1. Konsep Budaya Budaya merupakan pengembangan majemuk dari budi daya, yang berarti daya dari budi. Jadi, budaya adalah daya dari budi yang berupa cipta, rasa, dan karsa. Dalam kehidupan bermasyarakat, budaya membekali anggotanya pedoman perilaku dalam bertindak. Budaya terbentuk dari beberapa unsur yang saling terkait yang dapat berupa ide, artefak, dan aktivitas. Unsur-unsur kebudayaan secara universal antara lain sebagai berikut: a. Bahasa Bahasa merupakan alat pengantar dalam berkomunikasi. Bahasa memiliki perbedaan untuk setiap wilayah di Indonesia. perbedaan bahasa ditentukan oleh adat istiadat, wilayah, dan demografi. b. Sistem Pengetahuan Pengetahuan sangat berguna untuk melahirkan ide-ide yang baru dan kreatif. Oleh karena itu, budaya tersebut dapat dipertahankan. Tanpa adanya pengetahuan budaya tersebut tidak akan tercipta, apalagi berkembang. c. Organisasi Sosial Manusia membutuhkan manusia lain dalam hidupnya. Maka, organisasi sosial muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial. d. Peralatan Hidup dan Teknologi Manusia mengambangkan peralatan hidup dan teknologi untuk dapat menyiasati lingkungan tempat tinggalnya. e. Mata Pencarian Manusia memiliki naluri untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Maka, manusia berusaha untuk mendapatkan mata pencaharian untuk memenuhi kebutuhannya. f. Sistem Religi Sistem religi muncul untuk memenuhi kebutuhan manusia yang kuasa. Manusia sadar terdapat zat yang menguasai seluruh bumi dan alam semesta. g. Kesenian Manusia tidak hanya memerlukan kebutuhan fisik, tetapi juga memerlukan sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan psikis mereka. Oleh karena itu maka manusia menciptakan kesenian yang dapat dirasa dan didengar. Unsur kebudayaan universal di atas diturunkan lagi menjadi kebudayaan khusus. Faktor geografis yang mempengaruhi unsur budaya di atas membentuk daerah kebudayaan. Hal ini karena terdapat keterkaitan antara aspek alam (faktor geografis) dengan aspek manusia (kebudayaan). 2. Budaya Lokal dan Budaya Nasional a. Budaya Lokal Budaya lokal dapat dikatakan sebagai budaya yang dimiliki oleh daerah atau suku bangsa yang bersifat khas dan diwariskan secara turun temurun dalam ruang lingkup wilayah tersebut. Budaya lokal lahir ketika penduduk suatu daerah telah memiliki segala bentuk cara-cara berprilaku, bertindak serta pola pikir yang sama. Kemajemukan budaya lokal di Indonesia tercermin dari keragaman budaya dan adat istiadat penduduk. Kehidupan suku bangsa di Indonesia memiliki perbedaan-perbedaan yang mencerminkan keragaman budaya. b. Budaya Nasional Budaya nasional adalah kebudayaan yang diakui sebagai identitas nasional. Budaya lokal merupakan pembentuk budaya nasional. Dengan demikian, budaya nasional merupakan gabungan dari budaya lokal atau daerah yang ada di suatu Negara. Dalam kebudayaan nasional terdapat unsur kebudayaan bangsa dan unsur kebudayaan asing dari proses akulturasi maupun asimilasi yang menjadi unsur pemersatu bangsa..kebudayaan nasional memberi identitas kepada bangsa Indonesia dan dapat dipakai oleh seluruh masyarakat. 3. Pengaruh Geografis Terhadap Keragaman Budaya Keragaman budaya suatu wilayah bergantung pada faktor geografis. Pada umumnya budaya yang berkembang di suatu wilayah cenderung menunjukkan karakteristik dan pemenuhan kebutuhan masyarakat daerah itu sendiri. Kebudayaan daerah di Indonesia sangatlah beragam. Hal ini dipengaruhi oleh faktor-faktor yang berkaitan dengan batas-batas geografis antara lain sebagai berikut: a. Letak Geografis Keadaan geografis Indonesia yang sangat luas telah memaksa penduduk untuk menetap di daerah yang terpisah satu sama lain. Keterbatasan teknologi komunikasi pada masa lalu menyebabkan isolasi geografis antar masyarakat yang tersebar di berbagai pulau. b. Posisi Strategis Menurut Koentjaraningrat, budaya lokal Indonesia banyak dipengaruhi oleh kebudayaan Hindhu-Budha, Islam, dan Eropa. Hal ini tidak terlepas dari posisi Indonesia yang berada di jalur strategis, yaitu terletak di antara dua benua dan dua samudra yang menjadi perlintasan hubungan antar bangsa. c. Kondisi Ekologis Lingkungan ekologis terbentuk dari struktur tanah, iklim, dan topografi memberikan kontribusi bagi kondisi penduduk baik dari segi ekonomi, sosial, maupun budaya. Perbedaan ekologis berpengaruh terhadap kemajemukan budaya lokal di Indonesia. 4. Interaksi Budaya Interaksi dengan budaya asing menghasilkan kebudayaan baru yang semakin memperkaya budaya. a. Akulturasi Akulturasi adalah proses sosial yang timbul akibat suatu kebudayaan tertentu (asli) di hadapkan dengan kebudayaan lainnya (asing). b. Asimilasi Asimilasi adalah pembauran dua atau lebih kebudayaan yang ditandai dengan hilangnya kebudayaan asli dan membentuk suatu kebudayaan yang baru. c. Amalgamasi Amalgamasi adalah proses penyatuan dua atau lebih rasa tahu kebudayaan melalui proses perkawinan.
B. Kearifan Lokal Dalam Budaya Nasional Indonesia
1. Kearifan Lokal Kearifan lokal (local wisdom) adalah tata nilai atau perilaku hidup masyarakat lokal dalam berinteraksi dengan lingkungan tempatnya hidup secara arif. Kearifan lokal berasal dari nenek moyang yang menyatu dalam kehidupan manusia yang diturunkan dari generasi ke generasi. Kearifan lokal dibangun sebagai pedoman, pengendali, aturan, dan rambu-rambu untuk berprilaku hubungannya dengan antar manusia maupun dengan alam. 2. Bentuk Kearifan Lokal dalam Budaya Nasional Bentuk-bentuk kearifan lokal dalam masyarakat data berupa nilai, norma, kepercayaan, dan aturan-aturan khusus. Beberapa bentuk kearifan lokal yang berperan dalam pengelola sumber daya alam dan lingkungannya dalam kebudayaan masyarakat adalah sebagai berikut: a. Kearifan Lokal dalam Bidang Pertanian 1) Subak di Bali 2) Pranoto mongso di Jawa 3) Nyabuk gunung di Jawa 4) Masyarakat Undau Mau di Kalimantan Barat b. Kearifan Lokal dalam Falsafah, Tradisi, dan Kepercayaan 1) Kearifan Suku Mentawai, Sumatra Barat 2) Falsafah hidup suku Baduy di Banten c. Kearifan Lokal dalam Pemanfaatan Sumber Daya Alam 1) Konservasi laut Orang Bojo di Togean 2) Kepercayaan terhadap alam di Papua 3) Tradisi Tana’ suku Dayak Kenyah di Kalimantan Timur d. Kearifan Lokal dalam Cerita Budaya, Petuah, dan Sastra 1) Pasang ri kajang, pesan leluhur masyarakat adat Kajang Tana Toa, kabupaten Bulukumba 2) Semong daam cerita rakyat Aceh 3) Kearifan lokal dalam sastra Melayu e. Kearifan Lokal dalam Mitos Masyarakat 1) Hutan larangan di Kampung Naga, Jawa Barat 2) Lubuk Larangan, Sumatera Barat 3) Mitos terhadap pohon-pohon dan hewan keramat f. Kearifan Lokal dalam Seni Arsitektur Rumah Adat Konsep kearifan lokal juga terdapat dalam seni arsitektur rumah adat suku-suku di Indonesia. Biasanya rumah adat dibangun dengan menyelaraskan alam sekitar. Seperti, rumah adat Bali dengan kearifan lokalnya terbukti ramah lingkungan, memperhatikan konsep Tri Hita Karana, Tri Mandala, Asta Bumi, dan Asta Kosala Kosali. 3. Pentingnya Menjaga Kearifan Lokal Untuk Kelestarian Alam Akhir-akhir ini eksistensi kearifan lokal dirasa semakin memudar dengan kelompok masyarakat. Apalagi ditempa dengan pengaruh interaksi dengan budaya luar tanpa disaring nilai-nilai positifnya. Kesalahan pengelolaan sumber daya alam memang bukan menjadi masalah baru, namun saat ini belum ada solusi tepat untuk melestarikannya. Pengelolaan dan memanfaatkan sumber daya alam yang arif dengan teknologi tinggi juga belum tentu menjamin kelestarian alam. Kearifan lokal menjadi suatu alternatif untuk menyelesaikannya. Kearifan lokal sangat penting untuk dikaji dan dilestarikan keberadaannya. Selain itu, kearifan lokal penting untuk menjaga nilai- nilai budaya dan kelestarian lingkungan alam. C. Pengaruh Interaksi Global Terhadap Budaya Nasional Global mempunyai arti menyeluruh, bersifat mendunia, sehingga dapat ditarik kesimpulan global adalah mencakup atau mempengaruhi dunia. Dalam era global seperti sekarang ini, interaksi antar Negara sangat mudah terjadi. Era global dikenal dengan istilah globalisasi. 1. Globalisasi Globalisasi adalah suatu proses dunia menjadi satu tanpa batas. Proses globalisasi ini terjadi antara akhir abad ke-20 dan permulaan abad ke-21. Dengan adanya globalisasi, dunia menjadi seperti borderless atau tanpa sekat. Hal yang paling mendapat pengaruh globalisasi adalah trade (perdagangan), travel (pariwisata), dan telekomunikasi. a. Saluran Globalisasi Globalisasi tidak begitu saja sampai ke masyarakat, akan tetapi membutuhkan saluran. Beberapa saluran yang dapat mempercepat proses globalisasi antara lain sebagai berikut: 1) Komunikasi dan transportasi; 2) Perdagangan internasional; 3) Pariwisata internasional; 4) Migrasi internasional; 5) Kerja sama antar Negara; 6) Media massa. b. Dampak Globalisasi Di sisi lain globalisasi memberi dampak positif, namun tidak sedikit pula dampak dampak negatif yang ditimbulkan. Berikut dampak-dampak globalisasi. Dampak positif Dampak negatif Akses berkomunikasi dan informasi Interaksi masyarakat semakin berkurang karena interaksi semakin mudah. lebih banyak dilakukan melalui teknologi komunikasi. kemajuan transportasi menyebabkan- Polusi udara dan lingkungan mobilitas tinggi -penggunaan bahan bakar yang semakin bertambah - meningkatkan angka kemacetan Mudah mendapatkan barang komoditas- timbul masyarakat dengan pola konsumtif dari berbagai Negara -lunturnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri Kualitas SDM semakin meningkat.- persaingan dunia kerja menjadi semakin berat Masyarakat semakin gencar- spesialis dalam berbagai bidang pekerjaan meningkatkan kualitas SDM sebagai antisipasi persaingan global. Sikap toleransi semakin berkembang - sikap individualistik - kepekaan sosial semakin memudar Pengelolaan SDA dengan teknologi - eksploitasi SDA secara berlebih canggih -banyak kerusakan lingkungan alam Berkembangnya demokrasi - Ideologi asing mudah masuk sehingga mengubah tata nilai dalam masyarakat - adopsi budaya yang belum tentu sesuai dengan kepribadian bangsa.
2. Pengaruh Globalisasi Terhadap Budaya Nasional
Pengaruh globalisasi yang mengancam jati diri bangsa adalah masuknya unsur-unsur budaya yang bertentangan dengan budaya nasional. Di era globalisasi ini, setiap bangsa bebas keluar masuk memberikan pengaruhnya kepada bangsa lain. Akibatnya, berbagai paham dan ideologi pun masuk ke bangsa ain, begitu pula bangsa Indonesia. Globalisasi dewasa ini merambah hampir di semua bidang kehidupan kehidupan. Tidak semua masyarakat menerima globalisasi dengan tangan terbuka. Ketidaksiapan menerima globalisasi akan menciptakan perubahan dalam masyarakat. Beberapa dampak akibat ketidaksiapan dalam penerimaan globalisasi adalah sebagai berikut: a. Kesenjangan Budaya (Cultural Lag) cultural lag adalah suatu kondisi dimana terjadi kesenjangan antara berbagai bagian dalam suatu kebudayaan. Dapat dikatakan cultural lag merupakan suatu ketertinggalan kebudayaan. b. Gegar Budaya (Culture Shock) Culture shock atau disebut gegar budaya merupakan istilah psikologis untuk menggambarkan keadaan dan perasaan seseorang menghadapi kondisi lingkungan sosial budaya yang berbeda. Globalisasi banyak membawa unsur-unsur budaya baru yang mungkin mengakibatkan “kekagetan” oleh masyarakat yang tidak siap menerimanya. 3. Kearifan Lokal Sebagai Tameng Arus Negatif Globalisasi Arus global dapat cepat menggerus nilai-nilai budaya lokal termasuk kearifan lokal yang dipegang oleh masyarakat. Jika ditelusur lebih dalam, nilai-nilai kearifan lokal dalam budaya penduduk Indonesia selaras dengan isu-isu seperti demokrasi, hak asasi manusia, dan lingkungan hidup. Globalisasi telah mendorong terjadinya pergeseran atau perubahan terhadap sistem atau aturan yang tumbuh dan berkembang dalam masyarakat. Kearifan lokal dapat dijadikan sebagai dasar pijakan dalam penyusunan strategi dalam pelestarian dan pengembangan budaya. Upaya memperkuat jati diri daerah dapat dilakukan melalui penanaman nilai-nilai budaya dan kesejarahan senasib sepenanggungan di antara warga. Oleh karena itu. Oleh karena itu, perlu dilakukan revitalisasi budaya daerah dan penguatan budaya daerah. Upaya tersebut dapat meminimalisasi dampak negatif atau menahan gempuran nilai-nilai yang merusak kepribadian bangsa ketika interaksi kebudayaan antar bangsa semakin intensif, maka sangat diperlukan ketahanan budaya yang tangguh. D. Budaya Tradisional Sebagai Potensi Wisata dan Ekonomi 1. Budaya Tradisional Budaya tradisional adalah kebudayaan yang terbentuk dari keanekaragaman suku di Indonesia serta dipengaruhi oleh sejarah, kebiasaan, dan adat masa lalu. Keberadaan budaya tradisional dapat diketahui dari berbagai jenisnya sebagai berikut. a. Kesenian tradisional, merupakan suatu kesenian yang berasal dari daerah tertentu dan memiliki ciri khas. b. Bahasa tradisional, atau dikenal dengan sebutan bahasa daerah yang menjadi ciri khas masyarakat di daerah tersebut. c. Lagu tradisional,dikenal juga dengan sebutan lagu daerah, merupakan nyanyian atau lagu yang menjadi ciri khas daerah tersebut d. Tarian tradisional, merupakan tarian khas dari daerah tertentu yang memiliki arti penting karena fungsinya sebagai sebuah penghormatan dan memiliki nilai sendiri. e. Alat musik tradisional, merupakan alat musik khas dari suatu daerah yang digunakan untuk membawakan lagu daerah dan mengiringi tari daerah. f. Pakaian tradisional, merupakan pakaian khas dari suatu daerah yang berbeda dengan daerah lainnya. g. Senjata tradisional, merupakan senjata khas dari daerah tertentu yang digunakan oleh para leluhur. h. Rumah tradisional, atau sering disebut dengan rumah adat ini memiliki ciri khas daerahnya masing-masing. i. Permainan dan olahraga tradisional, merupakan permainan dan olahraga yang berkembang dari daerah tertentu. j. Makanan tradisional, merupakan makanan khas dari suatu daerah tertentu.
2. Potensi Wisata Budaya Tradisional Sebagai Bentuk Ekonomi Kreatif
Kekayaan alam dan budaya di Indonesia sangat beranekaragam, hal tersebut menjadi sebuah potensi dalam bidang pariwisata.Selain keindahan alam Indonesia, budaya tradisional juga dapat dijadikan sebagai potensi untuk meningkatkan bidang pariwisata, salah satunya dalam pengembangan ekonomi kreatif.Ekonomi kreatif sebagai potensi wisata budaya tradisional bertujuan bersumber dari seni budaya dan tradisi serta kearifan lokal masyarakat adat.Oleh karena itu, ekonomi kreatif mempunyai peranan untuk mempromosikan sekaligus melestarikan budaya tradisional. Contoh daerah-daerah di Indonesia yang telah mengembangkan ekonomi kreatif sebagai potensi budaya tradisional adalah sebagai berikut: a. Daerah Tapanuli, Sumatra Utara Di daerah ini berbagai budaya tradisional telah dikembangkan menjadi ekonomi kreatif tari tor-tor, rumah adat bolon, dank ain ulos. b. Daerah Kampung Laweyan Solo, Jawa Tengah Sejak abad XIV, Laweyan sudah menjadi pasar perdagangan pakaian. Saat ini, Laweyan terkenal sebagai kampung batik. c. Daerah Kalimantan Potensi budaya tradisional yang dapat dijadikan sumber ekonomi kreatif misalnya pada masyarakat suku Dayak di Kalimantan. d. Daerah Sulawesi Suku Toraja di Sulawesi terkenal dengan ritual pemakaman, rumah adat tongkonan, dan ukiran kayunya. Rambu Solo, upacara pemakaman yang berlangsung selama berhari-hari merupakan potensi wisata budaya tradisional yang menarik wisatawan domestik dan mancanegara untuk berkunjung. e. Daerah Ubud, Bali Pesona Desa Ubud telah diketahui hingga ke mancanegara, tidak hanya karena pemandangan alamnya, tetapi juga potensi budaya tradisionalnya. Pertunjukan seni seperti sendratari kecak dan pameran lukisan juga pameran ukiran merupakan pertunjukan yang selalu digelar setiap harinya di museum dan galeri di Desa Ubud. Selain itu, kekhasan kulinernya seperti, bebek bengil merupakan kekayaan tradisional yang dapat menjadi potensi pengembangan ekonomi kreatif. f. Kampung Sade, Nusa Tenggara Barat Kampung Sade merupakan perkampungan suku Sasak dengan jumlah oleh penduduknya sekitar 700 jiwa. Kampung Sasak memiliki kebudayaan tradisional yang masih dijaga kelestariannya. Hal ini dapat dimanfaatkan untuk pengembangan ekonomi kreatif yang dapat meningkatkan perekonomian penduduknya. g. Kampong Adat Bena, Nusa Tenggara Timur Kampung Adat Bena memiliki kekhasan tersendiri yang dapat menarik minat wisatawan untuk berkunjung. Kampung Adat Bena didesain berbentuk perahu dan juga dapat berfungsi sebagai banteng pertahanan. h. Pulau Morotai, Maluku Utara Pulau Morotai terkenal dengan budaya tradisionalnya seperti upacara adat yang diperuntukkan agar terjadi keseimbangan alam atas penggunaan sumber daya laut. Selain upacara adat, tarian tradisional yang ada di pulau Morotai merupakan budaya tradisional yang melengkapi keindahan bahari Pulau Morotai. Peninggalan sejarah Perang Dunia II menjadi nilai potensi wisata untuk pengembangan ekonomi kreatif di Pulau Morotai. i. Raja Ampat, Papua Wilayah Raja Ampat menyimpan potensi wisata yang sangat besar bahkan sudah dikenal di mancanegara. Potensi wisata budaya tradisional untuk pengembangan ekonomi kreatif gencar dilakukan.