Anda di halaman 1dari 62

MGMP AKUNTANSI KOTA TANGERANG

PRAKTIK AKUNTANSI
INSTANSI PEMERINTAH

PELATIHAN GURU AKUNTANSI SE KOTA TANGERANG


TANGGAL 5 – 7 JULI 2018
Kebijakan Akuntansi
Pemerintah Daerah

SUBSTANSI
PERMENDAGRI Sistem Akuntansi
NOMOR 64 Pemerintah Daerah
TAHUN 2013
Bagan Akun Standar
(BAS)

3
Struktur Organisasi
Pemerintah Daerah
Entitas
Pelaporan

Entitas
Akuntansi
Instansi Pemerintah
= Satuan Kerja
Perangkat Daerah (SKPD)
Struktur Pengelolaan
Keuangan Daerah
Struktur Akuntansi
Pemerintah Daerah
Transaksi Aliran Kas
Dalam konteks hubungan PPKD (BUD) & SKPD seperti Kantor Pusat &
Cabang ini, transaksi aliran kas yang terjadi adalah:

ALIRAN KAS KELUAR


Pihak 1 Pihak 2
Kas Daerah (BUD) Bendahara Pengeluaran SKPD

1. Pengeluaran Uang Persediaan (UP) / Ganti Uang (GU)


/ Tambahan Uang (TU)
2. Pembayaran BUD kepada rekanan untuk membayar kegiatan
yang dianggarkan oleh SKPD (pembayaran langsung/LS)
ALIRAN KAS MASUK
Pihak 1 Pihak 2
Kas Daerah (BUD) Bendahara Penerimaan SKPD

1. Setoran Pendapatan SKPD oleh Bendahara Penerimaan


2. Setoran Pendapatan yang dianggarkan oleh SKPD
langsung
Basis Akuntansi
(Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 & Permendagri No 64/2013)

2 Basis Pencatatan

Basis Kas Basis Akrual


Mencatat transaksi yang Mencatat transaksi yang
berhubungan dengan berhubungan dengan
Laporan Realisasi Anggaran Laporan Operasional (LO) dan
(LRA) Neraca

Karena menganut 2 basis pencatatan, maka untuk transaksi tertentu terkait


dengan Pendapatan LRA & Belanja LRA dicatat ke dalam 2 jurnal yaitu:
1.Jurnal LRA
2.Jurnal LO
Persamaan akuntansi (LO & Neraca)
Aset = Kewajiban + Ekuitas + (Pendapatan – Beban)

Saldo Normal
Akun
* Ketentuan BAS yang digunakan,
 Bagan Akun Standar (BAS) terakhir ditetapkan Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 64 tahun 2013

Bagan Akun Standar adalah daftar kodefikasi & klasifikasi terkait transaksi
keuangan yang disusun secara sistematis sebagai pedoman dalam
1.Pelaksanaan anggaran
2.Pelaporan keuangan Satker

0 0 0 00 00

5 (lima) level:
Level 1 = Kode akun Kode akun ada 9 jenis:
Level 2 = Kode kelompok Akun 1 = Aset
Level 3 = Kode jenis Akun 2 = Kewajiban
Level 4 = Kode obyek Akun 3 = ekuitas
Level 5 = Kode rincian obyek Akun 4 = Pendapatan-LRA
Akun 5 = Belanja
Akun 6 = Transfer
Akun 7 = Pembiayaan
Akun 8 = Pendapatan-LO
Akun 9 = Beban
Pajak Instansi Pemerintah
PPh Pasal 21 Tidak Final

1. Penghasilan tetap dan teratur setiap bulan yang diterima oleh Pejabat Negara,
PNS, Anggota TNI dan POLRI, dan Pensiunan  Ditanggung Pemerintah.
2. Penghasilan teratur dan tidak teratur yang diterima oleh Selain Pejabat Negara,
PNS, Anggota TNI dan POLRI, dan Pensiunan  dipotong dari pembayaran.

PPh Pasal 21 Final


Pembayaran honorarium atau imbalan tidak tetap dan teratur lainnya yang
menjadi beban APBN atau APBD dan dibayarkan kepada PNS (termasuk
CPNS), Pejabat, Anggota TNI/POLRI, dan Pensiunan  dipotong dari
pembayaran
Penerima Honorarium atau imbalan lain Tarif
PNS Golongan I dan Golongan II, Anggota TNI/POLRI 0%
Golongan Pangkat Tamtama dan Bintara, dan
Pensiunannya
PNS Golongan III, Anggota TNI/POLRI Golongan 5%
Pangkat Perwira Pertama, dan pensiunannya
Pejabat Negara, PNS Golongan IV, Anggota TNI/POLRI 15%
Golongan Pangkat Perwira Menengah dan Perwira
Tinggi, dan Pensiunannya.
Pajak atas Belanja Barang
Dipungut:
1. PPh Pasal 22 sebesar 1,5% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) apabila
Pembelian barang melebihi jumlah Rp. 2.000.000,- termasuk PPN; dan
2. PPN 10% apabila pembayaran melebihi jumlah Rp. 1.000.000,- termasuk
PPN

Pajak atas Belanja Jasa

Dipungut:
1.PPh Pasal 23 sebesar 2 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP), kecuali
ada Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 23; dan
2. PPN 10% apabila pembayaran melebihi jumlah Rp. 1.000.000,- termasuk
PPN
1

2
1 Dokumen Pelaksanaan Anggaran SKPD (DPA-SKPD)

Dokumen Pertama Yang Menjadi Dasar Terjadinya Transaksi


dalam Satu Tahun Anggaran

* DPA sama seperti Anggaran (Budget) dalam Akuntansi Keuangan


2 Bukti Transaksi

Bukti transaksi dari realisasi pelaksanaan kegiatan yang ada dalam


DPA

DASAR PENCATATAN JURNAL


2 Bukti Transaksi (lanjutan)

Jenis jenis Surat Permintaan Pembayaran (SPP) :


a) Uang Persediaan (UP)
b) Ganti Uang (GU)
c) Tambah Uang (TU)
d) Langsung (LS)
• LS untuk pembayaran Gaji & Tunjangan
• LS untuk pengadaan Barang dan Jasa

SPP Uang Persediaan (UP)

Bendahara pengeluaran mengajukan SPP Uang Persediaan


(UP) setiap awal tahun anggaran setelah dikeluarkannya SK
Kepala Daerah tentang besaran UP.
Tujuan SPP-UP untuk mengisi uang persediaan tiap-tiap SKPD.
Pengajuan UP hanya dilakukan sekali dalam setahun.
2 Bukti Transaksi (lanjutan)

SPP Ganti Uang (GU)


Pada saat Uang Persediaan (UP) telah terpakai, bendahara
pengeluarandapat mengajukan SPP Ganti Uang Persediaan (GU)
sejumlah SPJ penggunaan uang persediaan yang telah disahkan.
Lampiran SPP GU antara lain:
a) Salinan SPD (Surat Penyediaan Dana)
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Laporan Pertanggungjawaban Uang Persediaan
d) Bukti-bukti belanja yang lengkap dan sah
e) Lampiran lain yang diperlukan

SPP Tambahan Uang (TU)

Apabila terdapat kebutuhan belanja yang sifatnya mendesak, dan


uang persediaan tidak mencukupi karena sudah direncanakan
untuk kegiatan lain, maka bendahara pengeluaran dapat mengajukan
SPP-TU.
2 Bukti Transaksi (lanjutan)

SPP Langsung (LS)

SPP Langsung (SPP-LS); yang dipergunakan untuk pembayaran


langsung pada pihak ketiga dengan jumlah yang telah ditetapkan.
SPP-LS dapat dikelompokkan menjadi:
a. SPP-LS untuk pembayaran Gaji dan Tunjangan
b. SPP-LS untuk pengadaan Barang dan Jasa
Lampiran SPP-LS antara lain:

Untuk SPP-LS Gaji dan Tunjangan


a) Salinan SPD (Surat Penyediaan Dana)
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Dokumen-Dokumen Pelengkap Daftar Gaji yang terdiri
atas:
 pembayaran gaji induk;
 gaji susulan;
 kekurangan gaji;
 gaji terusan;
 uang duka wafat/tewas ; Lampiran lain yg diperlukan
2 Bukti Transaksi (lanjutan)

Untuk SPP-LS Barang dan Jasa


a) Salinan SPD (Surat Penyediaan Dana)
b) Draft Surat Pernyataan Pengguna Anggaran
c) Dokumen-Dokumen Terkait Kegiatan (disiapkan oleh PPTK)
yang terdiri atas:
 salinan surat rekomendasi dari SKPD teknis terkait;
 SSP disertai faktur pajak (PPN dan PPh) yang telah
ditandatangani wajib pajak dan wajib pungut;
 surat perjanjian kerjasama/kontrak antara pengguna
anggaran/kuasa pengguna anggaran dengan pihak ketiga serta
mencantumkan nomor rekening bank pihak ketiga;
 berita acara penyelesaian pekerjaan;
 berita acara serah terima barang dan jasa;
 berita acara pembayaran;
 kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak ketiga
dan PPTK sertai disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa pengguna
anggaran;
2 Bukti Transaksi (lanjutan)

 kwitansi bermeterai, nota/faktur yang ditandatangani pihak


ketiga dan PPTK sertai disetujui oleh pengguna anggaran/kuasa
pengguna anggaran;
 surat jaminan bank atau yang dipersamakan yang dikeluarkan oleh
bank atau lembaga keuangan non bank;
 dokumen lain yang dipersyaratkan untuk kontrak kontrak yang
dananya sebagian atau seluruhnya bersumber dari penerusan
pinjaman/hibah luar negeri;
 berita acara pemeriksaan yang ditandatangani oleh pihak ketiga/
rekanan serta unsur panitia pemeriksaan barang berikut lampiran
daftar barang yang diperiksa;
 surat angkutan atau konosemen apabila pengadaan barang
dilaksanakan di luar wilayah kerja;
 surat pemberitahuan potongan denda keterlambatan pekerjaan
dari PPTK apabila pekerjaan mengalami keterlambatan;
 foto / buku / dokumentasi tingkat kemajuan/ penyelesaian
pekerjaan;
2 Bukti Transaksi (lanjutan)

 potongan jamsostek (potongan sesuai dengan ketentuan yang


berlaku/surat pemberitahuan jamsostek); dan
 khusus untuk pekerjaan konsultan yang perhitungan harganya
menggunakan biaya personil (billing rate), berita acara prestasi
kemajuan pekerjaan dilampiri dengan bukti kehadiran dari tenaga
konsultan sesuai pentahapan waktu pekerjaan dan bukti
penyewaan/ pembelian alat penunjang serta bukti pengeluaran
lainnya berdasarkan rincian dalam surat penawaran.
e) Lampiran lain yang diperlukan
3 JURNAL
4 BUKU BESAR
5 NERACA SALDO
6 JURNAL PENYESUAIAN

Ada 2 jenis jurnal penyesuaian, yaitu:


1. Biaya dibayar dimuka (Prepayment)
a) Beban dibayar dimuka (Prepaid expense). Beban yang dibayar dimuka
secara tunai dan dicatat sebagai aset sebelum digunakan atau dikonsumsi.
Contoh: perlengkapan kantor, asuransi, dan depresiasi.
b) Pendapatan diterima dimuka atau pendapatan yang belum dihasilkan
(Unearned revenue). Uang tunai yang diterima dan dicatat sebagai kewajiban
sebelum pendapatannya dihasilkan. Contoh: pendapatan pajak reklame,
pendapatan sewa.

2. Transaksi akrual (Accrual)


a) Akrual pendapatan (Accrued revenues). Akrual pendapatan pada dasarnya
adalah piutang, yaitu pendapatan yang telah dihasilkan namun belum diterima
uangnya atau belum dicatat. Contoh: piutang pajak.
b) Akrual beban (Accrued expenses). Akrual beban pada dasarnya adalah
utang, yaitu beban yang telah terjadi namun belum dibayarkan uangnya atau
belum dicatat. Contoh: bunga untuk utang, sewa, pajak, gaji atau honorarium.
7 NERACA LAJUR (12 Kolom)
8 Pendapatan-LRA
Pendapatan-LRA 1
1 5
5
Belanja
Belanja
LRA
LAPORAN KEUANGAN
SKPD

Pendapatan-LO
Pendapatan-LO 2
2 4
4
Beban LO LPE
Beban
C
PP
PP Permenda
Permenda
Kas & Setara
Kas & Setara Kas
Kas A
71/201
71/201 gri
gri Piutang
Piutang L
0 64/2013
0 64/2013 Persediaan
Persediaan K
3
3 **)
Neraca
Aset
Aset Tetap
Tetap &
&
Penyusutan
Penyusutan
Aset
Aset Lainnya
Lainnya
Kewajiban
Kewajiban
Koreksi
Koreksi
Kesalahan
Kesalahan

Konsolidasi
Konsolidasi
Laporan
Laporan Pemda
Pemda

28
Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan keuangan pemerintah yang menyajikan ikhtisar sumber, alokasi


dan pemakaian sumber daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah
pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam suatu periode tertentu.

Struktur dan Isi LRA-SKPD:


1)Pendapatan,
2)Belanja,
3)Surplus / Defisit

* Perlu diperhatikan, dalam format LRA tidak dirinci berdasarkan


kode rekening per rincian obyek sehingga perlu berhati-hati dalam
mengelompokkan Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, dan
Pembiayaan.
Format
Laporan
Realisasi
Anggaran
(LRA)
Jurnal Penutup setelah menyusun LRA

Bersamaan dengan pembuatan LRA, SKPD harus membuat Jurnal Penutup.


Jurnal penutup berfungsi untuk membuat saldo dari akun-akun terkait
anggaran & realisasi menjadi nol pada akhir periode.

 1. Jurnal Penutup untuk menutup jurnal anggaran awal tahun (opsional)
Apropriasi Belanja xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Estimasi Pendapatan xxx
 
2. Jurnal Penutup untuk realisasi anggaran ke akun surplus/defisit–LRA
  Pendapatan LRA xxx
Belanja xxx
Surplus/Defisit LRA xxx

3. Jurnal Penutup untuk menutup akun surplus/defisit– LRA ke akun Estimasi


Perubahan SAL yang terbentuk selama transaksi.
  Surplus/Defisit LRA xxx
Estimasi Perubahan SAL xxx
Laporan Operasional (LO)

Berdasarkan Neraca Saldo setelah Penutupan LRA, Akuntansi SKPD


mengidentifikasi akun-akun yang termasuk dalam komponen Laporan
Operasional untuk kemudian disajikan dalam Laporan Operasional.

Laporan Operasional disusun untuk melengkapi pelaporan dari siklus


akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle).
Struktur dan Isi LO-SKPD:
1. Pendapatan-LO
2. Beban-LO
3. Surplus / (Defisit) - LO

* Sama seperti format LRA, format LO juga tidak dirinci


berdasarkan kode rekening per rincian obyek sehingga
perlu berhati-hati dalam mengelompokkan Pendapatan-LO
dan Beban.
Format
Laporan
Operasional
(LO)
Jurnal Penutup setelah menyusun LO

Bersamaan dengan pembuatan LO, Akuntansi SKPD juga membuat jurnal


penutup. Prinsip penutupan ini adalah membuat nilai akun-akun LO menjadi 0.

Pendapatan LO xxx
Surplus/DefisitLO xxx
Beban xxx
Neraca

Setelah Penutupan LO, Akuntansi SKPD membuat Neraca.


Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu.

Struktur dan Isi Neraca:


1. Kas dan setara kas
2. Investasi jangka pendek
3. Piutang pajak dan bukan pajak
4. Persediaan
5. Investasi jangka panjang
6. Aset tetap
7. Kewajiban jangka pendek
8. Kewajiban jangka panjang
9. Ekuitas
* Sama seperti format LRA dan LO, format Neraca
sebjuga tidak dirinci berdasarkan kode rekening
per rincian obyek sehingga perlu berhati-hati
dalam mengelompokkan Aset, Kewajiban, dan
Ekuitas.
Format
Neraca (1)
Format
Neraca (2)
Jurnal Penutup setelah menyusun Neraca

Bersamaan dengan pembuatan Neraca, SKPD membuat jurnal penutup akhir


untuk menutup akun Surplus (Defisit) – LO ke akun Ekuitas.

Surplus / Defisit … LO xxx


Ekuitas xxx
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE)

Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan


ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Struktur dan Isi LPE:


1. Ekuitas awal
2. Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan
3. Koreksi-koreksi yang langsung menambah/mengurangi ekuitas.
4. Ekuitas akhir
Periode Penyusunan Laporan Keuangan

2 (dua) kali dalam satu tahun anggaran, yaitu:


- Semester ( Periode Januari s.d. Juni )
- Tahunan ( Periode Januari s.d. Desember)
SISTIM AKUNTANSI INSTANSI PEMERINTAH
AKUNTANSI ANGGARAN

Dokumen Yang Digunakan


Dokumen Pelaksanaan Anggaran – Satuan Kerja Perangkat Daerah
(DPA-SKPD) yang Disahkan.
DPA-SKPD merupakan dokumen untuk mengalokasikan APBD kepada
seluruh Satuan Kerja sebagai dasar pelaksanaan anggaran oleh Kepala
Satuan Kerja selaku pengguna anggaran/barang.

Jurnal Yang Digunakan (*optional)

Estimasi Pendapatan xxx


Estimasi Perubahan SAL **) xxx
Apropriasi Belanja xxx

*) optional: boleh dijurnal atau tidak.


**) Estimasi perubahan SAL ini merupakan akun perantara
yang berguna dalam rangka pencatatan transaksi realisasi
anggaran
AKUNTANSI PENDAPATAN

Ada 2 jenis pendapatan, yaitu:


1. Pendapatan - Laporan Operasional (Pendapatan-LO)
Adalah hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah ekuitas dalam
periode tahun anggaran dan tidak perlu dibayar kembali.
Pendapatan LO menggunakan basis akrual & diakui pada saat:
a. Timbulnya hak atas pendapatan (Earned); atau
b. Pendapatan direalisasi, yaitu adanya aliran masuk sumber daya ekonomi
baik sudah diterima pembayaran secara tunai (Realized)
2. Pendapatan- Laporan Realisasi Anggaran (Pendapatan-LRA)
Adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Daerah yang menambah
Saldo Anggaran Lebih dalam periode tahun anggaran yang menjadi hak
pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Pendapatan LRA menggunakan basis kas & diakui pada saat:
a. diterima di rekening Kas Umum Daerah; atau
b. diterima oleh SKPD; atau
c. diterima entitas lain diluar pemerintah daerah atas nama BUD
Klasifikasi Pendapatan
Pendapatan diklasifikasi berdasarkan sumbernya ke dalam 3 kelompok
pendapatan daerah yaitu:
1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)
a)Pajak Daerah
b)Retribusi Daerah
c)Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan Lain-Lain PAD
Yang Sah
2. Pendapatan Transfer/Pendapatan Dana Perimbangan
a)Bagi Hasil/DAU/DAK/Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat
b)Pendapatan Transfer Pemerintah Lainnya
c)Pendapatan Transfer Pemerintah Daerah Lainnya
d)Bantuan Keuangan
3. Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
a)Pendapatan Hibah
b)Dana Darurat
c)Pendapatan Lainnya
Pengakuan Pendapatan
Berdasarkan Sumber Pendapatan

1) Adanya penetapan terlebih dahulu (Official assesment)


2) Penghitungan sendiri oleh wajib pajak (Self assessment) dan
dilanjutkan dengan pembayaran
3) Pembayaran dilakukan di muka oleh wajib pajak untuk memenuhi
kewajiban selama beberapa periode
4) Penghitungan sendiri oleh wajib pajak (Self assessment) dan
pembayarannya diterima di muka
5) Tidak perlu ada penetapan terlebih dahulu
Jurnal Standar Pendapatan
AKUNTANSI BEBAN & AKUNTANSI BELANJA

Definisi dan pencatatan


Beban adalah penurunan manfaat ekonomi atau potensi jasa dalam periode
pelaporan yang menurunkan ekuitas, yang dapat berupa pengeluaran atau
konsumsi aset atau timbulnya kewajiban.
Belanja merupakan semua pengeluaran oleh Bendahara Umum Negara/
Bendahara Umum Daerah yang mengurangi Saldo Anggaran Lebih dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh
pembayarannya kembali oleh pemerintah.

Perbedaan beban
& belanja
Jurnal Standar Beban & Belanja

1. Beban dan Belanja Pegawai

1.a. Beban dan Belanja Pegawai menggunakan Mekanisme Langsung


(LS)
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA
1.c. Beban dan Belanja pegawai (misalnya pembayaran lembur)
menggunakan Mekanisme Uang Persediaan (UP),

Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA
1.d. Pengajuan Ganti Uang (GU)
2. Belanja Barang dan Jasa

2.a. Belanja Barang dan Jasa - Pendekatan Beban.


Jika pembayaran menggunakan Mekanisme LS
Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA
Jika pembayaran menggunakan Mekanisme UP

Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA
3. Beban Hibah dan Bansos

3.a. Beban Hibah dan Bansos - Pendekatan Beban

Jika pembayaran menggunakan Mekanisme LS

Jurnal LO dan Neraca

Jurnal LRA
AKUNTANSI ASET TETAP

Kriteria Aset Tetap


Kriteria yang harus dipenuhi agar suatu aset berwujud dapat diakui
sebagai aset tetap, yaitu:
1.berwujud
2.mempunyai masa manfaat lebih dari 12 bulan
3.biaya perolehan dapat diukur secara andal
4.tidak dimaksudkan untuk dijual dalam operasi normal entitas, dan
5.diperoleh atau dibangun dengan maksud untuk digunakan
Pengeluaran belanja barang yang tidak memenuhi kriteria aset tetap di
atas akan diperlakukan sebagai persediaan/aset lainnya.

Klasifikasi Aset Tetap


1. Tanah
2. Peralatan dan Mesin
3. Gedung dan Bangunan
4. Jalan, Irigasi, dan Jaringan
5. Aset Tetap Lainnya
6. Konstruksi dalam Pengerjaan
Pengakuan Aset Tetap
Pengakuan aset tetap ditandai dengan telah diterimanya atau diserahkannya
hak kepemilikan atas aset tetap dan/atau pada saat penguasaannya
berpindah.

Pengukuran Aset Tetap


•Aset tetap dinilai dengan biaya perolehan.
•Apabila tidak memungkinkan menggunakan biaya perolehan, maka
digunakan nilai wajar pada saat perolehan.

Perolehan Aset Tetap


Perolehan aktiva tetap dapat terjadi karena cara:
1.Pembelian (pembayaran sekaligus, pembayaran termin, atau lump-sum)
2.Pertukaran aset, donasi, swakelola, dan lain sebagainya.
Perlakuan Pajak

Atas belanja aset tetap berupa barang dipungut pajak


:
1.PPh Pasal 22 sebesar 1,5% dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP) apabila
Pembelian barang melebihi jumlah Rp. 2.000.000,- termasuk PPN; dan
2. PPN 10% apabila pembayaran melebihi jumlah Rp. 1.000.000,-
termasuk PPN

Atas belanja aset tetap berupa jasa dipungut pajak:


1.PPh Pasal 23 sebesar 2 % dari Dasar Pengenaan Pajak (DPP), kecuali
ada Surat Keterangan Bebas (SKB) PPh Pasal 23; dan
2. PPN 10% apabila pembayaran melebihi jumlah Rp. 1.000.000,-
termasuk PPN
AKUNTANSI PERSEDIAAN

Definisi Persediaan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan
yang dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah dan
barang-barang yang dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam
rangka pelayanan kepada masyarakat.
AKUNTANSI PERSEDIAAN

Klasifikasi Persediaan
Suatu aset dapat diklasifikasikan sebagai persediaan bila memenuhi salah
satu kriteria sebagai berikut:
1.Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka
kegiatan operasional pemerintah. Contoh: barang pakai habis seperti alat
tulis kantor, barang tak pakai habis seperti komponen peralatan dan pipa,
dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
2. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang akan digunakan dalam proses
produksi. Contoh: bahan yang digunakan dalam proses produksi seperti
bahan baku pembuatan alat-alat pertanian, dan lain-lain.
3. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat. Contoh persediaan yang termasuk dalam
kelompok ini adalah alat-alat pertanian setengah jadi.
4. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
dalam rangka kegiatan pemerintahan. Contohnya adalah hewan/tanaman.
Klasifikasi Persediaan Dalam Bagan Akun Standar (BAS)
Persediaan Bahan Pakai Habis
• Persediaan Alat Tulis Kantor
• Persediaan Dokumen/Administrasi Tender
• Persediaan Alat Listrik dan elektronik (lampu pijar, battery kering)
• Persediaan Perangko, materai dan benda pos lainnya
• Persediaan Peralatan kebersihan dan bahan pembersih
• Persediaan Bahan Bakar Minyak/Gas
• Persediaan Isi tabung pemadam kebakaran
• Persediaan Isi tabung gas
Persediaan Bahan/Material
• Persediaan Bahan baku bangunan
Persediaan Bahan/bibit tanaman
• Persediaan Bibit ternak
Persediaan Bahan obat-obatan
• Persediaan Bahan kimia
• Persediaan Bahan Makanan Pokok
Persediaan Barang Lainnya
•Persediaan Barang yang akan Diberikan Kepada Pihak Ketiga
AKUNTANSI NON KAS

1. Koreksi Kesalahan

2. Pengakuan Persediaan Akhir (pendekatan beban dan metode periodik)

3. Beban Penyusutan

4. Beban Penyisihan Piutang

5. Penyesuaian atas Transaksi yang bersifat Akrual

6. Penyesuaian terhadap akun Beban Jasa Dibayar di Muka


Praktik Akuntansi Instansi Pemerintah
(Terbimbing)

1. Soal bab 2 dari buku


2. Sheet Kertas kerja Excel
3. Sheet Bagan Akun Excel
Praktik Akuntansi Instansi Pemerintah
(Mandiri)

1. Soal bab 3 dari buku


2. Sheet Kertas kerja Excel
3. Sheet Bagan Akun Excel
Selesai

Anda mungkin juga menyukai