Sifat Reologi Dan Stabilitas Fisik Minuman Emulsi Minyak Sawit
Sifat Reologi Dan Stabilitas Fisik Minuman Emulsi Minyak Sawit
dan Industri
DOI: 10.6066/jtip.2016.27.2.165 Pangan Vol. 27(2): 165-174 Th. 2016 ISSN:
Hasil Penelitian 1979-7788 Terakreditasi Dikti:
80/DIKTI/Kep/2012
ABSTRACT
Palm oil emulsion drink is one of the food diversification product, containing high provitamin-A. The
dispersed phase of the emulsion is palm olein, while the rest was water as the dispersion medium (ratio
7:3). The low content of dispersion medium in the emulsion caused the rheological properties, droplet size
and distribution, as well as its level of stability to be different from other commercial product of beverage
emulsion. This research investigated the effect of storage time on the rheological properties, droplet size
distributions and stability of the emulsion. The emulsion morphology was observed by polarized light
microscopy, while its size and distribution were analyzed by dynamic light scattering technique using
Zetasizer. The rheological analysis, including the determination of the flow behavior and consistency
index, were measured using a rotational dial reading viscometer. The results showed that increasing of
storage time led to increased droplet size and distribution (d 4.3 value from 4.83 to 6.12 µm, value of flow
behavior index from 0.9782 to 0.9873, and consistency index from 3.473 to 5.047 Pa.s n). However, this
condition also caused a decrease in emulsion stability (from 0.880 to 0.823). According to Pearson’s
correlation coefficients, the droplet size was negatively correlated with emulsion stability (R = -0.907; α =
0.01). However, the droplet size were positively correlated with the flow behavior index (R = 0.778; α =
0.01) and consistency index (R = 0.939; α = 0.01). These results may help formulate palm oil emulsion
drink with improved stability and shelf-life.
Keywords: droplet size distribution, emulsion stability, palm oil emulsion drink, rheological properties
ABSTRAK
Minuman emulsi minyak sawit merupakan salah satu diversifikasi produk pangan dengan kandungan
provitamin-A yang tinggi. Fase terdispersi emulsi ialah olein minyak sawit, sedangkan sisanya adalah air
sebagai medium pendispersi (perbandingan 7:3). Rendahnya kandungan medium pendispersi dalam
emulsi menyebabkan sifat reologi, ukuran dan distribusi droplet, serta tingkat stabilitasnya berbeda
dengan produk minuman emulsi komersial lainnya. Penelitian ini mengkaji mengenai pengaruh waktu
penyimpanan terhadap sifat reologi, distribusi ukuran droplet, dan stabilitas emulsi. Morfologi emulsi
diamati dengan mikroskop polarisasi cahaya, sedangkan ukuran dan distribusinya dianalisis dengan teknik
hamburan cahaya dinamis menggunakan Zetasizer. Analisis reologi, termasuk penentuan indeks perilaku
aliran dan konsistensi, diukur menggunakan viskometer rotasional dial reading. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa peningkatan waktu penyimpanan menyebabkan meningkatnya ukuran dan distribusi
droplet (nilai d4.3 dari 4,83 menjadi 6,12 µm), nilai indeks perilaku aliran (dari 0,978 menjadi 0,987), dan
indeks konsistensi (dari 3,473 menjadi 5,047 Pa.sn). Namun, kondisi ini juga menyebabkan penurunan
stabilitas emulsi (dari 0,880 menjadi 0,823). Menurut koefisien korelasi Pearson, ukuran droplet
berkorelasi negatif dengan stabilitas emulsi (R = -0,907; α = 0,01). Sebaliknya, ukuran droplet berkorelasi
positif dengan indeks perilaku aliran (R = 0,778; α = 0,01) dan indeks konsistensi (R = 0,939; α = 0,01).
Hasil penelitian ini dapat membantu memformulasi minuman emulsi minyak sawit dengan peningkatan
stabilitas dan umur simpan.
Kata kunci: distribusi ukuran droplet, minuman emulsi minyak sawit, sifat reologi, stabilitas emulsi
166
v 0 v10
Span = * +, KP = konstanta pegas (673,7 dyne-cm); T
v0
= Torsi (%)
Dv10, Dv50, dan Dv90 merupakan diameter yang L = tinggi spindel (6,121 cm)
mewakili 10, 50, dan 90% ukuran droplet dalam K = indeks konsistensi (Pa.sn)
seluruh volume emulsi dengan diameter lebih kecil n = indeks perilaku aliran
atau sama dengan nilai-nilai tersebut. Ukuran rata-
rata droplet dipresentasikan dalam volume-weighted Analisis stabilitas emulsi
mean diameter (dv atau d4.3). Nilai d4.3 atau diameter Pengukuran stabilitas emulsi ditentukan pada
rata-rata de Brouckere (de Brouckere mean kemampuan pembentukan emulsi setelah dilakukan
diameter) merupakan nilai diameter rata-rata partikel pemanasan dan sentrifugasi. Prosedur penentuan-
bola yang memiliki nilai perbandingan massa/ nya adalah memanaskan sampel dalam penangas
volume partikel yang sama. Setiap pengukuran air bersuhu 80°C selama 30 menit, kemudian di-
diulang sebanyak 3 kali. sentrifugasi (Eppendorf 5810 R) pada kecepatan
1300 rpm selama 10 menit. Setiap pengukuran
Pengamatan mikroskopik emulsi diulang sebanyak 3 kali. Volume campuran yang
Mikrograf dari emulsi diamati dengan mikroskop masih membentuk emulsi diukur dan stabilitas
polarisasi Olympus model BH-2 (Olympus Co, emulsi ditetapkan dengan persamaan berikut:
Japan). Sampel minuman emulsi tanpa pengence-
ran ditempatkan pada kaca objek kemudian per- Stabilitas Emulsi (%) =
lahan ditutup menggunakan kaca penutup. Gambar volume ampuran yang teremulsi m
mikrostruktur emulsi o/w diambil menggunakan 100
volume total ampuran m
kamera digital pada perbesaran 200x.
Analisis statistik
Analisis sifat reologi Parameter statistik seperti rata-rata dan
Pengukuran sifat reologi dilakukan mengguna- standard error of the mean (SEM) diolah meng-
kan viskometer rotasional dial reading (Brookfield gunakan Microsoft Excel 2013 (Microsoft Office Co.
Engineering Labs Inc, USA) dengan spindel silindris. Inc.). Sedangkan data lain seperti ukuran dan
Sebanyak 300 mL minuman emulsi dimasukkan ke distribusi droplet diolah menggunakan software
dalam wadah sampel. Spindel diputar dengan Zetasizer Ver.7.03 (Malvern Instruments Ltd.), dan
kecepatan putaran 3, 6, 12, 30, dan 60 rpm, koefisien korelasi Pearson dengan software SPSS
sehingga didapatkan nilai torsi pada kisaran 3-97%. Ver.22 (IBM Corp.). Hasil analisis koefisien korelasi
Data kemudian dimasukkan pada persamaan (1) Pearson menunjukkan nilai korelasi Pearson yang
dan (2) untuk memperoleh nilai laju geser ( ̇ ) dan positif dan negatif. Koefisien korelasi Pearson
gaya geser ( ). Setelah itu data diplotkan pada kurva negatif menunjukkan bahwa variabel X dan Y me-
ln versus ln ̇ dan dipaskan dengan persamaan Power miliki hubungan terbalik, artinya jika nilai variabel X
law (Persamaan 3) dan dihitung nilai indeks perilaku meningkat, maka variabel Y akan menurun dan ber-
aliran (n) dan indeks konsistensi (K). Setiap laku sebaliknya. Koefisien korelasi Pearson positif,
pengukuran diulang sebanyak 3 kali. artinya jika nilai variabel X meningkat, maka nilai
variabel Y meningkat pula.
Laju geser (sec -1) : ̇ = 2 2 2.................(1)
x2------2 - 2
HASIL DAN PEMBAHASAN
Gaya geser (dynes/cm2) : =
22
……………..(2) Pengaruh lama penyimpanan terhadap distribusi
ukuran droplet
..............................................................
= . ̇n (3) Perubahan dalam distribusi ukuran droplet
minuman emulsi minyak sawit selama penyimpanan
disajikan pada Gambar 1. Gambar tersebut mem-
Keterangan: perlihatkan bahwa sampel membentuk pola distri-
= kecepatan putaran spindel (rad/det) busi relatif tidak seragam dan monomodal, dimana
* ( ) +, N = RPM kurva yang dihasilkan cenderung membentuk satu
puncak (terkecuali pada hari ke-20), dan lama
Rc = jari-jari kontainer (2,75 cm) penyimpanan mengakibatkan terjadinya perubahan
Rb = jari-jari spindel (0,5128 cm) ukuran droplet. Pada awal penyimpanan, distribusi
x = jari-jari dimana laju geser dihitung (0,5128 cm) ukuran droplet didominasi oleh droplet berukuran
M = torsi (dyne-cm) kecil dan terkonsentrasi pada bagian kiri kurva.
167
Namun pola distribusi sedikit bergeser ke arah puannya dalam mempertahankan lapisan mono-
kanan di hari ke-4, begitu pula pada hari ke-12, 16, molekuler yang memisahkan satu droplet dengan
dan 20. Dengan demikian peningkatan umur simpan droplet lainnya. Dengan demikian, droplet emulsi
menyebabkan terjadinya pergeseran pola distribusi menjadi rentan terhadap koalesens dan akhirnya
menuju ukuran droplet yang lebih besar, dengan membuat ukuran droplet semakin besar (Joshi et al.,
puncak yang lebih tinggi. 2012; McClements, 2016).
Hasil analisis sampel pada hari ke-20 mem- Tabel 1 juga memperlihatkan adanya peningka-
perlihatkan adanya droplet berukuran < 2 µm yang tan nilai Dv10, Dv50, dan Dv90. Peningkatan nilai-nilai ini
tidak ada pada hari-hari sebelumnya (Gambar 1). sesuai dengan hasil penelitian yang dilaporkan oleh
Menurut McClements (2016) hal ini mengindikasikan Ng et al. (2014) pada mayonnaise dan
terjadinya proses Ostwald ripening selama penyim- Ruttarattanamongkol et al. (2015) pada emulsi o/w
panan. Ostwald ripening merupakan proses per- dengan penambahan minyak jagung atau butter.
tumbuhan droplet karena adanya transportasi Distribusi ukuran droplet juga memberikan informasi
massa fase terdispersi dari satu droplet ke droplet mengenai wilayah antarmuka fase terdispersi.
lainnya melalui intervensi fase pendispersi, sehingga Peningkatan nilai Dv90 dari 6,03 µm menjadi 6,37 µm
droplet-droplet dengan ukuran lebih besar tumbuh di akhir penyimpanan menunjukkan bahwa pening-
sedangkan droplet-droplet dengan ukuran lebih kecil katan umur simpan menyebabkan terjadinya penu-
menyusut. runan wilayah antarmuka.
Perubahan diameter rata-rata, indeks span dan
ukuran droplet minyak minuman emulsi minyak Tabel 1. Distribusi diameter rata-rata (Dv), indeks
sawit selama penyimpanan disajikan pada Tabel 1. span, dan ukuran droplet (d4.3) minuman
Hasil analisis menunjukkan ukuran rata-rata droplet emulsi minyak sawit selama penyimpanan
di awal penyimpanan yang cukup rendah yaitu 4,83 Lama Dv10 Dv50 Dv90 d4.3
Penyim- Span
µm. Beberapa penelitian sebelumnya menyatakan μm μm μm μm
bahwa penggunaan molekul surfaktan sebagai panan (Hari)
0 3,00± 4,50± 6,03± 0,67± 4,8±
pengemulsi efektif menghasilkan droplet berukuran
0,06 0,04 0,07 0,04 0,01
kecil selama proses homogenisasi, karena mobilitas 4 3,10± 4,61± 6,10± 0,65± 4,9±
dan kemampuannya dalam menurunkan tegangan 0,03 0,06 0,05 0,01 0,04
antarmuka secara efisien (Kralova dan Sjöblom, 12 3,20± 4,66± 6,12± 0,63± 5,3±
2009; Rao dan McClements, 2010). Semakin lama 0,05 0,03 0,01 0,03 0,05
waktu penyimpanan menyebabkan terjadinya pe- 16 3,29± 4,73± 6,16± 0,61± 5,7±
ningkatan ukuran droplet. Hal ini dapat dilihat 0,02 0,01 0,03 0,12 0,03
melalui peningkatan nilai d4.3 pada hari ke 4, 12, 16 20 3,74± 5,22± 6,37± 0,46± 6,1±
dan 20. Pichot (2010), menyatakan bahwa pening- 0,06 0,05 0,02 0,07 0,06
katan d4.3 selama penyimpanan cenderung meng-
indikasikan adanya proses destabilisasi dalam Hasil perhitungan indeks span sampel di awal
sistem emulsi, terutama koalesens dan Ostwald penyimpanan cenderung rendah yaitu 0,67 (Tabel
ripening. 1). Rendahnya nilai tersebut dipengaruhi oleh peng-
Peningkatan ukuran droplet umumnya disebab- gunaan Tween 80 sebagai pengemulsi. Menurut
kan oleh proses agregasi (koalesens) dan atau per- Polychniatou dan Tzia (2014), Tween 80 dapat
tumbuhan droplet (Ostwald ripening) (McClements, menghasilkan emulsi dengan polidispersitas yang
2016). Pada minuman emulsi minyak sawit, koale- rendah (<1). Pengukuran indeks span sampel di hari
sens diakibatkan oleh dehidrasi rantai samping ke-4, 12, 16 dan 20 memperlihatkan terjadinya
oksietilen Tween 80 saat proses pasteurisasi (Mah- penurunan nilai polidispersitas menjadi 0,65; 0,63;
mood dan Al-Koofee, 2013). Sedangkan Ostwald 0,61 dan 0,46. Fenomena ini juga ditunjukkan pada
ripening disebabkan karena terbentuknya misel beberapa studi sebelumnya, bahwa semakin lama
surfaktan (McClements, 2016). Pengemulsi Tween waktu penyimpanan mengakibatkan penurunan
80 merupakan surfaktan non-ionik dengan sifat indeks span pada sampel mayonnaise dan salad
geometri molekuler yang rentan terhadap pema- dressing (Perrechil et al., 2010; Domian et al.,
nasan. Saat terjadi peningkatan suhu di atas cloud 2015). Menurut Hayati et al. (2007), penurunan
point-nya (60°C) maka rantai samping oksietilen indeks span berhubungan dengan peningkatan
Tween 80 akan semakin terdehidrasi dan menurun- diameter droplet-droplet berukuran kecil yang me-
kan kemampuannya mengikat air (Mohajeri dan nyumbang 10% distribusi ukuran droplet (nilai Dv10
Noudeh, 2012; Prieto dan Calvo, 2013). Peristiwa ini 3 µm pada minuman emulsi minyak sawit).
mengakibatkan pengemulsi kehilangan kemam-
40
35
30
25
Volume (%)
20
15
10
5
0
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Hari ke-0 Hari ke-4 Hari ke-12 Hari ke-16 Hari ke-20
Ukuran Droplet (μm)
Gambar 1. Distribusi ukuran droplet minyak minuman emulsi minyak sawit
10 µm
0.980
0,9793
0,9782
0.975
0 4 8 12 16 20
Lama Penyimpanan (Hari)
Gambar 4. Kurva hubungan antara lama penyim-
panan dengan indeks perilaku aliran
A B C
Nilai K merupakan ukuran dari sifat kekentalan
sampel emulsi. Nilai K pada awal penyimpanan
adalah 3,473 Pa.sn (Gambar 5). Nilai K terus
meningkat hingga mencapai 5,047 Pa.sn di akhir
penyimpanan. Hal ini menyatakan bahwa semakin
lama penyimpanan menyebabkan terjadinya pening-
katan nilai K. Berbeda dengan minuman emulsi
minyak sawit, beberapa sistem emulsi o/w seperti
mayonnaise dan jus jeruk menunjukkan terjadinya
penurunan nilai K ketika ukuran droplet meningkat D E F
(Hayati et al., 2007; Li et al., 2013). Menurut Gambar 6. Pengamatan visual minuman emulsi
Chatsisvili et al. (2012) nilai K emulsi o/w ber- minyak sawit selama penyimpanan; (A)
gantung pada perbandingan fraksi minyak dan air, hari ke-0, (B) hari ke-4, (C) hari ke-8,
atau keberadaan minyak dalam emulsi. Lamanya (D) hari ke-12, (E) hari ke-16, (F) hari
ke-20
Pengaruh lama penyimpanan terhadap stabilitas makin cepat. Besarnya perbedaan ini mengakibat-
emulsi kan kriming pada sampel terjadi cukup cepat, yaitu
Pengaruh lamanya penyimpanan terhadap di hari keempat penyimpanan dan memperlihatkan
stabilitas emulsi ditunjukkan pada Gambar 7. Hasil pemisahan sampel emulsi menjadi dua bagian
pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan (Gambar 6B). Fraksi medium pendispersi yang ter-
stabilitas emulsi dari 0,880 di awal penyimpanan lihat memisah terus meningkat hingga akhir pe-
menjadi 0,858; 0,848; 0,837; dan 0,823 pada hari nyimpanan (Gambar 6C-F). Hal inilah yang men-
ke-4, 12, 18, dan 20. Hal ini menunjukkan terjadinya dorong terjadinya penurunan stabilitas emulsi seiring
penurunan stabilitas emulsi dengan meningkatnya bertambahnya waktu penyimpanan.
waktu penyimpanan. Tween 80 menstabilkan emulsi
dengan cara menciptakan halangan sterik. Bagian Korelasi ukuran droplet dengan sifat reologi dan
hidrofobik dari Tween 80 (rantai oleyl tak jenuh) stabilitas emulsi
mengarah ke droplet minyak, sementara bagian Hasil analisis koefisien korelasi Pearson me-
hidrofiliknya berupa kepala non-ionik dengan gugus nunjukkan bahwa ukuran droplet dan indeks perilaku
oksietilen mengarah ke medium pendispersi. Gugus aliran serta indeks konsistensi emulsi mempunyai
oksietilen tersebut bersifat sangat larut dalam air nilai koefisien korelasi Pearson R = 0,778 dan R =
dan cenderung untuk dikelilingi oleh pelarut dari- 0,939 pada tingkat kepercayaan α = 0,01 yang
pada mengalami interpenetrasi ketika dua droplet berarti ukuran droplet mempunyai korelasi yang
bertemu (Athas et al., 2014). signifikan dengan karakteristik reologi emulsi. Begitu
0.90 pula dengan ukuran droplet dan stabilitas emulsi
yang memiliki nilai koefisien korelasi Pearson R =
-0,907 pada tingkat kepercayaan α = 0,01 artinya
Stabilitas Emulsi
0.88 0.880
ukuran droplet mempunyai korelasi yang signifikan
0.858 dengan stabilitas emulsi. Korelasi antara ukuran
0.86 droplet dengan karakteristik reologi dan stabilitas
0.848
emulsi sampel dapat divisualisasikan seperti pada
0.837
0.84 Gambar 8.
0.823 Regresi linear pada Gambar 8 menghasilkan
0.82 tiga persamaan matematik, yaitu: persamaan 1 yang
0 4 8 12 16 20 menyatakan hubungan antara ukuran droplet (x)
Lama Penyimpanan (Hari)
dengan stabilitas emulsi (y1), persamaan 2 untuk
hubungan antara ukuran droplet (x) dengan indeks
Gambar 7. Kurva hubungan antara lama penyim- konsistensi (y2), dan persamaan 3 untuk hubungan
panan dengan stabilitas emulsi antara ukuran droplet (x) dengan indeks sifat aliran
(y3).
Proses destabilisasi emulsi berawal dari per-
gerakan droplet. Untuk emulsi dengan ukuran y1 = -0,0873x + 1,0508.........................................(1)
droplet relatif besar (diameter >0,05 µm), per- y2 = 1,1703x + 1,9379..........................................(2)
gerakan droplet didominasi oleh gaya gravitasi y3 = 0,0065x + 0,9472..........................................(3)
(McClements, 2011). Gaya gravitasi mengakibatkan
proses pemisahan berupa kriming atau sedimentasi Gambar 8 memperlihatkan bahwa peningkatan
yang disebabkan oleh perbedaan densitas kedua ukuran droplet berhubungan dengan penurunan
fase (Leal-Calderon, 2012). Faktor utama yang stabilitas emulsi. Saat sebuah partikel mempunyai
mempengaruhi kriming pada sampel adalah perbe- densitas yang lebih rendah dibanding cairan yang
daan densitas diantara medium pendispersi (den- mengelilinginya, gaya gravitasi akan menyebabkan
sitas air 0,9982 g/mL) dan terdispersi (densitas olein partikel tersebut bergerak ke atas (Estiasih et al.,
0,8978 g/mL). Penambahan Tween 80 (densitas 2015). Meningkatnya ukuran droplet menyebabkan
1,06–1,10 g/mL) ke dalam medium pendispersi pengaruh gaya gravitasi yang mendorong droplet
meningkatkan perbedaan densitas kedua fase, me- minyak bergerak ke atas jauh lebih besar daripada
nyebabkan fase terdispersi dengan densitas lebih gaya friction (McClements, 2016). Kondisi ini me-
rendah bergerak ke atas (kriming). nyebabkan kriming berlangsung semakin cepat, dan
McClements (2016) menyatakan bahwa semakin banyak medium pendispersi terpisah dari
semakin besar perbedaan densitas antara medium sistem emulsi (Gambar 6). Dengan demikian,
pendispersi dan fase terdispersi mampu meng- semakin besar ukuran droplet menyebabkan makin
akibatkan permisahan akibat gravitasi berlangsung menurunnya stabilitas emulsi.
5.3
0.90
4.8
y2 = 1,1703x + 1,9379 R² = 0,9057
4.3
0.88
3.8
Stabilitas Emulsi
3.3
y1 = -0,0873x + 1,0508 R² = 0,9017 0.86
2.8
2.3
0.84
1.8
y3 = 0,0065x + 0,9472 R² = 0,9709
1.3
0.82
0.8
0.3
0.80
4.5 5 5.5 6 6.5
Ukuran Droplet, d4.3 (µm)
Indeks sifat aliran Indeks konsistensi Stabilitas emulsi
Gambar 8. Korelasi ukuran droplet dengan karakteristik reologi (n, K) dan stabilitas emulsi
Gambar 8 juga memperlihatkan bahwa pening- sebaliknya. Menurunkan ukuran droplet akan meng-
katan ukuran droplet berhubungan dengan mening- akibatkan pengaruh gaya gravitasi yang diterima
katnya nilai n dan K. Seperti yang telah dijelaskan oleh droplet lebih kecil dan berpengaruh terhadap
sebelumnya, peningkatan ukuran droplet berdampak meningkatnya stabilitas emulsi. Disamping itu,
terhadap banyaknya medium pendispersi yang emulsi dengan ukuran droplet yang lebih kecil
terpisah dari sistem emulsi. Semakin besar ukuran cenderung didominasi oleh gerak brownian diban-
droplet, makin besar gaya gravitasi yang diterima ding gaya gravitasi (McClements, 2011). Dengan
oleh droplet dan kriming berlangsung semakin kata lain, menurunnya ukuran droplet melemahkan
cepat. Proses ini mengakibatkan sampel emulsi ter- efek gravitasi terhadap droplet minyak sehingga
pisah menjadi dua bagian, yaitu lapisan yang secara menurunkan kemungkinan proses destabilisasi dan
optik terlihat opaque (fraksi emulsi) dan lapisan yang meningkatkan stabilitas emulsi.
terlihat sedikit opaque (medium pendispersi) (Mc
Clements, 2016). Kedua lapisan tersebut dapat
6.50
dilihat pada Gambar 6. Semakin banyak medium
pendispersi yang terpisah menyebabkan peningka- 6,12
Ukuran Droplet, d4.3 (µm)