitian ada beberapa faktor resiko yang
mempengaruhi timbulnya tumor ini antara lain:4
a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi
terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda <30
tahun. Terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun.
Berdasarkan data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo
Anyoke Teaching di Ghana dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang
menderita fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.
b. Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia
perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian
Bidgoli, et all di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko
kejadian fibroadenoma mammae 6,64 kali pada wanita yang tidak menikah.
Hasil penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah <21 tahun
meningkatkan risiko kejadian fibroadenoma mammae 2,84 kali pada wanita
yang menikah pada usia <21 tahun.
c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat
pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang
penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.
d. Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap
peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen
utamanya adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan

8
kejadian FAM. Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of
Surgery, University of Oklahoma Health Sciences Center, dilaporkan proporsi
penderita FAM yang menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama
estrogen adalah sekitar 60%.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal
merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et
all diketahui bahwa IMT >30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM 2,45
kali menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.
f. Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma
mammae, namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat
pertama dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan
risiko tumor ini, dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko
menderita FAM pada wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami
penyakit payudara. Dilaporkan 27% dari penderita FAM memiliki riwayat
keluarga menderita penyakit pada payudara.
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga
akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all
diketahui orang yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita
FAM, orang yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM
dibandingkan dengan orang yang tidak stress.
h. Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons
(PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan
penelitian Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari
penderita FAM memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi
PAHs. Penelitian tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui
orang yang tinggal didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki
risiko 3,7 kali menderita FAM. PAHs adalah salah satu pencemar organik

9
yang paling luas. PAHs dibentuk oleh pembakaran tidak sempurna dari
karbon yang mengandung bahan bakar seperti kayu, batu bara, diesel, lemak,
tembakau, dan dupa. Banyak senyawa-senyawa aromatik, termasuk PAHs,
yang bersifat karsinogenik. Hal ini berdasarkan sifatnya yang hidrofobik dan
tidak memiliki gugus metil atau gugus reaktif lainnya untuk dapat diubah
menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya senyawa PAHs sangat sulit
diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi pada jaringan hati,
ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur molekul yang
menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin), molekul PAHs
dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA. Akibatnya fungsi
DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat diperbaiki dalam
sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.

2.5 Patofisiologi
Fibroadenoma merupakan tumor jinak payudara yang sering ditemukan
pada masa reproduksi yang disebabkan oleh beberapa kemungkinan yaitu
akibat sensitivitas jaringan setempat yang berlebihan terhadap hormon
estrogen sehingga kelainan ini sering digolongkan dalam mamary displasia.
Fibroadenoma biasanya ditemukan pada kuadran luar atas, merupakan lobus
yang berbatas jelas, mudah digerakkan dari jaringan di sekitarnya.
Fibroadenoma mammae biasanya tidak menimbulkan gejala dan ditemukan
secara kebetulan. Fibroadenoma biasanya ditemukan sebagai benjolan
tunggal, tetapi sekitar 10%-15% wanita yang menderita fibroadenoma
memiliki beberapa benjolan pada kedua payudara. Penyebab munculnya
beberapa fibroadenoma pada payudara belum diketahui secara jelas dan pasti.
Hubungan antara munculnya beberapa fibroadenoma dengan penggunaan
kontrasepsi oral belum dapat dilaporkan dengan pasti. Selain itu adanya
kemungkinan patofisiologi yang berhubungan dengan hipersensitivitas
jaringan payudara lokal terhadap estrogen, faktor makanan dan faktor riwayat
keluarga atau keturunan. Kemungkinan lain adalah bahwa tingkat fisiologi
estrogen penderita tidak meningkat tetapi sebaliknya jumlah reseptor estrogen

10
meningkat. Peningkatan kepekaan terhadap estrogen dapat menyebabkan
hyperplasia kelenjar susu dan akan berkembang menjadi karsinoma.4
Fibroadenoma mammae sensitif terhadap perubahan hormon.
Fibroadenoma mammae bervariasi selama siklus menstruasi, kadang dapat
terlihat menonjol, dan dapat membesar selama masa kehamilan dan menyusui.
Akan tetapi tidak menggangu kemampuan seorang wanita untuk menyusui.
Diperkirakan bahwa sepertiga dari kasus fibroadenoma jika dibiarkan
ukurannya akan berkurang bahkan hilang sepenuhnya. Namun yang paling
sering terjadi, jika dibiarkan ukuran fibroadenoma akan tetap. Tumor ini
biasanya bersifat kenyal dan berbatas tegas dan tidak sulit untuk diraba.
Apabila benjolan didorong atau diraba akan terasa seperti bergerak-gerak
sehingga beberapa orang menyebut fibroadenoma mammae sebagai “breast
mouse”.4

2.6 Klasifikasi
Secara sederhana fibroadenoma mammae dapat diklasifikasikan menjadi
tiga macam:4

1. Common Fibroadenoma

Common fibroadenoma memiliki ukuran 1-3 cm, disebut juga dengan


simple fibroadenoma. Sering ditemukan pada wanita kelompok umur
muda antara 21-25 tahun. Ketika fibroadenoma dapat dirasakan sebagai
benjolan, benjolan itu biasanya berbentuk oval atau bulat, halus, tegas, dan
bergerak sangat bebas.Sekitar 80% dari seluruh kasus fibroadenoma yang
terjadi adalah fibroadenoma tunggal.

2. Giant Fibroadenoma

Giant fibroadenoma adalah tumor jinak payudara yang memiliki ukuran


dengan diameter lebih dari 5 cm. Secara keseluruhan insiden giant
fibroadenoma sekitar 4% dari seluruh kasus fibroadenoma. Giant
fibroadenoma biasanya ditemui pada wanita hamil dan menyusui. Giant

11
fibroadenoma ditandai dengan ukuran yang besar dan pembesaran massa
enkapsulasi payudara yang cepat. Giant fibroadenoma dapat merusak
bentuk payudara dan menyebabkan tidak simetris karena ukurannya yang
besar, sehingga perlu dilakukan pemotongan dan pengangkatan terhadap
tumor ini.

3. Juvenile Fibroadenoma

Juvenile fibroadenoma biasa terjadi pada remaja perempuan, dengan


insiden 0,5-2% dari seluruh kasus fibroadenoma. Sekitar 10-25% pasien
dengan juvenile fibroadenoma memiliki lesi yang multiple atau bilateral.
Tumor jenis ini lebih banyak ditemukan pada orang Afrika dan India Barat
dibandingkan pada orang Kaukasia.

Fibroadenoma mammae juga dapat dibedakan secara histologi antara lain:

a. Fibroadenoma Pericanaliculare

Yakni kelenjar berbentuk bulat dan lonjong dilapisi epitel selapis atau
beberapa lapis.

b. Fibroadenoma intracanaliculare

Yakni jaringan ikat mengalami proliferasi lebih banyak sehingga kelenjar


berbentuk panjang-panjang (tidak teratur) dengan lumen yang sempit atau
menghilang. Pada saat menjelang haid dan kehamilan tampak pembesaran
sedikit dan pada saat menopause terjadi regresi.

12
Gambar 2. Common Fibroadenoma

(Massa yang ditunjukkan berbatas tegas)

Gambar 3. Giant Fibroadenoma

(Massa yang ditunjukkan berbatas tegas dan memiliki kapsul yang tebal)

13
Gambar 4. Juvenile Fibroadenoma

(Massa yang ditunjukkan memiliki permukaan yang berlendir dan multiple


celah, berbatas tegas dan berbentuk bulat)

2.7 Gejala klinis


Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah
adanya bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki
batas yang tegas dengan konsistensi padat dan kenyal. Ukuran diameter
benjolan yang sering sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan
berkembang dengan cepat dengan ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5
cm. Benjolan yang tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan bebas.
Umumnya fibroadenoma tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.5
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel
fibroadenoma umumnya dianggap langka. Fibroadenoma secara signifikan
tidak meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker payudara. Insiden
karsinoma berkembang dalam suatu fibroadenoma dilaporkan hanya
20/10.000 sampai 125/10.000 orang yang berisiko. Sekitar 50% dari tumor
ini adalah lobular carcinoma in situ (LCIS), 20% infiltrasi karsinoma
lobular, 20% adalah karsinoma duktal in situ (DCIS), dan 10% sisanya
infiltrasi karsinoma duktal. Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi
dan mammografi biasanya ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan

14
menjadi ganas ditemukan hanya jika fibroadenoma tersebut dipotong.
Fibroadenoma yang dibiarkan selama bertahun-tahun akan berubah menjadi
ganas, dikenal dengan istilah progresi dan persentase kemungkinannya
hanya 0,5% - 1%.5

2.8 Diagnosis
➢ Anamnesis
Anamnesis terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan
pemeriksaan fisik. Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus
meliputi riwayat kehamilan dan ginekologi seperti usia, paritas, serta
riwayat menstruasi dan menyusui. Riwayat terapi hormonal sebelumnya
yang mencakup kontrasepsi oral dan estrogen.5
➢ Pemeriksaan fisik
Teknik pemeriksaan payudara dilakukan dengan 2 cara yaitu
dengan inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi payudara dan nipple, dilakukan
dengan posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Pada pemeriksaan ini
yang dinilai adalah perubahan kulit, simetris, kontur, dan retraksi. Begitu
pula dilakukan dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan
panggul dan membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap axilla, apakah
ada kemerahan, pigmentasi, dan infeksi.
Pada pemeriksaan dengan cara palpasi membutuhkan waktu sekitar
3 menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari kedua, ketiga,
dan keempat, diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan
secara melingkar atau pun sejajar dan beri tekanan, mulai dari tekanan
yang ringan hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh
payudara. Pada pemeriksaan ini yang dinilai adalah konsistensi jaringan,
rasa nyeri, dan adanya nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran,
bentuk, konsistensi, batas, nyeri tekan, dan mobilitas. Palpasi juga daerah
axilla untuk mengetahui pembesaran kelenjar getah bening.5

15
Gambar 5. Pemeriksaan Payudara Oleh Dokter

➢ Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan Radiologis:5

• Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma mammae digambarkan
sebagai massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan
berukuran sekitar 4-100 mm. Fibroadenoma mammae biasanya memiliki

16
densitas yang sama dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada
fibroadenoma yang besar, dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi.
Kadang-kadang tumor terdiri atas gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma
mammae di tepi atau di tengah berbentuk bulat, atau berlobus-lobus. Pada
wanita post menopouse, komponen fibroglandular dari fibroadenoma
mammae akan berkurang dan hanya meninggalkan gambaran kalsifikasi
dengan sedikit atau tanpa komponen jaringan ikat.

Gambar 6. Mammografi

• Ultrasonografi (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma mammae terlihat rata, berbatas
tegas, berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar
dibandingkan dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya
homogen dan ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic.
Gambaran echogenic kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari
fibroadenoma mammae dan mengindikasikan lesi tersebut jinak.
Fibroadenoma mammae tidak memiliki kapsul, gambaran kapsul yang
terlihat pada USG merupakan pseudocapsule yang disebabkan oleh
penekanan dari jaringan sekitarnya.

17
Gambar 7. USG

• Magnetic Resonance Imaging (MRI)


Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma mammae tampak sebagai massa
bulat atau oval yang rata dibandingkan dengan menggunakan kontras
gadoliniium-based. Fibroadenoma mammae digambarkan sebagai lesi
yang hypointense jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam
gambaran T1-weighted dan hypointense an hyperintense dalam gambaran
T2-weighted.

Gambar 8. MRI
2.9 Diagnosis Banding6
➢ Cystosarcoma Phyllodes
➢ Kista Payudara
➢ Papilloma

2.10 Penatalaksanaan
Operasi eksisi merupakan satu-satunya pengobatan untuk
fibroadenoma mammae. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini bertujuan

18
untuk memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas luka.
Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di
payudara. Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu:6
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareoral Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering adalah tipe radial. Tipe
circumareolar, hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas,
tetapi hanya memberi pembukaan yang terbatas. Tipe ini hanya digunakan
untuk fibroadenoma mammae yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar
2 cm di sekitar batas areola. Semicircular Incision biasanya digunakan
untuk mengangkat tumor yang besar dan berada di daerah lateral
payudara.6

2.11 Komplikasi
Jenis tertentu dari fibroadenoma mammae bisa meningkatkan risiko
kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma
mammae tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan
penderita kanker payudara yang memiliki fibroadenoma mammae,
biasanya ada komplikasi lainnya. atau bisa jadi orang tersebut memiliki
risiko kanker payudara yang tinggi baik dari keluarga ataupun
lingkungannya.7

19
BAB III

LAPORAN KASUS

Tanggal pemeriksaan : 30/09/2020


Jam : 14.00
Ruangan : GG RS Wirabuana Palu

3.1 IDENTITAS
Nama : Ny. R
Umur : 21 thn
Alamat : BTN Griya
Status perkawinan : Belum kawin
Pekerjaan : Pelajar
Agama : Islam
Pendidikan terakhir : SMA

3.2 ANAMNESIS
Keluhan utama : Benjolan pada payudara kiri

Riwayat Penyakit sekarang :

Pasien perempuan datang ke IGD RS Wirabuana Palu dengan keluhan


terdapat benjolan pada payudara kiri di kuadran atas jam 11 sejak ± 6 bulan yang
lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan sebesar kacan ijo, kemudian bertambah
besar menjadi sebesar biji jagung. Pasien juga merasakan nyeri pada payudara
kirinya terutama pada daerah benjolan dan terasa panas yang hilang timbul. Nyeri
dirasakan terutama pada saat pasien sedang datang bulan (haid).

Pada saat ini pasien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan. Riwayat
keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal. Riwayat datang bulan pertama
kali sekitar umur 12 tahun. Riwayat datang bulan dirasakan teratur setiap
bulannya.

20
Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat HT (-), riwayat DM (-), riwayat sakit jantung (-), riwayat sakit ginjal (-),
Alergi (-), Riwayat batuk dalam jangka waktu yang lama (-), Riwayat konsumsi
obat-obatan atau jamu (-).

Riwayat penyakit keluarga :

Tidak ada keluarga pasien yang mengeluhkan hal serupa.

3.3 PEMERIKSAAN FISIK


KU : Sakit sedang
Kesadaran : composmentis

Tanda Vital :
Tekanan Darah : 120/80 mmHg
Nadi : 86x/menit
Pernafasan : 20x/menit
Suhu : 36,5 ºC

Kepala-Leher :
Konjungtiva anemis (-/-), skera ikterus (-/-), edema palperbra (-/-), pembesaran
KGB (-)

Thorax :
I : Pergerekan thoraks simetris, retraksi (-)
P: Taktil fremitus kanan=kiri
P: sonor di semua lapangan paru
A: vesicuar (+/+) Rhonki (-/-), Wheezing (-/-)

Abdomen :
I : kulit tampak normal, distensi (-), lika operasi (-)

21
A: bising usus (+) normal
P: timpani pada semua lapang abdomen
P: nyeri tekan (-), hepar dan lien tidak teraba

Ekstermitas :
Ekstremitas atas dan bawah: akral hangat (+/+), edema (-/-), pembesaran KGB
(-/-).

Pemeriksaan fisik lokal :

Pemeriksaan/regio Mammae dekstra Mammae sinistra

Inspeksi Warna kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar,


penebalan kulit mammae tidak ada, kedua payudara tampak
simetris, tidak tampak adanya massa, cekungan atau
dimpling mammae tidak ada, retraksi atau cekungan papilla
mammae tidak ada, arah papilla mammae menunjuk,
pengeluaran discharge secara spontan tidak ada.

Palpasi Tidak teraba massa. Teraba sebuah massa pada


kuadran atas jam 11, bentuk
Papilla mammae elastis,
bulat, permukaannya licin,
pengeluaran discharge
konsistensi lunak kenyal,
tidak ada.
mobile, batas tegas, nyeri tekan
Pembesaran KGB aksila(-) (-), ukuran ±3x2 cm.

Papilla mammae elastis,


pengeluaran discharge tidak
ada.

Pembesaran KGB aksila (-).

22
3.4 PEMERIKSAAN PENUNJANG
- Laboratorium :
HB : 13,9 g/dL
WBC : 10,5 x 103/uL
PLT : 346 x 103/uL
HCT : 37,6 %
RBC : 5 x 106/uL
BT : 2 menit
CT : 4 menit

- Pemeriksaan darah :
HbsAg : non reaktif
COVID-19 : non reaktif

- USG Mammae Sinistra :


Kesan: Massa soft tissue di Kuadran atas jam 11 Mammae sinistra, ukuran
2,74 cm x 1,74 cm.

3.5 RESUME
Pasien perempuan 21 tahun datang ke IGD RS Wirabuana Palu dengan
keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri di kuadran atas jam 11 sejak ± 6
bulan yang lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan sebesar kacan ijo, kemudian
bertambah besar menjadi sebesar biji jagung. Pasien juga merasakan nyeri pada
payudara kirinya terutama pada daerah benjolan dan terasa panas yang hilang
timbul. Nyeri dirasakan terutama pada saat pasien sedang datang bulan (haid).

Pada saat ini pasien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan. Riwayat
keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal. Riwayat datang bulan pertama
kali sekitar umur 12 tahun. Riwayat datang bulan dirasakan teratur setiap
bulannya.

23
Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital TD 120/80 mmHg,
Nadi 86x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu 36,5 derajat celcius. Pemeriksaan
fisik status lokalis, pada inspeksi mammae dekstra dan mammae sinistra warna
kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan kulit mammae tidak
ada, kedua payudara tampak simetris, tidak tampak adanya massa, cekungan atau
dimpling mammae tidak ada, retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada,
arah papilla mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak ada.
Pada palpasi mammae sinistra teraba sebuah massa pada kuadran atas jam 11,
bentuk bulat, permukaan licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, batas tegas, nyeri
tekan (-), ukuran ± 3x2 cm. Papilla mammae elastis pengeluaran disharge tidak
ada. Pembesaran KGB aksila (-). Pada palpasi mammae dekstra tidak teraba
massa. Papilla mammae elastis, pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran
KGB aksila (-).
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan WBC 10,5 x 103/uL, HB 13,9
gr/dL, HCT 37,6 %, PLT 346 x 103/uL, RBC 5 x 106/uL, BT 2 menit, CT 4 menit,
HbsAg non reaktif, COVID-19 non reaktif. Pada pemeriksaan USG Mammae
Sinistra, didapatkan kesan massa soft tissue di Kuadran atas jam 11 Mammae
sinistra, ukuran 2,74 cm x 1,74 cm.
Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang
pasien di diagnosis dengan Fibroadenoma Mammae Sinistra dan akan dilakukan
tindakan Quadrantectomy.

3.6 DIAGNOSIS
Fibroadenoma Mammae Sinistra

3.7 PENATALAKSANAAN
-Rawat Inap Bangsal
-Rencana operasi Quadrantectomy pada tanggal 01 Oktober 2020

24
-Berikut ini adalah laporan operasi pasien:
Diagnosis Pra Bedah: Fibroadenoma Mammae Sinistra
Tindakan Pasca Bedah: Quadrantectomy
Diagnosis Pasca Bedah: Fibroadenoma Mammae Sinistra
Uraian Pembedahan sebagai berikut:
1. Dilakukan pembiusan secara general anestesi
2. Desinfeksi lapangan operasi
3. Drapping prosedur dengan kassa steril dan betadine, pasang dook steril
4. Dilakukan insisi preareola
5. Dilakukan eksisi jaringan tumor
6. Kontrol perdarahan
7. Tutup luka operasi menggunakan kassa steril betadine
8. Opersai selesai.

3.8 FOLLOW UP
01 Oktober 2020
S. benjolan pada payudara kiri (+), nyeri (+), demam (-), batuk (-), pilek (-),
Mual (-), Muntah (-), BAB dan BAK (+) biasa
O. TD: 120/80 MmHg
S: 36,5 ºC
P: 20x/ menit
N: 86x/menit
Benjolan pada payudara kiri (+)
A. Fibroadenoma mammae sinistra
P. IVFD RL 20 tpm
Rencana operasi hari ini

02 Oktober 2020
S. Nyeri luka post OP (+), demam (-), mual (-), muntah (-)
O. TD: 110/70 mmHg
S: 37,1 ºC

25
P: 20x/ menit
N: 82x/menit
A. Post Operasi Quadrantectomy hari 1

P. IVFD RL 20 tpm
Injeksi ceftriaxone 1 gram/12 jam
Injeksi Ketorolac 30 mg/8 jam

03 Oktober 2020
S. Nyeri luka post OP berkurang, demam (-), mual (-), muntah (-)
O. TD: 110/70 MmHg
S: 36,5 ºC
P: 20x/ menit
N: 84x/menit
A. Post Operasi Quadrantectomy hari ke 2
P. Cefadroxil tab 500 mg 2x1 po
Paracetamol tab 500 mg 3x1 po
Pasien diperbolehkan pulang

26
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1. Diagnosis
Fibroadenoma mammae (FAM) adalah tumor jinak yang sering
terjadi di payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim)
dan jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk bulat
atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri.1

Pada kasus ini, pasien perempuan berusia 21 tahun datang ke IGD RS


Wirabuana Palu dengan keluhan terdapat benjolan pada payudara kiri di kuadran
atas jam 11 sejak ± 6 bulan yang lalu. Pada awalnya benjolan dirasakan sebesar
kacan ijo, kemudian bertambah besar menjadi sebesar biji jagung. Pasien juga
merasakan nyeri pada payudara kirinya terutama pada daerah benjolan dan terasa
panas yang hilang timbul. Nyeri dirasakan terutama pada saat pasien sedang
datang bulan (haid).

Pada saat ini pasien tidak datang bulan, sehingga nyeri tidak dirasakan. Riwayat
keluar cairan dari puting payudara kiri disangkal. Riwayat datang bulan pertama
kali sekitar umur 12 tahun. Riwayat datang bulan dirasakan teratur setiap
bulannya.

Berdasarkan pemeriksaan fisik didapatkan tanda vital TD 120/80 mmHg,


Nadi 86x/menit, Pernapasan 20x/menit, Suhu 36,5 derajat celcius. Pemeriksaan
fisik status lokalis, pada inspeksi mammae dekstra dan mammae sinistra warna
kulit mammae sama seperti warna kulit sekitar, penebalan kulit mammae tidak
ada, kedua payudara tampak simetris, tidak tampak adanya massa, cekungan atau
dimpling mammae tidak ada, retraksi atau cekungan papilla mammae tidak ada,
arah papilla mammae menunjuk, pengeluaran discharge secara spontan tidak ada.
Pada palpasi mammae sinistra teraba sebuah massa pada kuadran atas jam 11,
bentuk bulat, permukaan licin, konsistensi lunak kenyal, mobile, batas tegas, nyeri

27
tekan (-), ukuran ± 3x2 cm. Papilla mammae elastis pengeluaran disharge tidak
ada. Pembesaran KGB aksila (-). Pada palpasi mammae dekstra tidak teraba
massa. Papilla mammae elastis, pengeluaran discharge tidak ada. Pembesaran
KGB aksila (-).
Pada pemeriksaan penunjang didapatkan WBC 10,5 x 103/uL, HB 13,9
gr/dL, HCT 37,6 %, PLT 346 x 103/uL, RBC 5 x 106/uL, BT 2 menit, CT 4 menit,
HbsAg non reaktif, COVID-19 non reaktif. Pada pemeriksaan USG Mammae
Sinistra, didapatkan kesan massa soft tissue di Kuadran atas jam 11 Mammae
sinistra, ukuran 2,74 cm x 1,74 cm. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan
pemeriksaan penunjang pasien di diagnosis dengan Fibroadenoma Mammae
Sinistra dan akan dilakukan tindakan Quadrantectomy.
Penegakkan diagnosis didasarkan pada anamnesis, pemeriksaan fisik serta
pemeriksaan penunjang yang sesuai. Pada pasien ini, didapatkan beberapa faktor
resiko, tanda dan gejala terkait Fibroadenoma Mammae, diantaranya:4
a. Umur
Umur merupakan faktor penting yang menentukan insiden atau frekuensi
terjadinya FAM. Fibroadenoma biasanya terjadi pada wanita usia muda < 30
tahun. Terutama terjadi pada wanita dengan usia antara 15-25 tahun. Berdasarkan
data dari penelitian di Depatemen Patologi Rumah Sakit Komofo Anyoke
Teaching di Ghana dilaporkan bahwa rata-rata umur pasien yang menderita
fibroadenoma adalah 23 tahun dengan rentang usia 14-49 tahun.
b. Riwayat Perkawinan
Riwayat perkawinan dihubungkan dengan status perkawinan dan usia
perkawinan, paritas dan riwayat menyusui anak. Berdasarkan penelitian Bidgoli,
et all di Iran menyatakan bahwa tidak menikah meningkatkan risiko kejadian
fibroadenoma mammae 6,64 kali pada wanita yang tidak menikah. Hasil
penelitian tersebut juga menyatakan bahwa menikah <21 tahun meningkatkan
risiko kejadian fibroadenoma mammae 2,84 kali pada wanita yang menikah pada
usia <21 tahun.

28
c. Paritas dan Riwayat Menyusui Anak
Penurunan paritas meningkatkan insiden terjadinya FAM, terutama meningkat
pada kelompok wanita nullipara. Pengalaman menyusui memiliki peran yang
penting dalam perlindungan terhadap risiko kejadian FAM.
d. Penggunaan Hormon
Diperkirakan bahwa fibroadenoma mammae terjadi karena kepekaan terhadap
peningkatan hormon estrogen. Penggunaan kontrasepsi yang komponen utamanya
adalah estrogen merupakan faktor risiko yang meningkatkan kejadian FAM.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Department of Surgery, University of
Oklahoma Health Sciences Center, dilaporkan proporsi penderita FAM yang
menggunakan kontrasepsi dengan komponen utama estrogen adalah sekitar 60%.
e. Obesitas
Berat badan yang berlebihan (obesitas) dan IMT yang lebih dari normal
merupakan faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all
diketahui bahwa IMT >30 kg/m2 meningkatkan risiko kejadian FAM 2,45 kali
menderita FAM dibandingkan wanita dengan IMT < 30 kg/m2.
f. Riwayat Keluarga
Tidak ada faktor genetik diketahui mempengaruhi risiko fibroadenoma mammae,
namun, riwayat keluarga kanker payudara pada keluarga tingkat pertama
dilaporkan oleh beberapa peneliti berhubungan dengan peningkatan risiko tumor
ini, dari beberapa penelitian menunjukkan adanya risiko menderita FAM pada
wanita yang ibu dan saudara perempuan mengalami penyakit payudara.
Dilaporkan 27% dari penderita FAM memiliki riwayat keluarga menderita
penyakit pada payudara.
g. Stress
Stress berat dapat meningkatkan produksi hormon endogen estrogen yang juga
akan meningkatkan insiden FAM. Berdasarkan penelitian Bidgoli, et all diketahui
orang yang mengalami stress memiliki risiko lebih tinggi menderita FAM, orang
yang mengalami stress memiliki risiko 1,43 kali menderita FAM dibandingkan
dengan orang yang tidak stress.

29
h. Faktor Lingkungan
Tinggal di dekat pabrik yang memproduksi Polycyclic aromatic hydrocarbons
(PAHs) juga dapat menjadi faktor risiko terjadinya FAM. Berdasarkan penelitian
Bidgoli, et all pada tahun 2011 di Iran dilaporkan 38% dari penderita FAM
memiliki riwayat tinggal di dekat pabrik yang memproduksi PAHs. Penelitian
tersebut menggunakan desain case control dimana diketahui orang yang tinggal
didekat pabrik yang memproduksi zat PAHs memiliki risiko 3,7 kali menderita
FAM. PAHs adalah salah satu pencemar organik yang paling luas. PAHs dibentuk
oleh pembakaran tidak sempurna dari karbon yang mengandung bahan bakar
seperti kayu, batu bara, diesel, lemak, tembakau, dan dupa. Banyak senyawa-
senyawa aromatik, termasuk PAHs, yang bersifat karsinogenik. Hal ini
berdasarkan sifatnya yang hidrofobik dan tidak memiliki gugus metil atau gugus
reaktif lainnya untuk dapat diubah menjadi senyawa yang lebih polar. Akibatnya
senyawa PAHs sangat sulit diekskresi dari dalam tubuh dan biasanya terakumulasi
pada jaringan hati, ginjal, maupun adiposa atau lemak tubuh. Dengan struktur
molekul yang menyerupai basa nukleat (adenosin, timin, guanin, dan sitosin),
molekul PAHs dapat dengan mudah menyisipkan diri pada untaian DNA.
Akibatnya fungsi DNA akan terganggu dan apabila kerusakan ini tidak dapat
diperbaiki dalam sel, maka akan menimbulkan penyakit kanker.

Penegakan diagnosis pada kasus fibroadenoma mammae memerlukan manajemen


yang tepat dimulain dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang, seperti gejala klinis yang didapat pada pasien fibroadenoma mammae
sebagai berikut :
Gejala klinis yang sering terjadi pada fibroadenoma mammae adalah adanya
bagian yang menonjol pada permukaan payudara, benjolan memiliki batas yang
tegas dengan konsistensi padat dan kenyal. Ukuran diameter benjolan yang
sering sekitar 1-4 cm, namun kadang dapat tumbuh dan berkembang dengan
cepat dengan ukuran benjolan berdiameter lebih dari 5 cm. Benjolan yang
tumbuh dapat diraba dan digerakkan dengan bebas. Umumnya fibroadenoma
tidak menimbulkan rasa nyeri atau tidak sakit.5

30
Perubahan fibroadenoma menjadi ganas dalam komponen epitel
fibroadenoma umumnya dianggap langka. Fibroadenoma secara signifikan tidak
meningkatkan risiko berkembang menjadi kanker payudara. Insiden karsinoma
berkembang dalam suatu fibroadenoma dilaporkan hanya 20/10.000 sampai
125/10.000 orang yang berisiko. Sekitar 50% dari tumor ini adalah lobular
carcinoma in situ (LCIS), 20% infiltrasi karsinoma lobular, 20% adalah
karsinoma duktal in situ (DCIS), dan 10% sisanya infiltrasi karsinoma duktal.
Berdasarkan pemeriksaan klinis ultrasonografi dan mammografi biasanya
ditemukan fibroadenoma jinak dan perubahan menjadi ganas ditemukan hanya
jika fibroadenoma tersebut dipotong. Fibroadenoma yang dibiarkan selama
bertahun-tahun akan berubah menjadi ganas, dikenal dengan istilah progresi dan
persentase kemungkinannya hanya 0,5% - 1%.5
Penegakan diagnosis pada fibroadenoma mammae :
➢ Anamnesis
Anamnesis terpadu harus didapatkan sebelum dilakukan pemeriksaan
fisik. Penyelidikan terperinci tentang faktor risiko harus meliputi riwayat
kehamilan dan ginekologi seperti usia, paritas, serta riwayat menstruasi dan
menyusui. Riwayat terapi hormonal sebelumnya yang mencakup kontrasepsi
oral dan estrogen.5
➢ Pemeriksaan fisik
Teknik pemeriksaan payudara dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan
inspeksi dan palpasi. Pada inspeksi payudara dan nipple, dilakukan dengan
posisi pasien duduk sambil tolak pinggang. Pada pemeriksaan ini yang dinilai
adalah perubahan kulit, simetris, kontur, dan retraksi. Begitu pula dilakukan
dengan posisi lengan di samping, di atas kepala, menekan panggul dan
membungkuk ke depan. Juga dinilai kulit tiap axilla, apakah ada kemerahan,
pigmentasi, dan infeksi.5
Pada pemeriksaan dengan cara palpasi membutuhkan waktu sekitar 3
menit untuk setiap payudara. Dengan menggunakan jari kedua, ketiga, dan
keempat, diperlukan pemeriksaan sistematis, dengan cara pemeriksaan secara
melingkar atau pun sejajar dan beri tekanan, mulai dari tekanan yang ringan

31
hingga dalam. Pemeriksaan harus mencakup seluruh payudara. Pada
pemeriksaan ini yang dinilai adalah konsistensi jaringan, rasa nyeri, dan adanya
nodul. Bila terdapat nodul, tentukan lokasi, ukuran, bentuk, konsistensi, batas,
nyeri tekan, dan mobilitas. Palpasi juga daerah axilla untuk mengetahui
pembesaran kelenjar getah bening.5
➢ Pemeriksaan penunjang:5
• Mammografi
Pada pemeriksaan mamografi, fibroadenoma mammae digambarkan sebagai
massa berbentuk bulat atau oval dengan batas yang halus dan berukuran sekitar
4-100 mm. Fibroadenoma mammae biasanya memiliki densitas yang sama
dengan jaringan kelenjar sekitarnya, tetapi pada fibroadenoma yang besar,
dapat menunjukkan densitas yang lebih tinggi. Kadang-kadang tumor terdiri
atas gambaran kalsifikasi pada fibroadenoma mammae di tepi atau di tengah
berbentuk bulat, atau berlobus-lobus. Pada wanita post menopouse, komponen
fibroglandular dari fibroadenoma mammae akan berkurang dan hanya
meninggalkan gambaran kalsifikasi dengan sedikit atau tanpa komponen
jaringan ikat.
• Ultrasonografi (USG)
Dalam pemeriksaan USG, fibroadenoma mammae terlihat rata, berbatas tegas,
berbentuk bulat, oval atau berupa nodul dan lebarnya lebih besar dibandingkan
dengan diameter anteroposteriornya. Internal echogenicnya homogen dan
ditemukan gambaran dari isoechoic sampai hypoechoic. Gambaran echogenic
kapsul yang tipis, merupakan gambaran khas dari fibroadenoma mammae dan
mengindikasikan lesi tersebut jinak. Fibroadenoma mammae tidak memiliki
kapsul, gambaran kapsul yang terlihat pada USG merupakan pseudocapsule
yang disebabkan oleh penekanan dari jaringan sekitarnya.
• Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Dalam pemeriksaan MRI, fibroadenoma mammae tampak sebagai massa bulat
atau oval yang rata dibandingkan dengan menggunakan kontras gadoliniium-
based. Fibroadenoma mammae digambarkan sebagai lesi yang hypointense

32
jika dibandingkan dengan jaringan sekitarnya dalam gambaran T1-weighted
dan hypointense an hyperintense dalam gambaran T2-weighted.
Pada pasien ini, direncakan penanganan dengan tindakan operatif, yaitu
akan dilakukan Quadrantectomy dengan Eksisi. Operasi eksisi merupakan satu-
satunya pengobatan untuk fibroadenoma mammae. Operasi dilakukan sejak
dini, hal ini bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan untuk
menghindari bekas luka.

4.2. Penatalaksanaan
Operasi Quadrantectomy dengan Eksisi merupakan satu-satunya
pengobatan untuk fibroadenoma mammae. Operasi dilakukan sejak dini, hal ini
bertujuan untuk memelihara fungsi payudara dan untuk menghindari bekas
luka. Pemilihan tipe insisi dilakukan berdasarkan ukuran dan lokasi dari lesi di
payudara. Terdapat 3 tipe insisi yang biasa digunakan, yaitu:6
1. Radial Incision, yaitu dengan menggunakan sinar.
2. Circumareoral Incision
3. Curve/Semicircular Incision
Tipe insisi yang paling sering adalah tipe radial. Tipe circumareolar,
hanya meninggalkan sedikit bekas luka dan deformitas, tetapi hanya memberi
pembukaan yang terbatas. Tipe ini hanya digunakan untuk fibroadenoma
mammae yang tunggal dan kecil dan lokasinya sekitar 2 cm di sekitar batas
areola. Semicircular Incision biasanya digunakan untuk mengangkat tumor
yang besar dan berada di daerah lateral payudara.6

4.3. Komplikasi
Jenis tertentu dari fibroadenoma mammae bisa meningkatkan risiko
kanker payudara. Meski demikian, kebanyakan kasus fibroadenoma mammae
tidak menyebabkan kanker payudara. Kalaupun ditemukan penderita kanker
payudara yang memiliki fibroadenoma mammae, biasanya ada komplikasi
lainnya. atau bisa jadi orang tersebut memiliki risiko kanker payudara yang
tinggi baik dari keluarga ataupun lingkungannya.7

33
4.4 Prognosis
Prognosis dari fibroadenoma mammae adalah baik, bila diangkat
dengan sempurna, tetapi bila masih terdapat jaringan sisa pada saat operasi
dapat kambuh kembali. Kecil kemungkinan fibroadenoma berkembang
menjadi kanker ganas.7

34
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Fibroadenoma mammae adalah tumor jinak yang sering terjadi di
payudara. Benjolan tersebut berasal dari jaringan fibrosa (mesenkim) dan
jaringan glanduler (epitel) yang berada di payudara, sehingga tumor ini
disebut sebagai tumor campur (mix tumor), tumor tersebut dapat berbentuk
bulat atau oval, bertekstur kenyal atau padat, dan biasanya tidak nyeri.
Fibroadenoma ini dapat digerakkan dengan mudah karena pada tumor ini
terbentuk kapsul sehingga dapat mobile, oleh sebab itu sering disebut
sebagai breast mouse. Fibroadenoma mammae (FAM), umumnya
menyerang para remaja dan wanita dengan puncak kejadian usia diantara
15-25 tahun.
Perlunya dilakukan pemeriksaan payudara berkala baik dengan pemeriksaan
fisik (SADARI) atau pemeriksaan screnning mammografi untuk mencegah
berkembangnya suatu keganasan. Setiap wanita perlu melakukan
pemeriksaan payudara secara berkala untuk menyingkirkan perkembangan
keganasan pada payudara. Perlunya juga sosialisasi kepada masyarakat
mengenai jenis-jenis abnormalitas yang dapat terjadi pada payudara, agar
jika ditemukan suatu kelainan dapat segera dideteksi lebih dini.

35
DAFTAR PUSTAKA

1. Desen Wan. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis. Edisi 2. Balai Penerbit
FKUI. Jakarta. 2008.
2. Eisenberg Ronald L. In : Clinical Imaging An Atlas of Differential
Diagnosis. Fifth Edition. Lippincott Williams & Wilkins. Philadelphia.
2010.
3. Gruendamann, Barbara J, Buku Ajar Perioperatif Volume 2, Buku
Kedokteran EGC, Jakarta.2006.
4. Malangoni MA, Gagliardi RJ. Hernias. Dalam : Sabiston Textbook of
Surgery, 17th edition. Philadelphia : Elsevier Saunders.2004
5. Saputra,, Fibroadenoma mammae. Available from:
http://www.scribd.com/doc/69857289/Fibroadenoma-Mammae.2009.
6. Sjamsuhidajat, R., De jong, Wim, Buku Ajar Ilmu Bedah Edisi 2, Penerbit
Buku Kedokteran EGC, Jakarta.2005.
7. Snell, Richard, Anatomi Klinik Untuk Mahasiswa Kedokteran, Edisi 6,
Buku Kedokteran EGC, Jakarta. 2006

36
37

Anda mungkin juga menyukai