Anda di halaman 1dari 10

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN GIGI DAN MULUT

DENGAN KETERAMPILAN MENYIKAT GIGI ANAK USIA 5 – 6 TAHUN

Nur Permatasari*, Delvi Fitriani*, Ending Suryani Musa**

ABSTRAK
Hasil RISKESDAS 2013 melaporkan persentase penduduk Indonesia
yang berperilaku benar dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut masih sangat
rendah, yaitu 2,3 %. Dikategorikan berperilaku benar dalam menggosok gigi
adalah bila keterampilan menyikat gigi, frekuensi dan lama menyikat gigi serta
penggunaan alat dalam menyikat gigi dilakukan dengan tepat. Membentuk
perilaku sehat ini seharusnya dimulai sejak usia dini karena masa ini merupakan
masa Golden Age (Usia keemasan). Akan tetapi pada masa ini kemampuan
anak untuk berpikir secara logis masih kurang.Dalam hal ini anak memerlukan
bantuan dari orang tua terutama ibu sebagai pendidik pertama dan utama bagi
anak.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pengetahuan ibu
tentang kesehatan gigi dan mulut terhadap keterampilan menyikat gigi
anak.Rancangan penelitian yang digunakan adalah eksperimental korelasi
dengan intervensi berupa penyuluhan kesehatan gigi dan mulut kepada
ibu.Metode pre-test dan post-test digunakan untuk mengukur pengetahuan ibu
sebelum dan sesudah serta observasi untuk melihat keterampilan menyikat gigi
anak sebelum dan sesudah ibu diberi penyuluhan. Sampel penelitian adalah 30
anak dengan usia 5-6 tahun beserta ibu. Hasil penelitian menunjukkan adanya
peningkatan nilai pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut serta
peningkatan nilai keterampilan menyikat gigi anak setelah ibu diberikan
penyuluhan. Sedangkan dari hasil uji korelasi pearson didapatkan p <0,05 yang
menunjukkan adanya korelasi yang signifikan antara pengetahuan ibu dan
keterampilan menyikat gigi anak. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
meningkatnya pengetahuan ibu tentang kesehatan gigi dan mulut dapat
membuat keterampilan menyikat gigi anak semakin baik.

Kata Kunci :Anak, Pengetahuan Ibu, Penyuluhan Kesehatan Gigi dan Mulut
ABSTRACT

RISKESDAS 2013 reported that the percentage of Indonesian who


behave properly in maintaining their oral health is very low (2,3%). The proper
behavior in maintaining oral health with tooth brushing are corect if the technique,
frequency and duration, and tools are right. Building healthy behavior is
supposed to start earlier in childhood because it’s the period of golden age. But
at this age the ability to think logically is still lacking. Therefore child needs the
help of their parents, especially mother as the first and primary caregiver of
children. This study aims to determine the association of mother’s oral health
knowledge with tooth brushing skills of children Aged 5-6.. This research is an
experimental correlation with intervention in the form of oral health education to
mothers. Pre-test and post-test are used to measure mother’s knowledge before
and after intervention as well as observasion of child’s tooth brushing skills before
and after child’s mother given oral health education. Data were collected from 30
child aged 5-6 and their mother. The results showed the increasing of mother’s
knowledge as well as child’s tooth brushing skills after the mother was given oral
health education. The result of the pearson correlation test was p<0,05, which
shows a significant correlation between mother’s knowledge and child’s tooth
brushing skills. So it can be concluded that by increasing mother’s knowledge of
oral health can make child’s tooth brushing skills get better..
Keywords :Child, Mother’s Knowledge, Oral Health Education

* Progam Studi Pendidikan Dokter Gigi FKUB


** Mahasiswa Progam Studi Pendidikan Dokter Gigi FKUB

PENDAHULUAN keterampilan menyikat gigi,


frekuensi dan lama menyikat gigi
Kesehatan gigi dan mulut adalah
serta penggunaan alat dalam
salah satu hal yang penting untuk
menyikat gigi dilakukan dengan
diperhatikan.Kesehatan gigi dan
tepat (Rifki, 2010). Salah satu yang
mulut yang rendah dapat
mempengaruhi keberhasilan dalam
mempengaruhi kondisi kesehatan
menjaga kesehatan gigi dan mulut
secara keseluruhan (Nurhidayat,
adalah menyikat gigi yang tepat.
2012).Masyarakat Indonesia belum
Keterampilan menyikat gigi yang
begitu memperhatikan kesehatan
ideal yaitu yang dapat
gigi dan mulut. Hal ini dipengaruhi
menyingkirkan debris dengan baik
oleh beberapa faktor, salah satunya
tanpa menyebabkan kerusakan
adalah faktor perilaku masyarakat
pada gusi.1,2,3
yang belum menyadari pentingnya
pemeliharaan kesehatan gigi dan Membentuk perilaku sehat ini
mulut. Hal ini terlihat dari hasil Riset seharusnya dimulai sejak usia dini.
RISKESDAS2013, persentase Hal ini dikarenakan usia dini
penduduk yang berperilaku benar merupakan masa Golden Age (Usia
dalam menjaga kesehatan gigi dan keemasan).Pada masa ini
mulut masih sangat rendah, yaitu 2,3 kemampuan memori otak mencapai
%. Dikategorikan berperilaku benar tingkat maksimal. Anak yang
dalam menggosok gigi adalah bila mendapatkan pesan kesehatan yang
intens semenjak usia 0-7 tahun kesehatan gigi dan mulut yang tepat
memiliki harapan lebih besar untuk (Mubeen dan Nisar, 2015).7,8,9
berperilaku sehat di masa
Penelitian ini bertujuan untuk
mendatang(Adiwiryono, 2010).Anak
mengetahui hubungan pengetahuan
usia 5 – 6 tahun dalam teori
ibu tentang kesehatan gigi dan mulut
Cognitive Development yang
denganketerampilan menyikat gigi
dikemukakan oleh Piaget berada
pada anak usia 5 – 6 tahun. Manfaat
pada tahapan praoperasional. Pada
penelitian ini adalah dapat
masa ini anak memiliki rasa ingin
menambah pengetahuan terutama
tahu yang tinggi, melalui hal ini anak
mengenai hubungan pengetahuan
mengembangkan pengetahuan
ibu tentang kesehatan gigi dan mulut
mereka (Arnett dan Maynard, 2012).
terhadap dan keterampilan menyikat
Akan tetapi pada masa ini
gigi gigi anak.
kemampuan anak untuk berpikir
secara logis masih kurang, Dalam METODE PENELITIAN
hal ini anak memerlukan bantuan Rancangan Penelitian
dari orang tua. Orang tua dapat
membantu dalam hal menjawab Rancangan penelitian yang
pertanyaan yang diajukan anak, digunakan pada penelitian ini adalah
menjadi contoh teladan, eksperimental korelasi karena
membimbing anak melalui mencoba menjelaskan hubungan
pengalaman-pengalaman baru, serta dari variabel bebas (pengetahuan
membantu anak dalam mengerjakan ibu tentangkesehatan gigi dan mulut)
hal-hal yang sulit dilakukan sendiri dengan variabel terikat
(Cherry, 2013).4,5,6 (keterampilan menyikat gigi anak)
dengan intervensi berupa
Ibu adalah orang yang memiliki penyuluhan terhadap ibu.Metode
peran utama dan tidak tergantikan pre-test dan post-test digunakan
dalam proses pengasuhan untuk mengukur pengetahuan ibu
anak(Venetsanou dan Kambas, sebelum dan sesudah penyuluhan
2010). Sebuah teori perilaku sehat serta observasi untuk melihat
yaitu Social Cognitive Theory (SCT) keterampilan menyikat gigi anak
menyebutkan bahwa keterlibatan sebelum dan sesudah ibu diberi
orang tua terutama ibu, dalam penyuluhan.
perkembangan perilaku anak sejak
dini merupakan hal yang Populasi dan Sampel
penting.Dalam teori ini dikatakan Populasi pada penelitian ini
bahwa hubungan dua arah antara adalah seluruh siswa TK ABA 16
ibu dan kepercayaan anak dalam Kota Malang yang berusia 5-6 tahun
lingkungan keluarga dapat yaitu sebanyak 46 siswa dan 46 ibu
mempengaruhi perilaku anak dari siswa tersebut.Sampel dari
(Hnatiuk, 2013).Dukungan ibu penelitian ditentukan dengan cara
memiliki peran penting bagi anak purposive sampling yaitu semua
dalam mempratikkan perilaku anggota populasi yang memenuhi
sehat.Meningkatnya penyakit gigi kriteria dijadikan sampel. Sampel
dan mulut pada anak terutama adalah siswa TK ABA 16 Kota
disebabkan kurangnya pengetahuan Malang yang berusia 5-6 tahun yang
ibu tentang kesehatan gigi dan berjumlah 30 orang beserta 30 ibu
mulut. Lebih dari 40% ibu tidak dari siswa tersebutyang telah
mengetahui cara menjaga memenuhi kriteria-kriteria sebagai
berikut
a. Anak sehari-harinya tinggal dan mulut kepada ibu. Setelah itu
bersama ibu ibu akan diberikan post-test tentang
b. Ibu telah menandatangani kesehaan gigi dan mulut. Setelah itu
lembar persetujuan kesediaan diberikan waktu satu minggubagi ibu
berpartisipasi dalam penelitian untuk mengajarkan anak tentang
kesehatan gigi dan mulut terutama
Variabel Penelitian keterampilan menyikat gigi yang
Variabel dalam penelitian ini, yaitu : benar. Setelah satu minggu
a. Variabel bebas : pengetahuan dibagikan kembali sikat gigi baru,
ibu tentang kesehatan gigi dan pasta gigi beraroma buah serta air
mulut. mineral gelas untuk bekumur. Anak
b. Variabel terikat dalam penelitian lalu diminta mempraktekkan kembali
ini adalahketerampilan menyikat keterampilan menyikat gigi dan
gigi dari siswa usia 5-6 tahun dilakukan observasi kembali
terhadap keterampilan menyikat gigi
Lokasi dan Waktu Penelitian
anak.
Tempat peneltian adalah di
Analisis Data.
TK ABA 16 Kota Malang yang
beralamat di Jalan Gajayana Nomor Analisa data pengetahuan
56 Kecamatan Lowokwaru Kota ibu serta keterampilan menyikat gigi
Malang.Penelitian dilakukan dua kali anak sebelum dan sesudah ibu
pada bulan januari 2017dengan diberikan penyuluhan dilakukan
selang antara penelitian pertama dengan menggunakan uji T
dan penelitian ke dua adalah satu berpasangan. Sedangkan hubungan
minggu (11 januari dan 18 januari pengetahuan ibu dengan
2017) keterampilan menyikat gigi anak
dianalisis menggunakan uji korelasi
Prosedur Penelitian
pearson.
Penelitian dilakukan di TK
ABA 16 Kota Malang. Sebelumnya
ibu dari semua murid yang berusia HASIL PENELITIAN
5-6 tahunakan diberikan penjelasan
Ibu diberikan pre-test sebelum
tentang tujuan dan prosedur
menerima penyuluhan dan diberikan
penelitian. Bila ibu bersedia untuk
post-test setelah menerima
berpartisipasi selanjutnya ibu akan
penyuluhan untuk mengetahui
diminta menandatangaini
pengetahuan ibu sebelum dan
persetujuan kesediaan menjadi
sesudah penyuluhan tentang
subyek penelitian. Kemudian akan
kesehatan gigi dan mulut.
dibagikan sikat gigi baru, pasta gigi
anak beraroma buah serta air Tabel 1.Nilai Pengetahuan Ibu
mineral gelas untuk bekumur bagi Sebelum dan Sesudah penyuluhan
setiap anak. Peneliti mengisi lembar
observasisesuai keterampilan
menyikat gigi yang dilakukan anak
sebelum ibu diberikan penyuluhan
tentang kesehatan gigi dan
mulut.Sementara itu ibu akan
diberikan pre-test tentang
kesehatan gigi dan mulut. Kemudian Keterampilan menyikat gigi anak
dilakukan penyuluhan kesehatan gigi diobservasi sebelum diberikan
penyuluhan kepada ibu dan nilai keterampilan menyikat gigi
seminggu setelah diberikan anak.
penyuluhan kepada ibu.
Tabel 3. Hasil Uji T Berpasangan
Tabel 2. Nilai Keterampilan Nilai Pre-test dan Post-test
Menyikat Gigi Anak Sebelum dan Pengetahuan Ibu
Sesudah Penyuluhan Kepada Ibu

Tabel 4. Hasil Uji T Berpasangan


Nilai Keterampilan Menyikat Gigi
Anak Sebelum Dan Sesudah
Diberikan Penyuluhan Kepada Ibu.

Kemudian untuk mengetahui


hubungan pengetahuan ibu dengan
keterampilan menyikat gigi anak
dilakukan uji korelasi pearson. Dari
hasil uji ini didapatkan nilai
signififkansi < 0,05, atau sebesar
Gambar 1. Rata-rata nilai 0,011.
pengetahuan ibu dan Keterampilan
menyikat gigi anak sebelum dan Tabel 5. Uji Korelasi Pearson
sesudah penyuluhan Hubungan Antara Pengetahuan Ibu
Dari tabel diatas dapat dilihat baik dengan Keterampilan Menyikat Gigi
rata-rata pengetahuan ibu maupun Anak
keterampilan menyikat gigi anak
mengalami peningkatan setelah ibu
diberikan penyuluhan tentang
kesehatan gigi dan mulut.Dari uji
normalitas yang dilakukan dengan
uji Shapiro-wilk didapatkan data
terdistribusi normal.Selanjutnya
dilakukan uji T berpasangan untuk
pengetahuan ibu dan keterampilan Dari hasil uji ini dapat disimpulkan
menyikat gigi anak sebelum dan terdapat korelasi yang signifikan
sesudah ibu menerima penyuluhan. atau positif antara kedua variabel,
Dari hasil uji T berpasangan dimana jika pengetahuan ibu tentang
didapatkan keduanya memiliki kesehatan gigi dan mulut meningkat
signifikansi kurang dari 0,05 yaitu maka keterampilan menyikat gigi
0,000. Dari uji ini dapat disimpulkan anak juga semakin baik. Besar
bahwa terdapat perbedaan yang korelasi r = 0,460 yang berarti
bermakna antara nilai pengetahuan keeratan korelasi antara
ibu sebelum dan sesudah pengetahuan ibu tentang kesehatan
penyuluhan, demikian pula dengan gigi dan mulut terhadap
Keterampilan menyikat gigi anak tersampaikan dengan lebih baik
cukup. sehingga pengetahuan ibu dapat
meningkat. Selain itu kelebihan dari
penyuluhan dengan menggunakan
PEMBAHASAN
alat bantu phantom dan leaflet yang
Penelitian ini dilakukan untuk termasuk dalam alat bantu visual
melihat hubungan pengetahuan ibu tiga dimensi dan dua dimensi, yaitu
tentang kesehatan gigi dan mulut materi lebih mudah ditangkap,dapat
dengan keterampilan menyikat gigi menjelaskan dengan lebih baik,
anak dengan intervensi berupa materi yang disampaikan akan lebih
penyuluhan.Pengetahuan ibu diingat, serta menarik sehingga
sebelum dan sesudah penyuluhan perhatian orang lebih terpusat
diukur dengan pre-test dan post- (Dinkes, 2012).10
test.Dari rata-rata pengetahuan ibu
Hasil penelitian ini
dapat dilihat terjadi peningkatan.
menunjukkan adanya proses
Hasil analisis data pengetahuan ibu
penerusan pengetahuan dari ibu
sebelum dan sesudah yang
kepada anak. Menurut teori perilaku
dilakukan dengan paired t-test
sehat Precaution Adoption Process
menunjukkan adanya perbedaan
Model (PAPM) seseorang dalam hal
yang signifikan antara sebelum dan
ini ibu, sebelum meneruskan
sesudah ibu diberikan penyuluhan.
pengetahuannya kepada anak,
Hasil analisis data keterampilan
akan mengalami tahapan-tahapan
menyikat gigi anak sebelum dan
dalam dirinya ketika menerima
sesudah diberikan penyuluhan
pesan kesehatan atau penyuluhan.
kepada ibu yang dilakukan dengan
PAPM adalah teori yang
paired t-Test juga menunjukkan
menjelaskan bagaimana proses
adanya perbedaan yang signifikan
seseorang akhirnya melakukan
antara keterampilan menyikat gigi
perilaku tertentu, atau mengambil
anak sebelum dan sesudah
keputusan untuk mengubah perilaku
penyuluhan Rata-rata nilai
dan proses dimana keputusan ini
keterampilan menyikat gigi anak
pada akhirnya berubah menjadi aksi.
juga mengalami peningkatan.
Tahapan-tahapan yang dilalui ibu ini
Setelah itu untuk melihat hubungan
dimulai dari ketidaktahuan ibu
antara pengetahuan ibu dan
tentang adanya suatu isu kesehatan
keterampilan menyikat gigi anak
(tahap 1). Saat pertama kali ibu
dilakukan uji korelasi menggunakan
menyadari tentang adanya suatu
uji korelasi pearson. Dari uji
bahaya yang ditimbulkan dari
inididapatkan bahwa terdapat
masalah kesehatan tersebut, ibu
korelasi yang positif, dimana jika
akan mulai membentuk opini tetapi
pengetahuan ibu meningkat maka
belum terikat dengan opini mereka
keterampilan menyikat gigi anak
sendiri (tahap 2). Tahap selanjutnya
juga semakin baik.
adalah pengambilan keputusan
Pada penelitian ini peneliti untuk menganut perilaku sehat,
melakukan penyuluhan dengan dimana ibu mulai terikat dengan isu
metode penyuluhan perorangan kesehatan tertentu yang mungkin
(individu) dengan menggunakan alat ditimbulkan karena pengalaman
bantu penyuluhan berupa phantom yang timbul terkait isu kesehatan
dan leaflet. Metode penyuluhan ini tersebut (tahap 3).Tahap
memiliki keuntungan yaitu ibu bisa pengambilan keputusan ini dapat
lebih fokus sehingga informasi dapat mengarah ke tiga hasil, pertama ibu
menangguhkan keputusan dan menurut Mubeen dan Nisar (2015)
berhenti di tahap ke tiga untuk dapat dipengaruhi oleh kondisi sosial
beberapa waktu.Ke dua ibu ekonomi serta latar belakang
memutuskan untuk tidak melakukan pendidikan ibu.Angka prevalensi
apa-apa setidaknya untuk beberapa terjadinya karies pada anak-anak
waktu tertentu (tahap 4).Pada tahap lebih tinggi ditemui pada anak yang
ini ibu memutuskan untuk tidak berasal dari keluarga yang kurang
merespon terhadap informasi yang mampu.Hal ini bisa disebabkan
ada dan menjadi resisten terhadap karena kurangnya akses terhadap
persuasi yang muncul.Ke tiga, ibu pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
memutuskan untuk menganut Rendahnya pendidikan ibu juga
periaku sehat (tahap 5).Bila telah dapat mempengaruhi kesadaran ibu
mengambil keputusan tahap untuk mencari atau memperoleh
selanjutnya ada ibu mulai benar- informasi tentang kesehatan gigi dan
benar melakukan perilaku sehat mulut.9
(tahap 6). Tahap ke tujuh adalah
Walaupun berdasarkan teori
tahap maintenance, bila perlaku
PAPM secara individu ibu mungkin
sehat ini terus-menerus dilakukan
tidak sampai pada tahap
dari waktu ke waktu (Sniehotta dan
maintenance ketika mendapatkan
Aunger, 2010).11
pengetahuan baru melalui
Sebuah penelitian yang penyuluhan, namun mulai
dilakukan oleh Oredugba dkk (2014) munculnya kesadaran dalam diri ibu
untuk mengetahui pengetahuan ibu akan mempengaruhinya untuk
tentang kesehatan gigi dan mulut, meneruskan informasi atau
dari 104 ibu diketahui hanya 58,7 % pengetahuan yang didapatkannya
yang memiliki pengetahuan yang kepada anak. Hal ini disebabkan
adekuat. Hasil dari penelitian ini adanya attachment antara ibu dan
menunjukkan bahwa sumber anak.Attachment ini adalah bagian
informasi kesehatan gigi dan mulut dari sistem biologis, yang terbentuk
utamanya didapatkan dari media seiring interaksi ibu dan anak dari
elektronik, seperti radio, televisi dan waktu ke waktu. Ibu sebagai
internet.Informasi yang didapatkan pendidik pertama dan utama bagi
dari media elektronik ini lebih besar anak akan menggunakan
daripada yang didapatkan langsung pengetahuan yang diperolehnya
dari dokter gigi.Hal ini disebaban sebagai upaya meningkatkan
karena angka kunjungan ke klinik kesehatan anaknya (Vicedo,
dokter gigi masih rendah terutama di 2011).13
negara berkembang.Program
Berdasarkan Social Cognitive
promosi kesehaan gigi dan mulut
Theory (SCT) perilaku seseorang
perlu diberikan secara berkala
dapat dipengaruhi oleh orang-orang
kepada ibu, anak prasekolah, anak
yang ada di sekitarnya.Pengaruh ini
umur sekolah dasar hingga dewasa.
dapat diperoleh dari lingkungan
Dengan meningkatkan pengetahuan
sosial yang berada di sekitar
maka dapat meningkatkan
seseorang seperti keluarga, teman
kesadaran dalam menjaga
dan orang-orang terdekat yang
kesehatan gigi dan mulut.12
dapat membantu mengubah pola
Kesadaran ibu dalam pikir tentang hidup sehat.(Coreil,
menjaga dan mengajarkan anak 2009).Berdasarkan teori ini perilaku
tentang kesehatan gigi dan mulut dipelajari dari observasi, imitasi dan
penguatan (positive menggosok gigi yang benar,
reinforcement).Role model diantaranya mengenai cara
memfasilitasi pembelajaran tentang menggosok gigi yang benar,
suatu perilaku tertentu, dengan frekuensi serta alat dan bahan yang
begitu individu melakukan perilaku digunakan saat menyikat gigi
setelah mengobservasi (Raingruber, (Aishwary dan Gurunathan, 2015).16
2014). Pada masa awal-awal
Pengaruh ibu terhadap anak
pertumbuhannya yaitu pada usia 5-6
di masa awal pertumbuhan yang
tahun, yang menurut Piaget
besar ini dapat dimanfaatkan untuk
termasuk dalam tahap
melakukan intervensi agar
praoperasional, anak akan
kesadaran dan kesehatan gigi anak
mendapatkan pengalaman-
dapat terbentuk sejak dini.Intervensi
pengalaman yang membentuk dasar
ini dapat diberikan melalui promosi
dari cara berpikir logis. Piaget
kesehatan, misalnya dengan
menjelaskan pada tahap ini anak
memberikan penyuluhan atau
mulai menyusun secara sistematis
informasi kepada ibu ataupun calon
antara kemampuan fisik dan
ibu di posyandu dan klinik-klinik
pengetahuan sosialnya, untuk
imunisasi anak.Oleh karenanya
membentuk struktur yang logis pada
penting untuk memberikan pelatihan
tahap yang lebih baik. Pendidikan
kepada perawat di posyandu tentang
pada tahap-tahap awal yang
kesehatan gigi dan mulut agar
diperoleh dari lingkungan di sekitar
nantinya dapat diajarkan kepada ibu
anak ini akan menjadi pondasi
ataupun calon ibu.
untuk pembelajaran pada tahap-
tahap selanjutnya (Joubish dan KESIMPULAN
Khurram, 2011).14,15 Berdasarkan hasil penelitian
Anak–anak sangatlah rentan yang telah dilakukan dapat ditarik
terkena penyakit gigi dan mulut, kesimpulan sebagai berikut :
seperti Early Childhood Caries a. Terjadi peningkatan
(ECC). ECC ini bila tidak dicegah pengetahuan ibu tentang
dan ditangani dengan baik akan kesehatan gigi dan mulutsetelah
berdampak bagi kesehatan anak ibu diberikan penyuluhan
secara umum dan kesehatan gigi b. Terjadi peningkatan
anak di masa depan. Menyikat gigi Keterampilan menyikat gigi anak
adalah keterampilan mekanis untuk setelah ibu diberikan penyuluhan
membersihkan gigi dari plak dan tentang kesehatan gigi dan mulut
debris agar dapat mencegah c. Terdapat hubungan antara
terjadinya karies dan penyakit gigi pengetahuan ibu tentang
dan mulut lainnya. Pengetahuan kesehatan gigi dan mulut dengan
yang diperoleh anak pada masa keterampilan menyikat gigi anak
kanak-kanak tentang keterampilan usia 5-6 tahun setelah ibu
menyikat gigi akan menjadi dasar diberikan penyuluhan kesehatan
dalam menjaga kesehatan giginya. gigi dan mulut.
Pengetahuan dan kesadaran ibu
yang kurang memadai akan Saran
menyulitkan anak dalam menerima a. Bagi pihak sekolah
informasi lain tentang kesehatan gigi Perlu adanya peningkatan
di masa depan. Oleh karena itu Ibu pendidikan dan pelatihan tentang
dalam hal ini memiliki peran penting kesehatan gigi dan mulut di sekolah
dalam mengajarkan anak kebiasaan
sehingga anak dapat memperoleh Metode Roll dan Horizontal
pengetahuan sejak dini. Pada Anak Usia 8 dan 10
b. Bagi instansi Kesehatan Tahun di Medan. Fakultas
Promosi kesehatan gigi dan mulut Kedoktean Gigi Anak,
juga perlu diberikan kepada ibu Departemen Ilmu Kedokteran
sebagai pendidik pertama Gigi Anak, USU, Medan.
anak.Dengan memberikan promosi 4. Adiwiryono, Retno.
kesehaan kepada ibu diharapkan 2010.Pesan Kesehatan :
anak memperoleh pengetahuan Perilaku Hidup Bersih dan
yang berkelanjutan sejak dini hingga Sehat (PHBS) Anak Usia Dini
dewasa. Dalam Kurikulum Pendidikan
c. Bagi orangtua terutama ibu Anak Usia Dini. Fakultas
Upaya promotif untuk meningkatkan Ilmu-Ilmu Kesehatan
kesehatan gigi dan mulut bisa Universitas Muhammadiyah
dilakukan siapa saja termasuk Prof. DR. Hamka, hal. 1.
orangtua terutama ibu.Ibu yang 5. Arnett, JJ. Maynard, AE.
memiliki hubungan paling dekat 2012. Child Development
dengan anak saat kecil perlu Through Middle Childhood: A
memiliki pengetahuan tentang Cultural Approach. Pearson
kesehatan gigi dan mulut yang Education, United State, hal.
memadai agar dapat diajarkan 248-249.
kepada anak sejak dini. 6. Cherry, Kendra, 2013.
d. Bagi peneliti selanjutnya Cognitive Development
Diharapkan peneliti selanjutnya During the Play Years,
dapat mengembangkan metode (Online),
penyuluhan lain kepada orang tua (http://psychology.about.com/
terutama ibu, misalnya dengan od/early-child-
menggunakan media elektronik yang development/fl/Cognitive-
disesuaikan dengan perkembangan Development-During-the-
zaman seperti smart phone, social Play-Years.html, diakses 18
media dll. Desember 2013)
7. Venetsanou F, Kambas A.
2010. Enviromental Factors
DAFTAR PUSTAKA
Affecting Preschooler’s Motor
1. Nurhidayat, Oki, dkk. Development. Department of
2012.Perbandingan Media Physical Education and Sport
Power Point Dengan Flip Science, Democritus
Chart Dalam Meningkatkan University of Thrace, Thrace,
Pengetahuan Kesehatan Gigi Greece, hal. 322.
Dan Mulut. Unnes Journal of 8. Hnatiuk, Jill, dkk. 2013. Early
Public Health, 2012; 1 (1). Childhood Predictors of
Hal. 31-35. Toddlers Physical Activity:
2. Depkes. 2013. Riset Longitudinal Findings From
Kesehatan Dasar. Badan the Melbourne infant
Penelitan dan Progam.International Journal
Pengembangan Kesehatan, of Behavioral Nutrition and
Jakarta, hal. 150. Physical Activity, Melbourne,
3. Rifki, Ayudia. 2010. hal. 1-2
Perbedaan Efektifitas 9. Mubeen, Nida., Nisar,
Menyikat Gigi Dengan NIghat., 2015. Factors’
Affecting Mother’s Brushing Maintenance in Children With
Technique of Less than Five Self Brushing and Parents
Years Age Children in Guidance: A Pilot Study.
Pakistan. Journal of Dentistry International Journal of
and Oral Hygiene, Vol. 7. Pharma and Bio Sciences.
Hal, 86-87. www.ijpbs.net. Hal. 542.
10. Dinkes. 2012. Media Promosi
Kesehatan
(http://dinkes.slemankab.go.i
d/wp-
content/uploads/2012/07/Me
dia-Promkes.pdf) diakses
tanggal 26 februari 2017.
11. Sniehotta, F., Aunger, R.
2010. Stage Models of
Behaviour Change. Health
Psychology (2nd Edition).
Blackwell.
12. Oredugba, Folakemi, dkk.
Assesment of Mothers’ Oral
Health Knowledg: Towards
Oral Health Promotion for
Infants and Children. http:
//www .scirp.org /journal/
health/http://dx.doi.org
/10.4236/health.2014.610114
. Hal. 911-913.
13. Vicedo, Marga. 2011. The
Social Nature of The
Mother’s Tie to Her Child:
John Bowlby’s Theory of
Attachment in Post-war Dosen Pembimbing I
America. British Society for
the History o Science. Hal.
420.
14. Raingruber, Bonnie. 2014.
Contemporary Health
Dr. drg. Nur Permatasari, M.S
Promotion in Nursing
NIP. 196010051991032001
Practice. Jones & Barlett
Learning, United States.
Chapter 3, Hal 58.
15. Joubish, M., Khurram, M.
2011. Cognitive Development
in Jean Piaget’s Work and its
Implication for Teachers.
Department of Education,
Federal Urdu Uniersity,
Pakistan. Hal. 1264.
16. Aishwary, A, S., Gurunathan,
D. 2015. Oral Health

Anda mungkin juga menyukai