A. Konsep Medis
a. Anatomi Tulang
bentuknya :
2). Tulang pendek (carpals) bentuknya tidak teratur dan inti dari
padat.
tulang pendek.
pembentuk tulang.
dan terdiri dari lebih dari 90 % serat kolagen dan kurang dari 10 %
tulang yang pulih dari fraktur. Pada orang dewasa muda, aktivitas
dirangsang oleh olah raga dan stres beban akibat arus listrik yang
pertumbuhan tulang.
osteoklas.
b. Fisiologi Tulang
2. Pengertian
Sedangkan menurut Linda Juall C. dalam buku Nursing Care Plans and
tulang tertutup adalah suatu fraktur yang bersih (karena kulit masih
1992).
3. Etiologi
1) Kekerasan langsung
vektor kekerasan.
4. Patofisiologi
11
datang lebih besar dari yang dapat diserap tulang, maka terjadilah
dan pembuluh darah serta saraf dalam korteks, marrow, dan jaringan
eksudasi plasma dan leukosit, dan infiltrasi sel darah putih. Kejadian
nantinya
1) Faktor Ekstrinsik
menyebabkan fraktur.
2) Faktor Intrinsik
kekerasan tulang.
12
5. Klasifikasi Fraktur
foto.
bawahnya.
mekanisme trauma.
angulasijuga.
utuh.
14
atas:
saling menjauh).
1. 1/3 proksimal
2. 1/3 medial
3. 1/3 distal
patologis tulang.
jaringan subkutan.
6. Manifestasi Klinik
a. Deformitas
b. Bengkak/edema
c. Echimosis (Memar)
d. Spasme otot
e. Nyeri
f. Kurang/hilang sensasi
g. Krepitasi
h. Pergerakan abnormal
i. Rontgen abnormal
7. Test Diagnostik
trauma.
ginjal.
8. Penatalaksanaan Medik
a. Fraktur Terbuka
dilakukan:
1) Pembersihan luka
2) Exici
3) Hecting situasi
4) Antibiotik
b. Seluruh Fraktur
1) Rekognisis/Pengenalan
tindakan selanjutnya.
2) Reduksi/Manipulasi/Reposisi
traksi manual.
sementara gips, biadi dan alat lain dipasang oleh dokter. Alat
sinar-x. Ketika kalus telah kuat dapat dipasang gips atau bidai
3) Retensi/Immobilisasi
mengimobilisasi fraktur.
4) Rehabilitasi
berat badan.
Tulang baru dibentuk oleh aktivitas sel-sel tulang. Ada lima stadium
proliferasi ini terus masuk ke dalam lapisan yang lebih dalam dan
tergantung frakturnya.
osteogenik, bila diberikan keadaan yang tepat, sel itu akan mulai
fraktur
menyatu.
4) Stadium Empat-Konsolidasi
Ini adalah proses yang lambat dan mungkin perlu beberapa bulan
5) Stadium Lima-Remodelling
10. Komplikasi
1) Komplikasi Awal
a. Kerusakan Arteri
b. Kompartement Syndrom
Selain itu karena tekanan dari luar seperti gips dan embebatan
terjadi pada kasus fraktur tulang panjang. FES terjadi karena sel-
d. Infeksi
e. Avaskuler Nekrosis
f. Shock
b. Delayed Union
24
tulang.
c. Nonunion
d. Malunion
B. Konsep Keperawatan
dan evaluasi.
1. Pengkajian
25
a. Pengumpulan Data
1) Anamnesa
a) Identitas Klien
b) Keluhan Utama
digunakan:
(1) Provoking Incident: apakah ada peristiwa yang menjadi
D, 1995).
f) Riwayat Psikososial
D,1995).
klien.
dan jumlah. Pada kedua pola ini juga dikaji ada kesulitan
E, 2002).
1995).
30
Donna D, 1995).
2) Pemeriksaan Fisik
a) Gambaran Umum
Perlu menyebutkan:
tanda-tanda, seperti:
32
akut.
Sistem Integumen
(b) Kepala
kepala.
(c) Leher
(d) Muka
(e) Mata
33
(f) Telinga
(g) Hidung
hidung.
(i) Thoraks
simetris. (j)
Paru
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
sama.
(3) Perkusi
34
tambahan lainnya.
(4) Auskultasi
ronchi.
(k) Jantung
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
(3) Auskultasi
(l) Abdomen
(1) Inspeksi
(2) Palpasi
tidak teraba.
(3) Perkusi
cairan.
(4) Auskultasi
35
(m) Inguinal-Genetalia-Anus
b) Keadaan Lokal
muskuloskeletal adalah:
(c) Fistulae.
hyperpigmentasi.
Feel (palpasi)
36
maupun klien.
–5“
persendian.
3) Pemeriksaan Diagnostik
a) Pemeriksaan Radiologi
juga rotasi.
khususnya seperti:
b) Pemeriksaan Laboratorium
39
membentuk tulang.
penyembuhan tulang.
c) Pemeriksaan lain-lain
infeksi.
akibat fraktur.
Trauma
Fraktur
Perubahan status Cedera sel Diskontuinitas Luka terbuka Reaksi
kesehatan fragmen tulang peradangan
informasi Degranulasi Terapi Lepasnya lipid Port de’ entri Gg. Integritas Edema
sel mast restrictif pada sum-sum kuman kulit
tulang
Kurang
pengeta Pelepasan Gg. Mobilitas Resiko Infeksi Penekanan pada
mediator fisik Terabsorbsi jaringan vaskuler
hunan masuk
kimia
kealiran darah
Jaringan paru Penurunan
Nociceptor Oklusi arteri aliran darah
Korteks
serebri Emboli
Resiko
Medulla disfungsi
spinali Gangguan pertukaran
Nyeri gas difusi paru menurun neurovaskuler
Kurang
Nekrosis
paru
CONTOH KASUS :
Ibu M 45 thn diantar ke UGD setelah jatuh dari pohon, klien mengalami
fraktur lengan atas yang disertai dislokasi sendi bahu, klien mengeluh nyeri.
TD 130/70 mmHg, N 78x/menit. Ekspresi tampak meringis, menolak untuk
berkomunikasi dengan perawat , klien meminta untuk segera di operasi,
Diagnosa Keperawatan
a. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
kongesti)
tulang)
(Doengoes, 2000)
3. Intervensi Keperawatan
a. Nyeri akut b/d spasme otot, gerakan fragmen tulang, edema, cedera
secara aktif
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
50
kongesti)
melakukan aktivitas
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
lesi terjadi
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL
tentang
penyakitnya
INTERVENSI KEPERAWATAN RASIONAL