Deskripsi
Modus pelanggaran yang ditemukan di Semarang yaitu adanya sarana illegal yang
melakukan produksi obat palsu dengan mengemas ulang (Repacking) obat generik menjadi obat
bermerek, yang memiliki harga jual lebih tinggi, termasuk pengemasan ulang obat kedaluwarsa.
Obat yang dikemas ulang tersebut didapat oleh pelaku dengan membeli obat generik dan
mengumpulkan obat kedaluwarsa dari apotek-apotek di Jakarta dan Semarang. Hasil investigasi
Badan POM bersama Bareskrim POLRI mengungkapkan bahwa obat yang telah dikemas ulang
tersebut didistribusikan melalui Pedagang Besar Farmasi (PBF) PT. Jayay Karunia Investindo
(JKI) yang dimiliki oleh pelaku dan di edarkan ke Apotek-apotek yang berada di wilayah
Jabodetabek. Berdasarkan rekam jejak hasil pengawasan Badan POM, pada tahun 2018, PBF PT.
JKI pernah mendapatkan sanksi pengehentian kegiatan karena didapati penyaluran obat palsu
dan yang bersangkutan telah dilakukan pembinaan dengan mengawal tindakan perbaikan dan
pencegahan terkait temuan hasil inpeksi.
Terkait dengan temuan tersebut, Badan POM telah melakukan Pemeriksaan terhadap
sejumlah apotek yang melakukan pengadaan obat dari PBF PT. JKI dan terhadap obat-obat
tersebut telah dilakukan pengamanan agar tidak diperjual belikan lagi. Untuk mencegah
peredaran obat palsu tersebut kepada Masyarakat, Badan POM juga telah meminta kepada
seluruh apotek di Indonesia untuk tidak melakukan pemesanan dan penjualan obat yang
didistribusikan oleh PBF PT.JK. Pembekuan Izin operasional PBF PT.JKI dan
merekomendasikan pencabutan izin PBF PT.JKI kepada Kementrian Kesehatan.