Anda di halaman 1dari 38

Sekilas Tentang Jurnal Fitofarmaka

Jurnal Fitofarmaka merupakan media untuk mempublikasikan tulisan asli yang berkaitan
dengan ilmu farmasi khususnya bahan alam. Diterbitkan secara elektronik dan cetak dengan
frekuensi dua kali dalam setahun yaitu Juni dan Desember. Juranl Fitofarmaka dapat
mengakomodasi tulisan ilmiah yang dapat menjadi panduan dan literatur dalam bidang bahan
alam.

Tulisan ilmiah dapat berupa hasil penelitian mutakhir (paling lama 5 tahun yang lalu), ulasan
(review) singkat, laporan dari suatu penelitian pendahuluan, dan laporan kasus. Kategori
penelitian meliputi:
a. Analisis Farmasi
b. Kimia Bahan Alam
c. Farmakologi dan Toksikologi
d. Etnofarmakologi
e. Kimia Medisinal
f. Biologi Molekuler dan Bioteknologi
g. Farmakoterapi
h. Farmasi Klinik
i. Farmasetika dan Teknologi Farmasi
j. Biologi Farmasi

Tulisan yang telah diterima akan di review oleh editor dan mitra bestari yang sesuai dengan
bidangnya.
JURNAL FITOFARMAKA

Dewan Redaksi

Ketua Dewan Redaksi


drh. Min Rahminiwati, M.S., PhD.
(Pusat Studi Biofarmaka LPPM Institut Pertanian Bogor)

Anggota Dewan Redaksi


Dr Tri Panji, M.S.
(Puslit Bioteknologi dan Bioindustri Indonesia)
Dr. Eli Halimah, M.Si. Apt.
(Fakultas Farmasi Universitas Padjadjaran)
Dr. Ir. Akhmad Endang Zainal Hasan, M.Si.
(Biokimia FMIPA Institut Pertanian Bogor)
Dr. Ietje Wientarsih, M.Sc., Apt.,
(Fakultas Kedokteran Hewan Institut Pertanian Bogor)
Dr. Sata Yoshita Srie Rahayu, M.Si.
(Program Studi Biologi, FMIPA, Universitas Pakuan)
Siti Sa’diah M.Si, Apt.
(Fakultas Kedokteran Hewan / Pusat Studi Biofarmaka LPPM Institut Pertanian Bogor)
Drs. Almasyhuri , M.Si. , Apt.
(Pusat Biomedis dan Teknologi Dasar Kesehatan, Kemenkes)
Bustanussalam, M.Si.
(Puslit Bioteknologi, Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia)
JURNAL FITOFARMAKA

ISSN:2087-9164, Vol.2,No.1, Juni 2012

DAFTAR ISI

HISTOPATOLOGI HATI MENCIT PASCA PEMBERIAN SUSPENSI 1-6


KEPEL (Stelechocarpus burahol) SECARA INTRAGASTRIK SELAMA 14 HARI
Eva Harlina, Siti Sa’diah, Huda S. Darusman dan Gita Alvernita

POTENSI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus 7-15


aureus DAN IDENTIFIKASI SENYAWA EKSTRAK HEKSANA BANDOTAN
(Ageratum conyzoides L.)
Tri Aminingsih, Husain Nashrianto, Aji Syaiful Rohman

KIJING TAIWAN (Anodonta woodiana) SEBAGAI SUMBER KALSIUM TINGGI 16-23


DALAM UPAYA MENCEGAH OSTEOPOROSIS
Sata Yoshida Srie Rahayu

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.)


SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi 24-29
Oom Komala, Bina Lohita Sari, Nina Sakinah

Alamat Penerbit/Redaksi

Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA, Universitas Pakuan


Jl. Pakuan Ciheuleut Bogor Telp/Fax (0251) 8375547
Website: fitofarmaka@unpak.ac.id, email: editorial_jf@unpak.ac.id
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

HISTOPATOLOGI HATI MENCIT PASCA PEMBERIAN SUSPENSI


KEPEL (Stelechocarpus burahol) SECARA INTRAGASTRIK SELAMA 14 HARI

The Histopathology of Mice Liver Treated by Kepel (Stelechocarpus burahol) Suspension


Intragastrically for 14 days

Eva Harlina1, Siti Sa’diah2,Huda S Darusman2 dan Gita Alvernita3


1)
Bagian Patologi, Departemen Klinik Reproduksi dan Patologi, FKH IPB,
2)
Bagian Farmakologi dan Toksikologi, Departemen Anatomi,
Farmakologi dan Fisiologi, FKH IPB,
3)
Fakultas Kedokteran Hewan IPB
Email : evapato2006@yahoo.com

ABSTRACT

This aim of this study was to examine the effect of Kepel (Stelechocarpus burahol) to
the mice hepatocytes. Thirty male mice of 4 week aged were divided into three groups;
control group was treated by aquadest, Dose 1x group was treated by 2.6 mg/g BW/day kepel
powder (0.5 ml kepel suspension/day), and Dose 5x group was treated by 13 mg/g BW/day
kepel powder (1.0 ml kepel suspension/day). The treatment was intragastrically for 14 days.
The mice were euthanized and necropsy followed by the liver collection for histopathology
assay. The histopathological examination of liver showed hydropic degeneration, cell death
and extramedullary hematopoietic observed on mice hepatocytes. The ANOVA analysis
showed that kepel caused increase significantly (p<0.05) of hydropic degeneration and
decrease significantly (p<0.05) of cell death of mice hepatocytes.

Key words : Stelechocarpus burahol, hydropic degeneration, cell death, extramedullary


hematopoietic

PENDAHULUAN dikategorikan sebagai salah satu tanaman


Indonesia memiliki lebih dari 30.000 langka Indonesia yang telah digunakan
jenis spesies tumbuhan, dan 960 spesies secara tradisional sebagai deodoran oral bagi
diantaranya telah tercatat sebagai tumbuhan masyarakat Keraton, Yogyakarta. Daun
berkhasiat serta 283 jenis diantaranya kepel mengandung zat sitotoksik bagi sel
merupakan tumbuhan yang penting bagi kanker (Wiart, 2007), dan mengandung
industri obat tradisional (Kusuma & Zaky, senyawa flavonoid yang bersifat sebagai
2005). Salah satu tanaman asli Indonesia antioksidan (Sunarni et al., 2007). Bunga
yang biasa digunakan sebagai obat kepel diketahui memiliki efek antiimplantasi
tradisional adalah tanaman khas asal sehingga dapat digunakan sebagai
Yogyakarta yang sering disebut dengan kontrasepsi (Warningsih, 1995), sedangkan
kepel (Stelechocarpus burahol). kulit batangnya diketahui sebagai
Kepel merupakan tanaman berkayu antiagregasi platelet (Sunardi et al., 2007).
yang berbuah mulai usia 6-8 tahun, buah Banyaknya potensi obat yang dimiliki kepel
berbentuk bulat berwarna kecokelatan berbanding terbalik dengan keberadaannya.
dengan diameter 5-6,3 cm, berdaun lonjong Kurangnya nilai ekonomis dan hanya
berwarna hijau kehitaman dan mengkilat. berbuah setahun sekali menyebabkan
Buah kepel memiliki biji yang cukup besar masyarakat kurang berminat
dibandingkan ukuran buah keseluruhannya, membudidayakannya. Adanya publikasi
dan daging buah memiliki kandungan air ilmiah mengenai potensi kepel diharapkan
sebesar 10% (Darusman, 2010). Kepel
1
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

menarik minat masyarakat untuk akhir perlakuan mencit dieuthanasi


membudidayakan dan mengkonsumsinya. kemudian diambil hatinya untuk dibuat
Berdasarkan data empiris yang sediaan histopatologi dan diwarnai dengan
diperoleh dari masyarakat Keraton, Haematoxillin-Eosin.
mengkonsumsi 2 buah kepel setiap hari Evaluasi histopatologi hati dilakukan
dapat memberikan efek wangi pada produk dengan menghitung jumlah hepatosit yang
ekskresi manusia seperti keringat, urin dan mengalami degenerasi hidropis dan
feses. Hasil penelitian sebelumnya dengan kematian sel pada 20 lapang pandang foto.
pemberian intragastrik pada hewan tikus dan Foto histopatologi hati menggunakan lensa
mesncit terbukti secara signifikan mampu kamera Webcam® dan lensa objektif
menurunkan kadar amonia, fenol dan mikroskop 40x, sedangkan penghitungan
trimetilamin pada feses hewan. Untuk hepatosit menggunakan software ImageJ.
keamanan penggunaan kepel dalam jangka Selain itu dilakukan pula penghitungan
waktu panjang perlu dilakukan pengamatan jumlah fokus extramedullary hematopoiesis
salah satunya pada organ hati. Penelitian ini (EMH) pada seluruh lapang pandang hati.
bertujuan untuk mempelajari gambaran Hasil penghitungan hepatosit dianalisis
histopatologi organ hati mencit terhadap menggunakan analisis sidik ragam acak
pemberian suspensi daging buah kepel lengkap (ANOVA) dengan uji lanjutan
karena hati merupakan organ interna Duncan (α = 0.05).
pertama yang terkena efek toksik dari suatu
substansi yang masuk ke dalam tubuh. HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengaruh Pemberian Suspensi Kepel
METODE PENELITIAN (Stelechocarpus burahol) Terhadap
Bahan Gambaran Histopatologi Hati
Buah kepel (Stelechocarpus Pada pengamatan seluruh sediaan
burahol), dan mencit sebanyak 30 ekor. histopatologi hati mencit perlakuan
umumnya ditemukan kelainan hepatosit
Alat berupa degenerasi hidropis (Gambar 1a) dan
Lensa kamera Webcam® dan lensa kematian sel (Gambar 1b). Selain itu
objektif mikroskop 40x. ditemukan pula fokus-fokus sel radang
myeloblast dan eristroblast di sinusoid, di
Cara Kerja daerah segitiga Kiernan maupun di tepi-tepi
Mencit dibagi menjadi tiga vena sentralis yang disebut extramedullary
kelompok yaitu kelompok kontrol dan hematopoiesis (Gambar 1a) (Marchiori et
kelompok perlakuan Dosis 1x dan Dosis 5x. al., 2007). Degenerasi hidropis ditandai
Kelompok kontrol hanya dicekok akuades dengan pembengkakan dan adanya ruang-
0,5 mL/hari, sedangkan kelompok perlakuan ruang kosong di sitoplasma sehingga
dosis 1x dan dosis 5x masing-masing sitoplasma tampak seolah robek-robek,
dicekok serbuk daging buah kepel yang sedangkan inti tampak normal. Kematian
dilarutkan dalam akuades (selanjutnya sel dicirikan oleh sitoplasma hepatosit yang
disebut suspensi kepel) sebanyak 2,6 mg/kg berwarna lebih merah sedangkan inti
BB/hari dan 13 mg/kg BB/hari selama 14 mengecil dan memadat sehingga berwana
hari. Penentuan dosis pada mencit lebih gelap. Hasil analisis statistik
berdasarkan hasil konversi dosis empiris persentase hepatosit mencit yang mengalami
pada manusia (2 buah kepel sehari) terhadap degenerasi hidropis dan kematian sel
mencit, dengan faktor konversi 0,0026. Pada disajikan pada Tabel 1.

2
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

Tabel 1. Persentase perubahan hepatosit mencit pasca pemberian suspensi kepel


(Stelechocarpus burahol)
Persentase (%) Hepatosit
Kelompok Hepatosit Normal Degenerasi Hidropis Hepatosit mati
a a
Kontrol 38.79 ± 15.00 36.05 ± 12.50 25.16 ± 13.57a
Dosis 1x 36.89 ± 12.67a 41.45 ± 13.07b 21.66 ± 7.757b
Dosis 5x 30.17 ± 11.73b 57.70 ± 12.57c 12.13 ± 6.47c
Keterangan: Huruf berbeda pada kolom yang sama berbeda nyata pada taraf α 0.05

20µm 20µm

(a) (b)
Gambar 1. Histopatologi Hati Mencit
Keterangan: Seluruh hepatosit mengalami degenerasi hidropis disertai adanya fokus extramedullary
hematopoiesis (tanda panah) pada hati kelompok dosis 5x (a); Kematian hepatosit yang dicirikan oleh
sitoplasma berwarna lebih merah dan inti yang mengecil (tanda panah) (b). Pewarnaan HE, bar:20 µm.

Hasil analisis statistik persentase masuk ke dalam sel secara berlebihan


hepatosit yang mengalami degenerasi sehingga mengakibatkan pembengkakan sel.
hidropis pada kelompok perlakuan (dosis 5x Penurunan ATP juga mengakibatkan
dan 1x) lebih tinggi dan berbeda nyata peningkatan glikolisis sehingga pH sel akan
(p<0,05) dibandingkan dengan kelompok mengalami penurunan. Penurunan pH
kontrol, dan kelompok dosis 5x lebih tinggi mengakibatkan benang khromatin pada inti
dan berbeda nyata (p<0,05) dibandingkan sel menjadi menebal dan pada akhirnya
dengan kelompok dosis 1x. Peningkatan menjadi rusak. Hal ini dapat menyebabkan
persentase degenerasi hidropis sejalan hilangnya benang khromatin dan protein sel
dengan meningkatnya dosis pemberian sehingga apabila berlanjut akan berujung
suspensi kepel, sehingga degenerasi hidropis pada nekrosis sel (Hanna, 2011). Degenerasi
hepatosit disebabkan oleh pemberian hidropis merupakan repson awal sel
suspensi kepel. terhadap bahan-bahan yang bersifat toksik
Degenerasi hidropis merupakan yang masuk ke hati melalui aliran darah.
kerusakan sel yang disebabkan oleh iskemia Oleh karena itu degenerasi hidropis biasanya
yang menyebabkan kerusakan membran sel. dimulai dari hepatosit yang berada di tepi
Iskemia juga menyebabkan penurunan lobuler yang kemudian menyebar ke sentra
fosforilasi oksidatif yang berakibat lobuler (Talukder, 2001). Selain itu,
menurunkan ATP sehingga menurunkan degenerasi hidropis juga dapat terjadi pada
kerja pompa Na. Adanya kerusakan hewan yang mengalami hipoksia. Pemberian
membran sel menyebabkan ion K+ keluar oksigen yang cukup serta penghentian
dari sel sedangkan air, ion Na+ dan ion Ca2+
3
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

paparan bahan toksik dapat memulihkan sel menyeimbangkan sel-sel hati yang
yang mengalami degenerasi hidropis. mengalami kematian sel, yang diistilahkan
Kepel termasuk ke dalam famili dengan regenerasi sel (Renehan et al., 2001
Annonaceae yang memiliki satu metabolit dalam Elmore, 2007). Kematian sel juga
yang khas yaitu acetogennin atau sering muncul sebagai mekanisme pertahanan
disebut Annonaceous acetogennin (ACGs) seperti reaksi tanggap kebal atau saat sel
(Alali et al., 1999). Menurut Liang et al. rusak akibat penyakit dan agen radikal bebas
(2009) derivat ACGs yang paling berbahaya yang menyebabkan stress oksidatif (Norbury
adalah bullatacin. Kandungan ACGs dalam & Hickson 2001 dalam Elmore 2007).
daging buah kepel diduga penyebab Menurut Kresno (2001), kematian sel
degenerasi hidropis hepatosit. merupakan upaya sel dalam menjaga
Hasil analisis statistik persentase homeostasis dengan mengeliminasi sel-sel
hepatosit yang mengalami kematian sel yang mengalami kerusakan pada proliferasi
berbanding terbalik dengan degenerasi fisiologis. Selama kematian sel mitokondria
hidropis. Persentase kematian sel pada juga mengaktifkan enzim-enzim
kelompok perlakuan (Dosis 5x dan 1x) lebih prokematian sel seperti caspase activator
rendah dan berbeda nyata (p< 0,05) dan procaspase yang dapat memicu
dibandingkan kelompok kontrol, dan kerusakan membran mitokondria sehingga
kelompok dosis 5x lebih rendah dan berbeda merangsang sel melakukan kematian sel
nyata (p<0,05) dibandingkan kelompok (Fleury et al., 2002).
Dosis 1x. Sel nelrosis adalah sel yang telah
Sel mati terdiri atas sel yang mengalami proses patologis sehingga
menagalami apoptosis maupun nekrosis. menyebabkan mitokondia dan sitoplasma
Untuk membedakan keduanya diperlukan membengkak serta robeknya dinding sel.
pewarnaan jaringan khusus menggunakan Nekrosis pada sel dapat disebabkan oleh
metoda imunohistokimia. Pada penelitian ini berbagai hal diantaranya hipoksia sehingga
hanya menggunakan pewarnaan rutin HE menyebabkan kematian sel. Sel mati karena
(Haematoksilin-Eosin), sehingga sel dengan nekrosis melibatkan sekumpulan sel yang
inti yang piknotis dan sitoplasma yang kemudian membentuk berbagai kategori
berwarna lebih eosinofilik dikategorikan ke nekrosis dan mengundang reaksi radang
dalam kelompok sel yang mati. Apoptosis (Cheville, 2006).
merupakan suatu bentuk kematian sel Daging buah kepel mengandung
terprogram yang bersifat aktif yang ditandai flavonoid tertinggi dibandingkan bagian
dengan adanya kondensasi kromatin dan buah lainnya yaitu 29,12 ppm, sedangkan
fragmentasi kromosom. Pada kematian sel standar flavonoid pada vitamin C sebesar
sel berperan aktif dalam proses terminasi 5,35 ppm (Tisnadjaja et al., 2006).
diri dan tidak diikuti oleh peradangan. Flavonoid merupakan senyawa pigmen
Menurut Dash (2011), kematian sel dapat paling umum di dunia tanaman dan
terjadi akibat berbagai macam stimuli merupakan senyawa antioksidan yang
seperti ionisasi radiasi benang kromatin, berfungsi sebagai penangkap radikal bebas
infeksi virus, ekspresi gen prokematian sel (Marcheix et al., 1990 dalam Tisnadjaja et
melalui aktivasi enzim caspase, dan tekanan al., 2006). Persentase sel mati yang lebih
pada sel seperti deplesi faktor pertumbuhan, rendah pada kelompok perlakuan (Dosis 5x
tekanan pada sitoplasma, dan radikal bebas. dan 1x) dibandingkan kelompok kontrol
Apoptosis secara normal muncul diduga disebabkan oleh aktivitas senyawa
selama proses perkembangan dan penuaan antioksidan yang terkandung pada buah
sebagai mekanisme homeostasis untuk kepel. Secara umum antioksidan akan
menjaga populasi sel dalam jaringan. Sekitar bekerja pada membran sel yang rusak akibat
10 miliar sel hati dibuat setiap harinya untuk

4
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

peroksidasi lemak membran oleh radikal DAFTAR PUSTAKA


bebas (Cheville, 2006). Alali, F.Q., Liu, X.X., McLaughlin, J.L.
Di tepi-tepi vena sentralis, vena porta 1999. Annonaceous acetogennins:
dan di sinusoid ditemukan fokus-fokus sel- recent progress. J. Nat. Prod.62:504-
sel mononuklear yang disebut 540.
extramedullary hematopoiesis (EMH) Cheville, N.F. 2006. Introduction to
(Gambar 1a). EMH terbentuk terutama bila Veterinary Pathology. 3th edition.
hewan mengalami anemia, sehingga untuk 2006. Wiley-Blackwell.
mengatasinya sel basofilik maupun myelosit Darusman, H.S. 2010. Aktivitas
yang belum matang dilepaskan dari sumsum Farmakologis Tanaman Kepel
tulang ke dalam darah. EMH biasanya (Stelechocarpus burahol (Blume)
ditemukan di organ hati, limpa dan Hook & Thomson) Sebagai
limfonodus. Fokus EMH terdiri atas sel Deodoran Topikal dan Oral.
basofilik dan sel-sel mielosit yang belum [Thesis]. Bogor: Fakultas
matang maupun yang matang (NIEHS, Kedokteran Hewan Institut Pertanian
2011). Bogor.
Anemia pada mencit percobaan Fleury,. C, Mignotte, B., Vayssiere, J.L.
dapat dikaitkan dengan kandungan tanin 2002. Mitochondrial reactive oxygen
pada kepel. Menurut Darusman (2010), species in signaling cell death.
daging buah kepel mengandung senyawa Biochim 84: 2-3. [abstrak].
tanin, walaupun jenis dan kadarnya belum http://www.sciencedirect.com/scienc
diketahui. Menurut Makkar (2003) dan e/article/pii/S030090840201369X. [2
Herlina (2007) tanin tidak bersifat toksik Oktober 2011].
namun bersifat antinutrisi.Adanya senyawa Hanna, P. 2011. Cellular pathology.
tersebut dapat mengikat protein pakan [terhubung berkala].
sehingga mencit mengalami http://people.upei.ca/hanna/. [2
hipoproteinemia yang pada akhirnya Oktober 2011]
berujung pada anemia. Fokus-fokus EMH Harlina, E. 2007. Toksikopatologi dan
ditemukan di seluruh kelompok perlakuan, Biotransformasi Senyawa Toksik
dan terbanyak pada kelompok Dosis 5x. Hal lamtoro merah (Acacia villosa) pada
ini dikarenakan semakin tinggi dosis Tikus. (Disertasi). Bogor. Institiu
suspensi kepel yang diberikan maka Pertanian Bogor, Fakultas
semakin tinggi kadar tanin yang dikonsumsi kedokteran Hewan.
sehingga mencit semakin menderita anemia. Kusuma, F.R., Zaky, M.B. 2005. Tumbuhan
Liar Berkhasiat Obat. Jakarta :
SIMPULAN DAN SARAN Agromedia Pustaka.
Simpulan Liang, Y.J., Zhang, X., Dai, C.L., Zhang,
Pemberian suspensi kepel J.Y., Yan, Y.Y., Zeng, M.S., Chen,
(Stelechocarpus burahol) menginduksi L.M., Fu, L.W. 2009. Bullatacin
terjadinya degenerasi hidropis, kematian sel ABCB1-overexpressing cell
dan extramedullary hematopoiesis pada hati kematian sel via the mitochondrial
mencit. dependent pathways. J Biomed
Biotechnol [terhubung berkala].
Saran http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/art
Perlu dilakukan uji toksisitas bertingkat icles/PMC2715821/. [12 September
hingga uji LD50 dengan variabel pengujian 2011].
yang lebih banyak untuk mengetahui dosis Makkar, H.P.S. 2003. Effect and Fate of
aman hingga dosis lethal dari suspensi Kepel Tannin in Ruminant Animals,
(Stelechocarpus burahol). Adaptation to tannins, and strategies
to overcome detrimental effect of
5
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

feeding tannin-rich feeds. Small Identifikasi Kulit Batang Burahol


Ruminant Res 49:241-256 (Stelechocarpus burahol) Terhadap
Marcheix, J.J., Fleuriel, A., Billiot, J. 1990. sel Leukimia [disertasi]. Bandung :
Fruit Phenolics. Boca Raton: CRC Institut Teknologi Bandung,
Press. Sunarni, T., Pramono, S., Asmah, R. 2007.
Marchiori, E., Escuisato, D.L., Irion, K.L., Flavonoid antioksidan penangkap
Zanetti, G., Rodrigues, R.S., radikal dari daun kepel
Meirelles, G.S., Hochhegger, B. (Stelechocarpus burahol). Majalah
2007. Extramedullary hematopoiesis: Farmasi Indonesia ; 18(3).
findings on computed tomography Talukder, S.I. 2001. Lecture notes on
scans of the chest in 6 patients. Jor. pathology of hepatobiliary system.
Bras. Pneum. [terhubung berkala]. [terhubung berkala].
http://www.scielo.br/scielo. [12 http://www.talukderbd.com/lectures/
September 2011]. hepatobiliary _system _note.pdf [6
NIEHS. National Institute of Environmental September 2011].
Health Sciences. 2011. The Digitized Tisnadjaja, D., Saliman, E., Silvia,
Atlas of Mouse Liver Lesions: Simanjuntak, P. 2006. Pengkajian
Extramedullary Burahol (Stelechocarpus burahol
Hematopoiesis.[terhubung berkala]. (Blume) Hook & Thomson) sebagai
http://www.niehs.nih.gov/research/ buah yang memiliki kandungan
atniehs/ labs/lep/path-support/core- senyawa antioksidan. Biodiv. 7 (2):
support/lverpath/miscellaneous.cfm 199-202.
[6 Oktober 2011]. Warningsih. 1995. Uji fitokimia dan efek
Norbury, C.J., Hickson, I.D. 2001. ( dalam antiimplantasi ekstrak etanol bunga
Elmore 2007) Cellular responses to hibiscus rosa-sinensis, buah Piper
DNA damage. Annu Rev Pharmacol nigrum, dan buah Stelechocarpus
Toxicol 41:367–401. burahol [abstrak].
Renehan, A.G., Booth, C., Potten, C.S. Wiart, C. 2007. Goniothalamus species: A
2001. What is kematian sel, and why source of drugs for the treatment of
is it important?. BMJ 322:1S536–8. cancers and bacterial infections.
Sunardi, C.S.A., Padmawinata, K., Kardono, eCAM. 4(23):299-311.
L.B.S., Gana, A. 2007. Isolasi dan

6
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

POTENSI ANTIBAKTERI TERHADAP Escherichia coli DAN Staphylococcus aureus


DAN IDENTIFIKASI SENYAWA EKSTRAK HEKSANA BANDOTAN
(Ageratum conyzoides L.)

Tri Aminingsih1, Husain Nashrianto2, Aji Syaiful Rohman3


1,2,3)
Program Studi Kimia FMIPA Universitas Pakuan
Email : triami2009@yahoo.com

ABSTRAK

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) merupakan tanaman gulma yang sering


dimusnahkan, namun sekelompok masyarakat ada yang memanfaatkan tanaman ini sebagai
obat tradisional yang dapat menyembuhkan beberapa macam penyakit diantaranya luka
koreng di kulit, malaria, influenza, radang paru-paru, tumor dan obat rematik. Penelitian ini
bertujuan untuk mengidentifikasi senyawa yang ada dalam ekstrak heksana bandotan serta
menguji aktivitas antibakterinya terhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli. Herba
bandotan diekstraksi dengan heksana menggunakan metode maserasi. Maserasi dilakukan
dalam bejana tertutup selama 24 jam dan sesekali diaduk.Proses maserasi dilakukan sebanyak
tiga kali volume 500 mL.Ekstrak heksana dipekatkan dengan rotary evaporator dan
dilakukan pengujian fitokimia meliputi golongan senyawa alkaloid, saponin, tanin,
triterpenoid steroid dan flavonoid. Ekstrak heksan herba bandotan diuji aktivitas
antibakterinyaterhadap Staphylococcus aureus dan Escherichia coli dengan metode kertas
cakram dan dianalisis senyawa kimianya dengan Kromatografi Gas-Spektrofotometri Massa
(GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa kadar rendemen ekstrak sebesar 10,01%,
kadar air 8,41%,dan ekstrak heksana herba bandotan mengandung senyawa golongan
alkaloid, triterpenoid-steroid dan flavonoid. Ekstrak heksana herba bandotan memiliki
aktivitas antibakteri dengan diameter daya hambat (DDH) terhadap S. aureus 29,6 mm dan
diameter daya hambat (DDH) terhadap E. coli 12,4m sehingga lebih peka terhadap S. aureus
(gram positif)dibandingkan dengan E.coli (gram negatif).Komponen senyawa yang terdapat
dalam ekstrak heksana herba bandotan yang dianalisis dengan Kromatografi Gas
Spektrometri Massa (GC-MS) antara lain kariofilen, isokariofilen, ageratokromen,
demetoksiageratokromen, 6-vinil-7-metoksi-2,2-dimetilkromen, kumarin, asam
dikloroasetat, 1-heptadekanol, 7-etil-6-metil-5-metiltiopirazolo[1,5-a]pirimidin.Senyawa-
senyawa tersebut diduga merupakan senyawa yang berperan sebagai zat antibakteri.

Kata kunci : Bandotan, heksana, antibakteri, Escherichia coli, Staphylococcus aureus, GC-
MS

ANTIBACTERIAL POTENTIAL OF Escherichia coli AND Staphylococcus aureus


AND IDENTIFICATION OF ORGANIC SUBSTANCES OF BANDOTAN (Ageratum
Conyzoides L.) HEXANE EXTRACT

ABSTRACT

Bandotan (Ageratum conyzoides L.) is a weed plant that is often destroyed, but there
is a group of people who use this plant as a traditional medicine that can cure some kinds of
diseases such as scab lesions on the skin, malaria, influenza, pneumonia, tumors, and
rheumatoid drug. This study aims to identify the substances present in the hexane extract
bandotan and test antibacterial activity against Staphylococcus aureus and Escherichia coli.
Bandotan herb extracted with hexane using maceration method. Maceration is done in a
7
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

closed vessel for 24 hours and occasional stirring. Maceration process is performed three
times the volume of 500 mL. Hexane extract was concentrated with a rotary evaporator and
phytochemical testing includes group alkaloids, saponins, tannins, triterpenoids steroids and
flavonoids. Bandotan hexane extract tested antibacterial activity against Staphylococcus
aureus and Escherichia coli with a paper disc method and analyzed its chemical compounds
by Gas Chromatography-mass spectrophotometry (GC-MS). The results showed that the
content of the extract yield 10.01%, 8.41% moisture content, and the hexane extract contains
compounds bandotan alkaloids, triterpenoids-steroids and flavonoids. Antibacterial activity
with a diameter of inhibition (DDH) against S. aureus and E. coli 29.6 mm 12.4 mm making
it more susceptible to S. aureus (gram positive bacteria) compared with E. coli (gram
negative bacteria). Component compounds contained in the bandotan hexane extract among
others kariofilen, isokariofilen, ageratokromen, demetoksiageratokromen, 6-vinyl-7-
methoxy-2,2-dimetilkromen, coumarin, dichloroacetic acid, 1-heptadekanol, and 7-ethyl-6-
methyl 5-metiltiopirazolo [1,5-a] pyrimidine. These compounds are thought to compound that
acts as an antibacterial agent.

Keywords : Ageratum Conyzoides L., hexane, antibacterial, Escherichia coli, GC-MS


Staphylococcus aureus

PENDAHULUAN meningkat, sedangkan penurunan infeksi


Masyarakat Indonesia sudah biasa oleh bakteri-bakteri patogen yang dapat
menggunakan obat-obatan tradisional yang menyebabkan kematian sulit dicapai. Selain
umumnya berasal dari tumbuhan untuk itu, cara pengobatan yang menggunakan
mencegah dari serangan penyakit atau kombinasi berbagai antibiotik juga dapat
mengobati penyakit. Aplikasi dari obat- menimbulkan masalah resistensi.
obatan ini bisa dengan cara meminum Berkembangnya resistensi bakteri
ekstrak air dari tanaman tersebut atau terhadap obat–obatan hanyalah salah satu
meletakkan simplisia yang sudah ditumbuk contoh proses alamiah yang dilakukan oleh
halus pada daerah di tubuh yang sakit atau organisme untuk mengembangkan toleransi
yang terkena infeksi. Penyakit infeksi terhadap keadaan lingkungan yang baru.
merupakan salah satu permasalahan dalam Resistensi bakteri terhadap obat pada suatu
bidang kesehatan yang dari waktu ke waktu mikroorganisme dapat disebabkan oleh
terus berkembang. Infeksi merupakan suatu faktor yang memang sudah ada pada
penyakit yang dapat ditularkan dari satu mikroorganisme sebelumnya atau mungkin
orang ke orang lain atau dari hewan ke juga faktor itu diperoleh kemudian.
manusia. Infeksi dapat disebabkan oleh Resistensi antibiotik merupakan masalah
berbagai mikroorganisme seperti virus, besar bagi orang-orang yang bekerja di
bakteri, jamur, riketsia, dan protozoa. klinik dan kini telah dilakukan banyak usaha
Organisme-organisme tersebut dapat untuk mencegah terjadinya resistensi
menyerang seluruh tubuh manusia atau antibiotik (Pelczar dan Chan, 1988).
sebagian daripadanya. Pemakaian antibiotika yang tidak
lnfeksi juga bisa disebabkan oleh tepat untuk pengobatan infeksi bakteri
munculnya strain bakteri yang resisten memunculkan berbagai masalah setelah
terhadap antibiotik. Bagi negara-negara puluhan tahun pemakaiannya yaitu
berkembang, timbulnya strain bakteri yang menimbulkan bakteri yang resisten terhadap
resisten terhadap antibiotik pada penyakit antibiotika Keamanan bahan makanan
infeksi merupakan masalah penting. sehubungan dengan residu antibiotika
Kekebalan bakteri terhadap antibiotik merupakan masalah kesehatan masyarakat
menyebabkan angka kematian semakin yang penting di berbagai negara. Selain itu,

8
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

kurangnya informasi ilmiah mengenai METODE PENELITIAN


komponen-kompenen kimia yang terdapat Bahan
dalam tanaman untuk obat tradisional ini Herba bandotan (Ageratum
mengakibatkan nilai ekonomi dari tanaman- conyzoides Linn.), aquadest, alkohol 70%,
tanaman ini sangat rendah. Penggunaannya larutan pengekstrak heksana,media NA
yang biasanya menggunakan dosis (Nutrient Agar), eritromisin, kloramfenikol,
sembarang bisa mengakibatkan efek yang aluminium foil, kertas cakram,
tidak diinginkan. Staphylococcus aureus, Escherichia coli,
Salah satu tanaman yang telah HCl 10%, HCl 2%,HCl 2N, pereaksi Mayer,
digunakan sebagai obat tradisional adalah etanol 95%,serbuk Zn, HCl(p), FeCl3, dietil
Ageratum conyzoides Linn., yang memiliki eter, pereaksi Lieberman-Buchard.
nama daerah bandotan, babandotan (Sunda),
badotan dan wedusan (Jawa). Di Indonesia, Alat
tanaman ini digolongkan sebagai gulma Laminar Air Flow (LAF), autoklaf,
sehingga sering dimusnahkan,namun gelas piala, gelas ukur, rotavapor, neraca
beberapa kelompok masyarakat analitik, corong, pipa kapiler, tabung reaksi,
menggunakan tanaman ini sebagai obat pipet tetes, pipet serologi steril, cawan petri
tradisional untuk menyembuhkan berbagai steril, jangka sorong, kapas, batang
macam penyakit: luka koreng di kulit, pengaduk, spatula, hot plate, spirtus, ose,
malaria, influenza, radang paruparu dan dan peralatan GC-MS.
tumor. Di negara lain di Asia, Afrika dan
Amerika Latin , tanaman ini juga digunakan Cara Kerja
sebagai obat tradisional dengan beragam Pembuatan Simplisia dan Ekstraksi
aplikasi, seperti obat demam, rematik, sakit Herba bandotan dicuci, ditiriskan,
kepala, dan sakit perut, obat pneumonia, dikeringkan, dihaluskan, diayak dan
obat diarhea, diabetes, HIV/AIDS. dianalisis kadar airnya. Ekstraksi herba
Penyelidikan farmakologi telah bandotan dengan maserasi menggunakan
dilakukan oleh beberapa peneliti. Misalnya, pelarut heksana di dalam bejana tertutup
ekstrak eter dan kloroform memiliki efek selama 24 jam dan sesekali diaduk. Ekstrak
inhibitor terhadap perkembangan in heksana dipekatkan dengan rotavapor,
vitroStaphylococcus aureus, ekstrak metanol kemudian ditentukan kadar rendemennya.
dari seluruh bagian tanaman menunjukkan Ekstrak heksana lalu diuji fitokimia, diuji
aksi inhibitor tehadap perkembangan potensi antibakterinya, dan dianalisis
Staphylococus aureus, Bacillus subtilis, senyawa kimianya menggunakan GC-MS.
Eschericichia coli, and Pseudomonas
aeruginosa. Selain itu, ekstrak air dari Pengujian Fitokimia
tanaman ini memiliki aksi analgesik yang Pengujian fitokimia ekstrak herba
efektif pada tikus dan antispasmotik (Ming, bandotan dilakukan berdasarkan metode
1999). analisis tanaman obat meliputi uji alkaloid,
Penelitian ini bertujuan untuk flavonoid, saponin, tanin dan triterpenoid
mengetahui potensi antibakteri dari ekstrak steroid.
heksana herba bandotan terhadap bakteri
Escherichia coli dan Staphylococcus aureus Uji Potensi Antibakteri
serta mengetahui komponen senyawa yang Bakteri uji yang digunakan adalah
terdapat dalam ekstrak heksana herba Staphylococcus aureus dan Escherichia coli.
bandotan menggunakan metode Kertas cakram steril dengan diameter 6 mm
Kromatografi Gas Spektrometri Massa (GC- ditetesi 15 Ll ekstrak heksana herba
MS). bandotan, kemudian diletakkan pada media
agar yang telah diberi bakteri uji dan
diinkubasi pada suhu 37C selama 24 jam.
9
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

Sebagai pembanding/kontrol digunakan permeabilitas dinding usus, memperbaiki


antibiotika Eritromisin 15 μg dan penyerapan nutrien, dan menghambat
Kloramfenikol 30 μg sebagai kontrol positif aktivitas enzim urease (Erika, 2000).
dan pelarut heksana sebagai kontrol negatif
masing-masing sebanyak 15 L. Hasil Uji Potensi Antibakteri Ekstrak
Heksana Herba Bandotan
Analisis Kandungan Senyawa Kimia Potensi antibakteri ekstrak heksana
Hasil ekstrak heksana herba herbabandotan terhadap bakteri S. aureus
bandotan diidentifikasi komponen dan E. coli dapat ditentukan dengan
senyawanya menggunakan metode mengukur Diameter Daya Hambat (DDH)
Kromatografi Gas Spektrometri Massa petumbuhan bakteri di sekitar kertas cakram
dengan alat GC-MS. yang terlihat jernih. Dari hasil uji terhadap
ekstrak kental herba bandotan (Tabel 1)
HASIL DAN PEMBAHASAN didapatkan bahwa terdapat zona hambat
Rendemen dan Kadar Air Ekstrak Herba yang masih lebih kecil dibandingkan dengan
Bandotan kontrol positif (Kloramfenikol 30µg dan
Dari ekstraksi herba bandotan Eritromisin 15µg). Hasil pengukuran
menggunakan heksana, diperoleh ekstrak DDH ekstrak heksana herba bandotan
kental heksana herba bandotan yang terhadap bakteri S. aureus adalah sebesar
berwarna hijau. Hasil penimbangan ekstrak 29,6 mm, sedangkan terhadap bakteri E. coli
kental bandotan yaitu 50,07 gram. Dari hasil adalah sebesar 12,4 mm.Dari hasil di atas
tersebut diperoleh rendemen ekstrak sebesar terlihat bahwa pengukuran DDH terhadap
10,00%. bakteriS. aureus lebih luas dibandingkan
Kadar air pada simplisia dengan DDH terhadap bakteri E. coli.Uji
menunjukkan ketahanan dalam daya hambat terhadap ekstrak metanol herba
penyimpanan, biasanya kadar air yang bandotan yang telah dilakukan pada
dipersyaratkan untuk bahan ekstrak adalah penelitian sebelumnya didapatkan hasil
tidak lebih dari 10%. Hal ini untuk pengukuran diameter daya hambat terhadap
menghindari tumbuhnya jamur atau mikroba bakteri S. aureus adalah sebesar 12 mm,
pada hasil ekstraksi. Jumlah air yang sedangkan terhadap bakteri E. coli adalah
terkandung dipengaruhi dari perlakuan yang sebesar 10 mm (Gunawan, 2008). Jika
telah dialami bahan, seperti kelembaban dibandingkan dengan hasil diameter daya
udara, tempat penyimpanan, dan lain-lain. hambat yang diperoleh terhadap ekstrak
Kadar air yang didapatkan pada penelitian heksana herba bandotan, potensi daya
ini adalah sebesar 8,41% dan diperoleh hambat ekstrak heksana herba bandotan
rendemen hasil ekstrak sebesar 10,00%. masih lebih besar dari ekstrak metanol herba
bandotan. Hal ini menunjukkan bahwa
Hasil Uji Fitokimia Ekstrak Heksana ekstrak heksana herba bandotan memiliki
Herba Bandotan efektifitas daya hambat yang lebih baik.
Hasil penapisan senyawa fitokimia Secara in vitro, ekstrak heksana
menunjukkan bahwa ekstrak heksana herba herba bandotan memiliki daya antibakteri
bandotan mengandung senyawa alkaloid, terhadap bakteri uji S. aureus dan E. coli
flavonoid, dan triterpenoid-steroid. Senyawa yang ditandai dengan terbentuknya zona
alkaloid mempunyai aktivitas sebagai hambat berupa zona bening di sekitar kertas
antibakteri, senyawa flavonoid sebagai cakram. Potensi antibakteri ekstrak
antioksidan, senyawa tanin dapat berfungsi herbabandotan terhadap bakteri S. aureus
untuk melapisi lapisan mukosa pada organ lebih besar dibandingkan terhadap bakteri E.
agar terlindungi dari infeksi bakteri. coli. Pada ekstrak heksana herba bandotan
Senyawa saponin dapat meningkatkan didapatkan DDH 29,6 mm untuk bakteri uji

10
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

S. aureus dan 12,4 mm untuk bakteri uji E. dibandingkan dengan E. coli yang
Coli. Perbedaan tersebut terjadi karena merupakan bakteri gram negatif yang
kedua bakteri uji tersebut memiliki memiliki struktur dinding sel yang lebih
komposisi dinding sel yang berbeda. S. rumit (kandungan lipid tinggi yang
aureus yang merupakan bakteri gram positif kompleks), sehingga dinding bakteri gram
mempunyai sruktur dinding sel yang negatif lebih sulit ditembus oleh zat
sederhana (kandungan lipid rendah) antibakteri.

Tabel 1. Hasil Uji PotensiAntibakteri (DDH) Ekstrak Heksana Herba Bandotan


DDH pada Staphylococcus DDH pada Escherichia
Ekstrak Ulangan
aureus (mm) coli (mm)
1 30,2 12,4
2 29,6 12,4
Bandotan
3 29,1 12,5
rata-rata 29,6 12,4
1 Negatif Negatif
2 Negatif Negatif
Kontrol - (Heksana)
3 Negatif Negatif
rata-rata - -
1 31,4 21,5
Kontrol + 2 31,9 21,5
(Kloramfenikol 30µg) 3 31,6 23,4
rata-rata 31,6 22,1
1 30 22,6
Kontrol + 2 30,9 21,6
(Eritromisin 15µg) 3 31 22,3
rata-rata 30,6 22,2

(a) (b)
Gambar 1. Hasil uji aktivitas antibakteri Kloramfenikol terhadap bakteri Staphylococcus
aureus(a) dan Escherichia coli (b)

(a) (b)
Gambar 2. Hasil uji aktivitas antibakteri Eritromisin terhadap bakteri Staphylococcus
aureus(a) dan Escherichia coli (b)

11
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

(a) (b)
Gambar 3. Hasil uji aktivitas antibakteri ekstrak heksana bandotan terhadap bakteri
Staphylococcus aureus(a) dan Escherichia coli (b)

Kontrol positif kloramfenikol 30 µg bandotan. Menurut literatur, bandotan


dan eritromisin 15 µg memiliki diameter mengandung senyawa kimia antara lain
daya hambat yang hampir sama terhadap kumarin dan ageratokromen, dari hasil uji
bakteri uji S. aureus dan E. Coli. Fungsi dari identifikasi senyawa menggunakan
kontrol positif kloramfenikol dan eritromisin Kromatografi Gas Spektrometri Massa
ini sebagai pembanding terhadap potensi terhadap ekstrak heksana herba bandotan,
antibakteri ekstrak heksana herba bandotan. diperoleh hasil bahwa benar herba bandotan
Hasil menunjukkan ekstrak heksana herba mengandung kumarin dan ageratokromen
bandotan memiliki diameter daya hambat (Tabel 6.). Senyawa-senyawa kumarin,
yang hampir sama dengan kontrol positif ageratokromen,dan turunan kromen dalam
kloramfenikol dan eritromisin. Dari hasil ini bandotan merupakan zat yang dapat
dapat diketahui bahwa herba bandotan menghambat bakteri.
memiliki daya hambat yang baik terhadap Dengan diketahuinya efektivitas
bakteri S. aureus dan E. Coli. ekstrak herba bandotan sebagai antibakteri
terhadap bakteri S. aureus dan bakteri E.
Hasil Uji Identifikasi Senyawa Ekstrak Coli, dan hasil identifikasi senyawa
Heksana Herba Bandotan dengan Metode menggunakanKromatografi Gas
Kromatografi Gas Spektrometri Massa. Spektrometri Massa telah memberikan hasil
Senyawa yang diduga terkandung di bahwa herba bandotan mengandung
dalam ekstrak heksana herba bandotan senyawa kimia yang dapat digunakan
tertera pada Tabel 2 dan kromatogram sebagai bahan obat,diharapkan herba
senyawaan ekstrak heksana bandotan pada bandotan ini dapat menjadi salah satu
Gambar 4. alternatif obat tradisional untuk pengobatan
Senyawa-senyawa tersebut di atas dan pencegahan penyakit pada manusia
merupakan dugaan senyawa yang terutama sebagai obat luka, antiinflamasi,
terkandung dalam ekstrak heksana herba dan antikanker.

12
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

Gambar 2. Kromatogram senyawaan ekstrak heksana herba bandotan hasil analisis dengan
GC-MS.

Tabel 4. Dugaan Senyawa yang Terkandung dalam Ekstrak Heksana Herba Bandotan
Nama Senyawa
RT
No (Prosentase Struktur Senyawa Golongan Senyawa
(menit)
dugaan)
1 22,891 Kariofilen (99) Seskuiterpenoid
2 22,650 Isokariofilen (90)

3 23,433 Demetoksiageratokr Fenilpropanoid


omen (91)

4 26,709 6-vinil-7-metoksi-
2,2-dimetilkromen
(91)
5 26,362 Ageratokromen
(86)

6 23,627 Kumarin (60)

13
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

7 40,879 7-etil-6-metil-5- Alkaloid


metiltiopirazolo[1,5
-a]pirimidin (56)

8 25,138 Asam dikloroasetat Asam karboksilat


(81)

9 28,285 1-heptadekanol (81) C17H35OH Alkohol

SIMPULAN DAFTAR PUSTAKA


Simpulan Fardiaz, S. 1983. Mikrobiologi Keamanan
Berdasarkan hasil penelitian Pangan. Bogor: PAU Pangan dan
terhadap ekstrak heksana herba bandotan, Gizi, Institut Pertanian Bogor.
maka dapat disimpulkan bahwa: Dalimarta, S. 1999. Atlas Tumbuhan
1. Jenis senyawa fitokimia yang Indonesia. Jilid ke-1. Jakarta:
terkandung dalam ekstrak heksana Trubus Agriwidya.
herba bandotan antara lain DepKes RI. 2000. Parameter Standar Umum
alkaloid,flavonoid,dan triterpenoid- Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta:
steroid. DirJen POM.
2. Ekstrak heksana herba bandotan Erika, B.l. 2000. Aromex 510, Pemacu
memiliki aktivitas antibakteri dengan Pertumbuhan dan Efeknya
diameter daya hambat (DDH) terhadap Terhadap Kinerja Ayam Broiler.
S. aureus 29,6 mm dan diameter daya Laporan Penelitian Fakultas
hambat (DDH) terhadap E. coli Peternakan Institut Pertanian
12,4mm Bogor.
3. Secara keseluruhan zat antibakteri Ganiswara, S.G., et.al. 1995. Farmakologi
herba bandotan lebih peka terhadap S. dan Terapi. Edisi 4. Jakarta: Bagian
aureus(gram positif)dibandingkan Farmakologi Fakultas Kedokteran
dengan E.coli (gram negatif). Universitas Indonesia.
4. Dari hasil uji potensi antibakteri dapat Gunawan, W.G. 2008. Identifikasi Senyawa
diketahui bahwa ekstrak heksana herba Aktif Antibakteri pada Herba
bandotan memiliki potensi antibakteri Bandotan (Ageratum Conyzoides.
terhadap jenis bakteri gram positif dan Linn).Jurusan Kimia FMIPA
gram negatif. Universitas Udayana, Bukit
5. Komponen senyawa yang terdapat Jimbaran.
dalam ekstrak heksana herba bandotan Gunawan, P.W. Yulinah, E. Sukrasno
yang dianalisis dengan Kromatografi Adayana, I.K. (2006). Telaah
Gas Spektrometri Massa (GC-MS) Antimikroba Daun Babadotan
antara lain kariofilen, isokariofilen, (Ageratum Conyzoides. Linn).
ageratokromen, African Journal of Pharmaceutica
demetoksiageratokromen, 6-vinil-7- Indonesia.31, (2).
metoksi-2,2-dimetilkromen, kumarin, Harbone, J.B. 1975. The Flavonoid. Edisi
asam dikloroasetat, 1-heptadekanol, 7- ke-1. London: Chapman and Hall.
etil-6-metil-5-metiltiopirazolo[1,5- Harbone, J.B. 1987. Metode Fitokimia.
a]pirimidin. Senyawa-senyawa tersebut Diterjemahkan oleh Padmawinata
merupakan senyawa yang berperan K., Soediro I. Bandung: Institut
sebagai zat antibakteri. Teknologi Bandung.

14
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

Hutapea J.R. dan Syamsuhidayat S.S. 1991. and New Uses. ASHS Press.
Inventaris Tanaman Obat Virginia, USA.
Indonesia. Jakarta: Badan Pelczar, M.J.Jr. dan Chan, E.C.S. 1986.
Penelitian dan Pengembangan Dasar-dasar Mikrobiologi.
Kesehatan. Diterjemahkan oleh Hadioetomo
Lenny, Sovia .2006. Senyawa Flavonoid, RS, dkk. Jakarta: UI Press.
Fenil Propanoida dan Alkaloida. Suradikusumah, E. 1989. Kimia Tumbuhan.
USU Repository. Bogor: Pusat Antar Universitas
Ming, L.C., 1999. Ageratum conyzoides : A Ilmu Hayati, Institut Pertanian
Tropical Source of Medicinal and Bogor.
Agricultural Products. In Janic J.
(Ed.). Perspective on New Crops

15
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

KIJING TAIWAN (Anodonta woodiana) SEBAGAI SUMBER KALSIUM TINGGI


DALAM UPAYA MENCEGAH OSTEOPOROSIS

Sata Yoshida Srie Rahayu


Program Studi Biologi FMIPA Universitas Pakuan
Email : sata_rahayu@unpak.ac.id

ABSTRAK

Kalsium merupakan mineral yang sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia. Apabila
kekurangan kalsium dapat menyebabkan riketsia pada anak, osteomalasia (tulang lunak) dan
osteoporosis (tulang keropos) pada orang dewasa. Untuk mencegah hal tersebut maka
dibutuhkan asupan kalsium yang cukup. Kurang sadarnya masyarakat akan pentingnya
kalsium bagi tubuh mengakibatkan dua dari lima orang Indonesia terkena osteoporosis.
Masyarakat Indonesia umumnya mengetahui sumber kalsium bagi tubuh manusia adalah susu
serta produk olahannya. Kandungan kalsium pada susu sapi sebesar 143 mg padahal terdapat
sumber kalsium lain yang berpotensi yaitu memiliki kandungan kalsium lebih besar daripada
susu yaitu kerang. Tujuan penelitian adalah untuk mengkaji komposisi kimia pada Kijing
Taiwan dan merumuskan metode sosialisasi Kijing Taiwan sebagai sumber kalsium dalam
upaya pencegahan osteoporosis. Manfaat penelitian adalah untuk memperkenalkan Kijing
Taiwan sebagai menu makanan keluarga. Penentuan komposisi kimia proksimat, yang
meliputi analisis kadar air, analisis kadar abu, analisis kadar protein, analisis kadar lemak dan
analisis kadar karbohidrat dan kadar mineral Ca, Cu, Fe dan Zn. Dalam penelitian ini kita
dapat mengetahui kandungan kalsium pada Kijing Taiwan, yaitu 366 mg kalsium serta
mengetahui berapa gram Kijing Taiwan yang harus dikonsumsi untuk memenuhi asupan
kalsium per hari per orangnya, yaitu sebanyak 273 gr. Diharapkan dari lingkup yang kecil ini
dapat mengurangi kasus osteoporosis di Indonesia.

Kata kunci : Kijing, Anodonta woodiana, sumber kalsium, osteoporosis

PENDAHULUAN 100% Berat Dapat Dimakan (BDD) sebesar


Kalsium merupakan mineral yang 143 mg. Padahal ada sumber kalsium lain
sangat dibutuhkan dalam tubuh manusia. yang berpotensi yaitu memiliki kandungan
Kalsium berperan penting dalam proses kalsium lebih besar daripada susu yaitu
metabolisme tubuh, penghantar isyarat saraf, kerang (Nasoetion et al. 2009).
mengatur denyut jantung, pertumbuhan otot Indonesia sebagai negara kepulauan
dan lain-lain. Kebutuhan kalsium pada mempunyai perikanan laut yang cukup
manusia berbeda-beda tergantung tingkat besar. Potensi sumber daya ikan di laut
usianya. Untuk memenuhi kebutuhan Indonesia diperkirakan mencapai 6,7 juta
kalsium tersebut manusia harus ton per tahun. Salah satu potensi perikanan
mengkonsumsi makanan yang mengandung laut tersebut adalah kerang. Data Dirjen
kalsium. Kekurangan kalsium pada tubuh Perikanan menunjukkan adanya kenaikan
manusia dalam jangka panjang akan produksi kerang sebesar 11,73% selama
mengakibatkan pengeroposan dan tahun 1990-1993 (Direktorat Jenderal
pengapuran pada tulang, kerusakan pada Perikanan, 1995). Melihat potensi sumber
gigi, dan lain-lain (Deearyana 2006). daya kerang yang melimpah di perairan
Masyarakat umumnya mengetahui Indonesia dan kandungan kalsiumnya yang
bahwa sumber kalsium utama berasal dari tinggi maka kerang sangat bermanfaat untuk
susu. Kandungan kalsium pada susu sapi per

16
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

dijadikan sebagai sumber kalsium lain selain menyebabkan pengurangan alokasi dana
susu. terhadap makanan tambahan seperti susu.
Saat ini banyak orang yang terkena Kasus osteoporosis yang telah ramai
osteoporosis. Puslitbang Gizi Depkes dipergunjingkan merupakan efek dari
bekerja sama dengan Fonterra Brands kurangnya asupan kalsium sementara
Indonesia mempublikasikan bahwa 2 dari 5 sumber kalsium yang saat ini dikenal
orang Indonesia memiliki risiko mengalami masyarakat adalah susu. Berdasarkan data
osteoporosis. Hal ini disebabkan kurangnya dari Puslitbang Gizi Depkes, dua dari lima
kesadaran masyarakat dalam memenuhi orang Indonesia berpeluang untuk terkena
kebutuhan kalsiumnya secara optimal. osteoporosis. Hal ini mengindikasikan
Misalnya dalam mengkonsumsi susu, kurangnya asupan kalsium pada masing-
masyarakat tidak mengkonsumsinya sesuai masing individu (Departemen Kesehatan RI
dengan kebutuhan kalsiumnya yaitu 2009).
sebanyak 3 gelas per hari. Oleh karena itu Pemenuhan kebutuhan kalsium
diperlukan sosialisasi mengenai pentingnya setiap harinya menjadi pilihan sulit bagi
memenuhi kebutuhan kalsium dengan setiap ibu rumah tangga selaku pemegang
memberikan alternatif menu makanan kendali dalam keuangan rumah tangga dan
olahan berbahan dasar kerang (Departemen pengatur menu makanan untuk keluarganya.
Kesehatan RI, 2009). Kesulitan pemenuhan kebutuhan kalsium
Tubuh manusia memerlukan mineral dikarenakan harga susu yang beredar di
kalsium yang cukup bagi tubuh. Masyarakat pasaran terus meningkat tidak sebanding
umumnya memenuhi kebutuhan kalsiumnya dengan kenaikan pengahasilan yang
hanya dengan mengkonsumsi susu. Banyak didapatkan. Oleh karena itu dibutuhkan
masyarakat yang belum memahami bahwa suatu alternatif sumber kalsium baru yang
ada bahan makanan yang mengandung dapat mensubtitusi susu dengan kandungan
mineral kalsium paling tinggi yaitu kerang. kalsium yang tinggi dengan harga yang
Dalam penelitian ini akan dilakukan terjangkau. Sumber kalsium yang dapat
penentuan komposisi kimia proksimat dikembangkan adalah kerang.
kerang sebagai sumber kalsium. Tujuan dari penelitian ini adalah
Dokter dan ahli gizi pada umumnya untuk mengkaji komposisi kimia proksimat,
menyarankan pasiennya yang menderita yang meliputi analisis kadar air, analisis
osteoporosis untuk mengkonsumsi lebih kadar abu, analisis kadar protein, analisis
banyak susu sapi karena mengandung kadar lemak dan analisis kadar karbohidrat
kalsium tinggi. Kedengarannya cukup dan mineral Cu, Fe dan Zn pada daging
masuk diakal, tetapi tidak akan berhasil. kerang air tawar yaitu Kijing Taiwan serta
Orang Amerika dan Eropa Utara merumuskan metode sosialisasinya sebagai
mengonsumsi 800 mg - 1200 mg kalsium sumber kalsium dalam upaya pencegahan
sehari, tapi tetap saja mereka lebih ospteoporosis.
menderita osteoporosis daripada orang Asia Penelitian ini bermanfaat sebagai
dan Afrika yang mengonsumsi 300 mg - 500 peluang untuk memperkenalkan Kijing
mg kalsium per hari. Taiwan kepada masyarakat khususnya ibu
Penyebab utama osteoporosis adalah rumah tangga dalam pengolahan menu
terlalu banyak mengonsumsi acidic yang makanan olahan yang berbahan dasar
berasal dari daging, gula dan bahan-bahan kerang.
yang mengandung kimia. Untuk menetralisir
aciditas tersebut, tubuh mengambil kalsium Kalsium dan Osteoporosis
(alkalin) dari tulang. Sehingga masalah Asupan kalsium yang memadai
osteoporosis bukanlah bahwa seseorang itu adalah penting untuk mencapai massa tulang
tidak cukup memakan kalsium. Kebutuhan yang optimal (optimal peak bone
hidup yang semakin meningkat mass/PBM) dan mengatur laju kehilangan
17
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

kalsium dari tulang dengan bertambahnya secara bertahap jumlah dan kekuatan
usia. Secara umum, fungsi kalsium adalah jaringan tulang. Penurunan tersebut
membangun tulang dan gigi, mengatur disebabkan oleh terjadinya demineralisasi
proses-proses tubuh dalam darah dan tulang, yaitu tubuh yang kekurangan
jaringan, dan membantu proses kalsium akan mengambilnya dari tulang dan
penggumpalan darah. (Nasoetion et al. gigi. (Departemen Kesehatan RI 2007).
2009) International Osteoporosis Foundation
(IOF) memperkirakan, 150 juta orang di
Tabel 1. Angka Kecukupan Gizi Kalsium seluruh dunia terdeteksi menderita
Rata-rata yang Dianjurkan (per osteoporosis dan berisiko mengalami patah
orang per hari) 2004. tulang yang dapat melumpuhkan dan
Anak menurunkan kualitas hidup.
Umur Kalsium (mg) Kebutuhan tubuh akan kalsium bisa
0-6 bln 200 dipenuhi dengan mengkonsumsi makanan
7-12 bln 400
sumber kalsium. Bahan makanan yang
mengandung sumber kalsium paling tinggi
1-3 thn 500
terdapat pada kerang (Koral AUP/STP
4-6 thn 500
Papua 2008).
7-9 thn 600
Pria dan Wanita Kijing Taiwan (Anodonta woodiana)
Umur Kalsium (mg) Di Indonesia, Anodonta woodiana
10-12 thn 1000 merupakan alien spesies dari Taiwan sejak
13-15 thn 1000 tahun 1971 dan sudah lama dikenal
16-18 thn 1000 penduduk serta memiliki potensi ekonomi
19-29 thn 800 dan ekologi yang besar. A. woodiana
30-49 thn 800 merupakan salah satu sumber protein
50-64 thn 800 hewani, dengan kandungan nutrisi yang
baik. Bagian tubuh kijing ini juga digunakan
65 thn + 800
Sumber : Nasoetion et al. 2009. sebagai bahan pakan ternak dan obat
penyakit kuning. Cangkangnya sebagai
Dari tabel di atas dapat diketahui bahan industri kancing dan penghasil
bahwa kebutuhan kalsium setiap orang mutiara air tawar (Rahayu, 2011).
berbeda tergantung dari usia. Pada masa Pemanfaatan A. woodiana yang
kanak-kanak asupan kalsium yang dilakukan selama ini hanya sebagai pakan
dibutuhkan per harinya masih sedikit ternak, industri kancing, dan biofilter,
sedangkan pada umur 10-18 tahun asupan sementara kemampuan biologisnya untuk
kalsium sangat dibutuhkan untuk memproduksi mutiara belum banyak
pertumbuhan. Ketika memasuki usia diketahui. Jika melihat lebih detil anatomi
produktif (19-49 tahun) hingga non dan proses biokimia jaringan tubuhnya,
produktif, asupan kalsium yang dibutuhkan ternyata Anodonta sp. mampu mendeposit
sedikit berkurang namun harus tetap crystaline calcium carbonat (CaCO3) dalam
dipenuhi untuk menunjang aktifitas mereka bentuk kristal aragonit yang dikenal sebagai
dan menjaga kekuatan tulang mereka. nacre, dan komponen pembentuk lapisan
Kekurangan kalsium dapat prismatik yaitu kristal hexagonal calsite
menyebabkan riketsia pada anak, conchiolin (C32H48N2O11 ) pada lapisan
osteomalasia atau tulang lunak dan cangkang bagian dalam.
osteoporosis atau tulang keropos pada Di bawah ini diperlihatkan daftar
orang dewasa. Osteoporosis adalah komposisi bahan makanan kerang (Tabel 2).
gangguan yang menyebabkan penurunan Tabel Berdasarkan data di atas dapat dilihat

18
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

kandungan protein, lemak, karbohidrat pada pada susu serta produk olahannya.
kerang dalam bentuk kerang segar dan Berdasarkan data di atas dapat dilihat
kerang rebus. kandungan protein, lemak, karbohidrat pada
Tabel di bawah ini menyajikan daftar komposisi bahan makanan susu serta produk
komposisi bahan makanan yang terkandung olahannya.

Tabel 2. Daftar Komposisi Bahan Makanan Kerang


No Gol Nama Pangan BDD Protein Lemak Karbohidrat
% % % %
1 5 Kijing Taiwan segar 100 23,23 7,01 3,55
2 5 Kijing Taiwan rebus 100 19,48 2,50 3,75

Tabel 3. Daftar Komposisi Bahan Makanan Susu dan Olahannya


No Gol Nama Pangan BDD Energi Protein Lemak KH
% Kal G g g
1 8 Es krim 100 207 4 12.5 20.6
2 8 Keju 100 326 22.8 20.3 13.1
3 8 Kelapa susu 100 204 2.6 20 4
4 8 Mentega 100 725 0.5 81.6 1.4
5 8 Susu Ibu (ASI) 100 65 1.1 3.5 7.7
6 8 Susu Kambing 100 64 4.3 2.3 6.6
7 8 Susu Kental Manis 100 336 8.2 10 55
8 8 Susu Kental Tak Manis 100 138 7 7.9 9.9
9 8 Susu Kerbau 100 160 6.3 12 7.1
10 8 Susu Sapi 100 61 3.2 3.5 4.3
11 8 Susu Skim(tak berlemak) 100 36 3.5 0.1 5.1
12 8 Tepung Susu 100 509 24.6 30 36.2
Tepung Susu Asam, untuk
13 8 100 418 19 9 65.5
bayi
14 8 Tepung Susu Skim 100 362 35.6 1 52
15 8 Yoghurt 100 52 3.3 2.5 4
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Dept. Gizi Masy. FEMA IPB 2009)

BAHAN DAN METODE yang berasal dari Kolam Percobaan BDP,


Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Darmaga IPB.
laboratorium nutrisi BBPBAT Sukabumi
dari bulan April hingga Agustus 2010. Analisis Proksimat
Penentuan komposisi kimia
Bahan dan Alat (proksimat) dan AAS (Atomic Absorption
Alat-alat yang digunakan pada tahap Spectrophotometry) untuk analisis mineral
persiapan sampel adalah pisau, talenan, Cu, Fe, dan Zn, yang meliputi:
timbangan digital dan kertas label. Alat a. Analisis kadar air (AOAC 1995)
untuk analisis proksimat dan AAS yang Perhitungan kadar air dilakukan dengan
dilengkapi dengan AC lampu Ca, Cu, Fe, Zn menggunakan rumus:
dan gas O2 dan NO2 yang digunakan untuk B1-B2
analisis mineral. Kadar air = x100%
B
Bahan yang digunakan sebagai Keterangan :
sampel adalah Kijing Taiwan A. woodiana B = Berat sampel (g)
19
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

B1 = Berat (sampel+cawan) sebelum 1. Memberikan pemaparan tentang


dikeringkan pentingnya pemenuhan kalsium bagi
B2 = Berat (sampel+cawan) setelah tubuh. Dalam tahap ini juga
dikeringkan diinformasikan data analisis mengenai
perbandingan kalsium pada susu serta
b. Analisis kadar abu (AOAC 1995) produk olahannya dan kerang. Hal ini
Perhitungan kadar abu dilakukan dengan dapat dilakukan pada saat acara arisan
menggunakan rumus: RW.
Berat abu (g) 2. Mengajak para ibu rumah tangga untuk
Kadar abu = x100% memanfaatkan Kijing Taiwan yang
Berat sampel (g)
berguna sebagai asupan kalsium
c. Analisis kadar protein (AOAC 1995) anggota keluarga dalam bentuk menu
Perhitungan kadar protein dilakukan makanan olahan kerang.
dengan menggunakan rumus: 3. Memberikan motivasi kepada para ibu
%N =
(ml sampel-ml HCl blanko) x N HCl x 14,007
x100%
rumah tangga untuk melakukan inovasi
Berat sampel (g) dalam pengolahan Kijing Taiwan
% Protein = % N x 6,25 menjadi menu makanan yang menarik
dan disukai oleh anggota keluarga.
d. Analisis kadar lemak (AOAC 1995) Motivasi yang diberikan berupa
Perhitungan kadar lemak dilakukan kegiatan lomba cipta menu masakan
dengan menggunakan rumus: olahan berbahan dasar kerang. Setiap
Berat lemak (g) resep menu masakan yang dibuat akan
Kadar lemak = x100%
Berat sampel (g) dikumpulkan menjadi satu buku yang
kemudian dapat dijadikan panduan
e. Perhitungan kadar karbohidrat dalam memilih variasi menu masakan
(AOAC 1995) berbahan dasar Kijing Taiwan bagi para
Perhitungan kadar karbohidrat dilakukan ibu rumah tangga di lingkungan tersebut
dengan menggunakan rumus:
Kadar karbohidrat = 100% – K.lemak – K. HASIL DAN PEMBAHASAN
protein – K. air – K.abu Komposisi Kimia Bahan Makanan Kijing
Taiwan dan Susu
Metode Sosialisasi Berdasarkan hasil penelitian
Metode penyampaian informasi diperlihatkan daftar komposisi bahan
mengenai pentingnya kalsium bagi tubuh makanan Kijing Taiwan dan susu serta
serta pengenalan Kijing Taiwan sebagai produk olahannya sebagai perbandingan
sumber kalsium adalah dengan penyuluhan. kandungan kalsium yang dikandung oleh
kedua jenis sumber kalsium (Tabel 4 dan
Metode penyuluhan ini meliputi beberapa tabel 5).
tahapan, yaitu:

Tabel 4. Daftar Komposisi Kimia Bahan Makanan Kerang


No Gol Nama Pangan BDD (%) Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)
1 5 Kijing Taiwan segar 100 7,37 0,78 3,3
Air (%) Abu (%)
2 5 Kijing Taiwan segar 81,82 2
BDD (%) Kalsium ppm Fe (%) Zn (%)
3 5 Kijing Taiwan segar 100 366 0,10 0,05
4 5 Kijing Taiwan rebus 100 359,27 14,25 3,53

20
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

Tabel 5. Daftar Komposisi Kalsium dan Vitamin Bahan Makanan Susu dan Olahannya
Kalsium BDD Vit. A Vit. B Vit. C
No Gol Nama Pangan
mg % mg RE mg
1 8 Es krim 123 100 178 0.04 1
2 8 Keju 777 100 257 0.01 1
3 8 Kelapa susu 97 100 285 0.03 1
4 8 Mentega 15 100 1131 0 0
5 8 Susu Ibu (ASI) 35.3 100 70 0.16 2.7
6 8 Susu Kambing 98 100 43 0.06 1
7 8 Susu Kental Manis 275 100 175 0.05 1
8 8 Susu Kental Tak Manis 243 100 137 0.05 1
9 8 Susu Kerbau 216 100 27 0.04 1
10 8 Susu Sapi 143 100 45 0.03 1
11 8 Susu Skim(tak berlemak) 123 100 0 0.04 1
12 8 Tepung Susu 904 100 538 0.29 6
13 8 Tepung Susu Asam, untuk bayi 800 100 343 1 30
14 8 Tepung Susu Skim 1300 100 0 0.35 7
15 8 Yoghurt 120 100 25 0.04 0
Sumber : Daftar Komposisi Bahan Makanan (Dept. Gizi Masy. FEMA IPB 2009)

Tabel diatas menyajikan daftar karena jenis susu inilah yang sering
komposisi bahan makanan yang terkandung dikonsumsi oleh masyarakat.
pada kerang. Berdasarkan data di atas dapat
dilihat kandungan kalsium pada Kijing Analisis Perbandingan Kandungan Gizi
Taiwan dalam berbagai pengolahannya. Kalsium dari Kijing Taiwan dan Susu
Kandungan kalsium yang paling tinggi Kandungan kalsium dalam 100 g
dalam 100% BDD terdapat pada Kijing bahan makanan menurut DKBM (Daftar
Taiwan rebus sebesar 366 mg. Sedangkan Komposisi Bahan Makanan), 100 g susu
kandungan kalsium yang paling rendah sapi mengandung 143 mg kalsium, 100 g
terdapat pada Kijing Taiwan segar sebesar Kijing Taiwan mengandung 366 mg
359,27 mg. Namun, data yang dipakai dalam kalsium.
perhitungan zat gizi kalsium yaitu Kijing Secara umum, untuk menghitung
Taiwan segar. Pemilihan Kijing Taiwan ini jumlah zat gizi bahan pangan dirumuskan
karena jenis dari Kijing Taiwan segar yang sebagai berikut :
belum diolah untuk dibandingkan dengan Bj BDD
susu sapi. Kgij = × Gij ×
100 100
Tabel diatas menyajikan daftar Kgij 100
komposisi bahan makanan yang terkandung Bj = × × 100
Gij BDD
pada susu serta produk olahannya. Keterangan :
Berdasarkan data di atas dapat dilihat Kgij = kandungan zat gizi i dari bahan
kandungan kalsium pada susu dan produk makanan j dengan berat B gram
olahannya. Kandungan kalsium yang paling Bj = berat makanan j (g)
tinggi dalam 100% BDD terdapat pada Gij = Kandungan zat gizi i dalam 100 g
tepung susu skim sebesar 1300 mg. BDD bahan makanan j
Sedangkan kandungan kalsium yang paling BDD = persen bahan makanan j yang
rendah terdapat pada mentega sebesar 15 dapat dimakan (% BDD)
mg. Namun, data yang dipakai dalam Berikut adalah salah satu contoh
perhitungan zat gizi kalsium yaitu susu sapi perhitungan perbandingan antara susu sapi
sebesar 143 mg. Pemilihan susu sapi ini
21
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

dan Kijing Taiwan untuk memenuhi sebanyak = 4 × 35 × 3.5 = 490 𝑔𝑟𝑎𝑚. Hal
kebutuhan kalsium pada masa pertumbuhan ini berarti dalam satu hari sebuah keluarga
(10-18 tahun) yaitu sebesar 1000 mg. 490
harus menganggarkan dana sebesar = 200 ×
1. Berapa gram susu atau Kijing Taiwan
𝑅𝑝 20000 = 𝑅𝑝 49.000,00
yang harus dikonsumsi manusia dalam
Kijing Taiwan dijual di pasaran
sehari?
dengan harga sekitar Rp 14.000,00 per kg.
Jawaban :
Diasumsikan keluarga yang mengkonsumsi
Susu sapi
𝐾𝑔𝑖𝑗 100 Kijing Taiwan tersebut berjumlah 4 orang
𝐵𝑗 = × × 100 (ayah, ibu, dan dua orang anak), maka
𝐺𝑖𝑗 𝐵𝐷𝐷 dalam satu hari akan dihabiskan Kijing
1000 𝑚𝑔 100
= × × 100 Taiwan sebanyak 4 x 273 = 1.092 gram =
143 𝑚𝑔 100 1.092 g. Hal ini berarti dalam satu hari
= 699,3007 gr sebuah keluarga harus menganggarkan dana
sebesar = 1,092 x Rp. 14.000,- = Rp.
Kijing Taiwan 15.288,-.
𝐾𝑔𝑖𝑗 100 Dari hasil perhitungan analisis biaya di atas
𝐵𝑗 = × × 100
𝐺𝑖𝑗 𝐵𝐷𝐷 dapat diketahui bahwa untuk memenuhi
= 1000mg x 100 x100 kebutuhan kalsium keluarga dalam satu hari
366 100 harus dianggarkan dana sebesar Rp 49.000,-
= 273,2240 gr untuk susu dan Rp 15.288,- untuk kerang.
Berdasarkan hasil perhitungan
didapatkan fakta bahwa untuk memenuhi Sosialisasi Kijing Taiwan sebagai Sumber
kalsium harian tubuh perlu mengkonsumsi Kalsium
susu sapi sebanyak 700 gr atau Dalam menyosialisasikan Kijing
mengkonsumsi Kijing Taiwan sebanyak 273 Taiwan sebagai sumber kalsium, ada
gr. kerjasama antara pejabat kelurahan seperti
URT (Ukuran Rumah Tangga) dari ibu kepala desa dengan mahasiswa yang
konsumsi susu adalah satu gelas berukuran mengetahui informasi mengenai Kijing
200 gr. Maka untuk memenuhi kebutuhan Taiwan sebagai sumber kalsium. Hal ini
kalsium harian tubuh perlu mengkonsumsi dikarenakan target penyuluhan ini yaitu para
kurang lebih 3,5 gelas susu per hari. ibu rumah tangga sehingga penerimaan
Sementara untuk Kijing Taiwan URT nya informasi tersebut lebih tersampaikan. Ibu
adalah satu sdm berukuran 15 gr. Berarti rumah tangga dipilih sebagai obyek
untuk memenuhi kebutuhan kalsium harian penyuluhan karena mereka memiliki
tubuh perlu mengkonsumsi kurang lebih 18 peranan penting dalam penyusunan menu
sdm kerang. makanan untuk keluarganya. Penyuluhan ini
diberikan pada saat ada kegiatan dimana
Analisis Perbandingan Biaya para ibu rumah tangga berkumpul, seperti
Berikut merupakan perbandingan acara arisan RT atau RW ataupun acara
pengalokasian dana untuk pemenuhan PKK.
kalsium bagi keluarga dengan sumber susu Dari kegiatan penyuluhan ini
dan kerang. diharapkan para ibu rumah tangga yang
Susu merk X dengan netto 200 gram mengikutinya mampu mengaplikasikan ilmu
memiliki harga Rp 20.000,00. Setiap satu yang telah didapat demi terpenuhinya
gelas susu dianjurkan 4 sendok susu bubuk asupan kalsium setiap anggota keluarga.
(± 35 gram). Diasumsikan keluarga yang Selain itu, diharapkan dari lingkup yang
mengkonsumsi susu tersebut berjumlah 4 kecil ini dapat mengurangi kasus
orang (ayah, ibu, dan dua orang anak), maka osteoporosis di Indonesia.
dalam satu hari akan dihabiskan susu

22
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

SIMPULAN DAN SARAN Dept. Gizi Masy.FEMA IPB. 2009. Daftar


Simpulan Komposisi Bahan Makanan.
Tujuan dari pembuatan penelitian ini Deearyana. 2006. Kalsium.
telah tercapai. Dalam penelitian ini kita http://biasbiru.blogspot.com/2006/08
dapat mengetahui kandungan kalsium pada /kalsium-calcium.html. [3 Maret
Kijing Taiwan serta mengetahui berapa 2009]
gram Kijing Taiwan yang harus dikonsumsi Departemen Kesehatan Repubik Indonesia.
untuk memenuhi asupan kalsium per hari 2009. Konsumsi Kalsium untuk
per orangnya. Selain itu juga dapat Cegah Osteoporosis.
melakukan sosialisasi Kijing Taiwan http://www.DepkesRI.co.id [3 Maret
sebagai sumber kalsium masyarakat yaitu 2009]
dengan memberikan penyuluhan langsung Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
kepada para ibu rumah tangga dengan 2007. Terapi Patah Tulang karena
bekerja sama dengan pejabat kelurahan. Osteoporosis. http://www.DepkesRI.
co.id [3 Maret 2009]
Saran Direktorat Jenderal Perikanan. 1995.
Dengan adanya penelitian ini Kerang. http://Pusat informasi
diharapkan masyarakat dapat beralih untuk pelabuhan perikanan.html. [2 Maret
mengkonsumsi Kijing Taiwan sebagai 2009]
asupan kalsiumnya, dan perlu adanya Koral AUP/STP Papua. 2008. Kerang: Kecil
sosialisasi pada masyarakat luas bahwa Bentuknya, Besar Kandungan
Kijing Taiwan dapat memberikan alternatif Kalsiumnya.
dalam memberikan asupan kalsium. http://www.loligopapua.
Sosialisasi yang dilakukan dapat berjalan wordpress.com/2008/01/10/kerang-
secara kontinu melalui berbagai tema dalam kecil-bentuknya-besar-kandungan-
penyajian Kijing Taiwan bagi anggota kalsiumnya/ [30 Maret 2009]
keluarga seperti menu masakan untuk Nasoetion, Amini, Evy Damayanthi.2009.
keluarga atau menu bekal makanan yang Ilmu Gizi Dasar. Dept Gizi
berbahan dasar kerang. Masy.FEMA : IPB
Rahayu, SYS. 2011. Biomineralisasi pada
DAFTAR PUSTAKA Proses Pelapisan Inti Mutiara Kijing
Air Tawar Anodonta woodiana
AOAC, 1995. Official Methods of Analysis (Unionidae). Disertasi. IPB, Bogor.
of The Association of Analytical
Chemist, Washington D.C.

23
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

UJI EFEKTIVITAS EKSTRAK ETANOL BUAH PARE (Momordica charantia L.)


SEBAGAI ANTIBAKTERI Salmonella typhi

Oom Komala 1, Bina Lohita Sari 2, Nina Sakinah 3


1)
Program Studi Biologi FMIPA UNPAK - Bogor
2, 3)
Program Studi Farmasi FMIPA UNPAK - Bogor
Email : komalaoom20@yahoo.co.id

ABSTRAK

Penelitian yang bertujuan untuk mengetahui efektivitas antibakteri dari beberapa


konsentrasi ekstrak etanol buah pare terhadap bakteri Salmonella typhi telah dilakukan.
Pengujian antibakteri ekstrak etanol buah pare dilakukan dengan mengukur Diameter Daerah
Hambat (DDH) melalui metode difusi kertas cakram dan Konsentrasi Hambat Minimum
(KHM) melalui metode dilusi agar padat. Pengujian DDH dilakukan terhadap konsentrasi
ekstrak buah pare 12,5%, 25%, 50%, 75%, serta kloramfenikol 30 UI sebagai kontrol positif
dan aquadest sebagai kontrol negatif. Sedangkan pengujian KHM dilakukan terhadap
konsentrasi 10%, 20%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70% dan 80%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa ekstrak etanol buah pare kurang efektif sebagai antibakteri terhadap Salmonella typhi,
karena pada pengujian DDH zona hambat yang terbentuk tidak absolut. KHM berada pada
konsentrasi 60%, dimana tidak ada pertumbuhan bakteri.

Kata kunci: Buah pare, Salmonella typhi, efektivitas antibakteri

ABSTRACT

The study aims to determine the antibacterial effectiveness from several


concentrations of bitter melon fruit against Salmonella typhi had be done. Antibacterial
testing is measured by Diameter of Inhibitory Region (DIR) through paper disc diffusion
method and Minimum Inhibitory Concentration (MIC) through the dilution method to be
solid. DIR Tests carried out on extract concentration bitter melon fruit 12.5%, 25%,
50%,75%, and chloramphenicol 30 UI as a positive control and distilled water as a negative
control. Meanwhile, MIC testing performed on the concentration of 10%, 20%, 30%, 40%,
50%, 60%, 70% and 80%. The results showed that ethanol extract of bitter melon fruit is less
effective as an antibacterial against Salmonella typhi, because in testing DIR inhibitory zone
formed is not absolute. However, MIC can be concluded at a concentration of 60%, because
it was no bacterial growth .

Key words: Momordica charantia L., Salmonella typhi, antibacterial effectiveness

PENDAHULUAN Sejalan dengan perkembangan ilmu


Buah pare (Momordica charantia L.) pengetahuan dan teknologi, masyarakat ingin
merupakan salah satu tanaman yang memanfaatkan tanaman pare sebagai hasil
mengandung senyawa-senyawa yang alam untuk dikembangkan sebagai tanaman
berkhasiat dalam pengobatan seperti obat yang mempunyai nilai ekonomi tinggi.
alkaloid, saponin, flavonoid, triterpenoid, Menurut Subahar (2004) buah pare
dan asam momordica (Cahyadi, 2009). Di berkhasiat sebagai obat untuk demam,
Indonesia tanaman pare (Momordica disentri, kencing manis, dan radang
charantia L) selama ini dikenal sebagai tenggorokan. Khasiat buah pare dalam
sayur-sayuran yang dikonsumsi sehari-hari.

24
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

menanggulangi penyakit tifus belum banyak Mueller Hinton dilarutkan dalam 1 liter
penelitian. aquadest. Setelah homogen dilakukan .
Salah satu bakteri penyebab tifus sterilisasi dengan autoklaf pada suhu 1210C
adalah Salmonella typhi. Infeksi oleh bakteri selama 15 menit, setelah itu dituangkan
ini terjadi dari memakan makanan yang dekat api bunsen kedalam cawan petri
terkontaminasi dengan feses yang sebanyak 20 mL.
mengandung bakteri Salmonella typhi dari Bakteri yang sudah diencerkan
organisme pembawa (hosts). Setelah masuk konsentrasi 106/ml. dituangkan sebanyak 1
dalam saluran pencernaan maka bakteri ini ml kedalam media hangat. Setelah homogen
akan menyerang dinding usus yang kemudian kertas cakram yang mengandung
menyebabkan kerusakan dan peradangan. ekstrak buah pare dengan konsentrasi 12,5%,
(Jawetz dan Adelbeg’s, 2004). 25%, 50%, 75%; dan. kontrol positif
Penelitian ini bertujuan untuk (kloramfenikol) konsentrasi 30 UI, di
mempelajari efektivitas ekstrak buah pare tempelkan di permukaan media agar dalam
(Momordica charantia L.) sebagai cawan petri (metode difusi kertas cakram)
antibakteri Salmonella typhi. (Alcamo, 1991). Cawan petri tersebut
diinkubasi dalam inkubator selama 24 jam
BAHAN DAN METODE PENELITIAN pada suhu 370 C. Daerah bening disekitar
Buah pare (Momordica charantia L.) kertas cakram ekstrak buah pare dan
yang berumur sedang (±3 bulan) dikeringkan kloramfenikol diukur. Pengujian dilakukan
selanjutnya digiling dan diayak sebanyak 4 kali pengulangan.
menggunakan mesh 20. Karakterisasi serbuk Penentuan Konsentrasi Hambat
buah pare dilakukan terhadap kadar air (tidak Minimum (KHM) dilakukan menggunakan
lebih dari 10%, Depkes RI, 1985), dan kadar metode dilusi padat. Larutan uji dibuat
abu (tidak lebih dari 10,5%, DepkesRI, dengan mengencerkan secara serial dengan
1995). Serbuk simplisia yang didapat konsentrasi 10%,20%,30%,40%, 50%, 60%,
selanjutnya diekstrak menggunakan metode 70% dan 80%. Sebanyak 1 ml larutan uji
maserasi. dimasukan ke dalam cawan petri steril yang
Maserasi dilakukan dengan cara berisi 9 ml media Mueller Hinton hangat
merendam serbuk buah pare dalam pelarut dengan suhu 40o-50oC, tuangkan 1 ml
etanol 70% sebanyak 7,5 l selama 24 jam, suspensi bakteri uji konsentrasi 106/ml,
lalu disaring dengan kain saring dan campur homogen. Inkubasi pada suhu 37oC
direndam kembali dalam etanol 70% sisanya selama 24 jam. KHM ditentukan pada
sebanyak 2,5 l sampai terekstraksi. Setelah cawan konsentrasi ekstrak terendah yang
itu diuapkan dengan alat rotavapour, pelarut tidak ditumbuhi bakteri (Alcamo, 1991).
alkohol yang masih tersisa diuapkan pada
water bath serta diangin-anginkan sehingga HASIL DAN PEMBAHASAN
didapatkan ekstrak yang kental. Rendemen Hasil Analisis Karakteristik Simplisia
yang diperoleh dihitung dengan Penetapan kadar air dan kadar abu
membandingkan berat ekstrak yang simplisia buah pare perlu dilakukan sebelum
diperoleh dengan berat awal simplisia melakukan ekstraksi dengan tujuan untuk
dikalikan 100%. memberikan batasan minimal atau rentang
Ekstrak yang diperoleh selanjutnya diuji besarnya kandungan air dan kadar abu dalam
secara kualitatif kandungan senyawa alkaloid suatu bahan (Depkes RI, 2000). Hasil
(menggunakan pereaksi Mayer dan penetapan kadar air simplisia buah pare
Bouchardat) flavonoid (Depkes RI, 1995), diperoleh sebesar 6,88%. Hasil tersebut
saponin (Depkes RI, 1977), dan triterpenoid memenuhi standar kadar air simplisia buah
(Uji Lieberman-Buchard). yang diperbolehkan yaitu ≤ 10% (Depkes
Pembuatan media agar dilakukan sebagai RI, 1985). Semakin kecil kandungan air
berikut sebanyak 38 gram serbuk media dalam suatu simplisia, maka akan sangat

25
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

berguna untuk memperpanjang daya tahan Hasil Penetapan Kadar Air Ekstrak
serbuk simplisia selama penyimpanan. Penetapan kadar air simplisia
Sedangkan hasil penetapan kadar abu dilakukan untuk mengetahui terpenuhinya
simpisia buah pare diperoleh sebesar 10,9%. ketentuan kadar air ekstrak dengan mutu
Hasil tersebut belum memenuhi karena yang baik. Kadar air harus ditentukan karena
sedikit melebihi ketentuan kadar abu buah air yang tersisa dalam ekstrak pada kadar air
pare dalam Depkes RI (1997) yaitu tidak tertentu merupakan media pertumbuhan
lebih dari 10,5%. Penetapan kadar abu kapang dan jasad renik. Pertumbuhan kapang
simplisia dilakukan untuk memberikan dan mikroorganisme lain dapat
gambaran kandungan senyawa anorganik menyebabkan perubahan kimia pada
yang terkandung dalam simplisia, baik yang senyawa aktif dan dapat mengakibatkan
berasal dari tanaman secara alami maupun kemunduran mutu ekstrak.
kontaminan selama proses pembuatan Pada penelitian ini kadar air ekstrak
simplisia. buah pare sebesar 6,03%, nilai ini
menujukkan bahwa ekstrak yang digunakan
Hasil Pembuatan Ekstrak memenuhi ketentuan ekstrak kental (≤10%)
Hasil ekstraksi ditentukan rendemen, (Depkes, 2000) .
penentuan rendemen bertujuan untuk
mengetahui perbandingan dari simplisia dan Hasil Uji Fitokimia
ekstrak, dari penentuan rendemen dapat Hasil uji fitokimia menunjukkan bahwa
diketahui jumlah ekstrak dari simplisia pada buah pare memberikan hasil positif pada uji
berat tertentu (Depkes RI, 2000). Rendemen alkaloid dan saponin, namun memberikan
yang diperoleh sebesar 21,156%, hasil negatif pada uji flavonoid dan
Berdasarkan perhitungan rendemen ekstrak triterpenoid (Tabel 1).
buah pare menunjukkan bahwa rendemen
buah pare memenuhi syarat yaitu tidak Tabel 1. Hasil Pengamatan Senyawa
kurang dari 17,9% (Depkes RI, 2006). Fitokimia
Gol. senyawa Data Pengamatan Hasil
Hasil Penetapan Kadar Abu Total Analisis
Alkaloid
Ekstrak Bouchardat Endapan coklat +
Unsur mineral dikenal juga sebagai Mayer Endapan putih +
zat organik atau kadar abu. Dalam proses Flavonoid Warna coklat -
pembakaran, bahan-bahan organik terbakar kehitaman
tetapi zat anorganiknya tidak, karena itulah Saponin Timbul Buih +
Triterpenoid
disebut abu. Banyak dari mineral telah jelas Anhidrat Larutan tidak -
diketahui fungsinya pada makanan ternak, Asetat berwarna
namun belum banyak penelitian sejenis Asam Sulfat Larutan tidak -
dilakukan pada manusia. Penetapan kadar berwarna
abu total ekstrak dilakukan untuk melihat
cemaran berupa bahan anorganik pada Pengujian Antibakteri Ekstrak Etanol
ekstrak yang sukar menguap walaupun Buah Pare Terhadap Bakeri Salmonella
dipanaskan pada suhu tinggi. typhi
Pada penelitian ini kadar abu total ekstrak Diameter Daerah Hambat
buah pare sebesar 7,69%, nilai ini belum Pengujian antibakteri dilakukan
memenuhi karena sedikit melebihi ketentuan untuk melihat ekstrak yang mempunyai
kadar abu buah pare dalam Depkes (1997) efektivitas paling efektif sebagai antibakteri
yaitu 7,2%. Hal ini mungkin masih terdapat Salmonella typhi. Pengujian antibakteri
kotoran atau debu yang tidak tercuci. menggunakan difusi kertas cakram, yang
merupakan metode paling banyak digunakan
karena lebih sensitif terhadap senyawa-

26
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

senyawa antibakteri baru yang belum diameter daerah hambat sebesar 17,21 mm.
diketahui aktivitasnya. Pada metode ini Namun bila dibandingkan dengan kontrol
penghambatan pertumbuhan ditujukan oleh positif yaitu kloramfenikol, maka ekstrak
luasnya wilayah jernih (zona hambat) di etanol buah pare memiliki efektivitas
sekitar kertas cakram (Brander et al., 1999). antibakteri sangat lemah.
Dari hasil pengamatan dan
pengukuran diameter zona hambat yang Tabel 2. Diameter Daerah Hambat ekstrak
berupa zona bening di sekitar kertas cakram kental buah pare terhadap bakteri
(Gambar 1) menunjukkan bahwa ekstrak Salmonella typhi
etanol buah pare pada konsentrasi berbeda Ulangan
Diameter Daerah Hambat (mm)
mempunyai tingkatan efektivitas antibakteri K1 K2 K3 K4 K+
1 14,25 13 14,25 18,35 30
yang berbeda-beda terhadap bakteri
2 11,75 12,45 17,25 18 30
Salmonella typhi. 3 0 10,75 17 18,75 30,75
4 0 13,5 12 13,75 30
Jumlah 26 49,7 65,5 68,85 12,75
Rata-
6,50 12,43 16,38 17,21 30,19
rata

Menurut Setiabudi (1987)


kloramfenikol bersifat bakteriostatik yang
bekerja menghambat enzim peptidil
Gambar 1. Hasil Uji Diameter Daya transferase pada proses sintesis protein
Hambat Ekstrak Buah Pare Terhadap Bakteri kuman. Lemahnya efektivitas buah pare ini
Salmonella typhi. kemungkinan terjadi karena kandungan
Keterangan : K+ : Kontrol positif, K-:Kontrol negatif, fitokimianya yang hanya mengandung
Ekstrak buah pare 12,5%,25%,50%, dan 75%. senyawa alkaloid dan saponin, sehingga
kurang kuat dalam menghambat bakteri
Berdasarkan pengujian terhadap Salmonella typhi. Nilai diameter daerah
bakteri Salmonella typhi, daerah hambat hambat yang diperoleh, di analisis
ekstrak etanol buah pare pada konsentrasi menggunakan Rancangan Acak Lengkap
12,5%; 25%; 50% dan 75 % memiliki lebar (RAL). Dengan perlakuan yang digunakan
daerah hambat lebih rendah bila adalah konsentrasi sedangkan responnya
dibandingkan dengan kontrol positif yaitu adalah diameter daerah hambat (DDH) yang
Kloramfenikol 30 UI. Zona hambat yang terbentuk. Pengujian ini dilakukan dengan 4
dihasilkan oleh ekstrak buah pare berturut- kali ulangan. Berdasarkan analisis ragam
turut rata-rata diameter sebesar 6,5 mm, 12,4 terhadap bakteri Salmonella typhi
mm, 16,3 mm, 17,2 mm lebih kecil dari memperlihatkan bahwa nilai diameter daerah
diameter kloramfenikol 30,19 mm (Gambar hambat dari ke enam perlakuan
1). Hal ini menunjukkan efektivitas buah menunjukkan perbedaan yang nyata dengan
pare terhadap bakteri Salmonella typhi tidak P < 0,01. Hasil uji Duncan menunjukkan
kuat atau lemah. Sehingga zona hambat di bahwa nilai DDH dari ke enam perlakuan
sekitar kertas cakram menjadi tidak rata, menunjukkan perbedaan yang nyata.
masih terlihat pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi yang ditandai dengan Pengujian Konsentrasi Hambat Minimum
terbentuknya koloni-koloni bakteri di dalam (KHM)
zona hambat (Parsial). Pada Pengujian Konsentrasi Hambat
Tabel 2 menunjukkan bahwa ekstrak Minimum (KHM) metode yang digunakan
kental buah pare pada, konsentrasi 75% adalah metode dilusi padat.
paling efektif diantara konsentrasi ekstrak
lainnya, karena memiliki diameter daerah
hambat yang paling besar dengan rata-rata

27
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

3. Senyawa yang teridentifikasi dari ekstrak


etanol buah pare (Momordica charantia
L) adalah alkaloid dan saponin.

Saran
1. Perlunya pengujian lebih lanjut mengenai
a b
pelarut yang cocok untuk meserasi atau
Gambar 2. Hasil Uji Konsentrasi
metode lainnya agar senyawa aktif yang
Hambat Minimum (KHM) Ekstrak Buah
terkandung dalam buah pare dapat
Pare Terhadap Bakteri Salmonella typhi
terisolasi secara maksimal sehingga
Keterangan KHM 10%, 20%, 30%,40% (a) dan efektivitas antibakterinya dapat maksimal
50%,60%,70%,80% (b). pula.
2. Perlunya pengujian lebih lanjut mengenai
Hasil yang diperoleh menunjukkan isolasi senyawa apa saja yang terkandung
ekstrak etanol buah pare pada konsentrasi dalam buah pare guna mengetahui
10% hingga konsentrasi 30% masih senyawa yang lebih efektif sebagai
menunjukkan adanya pertumbuhan bakteri antibakteri selain alkaloid dan saponin.
yang sempurna seperti pertumbuhan bakteri
pada kontrol negatif.. Pada konsentrasi 40% DAFTAR PUSTAKA
hingga konsentrasi 50% ekstrak etanol buah Alcamo, I.E.1991. Fundamentals of
pare menunjukkan daya hambatnya ditandai Microbiology. Third Edition. The
dengan pertumbuhan bakteri yang lebih Benyamin Cummings Publishing
jarang dibandingkan dengan kontrol negatif, Company. State University of New
hal ini menunjukkan bahwa konsentrasi York.
ekstrak etanol buah pare tersebut memiliki Brander, G. C., Pough, D. M, Bywater, R. J
sifat bakteriostatik yaitu dapat menghambat and Jenkins, W. L. 1999. Veterinary
pertumbuhan bakteri. Pada konsentrasi 60% Applied Pharmacology and
hingga konsentrasi 80% ekstrak etanol buah Therapeutic. 5th Edition. Brailler
pare menunjukkan daya hambat yang cukup Tindal, London.
besar ditandai tidak adanya pertumbuhan Cahyadi, R. 2009. Uji Toksisitas Akut
bakteri pada konsentrasi tersebut, hal ini Ekstrak Etanol Buah Pare
menunjukkan bahwa ekstrak etanol buah (Momordica charantia L.)
pare pada konsentrasi tersebut memiliki sifat Terhadap Larva Artemia Salina
bakteriosidal “Complete Bactericidal”. Leach Dengan Metode Brine
sehingga dapat disimpulkan KHM berada di Shrimp Lethality Test (BSLT).
konsentrasi 60% (Gambar 2). Skripsi Program Pendidikan Sarjana
Fakultas Kedokteran Universitas
SIMPULAN DAN SARAN Diponegoro. Semarang.
Simpulan Depkes RI. 1985. Cara Pembuatan
1. Ekstrak etanol buah pare (Momordica Simplisia. Dirjen POM. Jakarta.
charantia L) menunjukkan efektivitas . 1995. Materi Medika Indonesia.
pada konsentrasi 75%, namun lemah Jakarta
dalam menghambat pertumbuhan bakteri
Salmonella typhi, karena masih terbentuk .1997. Informasi Simplisia Asing.
koloni-koloni bakteri di dalam zona Dirjen POM. Jakarta.
hambat (Parsial). . 2000. Parameter Standar Umum
2. Pada pengujian konsentrasi hambat Ekstrak Tumbuhan Obat. Jakarta
minimum disimpulkan KHM berada di _____. 2006. Parameter Standar Umum
konsentrasi 60%. Ekstrak Tumbuhan Obat. Dirjen
POM. Jakarta.

28
Fitofarmaka,Vol.2,No.1, Juni 2012 ISSN:2087-9164

Jawetz, M. dan Adelbeg’s. 2004. Setiabudi, R. 1987. Golongan Tetrasiklin


Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. dan Kloramfenikol. Farmakologi
Jakarta: EGC. 171-661. dan Terapi. Edisi ke 3. Fakultas
Kedokteran UI. Jakarta

29
UCAPAN TERIMA KASIH

Dewan redaksi Jurnal Fitofarmaka menyampaikan penghargaan yang setinggi-tingginya


kepada mitra bestari:

Prof. Dr. Ibnu Gholib Ganjar, DEA, Apt. (Universitas Gadjah Mada)
Dr. A.A. Harmita, Apt. (Universitas Indonesia)
Dr. Ajeng Diantini, M.Si., Apt. (Universitas Padjadjaran)
Dr. Nisa Rachmania Mubarik, M.Si (Istitut Pertanian Bogor)

Kami mengucapkan terima kasih atas kontribusi yang telah diberikan dalam membantu
kelancaran penerbitan Jurnal Fitofarmaka volume 2 nomor 1 Juni 2012.

Bogor, Juni 2012

Dewan Redaksi
PANDUAN PENULISAN JURNAL

Jurnal Fitofarmaka menerima tulisan ilmiah berupa hasil penelitian, review jurnal,
laporan penelitian dan laporan kasus yang berkaitan dengan bidang kefarmasian. Naskah
diutamakan yang belum pernah diterbitkan di media lain, baik cetak maupun elektronik. Jika
sudah pernah disampaikan dalam suatu pertemuan ilmiah hendaknya diberi keterangan yang
jelas mengenai nama, tempat, dan tanggal berlangsungnya pertemuan tersebut. Naskah
berupa ketikan asli ditulis dalam Bahasa Indonesia dengan abstrak bahasi Inggris.

Sistematika penulisan adalah sebagai berikut :


Setting halaman adalah 1 kolom dengan 2 spasi, pada kertas HVS A4 dengan margin atas 4
cm, bawah 3 cm, kiri 4 cm, kanan 3 cm, maksimal 15 halaman sudah termasuk gambar/foto
atau tabel. Panjang naskah maksimal 3000-5000 kata dengan huruf Times New Roman font
12.

1. Halaman Judul : berisi judul artikel dengan jumlah kata maksimal 14 kata, nama penulis
(tanpa gelar), dan institusi/ alamat tempat bekerja dari masing-masing penulis, dengan
alamat e-mail untuk korespondesi (corresponding author).
2. Abstrak : abstrak ditulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris dengan jumlah kata
maksimal 250 kata. Abstrak ditulis dengan ringkas dan jelas yang mencakup
pendahuluan, metode, hasil, pembahasan dan simpulan dari penelitian dilengkapi dengan
2-5 kata kunci.
3. Pendahuluan: berisi tentang informasi mengenai latar belakang yang relevan dengan
tujuan penelitian.
4. Metode Penelitian: menguraikan bahan, alat dan cara kerja yang digunakan.
5. Hasil dan Pembahasan: dipresentaskan dengan format yang mudah dimengerti dalam
bentuk gambar 2D maupun tabel. Tabel harus utuh, jelas terbaca, dibuat dengan format
tabel pada Microsoft Words diletakkan simetris di tengah area pengetikan, diberi nomor
sesuai urutan penyajian (Tabel 1, dst.), tanpa garis batas kanan atau kiri. Gambar harus
diberi nomor sesuai urutan penyajian (Gambar 1, dst.). Pembahasan pada artikel
penelitian dilakukan terhadap hasil yang diperoleh dan dikorelasikan dengan studi lain
yang relevan. Diskusi difokuskan pada hasil utama penelitian. Keterbatasan penelitian
dan dampak hasil penelitian dijelaskan dengan rinci. Penulis harus menjelaskan mengenai
keterbatasan dan rekomendasi penangannan yang mendukung referensi.
6. Simpulan: simpulan berhubungan dengan tujuan penelitian. Saran penelitian diberikan
untuk merekomendasikan penanganan bila ada keterbatasan penelitaian.
7. Ucapan Terima Kasih: bila ada, tidak menggunakan singkatan.
8. Daftar Pustaka: pustaka ditulis sesuai sistem Harvard Referencing Standard. Sebanyak
80% pustaka yang digunakan merupakan pustaka primer dan terbitan 10 tahun terakhir.
Contoh penulisan daftar pustaka rujukan sebagai berikut:
a. Buku
[1] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya (nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul buku dicetak miring. Edisi, Penerbit. Tempat Publikasi.
Contoh:
O’Brien, J.A. dan. J.M. Marakas. 2011. Management Information Systems.
Edisi 10. McGraw-Hill. New York-USA.
b. Artikel Jurnal
[2] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya (nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul artikel. Nama jurnal dicetak miring. Vol (Nomor): Rentang
Halaman.
Contoh:
Cartlidge, J. 2012. Crossing boundaries: Using fact and fiction in adult learning.
The Journal of Artistic and Creative Education. 6 (1): 94-111.
c. Prosiding Seminar/Konferensi
[3] Penulis 1, Penulis 2 dan seterusnya (nama belakang, nama depan disingkat).
Tahun publikasi. Judul artikel. Nama konferensi. Tanggal, Bulan dan Tahun,
Kota, Negara. Halaman.
Contoh:
Michael, R. 2011. Integrating innovation into enterprise architecture
management. Proceeding on Tenth International Conference on Wirt-
schaftsInformatik. 16-18. February 2011, Zurich, Swis. Hal. 776-786.
d. Tesis atau Disertasi Computationally Intensive Approaches to Inference in Neo-
Normal Linear Models: Ph.D. thesis, CUT Western Australia
[4] Penulis (nama belakang, nama depan disingkat). Tahun publikasi. Judul. Skripsi,
Tesis, atau Disertasi. Universitas.
Contoh:
Soegandhi. 2009. Aplikasi model kebangkrutan pada perusahaan daerah di Jawa
Timur. Tesis. Fakultas Ekonomi Universitas Joyonegoro, Surabaya.
e. Sumber Rujukan dari Website
[5] Penulis. Tahun. Judul. Alamat Uniform Resources Locator (URL). Tanggal
Diakses.
Contoh:
Ahmed, S. dan A. Zlate. Capital flows to emerging market economies: A brave
new world?. http://www.federalreserve.gov/pubs/ifdp/2013/1081/ifdp1081.pdf.
Diakses tanggal 18 Juni 2011.
FORMULIR BERLANGANAN / PEMBELIAN
JURNAL FITOFARMAKA
Jl. Pakuan PO BOX 452, Telp/Fax. (0251)8375547

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : .................................................................................................................
Institusi : .................................................................................................................
Alamat : .................................................................................................................
.................................................................................................................
Telepon/Fax : .................................................................................................................
Ingin menjadi pelanggan/ pembeli Jurnal Fitofarmaka selama …….. tahun,
dimulai dari Vol…… No......... tahun ……. sampai Vol......... No. …… tahun ……..

Untuk administrasi berlangganan, dapat menghubungi email kami editorial_jf@unpak.ac.id.

………………., ………………………….
Pelanggan,

…………………………………………....
(Tanda tangan dan nama terang)

CATATAN:
1. Biaya berlanggan selama 1(satu) tahun (2 kali
penerbitan), sebesar Rp. 150. 000,- ditambah
ongkos kirim 20%.
2. Mohon diisi dengan lengkap dan dikirim/ fax/ e-mail
ke alamat tersebut di atas beserta bukti transfer.

Anda mungkin juga menyukai