Propinsi Sumatera Barat terletak antara 00 54’ Lintang Utara (LU) sampai
30 30’ Lintang Selatan (LS) dan dari 98 0 36’ sampai 53’ Bujur Timur (BT) dengan
luas daerah sekitar 42.297,30 km2. Luas itu setara dengan 2,17% dari luas wilayah
Republik Indonesia.
Berdasarkan letak geografis maka daerah Sumatera Barat tepat dilalui oleh
garis Khatulistiwa (garis lintang nol derajat). Karena pengaruh letak ini pula,
maka propinsi Sumatera Barat tergolong beriklim tropis dengan suhu udara
Pasaman Barat dan Kota Padang. Sampai tahun 2005, secara administratif
propinsi Sumatera Barat terdiri dari 12 kabupaten dan 7 kota dengan 157
dari 257 kelurahan dan 124 desa, khusus untuk kabupaten kepulauan Mentawai
Daerah ini mempunyai perairan laut yang cukup luas disepanjang tepi barat pulau
gelombang Lautan Hindia yang cukup besar. Sumber daya alam baik dari laut
Sumatera Barat sangat bagus. Banyak pemimpin bangsa, ulama dan cendikiawan
lahir dari daerah ini dan telah berkiprah pada tingkat regional, nasional maupun
4.2 PENDUDUK
Sumatera Barat pada tahun 2006 mencapai 4,63 juta orang. Jumlah penduduk
laki-laki sebanyak 2,28 juta orang dan jumlah penduduk perempuan 2,35 juta
Padang (819.765 jiwa) sedangkan Kota Padang Panjang merupakan daerah yang
Sesuai dengan luas daerah pada tahun 2006, Kota Bukittinggi merupakan
daerat terpadat penduduknya yaitu tiap-tiap km2 dihuni 4.061 orang dan
Kabupaten Kepulauan Mentawai sampai saat ini merupakan daerah yang terjarang
189,28 ribu jiwa atau sekitar 10,89 % dari total penduduk Sumatera Barat pada
dimana besarnya untuk Propinsi Sumatera Barat tahun 2006 adalah Rp 142.000,-
per kapita per bulan. (BPS, Data dan Informasi Kemiskinan Tahun 2006).
4.4 PENDIDIKAN
dapat dilihat dari indikator pendidikan seperti angka partisipasi sekolah, angka
secara kuantitas maupun kualitas dapat dilihat dari beberapa indikator seperti
ketersediaan sarana pendidikan seperti jumlah sekolah dan jumlah ruang kelas,
jumlah tenaga pengajar, rasion jumlah murid terhadap jumlah sekolah, terhadap
44
jumlah guru dan terhadap jumlah kelas, serta jumlah lulusan setiap angkatan tiap
tahunnya.
pendidikan kejuruan tahun 2006 beberapa program untuk pembinaan SMK telah
yang biayanya dialokasikan baik melalui APBD maupun dana dekonsentrasi dan
Menurut Suyanto (2006) saat ini rasio SMK dengan SMK adalah masih
30:70. Target pada tahun 2008 ini menjadi 40:60 dan pada tahun 2015 rasio
Barat.
45
masih berstatus sekolah pada usia tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok
usia tertentu. Berdasarkan data BPS (2006), tingkat partisipasi sekolah usia 7-12
perkotaan. Sedangkan kelompok usia 13-15 tahun sudah diatas 88,03% Kelompok
usia ini merupakan kelompok usia jenjang pendidikan dasar yang merupakan
lebih tepat dilihat dari usia 16-18 tahun yang sudah menamatkan jenjang
Pada tahun 2006 di Propinsi Sumatera Barat terdapat penduduk usia 16-18
tahun dengan ijazah tertinggi yang dimiliki SMP/sederajat sebanyak 85,1%. Dari
sebesar 88,03 %.
mengetahui seberapa besar modal manusia (pendidikan orang tua) yang dimiliki
oleh Propinsi Sumatera Barat. Pada tahun 2006 masih terdapat kepala rumah
46
tangga yang belum pernah sekolah/tidak tamat sekolah menengah atas atau
perluasan akses untuk memperoleh pendidikan pada semua jenis dan jenjang
tahun 2002 melalui Dikmenjur telah berjalan dengan program Unit Sekolah Baru
Pokok SMK tahun 2006 diperoleh perkembangan jumlah SMK dari tahun 202-
2006 dan hal ini dapat dilihat pada tabel 4.1. SMK-SMK selalu muncul setiap
tahun. Tetapi kalau dilihat dari pengembangan SMK yang ada belum juga
mencapai titik pokok persoalan. Yaitu menjadikan SMK sebagai sekolah tujuan
Banyak SMK baru yang dibangun di berbagai kabupaten dan kota tapi
sangat disayangkan sekali siswa kurang berminat masuk ke SMK. Unit Sekolah
baru yang dibangun kadangkala tidak sesuai dengan potensi daerah, sehingga
setelah tamat SMK siswa terpaksa mencari pekerjaan di luar Sumatera Barat.
47
Kabupaten/Kota
1 50 Kota 3 1 4
2 Agam 4 3 7 1
3 Kep.Mentawai - - -
4 Padang Pariaman - 9 9 1
5 Pasaman 3 4 7
6 Pesisir Selatan 3 8 11 1 1
7 SWL/SJJ 3 2 5
8 Solok 2 4 6 1 2
9 Tanah Datar 4 5 9 2
10 Pasaman Barat 2 2 4
11 Dharmasraya 2 0 2
12 Solok Selatan 3 1 4 1
13 Bukittinggi 2 13 15
14 Padang Panjang 1 3 4 1
15 Padang 9 37 46 1
16 Payakumbuh 3 10 13
17 Sawahlunto 2 1 3
18 Solok 2 4 6
19 Pariaman 2 3 5 1
TOTAL 50 110 160 8 4 1
komposisi jumlah sekolah pada pendidikan menengah sebagi berikut : SMP = 482
Dan jika dilihat pada tujuan sekolah menengah secara umum dan awam
banyak berkaca pada negara tetangga seperti China, Korea dan lain-lain dimana
48
SMK Kecil, pembangunan Unit Sekolah Baru (USB) dan kelas jauh di pondok
Kota Padang, Kota Payakumbuh, Kota Solok, Kota Pariaman dan Kota
Lulusan SLTP pada tahun 2005 berjumlah 57.737 orang, berasal dari
SLTP dan Madrasah Tsanawiyah negeri maupun swasta dengan perincian 16.546
orang dari SLTP, 2.487 orang dari Tsanawiyah dan 29 orang berasal dari paket B.
mutlak dalam rangka mengantisipasi era globalisasi dan pasar bebas. Dengan
perhatian yang memadai dari semua pihak, agar lembaga pendidikan terkait dapat
51
sangat penting.
tahun 1999 melalui berbagai tahaapan kegiatan mulai tingkat pusat, propinsi
dalam bentuk imbal swadaya kepada SMK sasaran yang dialokasikan pada Daftar
Salah satu tolak ukur imbal swadaya yang dialokasikan pada DIP proyek
propinsi tahun anggaran 2005 dalam rangka re-engineering SMK adalah penataan
adalah :
52
dengan program keahlian yang lebih prospektif dan laku di pasar kerja.
Berdasarkan data Profil SMK Sumatera Barat tahun 2006 yang disusun tim
School Mapping Sumatera Barat dari 6 (enam) kelompok kejuruan dan 34 (tiga
puluh empat) bidang keahlian dengan 120 (seratus dua puluh) program keahlian
yang ada tersedia, Sumatera Barat memiliki 56 (lima puluh enam) program
keadaan SMK. Proyeksi ini berupa, jumlah siswa SLTP, jumlah SMK, jumlah
murid SMK, jumlah guru, jumlah kelas, Angka Partisipasi Murni dan angka
Partisipasi Kasar yang diproyeksikan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2015
Jumlah
Tahun Jumlah Siswa Jumlah Murid Jumlah Jumlah APK APM
SLTP SMK SMK Guru Kelas
Capaian Program
15
2002/2003 52,223 5 18,637 3,578 1,467 63,26 46,40
15
2003/2004 53,107 6 18,789 3,659 1,503 63,99 46,45
15
2004/2005 54,201 8 19,062 3,794 1,596 64,63 46,96
15
2005/2006 54,832 8 23,230 3,863 1,653 64,67 47,01
53
16
2006/2007 57,737 0 24,564 3,960 1,662 65,56 47,23
Proyeksi
176,9
2007/2008 63,511 27,020 4,356 1,828 65,57 47,98
192,3
2008/2009 69,227 29,452 4,748 1,993 66,01 48,01
19
2009/2010 75,457 4 32,103 5,175 2,172 66,45 48,45
211,7
2010/2011 80,739 34,992 5,641 2,368 66,70 48,86
213,4
2011/2012 83,003 38,141 6,149 2,581 66,96 48,90
232,5
2012/2013 90,473 41,574 6,702 2,813 67,04 50,02
234,6
2013/2014 98,616 45,316 7,305 3,066 68,87 50,23
25
2014/2015 106,505 5 49,394 7,963 3,342 69,54 50,25
258,9
2015/2016 112,895 53,840 8,680 3,643 71,60 50,56
Komitmen
176,9
2007/2008 124,185 29,993 4,792 2,011 65,54 48,05
192,3
2008/2009 135,361 32,692 5,223 2,192 66,45 48,66
19
2009/2010 147,544 4 35,634 5,693 2,389 66,71 48,85
211,7
2010/2011 157,872 38,841 6,205 2,604 66,92 48,78
213,4
2011/2012 162,298 42,337 6,764 2,839 67,05 48,98
232,5
2012/2013 176,905 46,147 7,372 3,094 68,77 50,25
234,6
2013/2014 192,826 50,301 8,036 3,373 69,58 50,34
25
2014/2015 208,253 5 54,828 8,759 3,676 71,30 50,67
26
2015/2016 220,748 0 59,762 9,548 4,007 71,44 50,98
Sumber : Diolah dari Profil Pendidikan SMK 2006 dan Balitbang Depdiknas (2007)