ILMU SOSIAL
Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Antropologi Pendidikan
Dilihat dari kerangka pandangan keilmuan, sosiologi memiliki sudut pandang dan
metode serta susunan tertentu, secara tegas dapat dinyatakan bahwa objek telaah sosiologi
adalah manusia dalam kelompok, dengan memandang hakekat masyarakat, kebudayaan dan
individu secara ilmiah. Susunan sosiologi terdiri atas konsep, prinsip kehidupan kelompok
sosial, kebudayaan dan perkembangan pribadi. Sedangkan yang menjadi kajian sosilologi
adalah tingkah laku sosial, terutama tingkah laku dalam institusi sosialnya. Sedangkan
tingkahlaku sosial manusia adalah merupakan pelahiran dari keseluruhan unsur-unsur yang
terdapat dalam proses kelompok, seperti : konflik, kerjasama dan sosialisasi.
Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan
Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang memfokuskan kajian pada relasi dalam
masyarakat. Ilmu ini lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan (science).
Oleh karena iti, dalam sejarah perkembangannya sosiologi didasarkan pada kemajuan-
kemajuan yang telah dicapai ilmu pengetahuan lain yang telah berkembangan lebih dahulu.
Ditegaskan oleh Max Weber (1864-1920) bahwa pendidikan pada masyarakatdan
tahap atau sebagai alat transfer keahkliasn teknis, akan tetapi sebagai sesuatu bagian dalam
tahap atau sebagai suatu bagian dalam proses mempengaruhi manusia. Terlebih lagi jika
pendidikan dihadapkan kepada kecenderungan perkembangan masyarakat yang sangat
beragam sesuai dengan tahap pertumbuhannya. Max Weber (1864-1920) menegaskan pula
bahwa pendidikan pada masyarakat dan tahap perkembangan sangat beragam. Keadaan dan
peran pendidikan pada masyarakat pra indrustri jauh berbeda dengan masyarakat modern
dewasa ini. Bila pendidikan pada masyarakat pra indrustri menempatkan orang pada status
sosial tertentu, pendidikan pada masyarakay maju justru merupakan alat mobilitas sosial
vertikal.
1. Latar belakang Sosiologi
Istilah sosiologi pertama kali muncul dan digunakan oleh Auguste Comte (1798-
1857) untuk memberi nama suatu disiplin ilmu ysng mempelajari masyarakat. Kemudian
pemikiran tersebut dikembangkan lagi oleh Herbert Spencer(1980-1903) dan Emile
Durkheim (1858-1917). Durkheim menguraikan bahwa masyarakat merupakan realisasi
objektif, suatu fenomena tersendiri yang benar-benar nyata dan kokkrit, dimana masing-
masing orang mengalaminya sebagai suatu realisasi independen. Kenyataan sosial seperti ini
merupakan bahan mentah dan ruang garapan sosiologi. Aristoteles mempelajari tingkah laku
manusia, baik sebagai individu maupun kelompok sejauh merupakan kenyataan yang
berkaitan dengan empat hal berikut.
a. Dalam mengungkapkan suatu philia atau kecenderungan bawaan kepada kebersamaan dan
solidaritas.
b. Dalam membentuk kelompok khusus seperti keluarga yang merangkap sebagai unit ekonomi,
desa, kota, perkumpulan-perkumpulan sukarela. Dengan ini disebut koinonia.
c. Dalam mendirikan negara dan pemerintah
d. Dalam menunjukan suatu keterkaitan kepada peraturan sosial, adat, kaidah, moral dan hukum
(nomos) yang semuanya itu kini disebut dengan istilah pengendalian sosial.
HOME
ABOUT
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Perkembangan sosiologi antropologi pendidikan di Indonesia awalnya hanya sebagai ilmu
pembantu tetapi sekarang menjadi ilmu yang penting, di indonesia sosiologi antropologi
merupakan ilmu yang masih baru. Mempelajari sosiologi dan antropologi memiliki banyak
manfaat serta meningkatkan peradaban baik dalam masyarakat maupun bangsa dan negara.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dan lingkup kajian sosiologi dan antropologi?
2. Bagaimana sejarah perkembangan sosiologi dan antropologi di indonesia?
3. Bagaimana peran manusia sebagai makhluk sosial budaya?
4. Bagaimana hubungan kepribadian ditinjau dari kepribadian?
C. Tujuan
1. Memahami pengertian dan lingkup kajian sosiologi dan antropologi.
2. Mengetahui sejarah perkembangan sosiologi dan antropologi di indonesia.
3. Mengetahui peran manusia sebagai makhluk sosial budaya.
4. Mengetahui hubungan kepribadian bila ditinjau dari kebudayaan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. pengertian dan lingkup kajian sosiologi dan antropologi
Sosiologi berasal dari dua kata yaitu kata socious (bahasa latin) yang artinya teman dan logos
(bahasa yunani) yang berarti kata, perkataan atau pembiacaraan.Wah sosiologi ternyata punya
darah campuran nih (makin menarik aja). Sedangkan secara harfiah, sosiologi berarti berbicara
mengenai masyarakat. Dan berikut menurut pendapat para ahli :
• Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial.
• Soerjono Soekanto
Sosiologi adalah ilmu yang memusatkan perhatian pada segi-segi kemasyarakatan yang bersifat
umum dan berusaha untuk mendapatkan pola-pola umum masyarakat.
Antropologi adalah suatu studi ilmu yang mempelajari tentang manusia baik dari segi budaya,
perilaku, keanekaragaman, dan lain sebagainya. Antropologi adalah istilah kata bahasa Yunani
yang berasal dari kata anthropos dan logos. Anthropos berarti manusia dan logos memiliki arti
cerita atau kata.
Objek dari antropologi adalah manusia di dalam masyarakat suku bangsa, kebudayaan dan
prilakunya. Ilmu pengetahuan antropologi memiliki tujuan untuk mempelajari manusia dalam
bermasyarakat suku bangsa, berperilaku dan berkebudayaan untuk membangun masyarakat itu
sendiri.
Macam-Macam Jenis Cabang Disiplin Ilmu Anak Turunan Antropologi :
i. Antropologi fisik :
• Paleontologi ( mempelajari prasejarah / sejarah mengenai fosil hewan atau tumbuhan )
• Somatologi ( mempelajari ras, warna kulit, warna rambut )
ii. Antropologi budaya :
• Arkeologi ( mempelajari segala macam penemuan sejarah )
• Antropologi linguistik ( mempelajari bahasa )
• Etnologi ( ilmu tentang suku bangsa )
• Etnopsikologi ( ilmu yang mempelajari kepribadian bangsa serta peranan individu pada bangsa
dalam proses perubahan adat istiadat dan nilai universal dengan berpegang pada konsep
psikologi)
Menurut Koentjaraningrat perkembangan Ilmu Antropologi di bagi menjadi empat fase yaitu
sebagai berikut :
Fase Pertama (Sebelum 1800)
Perkembangan Ilmu Antropologi diawali dengan kedatangan bangsa Eropa ke Afrika, Asia,
Amerika bahkan Australia pada akhir abad ke- 15 sampai awal abad ke-16. Bersamaan dengan
perkembangan itu bangsa Eropa Barat mulai mengkumpul buku yang mendeskripsikan tentang
adat-istiadat, susunan masyarakat, bahasa dan berbagai cirri fisik lainnya dari beraneka ragam
suku di Afrika, Asia, Amerika dan Australia. Yang tentunya sangat menarik bagi bangsa Eropa
karena sangat berbeda dengan adat-istiadat mereka. Bahan pengetahuan tadi disebut etnografi,
berasal dari kata ethnos yang berarti bangsa.
Di Eropa etnografi sangat menarik perhatian para pelajar. Setelah itu dalam perkembangannya
timbul tiga macam sikap yang bertentangan yaitu:
1. Mengatakan bahwa Bangsa-bangsa itu bukan manusia sebenarnya.
2. Mengatakan bahwa masyarakat Bangsa-bangsa itu adalah contoh masyarakat yang masih
murni.
3. Sebagian orang tertarik akan adat-istiadat yang aneh, dan mulai mengumpulkannya.
Pada pawal abad ke-19 perhatian bangsa Eropa terhadap etnografi menjadi sangat besar,
sehingga menimbulkan usaha untuk mengintegrasikan etnografi menjadi satu.
Sejak jaman kerajaan di Indonesia sebenarnya para raja dan pemimpin di Indonesia sudah
mempraktikkan unsur-unsur Sosiologi dalam kebijakannya begitu pula para pujangga Indonesia.
Misalnya saja Ajaran Wulang Reh yang diciptakan oleh Sri PAduka Mangkunegoro dari
Surakarta, mengajarkan tata hubungan antara para anggota masyarakat Jawa yang berasal dari
golongan-golongan yang berbeda, banyak mengandung aspek-aspek Sosiologi, terutama dalam
bidang hubungan antar golongan (intergroup relations).
Ki Hajar Dewantoro, pelopor utama pendidikan nasional di Indonesia, memberikan sumbangan
di bidang sosiologi terutama mengenai konsep-konsep kepemimpinan dan kekeluargaan di
indonesia yang dengan nyata di praktikkan dalam organisasi pendidikan Taman Siswa.
Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia tanggal 17 Agustus 1945, seorang sarjana
Indonesia yaitu Soenario Kolopaking, untuk pertama kalinya member kuliah sosiologi (1948)
pada Akademi Ilmu Politik di Yogyakarta (kemudia menjadi Fakultas Sosial dan Ilmu Politik UGM
. Beliau memberika kuliah dalam bahasa Indonesai ini merupakan suatu yang baru, karena
sebelum perang dunia ke dua semua perguruan tinggi diberikan dalam bahasa Belanda. Pada
Akademi Ilmu Politik tersebut, sosiologi juga dikuliahkan sebagai ilmu pengetahuan dalam
Jurusan Pemerintahan dalam Negeri, hubungan luar negeri dan publisistik. Kemudian
pendidkikan mulai di buka dengan memberikan kesempatan kepara para mahasiswa dan
sarjana untuk belajar di luar negeri sejak tahun 1950, mulailah ada beberapa orang Indonesia
yang memperdalam pengetahuan tentang sosiologi.
• Antoropologi
Menurut catatan sejarah, perjalanan studi antropologi di Indonesia sudah cukup lama. Bermula
dari studi etnografi, yaitu kajian tentang manusia, kebudayaan dan masyarakat Indonesia yang
telah mulai ada sejak abad 16. Karya-karya etnografi yang ditulis oleh orang-orang Eropa pada
masa-masa itu umumnya memang masih mengandung banyak kelemahan, biasanya bersifat
dangkal, kurang teliti, kebanyakan mengkhusus pada unsur-unsur yang di mata mereka tampak
aneh saja. Hal ini dapat dimaklumi karena karya tulis tersebut dibuat oleh orang-orang yang tidak
memiliki keahlian dalam penulisan etnografi (Koentjaraningrat, 1980: 4). Meskipun demikian,
tidak dapat dipungkiri karya-karya tersebut mempunyai peranan penting dalam perkembangan
antropologi. Namun demikian, ada juga beberapa penulis yang menghasilkan karya etnografi
cukup baik, dan karyanya dianggap cukup penting dalam menjelaskan kehidupan suatu suku
bangsa. Misalnya, Snouck Hurgronye yang menghasilkan karya etnografi tentang suku bangsa
Aceh dan orang Gayo, dan Niewenhuis menghasilkan karya etnografi tentang orang Dayak,
serta A.C. Kruyt menulis tentang orang Toraja di Sulawesi.
Perkembangan antropologi di Indonesia selanjutnya, terutama setelah tahun 1950-an tidak dapat
dilepaskan dari peranan Koentjaraningrat sebagai tokoh utamanya. Melalui tangan
Koentjaraningrat, antropologi Indonesia menjadi alat penting untuk proyek nasionalisme. Pada
masa selanjutnya, Antropologi berperan dalam menggali “mentalitas budaya Indonesia” yang
akan dijadikan modal sosial untuk menyokong pembangunan. Mahasiswa antropologi dikirim ke
daerah-daerah “terpencil” untuk meneliti perilaku menabung, pola makan, sikap terhadap
kebersihan, urusan mengisi waktu luang, nilai anak, budaya berlalu lintas, sampai pada konsep
sehat dan sakit-informasi yang bisa dipakai untuk “memerdayakan” yang “belum berbudaya”.
Sedangkan di pusat kekuasaan nasional di Jawa dan Bali, antropolog-antropolog dikerahkan
mengumpulkan informasi tentang “puncak-puncak kebudayaan” daerah yang mampu
mempromosikan keberadaban Indonesia.
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Sosiologi adalah ilmu sosial yang mempunyai banyak manfaat guna meningkatkan peradaban
manusia
Manusia sebagai makhluk sosial budaya dapat mengembangkan pembentukan kepribadian
Antropologi berpengaruh dalam membentuk kepribadian individu.
B. SARAN
Sosiologi dan antropologi mempunyai banyak manfaat bagi kehidupan sosial, alangkah baiknya
bila kita mempelajarinya.
DAFTAR PUSTAKA
MAKALAH
SOSIOLOGI DAN ANTROPOLOGI
SEMESTER 1
Share this:
Twitter
Facebook
Search
Search for:
RECENT POSTS
ARCHIVES
October 2013
CATEGORIES
Uncategorized
META
Register
Log in
Entries feed
Comments feed
WordPress.com
Blog at WordPress.com.Do Not Sell My Personal Information
Close and accept
Privacy & Cookies: This site uses cookies. By continuing to use this website, you agree to
their use.
To find out more, including how to control cookies, see here: Cookie Policy