Anda di halaman 1dari 7

Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No.

2 Desember 2019: 133-139

GAMBARAN MOTIVASI BERPRESTASI PEER GROUP


RELIGIUS PADA MAHASISWA

Taufiq Ahmad Syauqi


Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
a.syauq@gmail.com

ABSTRACT
The purpose of this study is to see how the role or perception of students in the peer group about
achievement motivation and religiosity that exists in themselves. The research method uses
qualitative case studies. The informants in this study involved 9 students divided into 3 peer groups
with the characteristics of each and 1 teaching staff. The results showed that according to
individuals in the peer group, the academic motivation and non-academic motivation achievement
of their students was influenced by friends in the peer group, and religiosity could influence their
achievement motivation. Religiosity can itself influence achievement motivation, and can be
formed in a peer group so that it indirectly influences achievement motivation in students.

Keywords: Religious Peer Group, Achievement Motivation

ABSTRAK
Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk melihat bagaimana peran atau persepsi mahasiswa yang
ada dalam peer grouptentang motivasi berprestasiserta religiusitas yang ada pada diri mereka.
Metode penelitian menggunakan kualitatif studi kasus. Informan pada penelitian ini melibatkan 9
mahasiswa yang terbagi menjadi 3 peer group dengan karakteristik masing-masing dan 1 staff
pengajar. Hasil penelitian menunjukkan menurut individu di dalam peer group, motivasi berprestasi
akademik maupun non-akademik pada mahasiswa mereka dipengaruhi oleh teman di dalam peer
group, dan religiusitas dapat mempengaruhi motivasi berprestasi mereka. Religiusitas dapat secara
sendiri mempengaruhi motivasi berprestasi, dan dapat terbentuk di dalam peer group sehingga
secara tidak langsung berpengaruh pada motivasi berprestasi pada mahasiswa.

Kata Kunci: Peer Group Religius, Motivasi Berprestasi

Submission Review Process Revised Accepted Published


15 October -
8 January 2019 25 November 2019 28 November 2019 16 December 2019
12 November 2019

PENDAHULUAN sebaya adalah satu faktor yang berpengaruh


Mahasiswa merupakan suatu pada kehidupan masa remaja. Salah satunya
kelompok yang telah melalui proses panjang adalah sebagai dukungan terhadap individu-
pendidikan, mulai dari pendidikan dasar, individu yang ada dalam kelompok tersebut
menengah hingga lanjutan lalu menempuh (Susilowati, T & Sari, 2014).
jenjang perguruan tinggi. Mereka adalah Dikemukakan oleh Susilowati dan
sekumpulan orang yang berumur kisaran Sari (2014) bahwa dukungan sosial dari
remaja akhir yaitu 18-21 tahun.Pada masa ini, kelompok teman sebaya (peer group) yang
seorang individu cenderung masih terikat positif dapat menjadi salah satu hal yang
dengan teman sebaya/lebih senang berkumpul mempengaruhi perilaku orang lain di dalam
membentuk kelompok-kelompok kecil yang kelompok tersebut.
dapat disebut dengan peer group atau teman Dikemukakan oleh Dewi (2017)
sebaya. Laursen mengemukakan bahwa teman bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
134| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019

terhadap motivasi belajar mahasiswa yaitu banyak berada di luar rumah bersama dengan
dukungan sosial teman sebaya. Dukungan teman-teman sebaya di dalam kelompok, hal
sosial atau social support dapat diartikan ini menyebabkan pengaruh teman-teman
sebagai kenyamanan yang diberikan oleh sebaya pada sikap, minat, penampilan dan
orang lain secara fisik dan psikis (Baron, R.A perilaku lebih besar daripada yang lain
& Byrne, 2005). misalnya keluarga (Suriani & Hermansyah,
Sedangkan Santrock (2003) 2014).
mengemukakan bahwa teman sebaya adalah Sedangkan religiusitas adalah suatu
anak-anak atau remaja yang berada pada penghayatan keagamaan serta kedalaman
tingkat kematangan usia yang relatif sama, kepercayaan (aqidah), yang diekspresikan
dan peer group dapat diartikan sebagai suatu dengan menjalankan ibadah sehari-hari,
kelompok referensi yang mana remaja misalnya dengan berdoa, membaca kitab suci
mengidentifikasikan dirinya dan memperoleh dan menjalani kehidupan sehari-hari yang
standar-standar tertentu. Hasil penelitian sesuai dengan ajaran keagamaan dan
Manggarani dan Supraptiningsih (2011) kepercayaannya (Hawari, 2011)
menunjukkan bahwa motivasi berprestasi Dikemukakan oleh Ancok dan Suroso
dipengaruhi oleh peran kelompok teman (2011) bahwa Allah menyuruth umat-Nya
sebaya, dimana semakin rendah pemaknaan untuk beragama Islam secara menyeluruh,
peran kelompok teman sebaya maka akan sehingga setiap Muslim baik dalam berpikir,
semakin rendah motivasi berprestasi, dan bersikap maupun bertindak diperintahkan
begitu juga sebaliknya. untuk berislam. Semua perbuatan dilakukan
Dijelaskan dalam penelitian Yudha dalam rangka beribadah kepada Allah,
dan Idris (2014) bahwa lingkungan sekolah dimanapun dan dalam keadaan apapun itu.
juga berpengaruh terhadap motivasi belajar Mengemukakan unsur atau aspek
siswa, tetapi hal ini juga dipengaruhi oleh keberagamaan, yang meliputi (1) kepercayaan
teman-teman sebaya yang saling memberikan keagamaan atau aqidah sebagai dimensi
dukungan dalam belajar serta pengerjaan ideologi dan konseptual sebagai dimensi
tugas. Sedangkan Efendi (2014) pada hasil keyakinan, (2) praktek keagamaan sebagai
penelitiannya mengemukakan bahwa konsep dimensi ritual/praktek agama, (3) perasaan
diri dalam belajar yang positif dapat atau penghayatan keberagamaan sebagai
mempengaruhi prestasi akademik, motivasi dimensi pengalaman, (4) pengetahuan
belajar yang tinggi dapat mempengaruhi keagamaan sebagai dimensi intelektual, dan
prestasi akademik, konsep diri dalam belajar (5) dampak keagamaan sebagai dimensi
yang positif dan motivasi belajar yang tinggi akibat, yang mana ditampilkan dalam
dapat mempengaruhi prestasi akademik. perbuatan yang mencerminkan citra diri
Peer group atau kelompok teman seseorang.
sebaya ternyata tidak hanya mempengaruhi Dimensi keyakinan, berisi
dalam hal seperti yang telah disebutkan di pengharapan-pengharapan dimana orang yang
atas, namun lebih dari itu juga dapat religiusberpegang teguh pada pandangan
berpengaruh terhadap peningkatan teologis tertentu dan mengakui kebenaran
pengetahuan remaja dalam hal pengetahuan doktrin dari agama tertentu. Setiap agama
kesehatan reproduksi remaja. Seperti yang mempertahankan seperangkat kepercayaan
kita ketahui bahwa remaja adalah kelompok dimana para penganut diharapkanakan
usia yang kuat dalam pengaruh kelompok menjadi taat. Walau demikian, isi dan ruang
sebaya (peer group) dikarenakan remaja lebih lingkup keyakinan itu bervariasi tidak hanya
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Taufiq Ahmad Syauqi Gambaran Motivasi Berprestasi Peer Group Religius Pada Mahasiswa |135

diantara agama-agama, tetapi seringkali juga pengetahuan mengenai suatu keyakinan


diantara tradisi-tradisi dalam agama yang adalah syarat bagi penerimaannya. Walaupun
sama (Ancok, D & Suroso, 2011). demikian, keyakinan tidak perlu diikuti oleh
Dimensi praktek agama, mencakup syarat pengetahuan, juga semua pengetahuan
perilaku pemujaan, ketaatan, dan hal-hal yang agama tidak selalu bersandar pada keyakinan
dilakukan orang untuk menunjukkan (Ancok, D & Suroso, 2011).
komitmen terhadap agama yang Dimensi pengamalan atau
dianutnya.Praktik-praktik keagamaan ini konsekuensi, konsekuensi komitmen agama
terdiri atas dua kelas penting, yaitu (1) ritual, berlainan dari keempat dimensi yang tersebut
mengacu pada seperangkat ritus, tindakan di atas. Dimensi ini mengacu pada identifikasi
keagamaan formal dan praktek-praktek suci akibat-akibat keyakinan keagamaan, praktik,
yang semua mengharapkan para pemeluk pengalaman, dan pengetahuan seseorang dari
melaksanakan, (2) ketaatan. hari ke hari (Ancok, D & Suroso, 2011)
Ketaatan dan ritual bagaikan ikan Penelitian Dewi (2017)menunjukkan
dengan air, meski ada perbedaan penting. bahwa tingkat religiusitas yang tinggi
Apabila aspek ritual dari komitmen sangat menunjukkan ada korelasi atau hubungan
formal, semua agama yang dikenal juga yang positif dan signifikan antara religiusitas
mempunyai seperangkat tindakan dengan motivasi siswa. (Mustain,
persembahan dan kontemplasi personal yang 2014)mengemukakan dalam hasil
relatif spontan, informal, dan khas pribadi penelitiannya bahwa religiusitas dapat
(Ancok, D & Suroso, 2011) diartikan suatu bentukan dalam diri setiap
Dimensi pengalaman, dimensi ini insan manusia dalam meyakini
berisikan dan memperhatikan fakta bahwa Tuhannya.Setiap manusia punya rasa religi
semua agama mengandung pengharapan- dalam diri pribadinya untuk pengembangan
pengharapan tertentu, meski tidak tepat jika diri menuju pencapaian yang hakiki.Motivasi
dikatakan bahwa seseorang yang beragama berprestasi merupakan kekuatan penggerak
dengan baik suatu waktu akan mencapai yang mana dapat meningkatkan vitalitas
pengetahuan subjektif dan langsung mengenai dalam diri seseorang yang berorientasi pada
kenyataan terakhir (kenyataan terakhir bahwa hasil yang terbaik atas prestasi itu sendiri.
ia akan mencapai suatu kontak dengan Berdasarkan pemaparan di atas,
kekuatan supernatural). peneliti tertarik untuk meneliti mengenai
Dimensi ini berkaitan dengan peran peer group, dimana dalam group
pengalaman keagamaan, perasaan, persepsi tersebut religiusitas para anggotanya
dan sensasi yang dialami oleh seseorang atau terbentuk dan karenanya motivasi berprestasi
didefinisikan oleh suatu kelompok keagamaan para mahasiswa menjadi lebih meningkat.
yang melihat komunikasi dalam suatu esensi Hal ini terlihat pada motivasi
ketuhanan dengan otoritas transendental berprestasi dari salah satu kelas Prodi
(Ancok, D & Suroso, 2011) Psikologi di Universitas S. Berdasarkan hasil
Dimensi pengetahuan agama, yang wawancara terhadap staff pengajar diketahui
mengacu pada harapan bahwa orang-orang bahwa terdapat 3 peer group yang menonjol.
beragama paling tidak memiliki sejumlah Pengaruh peer group terhadap
minimal pengetahuan mengenai dasar-dasar motivasi berprestasi mahasiswa terlihat dari
keyakinan, ritus-ritus, kitab suci dan tradisi- bagaimana mereka ketika berada di kelas,
tradisi. Dimensi pengetahuan dan keyakinan misalnya memperhatikan ketika dosen
jelas berkaitan satu sama lain, karena menjelaskan dan bagaimana penyelesaian
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
136| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019

tugas yang diberikan kepada mereka serta hal- Namun karakteristik peer group kedua
hal lainnya yang bersifat akademis maupun ini lebih termotivasi pada hal-hal non-
non-akademis. akademik, ketika di kelas tidak terlalu aktif
namun pengetahuan dan pengalaman tentang
METODE PENELITIAN organisasi lebih banyak daripada peer group
Metode yang digunakan dalam pertama.
penelitian ini adalah kualitatif studi kasus, Sedangkan peer group ketiga dengan
menggunakan observasi dan indepth karakteristik religiusitas biasa saja (jilbab
interview (wawancara mendalam. biasa saja seperti rata-rata mahasiswi di kelas,
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi, pakaian cenderung ketat), duduk di barisan
di Program Studi Psikologi angkatan 2016, kedua, mengerjakan tugas dengan lebih baik
Universitas X ditemukan terdapat tiga peer ketika telah menjadi peer group, tidak terlalu
group yang terbentuk. Mereka telah aktif di organisasi namun orientasi akademik
dekat/menjadi peer group sejak sekitar ketika di kelas cukup baik. Karakteristik peer
pertengahan semester 1 (ketika dilakukan group ketiga ini sedikit kurang religius
pengambilan data mereka semester 3),namun sehingga hal ini memungkinkan motivasi
ada pula yang baru mulai menjadi peer group berprestasi mereka lebih rendah dibandingkan
sejak semester 2. dengan kedua peer group sebelumnya.
Peer group yang pertama didalamnya Peer group pertama anggota di
menunjukkan karakteristik religius (salah dalam kelompoknya mencapai sekitar 3 orang
satunya ditandai dengan jilbab yang lebih berjenis kelamin perempuan, telah mulai
panjang dibandingkan dengan rata-rata dekat sejak awal semester 1. Anggota di
mahasiswi di kelas dan selalu berusaha untuk dalam kelompok mereka berasal dari pondok
dapat mengintegrasikan antara ilmu-ilmu pesantren, dari Aliyah serta satu dari SMA
Psikologi yang diperoleh dari Barat dengan Negeri tetapi mengikuti Rohis (Rohani Islam)
Keislaman dan berusaha mengkajinya dengan ketika di SMA. Setelah dilakukan wawancara
teman-teman yang lebih mengetahui, lebih lebih lanjut, mereka mengatakan bahwa
mementingkan akademik daripada non- mencari ilmu itu wajib bagi setiap manusia,
akademik, cenderung ingin lebih mengerti dan menyandarkan segala aktivitas hanya
tentang materi dibandingkan dengan untuk mencari ridhlo Allah SWT sehingga
temannya, duduk di barisan paling depan, ketika dalam perjalanan perkuliahan pun juga
tidak nyaman bila harus membolos meskipun mereka selalu berniat agar aktivitas yang
alasannya sangat penting, sering bertanya mereka lakukan itu mendapatkan ridhlo Allah
pada dosen bila ada hal yang kurang jelas. SWT.
Sedangkan karakteristik peer group Oleh karena itu, mereka semangat
kedua yaitu religius (ditandai dengan jilbab berkuliah dan nantinya akan menuai hasilnya
yang lebih panjang dibanding rata-rata sesuai dengan apa yang mereka cita-citakan
mahasiswa, berasal dari pondok atau setelah apa yang mereka usahakan sekarang.
Madrasah Aliyah), lebih berorientasi pada Keyakinan ini adalah merupakan simbol dari
hal-hal yang mana tidak hanya akademik keyakinannya bahwa Allah akan menolong
namun sangat aktif dalam organisasi mereka yang telah berusaha dengan sungguh-
keagamaan di kampus, tidak terlalu banyak sungguh. Tentu hal ini juga sangat
menuntut diri untuk dapat berprestasi secara dipengaruhi oleh peer group yang telah
akademik. terbentuk diantara mereka. Mereka
mengatakan bahwa di dalam kelompok
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Taufiq Ahmad Syauqi Gambaran Motivasi Berprestasi Peer Group Religius Pada Mahasiswa |137

mereka saling menyemangati, saling berbagi motivasi berprestasi secara akademik, mereka
dan memberikan dukungan, berdiskusi mengalami peningkatan setelah menjadi satu
mengenai tugas, cara untuk kelompok.Hal ini terlihat dari semester 1
menginterkoneksikan antara keilmuan- ketika belum masuk di peer group kurang
keilmuan Barat dengan Islam, sehingga memiliki motivasi ditandai dengan bermalas-
mereka nantinya dapat menjadi seorang malasan untuk mengerjakan tugas, bahkan
sarjana Psikologi yang Islami. Dari hasil untuk sekedar berangkat kuliah.Religiusitas
observasi, diketahui mereka sangat suka yang mereka miliki cenderung biasa-biasa
membaca Al-Quran, terlebih salah satu saja, tetapi mereka mulai menyadari bahwa
diantara mereka yang berasal dari pondok keilmuan Islam dan Barat adalah sesuatu hal
pesantren dan hal ini menulari 2 anggota peer yang tidak dapat dipisahkan.Menyadari hal ini
group yang lain. Setiap ada waktu di sela-sela mereka berkeinginan untuk dapat mengkaji
kuliah, mereka membaca Al-Quran meskipun Psikologi secara lebih Islami.Ritual
hanya menghafal surat pendek. Selain itu, keagamaan yang mereka lakukan tidak terlalu
mereka juga menyempatkan untuk sholat menonjol, hanya sesuatu yang sifatnya wajib
sunah di masjid. yang mereka kerjakan. Hal inilah yang
Kelompok atau peer group menjadikan motivasi berprestasi pada peer
kedua mulai membentuk kelompok pada awal group ketiga ini cenderung lebih rendah
semester 1, beranggotakan sekitar 3 orang dibandingkan dengan peer group pertama dan
dengan 1 orang berjenis kelamin laki-laki. peer group kedua.
Mereka cukup religius, namun lebih Jika pada peer group pertama lebih
mementingkan prestasi non-akademik cenderung mementingkan prestasi akademis
misalnya ikut kegiatan (UKM-Unit Kegiatan misalnya ditandai dengan IPK tinggi,
Mahasiswa) keagamaan, teater dan yang mengikuti olimpiade mahasiswa dan sesuatu
lainnya agar dapat berprestasi di kegiatan- yang sifatnya akademis, pada peer group
kegiatan tersebut. Akademik bagi mereka kedua cenderung menginginkan berprestasi
tidak terlalu diperhatikan, mereka ada non-akademik yang ditandai dengan
keinginan untuk berprestasi tetapi di berkeinginan untuk menjadi juara pada
akademik tidak terlalu maksimal. Mereka perlombaan yang bersifat non-akademis.
lebih cenderung mengikuti kegiatan atau Contohnya lomba Murottal, teater, hafalan
aktivitas yang bersifat non-akademik Al-Quran.
misalnya mengikuti lomba teater, lomba- Hal tersebut berbeda dengan
lomba keagamaan yang diselenggarakan karakteristik peer group ketiga yang memang
antarkampus atau aktif mengikuti kegiatan mengalami peningkatan motivasi berprestasi
lomba dan tidak terlalu berorientasi pada secara akademik setelah menjadi peer group,
Indeks Prestasi Komulatif akademik (IPK), namun tidak sekuat peer group pertama dan
berbeda dengan peer group pertama tadi. kedua. Hal ini ditandai dengan IPK yang tidak
Aktivitas-aktivitas keagamaan yang sebaik kelompok pertama, di kelas juga tidak
mereka lakukan yaitu kegiatan keagamaan terlalu aktif bertanya atau menjawab ketika
yang berasal dari kampus seperti unit kegiatan dosen menyampaikan materi tetapi memang
mahasiswa tersebut. Selain itu, mereka juga mengalami peningkatan motivasi ditandai
aktif di pengajian-pengajian kampus. dengan memperhatikan ketika dosen
Kelompok atau peer group ketiga menyampaikan materi, serta nilai akademik
mulai dekat dari sekitar semester 2. Mereka yang juga lebih baik daripada sebelum berada
beranggotakan sekitar 3 orang.Dalam hal di peer group.
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
138| Psikis : Jurnal Psikologi Islami Vol. 5 No. 2 Desember 2019

Berdasarkan pemaparan hasil motivasi berprestasi pada diri mereka .


penelitian di atas, dapat kita ketahui bahwa Religiusitas yang terbentuk dalam peer group
peer group sangat berpengaruh terhadap juga sangat kuat pengaruhnya bagi motivasi
motivasi berprestasi pada mahasiswa. Selain berprestasi pada mahasiswa.
itu, religiusitas yang terbentuk didalam suatu
peer group juga berpengaruh terhadap SARAN
motivasi berprestasi mahasiswa. Perlu diadakan penelitian lanjutan
Hasil penelitian dapat digambarkan mengenai efek peer group dan konformitas
dalam bagan berikut :. yang ada di dalam kelompok dan
pengaruhnya.
Peer Group
DAFTAR PUSTAKA
Religiusitas Motivasi Ancok, D & Suroso, F. N. (2011). Psikologi
Berprestasi
Sosial: Solusi Islam Atas Problem
Religiusitas Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Baron, R.A & Byrne, D. (2005). psikologi
Keterangan : Sosial. Jakarta: penerbit Erlangga.
 Religiusitas dapat terbentuk di dalam peer Dewi, E. (2017). Pengaruh Religiusitas dan
group dan dapat mempengaruhi terhadap
Dukungan Sosial Teman Sebaya
motivasi berprestasi
 Peer group dan religiusitas dapat Terhadap Motivasi Belajar Siswa MTs
mempengaruhi motivasi berprestasi Al-Quraniyah Manna Kabupaten
mahasiswa Bengkulu Selatan. 2(2).
Efendi, A. L. R. & Y. (2014). Hubungan
Hasil penelitian ini senada dengan
Antara Konsep Diri dalam Belajar dan
hasil-hasil penelitian sebelumnya, misalnya
Motivasi Belajar dengan Prestasi
penelitian Rahmawati (2007) yang
Akademik Mahasiswa. Fkip Unila.
menunjukkan bahwa semakin tinggi tingkat
Eisenkopf, G. (2010). Peer effects,
interaksi teman sebaya yang dimiliki siswa,
motivation, and learning. Economics of
maka semakin tinggi pula motivasi belajar
Education Review, 29(3), 364–374.
siswa. Sebagaimana diteliti oleh Eisenkopf
https://doi.org/10.1016/j.econedurev.200
(2010) menunjukkan bahwa pelajar
9.08.005
menunjukkan peningkatan dalam motivasi
Hawari, D. (2011). Dimensi Kesehatan Jiwa
melalui teman sebaya. Sedangkan hasil
dalam Rukun Iman dan Islam. Jakarta:
penelitian lainnya, menunjukkan hal yang
Fakultas Kedokteran UI.
berbeda yaitu penelitian Sari dan Zulkaida
Manggarani, K & Supraptiningsih, E. (2011).
(2009) yang hasilnya jika konformitas
Hubungan antara Peran Kelompok
kelompok remaja akhir rendah maka motivasi
Teman Sebaya dengan Motivasi
berprestasi semakin tinggi dan sebaliknya
Berprestasi pada Mahasiswa Fakultas
yang mana hal ini dapat diteliti lebih lanjut.
Psikologi Universitas Islam Bandung
Angkatan PDF Download Gratis.
SIMPULAN
Prosiding Psikologi. Retrieved from
Berdasarkan hasil penelitian di atas
https://docplayer.info/44385969-
dapat disimpulkan bahwa individu di
Hubungan-antara-peran-kelompok-
dalampeer group merasakan bahwa peer
teman-sebaya-dengan-motivasi-
group dan religiusitas dapat meningkatkan
berprestasi-pada-mahasiswa-fakultas-
P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468
Taufiq Ahmad Syauqi Gambaran Motivasi Berprestasi Peer Group Religius Pada Mahasiswa |139

psikologi-universitas-islam-bandung-
angkatan-2011.html
Mustain, A. (2014). Hubungan religiusitas
dengan motivasi berprestasi pada siswa
kelas XI SMAN 1 Kraksaan
Probolinggo.
Rahmawati, T. (2007). Studi Deskriptif
mengenai Adversity Quotient pada
Siswa Kelas XI.
Santrock, J. W. (2003). Perkembangan
Remaja. Jakarta: penerbit Erlangga.
Sari, A.W & Zulkaida, A. (2009). Hubungan
Antara Konformitas Kelompok dengan
Motivasi Berprestasi pada Remaja Akhir.
Gunadarma.
Suriani & Hermansyah. (2014). Pengaruh
Peer Group Terhadap Peningkatan
Pengetahuan Kesehatan Reproduksi
Remaja | Hermansyah | Jurnal Ilmu
Keperawatan. Gaster, 2(1). Retrieved
from
http://jurnal.unsyiah.ac.id/JIK/article/vie
w/5186
Susilowati, T & Sari, I. . (2014). Hubungan
Dukungan Sosoal Teman Sebaya (Peer
Group) dengan Minat Mahasiswa
Mengijuti Program Pofesi Ners di Stikes
Aisyiyah Surakarta. In Agustus.
Yudha, R. I., & idris, I. (2014). Pengaruh
Lingkungan Sekolah, Teman Sebaya dan
Motivasi Belajar Terhadap Hasil Belajar
Siswa Pada SMK Bidang Manajemen
Bisnis Jurusan Pemasarandi Kecamatan
Jambi Selatan Kota Jambi. Jurnal Kajian
Pendidikan Ekonomi, 1(2).

P-ISSN: 2502-728X
E-ISSN: 2549-6468

Anda mungkin juga menyukai