Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ASUHAN KEGAWATDARURATAN PADA INFARK MIOKARD

MATA KULIAH : KEGAWATDARURATAN DAN


MANAGEMENT BENCANA

KELAS : TINGKAT 3B

Di Susun Oleh :

1. SITI MASITOH ( 18.062 )


2. SULISTYANI AULIA FAUZYAH(18.063)

PRODI D III KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN UNIVERSITAS CENDIKIA ABDITAMA

Jl. Islamic Raya Kelapa Dua Tangerang 15810


Telepon / Fax : 021-5462852, Website : www.akperisvill.ac.id
Email : info@akperisvill.ac.id, akperislamicvillage@yahoo.co.id

2021
KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pengasih tak pilih kasih, lagi Maha Penyayang.
Segala puji adalah milik Allah Tuhan yang maha mengatur lagi maha bijaksana, yang maha
penyayang lagi maha dermawan dan maha pengasih lagi maha pemurah. Karena hanya dengan
rakhmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini.

Sebagai manusia biasa, kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah
ini. Demi kesempurnaan dan peningkatan kualitas makalah ini, kami mohon kritik dan saran dari
berbagai pihak dalam rangka penyempurnaan makalah ini.

Untuk itu pada kesempatan ini, kami mengucapkan banyak terima kasih kepada teman-teman
yang telah membantu kami dalam proses penyelesaian penyusunan makalah ini yang telah
memberikan bimbingan dan pengarahan pada kami guna terselesainya makalah ini, dengan tidak
mengurangi rasa hormat yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu.

Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat berguna dan membantu kami dalam
melaksanakan kuliah nanti. Amiinn. . . . . .

Tangerang, 30 Januari 2021

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sistem kardiovaskular terdiri atas jantung, pembuluh darah (arteri, vena, kapiler)
dan sistem limfatik. Fungsi utama sistem kardiovaskular adalah mengalirkan darah yang
kaya oksigen ke seluruh tubuh dan memompakan darah dari seluruh tubuh (jaringan) ke
sirkulasi paru untuk di oksigenasi. Jantung merupakan organ utama sistem
kardiovaskular, berotot dan berronga, terletak di rongga toraks bagian mediastrum (Reni
Yuli Aspiani,2015: hal.1). Gangguan apapun yang mengurangi besar lumen dari salah
satu arteri koroner dapat menurunkan aliran darah dan penghantaran oksigen ke daerah
miokardium yang disuplai oleh arteri tersebut, dan mengakibatkan angina (nyeri dada)
sindrom koroner akut, infark miokard akut dan kematian jantung mendadak (Reni Yuli
Aspiani,2015: hal.1). Infark Miokard Akut (IMA) dikenal juga sebagai serangan jantung,
oklusi koroner, atau hanya “koroner”, yang merupakan kondisi mengancam jiwa yang
ditandai dngan pembentukan area nekrotik lokal didalam miokardium. Infark Miokard
Akut biasanya mengikuti oklusi mendadak dari arteri koroner dan henti mendadak dari
aliran darah dan oksigen ke otot jantung. Oleh karena otot jantung harus berfungsi terus-
menerus, penyumbatan darah ke otot serta munculnya area nekrotik merupakan sesuatu
yang fatal. (Black&Hawks, hal.178)
Infark Miokard Akut merupakan salah satu penyakit umum di antara negara-
negara berkembang, Indonesia merupakan negara berkembang dimana prevelansi
penyakit jantung dari tahun ke tahun semakin meningkat terutama infark miokard akut.
Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (2013) prevalensi penyakit Infark Miokard Akut
tertinggi yaitu Sulawesi Tengah (0,8%) diikuti Sulawesi Utara, DKI Jakarta, dan Aceh,
masing-masing 0,7%.
Berdasarkan data Bappenas 2013 angka harapan hidup pasien Infark Miokard Akut di
Indonesia mengalami peningkatan dari 70,1 % / tahun (2010-2015) menjadi 72,2 % /
tahun (2030-2035). Hal ini seirama dengan proyeksi penduduk Indonesia dalam 25 tahun
ke depan, dari 238,5 juta penduduk (2010) menjadi 305,8 juta (2035). Penduduk yang
berusia > 65 tahun akan mengalami peningkatan dari 5,0% menjadi 10,8% pada tahun
2035 (Nunes et al, 2010). Data yang diperoleh dari rekam medik didapatkan bahwa
Infark Miokard Akut merupakan penyakit urutan ke tujuh dari sepuluh penyakit
terbanyak di rumah sakit UKI Jakart setelah Diabetes Melitus (86,81%), Hipertensi
(43,52%), TBC (29,31%), gagal ginjal (27,84%), Stroke (16,49%) dan Thypoid (7,88%).
Angka kejadian Infark Miokard Akut sebanyak 190 pasien dengan prevelensi 7,75%
(Januari-Desember 2018).
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan infark miokard?
2. Apa penyebab infark miokard?
3. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan infark miokard?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu infark miokard.
2. Untuk mengetahui penyebab dari infark mikord.
3. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan infark miokard.
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Anatomi Fisiologi Sistem Peredaran Darah


A. Anatomi Jantung

Pada dasarnya jantung adalah alat tubuh yang berfungsi sebagai pemompa darah.

Jantung terletak dalam rongga dada bagian kiri agak ke tengah, tepatnya di atas sekat

diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Di bawah jantung

terdapat lambung. Di sebelah kiri dan kanan jantung terdapat kedua paru-paru.

Jantung terbentuk dari serabut-serabut otot bersifat khusus dan dilengkapi jaringan saraf

yang secara teratur dan otomatis memberikan rangsangan untuk berdenyut. Dengan

denyutan ini jantung memompa darah yang kaya akan oksigen dan zat makanan ke

seluruh tubuh, termasuk arteri koroner serta darah yang kurang oksigen ke paru-paru

untuk mengambil oksigen.

Agar dapat mendorong sirkulasi darah ke seluruh organ tubuh, jantung normal berdenyut

rata-rata 70 kali per menit dan tiap kali berdenyut memompakan 60 cc darah ke

pembuluh nadi dengan tekanan sampai 130 mm Hg. Berarti setiap hari,

jantung berdenyut 100.800 kali dan darah yang berhasil dipompakan secara terus menerus

sebanyak 6.048 liter. Dalam keadaan bekerja fisik atau berolahraga, kerja jantung

meningkat menjadi 2 sampai 5 kali dibandingkan dengan keadaan istirahat, karena pada

waktu bekerja berbagai alat tubuh membutuhkan zat-zat makanan dan oksigen yang lebih

banyak melalui peredaran darah yang juga meningkat intensitasnya.

Secara sederhana dapat dikatakan bahwa ukuran jantung kira-kira sekepal tangan

pemiliknya dan terdiri dari :

Dua ruang atas disebut serambi jantung atau atrium sebelah kanan dan kiri.
Dua ruang bawah disebut bilik jantung atau ventrikel sebelah kanan dan kiri.

Empat buah klep jantung, dua diantaranya menghubungkan serambi dan bilik

kanan serta serambi dan bilik kiri (triscupid dan mitral). Sedangkan dua buah

yang lain mengatur aliran darah keluar jantung dari bilik kiri dan kanan (aorta dan

pulmonary). Klep-klep jantung membuka dan menutup aliran darah dalam rongga

jantung agar mengalir ke satu arah dan mencegah terjadinya arus balik menurut

irama yang teratur.

Suatu sistem listrik yang terdiri dari simpul-simpul Sinatrial node dan

Atrioventricular node serta serabut saraf yaitu suatu kelompok jaringan khusus

yang secara periodik dan teratur mencetuskan dan menyebarkan aliran-aliran

listrik yang berfungsi mengatur irama jantung dan pengantar rangsangan listrik

yang menyebabkan jantung berdenyut secara otomatis dan teratur.

Secara rinci anatomi jantung dapat di lihat pada gambar berikut :


B. Fisiologi Jantung
1. Proses Memompa Darah

Proses pemompaan darah sehingga darah dapat bersirkulasi ke tubuh dan paru-

paru mengikuti urutan sebagai berikut :

a. Pada saat jantung sedang relaks (diastole), darah kurang oksigen dari vena

tubuh mengalir ke serambi kanan. Pada saat yang sama, serambi kiri terisi

dengan darah kaya oksigen dari paru-paru.

b. Pusat listrik yang ada di serambi kanan menembakkan impuls listrik yang

menyebabkan kedua serambi mengkerut secara serentak. Pada saat yang sama,

katup-katup diantara serambi dan bilik terbuka, memungkinkan darah

mengalir ke dalam bilik.

c. Tahap berikutnya adalah pemompaan darah dari bilik. Pada tahap ini sinyal

listrik dari node yang lain menyebabkan kedua bilik mengkerut secara

serempak. Ini mendorong darah yang kurang oksigen dari ke paru- paru.

Darah yang kaya oksigen dari bilik kiri didesak ke dalam arteri utama yang

disebut aorta dan dari sini darah disebarkan ke seluruh bagian tubuh. Klep-

klep tertutup untuk menjamin agar tidak ada aliran balik ke serambi.

d. Setelah pengerutan bilik, jantung mengendur dan memungkinkan serambi

terisi darah sehingga proses sirkulasi dimulai kembali.

Untuk ini berlangsung kira-kira 60-70 kali per menit bila tubuh sedang istirahat.

2. Sistem Peredaran Darah Tubuh Manusia

Sistem pembuluh dan peredaran darah merupakan suatu jaringan pembuluh nadi

(arteri) serta pembuluh balik (vena), yang secara garis besar terdiri tiga sistem alirah

darah, yaitu :

a. Sirkulasi Pulmonal
Dari bilik jantung (ventrikel) darah mengalir ke paru-paru melalui klep pulmonik

untuk mengambil oksigen (O2) dan melepaskan karbodioksida (CO2) kemudian

masuk ke serambi kiri. Sistem peredaran darah kecil ini berfungsi membersihkan

darah yang setelah beredar ke seluruh tubuh memasuki serambi jantung kanan

dengan kadar O2 yang rendah antara 60-70% dan kadar CO2 yang tinggi antara 40-

45%. Setelah beredar melalui kedua paru-paru, kadar zat O2 meningkat menjadi

kira-kira 96% serta CO2 menurun. Proses pembersihan gas dalam jaringan paru-

paru berlangsung khususnya dalam gelembung-gelembung paru-paru yang halus

dan berdinding sangat tipis dimana gas O2 dari udara diserap oleh komponen sel

darah merah. Adapun gas CO2 dikeluarkan sebagian melalui udara pernafasan.

Dengan demikian darah yang memasuki serambi kanan dikatakan darah kotor

karena kurang O2 sedangkan darah yang memasuki serambi kiri disebut darah

bersih yang kaya O2.

b. Sirkulasi Sistemik

Darah kaya O2 dari serambi kiri memasuki bilik kiri melalui klep mitral untuk

kemudian dipompakan ke seluruh tubuh dan membawa zat O 2 serta bahan

makanan yang diperlukan oleh seluruh sel dari alat-alat tubuh kita. Darah ini

dipompakan keluar dari bilik kiri dan melewati klep aorta serta memasuki

pembuluh darah utama dan selanjutnya melalui cabang-cabang pembuluh ini

disalurkan ke seluruh bagian tubuh.

c. Sirkulasi Koroner

Pembuluh koroner utama dibagi menjadi Right Coronary Artery (RCA), Left

Coronary Artery (LCA), left arterior descending artery dan circum flexi artery.

Artinya, khusus untuk menyuplai darah ke otot jantung yaitu melalui pembuluh
koroner dan kembali melalui pembuluh balik yang kemudian menyatu serta

bermuara langsung ke dalam bilik kanan. Melalui sistem peredaran darah koroner

ini, jantung mendapatkan O2, zat makanan serta zat-zat lain agar dapat

menggerakkan jantung sesuai dengan fungsinya.

2.2 Definisi Infark Miokad

Infark Miokard adalah suatu kondisi medis yang mengancam keselamatan jiwa
yang ditandai dengan kematian otot jantung dikarenakan penyumbatan arteri koroner
secara tiba-tiba dimana hal ini menghalangi pasokan darah ke otot jantung. Penyumbatan
biasanya terjadi pada lumen arteri koroner yang telah dipersempit oleh plak yang
berlemak dari aterosklerosis, yang sepenuhnya disumbat oleh gumpalan darah atau suatu
plak arteri. Otot jantung yang kekurangan oksigen akan mengalami kematian dalam
keadaan tersebut, sehingga menimbulkan nyeri dada yang menekan gejala dari infark
miokard. Ini merupakan keadaan medis yang darurat yang membutuhkan perawatan
medis yang secepatnya untuk mencegah kerusakan permanen pada sebagian besar
jantung dan kematian dini.

2.3 Etiologi Infark Miokard


Menurut Alpert (2010), infark miokard terjadi oleh penyebab yang heterogen, antara lain:
1. Infark miokard tipe 1
Infark miokard secara spontan terjadi karena ruptur plak, fisura, atau diseksi plak
aterosklerosis. Selain itu, peningkatan kebutuhan dan ketersediaan oksigen dan
nutrien yang inadekuat memicu munculnya infark miokard. Hal-hal tersebut
merupakan akibat dari anemia, aritmia dan hiper atau hipotensi.
2. Infark miokard tipe 2
Infark miokard jenis ini disebabkan oleh vaskonstriksi dan spasme arteri
menurunkan aliran darah miokard.
3. Infark miokard tipe 3
Pada keadaan ini, peningkatan pertanda biokimiawi tidak ditemukan. Hal ini
disebabkan sampel darah penderita tidak didapatkan atau penderita meninggal
sebelum kadar pertanda biokimiawi sempat meningkat.
4. Infark Miokard tipe 4
a. Infark miokard tipe 4a
Peningkatan kadar pertanda biokimiawi infark miokard (contohnya
troponin) 3 kali lebih besar dari nilai normal akibat pemasangan
percutaneous coronary intervention (PCI) yang memicu terjadinya infark
miokard.
b. Infark miokard tipe 4b
Infark miokard yang muncul akibat pemasangan stenttrombosis.
5. Infark miokard tipe 5
Peningkatan kadar troponin 5 kali lebih besar dari nilai normal. Kejadian infark
miokard jenis ini berhubungan dengan operasi bypass koroner. Terdapat 2 faktor
resiko yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Ada empat faktor resiko
biologis infark miokard yang tidak dapat diubah yaitu
1. Usia
2. jenis kelamin
3. ras
4. riwayat keluarga.

Resiko aterosklerosis koroner meningkat seiring bertambahnya usia. Penyakit


yang serius jarang terjadi sebelum usia 40 tahun. Faktor resiko lain masih dapat
diubah, sehingga berpotensi dapat memperlambat proses aterogenik
(Santoso,2005). Faktor- faktor tersebut yaitu
1. abnormalitas kadar serum lipid
2. hipertensi
3. merokok
4. diabetes
5. obesitas
6. faktor psikososial
7. konsumsi buah-buahan
8. diet dan alkohol
9. aktivitas fisik (Ramrakha, 2006).
2.4 Patofisiologi Infark Miokard

Infark miokard atau nekrosis iskemik pada miokardium, diakibatkan oleh iskemia
pada miokard yang berkepanjangan yang bersifat irreversible. Waktu diperlukan bagi sel-
sel otot jantung mengalami kerusakan adalah iskemia selama 15-20 menit. Infark
miokard hampir selalu terjadi di ventrikel kiri dan dengan nyata mengurangi fungsi
ventrikel kiri, makin luas daerah infark, makin kurang daya kontraksinya. Secara
fungsional, infark miokard menyebabkan : berkurangnya kontraksi dengan gerak dinding
abnormal, terganggunya kepaduan ventrikel kiri, berkurangnya volume denyutan,
berkurangnya waktu pengeluaran dan meningkatnya tekanan akhir-diastole ventrikel kiri.
Gangguan fungsi tidak hanya tergantung luasnya infark, tetapi  juga lokasinya karena
berhubungan dengan pasokan darah. Infark juga dinamakan berdasarkan tempat
terdapatnya seperti infark subendokardial, infark intramural, infark subepikardial, dan
infark transmural. Infark transmural meluas dari endokardium sampai epikardium. Semua
infark miokard memiliki daerah daerah pusat yang nekrotik/infark, dikelilingi daerah
cedera, diluarnya dikelilingi lagi lingkaran iskemik. Masing-masing menunjukkan pola
EKG yang khas. Saat otot miokard mati, dilepaskan enzim intramiokard, enzim ini
membantu menentukkan beratnya infark. Jaringan otot jantung yang mati, diganti
jaringan parut yang dapat mengganggu fungsinya (Dr. Jan Tambayong, 2007).
Pathway Infark Miokard

2.5 Manifestasi Klinik Infark Miokard

Tanda dan gejala infark miokard adalah :


1) Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, bagian bawah
sternum dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama.
2) Keparahan nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi.
3) Nyeri yang tajam dan berat yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke  bawah menuju
lengan (biasanya lengan kiri).
4) Nyeri muncul secara spontan (bukan setelah kegiatan/bekerja atau gangguan emosional),
menetap selama beberapa jam atau hari, dan tidak hilang dengan istirahat atau
nitrogliserin (NTG).
5) Nyeri dapat menjalar ke arah rahang dan leher.
6) Nyeri sering disertai dengan sesak nafas, pucat, dingin, diaforesis  berat, pusing atau
kepala ringan dan mual muntah.
7) Pasien dengan diabetes melitus tidak akan mengalami nyeri yang hebat karena neuropati
yang menyertai diabetes dapat mengganggu neuroreseptor (menumpulkan pengalaman
nyeri)  

2.6 Pemeriksaan Fisik dan Pemeriksaan Diagnostik Infark Miokard

Menurut Doenges et all (2000:85) pemeriksaan diagnostik pada pasien dengan


infark miokard yaitu :

1) EKG, menunjukkan peninggian gelombang S-T, iskemia berarti penurunan atau


datarnya gelombang T dan adanya gelombang Q.

2) Enzim jantung dan isoenzim, CPK-MB meningkat antara 4-6 jam, memuncak
dalam 12-24 jam.

3) Elektrolit, ketidakseimbangan dapat mempengaruhi konduksi dan dapat


mempengaruhi kontraktilitas.

4) Sel darah putih, leukosit (10.000-20.000) tampak pada hari kedua sehubungan
dengan proses inflamasi.

5) GDA atau oksimetri nadi, dapat menunjukkan hipoksia.

6) Kolesterol atau trigliserida serum : meningkat menunjukkan arterisklerosis.

7) Foto dada, mungkin normal atau menunjukkan pembesaran jantung diduga GJK.

8) Ekokardium, evaluasi lebih lanjut mengenai fungsi dasar terutama ventrikel.

9) Angiografi koroner, menggambarkan penyempitan atau sumbatan arteri koroner.

2.7 Penatalaksanaan Infark Miokard


1) Penatalaksanaan MedisMenurut Smetlzer (2002:790) : Tujuan dari penatalaksanaan
medis adalah memperkecil kerusakan jantung sehingga mengurangi terjadinya
komplikasi. Kerusakan jantung diperkecil dengan cara, segera mengembalikan
keseimbangan antara kebutuhan dan suplai oksigen jantung tetapi obat-obatan,
pemberian oksigen dan tirah baring dilakukan secara bersamaan untuk tetap
mempertahankan fungsi jantung. Obat-obatan dan oksigen digunakan untuk mengurangi
kebutuhan oksigen, sementara tirah baring dilakukan untuk mengurangi kebutuhan
oksigen. Hilangnya nyeri merupakan indikator utama bahwa kebutuhan dan suplai telah
mencapai keseimbangan.

Ada tiga kelas obat-obatan yang biasa digunakan untuk meningkatkan suplai oksigen
Smeltzer dan Bare, 2002:791-802).

a. Vasodilator
Vasodilator pilihan untuk mengurangi nyeri jantung adalh nitrogliserin.
Nitrogliserin menyebabkan dilatasi arteri dan vena, sehingga menurunkan jumlah
darah yang kembali ke jantung (pre load) dan mengurangi beban kerja (viorkload)
jantung.
b. Antikoagulan
Heparin digunakan untuk membantu mempertahankan integritas jantung. Dengan
memperpanjang waktu pembekuan darah dapat menurunkan kemungkinan
pembentukan trombus dan akan menurunkan aliran darah.
c. Trombosit
Tujuan trombosit untuk melarutkan setiap trombus yang telah terbentuk di arteri
koroner, memperkecil penyumbatan dan juga luasnya infark, contohnya
steptokinase atau anti streptease, selain itu pemberi analgetik juga bisa diberikan.
Morfin dapat menurunkan tekanan dalam kapiler paru, mengurangi perembasan
cairan ke jaringan paru dan menurunkan kecepatan napas. Diuretik bisa diberikan
untuk vasodilatasi dan penimbunan darah di pembuluh darah perifer, contohnya
furosemide (lasix).
2) Penatalaksanaan keperawatan
Menurut Doenges et alll (2000;84) dasar data pengkajian yang perlu diperhatikan pada
pasien dengan infark miokard adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas
Pasien sering mengalami kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur. Ditandai adanya
takikardia dan dispnea pada saat istirahat maupun beraktivitas.
b. Sirkulasi
Adanya riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal
jantung kronis, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus perlu ditanyakan
pada pasien. Ditandai dengan tekanan darah dapat normal atau naik atau turun,
nadi dapat normal penuh atau tak kuat juga bisa lemah tapi kuat, dan disritmia.
c. Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri dada yang timbulnya mendadak atau tidak berhubungan dengan aktivitas,
tida hilang dengan istirahat skala nyeri 1-10. Hal ini ditandai dengan wajah
meringis, menangis, merintih. Perubahan frekuensi atau irama jantung, tekanan
darah, pernapasan, warna kulit, kesadaran.
d. Pernapasan
Pada pasien infark dapat terjadi dispnea, batuk dengan atau tanpa produksi
sputum, riwayat merokok dan pernapasan kronis, ditandai dengan peningkatan
frekuensi pernapasan, napas sesak, pucat, sianosis.
Tindakan keperawatan utama pada paisen infark meliputi sebagai berikut (Corwin,
2001:371) :
1. Diberikan oksigen untuk meningkatkan oksigen darah sehingga beban atau
jantung berkurang dan perfusi sistemik meningkat.
2. Pembahasan aktivitas fisik untuk mengurangi beban kerja jantung membantu
membatasi luas kerusakan.
3. Obat untuk menghilangkan nyeri untuk menenangkan pasien juga sebagai
vasodilator yang bekerja menurunkan preload dan afterload, contohnya morfin.
4. Diberikan diuretik untuk mencegah kelebihan volume serta timbulnya gagal
jantung kongestif.

2.8 Asuhan Keperawatan Pasien Dengan Infark Miokard


1. PENGKAJIAN
a. Aktivitas
Pasien sering mengalami kelemahan, kelelahan, tidak dapat tidur. Ditandai adanya
takikardia dan dispnea pada saat istirahat maupun beraktivitas.
b. Sirkulasi
Adanya riwayat infark miokard sebelumnya, penyakit arteri koroner, gagal jantung
kronis, masalah tekanan darah dan diabetes mellitus perlu ditanyakan pada pasien.
Ditandai dengan tekanan darah dapat normal atau naik atau turun, nadi dapat normal
penuh atau tak kuat juga bisa lemah tapi kuat, dan disritmia.
c. Nyeri atau ketidaknyamanan
Nyeri dada yang timbulnya mendadak atau tidak berhubungan dengan aktivitas, tida
hilang dengan istirahat skala nyeri 1-10. Hal ini ditandai dengan wajah meringis,
menangis, merintih. Perubahan frekuensi atau irama jantung, tekanan darah,
pernapasan, warna kulit, kesadaran.
d. Pernapasan
Pada pasien infark dapat terjadi dispnea, batuk dengan atau tanpa produksi sputum,
riwayat merokok dan pernapasan kronis, ditandai dengan peningkatan frekuensi
pernapasan, napas sesak, pucat, sianosis.

2. DIAGNOSA
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
b. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor-faktor
listrik, penurunan karakteristik miokard.
c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot
jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
d. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan  penurunan
perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air , peningkatan tekanan hidrostatik,
penurunan protein plasma.

3. INTERVENSI
a. Nyeri berhubungan dengan iskemia jaringan sekunder terhadap sumbatan arteri
intervensi
 Pantau dan catat karakteristik nyeri, catat laporan verbal dan non verbal, respon
hemodinamix.
 Ambil gambaran lengkap terhadap nyeri, lokasi, intensitas (0-10), lamanya,
kualitas dan penyebaran.k
 Berikan lingkungan yang tenang, aktivitas perlahan dan tindakan nyaman.
 Bantuk melakukan tehnik relaksasi, misalnya nafas dalam.
 Periksa tanda vial sebelum dan sesudah obat narkotik.
 Berikan oksigen tambahan sesuai indikasi.
 Berikan obat sesuai dengan indikasi, contoh analgetik.
 
b. Resiko penurunan curah jantung berhubungan dengan perubahan faktor-faktor
listrik, penurunan karakteristik miokard.
Itervensi
 Auskultasi tekanan darah dan evaluasi kualitas dan kesamaan nadi sesuai indikasi.
 Pantau adanya murmur atau gesekan dan auskultasi bunyi nafas.
 Pantau frekuensi jantung dan irama, catat adanya disritmia.
 Catat respon terhadap aktivitas dan peningkatan istirahat dengan cepat.
 Berikan makanan kecil, mudah dikunyah, batasi asupan kafein; contoh : kopin,
coklat.
 Pantau data laboratorium, contoh enzim jantung, GDA dan elektrolit.

c. Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan , iskemik, kerusakan otot


jantung, penyempitan / penyumbatan pembuluh darah arteri koronaria
intervensi
 Lihat pucat, sianosis, kulit dingin atau lembab, catat kekuatan nadi perifer.
 Dorong latihan kaki aktif atau pasif.
 Pantau pernafasan, catat kerja pernafasan.
 Pantau pemasukan dan perubahan haluaran urine.
 Pantau dan laboratorium, contoh : GDA, BUN, kreatinin, elektrolit.

d. Resiko kelebihan volume cairan ekstravaskuler berhubungan dengan  penurunan


perfusi ginjal, peningkatan natrium / retensi air, peningkatan tekanan hidrostatik,
penurunan protein plasma.
intervensi
 Auskultasi bunyi nafas untuk adanya krakels.
 Catat DVJ, adanya edema dependen.
 Ukur masukan atau haluaran, catat penurunan pengeluaran, hitung keseimbangan
cairan.
 Timbang berat badan tiap hari.
 Berikan diet natrium rendah.
 Berikan diuretik, contoh furosemid (lasex).

4. Implementasi

Implementasi merupakan tahap ke empat dari proses keperawatan


yang dimulai setelah perawat menyusun rencana keperawatan. Dengan
rencana keperawatan yang dibuat berdasarkan diagnosis yang tepat,
intervensi diharapkan dapat mencapai tujuan dari hasil yang diinginkan
untuk mendukung dan mengingatkan status kesehatan pasien (Potter dan
Perry, 2010).

5. Evaluasi

Evaluasi keperawatan adalah proses kontinu yang penting untuk


menjamin kualitas dan ketepatan tindakan keperawatan yang dilakukan
dan keefektifan rencana keperawatan dalam memenuhi kebutuhan klien
selalu berubah dengan cepat dan perencanaan pun selalu memerlukan
revisi dan pemberuan dengan menambahkan informasi klien yang
berkembang(Doenges,2012).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Infark Miokard adalah suatu kondisi medis yang mengancam keselamatan
jiwa yang ditandai dengan kematian otot jantung dikarenakan penyumbatan arteri
koroner secara tiba-tiba dimana hal ini menghalangi pasokan darah ke otot jantung.
Terdapat 2 faktor resiko yaitu yang dapat diubah dan tidak dapat diubah. Adaempat
faktor resiko biologis infark miokard yang tidak dapat diubah yaitu Usia, jenis
kelamin, ras dan riwayat keluarga.
Faktor resiko lain masih dapat diubah, sehingga berpotensi dapat
memperlambat proses aterogenik. Faktor- faktor tersebut yaitu abnormalitas kadar
serum lipid, hipertensi, merokok, diabetes, obesitas, faktor psikososial, konsumsi
buah-buahan, diet dan alkohol, aktivitas fisik.
Gejala dan tanda tanda yang menyerang penyakit ini salah satunya adalah
Nyeri dada yang terjadi secara mendadak dan terus-menerus tidak mereda, bagian
bawah sternum dan abdomen bagian atas, ini merupakan gejala utama. Keparahan
nyeri dapat meningkat secara menetap sampai nyeri tidak tertahankan lagi. Nyeri yang
tajam dan berat yang dapat menjalar ke bahu dan terus ke  bawah menuju lengan
(biasanya lengan kiri).
B. Saran
Di harapakan mahasiswa mampu melakukan asuhan keperawatan [ada pasien dengan
infrak mikord.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.persify.com/id/perspectives/medical-conditions-diseases/infark-miokard-_-
951000103122

http://kamuskesehatan.com/arti/infark-miokard/

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/22069/4/Chapter%20II.pdf

https://www.academia.edu/5866950/LP_AMI_ICVCU

https://indokeperawatan.wordpress.com/2011/02/11/asuhan-keperawatan-infark-miokard-
akut-ima/

Anda mungkin juga menyukai