Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN KELOMPOK

RUANGAN PENYAKIT DALAM ANAK

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Program Profesi Ners XL


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :
Kelompok 2

Nada Shofi Salsabila 220112200014


Nidya Fildza H 220112200015
Aldiano Alham 220112200019
Via Komalasari 220112200022
Evi Annisa Haryati 220112200037
Firdha Rizkiani C P 220112200039
Siti Mustakimah 220112200041

PROGRAM PROFESI NERS ANGKATAN XL


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................. i

A. DEFINISI .......................................................................................................................... 1

B. ETIOLOGI ........................................................................................................................ 1

C. FAKTOR RESIKO........................................................................................................... 1

D. KLASIFIKASI .................................................................................................................. 2

E. PATOFISIOLOGI & PATHWAY ................................................................................... 4

1) Patofisiologi ................................................................................................................... 4

2) Pathway .......................................................................................................................... 5

F. MANIFESTASI KLINIS ................................................................................................. 5

G. KOMPLIKASI .............................................................................................................. 7

H. PENATALAKSANAAN ............................................................................................... 8

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG................................................................................... 10

J. EVALUASI DIAGNOSTIK........................................................................................... 10

K. ASUHAN KEPERAWATAN ..................................................................................... 11

1) Kasus Malformasi Anorektal (An. M) ...................................................................... 11

2) Pengkajian Anak ......................................................................................................... 17

a) Identitas Klien ........................................................................................................... 17

b) Identitas keluarga ...................................................................................................... 18

c) Keluhan Utama / Alasan Masuk RS.......................................................................... 18

d) Riwayat Kesehatan Sekarang .................................................................................... 18

e) Riwayat Kehamilan dan Kelahiran ........................................................................... 18

e) Riwayat Keluarga ...................................................................................................... 19

f) Riwayat masa lalu ..................................................................................................... 19

g) Genogram .................................................................................................................. 19

h) Riwayat Psikososial Spiritual .................................................................................... 20

i) Kebutuhan Dasar ....................................................................................................... 20

i
j) Pemeriksaan Fisik ..................................................................................................... 22

k) Pemeriksaan Fisik Head to Toe................................................................................. 23

l) Pemeriksaan Penunjang............................................................................................. 24

m) Pemeriksaan Tumbuh Kembang ............................................................................ 25

n) .Informasi Tambahan / Terapi ................................................................................... 26

3) Analisa Data ................................................................................................................ 26

4) Diagnosa Keperawatan ............................................................................................... 30

5) Asuhan Keperawatan ................................................................................................. 20

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 25

ii
A. DEFINISI
Leukimia adalah kanker pada jaringan pembentuk darah yang paling sering ditemukan
pada masa kanak-kanak. Insidensi per tahunnya adalah 3 sampai 4 kasus per 100.000 anak-
anak berkulit putih yang berusia di bawah 15 tahun (Wong, 2008). Leukimia merupakan
istilah luas yang diberikan pada sekelompok penyakit ganas pada sumsum tulang dan sistem
limfatik, leukimia juga merupakan penyakit kompleks dengan heterogenitas yang beragam
(Wong, 2009).

B. ETIOLOGI
Menurut Kemenkes RI (2011), penyebab kanker pada anak termasuk leukimia belum
diketahui secara pasti, namun diduga terdapat dari interaksi dengan beberapa faktor seperti
genetik, zat kimia, virus, dan radiasi (Kemenkes RI, 2011).

C. FAKTOR RESIKO
1. Sindrom genetik

Sindrom genetik adalah sekelompok gejala yang disebabkan oleh perubahan, atau
mutasi, pada satu atau lebih gen. Mereka diturunkan dari orang tua ke anak-anak. atau faktor
kembar identik, jika salah satu kembar mengalami leukemia pada usia dibawah 5 tahun,
risiko kembar kedua mengalami leukemia adalah 20%. Kejadian leukemia pada saudara
kandung dari pasien leukemia adalah empat kali lebih besar dibandingkan dengan populasi
umum.

Memiliki sindrom genetik tertentu dapat meningkatkan risiko ALL, terutama ALL
pada masa kanak-kanak. Sindrom genetik berikut meningkatkan risiko ALL. Sindrom
genetik lain juga dapat meningkatkan risiko ALL.

- Sindrom Down adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh salinan ekstra (ketiga)
kromosom 21. Hal ini menyebabkan cacat lahir yang berbeda, cacat intelektual,
penampilan wajah yang khas, dan tonus otot yang buruk pada masa bayi. Orang dengan
sindrom Down memiliki risiko lebih tinggi mengembangkan beberapa kondisi medis,
termasuk leukemia pada masa kanak-kanak.
- Sindrom Bloom adalah suatu kondisi yang disebabkan oleh sejumlah besar kromosom
abnormal. Orang dengan sindrom Bloom biasanya lebih kecil dari rata-rata dan memiliki
suara bernada tinggi dan penampilan wajah yang khas. Orang dengan sindrom Bloom
memiliki risiko lebih tinggi terkena berbagai jenis kanker, termasuk ALL.

1
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Ataxia-telangiectasia (AT) adalah kondisi langka yang mempengaruhi sistem saraf,
sistem kekebalan, dan sistem tubuh lainnya. Orang dengan AT memiliki masalah dengan
berjalan, keseimbangan dan koordinasi. Mereka seringkali memiliki sistem kekebalan
yang lemah dan risiko lebih tinggi terkena kanker, terutama limfoma dan leukemia.
- Sindrom Li-Fraumeni adalah kondisi langka yang sangat meningkatkan risiko
berkembangnya beberapa jenis kanker, termasuk kanker payudara, osteosarcoma,
sarkoma jaringan lunak, kanker otak, dan leukemia.
- Neurofibromatosis tipe 1 (penyakit von Recklinghausen) adalah suatu kondisi di
mana tumor yang bermula dari jaringan saraf terbentuk di kulit, tepat di bawah kulit dan
di saraf kranial dan saraf tulang belakang. Orang dengan neurofibromatosis tipe 1
memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker tertentu, termasuk leukemia.
- Kondisi lain seperti sindrom Klinefelter dan anemia Fanconi meningkatkan risiko
leukemia myelogenous akut (AML), tetapi tidak jelas apakah kondisi tersebut juga
meningkatkan risiko ALL.
2. Radiasi tingkat tinggi
Kontak dengan radiasi tingkat tinggi merupakan faktor risiko ALL. Misalnya, orang
yang bersentuhan dengan radiasi dari kecelakaan reaktor nuklir memiliki risiko ALL yang
lebih tinggi. Tetapi kebanyakan leukemia yang berkembang setelah terpapar radiasi adalah
AML daripada ALL.
3. HTLV-1
Infeksi virus leukemia / limfoma sel T manusia, tipe 1 (HTLV-1) meningkatkan
risiko pengembangan tipe sel-T ALL yang langka. Dalam banyak kasus, orang yang
membawa virus tidak menunjukkan gejala atau mengembangkan masalah kesehatan darinya.
Hanya beberapa orang yang memiliki HTLV-1 yang akan mengembangkan leukemia.
HTLV-1 tidak umum di Kanada. Ini lebih umum di Jepang dan Karibia.
4. Terapi radiasi sebelumnya
Terapi radiasi yang diberikan untuk mengobati kanker atau kondisi kesehatan
lainnya meningkatkan risiko leukemia. Leukemia yang berkembang biasanya leukemia
myelogenous akut (LMA). Tetapi beberapa penelitian menunjukkan bahwa radiasi juga
dapat meningkatkan risiko ALL
D. KLASIFIKASI
Menurut World Health Organization (WHO) leukemia limfoblastik akut
diklasifikasikan berdasarkan Sitogenik sel leukemia yaitu sel B dan sel T. Pada kelompok

2
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
B-ALL terdapat beberapa subtype genetic spesifik misalnya dengan sub tipe translokasi t
(9;22), t (12;21), t (5;14), atau t (1;19), atau perubahan jumlah kromosom hipodiploidi
(kurang dari 50 kromosom) dan hyperdiploidi (lebih dari 50 kromosom). Subtype merupakan
petunjuk penting untuk protocol pengobatan optimal dan prognosis. Pada T-ALL kariotip
abnormal ditemukan pada 50%-70% kasus (Hoffbrand, 2013).
Sedangkan secara morfoligik, menurut FAB (French, brithis and America), ALL dibagi
menjadi 3 yaitu:
1. FAB L1: limfoblas kecil-kecil, nukleus dan karakteristik sitoplasma tampak seragam
dengan sedikit sitoplasma biru, bentuk inti biasa, kromatin terkondensasi sebagian
dengan pas nukleolus terlihat dan rasio nukleositoplasma tinggi
2. FAB L2: limfoblas memiliki ukuran yang bervariasi dengan garis besar inti tidak
beraturan, kromatin berenda heterogen, basofilik lemah cukup banyak sitoplasma dan
rasio nukleositoplasma variabel
3. FAB L3(Burkitt): limfoblas sangat besar dan cukup homogeny kromatin inti berbintik
halus dengan nukleolus menonjol. Sitoplasma berwarna biru tengah dan tervakuolasi,

Gambar 1. Leukemia Limfoblastik Akut tipe L-1

3
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

Gambar 2. Leukemia Limfoblastik Akut Tipe L-2

Gambar 3. Leukemia Limfoblastik Akut Tipe L-3


E. PATOFISIOLOGI & PATHWAY
1) Patofisiologi
Leukemia limfoblastik akut adalah transformasi ganas dan proliferasi sel limfoid di
sumsum tulang belakang, pembuluh darah dan ekstramedular yang ditandai dengan tidak
terkendalimya proliferasi dari leukosit dalam jumlah besar (Terwilliger, 2017). Limfosit
imatur berproliferasi dalam sumsum tulang dan jaringan perifer serta mengganggu
perkembangan sel normal. Akibatnya, hematopoiesis normal terhambat, dan mengakibatkan
penurunan jumlah leukosit, eritrosit, dan trombosit. Proliferasi dari satu sel sering
mengganggu produksi normal sel hematopoetik lainnya dan mengarah ke pembelahan sel
yang cepat dan penurunan jumlah sitopenia. Pembelahan dari sel darah putih meningkatkan
kemungkinan terjadinya infeksi karena penurunan imun. Trombositopenia terjadi dan
mengakibatkan perdarahan yang dinyatakan oleh pakie dan ekimosis atau perdarahan dalam
kulit, ekistaksis atau perdarahan hidung, hematoma dalam mebran mukosa, serta perdarahan
saluran cerna dan saluran kemih (Marcdante, Robert M, Hal B, & Richard E, 2014).

Leukimina adalah produksi sel darah putih berlebih tetapi sering kali ditemukan jumlah
leukosit yang sedikit, hal ini dibuktikan dengan hasil pemeriksaan sumsum tulang yang
mengungkapkan meningkatnya jumlah sel imatur. Sel imatur tidak dengan sengaja
menyerang dan menghancurkan sel darah yang normal atau juga merusak pembuluh darah.
Kerusakan seluler tersebut terjadi karena adanya proses infiltrasi dan persaingan untuk
metabolisme (Hockenberry, Wilson, & Rodgers, 2017).

4
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK

2) Pathway

F. MANIFESTASI KLINIS
Gejala klinis LLA sangat bervariasi. Umumnya menggambarkan kegagalan sumsum
tulang. Gejala klinis berhubungan dengan anemia (mudah lelah, letargi, pusing, sesak, nyeri
dada), sering tejadi neutropenia (infeksi dan demam), trombositopenia (petekie, ekimosis,
atau manifestasi perdarahan lainnya). Keluhan pada sistem saraf pusat (SSP) ditimbulkan
oleh infiltrasi sel leukimia dengan gejala sakit kepala, kejang, mual dan muntah. Selain itu
juga ditemukan anoreksia, nyeri tulang dan sendi, hipermetabolisme, berkeringat malam,
sesak napas, penurunan berat badan. Nyeri tulang bisa dijumpai terutama pada sternum, tibia
dan femur. Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan adanya limfadenopati, hepatomegali,
dan atau splenomegali (Kemenkes RI, 2011; Roshdal & Mary, 2017).

5
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Menurut Bakta, I Made (2007), manifestasi pada LLA adalah :Gejala klinik leukemia
akut sangat bervariasi, tetapi pada umumnya timbul cepat, dalam beberapa hari sampai
minggu. Gejala leukemia akut dapat digolongkan menjadi tiga yaitu;

1. Gejala kegagalan sumsum tulang:


a. Anemia menimbulkan gejala pucat dan lemah. Disebabkan karena produksi sel
darah merah kurang akibat dari kegagalan sumsum tulang memproduksi sel darah
merah. Ditandai dengan berkurangnya konsentrasi hemoglobin, turunnya
hematokrit, jumlah sel darah merah kurang. Anak yang menderita leukemia
mengalami pucat, mudah lelah, kadang-kadang sesak nafas.
b. Netropenia menimbulkan infeksi yang ditandai demam, malaise, infeksi rongga
mulut, tenggorokan, kulit, saluran napas, dan sepsis sampai syok septic.
c. Trombositopenia menimbulkan easy bruising, memar, purpura perdarahan kulit,
perdarahan mukosa, seperti perdarahan gusi dan epistaksis. Tanda-tanda perdarahan
dapat dilihat dan dikaji dari adanya perdarahan mukosa seperti gusi, hidung
(epistaxis) atau perdarahan bawah kulit yang sering disebut petekia. Perdarahan ini
dapat terjadi secara spontan atau karena trauma. Apabila kadar trombosit sangat
rendah, perdarahan dapat terjadi secara spontan,
2. Keadaan hiperkatabolik yang ditandai oleh:
a. Kaheksia
b. Keringat malam
c. Hiperurikemia yang dapat menimbulkan gout dan gagal ginjal
3. Infiltrasi ke dalam organ menimbulkan organomegali dan gejala lain seperti:
a. Nyeri tulang dan nyeri sternum
b. Limfadenopati superficial
c. Splenomegali atau hepatomegali biasanya ringan
d. Hipertrofi gusi dan infiltrasi kulit
e. Sindrom meningeal: sakit kepala, mual muntah, mata kabur, kaku kuduk
f. Ulserasi rectum, kelainan kulit.
g. Manifestasi ilfiltrasi organ lain yang kadang-kadang terjadi termasuk
pembengkakan testis pada ALL atau tanda penekanan mediastinum (khusus pada

6
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Thy-ALL atau pada penyakit limfoma T-limfoblastik yang mempunyai hubungan
dekat.
4. Gejala lain yang dijumpai adalah:
a. Leukostasis terjadi jika leukosit melebihi 50.000/µL. penderita dengan leukositosis
serebral ditandai oleh sakit kepala, confusion, dan gangguan visual. Leukostasis
pulmoner ditandai oleh sesak napas, takhipnea, ronchi, dan adanya infiltrasi pada
foto rontgen.
b. Koagulapati dapat berupa DIC atau fibrinolisis primer. DIC lebih sering dijumpai
pada leukemia promielositik akut (M3). DIC timbul pada saat pemberian kemoterapi
yaitu pada fase regimen induksi remisi.
c. Hiperurikemia yang dapat bermanifestasi sebagai arthritis gout dan batu ginjal.

Sindrom lisis tumor dapat dijumpai sebelum terapi, terutama pada ALL. Tetapi sindrom
lisis tumor lebih sering dijumpai akibat kemoterapi.

G. KOMPLIKASI
Komplikasi pengobatan LLA pada bayi bisa akut dan jangka panjang.
Hipogammaglobulinemia fisiologi pada bayi dapat berlarut-larut dan dengan mielosupresi,
infeksi bakteri dan jamur dan infeksi jalur vena sentral sering terjadi. Sepsis, mikositis,
perdarahan, toksisitas kardiak, dan pneumonitis interstisial menyebabkan kematian yang
lebih sering terjadi pada bayi dibandingkan pada anak (Mulatsih & Meiliana, 2016).

Menurut Wong (2009), ada beberapa komplikasi pada LLA :

1. Infeksi
Komplikasi ini yang sering ditemukan dalam terapi kanker masa anak-anak adalah
infeksi berat sebagai akibat sekunder karena neutropenia. Anak paling rentan terhadap
infeksi berat selama tiga fase penyakit berikut:
a. Pada saat diagnosis ditegakkan dan saat relaps (kambuh) ketika proses leukemia
telah menggantikan leukosit normal.
b. Selama terapi imunosupresi
c. Sesudah pelaksanaan terapi antibiotic yang lama sehingga mempredisposisi
pertumbuhan mikroorganisme yang resisten.

7
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Walau demikian , penggunaan faktor yang menstimulasi-koloni granulosit telah
mengurangi insidensi dan durasi infeksi pada anak-anak yang mendapat terapi kanker.
Pertahanan pertama melawan infeksi adalah pencegahan.

2. Perdarahan
Sebelum penggunaan terapi transfuse trombosit, perdarahan merupakan penyebab
kematian yang utama pada pasien leukemia. Kini sebagaian besar episode perdarahan dapat
dicegah atau dikendalikan dengan pemberian konsentrat trombosit atau plasma kaya
trombosit.
Karena infeksi meningkat kecenderungan perdarahan dan karena lokasi perdarahan
lebih mudah terinfeksi, maka tindakan pungsi kulit sedapat mungkin harus dihindari. Jika
harus dilakukan penusukan jari tangan, pungsi vena dan penyuntikan IM dan aspirasi
sumsum tulang, prosedur pelaksanaannya harus menggunakan teknik aseptic, dan lakukan
pemantauan kontinu untuk mendeteksi perdarahan.
Perawatan mulut yang saksama merupakan tindakan esensial, karena sering terjadi
perdarahan gusi yang menyebabkan mukositis. Anak-anak dianjurkan untuk menghindari
aktivitas yang dapat menimbulkan cedera atau perdarahan seperti bersepeda atau
bermain skateboard, memanjat pohon atau bermain dengan ayunan.
Umumnya transfuse trombosit hanya dilakukan pada episode perdarahan aktif yang
tidak bereaksi terhadap terapi lokal dan yang terjadi selama terapi induksi atau relaps.
Epistaksis dan perdarahan gusi merupakan kejadian yang paling sering ditemukan.
3. Anemia
Pada awalnya, anemia dapat menjadi berat akibat penggantian total sumsum tulang oleh
sel-sel leukemia. Selama terapi induksi, transfusi darah mungkin diperlukan. Tindakan
kewaspadaan yang biasa dilakukan dalam perawatan anak yang menderita anemia harus
dilaksanakan.
H. PENATALAKSANAAN
1. Kemoterapi
a. Keomoterapi pada penderita LLA
Pengobatan umumnya terjadi secara bertahap, meskipun tidak semua fase yang
digunakan untuk semua orang
b. Kemoterap pada penderita LMA

8
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
 Fase induksi ; fase induksi adalah regimen kemoterapi yang intensif, bertujuan
untuk mengeradikasi sel-sel leukemia secara maksimal sehingga tercapai
remisi komplit
 Fase konsolidasi ; fase konsolidasi dilakukan sebagai tindak lanjut dari fase
induksi. Kemoterapi konsolidasi biasanya terdiri dari beberapa siklus
kemoterapi dan menggunakan obat dengan jenis dan dosis yang sama atau lebih
besar dari dosis yang digunakan pada fase induksi. Dengan pengobatan
modern, angka remisi 50-75%, tetapi angka rata-rata hidup masih 2 tahun dan
yang dapat hidup lebih dari 5 tahun hanya 10%
c. Kemoterapi pada penderita LLK
Derajat penyakit LLK harus ditetapkan karena menentukan strategi terapi dan
prognosis. Salah satu sistem penderajatan yang dipakai ialah klasifikasi rai :
 Stadium 0 : limfositosis darah tepi dan sumsum tulang
 Stadium I : limfositosis dan limfadenopati
 Stadium II : limfositosis dan splenomegali/ hepatomegali
 Stadium III : limfositosis dan anemia (Hb < 11 gr/dl)
 Stadium IV : limfositosis dan trombositofenia < 100.000/mm3 dengan atau
tanpa gejala pembesaran hati, limpa, kelenjar.
Terapi untuk LLK jarang mencapai kesembuhan karena tujuan terapi bersifat
konvensional, terutama untuk mengendalikan gejala. Pengobatan tidak diberikan kepada
penderita tanpa gejala karena tidak memperpanjang hidup. Pada stadium I dan II,
pengamatan atau kemoterapi adalah pengobatan biasa. Pada stadium III dan IV diberikan
kemoterapi intensif. Angka ketahanan hidup rata-rata adalah sekitar 6 tahun dan 25% pasien
dapat hidup lebih dari 10 tahun. Pasien dengan stadium 0 atau I dapat bertahan hdiup rata-
rata 10 tahun. Sedangkan pada pasien dengan stadium III atau IV rata-rata dapat bertahab
hidup kurang dari 2 tahun.
d. Kemoterapi pada penderita LGK/LMK
 Fase kronik ; Busulfan dan hidroksiurea merupakan obat pilihan yang mampu
menahan pasien bebas dari gejala untuk jangka waktu yang lama. Regimen
dengan bermacam obat yang intensif merupakan terapi pilihan fase kronik
LMK yang tidak diarahkan pada tindakan transplantasi sum-sum tulang.
 Fase akselerasi ; Sama dengan terapi leukemia akut, tetapi respon sangat
rendah.

9
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
2. Radioterapi
Radioterapi menggunakan sinar berenergi tinggi untuk membunuh sel-sel leukemia.
3. Transplantasi Sum-sum Tulang
Transplantasi sum-sum tulang dilakukan untuk mengganti sum-sum tulang yang
rusak karena dosis tinggi kemoterapi atau terapi radiasi. Selain itu, transplantasi sum-
sum tulang berguna untuk mengganti sel-sel darah yang rusak karena kanker.
4. Terapi Suportif
Terapi suportif berfungsi untuk mengatasi akibat-akibat yang ditimbulkan penyakit
leukemia dan mengatasi efek samping obat. Misalnya transfusi darah untuk penderita
leukemia dengan keluhan anemia, transfusi trombosit untuk mengatasi perdarahan dan
antibiotik untuk mengatasi infeksi.
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Darah tepi : Adanya pensitopenia, limfositosis yang kadang-kadang menyebabkan
gambaran darah tepi monoton terdapat sel blast, yang merupakan gejala patogonomik
untuk leukemia
2. Sum-sum tulang : Dari pemeriksaan sum-sum tulang akan ditemukan gambaran yang
monoton yaitu hanya terdiri dari sel limfopetik patologis sedangkan sistem lain
terdesak (apabila sekunder).
3. Pemeriksaan lain
 Biopsi limpa
 Kimia darah
 Cairan cerebrospinal
 Citogenik
J. EVALUASI DIAGNOSTIK
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Interpretasi
06 juli 2019
HB 4,4 gr/dL 11,5 – 13,5 Penurunan
HT 14 % 34,0 – 40,0 Penurunan
Leukosit 44,900 / m3 9.000 – 30,000 Peningkatan
Eritosit 1,46 Juta/ml 3,9 – 5,3 Penurunan
MCV 93,2 Fl 75 – 87 Peningkatan
MCH 30,1 Pg 24 – 30 Peningkatan
MCHC 32,4 % 31 – 37 Normal
Trombosit 20,000 Ribu/uL 150 – 450 Penurunan
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0,0 – 1,0 Normal

10
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Eosinofil 0 % 1,0 – 3,0 Penurunan
Batang 0 % 2,0 – 6,0 Penurunan
Segmen 0 % 50,0 – 70,0 Penurunan
Limfosit 61 % 20,0 – 40,0 Peningkatan
Monosit 0 % 2,0 – 8,0 Penurunan
Blast 39 % 0 Peningkatan
17 juli 2019
HB 7,6 gr/dL 11,5 – 13,5 Penurunan
HT 22 % 34,0 – 40,0 Penurunan
Leukosit 9,300 / m3 9.000 – 30,000 Normal
Eritosit 2,57 Juta/ml 3,9 – 5,3 Penurunan
MCV 86,8 Fl 75 – 87 Normal
MCH 29,6 Pg 24 – 30 Normal
MCHC 34,1 % 31 – 37 Normal
Trombosit 4,000 Ribu/uL 150, 450 Penurunan
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 0 % 1,0 – 3,0 Penurunan
Batang 1 % 2,0 – 6,0 Penurunan
Segmen 3 % 50,0 – 70,0 Penurunan
Limfosit 47 % 20,0 – 40,0 Peningkatan
Blast 45 % 0 Peningkatan
Monosit 2 % 2,0 – 8,0 normal
Metamelosit 2

K. ASUHAN KEPERAWATAN
1) Kasus Malformasi Anorektal (An. M)
Anak perempuan bernama An. K, dirawat di ruang penyakit dalam anak sejak tanggal 4
Juli 2019. Anak tersebut lahir pada tanggal 3 September 2014 dan beralamat di Kp.
Rawahalong Bekasi. Ayah klien bernama T. AY berusia 37 tahun, beragama Islam, degan
pendidikan terakhir SMP dan bekerja sebagai wiraswasta. Sementara ibu klien bernama Ny.
N, berusia 31 tahun beragama Islam, berpendidikan terakhir SMP dan merupakan seorang
ibu rumah tangga.

Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 20 Juli 2019 klien mengeluh nyeri di
daerah rongga mulut. Klien mengeluh nyeri di daerah rongga mulut karena sehari
sebelumnya klien mengalami perdarahan hidung dan mulut. Nyeri dirasakan perih seperti
disayat benda tajam yang meningkat jika makan minum dan melakukan pergerakan, serta
berkurang jika istirahat tirah baring dan tidak melakukan gerakan pada rongga mulut. Nyeri
dirasakan terus menerus dengan skala 5 dari skala nyeri 10 (peringkat nyeri wajah, Wong

11
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
dan Baker) sehingga mengganggu aktivitas klien sehari-hari seperti bangun dari tempat tidur
menuju kamar mandi dan terutama dalam kebutuhan makan.

Alasan klien ke rumah sakit karena akan menjalani kemoterapi. Ibu klien mengatakan
sejak umur 3,4 tahun klien sudah mulai sakit- sakitan ditandai dengan demam tanpa disertai
dengan perdarahan hidung dan mulut. Oleh keluarganya klien dibawa berobat ke rumah
sakit. Klien juga sering dirawat di rumah sakit sebanyak 7x dengan riwayat anemia dan
tambah darah. Sejak lebih kurang 4 bulan yang lalu oleh dokter di RSCM Jakarta klien
didiagnosa penyakit ALL dan klien pernah dilakukan BMP pada bulan 26 April 2013 dengan
kesimpulan gambaran sumsum tulang sesuai dengan LLA L1, tetapi klien belum pernah
dilakukan kemoterapi sebelumnya. Klien dirujuk ke RSHS Bandung karena menggunakan
jaminan kesehatan masyarakat dan ingin menjalankan kemoterapi. Pada tgl 04 Juli 2013
klien masuk RSHS Bandung dan selama dirawat klien sudah menjalani transfusi PRC 8x dan
Trombosit 16x.

Ibu mengatakan bahwa dirinya sering memeriksakan kehamilannya pada bidan secara
teratur. Ibu mengaku periksa ke bidan sebanyak 8 kali selama kehamilan dan telah
mendapatkan imunisasi TT 2 kali , serta mengkonsumsi tablet zat besi setiap hari sejak usia
kandungan 3 bulan. Keluhan tidak dirasakan selama kehamilan sampai melahirkan anaknya
dan selama hamil tidak pernah merokok, mengkonsumsi alkohol atau obat-obatan selain
yang diberikan bidan. Ibu klien mengatakan melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan,
persalinan ditolong oleh bidan. Persalinan secara spontan, bayi langsung menangis, berat
badan lahir 3100 kg, panjang badan 50 cm, tidak ada komplikasi selama proses persalinan.
Ibu klien mengatakan setelah lahir, memberikan ASI secara eksklusif pada bayinya sampai
usia 6 bulan. Kondisi kesehatan bayinya cukup baik, terbukti tidak mengalami kesulitan
dalam pernafasan, penyakit kuning, demam tinggi, kejang dan penyakit lainnya. Ibu klien
mengatakan anaknya mendapatkan imunisasi lengkap pada saat usia 9 bulan.

Ibu klien mengatakan bahwa anaknya tidak pernah sakit parah hingga sampai di rawat
di Rumah Sakit. Sakit yang pernah diderita hanya demam dan batuk pilek biasa yang sembuh
dengan berobat ke Puskesmas. Ibu klien juga mengatakan pertumbuhan berat badan normal
seperti anak seusianya dan selalu naik setiap bulannya. Perkembangan anak sesuai seperti
anak seusianya. Ibu klien mengatakan bahwa anaknya pada usia todler tumbuh dengan sehat,
berat badan selalu naik setiap bulannya. Sakit yang pernah diderita hanya batuk pilek biasa
yang sembuh dengan berobat ke Puskesmas. Klien sudah mampu menahan kencing dan pergi

12
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
ke toilet sendiri pada usia 3 tahun. Ibu klien mengatakan anaknya tidak memiliki riwayat
penyakit keturunan seperti kanker, thalasemia, penyakit jantung bawaaan, kelainan darah
dan asthma. Riwayat batuk lama lebih dari 3 minggu, demam lebih dari 2 minggu, mudah
terjadi memar dan luka atau perdarahan yang tidak cepat sembuh disangkal oleh ibu klien.

Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami peningkatan pertumbuhan seperti


tinggi badan dan berat badan. Kemampuan motorik kasar maupun halus cukup baik, terbukti
klien sudah mampu menguasai keterampilan lebih besar misal bermain video games,
bermain hand phone. Kemampuan kognitif klien sudah berfikir konkrit operasional, seperti
mengoperasikan sebuah game dan film di DVD Video dan melaksanakan instruksi
permainan untuk memenangkannya. Hubungan dengan orang terdekat klien meluas hingga
mencakup dengan teman sekolah agama dan guru. Klien melakukan aktivitas bermain dan
belajar dengan baik. Klien mampu berespon sesuai dengan stimulus yang diberikan dan
mengekspresikan perasaannya dengan terbuka baik secara verbal maupun non verbal.

Terkait ADL, Klien mengeluh tidak bisa makan karena nyeri pada rongga mulut. Kalori
didapat hanya dari koko krunch 2 gelas/ hari = 440 kkal, klien minum susu formula 3x120
cc/hari ditambah minum air putih 5 gls/hr = 750 cc/hr. Klien mengaku BAB dua hari sekali,
konsistensi lembek, warna kuning, bau khas. BAK 8 kali sehari warna kuning jernih. Tidak
ada keluhan dalam BAB dan BAK. Ibu klien mengatakan bahwa di rumah klien tidur 8-10
jam perhari. Pada saat dirawat ibu klien mengatakan anaknya tidur malam selama 6-7 jam
dan tidur siang 2-3 jam. Ibu klien mengatakan anaknya tidak ada gangguan dalam tidur. Ibu
klien mengaku membersihkan badan anaknya 1 kali perhari dengan di seka menggunakan
air hangat. Klien hanya tirah baring karena mengeluh sakit pada rongga mulutnya dan
badannya terasa lemah.

Ibu klien mengatakan dalam keluarganya belum pernah mengalami kejadian seperti
anaknya sekarang dan di dalam keluarga tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan,
seperti kanker, DM, asthma, thalasemia, penyakit jantung bawaaan dan kelainan darah
lainya. Serta tidak memiliki riwayat penyakit menular seperti TBC. Ayah klien merupakan
anak ketiga dari 6 bersaudara, ayah klien mempunyai dua kakak laki-laki dan adik-adiknya
adalah 2 adik laki-laki dan adik terkecil perempuan, nenek dan kakek klien dari pihak ayah
masih sehat dan tidak mempunyai penyakit apapun. Ibu klien merupakan anak ketiga dari 5
bersaudara, ibu klien mempunyai dua kakak perempuan dan adik perempuan lalu adik
terkecil adalah laki-laki, kakek drai pihak ibu klien sudah lama meninggal, sementara nenek

13
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
dari pihak ibu masih sehat dan tidak mempunyai penyakit apapun. Klien merupakan anak
kedua dari tiga bersaudara, klien mempunyai kakak perempuan dan adik laki-laki. Saat ini
klien tinggal serumah bersama ibu, ayah dan kakak serta adiknya.

Hasil pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran klien compos mentis namun tampak
lemah, BB 16 Kg, TB 106 cm, LLA 14 cm. Tekanan Darah 90/ 60mmHg, Nadi 136x /menit,
Suhu 38 0 C, Respirasi : 40 x/menit. Bentuk hidung simetris, tidak tampak sianosis dan
pernafasan cuping hidung. Rambut terlihat bersih, distribusi merata, tidak mengalami
kerontokan. Conjungtiva merah muda, sklera tidak ikterik. Klien mampu mengatakan angka
yang diperlihatkan dengan benar pada jarak 30 cm. Klien mampu menggerakan bola
matanya ke segala arah yaitu ke bawah, atas, dan samping. Pupil konstriksi saat diberi
cahaya, bentuk pupil isokor, diameter 2 mm, klien dapat membuka dan menutup matanya.
Mukosa hidung lembab, berwarna merah muda, tidak ada pembesaran konka, sekret maupun
polip. Hidung kokoh, patensi adekuat, tidak ada nyeri tekan pada palpasi daerah sinus
paranasal. Klien dapat membedakan tiga bau-bauan familier seperti jeruk, parfum, dan kayu
putih dengan mata tertutup. Mukosa bibir lembab, gigi dan rongga mulut tampak bersih,
dengan pinggir bibir bengkak dan kemerahan pada daerah rongga mulut. Jumlah gigi lengkap
(32 buah). Klien mengatakan nyeri jika mengunyah dan menelan. Klien dapat merasakan
rasa pahit, ketika memberikan obat pada 1/3 posterior lidah. Pergerakan otot maseter dan
temporalis sulit dikaji karena klien mengeluh nyeri jika mengunyah. Kemampuan sensorik
pada daerah oftalmica, maksilaris dan mandibula cukup baik, terbukti klien dapat merasakan
sensasi pilinan kapas dengan kedua mata tertutup. Klien mengedip secara spontan saat diberi
rangsangan dengan pilinan kapas pada kedua kornea. Klien dapat mengerutkan dahi dan
tersenyum dengan wajah simetris. Klien dapat membedakan rasa manis dan asin pada 2/3
anterior lidah, ketika diberi makanan manis dan asin. Klien dapat menelan tanpa mengalami
kesulitan. Uvula bergerak bebas saat klien bilang “ach”. Sulit dikaji nervus asesoris karena
klien mengeluh nyeri pada rongga mulut jika dilakukan pergerakan. Klien mampu
menggerakan lidah dan menjulurkannya ke segala arah. Fungsi pendengaran klien tidak
terganggu yang ditandai dengan klien dapat mendengar gesekan rambutnya sendiri dan klien
dapat menjawab seluruh pertanyaan yang diajukan perawat secara spontan tanpa harus minta
diulang.

Hasil pemeriksaan fisik selanjutnya Jugular Venous Pressure (JVP) tidak tampak
mengalami peningkatan, kelenjar tiroid, paratiroid, dan kelenjar getah bening tidak teraba

14
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
pembengkakan. Dada bentuk simetris, diameter anterior-posterior dengan lateral kiri dan
kanan 1 : 2. Pengembangan paru adekuat, pergerakan paru kanan dan kiri pada saat respirasi
simetris, tidak terlihat retraksi dan penggunaan otot pernafasan tambahan. Frekuensi
pernafasan 40 x/menit, inspirasi dan ekspirasi 1:2. Palpasi lapang paru tidak ada krepitasi,
nyeri tekan, dan pembengkakan. Vocal fremitus seimbang pada kedua sisi paru saat klien
mengucapkan “tujuh puluh tujuh”. Perkusi dada dihasilkan bunyi resonan pada lapang paru.
Auskultasi terdengar suara vesicular di permukaan lapang paru. Iktus kordis tidak terlihat,
teraba pada ICS V garis midklavikula kiri. Pulsasi denyut nadi radialis teraba kuat, irama
denyut nadi teratur. Abdomen terlihat datar, tidak terdapat lesi maupun acites. Auskultasi
didapatkan bising usus 22 x/menit. Perkusi terdengar bunyi timpani pada keempat kuadran
abdomen. Palpasi abdomen teraba lembut, tidak ada nyeri tekan pada daerah ulu hati. Hati
teraba pembesaran 3 cm bawah arkus kosta dan limpa schuffner 3. Inspeksi tidak ditemukan
adanya lesi bekas operasi ginjal. Bunyi bruits pada percabangan aorta abdominalis (arteri
renalis kiri dan kanan) tidak ditemukan. Palpasi ginjal tidak teraba, kandung kemih teraba
datar. Perkusi daerah CVA tidak menunjukan respon nyeri. Daerah genetalia bersih. Kulit
tubuh tampak bersih, terdapat lebam kemerahan pada kedua ekstremitas. Turgor kulit
kembali dalam waktu < 2 detik, kulit teraba hangat, suhu tubuh 37,4 0C. Terpasang Infus
Nacl 0,9% 4 tts/mt. Tidak ditemukan adanya clubbing finger, Capilarry Refilling Time
(CRT) kembali dalam 2 detik, akral teraba hangat, suara perkusi jantung terdengar dullness.
Bunyi jantung S1 dan S2 terdengar murni reguler. Ekstremitas atas dan bawah simetris, tidak
ada pembengkakan, oedema, lesi, dan nyeri tekan. Pergerakan semua sendi bebas. Kekuatan
otot ekstremitas atas dan bawah 5|5. Pengkajian risiko jatuh menggunakan skala Humty
Dumpty skor 8 (Risiko rendah untuk terjatuh).

Tingkat kesadaran nilai GCS 15 (E4, V5, M6). Orientasi klien terhadap waktu, orang
dan tempat baik, terbukti klien dapat menyebutkan bahwa ia sekarang berada di rumah sakit
Hasan Sadikin Bandung, hari ini hari sabtu dan klien ditemani oleh ibunya yang bernama
Ny. N. Keseimbangan koordinasi tidak dapat dilakukan karena klien mengeluh nyeri pada
rongga mulut dan hanya bedrest. Refleks bisep, trisep, brachioradialis, dan patela positif II
(normoreflek). Terdapat kontraksi otot gastrocremeus atau gerakan ekstensi kaki saat
pemeriksa memukul tendon otot gastrocremeus kanan dan kiri pada pemeriksaan reflek
achiles. Refleks Babinski negatif.

15
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Klien pada saat bertemu dengan perawat tampak kooperatif tetapi kontak mata tidak
langsung, klien sering melihat ke bawah dan samping jika berinteraksi dengan perawat.
Ekspresi wajah klien terlihat rileks, tidak tampak kecemasan dan ketakutan. Klien
mengatakan di rumah sakit merasa nyaman, tetapi ingin cepat sembuh. Keluarga tampak
kooperatif dengan perawat dan menerima keberadaan perawat dengan terbuka. Keluarga
juga mampu berkomunikasi dengan baik dengan keluarga pasien lain. Menurut pengakuan
ibu klien bahwa keluarganya selalu bersosialisasi dengan masyarakat sekitar rumah dan
masyarakat desa dengan baik dan mengikuti kegiatan kemasyarakatan seperti pengajian dan
kerja bakti. Ayah dan Ibu klien merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang mengalami
leukemia. Ekspresi wajah ibu terlihat tegang, dan sering menangis. Keluarga sering
menanyakan apakah masih ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit yang
dialami oleh anaknya. Ibu klien mengatakan percaya pada kebesaran Allah, SWT. Mengaku
taat beribadah dan selalu berdoa atas kesembuhan anaknya.

Hasil Pemeriksaan Aspirasi Sumsum Tulang Tanggal 26 April 2019 Kesimpulan :


gambaran sumsum tulang sesuai dengan LLA- L1.

Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai normal Interpretasi


06 juli 2019
HB 4,4 gr/dL 11,5 – 13,5 Penurunan
HT 14 % 34,0 – 40,0 Penurunan
Leukosit 44,900 / m3 9.000 – 30,000 Peningkatan
Eritosit 1,46 Juta/ml 3,9 – 5,3 Penurunan
MCV 93,2 Fl 75 – 87 Peningkatan
MCH 30,1 Pg 24 – 30 Peningkatan
MCHC 32,4 % 31 – 37 Normal
Trombosit 20,000 Ribu/uL 150 – 450 Penurunan
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 0 % 1,0 – 3,0 Penurunan
Batang 0 % 2,0 – 6,0 Penurunan
Segmen 0 % 50,0 – 70,0 Penurunan
Limfosit 61 % 20,0 – 40,0 Peningkatan
Monosit 0 % 2,0 – 8,0 Penurunan
Blast 39 % 0 Peningkatan
17 juli 2019
HB 7,6 gr/dL 11,5 – 13,5 Penurunan
HT 22 % 34,0 – 40,0 Penurunan
Leukosit 9,300 / m3 9.000 – 30,000 Normal
Eritosit 2,57 Juta/ml 3,9 – 5,3 Penurunan
MCV 86,8 Fl 75 – 87 Normal

16
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
MCH 29,6 Pg 24 – 30 Normal
MCHC 34,1 % 31 – 37 Normal
Trombosit 4,000 Ribu/uL 150, 450 Penurunan
Hitung Jenis Leukosit
Basofil 0 % 0,0 – 1,0 Normal
Eosinofil 0 % 1,0 – 3,0 Penurunan
Batang 1 % 2,0 – 6,0 Penurunan
Segmen 3 % 50,0 – 70,0 Penurunan
Limfosit 47 % 20,0 – 40,0 Peningkatan
Blast 45 % 0 Peningkatan
Monosit 2 % 2,0 – 8,0 normal
Metamelosit 2
Penatalaksanaan Terapi

Tanggal 20 Juli 2019

- Infus Nacl 0,9% untuk jalur transfusi 4 tts/mnt

- Transfusi PRC 160 cc

- Transfusi Trombosit 4 unit

- Amoksisilin 3 x 2 cth po

- Sanmol 4 x 2 cth po

- Px. Hb, Ht, L, Tr, DC post transfusi

- Rencana Kemoterapi bila keadaan umum baik

- Diet Biasa

2) Pengkajian Anak
a) Identitas Klien

Nama : An. K

Tanggal lahir : 3 September 2014

Umur : 5 tahun 9 bulan 17 hari

Jenis kelamin : Perempuan

Dx Medis : Acute Limphosytic Leukimia (ALL)

Tgl Dikaji : 20 Juli 2019

17
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
Tgl Masuk RS : 4 Juli 2019

b) Identitas keluarga

Nama Ayah : T. AY

Umur : 37 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMP

Nama Ibu : Ny. N

Umur : 31 tahun

Agama : Islam

Pendidikan terakhir : SMP

c) Keluhan Utama / Alasan Masuk RS

Klien mengeluh nyeri dan alasan klien masuk RS karena akan menjalani kemoterapi

d) Riwayat Kesehatan Sekarang

Klien mengeluh nyeri di daerah rongga mulut karena sehari sebelumnya klien
mengalami perdarahan hidung dan mulut. Nyeri dirasakan perih seperti disayat benda tajam
yang meningkat jika makan, minum dan melakukan pergerakan serta berkurang jika istirahat
tirah baring dan tidak melakukan gerakan pada rongga mulut. Nyeri dirasakan terus menerus
dengan skala 5 dari skala nyeri 10 (peringkat nyeri wajah, Wong dan Baker) sehingga
mengganggu aktivitas klien sehari-hari seperti bangun dari tempat tidur menuju kamar
mandi dan terutama dalam kebutuhan makan.

e) Riwayat Kehamilan dan Kelahiran


 Prenatal : Ibu klien mengatakan bahwa dirinya sering memeriksakan kehamilanya
ke bidan secara teratur, yaitu sebanyak 8 kali selama kehamilan dan telah
mendapatkan imunisasi TT 2 kali, serta mengonsumsi tablet zat besi setiap hari
sejak usia kandungan 3 bulan. Selama hamil ibu klien tidak merokok, mengonsumsi
alcohol atau obat-obatan selain yang diberikan oleh bidan. Tidak ada keluhan
selama kehamilan.

18
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
 Natal : Ibu melahirkan pada usia kehamilan 9 bulan, persalinan ditolong oleh bidan
secara spontan. Saat lahir, bayi langsung menangis, BB 3.1 kg PB 50 cm, tidak ada
komplikasi selama proses persalinan.
 Post natal : Setelah lahir, ibu klien memberikan ASI secara eksklusif sampai usia 6
bulan. Kondisi kesehatan bayi, cukup baik terbukti tanpa mengalami penyakit
pernafasan, penyakit kuning demam tinggi, kejang dan penyakit lainnya. Usia 9
bulan anak sudah mendapatkan imunisasi lengkap.Riwayat Masa Lalu
e) Riwayat Keluarga

Ibu klien mengatakan bahwa dalam keluarganya belum pernah mengalami kejadian
seperti anaknya sekarang dan dikeluarganya tidak ada yang mempunyai penyakit keturunan
seperti kanker, DM, asma, thalsemia, PJB, atau penyakit darah menular lainnya dan tidak
ada riwayat penyakit TBC.

f) Riwayat masa lalu


 Ibu klien mengatakan saat klien berusia 3-4 tahun klien sudah mengalami sakit-
sakitan ditandai dengan demam tanpa disertai dengan perdarahan hidung dan mulut.
 Klien sering dirawat di RS sebanyak 7 kali dengan riwayat anemia dan tambah darah.
 Empat bulan yang lalu klien di diagnose ALL oleh dokter di RSCM
g) Genogram

19
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
h) Riwayat Psikososial Spiritual
 Hubungan klien dengan orang terdekat meluas hingga mencakup teman sekolah,
agama, dan guru
 Keluarga klien dapat bersosialisasi baik dengan keluarga pasien lain
 Ibu klien mengatakan bahwa keluarganya selalu bersosialisasi dengan masyarakat
sekitar rumah dan masyarakat desa dengan baik dan mengikuti kegiatan
kemasyarakatan seperti pengajian dan kerjabakti
 Saat pengkajian klien terlihat kooperatif kepada perawat tetapi kontak mata tidak
langsung, klien sering melihat kebawah dan kesamping
 Klien merasa nyaman di RS, tidak tampak ketakutan dan kecemasan, tetapi klien
ingin cepat sembuh
 Ayah dan ibu klien merasa khawatir dengan kondisi anaknya yang mengalami
leukemia, ekspresi wajah ibu terlihat tegang dan sering menangis
 Keluarga sering menanyakan apakah masih ada pengobatan yang dapat
menyembuhkan penyakit yang dialami oleh anaknya
 Ibu klien mengatakan percaya pada kebesaran Allah SWT, mengaku taat
beribadah dan selalu berdoa atas kesembuhan anaknya.
i) Kebutuhan Dasar

No Jenis Aktivitas Hasil Pemeriksaan

1 Nutrisi

a. Makan

 Jenis  Koko Krunch → Kalori 440 kkal


 2 gelas/hari
 Frekuensi
 Tidak bisa makan karena nyeri pada
 Keluhan rongga mulut

b. Minum

 Jenis  Susu formula dan air putih

 Frekuensi
 Susu formula 3x120 cc/hari
Air putih 5 gelas/hari = 750 cc/hr

20
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
 Keluhan

2 Eliminasi
a. BAK
 8 kali sehari
 Frekuensi
 Kuning jernih
 Warna
 Tidak ada keluhan
 Keluhan

b. BAB

 Frekuensi
 2 hari sekali
 Konsistensi  Lembek

 Warna  Kuning dan bau khas


 Tidak ada keluhan
 Keluhan

3 Istirahat Tidur

a. Saat di rumah  8-10 jam per hari


 TIdak ada gangguan dalam tidur
 Waktu tidur

 Keluhan

b. Saat di RS
 Waktu tidur  Malam : 6-7 jam/hari
 Siang L 2-3 jam/hari

 Keluhan Tidak ada gangguan dalam tidur

21
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
4 Aktivitas

 Sehari-hari  Klien melakukan aktifitas bermain dan


belajar dengan baik
 Keluhan
 Klien hanya tirah baring karena
mengeluh sakit pada ringga mulutnya
dan badannya terasa lemah

5 Kebersihan diri Ibu klien membersihkan badan anaknya 1


kali sehari dengan diseka menggunakan air
a. Mandi
hangat
b. gosok gigi

c. gunting kuku

j) Pemeriksaan Fisik
 Pengkajian umum

Keadaan umum : Klien tampak lemah

Kesadaran : compos mentis (GCS 15)

Orientasi : orientasi waktu, orang dan tempat baik

 Tanda-tanda vital

TD : 90/60 mmHg

HR : 136x/menit

RR : 40x/menit

Suhu : 38’C

 Antropometri

TB : 106 cm

BB : 16 kg

IMT : 14,2

LLA : 14 cm

22
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
k) Pemeriksaan Fisik Head to Toe

Kulit : Kulit tubuh tampak bersih, kulit teraba hangat


Kepala dan Rambut : Rambut terlihat bersih, distribusi merata, tidak mengalami kerontokan,
pergerakan otot maseter dan temporalis sulit dikaji karena klien
mengeluh nyeri jika mengunyah, kemampuan sensorik pada daerah
oftalmica, klien dapat mersakan sensasi pilinan kapas denga dua mata
tertutup, klien klien dapat mengedip secara spontan, mengerutkan dahi,
dan tersenyum dengan wajah simetris.
Mata : Konnjungtiva anemis, sklera tidak ikterik, pupil isokor, blinking
refleks (+), diameter pupil 2 mm, klien dapat membuka dan menutup
matanya, klien mampu mengatakan angka yang diperlihatka dengan
benar pada jarak 30 cm, tidak ada gangguan pada lapang pandang
klien,
Telinga : Tidak ada gangguan pada fungsi pendengaran
Hidung : Bentuk hidung simetris, sianosis (-), pernapasan cuping hidung (-),
mukosa hidung lembab berwarna merah muda, tidak ada pembesaran
konka, secret maupun polip, hidung kokoh, patensi adekuat, nyeri
tekan sinus paransal (-), klien dapat membedakan tiga bau-bauan
familier seperti jeruk, parfum dan kayu putih dengan mata tertutup.
Mulut : mukosa bibir lembab, gigi dan rongga mulut tampak bersih, daerah
pinggir bibir bengkak dan kemerahan pada daerah rongga mulut.
Jumlah gigi lengkap (32 buah). Klien mengeluh nyeri jika mengunyah
dan menelan. Lidah dapat merasakan rasa pahit ketika memberikan
obat pada 1/3 posterior lidah. Klien dapat membedakan rasa manis da
asin pada 2/3 anterior lidah, uvula bergerak bebas saat klien bilang
“aaa”, klien mampu menggerakan lidah ke segala arah
Leher : JVP (-), kelenjar tiroid, paratiroid, dan kelenjar getah bening tidak
teraba pembengkakan
Dada : Bentuk dada simetris, diameter ante-poster dengan lateral kiri dan
kanan 1:2, pengembangan paru adekuat, pergerakan paru simetris,
retraksi dan penggunaan otot bantu nafas (-), inspirasi dan ekspirasi
1:2, palpasi lapang paru tidak ada krepitasi, nyeri tekan (-),

23
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
pembengkakan (-), tactile fremitus seimbag pada kedua sisi paru,
perkusi dada resonan pada semua lapang paru, auskultasi terdengar
vesicular di permukaan lapang paru. Iktus kordis tidak terlihat namun
teraba pada ICS 5 garis midklavikula kiri. Pulsasi nadi radialis teraba
kuat, irama denyut nadi teratur, perkusi jantung dullnes, bunyi jantung
S1 dan S2 murni reguler
Abdomen : Abdomen nampak datar, acites (-), lesi (-), auskultasi bising usus
22x/menit, perkusi timpani pada keempat kuadran abdomen, palpasi
abdomen teraba lembut, nyeri tekan pada ulu hati (-), hati teraba
pembesaran 3 cm di bawah arkus kosta, limpa schuffner 3, bunyi bruits
(-), palpasi ginjal tidak teraba, kandung kemih teraba datar, perkusi
CVA tidak menunjukan respon nyeri
Ekstremitas : CRT > 2 detik, terdapat lebam kemerahan pada kedua ekstremitas,
akral hangat, ekstremitas atas dan bawah simetris, pembengkakan (-),
oedem (-), lesi (-), nyeri tekan (-), pergerakan semua sendi bebas.
Kekuatan otot ekstremitas atas dan bawah 5/5, refleks bisep, trisep
brachioradialis dan patella ++ (normoreflek), terdapat kontraksi otot
gastroecremeus (ekstensi kaki) saat dilakukan pemeriksaan reflek
achiles, babinski (-)
Genitalita dan Anus : Genitalia bersih
l) Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium 17 Mei 2019

Pemeriksaan Hasil Nilai Normal

Hb 7.9 g/dL 14.7-18.6 g/dL

Hematokrit 23.8% 43.4-56.1%

Leukosit 3,32 /uL 6.8-13.3 x 103 uL

Eritrosit 10.43 juta/uL 4.2-5.5 x 106 uL

Trombosit 367 ribu /uL 275-566 x 103 uL

MCV 71.7 fL 98-122 fL

24
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
MCH 23.8 Pg 33-41 Pg

MCHC 33.2% 31-35%

Neutrofil batang 0% 0-10%

Neutrophil segmen 66% 51-67%

Limfosit 29% 21-35%

Monosit 5% 4-8%

Metamelosit 2% 0%
Blast 45% 0%
Natrium 141 mEq/L 133-146 mEq/L

Kalium 4.0 mEq/L 3.7-5.5 mEq/L

 Pemeriksaan penunjang
Tanggal Jenis Pemeriksaan Hasil Pemeriksaan
Pemeriksaan
26 April 2019 BMP (Aspirasi Sumsum Gambaran sumsum tulang
Tulang) sesuai dengan LLA L1
 Pemeriksaan resiko jatuh

Screening Tools Checked Hasil Interpretasi


Humpty Dumppy Skor 8 Resiko rendah jatuh
m) Pemeriksaan Tumbuh Kembang
 Pemeriksaan pertumbuhan

Indikator Hasil
14.1 − 15.3
IMT/U 𝑍 𝑆𝑐𝑜𝑟𝑒 = = −1.2 (𝑛𝑜𝑟𝑚𝑎𝑙)
15.3 − 15.3
 Pemeriksaan Perkembangan
Ibu klien mengatakan bahwa anaknya mengalami peningkatan pertumbuhan seperti
tinggi badan dan berat badan. Kemampuan motorik kasar maupun halus cukup baik,
terbukti klien sudah mampu menguasai keterampilan lebih besar misal bermain video
games, bermain hand phone. Kemampuan kognitif klien sudah berfikir konkrit
operasional, seperti mengoperasikan sebuah game dan film di DVD Video dan

25
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
melaksanakan instruksi permainan untuk memenangkannya. Klien mampu berespon
sesuai dengan stimulus yang diberikan dan mengekspresikan perasaannya dengan
terbuka baik secara verbal maupun non verbal.
n) .Informasi Tambahan / Terapi

Tanggal Jenis Terapi Dosis


20 Juli 2019 Infus NaCl 0.9% 4 tpm
Transfusi PRC 160 cc
Transfusi Trombosit 4 unit
Amoxicilin 3x2 cth po
Sanmol 4x2 cth po
Px, Hb, Ht, L, Tr, Dc, post
transfuse

Rencana pengobatan
Kemoterapi (bila keadaan umum baik)
Diet Biasa
3) Analisa Data

Data Etiologi Masalah


DS: LLA Nyeri akut
- Klien mengeluh
nyeri di daerah Proliferasi leukosit
rongga mulut
- Nyeri dirasakan Sel kanker mengganti sel
perih seperti disayat normal
benda tajam yang
meningkat jika Pembesaran nodus limfa
makan, minum dan
melakukan Menekan jaringan di
pergerakan serta sekitanya
berkurang jika
istirahat tirah baring Mendesak rongga mulut
dan tidak

26
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
melakukan gerakan Agen cedera fisik
pada rongga mulut
- Nyeri dirasakan Nyeri akut
terus menerus
dengan skala 5/10
(peringkat nyeri
wajah, Wong dan
Baker)
- Klien mengaku
kesulitan
beraktivitas karena
nyeri yang
dirasakan
DO:
- RR 40 x/menit
- HR 136 x/menit
- Hasil pemeriksaan
BMP (Aspirasi
Sumsum Tulang)
mendapat kesan
ALL L1
- Pemeriksaan
Laboratorium sel
blast = 45
- Limpa schuffner 3
- Hepatomegaly 3 cm
dibawah arkus kosta
- Hb 7.6 g/dL
DS: LLA Ketidakseimbagan nutrisi:
- Klien mengaku kurang dari kebutuhan
kesulitan untuk Pembesaran nodus tubuh
makan karena nyeri limfatikus

27
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
yang dirasakan pada Menekan jaringan sekitar
tenggorokan
DO: Bengkak kemerahan pada
- IMT klien 14.1 rongga mulut
- Bising usus
22x/menit Sulit makan
- Daerah pinggir bibir
bengkak dan Ketidakseimbangan nutrisi
kemerahan pada kurang dari kebutuhan
daerah rongga mulut tubuh
DS: LLA Resiko infeksi
- Klien sering dirawat
di RS sebelumnya Proliferasi leukosit
DO:
- Hasil pemeriksaan Merubah susunan sel-sel
BMP (Aspirasi darah lain
Sumsum Tulang)
mendapat kesan Mendesak sumsum tulang
ALL L1
- Suhu 38˚C Imunitas tubuh menurun
- Monosit klien = 2%
- Netrofil segmen = Resiko infeksi
3%
- terdapat lebam
kemerahan pada
kedua ekstremitas

28
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
DS: LLA Resiko perdarahan
- Klien mengalami
perdarahan pada Proliferasi leukosit
hidung dan mulut
SMRS Merubah susunan sel-sel
DO: darah lain
- Hasil pemeriksaan
BMP (Aspirasi Mendesak sumsum tulang
Sumsum Tulang)
mendapat kesan Mengganggu pembentukan
ALL L1 trombosit
- Terdapat lebam
kemerahan pada Trombosit rendah
kedua ekstremitas
- Trombosit klien 4 Resiko perdarahan
x103 uL
- Metamelosit klien =
2%
- Hb klien 7. g/dL
- Klien tampak lemah
- hepatomegaly 3 cm
dibawah arkus kosta
- Ht 22%
DS: Anak mengidap LLA Ansietas
- Ayah dan ibu klien
merasa khawatir Tidak ada riwayat keluarga
dengan kondisi yang mengidap penyakit
anaknya yang yang sama
mengalami
leukemia Krisis situasi
- Keluarga sering
menanyakan apakah Ansietas
masih ada

29
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
pengobatan yang
dapat
menyembuhkan
penyakit yang
dialami oleh
anaknya

DO:
- Ekspresi wajah ibu
terlihat tegang dan
sering menangis
4) Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut b.d. pembesran kelenjar limpa d.d. Klien mengeluh nyeri di daerah rongga
mulut, nyeri dirasakan perih seperti disayat benda tajam yang meningkat jika makan,
minum dan melakukan pergerakan serta berkurang jika istirahat tirah baring dan tidak
melakukan gerakan pada rongga mulut, nyeri dirasakan terus menerus dengan skala
5/10 (peringkat nyeri wajah, Wong dan Baker), klien mengaku kesulitan beraktivitas
karena nyeri yang dirasakan, RR 40 x/menit. HR 136 x/menit, Hasil pemeriksaan
BMP (Aspirasi Sumsum Tulang) mendapat kesan ALL L1, Pemeriksaan
Laboratorium sel blast = 45, Limpa schuffner 3, Hepatomegaly 3 cm dibawah arkus
kosta, Hb 7.6 g/dL
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. kesulitan makan d.d.
klien mengaku kesulitan untuk makan karena nyeri yang dirasakan pada
tenggorokan, IMT klien 14.1, bising usus 22x/menit, daerah pinggir bibir bengkak
dan kemerahan pada daerah rongga mulut
3. Resiko infeksi b.d. penurunan imunitas tubuh d.d. klien sering dirawat di RS
sebelumnya, hasil pemeriksaan BMP (Aspirasi Sumsum Tulang) mendapat kesan
ALL L1, suhu 38˚C, monosit klien = 2%, netrofil segmen = 3%, terdapat lebam
kemerahan pada kedua ekstremitas
4. Resiko perdarahan b.d. penurunan jumlah trombosit d.d. klien mengalami perdarahan
pada hidung dan mulut SMRS, hasil pemeriksaan BMP (Aspirasi Sumsum Tulang)
mendapat kesan ALL L1, terdapat lebam kemerahan pada kedua ekstremitas,

30
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
trombosit klien 4 x103 uL, etamelosit klien = 2%, Hb klien 7. g/dL, klien tampak
lemah, hepatomegaly 3 cm dibawah arkus kosta, Ht 22%
5. Ansietas pada orang tua b.d. krisis situasi d.d. ayah dan ibu klien merasa khawatir
dengan kondisi anaknya yang mengalami leukemia, leluarga sering menanyakan
apakah masih ada pengobatan yang dapat menyembuhkan penyakit yang dialami oleh
anaknya, ekspresi wajah ibu terlihat tegang dan sering menangis.

31
5) Asuhan Keperawatan

Nama : An. K Diagnosa : ALL


Tanggal : 3 September 2019
No Diagnosa Keperawatan Perencanaan
(DO/DS)
Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1. Nyeri akut b.d. pembesran kelenjar NOC: Tingkat nyeri - Lakukan pengkajian nyeri - Sebagai bahan untuk
limpa d.d. Klien mengeluh nyeri di Setelah dilakukan intervensi secara komprehensif termasuk mengevaluasi intervensi
daerah rongga mulut, nyeri keperawatn selama 3x24 jam klien lokasi, karakteristik, durasi, keperawatan yang sudah
dirasakan perih seperti disayat menunjukkan penurunan tingkat frekuensi, kuealitas dan faktor dilakukan sebelumnya
benda tajam yang meningkat jika nyeri dengan kriteria hasil: presipitasi - Klien merupakan pasien anak
makan, minum dan melakukan - Tidak ada nyeri yang - Observasi reaksi non verbal yag cenderung sulit
pergerakan serta berkurang jika dilaporkan dari rasa nyeri pada klien mengungkapkan rasa nyeri
istirahat tirah baring dan tidak - RR normal - Catat dan monitor TTV klien melalui verbal
melakukan gerakan pada rongga - HR normal - Gunakan teknik komunikasi - Sebagai bahan untuk
mulut, nyeri dirasakan terus - Aktivitas tidak terganggu terapeutik untuk mengetahui mengevaluasi intervensi
menerus dengan skala 5/10 pengalaman nyeri pada klien keperawatan yang sudah
(peringkat nyeri wajah, Wong dan - Evaluasi pengalaman nyeri dilakukan sebelumnya
Baker), klien mengaku kesulitan yang pernah klien dapat di - Membantu dalam menentukan
beraktivitas karena nyeri yang masa lalu intervensi keperawatan
dirasakan, RR 40 x/menit. HR 136 - Ajarkan teknik manajemen kedepannya
x/menit, Hasil pemeriksaan BMP nyeri pada klien sesuai dengan
(Aspirasi Sumsum Tulang) usia klien

20
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
mendapat kesan ALL L1, - Kolaborasi tindakan - Membantu untuk menuurnkan
Pemeriksaan Laboratorium sel kemoterapi nyeri melalui trapi non
blast = 45, Limpa schuffner 3, farmakologi pada klien
Hepatomegaly 3 cm dibawah - Membantu dalam meneka
arkus kosta, Hb 7.6 g/dL pertumbuhan blast dalam
tubuh klien
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang NOC: Manajemen nutrisi - Kaji adanya alergi makanan - Membantu untuk menentukan
dari kebutuhan tubuh b.d. pada klien kolaborasi pemberia makana
kesulitan makan d.d. klien Setelah dilakukan intervensi - Observasi tanda-tanda pada klien
mengaku kesulitan untuk makan keperawatan selama 3x24 jam peningkatan atau penurunan - Membantu dalam memonitor
karena nyeri yang dirasakan pada klien menunjukkan peningkatan BB pada klien keberhasila intervensi
tenggorokan, IMT klien 14.1, status nutrisi dengan kriteria hasil: - Tentukan status gizi dan - Membantu dalam menentukan
bising usus 22x/menit, daerah - Asupan nutrisi meningkat kebutuhan kalori, lemak dan intake haria yang dibutuhkan
pinggir bibir bengkak dan - Bising usus normal protein klien klien
kemerahan pada daerah rongga - Kolaborasi dengan ahli gizi - Membantu dalam peningkatan
mulut untuk menentuka jumlah oksihemoglobin
kalori da nutrisi yag - Mencegah pendarahan dan
dibutuhkan klien membantu dalam
- Anjurkan klien untuk pembentukan jaringan
meningkatkan intake Fe - Mencegah klien mengalami
- Anjurkan klien untuk letargi
meningkatkan protein dan
vitamin C

21
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
- Berikan klien makanan yang
mengandung gula
3. Resiko infeksi b.d. penurunan NOC: Deteksi Risiko dan Status - Pantau tanda dan gejala - Peningkatan suhu tubuh
imunitas tubuh d.d. klien sering Imuntas infeksi menunjukkan adanya infeksi
dirawat di RS sebelumnya, hasil Setelah dilakukan intervensi - Lakukan perawatan pada - Mencegah terjadinya
pemeriksaan BMP (Aspirasi keperawatan selama 3x24 jam daerah yang mengeluarkan komplikasi pada perdarahan
Sumsum Tulang) mendapat kesan klien menunjukkan perbaikan perdarahan dengan baik dan dan mempercepat proses
ALL L1, suhu 38˚C, monosit klien tanda-tanda infeksi dengan kriteria steril penyembuhan
= 2%, netrofil segmen = 3%, hasil: - Cuci tangan setiap sebelum - Mencegah terjadinya infeksi
terdapat lebam kemerahan pada - Perdarahan pada hidung dan sesudah tindakan nosokomial
kedua ekstremitas dan mulut tidak - Monitor nilai leukosit - Leukosit tinggi menandakan
menunjukkan tanda-tanda - Tingkatkan intake nutrisi indikator adanya infeksi
infeksi - Kolaborasi: pemberian - Imun dapat meningkat ketika
- Suhu dalam rentang antibiotik intake nutrisi cukup
normal (36,5˚C -37,5˚C) - Monitor kondisi mulut klien - Mencegah terjadinya infeks
- Integritas mukosa tidak - Dorong pasien dan keluarga - Mengetahui perkembangan
terganggu untuk melakukan perawatan kondisi mulut klien
- Monosit dan netrofil mulut - Mempercepat proses
segmen dalam rentang - Instruksikan klien untuk penyembuhan
normal menggunakan sikat gigi yang - Mengurangi risiko perdarahan
lembut atau spons sekali pakai
4. Resiko perdarahan b.d. penurunan NOC: Keparahan kehilangan - Monitor risiko terjadinya - Klien yang mengalami
jumlah trombosit d.d. klien darah, Koagulasi darah perdarahan trombositopenia akan mudah

22
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
mengalami perdarahan pada Setelah dilakukan tindakan - Catat nilai Hb dan Ht sebelum mengalami perdarahan jika
hidung dan mulut SMRS, hasil keperawatan selama 4x24 jam, dan setelah klien kehilangan terjadi trauma
pemeriksaan BMP (Aspirasi risiko perdarahan pada klien dapat darah - Pemingkatan Ht meningkatkan
Sumsum Tulang) mendapat kesan teratasi dengan kriteria hasil: - Monitor komponen koagulasi risiko perdarahan
ALL L1, terdapat lebam - Tidak ada perdarajan darah - Penurunan jumlah trombosit
kemerahan pada kedua - Tidak ada penurunan - Pertahankan bed rest saat menandakan risiko terjadinya
ekstremitas, trombosit klien 4 x103 tekanan darhah terjadi perdarahan aktif perdarahan
uL, etamelosit klien = 2%, Hb - Trombosit dalam rentang - Monitor tekanan darah - Agar tidak terjadi perdarahan
klien 7. g/dL, klien tampak lemah, normal - Berikan produk-produk lebih lanjut
hepatomegaly 3 cm dibawah arkus - Hematokrit dalam rentang penggantian darah - Penurunan tekanan sistolik dan
kosta, Ht 22% normal (misalnya:trombosit) diastolic merupakan tanda
- Hemoglobin dalam - Gunakan sikat gigi yang terjadinya risiko perdarahan
rentang normal lembut untuk perawatan - Agar tubuh tidak terjadi
romgga mulut kekurangan pasokan darah
- Instrusikan kepada keluarga - Mengurangi risiko perdarahan
klien apabila ada tanda-tanda - Mengatasi lebih awal terkait
perdarahan terjadinya risiko perdarahan
5. Ansietas pada orang tua b.d. krisis NOC: Tingkat Kecemasan - Gunakan pendekatan yang - Pendekatan dan motivasi
situasi d.d. ayah dan ibu klien Setelah dilakukan intervensi tenang dan meyakinkan serta membuat klien dapat
merasa khawatir dengan kondisi keperawatan selama 3x24 jam berikan motivasi mengekspresikan
anaknya yang mengalami orang tua klien menunjukkan - Berikan penguatan yang kecemasanya
leukemia, keluarga sering tidak ada kecemasan dengan positif - Menciptakan rasa percaya diri
menanyakan apakah masih ada kriteria hasil: pada keluarga pasien bahwa

23
PROFESI NERS KEPERAWATAN ANAK
pengobatan yang dapat - Tidak ada ekspresi tegang - Berikan informasi yang actual dirinya mampu melewati
menyembuhkan penyakit yang pada orang tua klien kepada keluarga terkait permasalahan ini
dialami oleh anaknya, ekspresi - Tidak ada rasa cemas kondisi anaknya - Menambah pengetahuan
wajah ibu terlihat tegang dan yang disampaikan secara - Lakukan sentuhan sebagai keluarga dan mengurangi
sering menangis lisan oleh orang tua klien komunikasi non verbal yang kecemasannya
tepat bagi ibu klien - Memberikan ketenangan bagi
- Dukung koping yang sesuai klien
bagi klien - Meningkatkan kemampuan
dalam mengontrol ansietas

24
DAFTAR PUSTAKA

Amin, H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa Medis dan Nanda Nic-
Noc Edisi Revisi Jilid 3. Jogakarta: Mediaction Publishing.

Bakta, I Made. 2007. Hematologi Klinis Ringkasan. EGC, Jakarta

Chiaretti, S., Zini, G., & Bassan, R. (2014). Diagnosis and subclassification of acute
lymphoblastic leukemia. Mediterranean Journal of Hematology and Infectious
Diseases, 6(1). https://doi.org/10.4084/mjhid.2014.073

Canadian Cancer Society. (2020). Classification of Acute Lymphocytic Leukemia

https://www.cancer.ca/en/cancer-information/cancer-type/leukemia-acute lymphocytic-
all/acute-lymphocytic-leukemia/classification-of-acute-lymphocytic-
leukemia/?region=sk

Hockenberry, M., Wilson, D., & Rodgers, C. C. (2017). Wong’s Essentials of Pediatric Nursing
(Tenth). Canada: Elsevier Inc.

Kemenkes RI. (2011). Pedoman Penemuan Dini Kanker pada Anak. Kementerian Kesehatan
RI.

Marcdante, K. J., Robert M, K., Hal B, J., & Richard E, B. (2014). Nelson : Ilmu Kesehatan
Anak Esensial (Edisi 6). Indonesia: Saunders Elsevier.

Mulatsih, S., & Meiliana, S. (2016). Leukemia Limfoblastik Akut pada Anak Usia di Bawah
Satu Tahun. Sari Pediatri, 11(3), 219. https://doi.org/10.14238/sp11.3.2009.219-22
Nurarif. A. H. & Kusuma. H. (2015). Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Diagnosa
Medis & NANDA NIC-NOC. Jogjakarta: MediAction
Rosdahl, Caroline Bunker & Mary T. Kowalski. (2017). Buku Keperawatan Dasar; alih bahasa
Setiawan dan Anastasia Onny.-Ed.10-. Jakarta: EGC

Terwilliger, T. (2017). Acute lymphoblastic leukemia : a comprehensive review and 2017


update. Blood Cancer Journal (2017), (April). https://doi.org/10.1038/bcj.2017.53

Wong, D. L., Hockenberry-Eaton, M., Wilson, D., Winkelstein, M., & Schwartz, P. (2008).
Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 2 (6th ed.). Jakarta: EGC.

25

Anda mungkin juga menyukai