Jurnal Fitofarmaka merupakan media untuk mempublikasikan tulisan asli yang berkaitan
dengan ilmu farmasi khususnya bahan alam. Diterbitkan secara elektronik dan cetak dengan
frekuensi dua kali dalam setahun yaitu Juni dan Desember. Juranl Fitofarmaka dapat
mengakomodasi tulisan ilmiah yang dapat menjadi panduan dan literatur dalam bidang bahan
alam.
Tulisan ilmiah dapat berupa hasil penelitian mutakhir (paling lama 5 tahun yang lalu), ulasan
(review) singkat, laporan dari suatu penelitian pendahuluan, dan laporan kasus. Kategori
penelitian meliputi:
a. Analisis Farmasi
b. Kimia Bahan Alam
c. Farmakologi dan Toksikologi
d. Etnofarmakologi
e. Kimia Medisinal
f. Biologi Molekuler dan Bioteknologi
g. Farmakoterapi
h. Farmasi Klinik
i. Farmasetika dan Teknologi Farmasi
j. Biologi Farmasi
Tulisan yang telah diterima akan di review oleh editor dan mitra bestari yang sesuai dengan
bidangnya.
JURNAL FITOFARMAKA
Dewan Redaksi
DAFTAR ISI
Alamat Penerbit/Redaksi
ABSTRACT
This aim of this study was to examine the effect of Kepel (Stelechocarpus burahol) to
the mice hepatocytes. Thirty male mice of 4 week aged were divided into three groups;
control group was treated by aquadest, Dose 1x group was treated by 2.6 mg/g BW/day kepel
powder (0.5 ml kepel suspension/day), and Dose 5x group was treated by 13 mg/g BW/day
kepel powder (1.0 ml kepel suspension/day). The treatment was intragastrically for 14 days.
The mice were euthanized and necropsy followed by the liver collection for histopathology
assay. The histopathological examination of liver showed hydropic degeneration, cell death
and extramedullary hematopoietic observed on mice hepatocytes. The ANOVA analysis
showed that kepel caused increase significantly (p<0.05) of hydropic degeneration and
decrease significantly (p<0.05) of cell death of mice hepatocytes.
2
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
20µm 20µm
(a) (b)
Gambar 1. Histopatologi Hati Mencit
Keterangan: Seluruh hepatosit mengalami degenerasi hidropis disertai adanya fokus extramedullary
hematopoiesis (tanda panah) pada hati kelompok dosis 5x (a); Kematian hepatosit yang dicirikan oleh
sitoplasma berwarna lebih merah dan inti yang mengecil (tanda panah) (b). Pewarnaan HE, bar:20 µm.
paparan bahan toksik dapat memulihkan sel menyeimbangkan sel-sel hati yang
yang mengalami degenerasi hidropis. mengalami kematian sel, yang diistilahkan
Kepel termasuk ke dalam famili dengan regenerasi sel (Renehan et al., 2001
Annonaceae yang memiliki satu metabolit dalam Elmore, 2007). Kematian sel juga
yang khas yaitu acetogennin atau sering muncul sebagai mekanisme pertahanan
disebut Annonaceous acetogennin (ACGs) seperti reaksi tanggap kebal atau saat sel
(Alali et al., 1999). Menurut Liang et al. rusak akibat penyakit dan agen radikal bebas
(2009) derivat ACGs yang paling berbahaya yang menyebabkan stress oksidatif (Norbury
adalah bullatacin. Kandungan ACGs dalam & Hickson 2001 dalam Elmore 2007).
daging buah kepel diduga penyebab Menurut Kresno (2001), kematian sel
degenerasi hidropis hepatosit. merupakan upaya sel dalam menjaga
Hasil analisis statistik persentase homeostasis dengan mengeliminasi sel-sel
hepatosit yang mengalami kematian sel yang mengalami kerusakan pada proliferasi
berbanding terbalik dengan degenerasi fisiologis. Selama kematian sel mitokondria
hidropis. Persentase kematian sel pada juga mengaktifkan enzim-enzim
kelompok perlakuan (Dosis 5x dan 1x) lebih prokematian sel seperti caspase activator
rendah dan berbeda nyata (p< 0,05) dan procaspase yang dapat memicu
dibandingkan kelompok kontrol, dan kerusakan membran mitokondria sehingga
kelompok dosis 5x lebih rendah dan berbeda merangsang sel melakukan kematian sel
nyata (p<0,05) dibandingkan kelompok (Fleury et al., 2002).
Dosis 1x. Sel nelrosis adalah sel yang telah
Sel mati terdiri atas sel yang mengalami proses patologis sehingga
menagalami apoptosis maupun nekrosis. menyebabkan mitokondia dan sitoplasma
Untuk membedakan keduanya diperlukan membengkak serta robeknya dinding sel.
pewarnaan jaringan khusus menggunakan Nekrosis pada sel dapat disebabkan oleh
metoda imunohistokimia. Pada penelitian ini berbagai hal diantaranya hipoksia sehingga
hanya menggunakan pewarnaan rutin HE menyebabkan kematian sel. Sel mati karena
(Haematoksilin-Eosin), sehingga sel dengan nekrosis melibatkan sekumpulan sel yang
inti yang piknotis dan sitoplasma yang kemudian membentuk berbagai kategori
berwarna lebih eosinofilik dikategorikan ke nekrosis dan mengundang reaksi radang
dalam kelompok sel yang mati. Apoptosis (Cheville, 2006).
merupakan suatu bentuk kematian sel Daging buah kepel mengandung
terprogram yang bersifat aktif yang ditandai flavonoid tertinggi dibandingkan bagian
dengan adanya kondensasi kromatin dan buah lainnya yaitu 29,12 ppm, sedangkan
fragmentasi kromosom. Pada kematian sel standar flavonoid pada vitamin C sebesar
sel berperan aktif dalam proses terminasi 5,35 ppm (Tisnadjaja et al., 2006).
diri dan tidak diikuti oleh peradangan. Flavonoid merupakan senyawa pigmen
Menurut Dash (2011), kematian sel dapat paling umum di dunia tanaman dan
terjadi akibat berbagai macam stimuli merupakan senyawa antioksidan yang
seperti ionisasi radiasi benang kromatin, berfungsi sebagai penangkap radikal bebas
infeksi virus, ekspresi gen prokematian sel (Marcheix et al., 1990 dalam Tisnadjaja et
melalui aktivasi enzim caspase, dan tekanan al., 2006). Persentase sel mati yang lebih
pada sel seperti deplesi faktor pertumbuhan, rendah pada kelompok perlakuan (Dosis 5x
tekanan pada sitoplasma, dan radikal bebas. dan 1x) dibandingkan kelompok kontrol
Apoptosis secara normal muncul diduga disebabkan oleh aktivitas senyawa
selama proses perkembangan dan penuaan antioksidan yang terkandung pada buah
sebagai mekanisme homeostasis untuk kepel. Secara umum antioksidan akan
menjaga populasi sel dalam jaringan. Sekitar bekerja pada membran sel yang rusak akibat
10 miliar sel hati dibuat setiap harinya untuk
4
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
6
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
ABSTRAK
Kata kunci : Bandotan, heksana, antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, GC-
MS
ABSTRACT
Bandotan (Ageratum conyzoides L.) is a weed plant that is often destroyed, but there
is a group of people who use this plant as a traditional medicine that can cure some kinds of
diseases such as scab lesions on the skin, malaria, influenza, pneumonia, tumors, and
rheumatoid drug. This study aims to identify the substances present in the hexane extract
bandotan and test antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.
Bandotan herb extracted with hexane using maceration method. Maceration is done in a
7
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
closed vessel for 24 hours and occasional stirring. Maceration process is performed three
times the volume of 500 mL. Hexane extract was concentrated with a rotary evaporator and
phytochemical testing includes group alkaloids, saponins, tannins, triterpenoids steroids and
flavonoids. Bandotan hexane extract tested antibacterial activity against Staphylococcus
aureus and Escherichia coli with a paper disc method and analyzed its chemical compounds
by Gas Chromatography-mass spectrophotometry (GC-MS). The results showed that the
content of the extract yield 10.01%, 8.41% moisture content, and the hexane extract contains
compounds bandotan alkaloids, triterpenoids-steroids and flavonoids. Antibacterial activity
with a diameter of inhibition (DDH) against S. aureus and E. coli 29.6 mm 12.4 mm making
it more susceptible to S. aureus (gram positive bacteria) compared with E. coli (gram
negative bacteria). Component compounds contained in the bandotan hexane extract among
others kariofilen, isokariofilen, ageratokromen, demetoksiageratokromen, 6-vinyl-7-
methoxy-2,2-dimetilkromen, coumarin, dichloroacetic acid, 1-heptadekanol, and 7-ethyl-6-
methyl 5-metiltiopirazolo [1,5-a] pyrimidine. These compounds are thought to compound that
acts as an antibacterial agent.
8
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
10
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
S. aureus dan 12,4 mm untuk bakteri uji E. dibandingkan dengan E. coli yang
Coli. Perbedaan tersebut terjadi karena merupakan bakteri gram negatif yang
kedua bakteri uji tersebut memiliki memiliki struktur dinding sel yang lebih
komposisi dinding sel yang berbeda. S. rumit (kandungan lipid tinggi yang
aureus yang merupakan bakteri gram positif kompleks), sehingga dinding bakteri gram
mempunyai sruktur dinding sel yang negatif lebih sulit ditembus oleh zat
sederhana (kandungan lipid rendah) antibakteri.
(a) (b)
Gambar 1. Hasil uji aktivitas antibakteri Kloramfenikol terhadap bakteri Staphylococcus
aureus(a) dan Escherichia coli (b)
(a) (b)
Gambar 2. Hasil uji aktivitas antibakteri Eritromisin terhadap bakteri Staphylococcus
aureus(a) dan Escherichia coli (b)
11
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
(a) (b)
Gambar 3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak heksana bandotan terhadap bakteri
Staphylococcus aureus(a) dan Escherichia coli (b)
12
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
Gambar 2. Kromatogram senyawaan ekstrak heksana herba bandotan hasil analisis dengan
GC-MS.
Tabel 4. Dugaan Senyawa yang Terkandung dalam Ekstrak Heksana Herba Bandotan
Nama Senyawa
RT
No (Prosentase Struktur Senyawa Golongan Senyawa
(menit)
dugaan)
1 22,891 Kariofilen (99) Seskuiterpenoid
2 22,650 Isokariofilen (90)
4 26,709 6-vinil-7-metoksi-
2,2-dimetilkromen
(91)
5 26,362 Ageratokromen
(86)
13
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
14
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
Hutapea J.R. dan Syamsuhidayat S.S. 1991. and New Uses. ASHS Press.
Inventaris Tanaman Obat Virginia, USA.
Indonesia. Jakarta: Badan Pelczar, M.J.Jr. dan Chan, E.C.S. 1986.
Penelitian dan Pengembangan Dasar-dasar Mikrobiologi.
Kesehatan. Diterjemahkan oleh Hadioetomo
Lenny, Sovia .2006. Senyawa Flavonoid, RS, dkk. Jakarta: UI Press.
Fenil Propanoida dan Alkaloida. Suradikusumah, E. 1989. Kimia Tumbuhan.
USU Repository. Bogor: Pusat Antar Universitas
Ming, L.C., 1999. Ageratum conyzoides : A Ilmu Hayati, Institut Pertanian
Tropical Source of Medicinal and Bogor.
Agricultural Products. In Janic J.
(Ed.). Perspective on New Crops
15
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
ABSTRAK
Kalsium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia. Apabila
kekurangan kalsium dapat menyebabkan riketsia pada anak, osteomalasia (tulang lunak) dan
osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa. Untuk mencegah hal tersebut maka
dibutuhkan asupan kalsium yang cukup. Kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya
kalsium bagi tubuh mengakibatkan dua dari lima orang Indonesia terkena osteoporosis.
Masyarakat Indonesia umumnya mengetahui sumber kalsium bagi tubuh manusia adalah susu
serta produk olahannya. Kandungan kalsium pada susu sapi sebesar 143 mg padahal terdapat
sumber kalsium lain yang berpotensi yaitu memiliki kandungan kalsium lebih besar daripada
susu yaitu kerang. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji komposisi kimia pada Kijing
Taiwan dan merumuskan metode sosialisasi Kijing Taiwan sebagai sumber kalsium dalam
upaya pencegahan osteoporosis. Manfaat penelitian adalah untuk memperkenalkan Kijing
Taiwan sebagai menu makanan keluarga. Penentuan komposisi kimia proksimat, yang
meliputi analisis kadar air, analisis kadar abu, analisis kadar protein, analisis kadar lemak dan
analisis kadar karbohidrat dan kadar mineral Ca, Cu, Fe dan Zn. Dalam penelitian ini kita
dapat mengetahui kandungan kalsium pada Kijing Taiwan, yaitu 366 mg kalsium serta
mengetahui berapa gram Kijing Taiwan yang harus dikonsumsi untuk memenuhi asupan
kalsium per hari per orangnya, yaitu sebanyak 273 gr. Diharapkan dari lingkup yang kecil ini
dapat mengurangi kasus osteoporosis di Indonesia.
16
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
dijadikan sebagai sumber kalsium lain selain menyebabkan pengurangan alokasi dana
susu. terhadap makanan tambahan seperti susu.
Saat ini banyak orang yang terkena Kasus osteoporosis yang telah ramai
osteoporosis. Puslitbang Gizi Depkes dipergunjingkan merupakan efek dari
bekerja sama dengan Fonterra Brands kurangnya asupan kalsium sementara
Indonesia mempublikasikan bahwa 2 dari 5 sumber kalsium yang saat ini dikenal
orang Indonesia memiliki risiko mengalami masyarakat adalah susu. Berdasarkan data
osteoporosis. Hal ini disebabkan kurangnya dari Puslitbang Gizi Depkes, dua dari lima
kesadaran masyarakat dalam memenuhi orang Indonesia berpeluang untuk terkena
kebutuhan kalsiumnya secara optimal. osteoporosis. Hal ini mengindikasikan
Misalnya dalam mengkonsumsi susu, kurangnya asupan kalsium pada masing-
masyarakat tidak mengkonsumsinya sesuai masing individu (Departemen Kesehatan RI
dengan kebutuhan kalsiumnya yaitu 2009).
sebanyak 3 gelas per hari. Oleh karena itu Pemenuhan kebutuhan kalsium
diperlukan sosialisasi mengenai pentingnya setiap harinya menjadi pilihan sulit bagi
memenuhi kebutuhan kalsium dengan setiap ibu rumah tangga selaku pemegang
memberikan alternatif menu makanan kendali dalam keuangan rumah tangga dan
olahan berbahan dasar kerang (Departemen pengatur menu makanan untuk keluarganya.
Kesehatan RI, 2009). Kesulitan pemenuhan kebutuhan kalsium
Tubuh manusia memerlukan mineral dikarenakan harga susu yang beredar di
kalsium yang cukup bagi tubuh. Masyarakat pasaran terus meningkat tidak sebanding
umumnya memenuhi kebutuhan kalsiumnya dengan kenaikan pengahasilan yang
hanya dengan mengkonsumsi susu. Banyak didapatkan. Oleh karena itu dibutuhkan
masyarakat yang belum memahami bahwa suatu alternatif sumber kalsium baru yang
ada bahan makanan yang mengandung dapat mensubtitusi susu dengan kandungan
mineral kalsium paling tinggi yaitu kerang. kalsium yang tinggi dengan harga yang
Dalam penelitian ini akan dilakukan terjangkau. Sumber kalsium yang dapat
penentuan komposisi kimia proksimat dikembangkan adalah kerang.
kerang sebagai sumber kalsium. Tujuan dari penelitian ini adalah
Dokter dan ahli gizi pada umumnya untuk mengkaji komposisi kimia proksimat,
menyarankan pasiennya yang menderita yang meliputi analisis kadar air, analisis
osteoporosis untuk mengkonsumsi lebih kadar abu, analisis kadar protein, analisis
banyak susu sapi karena mengandung kadar lemak dan analisis kadar karbohidrat
kalsium tinggi. Kedengarannya cukup dan mineral Cu, Fe dan Zn pada daging
masuk diakal, tetapi tidak akan berhasil. kerang air tawar yaitu Kijing Taiwan serta
Orang Amerika dan Eropa Utara merumuskan metode sosialisasinya sebagai
mengonsumsi 800 mg - 1200 mg kalsium sumber kalsium dalam upaya pencegahan
sehari, tapi tetap saja mereka lebih ospteoporosis.
menderita osteoporosis daripada orang Asia Penelitian ini bermanfaat sebagai
dan Afrika yang mengonsumsi 300 mg - 500 peluang untuk memperkenalkan Kijing
mg kalsium per hari. Taiwan kepada masyarakat khususnya ibu
Penyebab utama osteoporosis adalah rumah tangga dalam pengolahan menu
terlalu banyak mengonsumsi acidic yang makanan olahan yang berbahan dasar
berasal dari daging, gula dan bahan-bahan kerang.
yang mengandung kimia. Untuk menetralisir
aciditas tersebut, tubuh mengambil kalsium Kalsium dan Osteoporosis
(alkalin) dari tulang. Sehingga masalah Asupan kalsium yang memadai
osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu adalah penting untuk mencapai massa tulang
tidak cukup memakan kalsium. Kebutuhan yang optimal (optimal peak bone
hidup yang semakin meningkat mass/PBM) dan mengatur laju kehilangan
17
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
kalsium dari tulang dengan bertambahnya secara bertahap jumlah dan kekuatan
usia. Secara umum, fungsi kalsium adalah jaringan tulang. Penurunan tersebut
membangun tulang dan gigi, mengatur disebabkan oleh terjadinya demineralisasi
proses-proses tubuh dalam darah dan tulang, yaitu tubuh yang kekurangan
jaringan, dan membantu proses kalsium akan mengambilnya dari tulang dan
penggumpalan darah. (Nasoetion et al. gigi. (Departemen Kesehatan RI 2007).
2009) International Osteoporosis Foundation
(IOF) memperkirakan, 150 juta orang di
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi Kalsium seluruh dunia terdeteksi menderita
Rata-rata yang Dianjurkan (per osteoporosis dan berisiko mengalami patah
orang per hari) 2004. tulang yang dapat melumpuhkan dan
Anak menurunkan kualitas hidup.
Umur Kalsium (mg) Kebutuhan tubuh akan kalsium bisa
0-6 bln 200 dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan
7-12 bln 400
sumber kalsium. Bahan makanan yang
mengandung sumber kalsium paling tinggi
1-3 thn 500
terdapat pada kerang (Koral AUP/STP
4-6 thn 500
Papua 2008).
7-9 thn 600
Pria dan Wanita Kijing Taiwan (Anodonta woodiana)
Umur Kalsium (mg) Di Indonesia, Anodonta woodiana
10-12 thn 1000 merupakan alien spesies dari Taiwan sejak
13-15 thn 1000 tahun 1971 dan sudah lama dikenal
16-18 thn 1000 penduduk serta memiliki potensi ekonomi
19-29 thn 800 dan ekologi yang besar. A. woodiana
30-49 thn 800 merupakan salah satu sumber protein
50-64 thn 800 hewani, dengan kandungan nutrisi yang
baik. Bagian tubuh kijing ini juga digunakan
65 thn + 800
Sumber : Nasoetion et al. 2009. sebagai bahan pakan ternak dan obat
penyakit kuning. Cangkangnya sebagai
Dari tabel di atas dapat diketahui bahan industri kancing dan penghasil
bahwa kebutuhan kalsium setiap orang mutiara air tawar (Rahayu, 2011).
berbeda tergantung dari usia. Pada masa Pemanfaatan A. woodiana yang
kanak-kanak asupan kalsium yang dilakukan selama ini hanya sebagai pakan
dibutuhkan per harinya masih sedikit ternak, industri kancing, dan biofilter,
sedangkan pada umur 10-18 tahun asupan sementara kemampuan biologisnya untuk
kalsium sangat dibutuhkan untuk memproduksi mutiara belum banyak
pertumbuhan. Ketika memasuki usia diketahui. Jika melihat lebih detil anatomi
produktif (19-49 tahun) hingga non dan proses biokimia jaringan tubuhnya,
produktif, asupan kalsium yang dibutuhkan ternyata Anodonta sp. mampu mendeposit
sedikit berkurang namun harus tetap crystaline calcium carbonat (CaCO3) dalam
dipenuhi untuk menunjang aktifitas mereka bentuk kristal aragonit yang dikenal sebagai
dan menjaga kekuatan tulang mereka. nacre, dan komponen pembentuk lapisan
Kekurangan kalsium dapat prismatik yaitu kristal hexagonal calsite
menyebabkan riketsia pada anak, conchiolin (C32H48N2O11 ) pada lapisan
osteomalasia atau tulang lunak dan cangkang bagian dalam.
osteoporosis atau tulang keropos pada Di bawah ini diperlihatkan daftar
orang dewasa. Osteoporosis adalah komposisi bahan makanan kerang (Tabel 2).
gangguan yang menyebabkan penurunan Tabel Berdasarkan data di atas dapat dilihat
18
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
kandungan protein, lemak, karbohidrat pada pada susu serta produk olahannya.
kerang dalam bentuk kerang segar dan Berdasarkan data di atas dapat dilihat
kerang rebus. kandungan protein, lemak, karbohidrat pada
Tabel di bawah ini menyajikan daftar komposisi bahan makanan susu serta produk
komposisi bahan makanan yang terkandung olahannya.
20
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
Tabel 5. Daftar Komposisi Kalsium dan Vitamin Bahan Makanan Susu dan Olahannya
Kalsium BDD Vit. A Vit. B Vit. C
No Gol Nama Pangan
mg % mg RE mg
1 8 Es krim 123 100 178 0.04 1
2 8 Keju 777 100 257 0.01 1
3 8 Kelapa susu 97 100 285 0.03 1
4 8 Mentega 15 100 1131 0 0
5 8 Susu Ibu (ASI) 35.3 100 70 0.16 2.7
6 8 Susu Kambing 98 100 43 0.06 1
7 8 Susu Kental Manis 275 100 175 0.05 1
8 8 Susu Kental Tak Manis 243 100 137 0.05 1
9 8 Susu Kerbau 216 100 27 0.04 1
10 8 Susu Sapi 143 100 45 0.03 1
11 8 Susu Skim(tak berlemak) 123 100 0 0.04 1
12 8 Tepung Susu 904 100 538 0.29 6
13 8 Tepung Susu Asam, untuk bayi 800 100 343 1 30
14 8 Tepung Susu Skim 1300 100 0 0.35 7
15 8 Yoghurt 120 100 25 0.04 0
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Dept. Gizi Masy. FEMA IPB 2009)
Tabel diatas menyajikan daftar karena jenis susu inilah yang sering
komposisi bahan makanan yang terkandung dikonsumsi oleh masyarakat.
pada kerang. Berdasarkan data di atas dapat
dilihat kandungan kalsium pada Kijing Analisis Perbandingan Kandungan Gizi
Taiwan dalam berbagai pengolahannya. Kalsium dari Kijing Taiwan dan Susu
Kandungan kalsium yang paling tinggi Kandungan kalsium dalam 100 g
dalam 100% BDD terdapat pada Kijing bahan makanan menurut DKBM (Daftar
Taiwan rebus sebesar 366 mg. Sedangkan Komposisi Bahan Makanan), 100 g susu
kandungan kalsium yang paling rendah sapi mengandung 143 mg kalsium, 100 g
terdapat pada Kijing Taiwan segar sebesar Kijing Taiwan mengandung 366 mg
359,27 mg. Namun, data yang dipakai dalam kalsium.
perhitungan zat gizi kalsium yaitu Kijing Secara umum, untuk menghitung
Taiwan segar. Pemilihan Kijing Taiwan ini jumlah zat gizi bahan pangan dirumuskan
karena jenis dari Kijing Taiwan segar yang sebagai berikut :
belum diolah untuk dibandingkan dengan Bj BDD
susu sapi. Kgij = × Gij ×
100 100
Tabel diatas menyajikan daftar Kgij 100
komposisi bahan makanan yang terkandung Bj = × × 100
Gij BDD
pada susu serta produk olahannya. Keterangan :
Berdasarkan data di atas dapat dilihat Kgij = kandungan zat gizi i dari bahan
kandungan kalsium pada susu dan produk makanan j dengan berat B gram
olahannya. Kandungan kalsium yang paling Bj = berat makanan j (g)
tinggi dalam 100% BDD terdapat pada Gij = Kandungan zat gizi i dalam 100 g
tepung susu skim sebesar 1300 mg. BDD bahan makanan j
Sedangkan kandungan kalsium yang paling BDD = persen bahan makanan j yang
rendah terdapat pada mentega sebesar 15 dapat dimakan (% BDD)
mg. Namun, data yang dipakai dalam Berikut adalah salah satu contoh
perhitungan zat gizi kalsium yaitu susu sapi perhitungan perbandingan antara susu sapi
sebesar 143 mg. Pemilihan susu sapi ini
21
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
dan Kijing Taiwan untuk memenuhi sebanyak = 4 × 35 × 3.5 = 490 𝑔𝑟𝑎𝑚. Hal
kebutuhan kalsium pada masa pertumbuhan ini berarti dalam satu hari sebuah keluarga
(10-18 tahun) yaitu sebesar 1000 mg. 490
harus menganggarkan dana sebesar = 200 ×
1. Berapa gram susu atau Kijing Taiwan
𝑅𝑝 20000 = 𝑅𝑝 49.000,00
yang harus dikonsumsi manusia dalam
Kijing Taiwan dijual di pasaran
sehari?
dengan harga sekitar Rp 14.000,00 per kg.
Jawaban :
Diasumsikan keluarga yang mengkonsumsi
Susu sapi
𝐾𝑔𝑖𝑗 100 Kijing Taiwan tersebut berjumlah 4 orang
𝐵𝑗 = × × 100 (ayah, ibu, dan dua orang anak), maka
𝐺𝑖𝑗 𝐵𝐷𝐷 dalam satu hari akan dihabiskan Kijing
1000 𝑚𝑔 100
= × × 100 Taiwan sebanyak 4 x 273 = 1.092 gram =
143 𝑚𝑔 100 1.092 g. Hal ini berarti dalam satu hari
= 699,3007 gr sebuah keluarga harus menganggarkan dana
sebesar = 1,092 x Rp. 14.000,- = Rp.
Kijing Taiwan 15.288,-.
𝐾𝑔𝑖𝑗 100 Dari hasil perhitungan analisis biaya di atas
𝐵𝑗 = × × 100
𝐺𝑖𝑗 𝐵𝐷𝐷 dapat diketahui bahwa untuk memenuhi
= 1000mg x 100 x100 kebutuhan kalsium keluarga dalam satu hari
366 100 harus dianggarkan dana sebesar Rp 49.000,-
= 273,2240 gr untuk susu dan Rp 15.288,- untuk kerang.
Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan fakta bahwa untuk memenuhi Sosialisasi Kijing Taiwan sebagai Sumber
kalsium harian tubuh perlu mengkonsumsi Kalsium
susu sapi sebanyak 700 gr atau Dalam menyosialisasikan Kijing
mengkonsumsi Kijing Taiwan sebanyak 273 Taiwan sebagai sumber kalsium, ada
gr. kerjasama antara pejabat kelurahan seperti
URT (Ukuran Rumah Tangga) dari ibu kepala desa dengan mahasiswa yang
konsumsi susu adalah satu gelas berukuran mengetahui informasi mengenai Kijing
200 gr. Maka untuk memenuhi kebutuhan Taiwan sebagai sumber kalsium. Hal ini
kalsium harian tubuh perlu mengkonsumsi dikarenakan target penyuluhan ini yaitu para
kurang lebih 3,5 gelas susu per hari. ibu rumah tangga sehingga penerimaan
Sementara untuk Kijing Taiwan URT nya informasi tersebut lebih tersampaikan. Ibu
adalah satu sdm berukuran 15 gr. Berarti rumah tangga dipilih sebagai obyek
untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian penyuluhan karena mereka memiliki
tubuh perlu mengkonsumsi kurang lebih 18 peranan penting dalam penyusunan menu
sdm kerang. makanan untuk keluarganya. Penyuluhan ini
diberikan pada saat ada kegiatan dimana
Analisis Perbandingan Biaya para ibu rumah tangga berkumpul, seperti
Berikut merupakan perbandingan acara arisan RT atau RW ataupun acara
pengalokasian dana untuk pemenuhan PKK.
kalsium bagi keluarga dengan sumber susu Dari kegiatan penyuluhan ini
dan kerang. diharapkan para ibu rumah tangga yang
Susu merk X dengan netto 200 gram mengikutinya mampu mengaplikasikan ilmu
memiliki harga Rp 20.000,00. Setiap satu yang telah didapat demi terpenuhinya
gelas susu dianjurkan 4 sendok susu bubuk asupan kalsium setiap anggota keluarga.
(± 35 gram). Diasumsikan keluarga yang Selain itu, diharapkan dari lingkup yang
mengkonsumsi susu tersebut berjumlah 4 kecil ini dapat mengurangi kasus
orang (ayah, ibu, dan dua orang anak), maka osteoporosis di Indonesia.
dalam satu hari akan dihabiskan susu
22
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
23
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
ABSTRAK
ABSTRACT
24
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
menanggulangi penyakit tifus belum banyak Mueller Hinton dilarutkan dalam 1 liter
penelitian. aquadest. Setelah homogen dilakukan .
Salah satu bakteri penyebab tifus sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C
adalah Salmonella typhi. Infeksi oleh bakteri selama 15 menit, setelah itu dituangkan
ini terjadi dari memakan makanan yang dekat api bunsen kedalam cawan petri
terkontaminasi dengan feses yang sebanyak 20 mL.
mengandung bakteri Salmonella typhi dari Bakteri yang sudah diencerkan
organisme pembawa (hosts). Setelah masuk konsentrasi 106/ml. dituangkan sebanyak 1
dalam saluran pencernaan maka bakteri ini ml kedalam media hangat. Setelah homogen
akan menyerang dinding usus yang kemudian kertas cakram yang mengandung
menyebabkan kerusakan dan peradangan. ekstrak buah pare dengan konsentrasi 12,5%,
(Jawetz dan Adelbeg’s, 2004). 25%, 50%, 75%; dan. kontrol positif
Penelitian ini bertujuan untuk (kloramfenikol) konsentrasi 30 UI, di
mempelajari efektivitas ekstrak buah pare tempelkan di permukaan media agar dalam
(Momordica charantia L.) sebagai cawan petri (metode difusi kertas cakram)
antibakteri Salmonella typhi. (Alcamo, 1991). Cawan petri tersebut
diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam
BAHAN DAN METODE PENELITIAN pada suhu 370 C. Daerah bening disekitar
Buah pare (Momordica charantia L.) kertas cakram ekstrak buah pare dan
yang berumur sedang (±3 bulan) dikeringkan kloramfenikol diukur. Pengujian dilakukan
selanjutnya digiling dan diayak sebanyak 4 kali pengulangan.
menggunakan mesh 20. Karakterisasi serbuk Penentuan Konsentrasi Hambat
buah pare dilakukan terhadap kadar air (tidak Minimum (KHM) dilakukan menggunakan
lebih dari 10%, Depkes RI, 1985), dan kadar metode dilusi padat. Larutan uji dibuat
abu (tidak lebih dari 10,5%, DepkesRI, dengan mengencerkan secara serial dengan
1995). Serbuk simplisia yang didapat konsentrasi 10%,20%,30%,40%, 50%, 60%,
selanjutnya diekstrak menggunakan metode 70% dan 80%. Sebanyak 1 ml larutan uji
maserasi. dimasukan ke dalam cawan petri steril yang
Maserasi dilakukan dengan cara berisi 9 ml media Mueller Hinton hangat
merendam serbuk buah pare dalam pelarut dengan suhu 40o-50oC, tuangkan 1 ml
etanol 70% sebanyak 7,5 l selama 24 jam, suspensi bakteri uji konsentrasi 106/ml,
lalu disaring dengan kain saring dan campur homogen. Inkubasi pada suhu 37oC
direndam kembali dalam etanol 70% sisanya selama 24 jam. KHM ditentukan pada
sebanyak 2,5 l sampai terekstraksi. Setelah cawan konsentrasi ekstrak terendah yang
itu diuapkan dengan alat rotavapour, pelarut tidak ditumbuhi bakteri (Alcamo, 1991).
alkohol yang masih tersisa diuapkan pada
water bath serta diangin-anginkan sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan ekstrak yang kental. Rendemen Hasil Analisis Karakteristik Simplisia
yang diperoleh dihitung dengan Penetapan kadar air dan kadar abu
membandingkan berat ekstrak yang simplisia buah pare perlu dilakukan sebelum
diperoleh dengan berat awal simplisia melakukan ekstraksi dengan tujuan untuk
dikalikan 100%. memberikan batasan minimal atau rentang
Ekstrak yang diperoleh selanjutnya diuji besarnya kandungan air dan kadar abu dalam
secara kualitatif kandungan senyawa alkaloid suatu bahan (Depkes RI, 2000). Hasil
(menggunakan pereaksi Mayer dan penetapan kadar air simplisia buah pare
Bouchardat) flavonoid (Depkes RI, 1995), diperoleh sebesar 6,88%. Hasil tersebut
saponin (Depkes RI, 1977), dan triterpenoid memenuhi standar kadar air simplisia buah
(Uji Lieberman-Buchard). yang diperbolehkan yaitu ≤ 10% (Depkes
Pembuatan media agar dilakukan sebagai RI, 1985). Semakin kecil kandungan air
berikut sebanyak 38 gram serbuk media dalam suatu simplisia, maka akan sangat
25
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
berguna untuk memperpanjang daya tahan Hasil Penetapan Kadar Air Ekstrak
serbuk simplisia selama penyimpanan. Penetapan kadar air simplisia
Sedangkan hasil penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui terpenuhinya
simpisia buah pare diperoleh sebesar 10,9%. ketentuan kadar air ekstrak dengan mutu
Hasil tersebut belum memenuhi karena yang baik. Kadar air harus ditentukan karena
sedikit melebihi ketentuan kadar abu buah air yang tersisa dalam ekstrak pada kadar air
pare dalam Depkes RI (1997) yaitu tidak tertentu merupakan media pertumbuhan
lebih dari 10,5%. Penetapan kadar abu kapang dan jasad renik. Pertumbuhan kapang
simplisia dilakukan untuk memberikan dan mikroorganisme lain dapat
gambaran kandungan senyawa anorganik menyebabkan perubahan kimia pada
yang terkandung dalam simplisia, baik yang senyawa aktif dan dapat mengakibatkan
berasal dari tanaman secara alami maupun kemunduran mutu ekstrak.
kontaminan selama proses pembuatan Pada penelitian ini kadar air ekstrak
simplisia. buah pare sebesar 6,03%, nilai ini
menujukkan bahwa ekstrak yang digunakan
Hasil Pembuatan Ekstrak memenuhi ketentuan ekstrak kental (≤10%)
Hasil ekstraksi ditentukan rendemen, (Depkes, 2000) .
penentuan rendemen bertujuan untuk
mengetahui perbandingan dari simplisia dan Hasil Uji Fitokimia
ekstrak, dari penentuan rendemen dapat Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa
diketahui jumlah ekstrak dari simplisia pada buah pare memberikan hasil positif pada uji
berat tertentu (Depkes RI, 2000). Rendemen alkaloid dan saponin, namun memberikan
yang diperoleh sebesar 21,156%, hasil negatif pada uji flavonoid dan
Berdasarkan perhitungan rendemen ekstrak triterpenoid (Tabel 1).
buah pare menunjukkan bahwa rendemen
buah pare memenuhi syarat yaitu tidak Tabel 1. Hasil Pengamatan Senyawa
kurang dari 17,9% (Depkes RI, 2006). Fitokimia
Gol. senyawa Data Pengamatan Hasil
Hasil Penetapan Kadar Abu Total Analisis
Alkaloid
Ekstrak Bouchardat Endapan coklat +
Unsur mineral dikenal juga sebagai Mayer Endapan putih +
zat organik atau kadar abu. Dalam proses Flavonoid Warna coklat -
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar kehitaman
tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah Saponin Timbul Buih +
Triterpenoid
disebut abu. Banyak dari mineral telah jelas Anhidrat Larutan tidak -
diketahui fungsinya pada makanan ternak, Asetat berwarna
namun belum banyak penelitian sejenis Asam Sulfat Larutan tidak -
dilakukan pada manusia. Penetapan kadar berwarna
abu total ekstrak dilakukan untuk melihat
cemaran berupa bahan anorganik pada Pengujian Antibakteri Ekstrak Etanol
ekstrak yang sukar menguap walaupun Buah Pare Terhadap Bakeri Salmonella
dipanaskan pada suhu tinggi. typhi
Pada penelitian ini kadar abu total ekstrak Diameter Daerah Hambat
buah pare sebesar 7,69%, nilai ini belum Pengujian antibakteri dilakukan
memenuhi karena sedikit melebihi ketentuan untuk melihat ekstrak yang mempunyai
kadar abu buah pare dalam Depkes (1997) efektivitas paling efektif sebagai antibakteri
yaitu 7,2%. Hal ini mungkin masih terdapat Salmonella typhi. Pengujian antibakteri
kotoran atau debu yang tidak tercuci. menggunakan difusi kertas cakram, yang
merupakan metode paling banyak digunakan
karena lebih sensitif terhadap senyawa-
26
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
senyawa antibakteri baru yang belum diameter daerah hambat sebesar 17,21 mm.
diketahui aktivitasnya. Pada metode ini Namun bila dibandingkan dengan kontrol
penghambatan pertumbuhan ditujukan oleh positif yaitu kloramfenikol, maka ekstrak
luasnya wilayah jernih (zona hambat) di etanol buah pare memiliki efektivitas
sekitar kertas cakram (Brander et al., 1999). antibakteri sangat lemah.
Dari hasil pengamatan dan
pengukuran diameter zona hambat yang Tabel 2. Diameter Daerah Hambat ekstrak
berupa zona bening di sekitar kertas cakram kental buah pare terhadap bakteri
(Gambar 1) menunjukkan bahwa ekstrak Salmonella typhi
etanol buah pare pada konsentrasi berbeda Ulangan
Diameter Daerah Hambat (mm)
mempunyai tingkatan efektivitas antibakteri K1 K2 K3 K4 K+
1 14,25 13 14,25 18,35 30
yang berbeda-beda terhadap bakteri
2 11,75 12,45 17,25 18 30
Salmonella typhi. 3 0 10,75 17 18,75 30,75
4 0 13,5 12 13,75 30
Jumlah 26 49,7 65,5 68,85 12,75
Rata-
6,50 12,43 16,38 17,21 30,19
rata
27
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
Saran
1. Perlunya pengujian lebih lanjut mengenai
a b
pelarut yang cocok untuk meserasi atau
Gambar 2. Hasil Uji Konsentrasi
metode lainnya agar senyawa aktif yang
Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Buah
terkandung dalam buah pare dapat
Pare Terhadap Bakteri Salmonella typhi
terisolasi secara maksimal sehingga
Keterangan KHM 10%, 20%, 30%,40% (a) dan efektivitas antibakterinya dapat maksimal
50%,60%,70%,80% (b). pula.
2. Perlunya pengujian lebih lanjut mengenai
Hasil yang diperoleh menunjukkan isolasi senyawa apa saja yang terkandung
ekstrak etanol buah pare pada konsentrasi dalam buah pare guna mengetahui
10% hingga konsentrasi 30% masih senyawa yang lebih efektif sebagai
menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri antibakteri selain alkaloid dan saponin.
yang sempurna seperti pertumbuhan bakteri
pada kontrol negatif.. Pada konsentrasi 40% DAFTAR PUSTAKA
hingga konsentrasi 50% ekstrak etanol buah Alcamo, I.E.1991. Fundamentals of
pare menunjukkan daya hambatnya ditandai Microbiology. Third Edition. The
dengan pertumbuhan bakteri yang lebih Benyamin Cummings Publishing
jarang dibandingkan dengan kontrol negatif, Company. State University of New
hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi York.
ekstrak etanol buah pare tersebut memiliki Brander, G. C., Pough, D. M, Bywater, R. J
sifat bakteriostatik yaitu dapat menghambat and Jenkins, W. L. 1999. Veterinary
pertumbuhan bakteri. Pada konsentrasi 60% Applied Pharmacology and
hingga konsentrasi 80% ekstrak etanol buah Therapeutic. 5th Edition. Brailler
pare menunjukkan daya hambat yang cukup Tindal, London.
besar ditandai tidak adanya pertumbuhan Cahyadi, R. 2009. Uji Toksisitas Akut
bakteri pada konsentrasi tersebut, hal ini Ekstrak Etanol Buah Pare
menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah (Momordica charantia L.)
pare pada konsentrasi tersebut memiliki sifat Terhadap Larva Artemia Salina
bakteriosidal “Complete Bactericidal”. Leach Dengan Metode Brine
sehingga dapat disimpulkan KHM berada di Shrimp Lethality Test (BSLT).
konsentrasi 60% (Gambar 2). Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Fakultas Kedokteran Universitas
SIMPULAN DAN SARAN Diponegoro. Semarang.
Simpulan Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan
1. Ekstrak etanol buah pare (Momordica Simplisia. Dirjen POM. Jakarta.
charantia L) menunjukkan efektivitas . 1995. Materi Medika Indonesia.
pada konsentrasi 75%, namun lemah Jakarta
dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi, karena masih terbentuk .1997. Informasi Simplisia Asing.
koloni-koloni bakteri di dalam zona Dirjen POM. Jakarta.
hambat (Parsial). . 2000. Parameter Standar Umum
2. Pada pengujian konsentrasi hambat Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta
minimum disimpulkan KHM berada di _____. 2006. Parameter Standar Umum
konsentrasi 60%. Ekstrak Tumbuhan Obat. Dirjen
POM. Jakarta.
28
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164
29
UCAPAN TERIMA KASIH
Prof. Dr. Ibnu Gholib Ganjar, DEA, Apt. (Universitas Gadjah Mada)
Dr. A.A. Harmita, Apt. (Universitas Indonesia)
Dr. Ajeng Diantini, M.Si., Apt. (Universitas Padjadjaran)
Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si (Istitut Pertanian Bogor)
Kami mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan dalam membantu
kelancaran penerbitan Jurnal Fitofarmaka volume 2 nomor 1 Juni 2012.
Dewan Redaksi
PANDUAN PENULISAN JURNAL
Jurnal Fitofarmaka menerima tulisan ilmiah berupa hasil penelitian, review jurnal,
laporan penelitian dan laporan kasus yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. Naskah
diutamakan yang belum pernah diterbitkan di media lain, baik cetak maupun elektronik. Jika
sudah pernah disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah hendaknya diberi keterangan yang
jelas mengenai nama, tempat, dan tanggal berlangsungnya pertemuan tersebut. Naskah
berupa ketikan asli ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan abstrak bahasi Inggris.
1. Halaman Judul : berisi judul artikel dengan jumlah kata maksimal 14 kata, nama penulis
(tanpa gelar), dan institusi/ alamat tempat bekerja dari masing-masing penulis, dengan
alamat e-mail untuk korespondesi (corresponding author).
2. Abstrak : abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan jumlah kata
maksimal 250 kata. Abstrak ditulis dengan ringkas dan jelas yang mencakup
pendahuluan, metode, hasil, pembahasan dan simpulan dari penelitian dilengkapi dengan
2-5 kata kunci.
3. Pendahuluan: berisi tentang informasi mengenai latar belakang yang relevan dengan
tujuan penelitian.
4. Metode Penelitian: menguraikan bahan, alat dan cara kerja yang digunakan.
5. Hasil dan Pembahasan: dipresentaskan dengan format yang mudah dimengerti dalam
bentuk gambar 2D maupun tabel. Tabel harus utuh, jelas terbaca, dibuat dengan format
tabel pada Microsoft Words diletakkan simetris di tengah area pengetikan, diberi nomor
sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas kanan atau kiri. Gambar harus
diberi nomor sesuai urutan penyajian (Gambar 1, dst.). Pembahasan pada artikel
penelitian dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dan dikorelasikan dengan studi lain
yang relevan. Diskusi difokuskan pada hasil utama penelitian. Keterbatasan penelitian
dan dampak hasil penelitian dijelaskan dengan rinci. Penulis harus menjelaskan mengenai
keterbatasan dan rekomendasi penangannan yang mendukung referensi.
6. Simpulan: simpulan berhubungan dengan tujuan penelitian. Saran penelitian diberikan
untuk merekomendasikan penanganan bila ada keterbatasan penelitaian.
7. Ucapan Terima Kasih: bila ada, tidak menggunakan singkatan.
8. Daftar Pustaka: pustaka ditulis sesuai sistem Harvard Referencing Standard. Sebanyak
80% pustaka yang digunakan merupakan pustaka primer dan terbitan 10 tahun terakhir.
Contoh penulisan daftar pustaka rujukan sebagai berikut:
a. Buku
[1] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya (nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul buku dicetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Contoh:
O’Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information Systems.
Edisi 10. McGraw-Hill. New York-USA.
b. Artikel Jurnal
[2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya (nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul artikel. Nama jurnal dicetak miring. Vol (Nomor): Rentang
Halaman.
Contoh:
Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult learning.
The Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111.
c. Prosiding Seminar/Konferensi
[3] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya (nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul artikel. Nama konferensi. Tanggal, Bulan dan Tahun,
Kota, Negara. Halaman.
Contoh:
Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise architecture
management. Proceeding on Tenth International Conference on Wirt-
schaftsInformatik. 16-18. February 2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786.
d. Tesis atau Disertasi Computationally Intensive Approaches to Inference in Neo-
Normal Linear Models: Ph.D. thesis, CUT Western Australia
[4] Penulis (nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul. Skripsi,
Tesis, atau Disertasi. Universitas.
Contoh:
Soegandhi. 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di Jawa
Timur. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Joyonegoro, Surabaya.
e. Sumber Rujukan dari Website
[5] Penulis. Tahun. Judul. Alamat Uniform Resources Locator (URL). Tanggal
Diakses.
Contoh:
Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital flows to emerging market economies: A brave
new world?. http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf.
Diakses tanggal 18 Juni 2011.
FORMULIR BERLANGANAN / PEMBELIAN
JURNAL FITOFARMAKA
Jl. Pakuan PO BOX 452, Telp/Fax. (0251)8375547
Nama : .................................................................................................................
Institusi : .................................................................................................................
Alamat : .................................................................................................................
.................................................................................................................
Telepon/Fax : .................................................................................................................
Ingin menjadi pelanggan/ pembeli Jurnal Fitofarmaka selama …….. tahun,
dimulai dari Vol…… No......... tahun ……. sampai Vol......... No. …… tahun ……..
………………., ………………………….
Pelanggan,
…………………………………………....
(Tanda tangan dan nama terang)
CATATAN:
1. Biaya berlanggan selama 1(satu) tahun (2 kali
penerbitan), sebesar Rp. 150. 000,- ditambah
ongkos kirim 20%.
2. Mohon diisi dengan lengkap dan dikirim/ fax/ e-mail
ke alamat tersebut di atas beserta bukti transfer.