Anda di halaman 1dari 9

KATA PENGANTAR

Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala limpahan
rahmat dan karunia-Nya kepada kami sehingga dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul :“KEPERAWATAN HIV/AIDS” .
Kami menyadari bahwa didalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan
baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai dengan baik dan oleh karena itu
dengan rendah hati kami berharap kepada pembaca untuk memberikan masukan, saran dan kiritik
yang sifatnya membangun guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.

KAIRATU,
29-04-2017
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Rumusan masalah
1.3 Tujuan penulis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Konsep Dasar Penyakit
2.1.1 Defenisi
2.1.2 Etiologi
2.1.3 WOC (Patofisiologi Bagang)
2.1.4 Manifestasi Klinis
2.1.5 Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
2. Medis
2.1.6 Penatalaksanaan
1. Keperawatan
2. Medis

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Hati adalah salah satu organ yang paling penting. Organ ini berperan sebagai gudang untuk
menimbun gula, lemak, vitamin dan gizi. Memerangi racun dalam tubuh seperti alkohol, menyaring
produk-produk yang tidak berguna lagi dari darah dan bertindak sebagai semacam pengaruh bagian
tubuh yang menjamin terjadinya keseimbangan zat-zat kimia dalam sistem itu.

Salah satu penyakit yang menyerang hati adalah penyakit hapatitis. Istilah ” Hepatitis ”
dipakai untuk semua jenis peradangan hati (liver) disebabkan mulai dari virus atau obat-obatan. Virus
yang menyebabkan penyakit ini berada dalam cairan tubuh manusia yang sewaktu-waktu bisa
ditularkan keorang lain. Beberapa jenis virus hepatitis yang diketahui diantaranya adalah : Hepatitis
A, Hepatitis B, Hepatitis C, Hepatitis D, Hepatitis F, dan Hepatitis G. Manifestasi penyakit hepatitis
akibat virus bisa akut (Hepatitis A), bisa kronik (Hepatitis B & Hepatitis C) dan bisa juga
kemungkinan menjadi kanker hati (Hepatitis B).

Perbedaan antara virus hepatitis ini terlatak pada kronisitas infeksi dan kerusakan jangka
panjang yang ditimbulkan.

Untuk mendeteksi adanya penyakit hepatitis perlu dilakukan serangkaian tes fungsi hati dan
sifatnya enzimatik (menguji kadar enzim), yaitu :

- Enzim yang berkaitan dengan kerusakan hati antara lain SGOT, SGPT, GLDH, LDH.
- Enzim yang berhubungan dengan adanya penanda adanya sumbatan pada kantung empedu,
yaitu gamma GT dan alkali phosfatase.
- Enzim yang berhubungan dengan kapasitas sintesis hati, yaitu kolinesterase.

Pemeriksaan dapat dilanjutkan dengan pemeriksaan serologi (sel), yaitu : HbsAg, HbeAg, anti Hbe
dan anti HBv DNA.

Jika serangkaian tes menandakan adanya gangguan hati dan diagnosa menunjukan adanya hepatitis.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.Bagaiamana konsep dasar penyakit hepatitis ?

1.3 TUJUAN PENULIS

1. Agar mahasiswa dapat mengetahui konsep dasar penyakit hepatitis.


BAB II

PEMBAHSASAN

A. DEFENISI

Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang di sebabkan oleh virus dan oleh reaksi toksik
terhadap obat-obatan,gangguan metabolic sertabahan-bahan kimia (sujono hadi,1995). Virus hepatitis
termaksud virus hepatoropik yang dapat mengakibatkan hepatitis A (HAV), Hepatitis B (HBV),
Hepatitis C (HCV), Hepatitis E (HEV), Hepatitis F & Hepatitis G.

Hepatitis di bagi dua tahapan :


1. Hepatitis akut : infeksi virus sistemik yang berlangsung selama <6 bulan.
2. Hepatitis kronis : gangguan-gangguan yang terjadi >6 bulan. Dan kelanjutan dari hepatitis
akut.
3. Hepatitis fulminant adalah pekembangan mulai dari timbulnya hepatitis hingga kegagalan
hati dalam waktu kurang dari 4 minggu oleh karena itu hanya terjadi pada bentuk akut.
(Elin,2009)

B. ETIOLOGI
Klasifikasi agen hepatitis virus yaitu ; (Tambayong 2000)
1. Transmisi secara entrik terdiri dari Virus Hepatitis A (HAV) dan Virus hepatitis E
(HEV):
- Virus tanpa selubung
- Tahan terhadap cairan empedu
- Ditemukan di tinja
- Tidak dihubungkan dengan penyakit kronik
- Tidak terjadi viremia yang berkepanjangan atau kondisi karier intestinal
2. Transmisi melalui darah terdiri atas virus hepatitis B (HBV), Virus hepatitis D (HDV),
dan virus hepatitis C (HCV) :
- Virus dengan selubung (envelope)
- Rusak bila terpancar cairan empedu/detergen

C. TANDA & GEJALA


Gejala dan tanda penyakit hepatitis adalah sebagai berikut :
- Selera makan hilang
- Rasa tidak enak di perut
- Mual sampai muntah
- Demam tidak tinggi
- Kadang-kadang disertai nyeri sendi
- Nyeri dan bengkak pada perut sisi kanan atas (lokasi hati)
- Bagian putih pada mata (sklera) tampak kuning
- Kulit seluruh tubuh tampak kuning
- Air seni berwarna coklat seperti air teh

Pada orang dewasa sebagian besar infeksi virus hepatitis akut akan sembuh dan hanya
sebagian kecil (5 – 10%) yang akan menetap/ menahun.
Pada kasus yang menahun :

- manifestasi bisa tanpa keluhan/ gejala atau dengan keluhan/ gejala ringan
- diagnosis umumnya ditemukan pada waktu mengadakan konsultasi ke dokter, hasil
laboratorium menunjukkan peninggian SGPT/ SGOT.

D. PATOFISIOLOGI

Inflamasi yang menyebar pada hepar (hepatitis) dapat disebabkan oleh infeksi virus
dan akibat reaksi toksik terhadap obat-obatan dan bahan-bahan kimia. Unit fungsional dasar
dari hepar disebut lobul. Unit ini unik karena memiliki suplai darah sendiri. Seiring dengan
berkembanganya inflamasi pada hepar, pola normal pada hepar terganggu. Gangguan
terhadap suplai darah normal pada sel- sel hepar ini menyebabkan kerusakan sel-sel hepar.
Setelah lewat masanya, sel-sel hepar hepar yang menjadi rusak dibuang dari tubuh
oleh respons sistem imun tubuh dan digantikan oleh sel-sel hepar baru yang sehat. oleh
karenanya, sebagian besar pasien yang mengalami hepatitis dapat sembuh dengan fungsi
hepar normal. Fase ini juga ditandai dengan inflamasi dan peregangan kapsul hati yang
memicu timbulnya perasaan tidak nyaman pada perut kuadran kanan atas. hal ini
dimanifestasikan dengan adanya rasa mual dan nyeri di ulu hati. timbulnya ikhterus
disebabkan karena kerusakan sel parenkim hati. walaupun jumlah bilirubin yang belum
mengalami konjugasi masuk ke dalam hati tetap normal, tetapi karena adanya kerusakan sel
hati dan duktuli empedu intrapatik, maka terjadi kerusakan dalam konjugasi. akibatnya
bilirubin tidak sempurna dikeluarkan melalui duktus hepatikus. hal ini dikarenakan terjadi
retensi (akibat kerusakan sel ekskresi) dan regurgitasi pada duktuli empedu belum mengalami
konjugasi (bilirubin indirect), maupun bilirubin yang sudah mengalami konjugasi (bilirubin
direct).
Jadi, ikhterus yang timbul, terutama disebabkan karena adanya kerusakan dalam
pengangkutan, konjungsi, dan ekskresi bilirubin. tinja mengandung sedikit sterkobilin,
sehingga tampak pucat (abolish). Karena bilirubin konjugasi larut dalam air, maka bilirubin
dapat diekskresi ke dalam kemih, sehingga bilirubin urine menjadi pisitif dan urine berwarna
gelap. peningkatan kadar bilirubin terkonjugasi dapat disertai peningkatan garam-garam
empedu dalam darah yang menimbulkan gatal-gatal pada kulit karena ikhtesus.

E. MANIFESTASI KLINIS
1. Malaise, anoreksia, mual dan muntah.
2. Gejala flu, faringitis, abtuk, coryza, fotopobia, sakit kepala dan mialgia
3. Demam ditemukan pada infeksi HAV
4. Ikterus didahului dengan kemunculan urin berwarna gelap
5. Pruritas (biasanya ringan dan sementara)
6. Nyeri tekan pada hati
7. Splenomegali ringan
8. Limfadenopati
(Tambayong, 2000)

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Enzim-enzim serum AST (SGOT), ALT (SGPT), LDH : meningkat pada kerusakan sel
hati dan pada keadaan lain terutama infark miokardium
2. Bilirubin direk : meningkat pada gangguan hemolitik dan sindrom gilbert
3. Bilirubin serum total : meningkat pada penurunan sinetis protrombin akibat kerusakan sel
hati
4. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus
biliaris
5. Protein serum total : kadarnya menurun pada berbagai gangguan hari
6. Masa protrombin : meningkat pada penurunan sintesis protrombin akibat kerusakan hati
7. Kolesterol serum : menurun pada kerusakan sel hati, meningkat pada obstruksi duktus
biliaris

G. PENATALKASAAN

1. MEDIS

A. Pencegahan

Hepatitis virus B. penderita hepatitis sampai enam bulan sebaiknya tidak menjadi donor
darah karena dapat menular melalui darah dan produk darah.

pemberian imonoglubin dalam pencegahan hepatitis infeksiosa memberi pengaruh yang


baik. Diberikan dalam dosis 0,02ml / kg BB, intramuskular.

B. Obat-obatan terpilih

1. Kortikosteroid. Pemberian bila untuk penyelamatan nyawa dimana ada reaksi imun yang
berlebihan.

2. Antibiotik, misalnya Neomycin 4 x 1000 mg / hr peroral.

Lactose 3 x (30-50) ml peroral.

3. Vitamin K dengan kasus kecenderungan perdarahan 10 mg/ hr intravena.


4. Roboransia.
5. Glukonal kalsikus 10% 10 cc intavena (jika ada hipokalsemia
6. Sulfas magnesikus 15 gr dalam 400 ml air.
7. Infus glukosa 10% 2 lt / hr.

C. Istirahat, pada periode akut dan keadaan lemah diberikan cukup istirahat.

D. ika penderita enak, tidak napsu makan atau muntah – muntah sebaiknya di berikan infus
glukosa. Jika napsu makan telah kembali diberikan makanan yang cuku

E. Bila penderita dalam keadaan prekoma atau koma, berikan obat – obatan yang mengubah
susunan feora usus, isalnya neomisin ataukanamycin samapi dosis total 4-6 mg / hr. laktosa
dapat diberikan peroral, dengan pegangan bahwa harus sedemikian banyak sehingga Ph feces
berubah menjadi asam.

2. KEPERAWATAN

a. Tirah baring dan selanjutnya aktivitas pasien dibatasi sampai gejala pembesaran hati
kenaikan bilirubin kembali normal.
b. Nutrisi yang adekuat
c. Pertimbangan psikososial akibat pengisolasian dan pemisahan dari keluarga sehingga
diperlukan perencanaan khusus untuk meminimalkan perubahan dalam persepsi sensori.
d. Pengendalian dan pencegahan

H. MASALAH KEPERAWATAN (Nanda, 2015)

1. Keridakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d, perasaan tidak nyaman di
kuadran kanan atas, gangguan absorbsi dan metabolisme pencernaan makanan, kegagalan
masukan untuk memenuhi kebutuhan metabolik karena anoreksia.
2. Nyeri akut b.d pembengkakan hepar yang mengalami inflamasi hati dan bendungan vena
porta
3. Intoleransi aktivitas b.d kelemahan umum, ketidakseimbangan antara suplai dan
kebutuhan oksigen.
4. Hipertermia b.d invasi agen dalam sirkulasi darah sekunder terhadap inflamasi hepar
5. Resiko gangguan fungsi hati b.d penurunan fungsi hati dan terinfeksi virus hepatitis
6. Resiko ketidakstabilan kadar glukosa darah b.d gangguan metabolisme karbohidrat, lemak
dan protein kurang penerimaan terhadap diagnostik dan asupan diet yang tepat.
BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Hepatitis adalah penyakit yang menyerang hati yang disebabkan oleh virus atau obat-obatan.
Penyakit ini dapat menyerang laki-laki maupun perempuan dengan gejala-gejala klinis seperti lelah,
demam, mual, muntah, diare, mata kuning, dan lain-lain atau dapat pula penyakit ini timbul tanpa
gejala sehingga tidak terdeteksi.

3.2 SARAN

Dalam hal ini yang perlu kita lakukan untuk mencegah penyakit ini sebaiknya masyarakat
lebih menjaga diri dari keterpaparan penyakit ini dan lebih dini untuk memeriksakan diri ke dokter.

Infeksi hepatitis terjadi dengan menyerang salah satu organ paling penting yaitu hati. Untuk
mengurangi keterpaparan infeksi hepatitis dapat dilakukan usaha-usaha pengobatan sebagai berikut :

- Memeriksakan diri ke dokter


- Pemberian obat secara rutin
- Pemberian vaksin
- Menjalankan pola hidup sehat
- Hindari aktifitas berat
DAFTAR PUSTAKA

Carpenito Lynda Jual, 1999, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan, EGC, Jakarta.

Gallo, Hudak, 1995, Keperawatan Kritis, EGC, Jakarta.

Hadim Sujono, 1999, Gastroenterologi, Alumni Bandung.

Anda mungkin juga menyukai