OLEH:
YUSRIANI YUNUS
PO.713241181048
JURUSAN FISIOTERAPI
TAHUN 2021
i
LEMBAR PENGESAHAN
telah disetujui untuk diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan
praktek klinik di RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar , mulai tangga 15 Februari – 13
Maret 2021
Mengetahui,
Hj. Susilawati, S.Tr.FT Hj. Hasnia Ahmad, S.Pd, S.St. Ft, M.Kes
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena atas berkat rahmat
dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyusun laporan kasus ini
Shoulder Et Causa Frozen Shoulder Dextra” Laporan kasus ini merupakan salah
satu dari tugas klinik RSUP Dr. Tadjuddin Chalid Makassar. Selain itu juga laporan
kasus tersebut.
Tidak lupa kami mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Klinik dan
Kami menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan,
oleh sebab itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan dan penyempurnaan laporan ini. Semoga dengan selesainya laporan ini dapat
DAFTAR ISI
LAPORAN KASUS...........................................................................................................i
LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................i
KATA PENGANTAR.......................................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................................iii
BAB I.................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.............................................................................................................1
BAB II...............................................................................................................................2
TINJAUAN TENTANG KASUS.....................................................................................2
A. Tinjuan Tentang Anatomi Biomekanik..............................................................2
B. Tinjauan Tentang Frozen Shoulder..................................................................14
C. Tinjauan Tentang Pengukuran Fisioterapi......................................................20
D. Tinjauan Tentang Intervensi Fisioterapi..........................................................25
BAB III............................................................................................................................43
PROSES FISIOTERAPI.................................................................................................43
A. Identitas Pasien...................................................................................................43
B. History Taking....................................................................................................43
C. Inspeksi/Observasi..............................................................................................44
D. Regional Screening Test.....................................................................................44
E. Pemeriksaan Gerak............................................................................................45
F. Pemeriksaan Spesifik..........................................................................................46
G. Pengukuran Fisioterapi......................................................................................51
H. Problematik Fisioterapi......................................................................................55
BAB IV............................................................................................................................57
INTERVENSI FISIOTERAPI.........................................................................................57
A. Rencana Intervensi Fisioterapi..............................................................................57
B. Strategi Intervensi Fisioterapi...............................................................................57
C. Prosedur Pelaksanaan............................................................................................59
BAB V.............................................................................................................................68
PEMBAHASAN..............................................................................................................68
A. Pembahasan Assessment Fisioterapi.................................................................68
B. Pembahasan Intervensi Fisioterapi...................................................................69
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................72
iv
1
BAB I
PENDAHULUAN
sebagai kondisi etiologi yang ditandai dengan keterbatasan yang signifikan dari gerak
aktif dan pasif bahu yang terjadi karena kerusakan jaringan dalam. Banyak fisioterapis
2013). Frozen shoulder yang disebut juga adhesive capsulitis adalah suatu keadaan
yang ditandai dengan kekakuan dan nyeri pada sendi bahu. Keadaan ini bisa menjadi
lebih buruk yang ditandai dengan luas pergerakan bahu yang berkurang. Etiologi
dari frozen shoulder masih belum diketahui dengan pasti. Adapun faktor
predisposisinya antara lain periode immobilisasi yang lama, akibat trauma, over use,
Prevalensi frozen shoulder 3 – 5% dari populasi, lebih sering terjadi pada usia
40 – 60 tahun dan umumnya lebih banyak mengenai wanita dan pekerja dibanding laki
– laki . Frozen shoulder juga terjadi pada 10 – 20% dari penderita diabetes melitus yang
BAB II
1. Anatomi Shoulder
sendi, dimana sendi ini secara fungsional terlibat pada gerakan elevasi,
clavicula.
1. Tulang
a. Scapula
kompleks. Empat otot rotator cuff yang berorigo pada scapula (S,
b. Clavicula
scapula pada sisi lateral dan manubrium pada sisi medial. Menahan
c. Humerus
dan medial.
5
2. Sendi
Secara anatomi sendi bahu merupakan sendi peluru (ball and socket
joint) yang terdiri atas bonggol sendi dan mangkuk sendi. Cavitas sendi bahu
bone), humerus (upper arm bone), dan sternum. Daerah persendian bahu
a. Sternoclavicular joint
saddle, salah satu permukaan terdapat pada ujung proksimal clavicula dan
kapsul artikularis yang tebal dan kendor, serta diperkuat oleh ligamen
lamina yaitu lamina anterior yang memiliki serabut kearah lateral dari costa I
ke clavicula, dan lamina posterior yang memiliki serabut kearah medial dari
b. Acromioclavicular Joint
atau plane joint dengan permukaan sendi yang hampir rata, dimana
c. Glenohumeral joint
termasuk sendi ball and socket joint dan merupakan sendi yg paling
“recessus axillaris”.
Selain rotator cuff muscle, stabilitas aktif sendi juga dibantu oleh
d. Suprahumeral joint
9
syndesmosis.
longum biceps.
e. Scapulothoracic joint
10
dinding thoraks, yang dibatasi oleh otot subscapularis & serratus anterior.
3. Otot
a. M. Pectoralis Major
b. M. Deltoideus
c. M. Latissimus Dorsi
sacrum, illium.
d. M. Seratus Anterior
e. M. Levator Scapula
- Fungsi : Elevasi
f. M. Subscapularis
2. Biomekanik Shoulder
a. Gerakan arthokinematika
karena rolling dan sliding caput humerus pada fossa glenoid. Arah slide
caput humerus slide ke arah posterior dan inferior, pada gerakan ekstensi slide
b. Gerakan osteokinematika
Gerakan fleksi yaitu pada bidang sagital dengan axis pusat caput humeri.
dan m. teres mayor. Sedangkan pada gerakan hiper ekstensi, fungsi m. Teres
1. Definisi
dapat terjadi jika ada cedera, gerakan yang berlebihan atau penyakit
gerak sendi. Pada gerakan pasif mobilisasi terbatas pada pola kapsuler
15
kaku dan shoulder yang berarti bahu, sehingga frozen shoulder dapat
2. Etiologi
Penyebab frozen shoulder tidak dipahami dengan jelas. Apa yang kita
terbesar dari kondisi ini. Frozen shoulder lebih sering terjadi pada mereka
yang berusia di atas 40 tahun, wanita, dan jauh lebih umum pada penderita
shoulder.
endokrin.
jaringan sinovial seperti rotator cuff, tendon biseps, dan kapsul sendi.
diketahui.
17
pemicu, yaitu:
keganasan sel.
3. Patofisiologi
keterbatasan gerak yang terjadi adalah pola kapsuler. Pola kapsuler pada
bahu adalah external rotasi lebih terbatas daripada abduksi lebih terbatas dari
internal rotasi. Salah satu gerakan yang terhambat adalah abduksi shoulder
merupakan derajat keluhan pada saat pemeriksaan dalam keadaan nyata yang
peningkatakn pada ressesus axilaris, dan pada kapsul sendi bagian posterior
terjadi kontraktur sehingga yang khas pada kasus frozen shoulder adalah
1. Fase Freezing Terjadi selama 2-9 bulan yaitu rasa nyeri pada bahu
kekakuan otot.
19
4. Gambaran Klinis
Manifestasi klinik dari kasus frozen shoulder adalah Nyeri. Nyeri adalah
kerusakan jaringan yang aktual atau potensial. Nyeri adalah alasan utama
1. Nyeri Akut
kerusakan atau cedera telah terjadi. Jika kerusakan tidak lama terjadi
kurang dari enam bulan dan biasanya kurang dari satu bulan. Untuk
2. Nyeri Kronik
dengan sendirinya.
Gambar 2.6
1. Pengukuran Nyeri
VAS adalah alat ukur yang digunakan untuk memeriksa intensitas nyeri
dan secara khusus meliputi 10-15 cm garis, salah satu ujungnya ditandai “tidak
ada nyeri”, dan ujung lainnya ditandai “nyeri hebat”. Skala ini digunakan secara
vertikal atau horizontal, sambil meminta pasien untuk menandai garis dengan
2) Skala 2-4 : nyeri ringan, dimana klien belum mengeluh nyeri, atau masih
3) Skala 5-6 : nyeri sedang, dimana klien mulai merintih dan mengeluh, ada
4) Skala 7-9 : termasuk nyeri berat, klien mungkin mengeluh sakit sekali dan k
5) Skala 10 : termasuk nyeri yang sangat, pada tingkat ini klien tidak dapat
lagimengenal dirinya.
kekuatan otot secara manual atau manual muscle testing (MMT) dengan
Nilai 1 Terdapat kontraksi atau tonus otot tetapi tidak ada gerakan
sama sekali.
minimal.
maksimal.
3. Pengukuran Fungsional/Disabilitas
(SPADI)
SKALA NYERI :
1 2 3 = Nyeri ringan
4 5 6 = Nyeri sedang
24
7 8 9 = Nyeri berat
SKALA DISABILITAS
1 2 3 = Kesulitan ringan
4 5 6 = Kesulitan sedang
7 8 9 = Kesulitan berat
2. Saat mandi 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
25
membersihkan
punggung?
a. Definisi TENS
kekuatan dan frekuensi denyut listrik yang dihasilkan oleh mesin. Denyut
26
ini menghambat pesan nyeri yang dikirim ke otak dari rahim dan leher
penerapan arus listrik melalui kulit untuk kontrol rasa sakit, dihubungkan
b. Indikasi TENS
a) Pada kondisi akut: nyeri pasca operasi, nyeri sewaktu melahirkan, nyeri
tulang.
e) Angina pectoris.
f) Nyeri fascial.
c. Kontraindikasi TENS
a) Penyakit vaskuler.
abdomen.
g) Kondisi infeksi.
pemberian TENS juga akan terjadi peningkatan beta – endorphin dan met
merangsang sistem saraf melalui permukaan kulit. Pada kasus low back
memblokir nyeri, yang nanti nya akan menghasilkan efek anagesia dengan
28
frekuensi tinggi (10 – 200 pps/hz), intensitas yang rendah dan berpola
kontinyu.
yang dihasilkan oleh tenaga/kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot
atau aktifitas otot. Semua gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau
abduksi.
1) Posisi pasien : supine lying dan shoulder kiri pasien abduksi 900
29
Gambar 3.4
shoulder)
pasien fleksi 50o dan sedikit eksorotasi elbow dan tangan kiri pasien
berada di axilla.
bawah bagian distal pasien, dan tangan kiri berada di bagian dorsal
shoulder.
ulnar dari wrist. Tangan pasien yang berada pada axila berfungsi
Gambar 3.5
90o.
31
disamping bed sisi dada pasien. Tangan kiri diletakkan pada caput
endorotasi.
Gambar 3.6
d. Maitland Mobilization
a. Glenohumeral abduction
32
Gambar 3.9
5) Teknik pelaksanaan
kearah abduksi
sebanyak 12 kali.
Gambar 3.10
di bawah elbow.
5) Teknik pelaksanaan
sebanyak 12 kali.
Gambar 3.11
35
pada ROM yang ada disertai dengan fleksi elbow + pronasi lengan
joint pasien.
5) Teknik pelaksanaan :
rotasi.
e. Kaltenborn Mobilization
Gambar 3.12
caput humeri pasien untuk gerakan glide dan satu tangan fisioterapis
5) Teknik pelaksanaan :
kearah abduksi
sebanyak 12 kali.
Gambar 3.13
coracoideus
(untuk gerak glide) dan satu tangan lainnya memegang elbow pasien
5) Teknik pelaksanaan :
Gambar 3.14
scapula
(untuk gerak glide) dan satu tangan lainnya memegang elbow pasien
5) Teknik pelaksanaan :
sebanyak 12 kali.
40
BAB III
PROSES FISIOTERAPI
A. Identitas Pasien
Umur : 57 Tahun
Agama : Islam
B. History Taking
Keluhan utama : Nyeri pada bahu kiri dan kaku bila di angkat ke atas,
bahu.
C. Inspeksi/Observasi
1. Statis
2. Dinamis
1) Teknik pelaksanaan
koordinasi gerakan.
2). Hasil : Nyeri, tidak full ROM dan terdapat reverse scapulohumeral
rhythm.
E. Pemeriksaan Gerak
- Shoulder
minimum
Ekstensi - ROM terbatas - ROM terbatas - Ada nyeri
endfeel
Abduksi - ROM terbatas - ROM terbatas - Ada nyeri
minimum
Adduksi - ROM terbatas - ROM terbatas - Ada nyeri
minimum
Internal - ROM terbatas - ROM terbatas - Ada nyeri
minimum
F. Pemeriksaan Spesifik
1. Palpasi
M.Pectoralis minor
44
3. Scratch Test
a. Teknik pelaksanaan
gerakan pasien.
gerakan eksorotasi, abduksi dan internal rotasi dan diukur ROM setiap
gerakan
eksorotasi<abd<internal rotasi
5. Painful arch
gerakan bahu
- Positif apabila pasien mengeluhkan nyeri pada lingkup gerak sendi 600-1200
- Dorsal Glide
46
Posisi awal pasien terlentang dan tangan pasien dalam posisi 50 derajat
humeri sedangkan tangan yang satu menyanggah lengan bawah pasien dan
tangan kiri fisioterapi berada dibagian atas elbow setelah itu tangan kanan
- Glenohumeral Joint
kemudian tangan kiri fisioterapis berada pada caput humeri pasien lalu
- Distraksi
47
- Caudal Glide
abduksi
- Ventral Glide
48
G. Pengukuran Fisioterapi
Hasil :
Gerakan MMT
Fleksi (M. Deltoidanterior, M. 4
anterior)
Abduksi (M. pectoralis mayor, M. 4
latissimus dorsi
Adduksi (M. pectoralis mayor, M. 4
latissimus dorsi)
3. Pengukuran ROM
SKALA NYERI :
50
1 2 3 = Nyeri ringan
4 5 6 = Nyeri sedang
7 8 9 = Nyeri berat
SKALA DISABILITAS
1 2 3 = Kesulitan ringan
51
4 5 6 = Kesulitan sedang
7 8 9 = Kesulitan berat
Saat mandi
2. membersihkan 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
punggung?
Jumlah skor SPADI : Skor nyeri + skor disability / 130 x 100 = 92% + 74% /
H. Problematik Fisioterapi
Membuktikan
1. Impairment
JPM
shoulder
c. Tenderness Palpasi
2. Activity Limitation
(menyisir rambut,
BAB IV
INTERVENSI FISIOTERAPI
a. Mengurangi nyeri
sedang nyeri
mobilisasi sendi
shoulder
d. Tenderness Menurunkan TENS, US
nyeri tekan
54
mobilisasi sendi
2. Activity Limitation
mengaitkan tali
bra)
3. Participation Restriction
C. Prosedur Pelaksanaan
1. TENS
Prosedur :
55
- Persiapan alat : Siapkan alat, pastikan alat tersambung ke listrik dan pad
- Teknik Pelaksanaan :
4. Letakkan pad pada daerah sekitar nyeri yaitu pada shoulder dengan
- Dosis :
F : 50Hz
I : 17.0 mA
T : Carrier Frequency
T : 8 menit
pasien.
pasien.
pasien
secara pasif tanpa adanya bantuan dari pasien, gerakan yang dilakukan
a. Glenohumeral Distraction
Tujuan :
termasuk end-feel.
Posisi Awal :
Prosedur :
anda.
58
abduksi.
- Posisi pasien : supine lying dan shoulder kiri pasien abduksi 900
Gambar 3.4
shoulder)
pasien fleksi 50o dan sedikit eksorotasi elbow dan tangan kiri
bawah bagian distal pasien, dan tangan kiri berada di bagian dorsal
shoulder.
ulnar dari wrist. Tangan pasien yang berada pada axila berfungsi
Gambar 3.5
- Posisi pasien : Tidur terlentang dan shoulder kiri pasien abduksi 90o.
disamping bed sisi dada pasien. Tangan kiri diletakkan pada caput
Gambar 3.6
1. Edukasi
- Menghindari posisi menetap yang lama yang dapat memicu rasa nyeri
2. Home Program
E. Evaluasi Fisioterapi
Intervensi Evaluasi
No Problematik
Fisioterapi Awal Terapi Akhir Terapi
5,0 4,1
6,3 5,5
Exercise
Kesulitan melakukan Masih sulit
US, TENS,
aktivitas sehari – Sulit melakukan melakukan
4 Actived Resisted
hari/ADL (menyisir gerakan dan gerakan dan
Exercise,
rambut, mengaitkan terasa nyeri nyeri sedikit
mobilisasi sendi
tali bra) berkurang
Masih sulit
Pasien tidak dapat US, TENS,
Sulit melakukan melakukan
melakukan Actived Resisted
5. gerakan dan gerakan dan
pekerjaannya di Exercise,
terasa nyeri nyeri sedikit
tempat kerja mobilisasi sendi
berkurang
BAB V
PEMBAHASAN
1. History Taking
pasien melalui tanya jawab, pada saat melakukan anamnesis seorang pemeriksa
menempuh setengah jalan kearah diagnosis yang tepat.Secara umum sekitar 60-
2. Inspeksi
keadaan pasien secara langsung. Inspeksi dibagi menjadi 2, yaitu inspeksi statis
63
(inspeksi pada saat diam atau tidak bergerak) dan inspeksi dinamis (inspeksi
3. Pemeriksaan/Pengukuran Fisioterapi.
Vas digunakan untuk mengukur kwantitas dan kwalitas nyeri yang pasien
titik yang mewakili keadaan nyeri yang di rasakan pasien saat ini.
dan pasien akan diminta menahan dorongan tersebut, lalu nilai atau skor
Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami oleh lansia adalah
elektronik untuk meredakan rasa nyeri, termasuk pada kasus LBP. Beberapa
64
pasien dengan LBP. Terlepas dari adanya bukti mengenai manfaat dari terapi
TENS untuk kasus LBP, TENS merupakan modalitas yang sering diberikan pada
Mekanisme kerja dari TENS menurut Foley (dalam Allen dan Wilson,
2010) dalam mengurangi rasa nyeri adalah dengan mengurangi input rasa nyeri
secepat mungkin agar mengurangi central pain generation melalui radiks spinalis
penggunaan TENS terhadap pasien dengan keluhan nyeri yang disebabkan oleh
2. Infrared
menurunkan nyeri pada low back pain salah satunya 5 yaitu infra-red (ir) dengan
tujuan untuk melancarkan aliran darah dan juga menurunkan spasme pada otot
dari infra-red yang mempunyai panjang gelombang 1,5-5,6 mikron serta radiasi
yang mencapai 5,6-1000 mikron serta penetrasi 3,75 cm. Radiasi infra-red (ir)
dkk,2014)
Active Ressisted Exercise dimana gerakan yang terjadi akibat kontraksi otot yang
bersangkutan dan mendapat bantuan dari luar. Apabila kerja otot tidak cukup untuk
melakukan suatu gerakan maka diperlukan kekuatan dari luar. Kekuatan tersebut
Active movement, Merupakan gerak yang dilakukan oleh otot-otot anggota tubuh
itu sendiri. Gerak yang dalam mekanisme pengurangan nyeri dapat terjadi secara
reflek dan disadari. Gerak yang dilakukan secara sadar dengan perlahan dan
berusaha hingga mencapai lingkup gerak penuh dan diikuti relaksasi otot akan
action” pada kondisi oedem sering menimbulkan keluhan nyeri, sehingga akan
Passive movement, adalah suatu latihan yang digunakan dengan gerakan yang
dihasilkan oleh tenaga/kekuatan dari luar tanpa adanya kontraksi otot atau aktifitas
otot. Semua gerakan dilakukan sampai batas nyeri atau toleransi pasien. Efek pada
latihan ini adalah memperlancar sirkulasi darah, relaksasi otot, memelihara dan
6. Ultrasound
66
sendi glenohumeral bagian anterior yang mengalami tight, dengan tujuan untuk
kapsul sendi glenohumeral mengalami tight atau kontraktur terutama kapsul bagian
penyembuhan jaringan dan remodeling pada jaringan ikat (kapsul sendi). Terdapat
bukti yang jelas dari beberapa penelitian terhadap hewan yang menunjukkan bahwa
ultrasound memiliki beberapa efek positif terhadap karakteristik jaringan ikat, nyeri
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Arisandy. 2019. Physical Therapy Special Test II. Sidoarjo : Widya Physo
Publishing
Gerak Sendi Bahu Pada Frozen Shoulder Di Rst Dr. Soedjono Magelang”.
Ganong, William F, 2003. Fisiologi Saraf & Sel Otot. Dalam H. M. Djauhari
Guyton and Hall. 1997. Textbook of Medical Physiology. In: Setiawan Irawati,
Esa Unggul
Kelley, Martin J. 2013; Shoulder Pain And Mobilitaty Deficits: Adhesive Capsulitis.
Kisner, C., Allen Colby. 2012. Therapeutic Exercise Foundation and Techniques Six
Kumar, A., Aggarwal, A., Kumar, R., Ghosh Das, P. 2012. Effectiveness of Maitland
Kuntono, P. Heru. 2004. Kupas Tuntas Frozen Shoulder. Ikatan Fisioterapi Indonesia.
Surabaya
Magee, D.J. 2008. Orthopedic Physical Assessment. Fifth Edition. Sounders Elsevier :
Philadelphia.
68