Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Efek Panas
Perpindahan panas adalah operasi umum industri kimia. Pembuatan etilena glikol (zat antibeku)
dengan oksidasi etilena menjadi etilena oksida setelah itu dihidrasi menghasilkan glikol. Reaksi
katalitik efektif pada temperatur 250C sehingga reaktan, etilenan dan udara dipanaskan terlebih
dulu sebelum masuk reaktor. Desain alat pemanas bergantung pada laju perpindahan panas. Reaksi
pembakaran etilena dalam katalis bed akan menaikan suhu. Terdapat panas yang keluar dari reaktor
dan temperatur tidak naik diatas 250C karena suhu yang lebih tinggi mendorong produksi CO2 yang
tidak diinginkan. Produk etilena oksida terhidrasi menjadi glikol dengan absorpsi dalam air. Reaksi
panas yang terjadi bukan hanya perubahan fasa dan pelarutan, tetapi juga karena reaksi hidrasi
antara etilena oksida terlarut dalam air. Glikol dihasilkan kembali melalui proses distilasi, proses
penguapan dan kondensasi, yang menghasilkan pemisahan larutan dengan komponennya. Efek
panas yang dihasilkan dalam proses ini ditandai dengan perubahan suhu, reaksi kimia dan
perubahan fasa serta pembentukan dan pemisahan larutan.
Proses reversibel pada volum tetap, Q = ∆U dinyatakan dalam 1 mol atau satuan massa dengan
persamaan:
T2
Q = ∆U = ∫ CV dT
T1
Sama dengan volum molar atau entalphi spesifik dinyatakan sebagai fungsi temperatur dan tekanan,
sehingga H=H(T,P), dan
∂H ∂H
dH = ( ) dT + ( ) dP
∂T P ∂P T
Persamaan menjadi:
∂H
dH = CP dT + ( ) dP
∂P T
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 1
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 2
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4
Pada nilai T0 dan T, perhitungan Q atau H dapat langsung diperoleh. Penggunaan iterasi dan
faktorisasi (-1) diperlukan pada persamaan berikut:
T
CP B C D
∫ dT = [AT0 + T02 (τ + 1) + T03 (τ2 + τ + 1) + ] (τ − 1)
R 2 3 τT0
T0
Karena
T − T0
τ−1=
T0
Dapat ditulis juga dengan:
T
CP B C D
∫ dT = [A + T0 (τ + 1) + T02 (τ2 + τ + 1) + 2 ] (T − T0 )
R 2 3 τT0
T0
Identifikasi jumlah akar (CP )H /R, ketika (CP )H didefinisikan sebagai definisi kapasitas panas:
(CP )H B C D
= A + T0 (τ + 1) + T02 (τ2 + τ + 1) + 2
R 2 3 τT0
Dapat ditulis juga dengan :
∆H = (Cp)H (T − T0 )
Nilai temperatur dapat diperoleh dengan:
∆H
T= + T0
(CP )H
Nilai awal T sebagai tebakan (ketika τ = T⁄T0 menghasilkan perhitungan (CP )H, yang disertai dengan
iterasi temperatur) sehingga dhasilkan nilai T akhir.
Fungsi Terdefinisi
Integrasi ∫(Cp ⁄R)dT selalu menunjukan perhitungan termodinamika. Ketika menggunakan program
komputer persamaan perhitungan Cp menjadi:
T
CP
∫ dT ≡ ICPH(T0 , T; A, B, C, D)
T0 R
Nama fungsi adalah ICPH, dan variabel yang digunakan adalah T0 dan T diikuti dengan parameter A,
B, C dan D. Ketika jumlah nilai numerik menghasilkan nilai integral maka perhitungan Q dinyatakan
dengan:
Q = 8,314 × ICPH(533,1, 873,15; 1,702, 9,08E − 3, −2,164E − 6, 0,0) = 19.778J
Sebagai tambahan perhitungan program untuk menentukan nilai entalpi dalam (CP )H ⁄R dinyatakan
juga dengan:
(CP )H
= MCPH(T0, T; A, B, C, D)
R
Misalkan untuk kasus senyawa metana, maka nilai numerik spesifik fungsi ini adalah:
MCPH(533,15,873,15;1,702,9,081E-3,-2,164E-6,0,0) = 19,778 J
Sehingga nilai entalpi yang dihasilkan adalah:
∆H = (8,314)(6,9965)(873,15 − 533,15) = 19,778 J
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 3
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4
Keadaan standar merupakan keadaan khusus senyawa pada temperatur T dan pada kondisi
tekanan, komposisi dan kondisi fisik spesifik pada wujud gas, liquid dan padat.
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 4
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4
Panas reaksi untuk reaksi tertentu bergantung pada koefisien stoikiometri. Jika koefisien
stoikiometri dua kali lipat dari sebelumnya maka panas reaksi juga dikali dua. Sebagai contoh, rekasi
sintesis ammonia ditulis sebagai berikut:
1 3 0
N2 + H2 → NH3 ∆H298 = −46.110 J
2 2
atau
0
N2 + 3H2 → 2NH3 ∆H298 = −92.220 J
Simbol ∆H298
0
mengindikasikan panas reaksi nilai standar temperatur 298,15 K (25𝐶).
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 5
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4
1 0
H2 (s) → O2 (s) → H2 O(g) ∆H298 = −285,830 J
2
0
H2 O(l) → H2 O(g) ∆H298 = 44,012 J
0
CO2 (g) + H2 (g) → CO(s) + H2 O(g) ∆H298 = 41,166 J
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 6
Thermodinamika Kimiawi (3 sks) Semester 4
Reaksi standar, produk dan reaktan pada tekanan keadaan standar 1 bar. Entalpi keadaan standar
merupakan fungsi temperatur.
dHi0 = Cp0i dT
Perkalian vi dan penjumlahan produk dan reaktan menghasilkan:
∑ vi dHi0 = ∑ vi CP0i dT
i i
Karena vi konstan maka dapat dinyatakan dalam bentuk diferensial:
∑i 𝑑(vi Hi0 ) = ∑i vi CP0i dT atau d ∑i vi Hi0 = ∑i vi CP0i dT
Dimana ∑i vi Hi0 merupakan panas standar reaksi yang dinyatakan sebagai ∆H. Perubahan kapasitas
panas standar rekasi dinyatakan dengan persamaan:
∆CP0 = ∑ vi CP0i
i
Sehingga,
d∆H 0 = ∆CP0 dT
Persamaan gabungan menjadi:
T
∆CP0
∆H = ∆Ho0 + R ∫ dT
T0 R
Dimana ∆H0 dan ∆H0o merupakan reaksi panas pada temperatur T dan pada temperatur reference
T0. Pengaruh temperatur terhadap kapasitas panas produk dan rekatan dimana (τ ≡
T⁄T0 ) dinyatakan pada persamaan:
T
∆CP0 ∆B 2 2 ∆C 3 3 ∆D τ − 1
∫ dT = (∆A)T0 (τ − 1) + T0 (τ − 1) + T0 (τ − 1) + ( )
T0 R 2 3 T0 τ
Dengan definisi,
∆A = ∑ vi Ai
i
Dinyatakan juga dengan
(∆CP0 )H ∆B ∆C 2 2 ∆D
= ∆A + T0 (τ + 1) + T0 (τ + τ + 1) + 2
R 2 3 τT0
Persamaan menjadi:
∆H = ∆Ho0 + (∆CP0 )H (T − T0 )
Daftar Pustaka
Smith, J.M., Van Ness, H.C., and Abbott, M.M., (2005). Introduction to Chemical Engineering
Thermodynamics 7th Edition. McGraw-Hills Chemical Engineering Series.
MNP/2018/TB/THERMO Halaman 7