Jurnal 2 SDH Direview
Jurnal 2 SDH Direview
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan konstrak skala pengukuran keterampilan
sosial siswa sekolah dasar inklusif berbasis diversity awareness. Langkah penelitian adalah
eksplorasi konstrak keterampilan sosial melalui kajian pustaka dan FGD dan mengonstruksi
aspek dan indikator untuk menjadi rancangan skala perilaku Likert. Subjek penelitian adalah 15
guru kelas dari SD inkusif. Hasil penelitian menunjukkan aspek keterampilan sosial
berdasarkan diversity awareness yang berhasil dirumuskan tujuh (7) aspek, meliputi
kemampuan empati (32,4%), komunikasi dan interaksi sosial (28,9%), mengendalikan agresi
(10,8%), sikap terbuka (8,8%), perilaku membantu (8,3%), kemampuan memahami diri
(6,9%), dan perilaku mau belajar (3,9%). Rancangan instrumen pengukuran skala keterampilan
sosial siswa SD inklusif berbasis diversity awareness terdiri dari indikator-indikator yang
ditetapkan berdasarkan proporsi persentase kemunculan masing-masing aspek. Aspek
kemampuan empati memiliki 15 indikator, komunikasi dan interaksi sosial 13 indikator,
mengendalikan agresi 5 indikator, sikap terbuka 4 indikator, perilaku membantu 4 indikator,
memahami diri 3 indikator, dan perilaku mau belajar 2 indikator. Total indikator berjumlah 46
yang menjadi item pada alat ukur yang dihasilkan.
Abstract
This research aimed to develop the constuction of social skills measurement scale for
inclusive primary school students based on diversity awareness. The phases of this research
were the exploration of the social skills construction through the literature study and FGD,
and constructed the aspects and indicators to be designed as Likert scale behavior. The
subjects were 15 teachers from elementary inclusive schools. The results formulated seven
(7) aspects of social skills based on diversity awareness, including the ability of empathy
(32.4%), communication and social interaction (28.9%), controlling aggression (10.8%),
openness (8.8%), helping behavior (8.3%), the ability to understand themselves (6.9%),
and willing to learn (3.9%). The draft of instrument consists of indicators defined by the
proportion of the percentage of each of these aspects. Aspects capacity for empathy has 15
indicators, communication and social interaction has 13 indicators, controlling aggression
has five indicators, four indicators for openness, behavior helped for four indicators, three
indicators for understanding themselves, and willingness to learn has two indicators. Total
indicators are 46 which become the items on the resulting measurement tool.
11
12
keterampilan sosial siswa sekolah dasar guru kelas sekolah inklusi negeri dan
inklusif yang berbasis diversity awareness. swasta. Kriteria guru yang dilibatkan
Tujuan khususnya adalah menemukan adalah guru kelas yang memiliki
aspek keterampilan sosial siswa SD pengalaman mengajar anak berkebutuhan
berbasis diversity awareness dan khusus selama minimal dua (2) tahun.
bagaimana pengembangan instrumen Subjek penelitian pada FGD pertama
pengukurannya atau skalanya. berjumlah tujuh (7) orang guru dari lima
Pengembangan instrumen pengukuran (5) SD negeri dan dua (2) SD swasta.
skala keterampilan sosial diperlukan untuk Seluruh sekolah berasal dari SD yang
menjadi alat ukur capaian keterampilan berbeda. Berikut adalah data guru subjek
sosial siswa yang dapat menjadi pedoman dan asal sekolah pada FGD Grup 1.
perencanaan dan evaluasi program
pengembangan keterampilan sosial yang Tabel 1. Data Guru dan Asal Sekolah
dilaksanakan di sekolah. Adanya pada FGD Grup 1
instrumen pengukuran keterampilan sosial
akan menjadi tolok ukur yang jelas pada No Nama Jenis Asal Sekolah
kajian keberhasilan dan pengembangan Guru Kelamin
keterampilan sosial siswa di sekolah
inklusif. 1. YUS Pr SD N Balirejo
2. ANA Pr SD N Pakel
3. IND Pr SD N Giwangan
METODE 4. LUN Pr SD N Bangunrejo 2
Definisi Operasional Variabel 5. SAN Lk SD N Karanganyar
Penelitian 6. ROB Lk SD Taman Muda IP (swasta)
Penelitian ini akan mengembangkan 7. FAT Pr SD Intis School (swasta)
skala pengukuran keterampilan sosial
siswa sekolah dasar inklusif berbasis Adapun pada FGD Grup 2, peserta
diversity awareness. Oleh karena itu, berjumlah delapan (8) guru. Peserta
keterampilan sosial berbasis diversity tersebut berasal dari tujuh (7) SD negeri
awareness merupakan variabel penelitian. dan satu (1) SD swasta. Dua orang peserta
Definisi operasionalnya adalah keterampilan berasal dari SD yang sama. Berikut adalah
yang berupa sikap atau perilaku yang data subjek dan asal sekolah dari FGD
membantu siswa untuk dapat berinteraksi di Grup 2.
lingkungan sekolah dengan guru, seluruh
teman, dan warga sekolah lainnya dengan Tabel 2. Data Guru dan Asal Sekolah
situasi yang beragam. pada FGD Grup 2
siswa sekolah dasar. Proses penelitian ini berikut ini menjelaskan alur skenario
melalui dua skenario, yakni eksplorasi penelitian.
konstrak skala dan kontruksi skala. Bagan
SKENARIO I SKENARIO II
Eksplorasi konstrak keterampilan
sosial berdasarkan teori keterampilan
Konstruksi skala keterampilan sosial
sosial siswa dan diversity awareness
berdasarkan diversity awareness
Data FGD juga berhasil merumuskan dengan norma dan aturan yang berlaku.
pengertian keterampilan sosial siswa SD Definisi tersebut sama dengan pengertian
berdasarkan diversity awareness. Definisi keterampilan sosial menurut Gresham
tersebut adalah kemampuan menerima (Shepherd, 2010:67) dan Maag (2006:10)
situasi sosial dan berperilaku verbal maupun yakni perilaku yang membantu seseorang
non verbal untuk berinteraksi dengan orang untuk berhubungan sosial dengan
lain sesuai dengan norma dan aturan yang lingkungan.
berlaku. Definisi yang dirumuskan dari hasil
FGD lebih rinci karena menyebut secara
Pembahasan eksplisit kemampuan verbal dan non
Analisis data hasil penelitian berhasil verbal. Hal ini menunjukkan situasi
merumuskan definisi keterampilan sosial keberagaman yang seringkali dihadapi
siswa SD berdasarkan diversity awareness. siswa SD di sekolah inklusif. Selalu ada
Definisi tersebut adalah kemampuan kemungkinan adanya siswa dengan
menerima situasi sosial dan kemampuan karakteristik khusus berupa hambatan
berperilaku verbal maupun non verbal untuk wicara dan komunikasi, sehingga perilaku
berinteraksi dengan orang lain sesuai yang menunjukkan keterampilan sosial