Anda di halaman 1dari 27

FAMILY PLANNING AND PARENTHOOD

Makalah

Kelompok

YUHA NURAINI 131301021


KHALISHAH FITRI 131301049
RISYA OKTARI A 131301075
ANGGREINI ADE P 131301081
DINDA SUNDARI 131301089
SALSHABILLA UTARI 131301129

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2015
FAMILY PLANNING AND PARENTHOOD

Kita hidup pada jaman ketika efisiensi dan metode aman dari penggunaan kontrasepsi
tersedia dimana-mana. Tanpa adanya control kelahiran, pasangan-pasangan akan berhenti
memiliki anak atau menghindari hubungan seksual setelah mereka memiliki jumlah anak
sesuai keinginan mereka. Kontrasepsi meningkatkan taraf hidup jutaan orang dan membantu
keluarga dalam merencanakan berapa jumlah anak yang mereka inginkan, kapan mereka
ingin atau tidak ingin mempunyai anak, dan waktu-waktu yang tepat untuk memiliki anak.
Chapter ini akan membahas pandangan mengenai metode-metode kontrasepsi, aborsi, dan
juga membahas tentang infertility treatment dan adopsi.

THE IMPORTANCE OF FAMILY PLANNING

Family Planning didefinisikan sebagai memiliki anak berdasarkan pilihan dan bukan
berdasarkan kesempatan, memiliki jumlah anak sesuai dengan yang diinginkan dalam waktu
yang direncanakan. Ada beberapa alasan mengapa individu menggunakan Family Planning :

 Health. Kelahiran, bagi wanita yang terlalu muda ataupun terlalu tua serta kelahiran
yang terlalu dekat meningkatkan resiko kesehatan bagi ibu dan anak.
 Economics. Memiliki anak dalam jumlah yang banyak meningkatkan budget keluarga
dalam jumlah yang besar.
 Timing. Individu memutuskan memiliki anak ketika menyelesaikan pendidikan dan
memiliki pekerjaan tetap.
 Menjaga keharmonisan pernikahan dan keluarga. Pengaruh psikologis negatif pada
ibu dan ayah dapat dikurangi jika keduanya dengan sukarela dan dengan sengaja
memutuskan untuk menjadi orang tua.

Cara yang paling efektif untuk engontrol kelahiran adalah dengan abstinence.
Abstinence merupakan salah satu metode dimana individu memutuskan untuk tidak
melakukan hubungan seksual dengan siapapun. Metode ini diajarkan pada remaja untuk
mengurangi angka kehamilan pada remaja dan penyebaran penyakit menular seksual.
Program ini mengajarkan beberapa hal, yaitu:
 Mengajarkan keuntungan sosial, fisiologis dan kesehatan dengan tidak melakukan
aktifitas seksual.
 Mengajarkan untuk tidak melakukan aktifitas seksual diluar pernikahan merupakan
standar yang diharapkan bagi anak usia sekolah.
 Mengajarkan agar tidak melakukan aktifitas seksual merupakan satu-satunya cara
untuk mencegah kehamilan dan penyakit menular seksual.
 Mengajarkan hubungan monogami dan saling setia dalam konteks pernikahan
merupakan standar yang diharapkan dalam hal aktifitas seksual manusia.
 Mengajarkan bahwa aktifitas seksual diluar pernikahan seringkali mengakibatkan efek
fisik dan fisiologis yang membahayakan.
 Mengajarkan bahwa mempertahankan anak diluar ikatan pernikahan seringkali
memiliki konsekuensi yang membahayakan bagi anak, orang tua dan lingkungan
sosial.
 Mengajarkan bagaimana mengatasi dorongan sekual dan bagaimana penggunaan
alcohol ddan obat- obatan terlarang meningkatkan dorongan seksual.
 Mengajarkan pentingnya mencapai kemapanan sebelum melakukan aktifitas seksual
(Katz, 2005).

HORMONAL CONTROL

Oral contraceptives

Kontrasepsi oral memiliki dua hormone sintetis yang secara kimiawi menyerupai
hormon asli yang diproduksi dalam tubuh wanita untuk mengendalikan proses ovulasi dan
siklus menstruasi, yaitu estrogen dan progesteron.

Pil pengontrol kehamilan mencegah konsepsi dalam tiga cara:

1. Ovulasi dicegah sebanyak 90% dalam siklus menstruasi.


2. Menjaga cervical mucus tetap tebal dan lembab sepanjang bulan, menahan jalan
masuk ke uterus dan membuat penetrasi sperma menjadi sulit.
3. Meluruhkan endometrium, yang merupakan lapisan dalam rahim, sehingga
pembuahan ovum yang telah subur menjadi sulit (Guttmacher, 1983).
Types of Oral Contraceptives

 Combination Pills : terdiri dari hormone estrogen dan progestin.


 Placebo : pill yang tidak memiliki efek parmakologis.
 Minipill : kontrasepsi yang hanya terdiri dari progestin.
 Emergency contraceptives : kontrasepsi oral yang dikonsumsi sesaat setelah
intercourse untuk mencegah kehamilan yang
tidak diinginkan.

Advantages of Oral Contraceptives

Kombinasi Pil KB merupakan salah satu alat kotrasepsi yang paling efektif. Tingkat
kegagalan diperkirakan adalah 3,8 % yaitu pada persentase pengguna pada usia 15 sampai 44
tahun yang hamil pada tahun pertama. Penggunaan pil ini nyaman dan mudah digunakan,
yang diperlukan hanya mengingat untuk menggunakan pil ini setiap hari. Pil KB adalah
kotrasepsi reversibel yaitu setelah wanita itu berhenti menggunakannya maka kesuburan
wanita akan kembali. Namun biasanya beberapa wanita yang berhenti minum pil KB karena
mereka ingin menunda kehamilan sedikit lebih lama dari pada ketika mereka tidak
menggunakan pil KB.

Ada juga beberapa manfaat bagi kesehatan yang terkait dengan kontrasepsi oral:

 Kontrasepsi oral mengurangi resiko tumor payudara, semakin lama pil dikonsumsi,
semakin rendah resiko terjadinya penyakit.
 Pil menekan aktifitas ovarium dan mengurangi kista pada ovarium.
 Pengguna kontrasepsi oral mengalami kekurangan zat besi lbih rendah 45% daripada
yan bukan pengguna.
 Pengguna pil memiliki etengh resiko terkena penyakit saluran pelvic.
 Pengguna kontrasepsi oral akhir akhir ini terlindung dari kehamiln ectopic.
 Pll menawarkan Perlindungan dari rheumatoid, arthritis, endometriosis dan
osteoporosis.

Disadvantages of Oral Contraceptives

 Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.


 Dapat menyebabkan pembekuan darah.
 Meningkatnya resiko kanker cervix diantara pengguna pil, terutama pengguna jangka
panjang yang mulai melakukan hubungan seksual sejak dini dan pernah memiliki
pasangan yang berganti-ganti.
 Pada beberapa wanita, pil mengganggu sekresi vagina dan menurunkan level
testosterone yang dapat mengurangi dorongan seksual.
 Efek – efek lain yang tergantung dari kombinasi bahan dasar yang digunakan, seperti
pusing, bertambahnya berat badan, dsb.

Other Forms Of Hormonal Contraceptives

Dalam beberapa tahun, para ilmuwan mengembangkan kontrasepsi hormonal. Hal ini
disebabkan karena Pil gagal digunakan sebagai alat kontrasepsi, dikarenakan pemakaiannya
harus digunakan setiap hari. Salah satu fokus utama dalam metode ini adalah memberikan
hormon dalam dosis yang berlangsung lama. kontrasepsi hormonal tersebut adalah:

 Progestin injection
Suntikan ini paling umum digunakan di AS. Terdiri dari dua tipe: Pertama
disuntikkan satu bulan sekali yang terdiri dari progestin dan estrogen, yang kedua
disuntikan setiap 3 bulan sekali yang berisi progeatin. Kontrasepsi injeksi ini sangat
efektif, kemungkinan kehamilan di kalangan pengguna biasa hanya 0,3%. Efek
sampingnya adalah menstruasi yang tidak terarur.
Namun, hal ini memiliki kerugian yang meliputi kurangnya perlindungan
terhadap resiko penyakit menular seksual, tetes signifikan pada tingkat high density
lipoprotein (HDL) kolesterol, dan penurunan kepadatan tulang untuk pengguna jangka
panjang, terutama pada wanita yang merokok.

 Vaginal contraceptives ring


Merupakan cincin yang transparan dan fleksibel berdiameter 2,1 inchi yang
dimasukkan kedalam vagina. Cincin ini berisi kombinasi estrogen dan progestin yang
digunakan secara terus menerus selama 1 bulan dengan dosis rendah.
Vaginal contraceptives ring memiliki keefektifan sekitar 98% terhadap resiko
kehamilan, selain itu juga tidak memberikan perlindungan terhadap resiko penyakit menular
seksual (PMS). Efek sampingnya adalah keputihan, vaginitis, dan iritasi.
 Contraceptive patch
Merupakan tambalan yang diletakkan pada bokong, atas tulang rusuk, lengan
dan perut yang melepaskan hormon setiap 24 jam untuk mencegah kehamilan. Hal ini
dilakukan harus diterapkan pada minggu pertama selama 3 minggu berturut-turut dan
pada minggu keempat tambalan dilepaskan.
Contraceptive patch memiliki efektivitas sekitar 99%, dan tidak memberikan
perlindungan dari penyakit menular seksual (PMS). Efek samping yang paling umum
adalah rasa nyeri pada payudara, sakit kepala, iritasi disisi tambalan, dan rasa mual.
Karena kontrasepsi hormonal tidak cocok untuk semua orang dan memiliki risiko
yang tinggi untuk individu-individu tertentu, maka sebaiknya seorang dokter harus
meresepkan patch kontrasepsi.
 Intrauterine system (IUS)
Merupakan alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam rahim dan melepaskan
progestin dalam jumlah yang sedikit secara terus menerus selama 5 tahun. Ketika
seorang wanita memiliki IUS, maka lendir serviks nya menjadi lebih tebal, sehingga
membuat sperma sulit untuk masuk ke rongga rahim. IUS juga menekan pertumbuhan
siklik endometrium, bahkan ketika sebuah sel telur dibuahi, sperma tidak akan bisa
ditanamkan ke dalam endometrium.
Efektivitas IUS mirip dengan pil. Efek samping termasuk perdarahan, sakit
kepala, rasa nyeri pada payudara, dan rasa mual. Ini biasanya terjadi hanya selama
penggunaan bulan pertama.

VAGINAL SPERMICIDES

Spermicides merupakan bahan kimia yang dapat membunuh sperma, digunakan


sebagai kontrasepsi dalam bentuk busa. Krim, jel, dan selaput.

Vaginal spermicides bekerja dalam dua cara;

(1) menahan jalan masuk sperma ke dalam rahim dan

(2) membuat sperma tidak dapat bergerak.

Agar efektif, spermicides harus dimasukkan ke bagian vagina yang paling belakang,
di sekitar leher rahim, dan tidak lebih dari 5 sampai 15 menit sebelum ejakulasi. Efek
spermicides akan hilang dalam waktu sekitar satu jam, sehingga harus digunakan kembali
ketika ejakulasi diulang.

Efektivitas spermicides sangat bervariasi, diperkirakan bahwa tingkat kegagalannya


rata-rata 26% untuk penggunaan yang tidak tepat dan 6% untuk penggunaan yang benar pada
setiap melakukan hubungan seksual selama satu tahun (Hatcher et al, 1998.).

Spermicide yang berbentuk busa dapat digunakan sendiri karena menyebar lebih
merata dan lebih baik dalam menahan leher rahim dibandingkan spermicide lainny.
Spermicide yang berbentuk krim dan jeli biasanya digunakan bersama dengan diafragma,
penutup serviks, atau kondom.

Spermicides tidak memberikan perlindungan terhadap HIV karena spermicides


menyebabkan iritasi pada jaringan vagina, bahkan dapat meningkatkan risiko HIV tersebut
(Hatcher et al, 1998.).

INTRAUTERINE DEVICES.

Intraurine device (IUD) merupakan alat yang terbuat dari plastik, alat ini diletakkan
ke dalam rahim untuk mencegah kehamilan. IUD merubah suasana kimia di rahim dan
mencegah pembuahan. Selain itu, IUD juga mengganggi implantasi telur yang telah dibuahi.
IUD harus dimasukkan oleh seorang ahli kesehatan.

IUD yang terbuat dari tembaga, kadang-kadang digunakan sebagai bentuk kontrasepsi
darurat untuk wanita yang telah melakukan hubungan seksual tanpa menggunakan kondom
(Grossman dan Grossman, 1994). Para peneliti telah menemukan bahwa IUD tembaga tidak
berhubungan dengan risiko peningkatan infertilitas (ketidaksuburan) dan aman untuk
digunakan, paling efektif, dan paling tidak mahal dibandingkan kontrasepsi lainnya.

IUD lebih reliable dari pada pil, dengan tingkat kegagalan sekitar 2,5%. Setelah IUD
dimasukkan, makan tidak dibutuhkan perhatian khusus kecuali pengecekan secara berkala.

Kemungkinan Kerugian dalam menggunakan IUD adalah rasa kram dan sakit ketika
menstruasi, dan sedikit resiko terhadap penyakit radang panggul. Selain itu, IUD tidak
memberika perlindungan terhadap PMS. Risiko penyakit radang panggul yang serius dapat
dikurangi dengan pemilihan pengguna dengan hati-hati, ketelitian dalam penggunakan alat,
dan pemantauan yang teratur terhadap tanda-tanda awal adanya infeksi.

BARRIER METHODS

Bentuk terbaru dari alat kontrasepsi adalah metode penghalang yang didesain untk
mencegah pertemuan antara sperma dan ovum. Meskipun kondom yang digunakan
bersamaan dengan spermicides vagina lebih efektif dibanding metode penghalang lain dalam
mencegah kehamilan, pada dasarnya semua metode penghalang ini kurang efektif daripada
metode hormone atau IUD.

Namun, metode penghalang hanya memiliki beberapa efek samping, dan memberikan
beberapa perlindungan terhadap penyakit menular seksual, terutama bila digunakan dengan
spermicides vagina. Namun, metode penghalang dapat meningkatkan risiko infeksi saluran
kemih pada wanita.

Kondom

Kondom merupakan pembungkus ketat terbuat dari karet yang menutupi seluruh penis
untuk mencegah sperma terejakuasi ke dalam vagina serta mencegah penyakit kelamin.
Kondom ditempatkan di atas ujung penis yang ereksi dan kemudian membuka gulungan
untuk menutupi batang penis.

Kondom terdiri dari berbagai variasi dan warna. Biasanya kondom memiliki dot untuk
menerima air mani dan mencegah kebocoran air mani. Model lain adalah kondom yang
memberikan pelumasan sehingga memungkinkan penis untuk dimasukkan ke dalam vagina
dengan mudah.

Tingkat kegagalan kondom berkisar antara 1,6% hingga 3,6% dan biasanya
disebabkan oleh kurangnya pengalaman pengguna dalam memakai kondom. Ada beberapa
alasan tergadinya kegagalan dalam pemakaian kondom, yaitu:

· Kondom memiliki lubang di dalamnya,


· Kondom pecah, atau
· Lepas ketika digunakan.
Penggunaan kondom secara teratur dan benar dapat mencegah kehamilan yang tidak
diinginkan, infeksi HIV, dan gonorrhea (Cates,2001).

Kondom sudah dipomosikan secara luas sebagai metode terbaik kecuali dalam mencegah
penyebaran penyakit menular seksual. Kondom wanita seperti kantong plastik polyurethane
dengan cincin yang fleksibel di penutup dan di pembuka. Cincin atas membantu penyisipan
kondom didalam leher rahim, cincin membuat kondom tetap lebih rendah dari yang didorong
di dalam vagina dan juga mencakup bagian dari vulva, sehingga melindungi daerah kelamin
dan resiko PMS daripada kondom laki-laki.

Kondom wanita diakui FDA tahun 1993 untuk mengurangi risiko dari kehamilan tidak
diinginkan dan penyebaran penyakit menular seksual, termasuk HIV. Tingkat efektifan untuk
kondom wanita berkisar dari 79% sampai 95%.

Diaphragm

Diaphragm bentuknya tebal, berupa lengkungan puncak yang terbuat dari lateks karet
yang terletak pada cincin logam yang dapat dirancang untuk menutup pembuka serviks
dengan tujuan untuk mencegah sperma masuk ke dalam uterus. Diaphragm mempunyai
beberapa variasi dan cocok untuk wanita. Hal ini sangat penting karena keefektifan
diaphragms sebagai kontrasepsi tergantung dalam membentuk batasan yang tidak dapat
dilalui melalui pintu masuk menuju uterus. Jika tidak cocok, sperma bisa menuju ujung
diaphragms dan memasuki cervix.

Untuk menambah keefektivitas Diaphragms digunakan bersamaan permicide yang


berbentuk krim atau jelly dan dioleskan ke dalam vagina sebagai segel pelindung. Untuk
perlindungan tambahan, spermicide busa dapat dimasukkan ke dalam vagina setelah
Diaphragm di tempatkan dan sebelum setiap melakukan hubungan seksual.

Ketika dipasang dan ditempatkan dengan benar, dan ketika dipakai dalam bersamaan
dengan spermicide, tingkat kegagalan adalah 6%. Secara keseluruhan, tingkat kegagalan
aktual untuk pengguna biasanya adalah 20% (terutama karena penempatan tidak benar atau
tercabut selama berhubungan). Diaphragms tidak boleh dipindahkan sekitar 6 jam setelah
hubungan seksual.

Cervical Caps
Cervical caps bentuknya kecil, karena penghalang yang ketat terbuat dari karet
berada di serviks (leher rahim) dan mencegah sperma masuk ke dalam rahim. Seperti
diaphragm, cervical caps ini digunakan dengan spermicide dan dimasukkan dengan cepat
sebelum melakukan hubungan seksual (intercourse).

Hal ini diperkirakan sama efektifnya dengan diaphragm untuk wanita yang tidak
memiliki anak, dengan tingkat kegagalan 9% untuk penggunaan yang tepat dan 20% gagal
untuk penggunaan yang tidak tepat. Bagi wanita yang memiliki anak, tingkat kegagalan lebih
tinggi: 26% untuk penggunaan yang tepat dan 40% untuk penggunaan yang tidak tepat.
Karena penggunaan awal mungkin menyebabkan perubahan pada sel serviks, pengguna
seharusnya memakai Pap smear setelah 3 bulan pertama. Cap ini hanya untuk wanita dengan
Pap smear yang normal.

STERILISASI

Sekitar 10 juta perempuan usia 15 sampai 44 di Amerika Serikat telah memilih


sterilisasi sebagai cara mereka untuk mengontrol kelahiran. Sterilisasi adalah metode
terkemuka kedua untuk mengontrol kelahiran pada pada wanita berusia 35 tahun keatas.
Female sterilization sekarang dapat dilakukan di rumah sakit tanpa menggunakan anestesi
umum (obat bius). Wanita lebih steril daripada pria meskipun vasectomy meningkat.

Vasectomy

Sterilisasi pada pria atau vacectomy meningkat sebagai cara yang digunakan untuk
mengontrol kelahiran. Operasinya sederhana, hanya sekitar 15 hingga 30 menit di rumah
sakit, relative murah dan sekitar 90% efektif. Ini dilakukan dengan memotong atau membakar
vas deferens dan ini dikerjakan dengan menggunakan obat bius.

Kegagalan terjadi karena tiga hal :

Penggabungan secara spontan dua potongan pada ujung vas deferen(saluran yang membawa
sperma dari buah pelir ke penis).

Gagalnya dokter untuk mengikat vas (beberapa pria mempunyai tiga atau empat).

Intercourse tanpa menggunakan kontrasepsi lain sehingga sperma kemungkinan bisa masuk.
Sebagai cara untuk mengontrol fertilisasi, vasectomy biasanya efektif, tidak terlalu
merugikan dan tidak terlalu sulit dibandingkan dengan tubal ligation (sterilisasi wanita) dan
mempunyai resiko kesehatan jangka panjang yang lebih sedikit.

asectomy seharusnya dipertimbangkan karena kesempatan penyatuan kembali vas deferens


hingga surgery (vasovasostomy) tidak tentu. Beberapa pria yang memutuskan melakukan
vasektomy menyimpan sperma mereka dalam bank sperma. Mayoritas pria yang melakukan
vasektomi melaporkan bahwa mereka sangat senang dan merekomendasikan hal ini kepada
yang lain.

Tubal Ligation

Tubal ligation adalah sterilisasi pada wanita dengan memutuskan atau menutup tuba
fallopi, sehingga sel telur yang matang dan sel sperma tidak dapat melewati tuba tersebut.
Karena ovarium dan sekresi hormonal wanita tidak dengan cara yang menganggu, tidak ada
perubahan dalam fisik wanita, siklus menstruasi, ketertarikan seksual atau kemampuan
seksualnya. Pada umumnya, ketertarikan dalam seks dan respon seksualnya meningkat
karena ketakutan kehamilan yang mungkin dapat terjadi dapat dihindari.

Tergantung pada metode ligasi dan keahlian dokter bedah, tuba fallopi reversible 60%
sampai 80%, tetapi pembalikannya tidaklah mudah dilakukan karena memerlukan operasi
kedua yang utama. Kebanyakan wanita meminta pembalikan adalah disterilkan yang muda
dan yang bercerai dan yang telah menikah kembali.

Penggunaan metode tubal ligation yang lebih luas adalah laparoscopy. Dengan
metode ini, dokter memperkenalkan instrument tubular hingga dinding abdominal, biasanya
hingga navel dan menutup tuba fallopi dengan cincin tubal atau spring-locked clip atau
melalui electrocautery.

Literature yang ada mengindikasikan bahwa sekitar 0,8 hingga 3,7% wanita akan hamil
selama satu tahun pertama setelah operasi, tergantung pada metode ligasi. Ketika kehamilan
terjadi sejalan dengan tiga alasan:

· Wanita tidak mendeteksi adanya kehamilan pada waktu operasi.


· Pembedahan yang salah.
· Membuka tuba kembali sebagai hasil dari proses penyembuhan tubuh wanita dimana
wanita yang lebih muda lebih tinggi tingkat kegagalannya.
Fertility Awareness Methods

Rhythm method atau metode kalender adalah metode kontrol kelahiran yang yakin
bahwa coitus (persetubuhan) akan terjadi selama periode yang aman, periode dimana wanita
biasanya sedang unfertile atau tidak subur. Meskipun para ahli memperkirakan waktu yang
berbeda, alasan yang pasti bahwa ovum bisa dibuahi sampai 48 jam setelah pelepasan dan
sperma bisa membuahinya sampai 48 jam setelah ejakulasi. Rata-rata wanita memiliki masa
ovulasi 14 hari sebelum masa periode menstruasi selanjutnya dengan jarak 12-16 hari.
Sebagian memiliki masa ovulasi yang tidak biasa. Dengan alasan ini, sulit menentukan “masa
aman” di bulan tertentu dimana kehamilan tidak akan muncul.

Wanita dapat menggunakan berbagai tanda fisik dan kalender untuk menentukan
kapan dia ovulasi. Ada dua prinsip metode yang dapat ditingkatkan oleh pasangan pada
metode rhythm. Salah satunya adalah metode suhu basal tubuh. Metode ini didasarkan pada
kenyataan bahwa kenaikan kecil suhu tubuh terjadi pada saat ovulasi dan tetap tinggi selama
sisa siklusnya. Para wanita mencatat suhu harian tubuhnya, mencaritahu kapan kenaikannya.
Namun, kenaikan suhu seperti itu dapat terjadi 72 jam sebelum ovulasi, tetapi ini
menunjukkan ovulasi sedang dalam proses dan pada hari ketiga meningkat.

Metode deteksi ovulasi cervical mucus bergantung pada lendir serviks sebagai
prediktor ovulasi. Beberapa saat sebelum masa-masa tengah siklus haid, lendir serviks
menjadi dapat terdeteksi pada vulva ketika estrogen folikel meningkat. Pada titik ini, lendir
menjadi lebih lengket dan bergetah berwarna kuning ataupun putih. Dengan progresif
pematangan folikel, lendir menjadi semakin licin dan jelas. Vagina menjadi semakin
lubrikasi. Hari terakhir lubrikasi disebut "peak" dan diikuti tidak lebih dari 24 jam kemudian
oleh ovulasi. Abstinence diperlukan dari hari pertama keluarnya lendir sampai hari keempat
setelah puncak (H. Klaus, 1984).

Beberapa orang berpikir sperma bisa dibasuh dari vagina dengan cara douching
dengan air atau cairan lainnya. Namun, douching tidak efektif sebagai alat kontrasepsi,
karena (1) sperma bergerak sangat cepat dan mungkin sudah memasuki leher rahim dan (2)
air dapat mendorong sperma masih dalam vagina dan naik ke dalam serviks
Coitus Interruptus

Coitus interruptus berkaitan dengan kegiatan menarik penis dari vagina sebelum
ejakulasi terjadi. Meskipun metode ini lebih baik, keberhasilannya tergantung pada tingkat
kontrol diri yang tinggi. Ketika terangsang secara seksual, pria normal akan mencapai titik
dimana mengontrol ejakulasi sangat sulit. Jika seseorang tidak menariknya pada waktunya,
dia akan mengalami ejakulasi. Sebelum orgasme, pria mengeluarkan sedikit cairan lubricant
yang dihasilkan oleh kelenjar Cowper, meskipun dia tidak sadar ketika sebelum ejakulasi
keluar. Karena cairan ini berisi sel sperma yang ada di urethra, sperma tersimpan sebelum
dilakukan penarikan. Walaupun jumlah sperma sedikit dan fertilisasi tidak mungkin terjadi
dibandingkan jika terjadi orgasme. Tergantung pada perhatian dan waktu yang digunakan,
penarikan gagal pada kisaran 4% sampai 19%. Kerugian yang paling besar coitus interruptus
adalah kaitannya dengan kepuasan seksual dan kesenangan baik pria maupun wanita.

Noncoital Stimulation

Setiap pasangan dapat menggunakan teknik stimulasi untuk mencapai orgasme


daripada sampai intercourse. Saling melakukan masturbasi telah digunakan selama beberapa
tahun sebagai pengganti intercourse. Jika pria mendapatkan semen pada jarinya dan sperma
masuk ke dalam vaginal canal bagaimanapun juga pembuahan dapat terjadi. Stimulasi
interfemoral adalah metode dimana pria menempatkan penisnya antara paha wanita dan
menggosok ke belakang dan seterusnya sepanjang jarak klitoris. Klimaksnya dapat dicapai
pada cara ini, tetapi jika ejakulasi pria berdekatan dengan pembukaan vagina, ada
kemungkinan sperma menemukan jalan ke dalam. Oral-genital kadang-kadang digunakan,
tidak hanya sebagai metode bercinta precoital tetapi juga teknik untuk membangkitkan
orgasme.

CHOOSING A METHOD OF CONTRACEPTION

Kontrasepsi yang ideal haruslah 100% ideal, murah, mudah digunakan, dan tanpa resiko
atau efek samping. Namun tak ada satupun metode memenuhi semua kriteria ini. Bahkan
dalam penggunaannya terdapat 1 diantara 10 wanita yang mengalami kehamilan. Dalam
menentukan metode kontrasepsi, pasangan harus berkonsultasi dengan dokter, menimbang
semua faktor, dan membuat keputusan yang terbaik.

Metode kontrasepsi yang digunakan wanita di US menurut the National Center of


Health Statistic mengumpulkan data representative dalam kontrasepsi antara wanita usia 15
sampai 44. Hasilnya ditunjukkan pada table 11.1. Sterilisasi adalah metode kontasepsi yang
paling populer digunakan oleh pasangan suami istri. Kemudian penggunaan pil pada posisi
kedua dan penggunaan kondom yang ketiga.

ABORTION

Jika alat kontrasepsi tidak digunakan atau digunakan dengan metode yang salah,
kemudian terjadi kehamilan yang tidak direncanakan, alternative yang digunakan adalah
aborsi. Aborsi dibagi menjadi empat kategori yaitu:

(1) Legal (2) Moral (3) Social dan realistic (4) Psychological dan personal

Legal consideration

Di US, hukum mengenai aborsi merupakan fenomena yang komplek. Pada 22 Januari
1973 Supreme Court tidak menghalangi wanita yang hamil untuk melakukan aborsi selama
trisemester pertama kehamilan ( 12 minggu pertama) dan keputusan untuk aborsi merupakan
keputusan wanita itu sendiri.

Penjelasan lebih lanjut Court mendeklarasikan selama trisemester kedua kehamilan


(13-26 minggu ) pada periode ini aborsi dianggap berbahaya, namun prosedur aborsi bisa
dilakukan jika berhubungan dengan preservation dan protection dari kesehatan ibu.
Selanjutnya setelah (24-28 minggu) fetus telah berkembang dan memiliki kemampuan untuk
hidup diluar kandungan, maka pada usia kandungan ini dilarang untuk melakukan aborsi
kecuali ketika itu benar-benar penting untuk dilakukan.

Moral Consideration
Banyak kontroversi mengenai aborsi yang berkaitan dengan isu moral. Banyak
individu dan golongan religius , menyatakan aborsi adalah golongan yang salah karena itu
merupakan suatu pembunuhan. Menurut pandangan ini, jiwa masuk kedalam tubuh setelah
moment pengkonsepan, jadi kehidupan baru sebagai manusia segera dimulai.

Lawan dari pandangan ini beragumen bahwa yang diaborsi hanyalah sekumpulan sel
manusia, bagaimanapun terdapat perbedaan yang tinggi pada setiap tingkatan pertumbuhan
awal, untuk disebut manusia harus melewati tahap ini. Sel tidak memiliki kesadaran dan tidak
pula dapat di jelaskan sebagai karakteristik dan trait manusia. Ahli theologian dan
philosopher Thomas Aquinas, mengatakan tidak ada jiwa hingga fetus bergerak, jadi aborsi
tidak berdosa hingga 16 minggu kehamilan. Tiga abad setelah Thomas Aqinas, pihak katolik
mengatakan jiwa (ruh) hadir setelah 40 hari dan aborsi tidak berdosa bila dilakukan pada
periode ini. Anggota dari Human Right (HAM) menegaskan bahwa fetus juga memiliki hak
untuk hidup. Namun, secara legal, Supreme Court tidak pernah mengukuhkan bahwa fetus
adalah person.

Supreme Court mengukuhkan secara legal suatu prinsip bahwa hak ibu harus lebih
diutamakan. Tentu saja muncul dilema moral mengenai aborsi yang tidak dapat dipecahkan.

Social Consideration

Pada bidang ini, mengukuhkan dengan keras untuk melawan aborsi, izin aborsi hanya
jika membahayakan ibu. Jika seorang wanita itu ditakdirkan untuk tidak memiliki anak, maka
dia akan berusaha , dan tidak akan mengaborsi fetusnya sendiri. Atau jika seorang wanita
pergi ke individu yang tidak berkualitas dan melakukan aborsi itu akan mengancam hidup.
Rata-rata kematian ibu hamil yang melakukan aborsi di tempat illegal 19x lebih berisiko
dibanding di tempat legal.

Kembali ke pertimbangan sosial, para pejuang HAM menyatakan bahwasannya jika


aborsi tidak dibatasi, sebuah `abortion mentality` yang berkembang menjadi commonplace.
Karena mayoritas orang yang melakukan aborsi bukan karena alasan medis, melainkan
masalah personal, sosial dan ekonomis.
Psychological and Personal Consideration

Wanita yang melakukan aborsi sering mengalami efek negative psikologi.


Pengalaman setelah aborsi memberikan effect yang besar pada subjek. Fakta yang
mendukung pendapat ini adalah bahwa banyak perempuan mengalami depresi sebelum
melakukan aborsi . suatu studi menemukan bahwa depresi dan anxiety menurun setelah
aborsi . ketika aborsi bersifat ilegal maka kecemasan semakin meningkat . study lain
menemkan bahwa baorsi tidak memberikan efek pada self esteem wanita yang
melakukannya.

Secara konstrak, terdapat fakta bahwa beberapa wanita mengalami luka secara
psikologis setelah melakukan aborsi. aborsi menimbulkan suatu relief yang besar dengan
sedikit gangguan seperti pengalaman yang tidak menyenangkan. Yang menjadi faktor kunci
apakah wanita itu menginginkan aborsi atau enggan untuk melakukannya.

SEXUALLY TRANSMITTED DISEASE

STDs adalah infeksi yang umum terjadi di US . pada estimasi 15 juta penduduk
Amerika menyidap STDs setiap tahun dan lebih dari 65 juta penduduk Ameriaka hidup
dengan penderita STD., dan ½ dari kasus ini terjadi antara usia 15-24 tahun. sedikitnya 1 dari
3 orang yang active melakukan hubungan sexsual akan terkena STD setelah 24 tahun.
kemungkinan terbesar seseorang terkena penyakit ini karena melakukan hubungan seksual
dengan banyak partner.

Kebanyakan orang Amerika tidak peduli dengan penyebaran epidemic STD . satu
study menemukan bahwa banyak laki-laki dan wanita usia (18-44 tahun ) dengan sangat
serius meremehkan pevalence mengenai STDs dan resiko yang akan mereka terima yaitu
mengkontraksi STD. Hanya 14% dari pria dan 8% wanita menyatakan bahwa mereka fikir
bahwa mereka berisiko untuk terkena STDs. Kemungkinan ini mengapa banyak pasangan
tidak menggunakan kondom secara konsisten. 2/3 dari laki-laki dan wanita singel mengakui
bahwa mereka tidak selalu menggunakan kondom. cerita yang sama untuk remaja usia 15-17
tahun, kira kira 2/4 dari remaja putri dan putra berfikir bahwa STD terjadi dalam
perbandingan 1:10 dan di Amerika hanya 1:5 remaja yang berfikir bahwa mereka berisiko
untuk terkena STD.
STD sulit untuk diukur secara akurat karena infeksi ini bersifat asimtomatic dan
keterbatasan stigma sosial yang mendiskusikan masalah ini. pendeteksian STDs hanya
melalui suatu Tes dan banyak Orang tidak mendiskusikan STD denagn ahli kesehatan
mereka. Sehingga banyak STDs yang tidak terdiagnosa. Healt care provider hanya menerima
laporan mengenai gonorhea , syphilis, dan Chalanidia dan tidak ada laporan mengenai STDs.

STDs dapat dikelompokan dalam tiga katagori berdasarkan penyebabnya:

1. disebabkan oleh virus: HIV / AIDS, herpes, simplex, hepatitis B, dan kutil kelamin.
2. disebabkan oleh bakteri
3. disebabkan oleh parasit

Banyak kasus STDs disebabkan oleh virus atau bakteri dan ini menjadi masalah
kesehatan yang sulit untuk dideteksi dan ditangani. Beberapa diantaranya seperti AIDS,
herpes, dan hepatitis B merupakan yang tidak dapat ditangani. ½ dari penderita STD mencari
treatment. satu penelitian menunjukan 49% dari respondent yang terkontraksi STD ppergi ke
praktisi treatment pribadi dan 5% pergi ke klinik. Laki-laki lebih memilih ke klinik dibanding
perempuan. Sementara mereka yang berusia muda, berstatus ekonomi menengah ke bawah
serta berkulit hitam memilih pergi keklinik kerabat untuk menjalani treatmen

Fakta menunjukan bahwa terdapat hubungan antara alkohol dan STDs, selain itu
gonta-ganti pasangan seksual juga dapat berisiko terkena STD. Begitu juga dengan remaja
(15-19) yang melakukan hubungan seksual memiliki resiko yang tinggi untuk terjangkit STD,
sedangkan wanita yang berusia di bawah 24 tahun lebih berisiko terkena STD dibanding
dengan yang berusia diatasnya karena servic mudah terinfeksi.

HIV/AIDS

AIDS merupakan bagian dari sexsual transmited deases yang dikarakteristikan


sebagai irevesiable demage yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan akhirnya
meninggal. Sebuah tes darah yang mengukur keberadaan antibodi HIV dalam aliran darah.
Orang dapat menyebarkan virus tanpa mengetahui mereka terinfeksi. Seseorang yang positif
mengidap HIV, antibody yang dimilikinya tidak terlindung dari virus, atau disebut terinfeksi,
dapat menularkannya pada orang lain. Periode inkubasi berlangsung mulai dari beberapa
tahun hingga lebih dari 10 tahun.
Akan sangat baik jika kita melakukan test antibody terhadap HIV paling tidak 6 bulan
setelah adanya kemungkinan kita terkena HIV. Hampir semua orang yang terinfeksi
mengembangkan antibodi dalam waktu 6 bulan, meskipun ada beberapa kasus orang yang
membutuhkan lebih banyak waktu. Hasil negatif pada bulan-bulan pertama setelah
pemaparan mungkin hanya berarti bahwa tubuh tidak memiliki waktu untuk mengembangkan
antibody.

HIV ditemukan pada semen, darah, urine, sekresi vagina, air liur, air mata, dan air
susu serta ditularkan baik dari pria ke wanita, wanita ke wanita, pria ke pria selama adanya
pertukaran cairan tubuh. Sedangkan penularannya, dilakukan melalui kontak seksual secra
langsung, jarum yang terinfeksi HIV bahkan dari ibu yang mengandung kepada bayinya dan
dari ibu yang menyusui banyinya. Walaupun HIV telah ditemukan dalam air mata dan air
liur, tidak ada kasus penularan melalui cairan ini telah dilaporkan. Namun, HIV telah
ditularkan melalui darah yang terkontaminasi selama transfusi, dan dia juga telah menular
dari petugas kesehatan kepada pasien dan pasien untuk seorang pekerja kesehatan melalui
pertukaran darah.

Jelas ada kebutuhan besar untuk pendidikan AIDS di sekolah dan masyarakat untuk
mencegah kaum muda dari yang namanya terkena HIV. Penelitian telah menunjukkan bahwa
komunikasi awal, yang jelas antara orang tua dan orang muda tentang seks merupakan
langkah penting dalam membantu remaja untuk mengembangkan dan menjaga perilaku
seksual yang aman.

Herpes Simplex

Disebabkan oleh virus yang dapat mengakibatkan penderitanya mengalami pilek,


demam, ada pembengkakan kecil didaerah mulut atau wajah (oral herpes) atau pada area
genital (genital herpes). Herpes berbeda dari infeksi virus lainnya karena sekali terjangkit
akan berkembang dalm tubuh kita seterusnya baik tanpa gejala atau dengan periode simtom
tertentu. Penderitanya selama 2 dekade terakhir meningkat 30% yaitu 45 juta kasus yang rata-
rata usianya 12 tahun dimana tiap tahun bertambah satu juta kasus yang biasanya tidak
menyadari gejalanya. Kemudian satu studi menunjukkan kalau seseorang yang memiliki
faktor resiko karena melakukan hubungan seksual dengan multipartner tidak berisiko terkena
genital herpes.
Herpes mudah menular baik selama atau beberapa hari sebelum kemunculannya.
Virus ini menyebabkan ketidaknyamanan tetapi biasanya tidak mempengaruhi sistem imun
tubuh atau masalah kesehatan lainnya. Penting untuk diingat bahwa beberapa gejala penyakit
bersifat ringan sehingga terkadang penderitanya tidak menyadari bahkan terkadang tidak ada
gejala sama sekali. Simtom yang biasanya terjadi adalah rasa gatal, perih yang diikuti dengan
rasa sakit di bengkak/tonjolan kecil, sakit kepala, gejala flu, kalenjar bengkak di jaringan
limpa, kerusakan kulit seperti goresan, bintik merah atau ruam (terbakar). Simtomnya
berbeda dari individu ke individu lainnya dan periode pertama ke selanjutnya.

Herpes ditularkan melalui oral atau vaginal intercourse, kontak oral-anal atau oral-
genital. Kontak genital-genital dan ciuman. Ketika jari-jarinya kita sudah ada virus kemudian
menyentuh bagian kelamin atau mulut maka akan tertular. Cara menghindari genital herpes
adalah tidak melakukan hubungan seksual selama masa infeksi atau bisa dengan
menggunakan kondom dan menggunakan terapi antiviral untuk mengurangi penularannya.
Kemudian penderita genital herpes sangat disarankan melakukan pemeriksaan Pap smear dan
pelvic secara berkala. Kemudian ketika sedang hamil terjangkit herpes perlu berkonsultasi
dengan pihak medis.

Hepatitis B

Adalah penyakit dibagain hati yang cepat menular dan menyebabkan sakit parah
hingga kematian. Kebanyakan penderitanya mengetahui kalau mereka menderita penyakit ini
lewat tes darah. Simtom-simtom yang terjadi meliputi demam, pening, hilangnya nafsu
makan, kelelahan, nyeri otot, sakit kepala, penyakit kuning, urine yang berwarna gelap,
pembengkakan abdominal, feses yang berwarna terang dan adanya bau pada pernafasan.

Virus hepatitis B terdapat pada cairan seminal atau vaginal, air liur, urin dan darah
sehinga dapat ditularkan melalui kontak dengan darah, vaginal/ anal intercourse, kontak anal-
genital bahkan ciuman. Ketika berhubungan seksual tanpa kondom atau seks oral
meningkatkan resiko terkena penyakit itu.

Terinfeksi lewat jarum, alat tato dan piercing, jarum akupuntur, alat dental dan medis
juga bisa terjadi. Seseorang yang memiliki imunitas terhadap virus dapat menjadi carrier dan
menginfeksi orang lain. Hepatitis B bersifat fatal dan tidak ada obatnya tetapi ada vaksin
yang sudah dikembangkan dan mampu memberikan perlindungan selama 5 tahun.
Human Papilomavirus (HPV) / Genital Warts

Adalah sekelompok virus yang dapat menginfeksi kulit. Ada lebih dari 100 jenis
HPV, kira-kira 30 jenis dapat ditularkan secara seksual dan menyebabkan kutil kelamin.
Namun dikebanyakan kasus, penderita tidak menyadarinya karena tidak ada gejala yang
muncul. Genital HPV disebarkan melalui kontak kulit, tidak melalui pertukaran cairan tubuh,
selama vaginal, anal atau oral seks. Gejala yang mungkin muncul adalah pertumbuhan atau
benjolan pada vulva, cerviks atau penis scrotum atau selangkangan. Kadang HPV
menyebabkan cacat/luka sangat kecil dikulit yang bisa dideteksi dengan alat khusus. Kutil
dapat terjadi atau muncul setelah beberapa bulan atau tahun setelah melakukan seks dengan
orang yang terinfeksi. Banyak kasus yang menunjukkan kalau beberapa jenis HPV dapat
menyebabkan kanker baik bagi penderita wanita dan pria.
Chlamydial Infectons

Merupakan sekumpulan infeksi yang disebabkan oleh bakteri; infeksinya menular


melalui kontak seksual dan merupakan penyakit yang paling berbahaya pada wanita. Jika
tidak diobati, chlamydia dapat menyebabkan masalah kesehatan. Pada pria, menyebabkan
nongonococcal urethritis dan epididymitus, sedangkan pada wanita menyebabkan infeksi
serviks dan penyakit pelvis. 40% wanita yang tidak mengobati Chlamydia akan mengalami
PID (pelvic inflammatory disease), satu dari lima wanita yang mengalami PID akan mandul,
tiga sampai lima kali lebih mudah terjangkit HIV. Walaupun Chlamydia bisa ditangani
dengan antibiotic api kebanyakan yang tidak disadari, diobati, dan dilaporkan. Jadi
Chlamydia harus ditangani kalau tidak bisa berdampak buruk bai tubuh kita.

NGU (nongonococcal urethritis) merupakan infeksi Chlamydia terjadi umumnya pada


pria. Beberapa pria tidak mengalami simtom tertentu; tetapi ada juga yang mengalami sensasi
rasa panas selama buang air dan mengeluarkan cairan tertentu. Jika kita melakukan kontak
seksual secara anal maka nantinya terasa sakit dibagian dubur. Test lab digunakan untuk
membedakanya dengan gonorrhea. Epididymitis adalah peradangan didaerah epididymis
yang terjadi pada pria dibawah 35 tahun yang aktif secara seksual yang gejalanya sensitive
didaerah penis dan demam.

Infeksi chlamydial pada wanita termasuk oral, dubur dan infeksi serviks. Jika tidak
diobati dengan cepat, infeksi chlamydial dapat menyebabkan PID dimana untuk diagnose
digunakan cervical smear dan pengobatannya menggunakan tetracycline. Kemudian, saat
bayi yang dilahirkan oleh ibu yang mengalami chlamydial akan mengalami infeksi daerah
mata, telinga dan paru-paru. Jadi ibu hamil itu bisa menggunakan erythromycin untuk
melindungi si bayi.

PID merupakan infeksi pada uterus, tuba falopi dan ovarium, biasanya disebabkan
oleh chlamidia yang tidak diobati atau bakteri gonorrhea. Rasa sakit pada abdominal selama
tahap intercourse meruakan simtom yang umum. Vaginal discharge, pening, muntah, tekanan
darah tinggi dan demam sering terjadi. Konsekuensi jangka panjang menyebabkan penyakit
kroni dan mandul.
Gonorrhea

Disebut juga “drip” atau “clap” yang merupakan penyakit yang sangat cepat menular,
penyakit yang ditularkan secara seksual oleh bakteri Neisseria gonorrhea. Disebarkan
melalui kontak oral, genital atau anal dengan orang yang terinfeksi. Bayi yang baru lahir,
yang terinfeksi dari ibunya dapat mengalami gonorrhea di matanya melalui saluran lahir.
Untuk mengatasinya bisa digunakan silver nitrate atau antibiotic yang mencegah kebutaan.

Kebanyakan penderita gonorrhea tidak mengalami gejala yang jelas. Ketika terjadi,
gejala yang dialami oleh pria terlihat dari beberapa hari hingga bulan, setelah infeksi dan
mengalami sensasi rasa panas pada waktu buang air, darah dalam urin, rasa sakit pada
kelamin atau pembengkakan kalenjar limpa pada selangkangan. Sedangkan pada wanita,
gejalanya berupa infeksi pada uretra sehinga menyebabkan rasa sakit dan seringnya buang
air. Infeksi pada mulut, kerongkongan dan rectum. Pria dan wanita dapat mengalami
gonorrhea arthritis. Gonorrhea bisa dengan mudah disembuhkan jika terdeteksi dengan cepat
sehingga dampak buruknya bisa dicegah.

Syphilis

Syphilis disebabkan oleh spirochete bacterium Treponema pallidum, lebih serius


daripada gonorrhea karena akan fatal jika tidak diobati. Tanpa kelembapan, lingkungan yang
panas, spirochete mati dalam hitungan detik. Syphilis berkembang dalam empat tahap yaitu,
tahap primary, nyeri akan berkembang ditempat spicochete masuk. Penyakitnya biasanya
sembuh dalam empat sampai enam minggu, sehingga penyakitnya seolah-olah hilang.
Namun, spirochetes breeder di dalam darah, dan secondary syphilis berkembang dalam 1
sampai 6 bulan. Ditandai dengan berat menurun, rambut rontok, sembelit, mual, nafsu makan
yang rendah, nyeri sendi, pembengkakan kelenjar, sakit kepala, sakit tenggorokan, demam,
dan memerah. Penyakit ini dapat ditangani pada tahap ini jika pengobatan dilakukan.

Tanpa pengobatan, gejalanya hilang, tetapi penyakit ini memasuki tahap latent yang
mana spirochetes bersembunyi di otak dan saraf tulang belakang, pembuluh darah, tulang,
dan jaringan tubuh lainnya. Tertiary syphilis akan merusak otak, saraf tulang belakang,
sistem saraf, jantung, dan pembuluh darah utama, yang menyebabkan paralysis atau
kematian.
Paratistic Infections

Paratistic infections bukanlah penyakit melainkan infestasi parasit. Pubic lice


(Pediculosis pubis) adalah parasit yang mengisap darah dari tubuh manusia yang
menyebabkan gatal. Scabies (Sarcoptes scabiei)adalah parasit yang ditularkan dari kain yang
terinfeksi atau melalui hubungan seksual. Sarcoptes bersembunyi dibawah kulit, bertelur, dan
menyebabkan gatal.

INFERTILITY

Causes of Infertility

Sekitar 40% infertility adalah hasil dari masalah yang dimiliki laki-laki. Infertility pria
disebabkan oleh masalah psikologis dan juga fisiologis. Faktor umum ialah gangguan
produksi sperma karena racun toxin lingkungan, panas, undescended testes, pembuluh daran
abnormal pada skrotum, testicular atrophy, obat-obatan (alcohol, penggunaan marijuana
kronis, dan lainnya), demam yang berkepanjangan, gangguan endokrin yang mempengaruhi
produksi seks hormon.

Sekitar 40% infertility melibatkan wanita. Ada beberapa penyebab infertilitas pada
wanita yaitu, gangguan organ reproduksi, vaginitis, penyakit seksual menular, gangguan
endokrin, systemic diseases seperti diabetes mellitus, gangguan genetis. Wanita yang
merokok juga dapat menyebabkan kesulitan untuk hamil.

Infertility and Subjective Well-Being

Infertilitas menyebabkan stres dan berpengaruh negatif pada subjective well-being


pria dan wanita. Pasangan sering mengalami depresi, rasa bersalah, cemas, ketegangan
hubungan, dan isolasi sepanjang proses fertility treatments (Clayton, 2004b). mereka
mungkin merasa bahwa mereka telah gagal, mereka menyalahkan satu sama lain atas
infertilitasnya, dan mereka mungkin mengalami kecemasan ketika mereka berjuang untuk
hamil. Banyak orang yang tidak dapat hamil merasakan emosi marah, panik, putus asa, dan
berduka yang mungkin mempengaruhi aktivitas seksual.

Treatment of Infertility
Pasangan yang diatas 35 tahun, akan menemui dokter setelah 6 bulan tidak berhasil
mencoba untuk hamil. Pasangan muda masih dapat menunggu selama satu tahun. Pasangan
yang lebih tua mendapatkan perawatan dari dokter segera, karena faktor fisik dan psikologis.
Treatment untuk infertilitas ini akan tergantung dengan penyebabnya, pembedahan hormone
yang umum dilakukan. Pasangan juga mungkin diinstruksikan untuk menyadari masa subur
wanitanya.

Alternative Means of Conceptions

Artificial inseminations adalah sperma disuntikkan pada vagina wanita, atau uterus
dengan tujuan menyebabkan kehamilan (Cushner,1986). Homologous inseminations (AIH)
adalah inseminasi buatan menggunakan sperma pria. Spermanya di kumpulkan, dibekukan,
dan disimpan sampai kuantitasya sudah mencukupi dan kemudian dicairkan dan diinjeksikan.
Heterologous inseminations (AID) lebih efektif. In vitro fertilization (IVF) yaitu mengambil
sel telur pada wanita, dan memfertilisasikannya dnegan sperma pria di laboratorium,
menumbuhkannya selama 3 hari atau 4 hari dan ditanam kembali di dinding rahim.

Embryo transplant jika dibandingkan dengan IVF, lebih simple, less invasive, dan
lebih berhasil karena embrio dikembangkan hingga 14 hari. Gamete intrafallopian transfer
(GIFT) sel telur dan sperma dimasukkan langsung ke tuba falopi dimana hamil yang normal
biasanya terjadi.

The Adoption Option

Open adoption terjadi karena sudah lama menunggu untuk mengadopsi melalui agen.
Dalam open adoption ibu kandung diizinkan untuk bertemu dan memainkan peran aktif
dalam memilih orang tua angkat.

The Foster Care Option

Bagi kebanyakan individu, foster care merupakan waktu pilihan untuk membesarkan
dan merawat anak. Banyak anak yang membutuhkan perawat di rumah daripada ada anggota
keluarga yang bersedia menjadi perawat anak.

Masalah lain yang mendapat kecaman untuk foster care ini adalah anak yang
mendapat perawatan ini mengalami perkembangan yang tertunda dan masalah perilaku.
Perawatan anak yang berkebutuhan khusus bisa menjadi stress yang ekstrim bagi keluarga
dan banyak keluarga tidak memiliki kemampuan emosional dan finansial yang baik untuk
menjaga anak berkebutuhan khusus tersebut (Gauthier, Fortin, and Jellio, 2004).

Satu dari isu yang paling terkenal mengenai foster care yaitu ada atau tidaknya
perawat anak yang akan digunakan oleh orangtua, atau jika setiap usaha akan dapat membuat
bersatunya kembali antara orangtua kandung dengan anak. Ini merupakan isu utama yang
sulit ketika attachment telah terbentuk secara signifikan terhadap orangtua yang merawat
mereka dan orangtua biologis telah bekerja keras untuk kembali mengasuh dan memperbaiki
diri mereka dan mulai merawat anak kembali.

TO PARENT OR NOT TO PARENT

Pasangan zaman sekarang dapat memutuskan kapan menginginkan anak, berapa anak
atau bahkan menentukan ingin punya anak ataupun tidak. Pilihan ini menjadi mungkin karena
adanya sarana kontrasepsi dan juga norma sosial.

Delayed Parenthood

Menunda menjadi orangtua mungkin diatribusikan sebagai menunda pernikahan,


persiapan finansial, pencapaian karir pada wanita dan keinginan pribadi. Efek jangka panjang
dengan menunda kelahiran pertama adalah menurunnya fertilitas karena wanita yang
melakukan hal tersebut akan sedikit kesempatan untuk memiliki anak. Efek positif mungkin
dapat beradaptasi terhadap perkawinan sebelum menjadi orangtua seperti matang dalam
emosi dan bertanggungjawab.

Reason For Having Children

Banyak pendapat yang diberikan pasangan dalam hal memiliki anak. Alasan untuk
memiliki anak tergantung pribadi dan kesiapan diri mereka. Bagi mereka yang ingin memiliki
anak telah memikirkan baik buruknya atas keputusan yang mereka ambil. Untuk hal tersebut
mereka telah siap terhadap segala sesuatu yang dibutuhkan jika mereka telah memiliki anak.
Choosing a Child-Free Marriage

Mayoritas pasangan menginginkan anak, sementara itu pasangan yang tidak


menginginkan anak meningkat. Wanita yang lebih berpendidikan, memiliki hubungan
manajerial dan pekerjaan professional, dan tinggal dengan keluarga dengan pemasukan yang
tinggi ditemukan menduduki tingkat paling tinggi dalam hal tidak memiliki anak.

Kenaikan wanita dalam memilih untuk tidak memiliki anak seringkali dapat
dijelaskan oleh perubahan sosial, yaitu, akses lebih untuk alat kontrasepsi yang lebih baik,
lebih banyak wanita yang memiliki karir dan berpartisipasi dalam menambah penghasilan,
dan mengadopsi lebih banyak ide feminis, tetapi bukan hanya itu alasannya. Gillespic (2003)
menguji kenapa beberapa wanita memilih untuk tidak menjadi seorang ibu. Dalam pengujian
ini ditemukan kebebasan personal yang terganggu dan kemampuan untuk mengembangkan
hubungan dengan orang dewasa lainnya serta kesibukan seorang ibu lah yang menjadi
alasannya. Mereka tidak memandang peran ibu sebagai sesuatu yang alami namun lebih
melihat pada apa yang harus merkeka korbankan dan hal-hal yang akan kehilangan.

Bagaimanapun, memilih untuk tidak memiliki anak dianggap memiliki stereotype negatif
(Park, 2002) dan dibicarakan oleh beberapa orang sebagai orang yang menyimpang, tidak
feminim, dan tidak sehat (Gillespie, 2000). Namun feminimisme telah membantu untuk
mengartikan ulang peran gender dan wanita dengan lebih banyak pilihan.
DAFTAR PUSTAKA

DeGenova.(2008). Intimate Relationships Marriage & Families 7th ed. New York: McGraw
Hill

Anda mungkin juga menyukai