LP, Askep, Link Vidio, SP, Resume RPK (Dayan) 2
LP, Askep, Link Vidio, SP, Resume RPK (Dayan) 2
OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021
A. Pengertian
Perilaku kekerasan merupakan salah satu respons terhadap stressor
yang dihadapi oleh seseorang. Respons ini dapat menimbulkan kerugian
baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak
dari kerugian yang ditimbulkan, penanganan pasien perilaku kekerasan
perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga yang professional
(Keliat, dkk (2019).
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seorang
melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada
diri sendiri maupun orang lain dan lingkungan yang dirasakan sebagai
ancaman (Kartika Sari, 2015)
B. Tanda dan gejala
Menurut Keliat, dkk (2019) perawat dapat mengidentifikasi dan
mengobservasi tanda dan gejala perilaku kekerasan:
a. Muka merah dan tegang
b. Mata melotot atau pandangan tajam
c. Tangan mengepal
d. Rahang mengatup
e. Postur tubuh kaku
f. Jalan mondar mandir
g. Bicara kasar
h. Suara tinggi, menjerit atau berteriak
i. Melempar atau memukul benda/orang lain
j. Merusak barang
k. Tidak memiliki kemampuan mencegah/mengendalikan perilaku
kekerasan
C. Tahapan/Rentang Respon
Respon adaptif Respon maladaptif
a. Respon Adaptif
Respon adaprif adalah respon yang dapat diterima norma-norma sosial
budaya yang berlaku. Dengan kata lain, individu tersebut dalam batas
normal jika menghadapi suatu masalah akan dapat memecahkan
masalah tersebut, respon adaptif (Mukripah Damaiyanti, 2012):
1) Pikiran logis adalah pandangan yang mengarah pada kenyataan
2) Persepsi akurat adalah pandangan yang tepat pada kenyataan
3) Emosi konsisten dengan pengalaman yaitu perasaan yang timbul
dari pengalaman
4) Perilaku sosial adalah sikap dan tingkah laku yang masih dalam
batas kewajaran
5) Hubungan sosial adalah proses suatu interaksi dengan orang lain
dan lingkungan
b. Respon Maladaptif
1) Kelainan pikiran adalah keyakinan yang secara kokoh
dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan
bertentangan dengan kenyataan sosial
2) Perilaku kekerasan merupakan status rentang emosi dan ungkapan
kemarahan yang dimanifestasiakn dalam bentuk fisik
3) Kerusakan proses emosi adalah perubahan status yang timbul dari
hati
4) Perilaku tidak terorganisir merupakan suatu perilaku yang tidak
teratur
D. Proses Terjadinya Masalah
a. Faktor Predisposisi
Faktor pengalaman yang dialami tiapmorang yang merupakan
faktor predisposis, artinya mungkin terjadi/mungkin tidak terjadi
perilaku kekerasan jika faktor berikut dialami oleh individu:
1) Psikologis Menurut Townsend (1996, dalam jurnal penelitian)
Faktor psikologi perilaku kekerasan meliputi:
a) Teori Psikoanalitik, teori ini menjelaskan tidak
terpenuhinya kepuasan dan rasa aman dapat mengakibatkan
tidak berkembangnya ego dan membuat konsep diri yang
rendah. Agresif dan kekerasan dapat memberikan kekuatan
dan meningkatkan citra diri (Nuraenah, 2012).
b) Teori pembelajaran, perilaku kekerasan merupakan perilaku
yang dipelajarai, individu yang memiliki pengaruh biologik
terhadap perilaku kekerasan lebih cenderung untuk
dipengaruhioleh peran eksternal (Nuraenah, 2012).
c) Perilaku, reinforcement yang diterima pada saat melakukan
kekerasan, sering mengobservasi kekerasan dirumah atau
diluar rumah, semua aspek ini menstiumulasi individu
mengadopsi perilaku kekerasan (Eko Prabowo, 2014).
d) Sosial budaya, proses globalisasi dan pesatnya kemajuan
teknologi informasi memberikan dampak terhadap nilai-
niali sosial dan budaya pada masyarakat. Di sisi lain, tidak
semua orang mempunyai kemampuan yang sama untuk
mnyesuaikan dengan berbagai perubahan, serta mengelola
konflik dan stress (Nuraenah, 2012).
e) Bioneurologis, banyak bahwa kerusakan sistem limbik,
lobus frontal, lobus temporal dan ketidak seimbangan
neurotransmitter turut berperan dalam terjadinya perilaku
kekerasan (Eko Prabowo, 2014).
b. Faktor Presipitasi Secara umum seseorang akan marah jika dirinya
merasa terancam, baik berupa injury secara fisik, psikis atau
ancaman knsep diri. Beberapa faktor pencetus perilaku kekerasan
adalah sebagai berikut:
1) Kondis klien: kelemahan fisik, keputusasaan, ketidakberdayaan,
kehidupan yang penuh dengan agresif dan masa lalu yang tidak
menyenangkan.
2) Interaksi: penghinaan, kekerasan, kehilangan orang, merasa
terancam baik internal dari permasalahan diri klien sendiri
maupun eksternal dari lungkungan.
3) Lingkungan: panas, padat dan bising
c. Mekanisme Koping
Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada pasien marah
untuk melindungi diri antara lain:
a) Sublimasi Menerima suatu sasaran pengganti yang mulia.
Artinya dimata masyarakat unutk suatu dorongan yang
megalami hambatan penyalurannya secara normal. Misalnya
seseorang yang sedang marah melampiaskan kemarahannya
pada objek lain seperti meremas remas adona kue, meninju
tembok dan sebagainya, tujuannya adalah untuk mengurangi
ketegangan akibat rasa amarah (Mukhripah Damaiyanti, 2012).
b) Proyeksi Menyalahkan orang lain kesukarannya atau
keinginannya yang tidak baik, misalnya seorang wanita muda
yang menyangkal bahwa ia mempunyai perasaan seksual
terdadap rekan sekerjanya, berbalik menuduh bahwa temannya
tersebut mencoba merayu, mencumbunya (Mukhripah
Damaiyanti, 2012).
c) Represi Mencegah pikiran yang menyakitkan atau bahayakan
masuk kedalam sadar. Misalnya seorang anak yang sangat
benci pada orang tuanya yang tidak disukainya. Akan tetapi
menurut ajaran atau didikan yang diterimanya sejak kecil
bahwa membenci orang tua merupakan hal yang tidak baik dan
dikutuk oleh tuhan. Sehingga perasaan benci itu ditekannya dan
akhirnya ia dapat melupakanya (Mukhripah Damaiyanti, 2012).
d) Reaksi formasi Mencegah keinginan yang berbahaya bila di
ekspresika.dengan melebih lebihkan sikap dan perilaku yang
berlawanan dan menggunakan sebagai rintangan misalnya
sesorangan yang tertarik pada teman suaminya,akan
memperlakukan orang tersebut dengan kuat (Mukhripah
Damaiyanti, 2012).
e) Deplacement Melepaskan perasaan yang tertekan biasanya
bermusuhan pada objek yang tidak begitu berbahaya seperti
yang pada mulanya yang membangkitkan emosi itu misalnya:
timmy berusia 4 tahun marah karena ia baru saja mendapatkan
hukuman dari ibunya karena menggambar didinding kamarnya.
Dia mulai bermai perang-perangan dengan temanya
(Mukhripah Damaiyanti, 2012).
E. Pohon Diagnosa
Halusinasi Causa
a. Wajah cerah
b. Tersenyum
c. Mau berkenalan
Kriteria hasil :
a. klien dapat mengungkapkan perasaannya
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Intervensi :
Kriteria hasil :
d. Spiritual : zikir,
medikasi dan lain-lain
Intervensi :
a. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan di anjurkan klien memilih
cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.
d. Beri penguatan pada klien, perbaik cara yang masih belum sempurna.
Kriteria hasil :
c. Nama obat
Intervensi :
c. Anjurkan kliean :
Budi Anna Keliat, & Akemat. (2019). Model Praktik Keperawatan Profesional
Jiwa. Jakarta:EGC.
Eko Prabowo. (2014). Konsep & Aplikasi ASUHAN KEPERAWATAN
JIWA. Yogyakarta: Nuha Medika.
Mukhripah Damaiyanti. (2012). Asuhan Keperawatan Jiwa. Samarinda: Refka
Aditama.
Nuraenah. (2012). Hubungan Dukungan Keluarga dan Beban Keluarga dalam
Merawat Anggota dengan Riwayat Perilaku Kekerasan di RS. Jiwa
Islam Klender Jakarta Timur, 29-37.
Sari, K. (2015). Panduan Lengkap Praktik Klinik Keperawatan Jiwa. Jakarta:
Trans Info Media.
LAPORAN PENDAHULUAN
KEPERAWATAN JIWA PADA PASIEN HALUSINASI
OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021
I. ASUHAN KEPERAWATAN
1. Data yang Perlu Dikaji
a. Alasan masuk RS
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena keluarga
merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan hal
lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa ke
rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
b. Faktor prediposisi
1) Faktor perkembangan terlambat
- Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum dan rasa
aman.
- Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
- Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak terselesaikan
2) Faktor komunikasi dalam keluarga
- Komunikasi peran ganda
- Tidak ada komunikasi
- Tidak ada kehangatan
- Komunikasi dengan emosi berlebihan
- Komunikasi tertutup
- Orangtu yang membandingkan anak-anaknya, orangtua yang
otoritas dan konflik dalam keluarga
3) Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis, tuntutan
lingkungan yang terlalu tinggi.
4) Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup diri,
ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak jelas, krisis
peran, gambaran diri negatif dan koping destruktif.
5) Faktor biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa : atrofi otak, pembesaran
vertikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks dan limbik.
6) Faktor genetik
Telah diketahui bahwa genetik schizofrenia diturunkan melalui
kromoson tertentu. Namun demikian kromoson yang keberapa yang
menjadi faktor penentu gangguan ini sampai sekarang masih dalam
tahap penelitian. Diduga letak gen skizofrenia adalah kromoson
nomor enam, dengan kontribusi genetik tambahan nomor 4,8,5 dan
22. Anak kembar identik memiliki kemungkinan mengalami
skizofrenia sebesar 50% jika salah satunya mengalami skizofrenia,
sementara jika di zygote peluangnya sebesar 15 %, seorang anak
yang salah satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang
15% mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya
skizofrenia maka peluangnya menjadi 35 %.
c. Faktor presipitasi
Faktor –faktor pencetus respon neurobiologis meliputi:
1) Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang menerima
dan memproses informasi di thalamus dan frontal otak.
2) Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu (mekanisme
penerimaan abnormal).
3) Adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi, perasaan tidak
berguna, putus asa dan tidak berdaya.
Menurut Stuart (2007), pemicu gejala respon neurobiologis
maladaptif adalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
(a) Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidakseimbangan irama sikardian,
kelelahan dan infeksi, obat-obatan sistem syaraf pusat,
kurangnya latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan.
(b) Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah
tangga, kehilangan kebebasab hidup dalam melaksanakan pola
aktivitas sehari-hari, sukar dala, berhubungan dengan orang lain,
isolasi sosial, kurangnya dukungan sosialm tekanan kerja, dan
ketidakmampuan mendapat pekerjaan.
(c) Sikap
Merasa tidak mampu, putus asam merasa gagal, merasa punya
kekuatan berlebihan, merasa malang, rendahnya kemampuan
sosialisasi, ketidakadekuatan pengobatan dan penanganan gejala.
(d) Perilaku
Respon perilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,
ketakutan, rasa tidak aman, gelisah, bingung, perilaku merusak,
kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, bicara
sendiri. Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat
tergantung pada jenis halusinasinya. Apabila perawat
mengidentifikasi adannya tanda-tanda dan perilaku halusinasi
maka pengkajian selanjutnya harus dilakukan tidak hanya
sekedar mengetahui jenis halusinasinya saja. Validasi informasi
tentang halusinasi yang iperlukan meliputi :
isi halusinasi
- Menanyakan suara siapa yang didengar, apa yang dikatakan.
- Waktu dan frekuensi
Kapan pengalaman halusianasi munculm berapa kali sehari.
- Situasi pencetus halusinasi
Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami sebelum
halusinasi muncul. Perawat bisa mengobservasi apa yang
dialami klien menjelang munculnya halusinasi untuk
memvalidasi pertanyaan klien.
- Respon klien
Sejauh mana halusinasi telah mempengaruhi klien. Bisa dikaji
dengan apa yang dilakukan oleh klien saat mengalami
pengalamana halusinasi. Apakah klien bisa mengontrol stimulus
halusinasinya atau sebaliknya.
d. Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang
dirasakan klien.
1) Status mental
- Penampilan : tidak rapi, tidak serasi
- Pembicaraan : terorganisir/berbelit-belit
- Aktivitas motorik : meningkat/menurun
- Afek : sesuai/maladaprif
- Persepsi : ketidakmampuan menginterpretasikan stimulus yang
ada sesuai dengan nformasi
- Proses pikir : proses informasi yang diterima tidak berfungsi
dengan baik dan dapat mempengaruhi proses pikir
- Isi pikir : berisikan keyakinan berdasarkan penilaian realistis
- Tingkat kesadaran
- Kemampuan konsentrasi dan berhitung
2) Mekanisme koping
- Regresi : malas beraktifitas sehari-hari
- Proyeksi : perubahan suatu persepsi dengan berusaha untuk
mengalihkan tanggungjawab kepada oranglain.
- Menarik diri : mempeecayai oranglain dan asyik dengan
stimulus internal
3) Masalah psikososial dan lingkungan: masalah berkenaan dengan
ekonomi, pekerjaan, pendidikan dan perumahan atau pemukiman.
2. Masalah Keperawatan yang Mungkin Muncul
Ada beberapa diagnosa keperawatan yang sering ditemukan pada klien
dengan halusinasi menurut Keliat (2006) yaitu:
a. Resiko Perilaku kekerasan berhubungan dengan halusinasi
pendengaran.
b. Gangguan persepsi sensori: halusinasi berhubungan dengan menarik
diri.
c. Isolasi sosial: menarik diri berhubungan dengan harga diri rendah.
d. Defisit perawatan diri berhubungan dengan isolasi sosial.
TINDAKAN
-cakap
dengan orang lain
Anjurkan Klien memasukkan dalam jadwal kegiatan harian
SP III
TINDAKAN PSIKOFARMAKA
Beri obat-obatan sesuai program
Pantau keefektifan dan efek sampig obat yang diminum
Ukur vital sign secara periodik
Defisit perawatan diri Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x hari, klien TINDAKAN PSIKOTERAPEUTIK
dapat mandiri melakukan perawatan diri dengan kriteria: Pasien
Dapat menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian o Menjelaskan pentingnya kebersihan dan kerapian diri
Menyebutkan ciri-ciri badan yang bersih dan rapi o Mendiskusikan ciri-ciri badan bersih dan rapi
Dapat menyebutkan manfaat badan bersih dan rapi o Menjelaskan manfaat bsdsn bersih dan rapi dan kerugian jika jika badan
Dapat menyebutkan kerugian badan badan yang tidak bersih dan tidak bersih dan tidak rapi
tidak rapi o Mengajarkan cara menjaga kebersihan dan kerapian diri
Dapat mempraktikan cara melakukan cara perawatan diri dengano Memberikan kesempatan pada pasien untuk mendemonstrasikan cara
benar menjaga kebersihan dan kerapian diri
Badan bersih dan rapi o Menganjurkan pasien memasukan cara menjaga kebersihan dan
Badan tidak bau kerapian kedalam jadwal kegiatan harian
Dapat melakukan aktifitas perawatan diri secara mandiri Keluarga
o Mendiskusikan kesulitan yang dirasakan keluarga dalam merawat
pasien dengan masalah deficit perawatan diri
o Menjelaskan ciri-ciri pasien yang mengalami masalah deficit perawatan
diri dan jenis deficit perawatan diri yang sering dialami oleh pasien dan
proses terjadinya
o Menjelaskan cara –cara merawat pasien deficit perawatan diri
o Melatih keluarga mempraktekan cara merawat pasien dengan deficit
perawatan diri
o Membantu keluarga membuat jadwal aktifitas perawatan diri bagi
pasien dirumah termasuk minum obat (discharge planning)
TINDAKAN PSIKOFARMAKO
Memberikan obat-obatan sesuai program pengobatan pasien
Memantau keefektifan dan efeksamping obat yang diminum
Mengukur vital sign secara periodic (tekanan darah, nadi dan
pernafasan)
TINDAKAN MANIPULASI LINGKUNGAN
Mendukung pasien untuk melakukan perawatan diri sesuai kemampuan
dengan menyediakan alat-alat untuk perawatan diri
Memberikan pengakuan atau penghargaan yang positif untuk
kemampuannya melakukan perawatan diri
Jadwalkan pasien melakukan defekasi dan berkemih, jika pasien
mengotori dirinya
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi Ana. 1999. Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa edisi I. Jakarta :
EGC
Nita Fitria. 2009. Prinsip Dasar dan Aplikasi Penulisan Laporan Pendahuluan
dan Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan untuk 7 Diagnosis
Keperawatan Jiwa Berat. Jakarta: Salemba Medika.
OLEH:
DAYANTRI
NIM. 891201021
I. PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KLIEN:
1. Nama : Tn. S (L)
2. Umur : 47 tahun
3. Nomor CM : tidak terkaji
4. Ruang Rawat : tidak terkaji
5. Tanggal MRS : tidak terkaji
B. ALASAN MASUK:
Keluarga klien mengatakan, klien suka berbicara sendiri, marah” hingga
melempar barang. Dan sudah pernah masuk ke RSJ SUI BANGKONG.
Alasan klien masuk rs, karena klien suka marah”, berbicara sendiri, dan
melempar barang.
C. FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu? Ya
2. Pengobatan sebelumnya: Berhasil
3. Trauma:
Jenis Trauma Usia Pelaku Korban Saksi
Aniaya fisik
Aniaya sexual
Penolakan 30 Pacar klien kakak
Kekerasan dalam keluarga
Tindakan kriminal
Lain-lain
Jelaskan No. 1,2,3: kluarga mengatakan klien mengalami kejadian ini
setelah diputuskan pacarnya.
Masalah
Keperawatan:.............................................................................................
D. PEMERIKSAAN FISIK
1. Tanda Vital : TD:..110/70 mm/Hg N:. 71 .x/mt S: 36,5.... C P .
20.....x/mt.
2. Ukur : BB:.57. kg TB:.171.......cm
E. PSIKOSOSIAL
1. Genogram: (minimal 3 generasi)
Keterngan : Klien anak kedua dari tiga bersaudara, klien anak laki-laki satu-
Satunya, Tn. S mengatakan tinggal serumah dengan kakaknya .
: Laki-Laki
: Perempuan
: Garis keturunan
: Pasien
2. Konsep Diri:
a. Citra tubuh: klien mengatakan menerima keadaan tubuhnya, menyukai
bentuk tubuhnya dari kepala hingga kaki.
b. Identitas Diri: klien mengatakan sebagai clining service. Merasa cukup
puas dengan penghasilannya.
c. Peran: klien mengatakan sebagai anak.
d. Ideal Diri: klien mengatakan akan bekerja dengan baik lagi.
e. Harga Diri: tidak terkaji
Masalah Keperawatan: tidak ada
3. Hubungan Sosial
a. Orang yang berarti: klien mengatakan saudara perempuannya
b. Peran serta dalam kegiatan kelompok/masyarakat: tidak terkaji
c. Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain: tidak terkaji
Masalah
Keperawatan:........................................................................................
4. Spiritual
a. Nilai dan Keyakinan: tidak terkaji
b. Kegiatan Ibadah: klien mengatakan senang mendengar suara adzan, dan
selalu melaksanakan ibadah
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
F. STATUS MENTAL
1. Penampilan:
Bagaimana penampilan klien dalam hal berpakaian, makan, mandi, toileting
dan pemakaian sarana dan prasarana atau instrumentasi dalam mendukung
penampilan, apakah klien:
Tidak rapi
Penggunaan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasa
Lain-lain, jelaskan Dalam berpakaian klien rapi
Masalah
Keperawatan:.............................................................................................
2. Pembicaraan:
Cepat Keras Gagap Inkoherensi Apatis
Lambat
Membisu Tidak mampu memulai pembicaraan
Lain-lain, jelaskan..................................................................................
Masalah
Keperawatan:..............................................................................................
3. Aktivitas Motorik:
Lesu Tegang Gelisah Agitasi TIK
Grimasen
Tremor Kompulsif Lain-lain,
jelaskan.......................................
Masalah
Keperawatan: .............................................................................................
7. Proses Pikir:
a. Proses pikir (arus dan bentuk pikir):
Sirkumtansial Tangensial Blocking
Kehilangan asosiasi
Flight of idea Pengulangan pembicaraan Lain-lain,
jelaskan.....
.....................................................................................................................
.........
Masalah
Keperawatan:......................................................................................
b. Isi pikir:
Obsesi Phobia Hipokondria Depersonalisasi
Pikiran magis Ide terkait
Waham: Agama Somatik Kebesaran
Curiga
Nihilistik Sisip pikir Siar pikir
Kontrol pikir Lain-lain,
jelaskan.........................
..........................................................................................................................
....
Masalah
Keperawatan: .........................................................................................
8. Tingkat Kesadaran:
Bingung Sedasi Stupor Lain-lain,
jelaskan....................
Adakah gangguan orientasi (disorientasi): Waktu Tempat
Orang
Jelaskan: TIDAK TERKAJI
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
9. Memori:
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka menengah
Gangguan daya ingat jangka pendek
Konfabulasi Lain-lain, jelaskan: .............................................
Jelaskan: ..........................................................................................................
.........................................................................................................................
.............................
Masalah
Keperawatan: ............................................................................................
10. Tingkat Konsentrasi dan Berhitung:
Mudah beralih Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana Lain-lain,
jelaskan.........................
Jelaskan: Suka beralih saat menghitung 1-5
Masalah
Keperawatan: ..........................................................................................
Jelaskan:.........................................................................................................
..............
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
c. Tidur:
1) Apakah ada masalah tidur? Tidak Ada,
jelaskan.........................
2) Apakah merasa segar setelah bangun tidur?
Segar tidak segar,
jelaskan...........................................................
3) Apakah ada kebiasaan tidur siang?
Ya, lamanya....... jam. Tidak.
4) Apakah ada yang menolong anda mempermudah tidur?
Ada Tidak ada
Bila ada, jelaskan:. Keluarga klien mengatakan Ketika diberikan
obat.
5) Tidur malam jam:22.00 Bangun jam:05.00........ Rata-rata tidur
malam:21.00/22.00 jam.
6) Apakah ada gangguan tidur? Sulit untuk tidur
Bangun terlalu pagi Somnambulisme
Terbangun saat tidur Gelisah saat tidur
Berbicara saat tidur Lain-lain,
jelaskan...tidak terkaji
Jelaskan:.....................................................................................................
.....
Masalah
Keperawatan:.................................................................................
3. Kemampuan klien dalam hal-hal berikut ini:
a. Mengantisipasi kebutuhan sendiri: Ya
Tidak
b. Membuat keputusan berdasarkan keinginan sendiri: Ya
Tidak
c. Mengatur penggunaan obat: Ya
Tidak
d. Melakukan pemeriksaan kesehatan: Ya
Tidak
Jelaskan:.........................................................................................................
...............
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
4. Klien memiliki sistem pendukung:
a. Keluarga Ya Tidak
b. Terapis Ya Tidak
c. Teman sejawat Ya Tidak
d. Kelompok sosial Ya Tidak
Jelaskan:.........................................................................................................
........
Masalah
Keperawatan:...........................................................................................
H. MEKANISME KOPING
Adaptif Maladaptif
√ Bicara dengan orang lain Minum alkohol
√ Mampu menyelesaikan Reaksi lambat/ berlebihan
masalah
Tekhnik relaksasi Bekerja berlebihan
√ Aktivitas konstruktif Menghindar
Olah raga Mencederai diri
Lain-lain Lain-lain
Jelaskan:...............................................................................................................
.........
.............................................................................................................................
.........
Masalah
Keperawatan: ................................................................................................
I. MASALAH PSIKOSOSIAL & LINGKUNGAN
Masalah dengan dukungan kelompok, spesifiknya klien mengatakan
tidak pernah da masalah dengan orang disekeliling
Masalah berhubungan dengan lingkungan, spesifiknya klien
mengatakan tidak ada masalah, tidak pernah mengacau seseorang
Masalah dengan pendidikan, spesifiknya keluarga klien mengatakan
klien putus sekolah saat dibangku SMP
Masalah dengan pekerjaan, spesifiknya Klien bekerja sebagai clining
service
Masalah dengan perumahan, spesifiknya klien tinggal Bersama
keluarga
Masalah dengan ekonomi, spesifiknya klien mengatakan dapat
mencari uang sendiri
Masalah dengan pelayanan kesehatan, spesifiknya klien mau minum
obat
Masalah lainnya, spesifiknya tidak terkaji
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................
K. ASPEK MEDIS
Diagnosa Medis : Resiko perilaku kekerasa
Terapi Medis : pemberian obat
Masalah
Keperawatan:.................................................................................................
L. DAFTAR MASALAH KEPERAWATAN
1. RESIKO PERILAKU KEKERASAN(Mencederai diri sendiri dan
linkungan)..............................
2. Halusinasi pendengaran dan
pengelihatan.................................................................
M. Pohon Masalah
(Dayantri)
III. ANALISA DATA
No
Data Senjang Masalah
Dx.
Ds:
Keluarga klien mengatakan klien
tiba” suka marah” tanpa sebab
dan melempar barang
Keluarga klien mengatakan klien
marah tapi tidak sampai memukul
orang
Keluarga klien mengatakan
kadang klien suka marah dengan
1 Resiko Perilaku Kekerasan
suara yang tinggi
Do:
Klien tampak mengempal kan
tangan dan memukul kearah paha
nya
Klien tampak gelisah
Klien tampak bingung
Ds:
Klien mengatakan kadang ada
yang membisikkan nya
Klien mengatakan sering melihat
cewek datang menghampirinya
dan kadang yang datang orang
2 berbaju putih Halusinasi
Keluarga klien mengatakan klien
sering berbicara sendiri
Do:
Wajah klien tampak bingung
Klien tampak pandangan kosong
saat diajak berbicara
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Nama Pasien : Tn. S No. CM :.
Jenis Kelamin : Laki. Dx. Medis :..
Ruangan :......................................... Unit Keswa
:..........................
Paraf &
No Tujuan & Rencana
Diagnosa Keperawatan Nama
Dx. Tindakan
Prwt
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x
pertemuan di harapkan klien
dengan halusinasi
pendengaran dapat
memberikan perubahan
dengan melakukan intervensi:
1. Membina hubungan
saling percaya dengan
keluarga dan klien
2. Mendorong klien
untuk mengungkapkan
perasaanya
3. Diskusi Bersama klien
tentang perilaku
RPK(Resiko perilaku kekerasan yang biasa
1 Dayantri
kekerasan) dilakukan saat marah
4. Diskusi Bersama klien
akibat dari emosi yang
berlebihan dan
kekerasan yang
dilakukan
5. Diskusi Bersama klien
cara mengendalikan
amarah dengan
Latihan sp1 ( Tarik
napas dalam), sp2
( pukul Kasur/bantal),
sp3 (mengungkapkan
rasa marah secara
verbal {menolak
dengan baik,
mengungkapkan
perasaan dengan baik,
meminta dengan
baik}), sp4 (latihan
beribadah/berdoa), sp5
(minum obat)
6. Evaluasi kegiatan
yang sudah dilakukan
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 3x
pertemuan di harapkan klien
dengan halusinasi
pendengaran dapat
memberikan perubahan
dengan melakukan intervensi:
1. Membina hubungan saling
percaya dengan klien
2. Membantu klien untuk
mengungkapkan
perasaanya
SP1:
a. bantu pasien mengenal halusinasi
-isi
-jenis
HALUSINASI
-frekuensi
2 (Pendengaran dan Dayantri
pengelihatan -waktu terjadinya
-situasi pencetus
-perasaan saat terjadi halusinasi
b. latih cara mengontrol halusinasi
dengan cara menghardik
-jelaskan cara menghardik
halusinasi
-peragakan cara menghador
halusinasi
-minta pasien ulang peragakan
-pantai penerapan cara ini
-masukan jadwal kegian harian
Sp2 :
a.evaluasi kegiatan yang lalu yaitu
sp1
b. latihan berbicara/bercakap-cakap
dengan orang lain saat halusinasi
muncul
c.masukan dalam jadwal kegiatan
pasien
Sp3 :
a.Evaluasi kegiatan yang lalu sp1
dan sp2
b.latih kegiatan halusinasi tidak
muncul
c. pantau pelaksanan jadwal
kegiatan pasien
sp4 :
a. evaluasi kegitan yang lalu
sp1,sp2,sp3,
b. tanyakan kegiatan
c. jelaskan pentingnya penggunaan
obat pada ganggua niwa
d. jelaskan akibat bila tidak
mengikuto program
e. jelaskan cara mendapkan obat
f. latih pasien minum obat
g. masukan jadwal harian
A. PROSES KEPERAWATAN
1. Kondisi klien
Keluarga klien mengatakan,” klien suka berbicara sendiri, marah” hingga
melempar barang. Dan sudah masuk ke RSJ SUI BANGKONG. Alasan klien
masuk rs, karena klien suka marah”, berbicara sendiri, dan suka melempar
barang.
2. Diagnosa keperawatan
Resiko Perilaku Kekerasan
3. Tindakan keperawatan
a. Membina hubungan salingan percaya
b. Mendiskusikan Bersama pasien penyebab RPK
c. Mendiskusikan tanda, dan gejala yang dirasakan pasien
d. Mendiskusikan Bersama pasien tentang perilaku kekerasan
yang biasa dilakukan pada saat marah
e. Mendiskusikan Bersama pasien akibat perilaku kekerasan yang
dilakukan
f. Mendiskusikan bersama pasien cara mengendalikan perilaku
kekerasan, dengan cara yaitu: Tarik nafas dalam
g. Masukkan kejadwal kegiatan harian
B. STRATEGI KOMUNIKASI DALAM PELAKSANAAN TINDAKAN
1. Orientasi
a. Salam kenal
“Assalamualaikum pak, perkenalkan nama saya Dayantri, panggil saya
Dayan, saya perawat yang dinas diruangan ini. Hari ini saya dinas pagi dari
pk. 07.00-14.00. Saya yang akan merawat bapak selama bapak di rumah sakit
ini. Nama bapak siapa, senangnya dipanggil apa?”
b. Kontrak:
Topik: Bagaimana perasaan bapak saat ini? Masih ada perasaan kesal
atau marah?”
“Baiklah kita akan berbincang-bincang sekarang tentang
perasaan marah bapak
Waktu: “Berapa lama bapak mau kita berbincang-bincang?”
Bagaimana kalau 10 menit?
Tempat: Dimana enaknya kita duduk untuk berbincang-bincang, pak?
Bagaimana kalau di ruang tamu?
c. Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)
Apa yang menyebabkan bapak marah? Apakah sebelumnya bapak pernah
marah? Terus, penyebabnya apa? Samakah dengan yang sekarang?.
O..iya, jadi ada penyebab marah bapak”
“Pada saat penyebab marah itu ada, seperti bapak pulang kerumah dan
istri belum menyediakan makanan (misalnya ini penyebab marah pasien),
apa yang bapak rasakan?” (tunggu respons pasien)
“Apakah bapak merasakan kesal kemudian dada bapak berdebar-debar,
mata melotot, rahang terkatup rapat, dan tangan mengepal?”
“Setelah itu apa yang bapak lakukan? O.iya, jadi bapak memukul istri
bapak dan memecahkan piring, apakah dengan cara ini makanan
terhidang? Iya, tentu tidak. Apakerugian cara yang bapak lakukan? Betul,
istri jadi sakit dan takut, piring-piring pecah. Menurut bapak adakah cara
lain yang lebih baik? Maukah bapak belajar cara mengungkapkan
kemarahan dengan baik tanpa menimbulkan kerugian?”
”Ada beberapa cara, bagaimana kalau kita belajar satu cara dulu?”
”Begini pak, kalau tanda-tanda marah tadi sudah bapak rasakan maka
bapak berdiri, lalu tarik napas dari hidung, tahan sebentar, lalu
keluarkan/tiupu perlahan –lahan melalui mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ayo coba lagi, tarik dari hidung, bagus.., tahan, dan tiup
melalui mulut. Nah, lakukan 5 kali. Bagus sekali, bapak sudah bisa
melakukannya. Bagaimana perasaannya?”
“Nah, sebaiknya latihan ini bapak lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul bapak sudah terbiasa
melakukannya”
3. Terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien subjektif
“bagaimana perasaan bapak setelah melakukan Latihan Tarik nafas
dalam tadi?”
2. Kerja
Kalau ada yang menyebabkan bapak marah dan muncul perasaan kesal,
berdebar-debar, mata melotot, selain napas dalam bapak dapat melakukan
pukul kasur dan bantal”.
“Sekarang mari kita latihan memukul kasur dan bantal. Mana kamar bapak?
Jadi kalau nanti bapak kesal dan ingin marah, langsung ke kamar dan
lampiaskan kemarahan tersebut dengan memukul kasur dan bantal. Nah, coba
bapak lakukan, pukul kasur dan bantal. Ya, bagus sekali bapak
melakukannya”.
“Kekesalan lampiaskan ke kasur atau bantal.”
“Nah cara inipun dapat dilakukan secara rutinjika ada perasaan marah.
Kemudian jangan lupa merapikan tempat tidurnya
3. Terminasi
“Bagaimana perasaan bapak setelah latihan cara menyalurkan marah tadi?”
“Ada berapa cara yang sudah kita latih, coba bapak sebutkan lagi?Bagus!”
“Mari kita masukkan kedalam jadual kegiatan sehari-hari bapak. Pukul kasur
bantal mau jam berapa? Bagaimana kalau setiap bangun tidur? Baik, jadi jam
05.00 pagi. dan jam jam 15.00 sore. Lalu kalau ada keinginan marah sewaktu-
waktu gunakan kedua cara tadi ya pak. Sekarang kita buat jadwalnya ya pak,
mau berapa kali sehari bapak latihan memukul kasur dan bantal serta tarik
nafas dalam ini?”
“Besok pagi kita ketemu lagi kita akan latihan cara mengontrol marah dengan
belajar bicara yang baik. Mau jam berapa pak? Baik, jam 10 pagi ya. Sampai
jumpa”
Rencana Harian Perawat
Nama : Dayantri
Pembimbing Perawat
(…………………………) (DAYANTRI)
LAPORAN HOME VISITE
DOKUMENTASI
NAMA :
NIM :
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Disiplin : datang-pulang, mengumpulkan tugas tepat waktu
2 Kejujuran : bicara/berkata benar/sesuai dengan kenyataan
Tanggung jawab : mengerjakan tugas yang diberikan secara tuntas
3
dan sesuai standar yang ada
Petunjuk pengisian:
Berilah tanda (V) pada jawaban yang menurut anda sudah dilakukan atau benar.
Penilaian
No. Kriteria 1 2 3 4
Cukup sedang Baik baik sekali
A. Persiapan
1. Mengkaji data subjektif dan objektif pasien/ keluarga
2. Merumuskan masalah keperawatan pasien/ keluarga
3. Merencanakan tindakan keperawatan untuk pasien
4. Merencanakan tindakan keperawatan untuk keluarga
B. Pelaksanaan Tindakan Keperawatan
1. Mengucapkan salam
2. Melakukan evaluasi/ validasi masalah pasien/ keluarga
3. Membuat kontrak dengan pasien / keluarga
4. Mendiskusikan tentang masalah yang terjadi
5. Mendiskusikan cara-cara mengatasi masalah
6. Melatih pasien/ keluarga cara mengatasi masalah
7. Memberikan pujian atas keberhasilan pasien/ keluarga
8. Menggunakan teknik komunikasi terapeutik
9. Mengevaluasi respon subjektif pasien / keluarga
10. Mengevaluasi respon objektif pasien / keluarga
11. Menganjurkan kegiatan lanjutan untuk pasien / keluarga
(jadwal kegiatan harian)
12. Melakukan kontrak pertemuan berikutnya dengan pasien/
keluarga
C. Dokumentasi asuhan keperawatan
1. Mendokumentasikan data hasil pengkajian
2. Mendokumentasian masalah keperawatan pasien/
keluarga
3. Mendokumentasikan tindakan keperawatan terhadap
pasien/ keluarga
4. Mendokumentasikan evaluasi kemampuan pasien/
keluarga (SOAP)
Total skor
Nilai akhir
NAMA :
NIM :
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
1 Konsep teori menggunakan format yang telah di tentukan
2 Kelengkapan teori yang dibahas
Kemampuan menggunakan kutipan dari beberapa sumber
3
untuk satu sub pokok bahasan
4 Referensi minimal 3 sumber (2 text book)
5 Laporan dikumpulkan satu hari sebelum praktek
Nilai Akhir : (total skor x 100 : 20)
Penilai
(……..…………………..…..)
FORMAT PENILAIAN PROSES KEPERAWATAN
NAMA :
NIM :
NILAI
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A PENGKAJIAN
1 Kelengkapan dan ketepatan data dasar
2 Kesesuaian teknik pengumpulkan data
3 Analisa data tepat
B DIAGNOSA KEPERAWATAN
4 Kesesuaian diagnosa keperawatan
C RENCANA KEPERAWATAN
5 Rumusan tujuan tepat
6 Rencana tindakan sesuai tujuan & masalah
D IMPLEMENTASI DAN EVALUASI
7 Kesesuaian dengan rencana tindakan
Dokumentasi implementasi menggunakan format yang telah
8
ditetapkan
9 Evaluasi sesuai dengan tujuan yang akan dicapai
10 Menyusun rencana tindak lanjut untuk perawat dan pasien
Nilai Akhir : (Jumlah Nilai : 4)
1 Kurang
2 Cukup
3 Baik
4 Sangat Baik
…,……….,20
Penilai
(…………………….………………..)
PENILAIAN CASE CONFERENCE
Skore
NO. ASPEK YANG DINILAI
1 2 3 4
A PERSIAPAN
1 Menyiapkan bahan presentasi : makalah dan media
2 Menyiapkan tempat dan peserta
B PENYAJIAN
3 Materi penyajian merupakan rangkuman studi kasus
4 Menguasai lingkungan dan emosi
5 Manajemen waktu penyajian efisien dan efektif
6 Suara jelas dapat didengar semua audience
C DISKUSI / TANYA JAWAB
7 Ketepatan menjawab / merespon tanggapan audience
8 Menyampaikan ide-ide baru saat menjawab pertanyaan
9 Ketepatan menerima saran dari audience
10 Kemampuan menyimpulkan
Nilai Akhir = (Total Skor : 4)
1 Kurang 1………………………..
2 Cukup 2………………………..
3 Baik 3………………………..
5………………………..
…………….,…………………….20…
Penilai
(…………………..…………………..)