Anda di halaman 1dari 9

PENGEMBANGAN SUSPENSI KOMBINASI EKSTRAK BUAH MAHKOTA DEWA

DAN DAUN KELOR DENGAN VARIASI KONSENTRASI BAHAN PENSUSPENSI


XANTHAN GUM

Ni Putu Devi Wiraandini, Erni Rustiani, dan Novi Fajar Utami


Program Studi Farmasi, Fakultas MIPA – Universitas Pakuan
Email : niputudevi_wiraandhini@yahoo.com

ABSTRAK
Daun kelor dan buah mahkota dewa mengandung senyawa flavonoid. Senyawa flavonoid
yang terkandung dalam kelor adalah kuersetin yang berkhasiat sebagai antidiabetes. Flavonoid
yang terkandung dalam buah mahkota dewa berkhasiat sebagai inhibitor enzim α-glukosidase.
Tujuan dari penelitian ini adalah memformulasikan daun kelor dan buah mahkota dewa menjadi
sediaan suspensi, menentukan formula terbaik, menentukan kadar flavonoid total, dan
menentukan stabilitas fisik sediaan suspensi. Suspensi dibuat sebanyak 3 formula dengan bahan
pensuspensi xanthan gum konsentrasi 0,2%; 0,3% dan 0,4%. Masing-masing dibuat dalam 150
ml. Hasil uji mutu sediaan suspensi menggunakan Xanthan Gum sebagai bahan pensuspensi
menghasilkan suspensi yang stabil selama pengujian stabilita selama 4 minggu pada suhu kamar
(25-30֯C). Formula 2 dengan konsentrasi bahan pensuspensi Xanthan Gum sebanyak 3% dipilih
sebagai formula paling baik karena memiliki hasil pengujian yang stabil selama pengujian
stabilitas yaitu viskositas 101.3, pH 5,35 , bobot jenis 1,1439, tidak terdapat endapan dan tidak
ada waktu redispersi dan diperoleh kadar flavonoid sebesar 1,866%.
Kata Kunci: Diabetes Melitus, Daun Kelor, Buah Mahkota Dewa, Xanthan Gum, Suspensi

ABSTRACT
Kelor leaves and God's crown fruit contain flavonoids. Flavonoid compounds contained
in Kelor leavers are quercetin which is efficacious as antidiabetic. Flavonoids contained in the
crown of god fruit are effective as inhibitors of the α-glucosidase enzyme. This study aims to
formulate Kelor leaves and God's crown fruits into suspension preparations, to determine the
best formula, to determine the total flavonoid content, and to determine the physical stability of
the suspension preparation. The dried extract of Moringa leaf and dried extract of God's crown
fruits were made by maceration method with 70% ethanol. The suspension was made in 3
formulas with a concentration of 0.2% xanthan gum suspending agent; 0.3% and 0.4%. Each one
is made in 150 ml. The results of the quality test of the suspension preparation using Xanthan
Gum as suspending material were in a stable suspension during the testing of stability for 4
weeks at room temperature (25-30֯ C). Formula 2 with a concentration of 3% Xanthan Gum
suspending agent was chosen as the best formula because it has stable test results during stability
testing, which were viscosity 101.3, pH 5.35, specific gravity 1.1439, no sediment and no
redispersion time and obtained flavonoid levels of 1.866%.
Key Words: Diabetes Mellitus, Kelor Leaf, God’s Crown Fruits, Flavonoid, Xanthan Gum,
Suspension

PENDAHULUAN
Diabetes Mellitus (DM) merupakan glukosa darah yang melebihi normal
sekumpulan gejala yang muncul pada (hiperglikemik) akibat tubuh kekurangan
seseorang yang ditandai dengan kadar insulin. Berdasarkan hasil penelitian

1|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


Adisakwattana, et al (2011) diketahui bahwa pada suspensi lebih cepat daripada sediaan
ekstrak etanol daun kelor (Moringa oleifera padat, karena tidak perlu mengalami
Lamk.) memiliki aktivitas anti-hiperglikemik perubahan dari granul menjadi partikel kecil.
dengan menghambat enzim α-glukosidase Suspensi juga dapat diberi zat tambahan
yang terdapat pada usus halus. Kelor untuk menutupi rasa tidak enak dari zat
mengandung senyawa isotiosianat, aktifnya (Ansel, 1989). Berdasarkan hasil
pterygospermin, β-karoten, dan niazimicin penelitian Sutaryono, (2013) menyatakan
(Qureshi dan Solanki, 2015), serta bahwa Xanthan Gum merupakan Suspending
mengandung senyawa metabolit sekunder agent yang relatif baik untuk stabilitas fisik
seperti flavonoid, tanin, fenol serta alkaloid suspensi dengan range ph 3-12 dan
(Pandey, et al 2012). Senyawa flavonoid konsentrasi pemakaian dengan range 0,05-
yang terkandung dalam kelor adalah 0,5% . Pemakaian yang terbaik 0,1%
kuersetin. Flavonoid memiliki potensi sebagai bahan pensuspensi untuk zat aktif
sebagai antidiabetes. Mekanisme flavonoid kulit buah naga (Ramadhan,2015).
dalam menurunkan kadar glukosa darah Berdasarkan Aulton, M.E., (1988)
adalah mengurangi penyerapan glukosa dan menyatakan bahwa Xanthan Gum
meningkatkan sekresi insulin (DepKes RI, merupakan Suspending agent yang stabil.
2014).
Menurut Meiyanti dkk (2006) bubuk METODE PENELITIAN
daging buah mahkota dewa dengan dosis Penelitian ini telah dilaksanakan pada
500mg mempunyai efek hipoglikemik bulan Mei - Juli 2018 yang bertempat di
terhadap gula darah pada orang sehat setelah Laboratorium Farmasi Fakultas Matematika
pembebanan glukosa. Berdasarkan penelitian dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Asih, (2013) didapatkan formula terbaik Pakuan Bogor dan Laboratorium Institut
sebesar 5,6% untuk menurunkan kadar Pertanian Bogor.
glukosa darah pada tikus. Mahkota dewa
diketahui mengandung saponin, alkaloid, Alat dan Bahan
flavonoid dan polifenol. Senyawa flavonoid Alat-alat yang digunakan adalah
inilah yang berkhasiat sebagai antidiabetes timbangan analitik (AND®), oven
karena bersifat sebagai inhibitor enzin α- (MENMERT®), tannur (NEY®), vaccum
glukosidase. Apabila enzim α-glukosidase dryer (OGAWA®), grinder, ayakan mesh 40,
dihambat kerjanya, maka kadar glukosa viscometer (BROOKFIELD®), homogenizer
dalam darah akan menurun, sehingga (IKA®), botol kaca 100 ml, pH meter
menimbulkan efek hipoglikemik. Efek (HANNA INSTRUMENTS®), dan alat-alat
hipoglikemik terhadap kadar glukosa darah gelas lainnya.
meningkat sesuai dengan peningkatan dosis Bahan-bahan yang akan digunakan
Mahkota Dewa. Kemungkinan efek adalah daun kelor, etanol 95%
®
menurunkan glukosa darah ini terjadi melalui (BRATACO ), Xanthan Gum
kerja flavonoid yang terkandung di (BRATACO®), Sorbitol (BRATACO®),
dalamnya. sukralosa (PT. Graha Agri®), nipagin
Dilihat dari manfaat kedua tanaman (BRATACO®), Propylparaben
®
tersebut maka telah dibuat sediaan suspensi. (BRATACO ), Asam dan Sodium Sitrat
Suspensi digunakan karena mudah (BRATACO®), akuades (BRATACO®), dan
penggunaannya terhadap anak-anak, bayi, perasa melon.
dan juga untuk orang dewasa yang sukar
menelan tablet atau kapsul. Proses absorbsi Pembuatan Ekstrak

2|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


Daun Kelor di peroleh dari Penentuan Kadar Flavonoid
pekarangan rumah di daerah Kabupaten Sebanyak 280mg ekstrak kering buah
Bogor. Mahkota dewa diperoleh dari mahkota dewa atau 350 ekstrak kering daun
pekarangan rumah di daerah Bogor Tengah. kelor atau campuran keduanya 630mg
Daun kelor dan mahkota dewa dibuat dilarutkan dengan etanol pro analisis sampai
simplisia serbuk sebelum diekstraksi. 50ml dan dikocok selama 10 menit sampai
Metode ekstraksi dilakukan berdasarkan ekstrak larut. Larutan ekstrak tersebut dipipet
penelitian Monica, dkk (2011) yang telah sebanyak 1ml dan dimasukkan ke dalam labu
dimodifikasi, yaitu dengan metode maserasi. ukur 10 ml dan ditambahkan 1 ml AlCl3
Serbuk simplisia kering daging buah 10%, 1ml natrium asetat, dan akuades
mahkota dewa dan serbuk simplisia kering sampai tanda batas. Campuran larutan
daun kelor masing-masing ditimbang. tersebut didiamkan selama waktu optimum,
Kemudian daging buah mahkota dewa dan lalu serapan diukur pada panjang gelombang
daun kelor dimaserasi dengan etanol 70% maksimal. Pengukuran serapan dilakukan
selama tiga hari dengan perbandingan 1:10, sebanyak 2 kali (Chang dkk., 2002).
lalu disaring, dan residu dimaserasi kembali.
Pekerjaan tersebut dilakukan berulang, Pembuatan Sediaan Suspensi
sehingga secara keseluruhan maserasi Suspensi ekstrak daun kelor dan
dilakukan masing-masing selama 3 kali. mahkota dewa di buat sebanyak 3 formula
Masing-masing filtrat yang diperoleh dengan volume tiap formula masing-masing
dikeringkan menggunakan alat vaccum dryer 150ml.. Formula di buat berdasarkan
(OGAWA®). Pengujian mutu ekstrak perbedaan konsentrasi bahan pensuspensi
meliputi : organoleptik, penetapan kadar air, (Xanthan Gum) yang digunakan. Formula
kadar abu, dan perhitungan rendemen. yang akan dibuat dapat dilihat pada Tabel 1.

(150ml/botol). Air dipanaskan kurang lebih


Tabel 1. Formula Suspensi campuran
400ml sampai mendidih dalam suhu 100֯C.
ekstrak daun kelor dan buah mahkota dewa
Metilparaben dan propilparaben dimasukan
Formula sampai larut. Setelah larut, Xanthan Gum
Bahan
F1(g) F2(g) F3(g) dimasukan ad kental (Larutan 1). Sukralosa,
Zat Aktif : asam sitrat, sodium sitrat dicampurkan ke
Ekstrak Daun Kelor 3,5 3,5 3,5 dalam beker glass dengan akuades 400ml
Ekstrak Mahkota dan di kocok hingga larut. (Larutan 2) .
2,8 2,8 2,8
Dewa
Sorbitol dan zat aktif dituang dalam beaker
Bahan Tambahan F1(%) F2(%) F3(%)
glass, dimasukkan serbuk yang sudah
Xanthan Gum 0,2 0,3 0,4
Sorbitol 10 10 10 dilarutkan secara perlahan atau sedikit demi
Sukralosa 0,03 0,03 0,03 sedikit hingga larut. Larutan 2 dan larutan 1
Metilparaben 0,18 0,18 0,18 dimasukan hingga homogen. Terakhir,
Propilparaben 0,02 0,02 0,02 dimasukkan essense dan volume akhir 1,5L
Sodium Sitrat 2 2 2 dengan penambahan akuades.
Asam Sitrat 2 2 2
Coklat Essence 0,01 0,01 0,01 Evaluasi Sediaan Suspensi
Akuades add 100 100 100 Evaluasi sediaan suspensi ekstrak
Pembuatan suspensi dengan cara daun kelor meliputi uji organoleptik,
menimbang semua bahan sesuai dengan viskositas, pH, volume sedimentasi, dan
formula yang tertera. Sediaan suspensi waktu redispersi dan penetapan kadar.
dibuat sebanyak 1,5L atau 10 botol

3|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


sedimentasi, waktu redispersi dan kadar
Penetapan Kadar Flavonoid Suspensi flavonoid.
Pembuatan larutan blanko
Basis suspensi sebanyak 2 ml dan HASIL DAN PEMBAHASAN
dilarutkan dalam etanol proanalisis sampai Ekstrak kering daun kelor diperoleh
50ml. Lalu larutan tersebut dipipet sebanyak melalui metode maserasi dengan
1ml dan dicukupkan volumenya sampai menggunakan 1,5 kg serbuk simplisia dalam
10ml dengan etanol proanalisis. Kemudian 10 L pelarut etanol 70%. Rendemen yang
dipipet sebanyak 1ml dan ditambahkan 3ml diperoleh dari hasil pembuatan ekstrak
etanol proanalisis, 1ml AlCl3, 1ml natrium kering daun kelor sebesar 10%. Hal tersebut
asetat 1M, dan akuadest sampai 10ml. dikatakan telah memenuhi syarat, yaitu tidak
Setelah itu larutan tersebut diinkubasi selama kurang dari 9,2% (KemenKes RI, 2013).
30 menit pada suhu kamar dan disaring Ekstrak kering buah mahkota dewa
menggunakan kertas saring. Setelah itu diperoleh melalui metode maserasi dengan
suspensi diukur absorbansinya pada menggunakan 400g serbuk simplisia dalam
spektrofotometer UV-Visible dengan 10 L pelarut etanol 70%. Rendemen yang
panjang gelombang maksimal, pengujian diperoleh dari hasil pembuatan ekstrak buah
serapan dilakukan sebanyak 3 kali. mahkota dewa sebesar 25%. Berdasarkan
Pembuatan larutan Sampel penelitian yang dilakukan Handayani, dkk
Suspensi diambil sebanyak 15ml (2016) diperoleh hasil rendemen sebesar
(setara dengan 350mg daun kelor,dan 280mg 17,33%.
mahkota dewa) dilarutkan dalam etanol
proanalisis ad 50ml. Larutan tersebut dipipet Hasil Kadar Flavonoid Ekstrak
sebanyak 1ml dan dicukupkan volumenya Larutan standar kuersetin diukur
sampai 10ml dengan etanol proanalisis. menggunakan spektrofotometer UV-Vis
Kemudian larutan dipipet sebanyak 1ml dan pada rentang λ420-440nm dalam 100ppm.
ditambahkan 3ml etanol proanalisis, 1ml Hasil absorbansi tertinggi pada larutan
AlCl3, 1ml natrium asetat 1M, dan akuadest standar kuersetin paa panjang gelombang
sampai 10ml. Setelah itu larutan tersebut 430nm. Hasil yang diperoleh sesuai dengan
diinkubasi selama 30menit pada suhu kamar rentang panjang gelombang kuersetin
dan disaring menggunakan kertas saring. menurut Chang et al (2002) yaitu 415-440
Setelah itu suspensi diukur absorbansinya nm. Waktu inkubasi optimum yang stabil
pada spektrofotometer UV-Visible dengan yaitu pada menit ke-20. Hasil waktu inkubasi
panjang gelombang maksimal, dilakukan optimum yang didapatkan sama dengan
sebanyak 3 kali. waktu inkubasi penelitian Indrayani (2008).
Berdasarkan hasil penentuan absorbansi
Uji Stabilita larutan standar kuersetin didapatkan
Uji stabilita sediaan untuk setiap persamaan regresi liniear y = 0,0831 x +
formula dimasukkan ke dalam botol kaca 0,031 dengan koefisien korelasi (R2) adalah
coklat sebanyak 10 botol dengan volume 0,9988.
masing-masing 150 ml. Penyimpanan pada Tabel.2 Hasil Pengukuran Kadar Flavonoid
suhu 25oC-30oC dilakukan selama 4 minggu Total
dan pemeriksaan dilakukan setiap seminggu Ektrak Ppm Kadar (%)
satu kali. Parameter pengujian meliputi, Daun Kelor 10,6113 1,94
organoleptik, viskositas, PH, volume Buah Mahkota Dewa 11,8965 3,19
Campuran Ekstrak 20,4750 2,23

4|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


Evaluasi Mutu Sediaan Suspensi Tabel 2. Uji Mutu Sediaan Suspensi
Sediaan suspensi yang dibuat pada Parameter F1 F2 F3
penelitian ini menggunakan zat aktif daun Warna Cokelat Cokelat Cokelat
Organol
Aroma Cokelat Cokelat Cokelat
kelor dan buah mahkota dewa, xanthan gum eptik
Rasa Manis Manis Manis
sebagai bahan pensuspensi, sukralosa pH 5,331 5,346 5,353
sebagai pemanis, metilparaben dan Viskositas 84,75 101,25 137,20
propilparaben sebagai pengawet, sodium Berat Jenis 1,067 1,111 1,120
sitrat dan asam sitrat sebagai pengatur pH, Keterangan : Standar pH (3-12), Viskositas (37-
sorbitol sebagai anti kristalisasi, perasa 396cps), Berat Jenis (>1,00 g/ml).
coklat sebagai pengaroma, dan akuades
Perbandingan Persentase Kadar
sebagai pelarut. Sediaan suspensi kombinasi
Flavonoid Ekstrak dan Suspensi
ekstrak daun kelor dan buah mahkota dewa
Evaluasi mutu saat suspensi baru
dibuat sebanyak 3 formula dengan perbedaan
dibuat. Hasil pengujian didapatkan kadar
jumlah bahan pensuspensi xanthan gum.
flavonoid ekstrak campuran sebesar 2,23%.
Pada formula 1 sebanyak 0,2%, formula 2
Hasil menunjukan
sebanyak 0,3% dan formula 3 sebanyak
adanya penurunan persentase kadar
0,4%.
flavonoid ekstrak dan suspensi, penurunan
terkecil terdapat pada formula 2 yaitu sebesar
4,37 % dibandingkan dengan formula 1 yaitu
sebesar 16,89% dan formula 3 yaitu sebesar
16,67 %. Penurunan disebabkan karena
perlakuan pada saat pembuatan yang kurang
seragam.
F1 F2 F3 Tabel 3. Kadar Flavonoid Sediaan Suspensi
Gambar 1. Sediaan Suspensi Tiap Formula
Sebelum Setelah %
Evaluasi mutu sediaan yang Stabilita (%) Stabilita (%) Penurunan
dilakukan meliputi uji organoleptik, F1 93,7 77,87 16,89
F2 87,4 83,58 4,37
pengukuran pH, viskositas, volume F3 96,84 80,69 16,67
sedimentasi, waktu redispersi, bobot jenis
dan penetapan kadar flavonoid suspensi. Uji Hasil Uji Stabilita Sediaan Suspensi
organoleptik dilakukan dengan mengamati Hasil Uji Organoleptik
warna, aroma dan rasa sediaan. Hasil uji Hasil pengamatan organoleptik
organoleptik sediaan suspensi kombinasi selama uji stabilita tidak mengalami
ekstrak daun kelor dan buah mahkota dewa perubahan warna, aroma dan rasa. Sediaan
pada formula 1, formula 2, dan formula 3, suspensi tetap memiliki aroma cokelat, rasa
menunjukan sediaan suspensi berwarna hijau manis, dan berwarna cokelat. Hal tersebut
kecokelatan, beraroma cokelat, dan memiliki menunjukkan bahwa lama waktu
rasa yang manis. Hasil tersebut menunjukkan penyimpanan dan perbedaan konsentrasi
bahwa warna, aroma dan rasa sediaan tidak bahan pensuspensi tidak mempengaruhi
dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi warna, aroma, dan rasa sediaan.
bahan pensuspensi xanthan gum.

5|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


Tabel 4. Hasil Organoleptik Selama Uji tertinggi. Hal tersebut karena pada formula 3
Stabilita menggunakan bahan pensuspensi terbanyak
For Parameter Minggu ke- yaitu sebesar 4% sehingga sediaan suspensi
mula 0 1 2 3 4 yang dihasilkan lebih kental dari formula 1
Warna C C C C C dan formula 2. Hasil yang didapat sesuai
1 Aroma C C C C C dengan penelitian Sutaryono (2013) yang
Rasa M M M M M
menyatakan bahwa semakin banyak
Warna C C C C C
Aroma C C C C C
penggunaan xanthan gum, maka viskositas
2
Rasa M M M M M suspensi juga akan meningkat.
Warna C C C C C Tabel 6. Hasil Viskositas Selama Uji
3 Aroma C C C C C Stabilita
Rasa M M M M M For Minggu ke- Perubahan
Keterangan : C = Cokelat, M = Manis mu Viskositas
0 1 2 3 4
la (%)
Hasil Uji pH 1 89,0 86,8 88,6 85,6 86,7 -2,63%
Pengujian pH dilakukan 2 106,3 100,3 102,0 101,2 96,6 -9,07%
3 121,0 120,5 120,5 121,3 123,5 +2,06%
menggunakan alat pH meter digital,
elektroda yang terdapat pada pH meter
Hasil Uji Bobot Jenis
dicelupkan kedalam sediaan suspensi dan di
Hasil penentuan bobot jenis selama
tunggu selama 30 menit untuk mendapatkan
uji stabilita menunjukkan bahwa sediaan
hasilnya.
suspensi memenuhi syarat bobot jenis yaitu
Tabel 5. Hasil Pengukuran pH Selama Uji
lebih dari 1,00 g/mL. Konsentrasi xanthan
Stabilita
gum sebagai bahan pensuspensi
For Minggu ke- Perubahan mempengaruhi hasil yang didapatkan, hal
mula 0 1 2 3 4 pH (%) tersebut karena lamanya waktu penyimpanan
1 5,31 5,36 5,39 5,60 5,54 +4,33% dapat merubah kestabilan xanthan gum
2 5,33 5,37 5,28 5,40 5,30 -0,56%
3 5,31 5,35 5,20 5,30 5,40 +1,70% sebagai bahan pensuspensi. Pada setiap
formula bobot jenis mengalami penurunan
Hasil pengukuran pH sediaan suspensi setiap minggunya, hal ini disebabkan oleh
kombinasi ekstrak daun kelor dan buah kekentalan sediaan suspensi yang menurun
mahkota dewa menunjukan kestabilan, yaitu mengakibatkan bobot jenis mengalami
stabil pada rata-rata 5,36. Kestabilan pH penurunan.
yang terjadi pada sediaan suspensi kombinasi Tabel 7. Hasil Bobot Jenis Selama Uji
ekstrak daun kelor dan buah mahkota dewa Stabilita
tidak dipengaruhi oleh perbedaan konsentrasi For Minggu ke- (Cps)
Perubahan
xanthan gum, karena xanthan gum stabil mu
Bj (%)
0 1 2 3 4
pada pH 3-12 (Rowe et al., 2009) la
1 1,122 1,168 1,146 1,104 1,096 -2,34%
2 1,159 1,162 1,158 1,115 1,121 -3,24%
Hasil Uji Stabilita Viskositas 3 1,152 1,269 1,270 1,124 1,115 -3,15%
Hasil pengujian viskositas selama uji
stabilita mengalami penurunan pada setiap Hasil Uji Volume Sedimentasi
formula yang mengartikan bahwa lamanya Pengujian volume sedimentasi
penyimpanan dan perbedaan konsentrasi dilakukan untuk mengetahui pengendapan
bahan pesuspensi mempengaruhi kekentalan yang terjadi selama penyimpanan pada
sediaan. Namun, formula 3 memiliki waktu tertentu. Pemeriksaan volume
viskositas terbaik dengan nilai persen torsi sedimentasi dilakukan dengan menyimpan

6|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


sediaan suspensi selama 3 menit untuk penyimpanan selama 4 minggu pada suhu
mendapatkan hasil volume awal (V0) dan kamar (20-27֯C). Sehingga uji kadar
penyimpanan maksimal dilakukan setiap 1 dilakukan pada ketiga formula.
minggu sekali untuk mendapatkan hasil Tabel 8. Perbandingan Kadar Flavonoid
volume endapan (Vu). Hasil uji volume
Pada Minggu ke- 2 dan Minggu ke-4
sedimentasi selama waktu penyimpanan uji Minggu ke- % Penurunan
stabilita menunjukkan bahwa sediaan Formula
2 4 Kadar
suspensi kombinasi ekstrak daun kelor dan 1 2,0932% 1,7387% 16,93%
buah mahkota dewa tidak memiliki endapan. 2 1,9524% 1,8663% 4,40%
Hal tersebut karena penggunaan xanthan
3 2,1622% 1,8018% 16,66%
gum sebagai bahan pensuspensi yang
termasuk golongan polimer hidrofolik
mampu menurunkan laju volume Hasil menunjukan bahwa adanya
sedimentasi sediaan. penurunan kadar senyawa flavonoid pada ke
3 formula, yang paling sedikit mengalami
Hasil Uji Waktu Redispersi penurunan yaitu adalah formula 2. Perbedaan
Uji redispersi dilakukan untuk konsentrasi bahan pensuspensi Xanthan Gum
mengetahui kemampuan suspensi dapat pada tiap formula tidak memberikan
terdispersi kembali secara homogen setelah pengaruh yang besar terhadap banyaknya
pengocokan yang minimum. Redispersi penurunan kadar, tetapi penurunan pada tiap
dipengaruhi oleh viskositas dari sediaan, formula dapat dipengaruhi oleh bahan-bahan
dimana semakin tinggi viskositas dari tambahan yang ada dalam formula suspensi
sediaan maka redispersi yang dihasilkan seperti bahan pengawet, pemanis, penstabil
rendah (Chukka et al., 2014). Hasil uji pH dan faktor lainnya. Sebaiknya dilakukan
redispersi menunjukkan bahwa sediaan perhitungan kadar flavonoid tiap minggunya
suspensi tidak terbentuk endapan selama agar lebih mudah ditarik kesimpulan adanya
waktu uji stabilita. Hasil yang didapatkan banyak penurunan.
tidak berpengaruh terhadap konsentrasi
xanthan gum yang berbeda karena setiap KESIMPULAN DAN SARAN
formula sediaan tidak terbentuk endapan. Kesimpulan
Hasil penelitian Ramadhan, 2015 1. Konsentrasi bahan pensuspensi xanthan
menyatakan bahwa penggunaan xanthan gum gum sebesar 0,4% merupakan formula
sebagai bahan pensuspensi tidak terbaik berdasarkan mutu fisik sediaan
mempengaruhi mudah terbentuknya suspensi.
endapan. 2. Kadar Flavonoid sediaan suspensi ekstrak
daun kelor dan buah mahkota dewa pada
Hasil Uji Kadar Flavonoid suspensi formula ke 2 dengan pemakaian bahan
Kadar senyawa flavonoid dalam pensuspensi xanthan gum 0,3% adalah
suspensi dilakukan pada minggu ke-1 dan terbaik dengan selisih penurunan terkecil
pada minggu ke-4 pada formula yang yaitu sebesar 4,4 %.
memiliki kestabilan yang paling stabil 3. Hasil uji stabilita pada suhu 25֯C – 30֯C
selama penyimpanan 4 minggu. Hasil selama 4 minggu, sediaan suspensi
pengujian kestabilan dilakukan untuk kombinasi ekstrak daun kelor dan buah
mengetahui formula mana yang paling stabil. mahkota dewa yang terbaik adalah
Hasil menunjukan F1, F2, F3 memiliki formula 2 dengan konsentrasi bahan
kestabilan yang sama baik dalam waktu pensuspensi xanthan gum sebesar 0,3%

7|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


Saran Indrayani, S. 2008. Validasi Penetapan
Perlu dilakukan penentuan umur Kadar Kuersetin Dalam Sediaan Krim
simpan sediaan untuk mengetahui mutu Secara Kolorimetri Dengan Pereaksi
produk. AlCl3. Skripsi. Program Studi Ilmu
Farmasi Fakultas Farmasi. Universitas
DAFTAR PUSTAKA Sanata Dharma. 17-21, 25-29
Adisakwattana, S., Chanathong, B. 2011. Α- Meiyanti, Dewoto, H.R., Suyatna, D.F.
Glucosidase Inhibitory Activity And 2006. Efek Hipoglikemik Daging Buah
Lipid Lowering Mechanisms Of Mahkota Dewa (Phaleria Macrocarpa
Moringa Oleifera Leaf Extract. (Scheff.) Boerl. Terhadap Kadar Gula
European Review For Medical And Darah Pada Manusia Sehat Setelah
Pharmacological Sciences. Vol 15:803- Pembebanan Glukosa. Universitas
808. Medicina. 25(3):114-120.
Ansel, H.C. 1989. Pengantar Bentuk Sediaan Pandey, A., R.D. Pandey., P. Tripathi., P.P.
Farmasi. Diterjemahkan Oleh Farida Gupta., J. Haider., S. Bhatt And A.V
Ibrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Ed IV. Singh. 2012. Moringa Oleifera Lam.
255-271, 607-608, 700. Ui Press :
Sahjian A Plant Wih A Plethora Of
Jakarta
Diverse Therapeutic Benefits : Am
Asih R. 2013. Formulasi Sediaan Granul Updated Retrospection. Medicinal
Instan Kombinasi Ekstrak Daun Salam Aromatic Plants.
dan Ekstrak Buah Mahkota Dewa Qureshi, S., Solanki, H.2015. Moringa
Sebagai Antidiabetes Dengan Oleifera Lam. A Wonder Plant Curing
Perbedaan Jenis Pemanis. Fakultas
Multiple Ailments, Its Phytochemistry
Matematika dan Ilmu pengetahuan
And Its Pharmacological Applications.
Alam Program Studi Farmasi. International Research Journal Of
Universitas Pakuan : Bogor Chemistry (Irjc). 2321-3299
Aulton, M. E. 1988. Pharmaceutics : The Ramadhan, K., Windi, A., Esti W. 2015.
Science Of Dosage From Design.
Kajian Pengaruh Variasi Penambahan
Churchill Livingstone Inc. Halaman :
Xanthan Gum Terhadap Sifat Fisik
600-615. New York
Dan Kimia Serta Organoleptik Fruit
Chang, C. C., Yang, M. H., Wen, H. M., Leather Kulit Buah Naga Daging
Chern, J.C., 2002. Estimation of Total Super Merah (hylocereus
Flavonid Content in Propolis by Two costaricensis). Universitas Sebelas
Complementary Colorimetric methods. Maret . Surakarta
J Food Drug. 10 : 178-182 Rowe, R. C., Sheskey, P. J. & Quinn, M. E.
Chukka, S., Puligilla, S., Yamsani, M.R. 2009. Handbook Of Pharmaceutical
2014. New Formulation And Excipients. Sixth Edition Hal 679.
Evaluation Of Domperidone Pharmaceutical Press. London
Suspension. World Journal Of Rowe, R.C. Et Al.2009.Handbook Of
Pharmacy And Pharmaceutical Pharmaceutical Excipients 6thed.
Sciences. India. 3 (2): 1867-1884. Pharmaceutical Press. London.
DepKesRI. 2014. Riset Kesehatan Dasar. Sutaryono. 2013. Perbedaan Carboxymethyl
Kementrian Kesehatan Republik
Cellulosa dan Xanthan Gum Sebagai
Indonesia 189. Jakarta

8|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan


Suspending Agent Terhadap Stabilitas Ilmu Kesehatan. Vol 6, No 12.
Fisik Suspensi Kloramfenikol. Jurnal

9|Ni Putu Devi W, Jurnal Farmasi – Universitas Pakuan

Anda mungkin juga menyukai