Refraksi - Univ. Trisakti
Refraksi - Univ. Trisakti
• dan
• KELAINAN REFRAKSI
6/12/2012 1
Media penglihatan
• kornea
• lensa
• badan kaca
• retina – selaput jala (
serabut penerus )
6/12/2012 2
Kornea
• bentuk cembung
• sifatnya transparan bening
• merupakan jendela paling depan
• sinar masuk dan difokuskan ke dalam pupil.
• membiaskan atau memfokuskan sinar yang
masuk sebanyak 80 %
• kekuatan bias 40 dioptri
6/12/2012 3
Iris dan pupil
Iris.
• Iris atau selaput pelangi
• berwarna coklat menghalangi sinar masuk ke
dalam mata.
• iris mengatur jumlah sinar masuk ke dalam mata
dengan besarnya pupil.
Pupil.
• Pupil yang berwarna hitam pekat pada sentral iris
• Mengatur jumlah sinar masuk ke dalam bola
mata.
6/12/2012 4
Lensa.
6/12/2012 5
Retina.
6/12/2012 6
Dikenal beberapa titik di dalam bidang
refraksi
• Pungtum Proksimum merupakan titik terdekat
dimana seseorang masih dapat dilihat dengan jelas.
• Pungtum Remutum merupakan titik terjauh dimana
seseorang masih dapat melihat dengan jelas.
– Merupakan titik dalam ruang yang berhubungan dengan
retina atau fovea bila mata istirahat.
– Miopia pungtum remotum terletak di depan mata
– Hipermetropia merupakan titik semu di belakang
6/12/2012 7
Mata normal
Emetropia
• pembiasan sinar difokuskan tepat pada retina,
makula lutea atau bintik kuning
• sumbu mata panjangnya sebanding dengan
letak sinar yang difokuskan media penglihatan
• terdapat keseimbangan antara kekuatan
pembiasan sinar dengan panjangnya bola
mata.
6/12/2012 8
Mata normal
6/12/2012 9
Kelainan refraksi
Ametropia
1. Ametropia refraktif
• Kornea, merupakan tempat pembiasan sinar
terkuat pada mata
• Lensa mempunyai daya bias lensa langsung pada
retina
2. Ametropia aksial.
. Panjangnya bola mata
3. sinar sejajar tidak difokuskan pada makula lutea.
6/12/2012 10
Kelainan refraksi.
Ametropia
• bayangan tidak dibentuk pada retina ( makula lutea
atau bintik kuning).
• ketidak seimbangan sistem optik yang menghasilkan
bayangan kabur.
• sinar dibiaskan dapat di depan atau di belakang
bintik kuning dan atau tidak pada satu titik tajam.
• Dikenal dalam bentuk :
– miopia, hipermetropia, dan astigmat.
6/12/2012 11
Susunan bola mata pada kelainan
refraksi hipermertropia
• Sinar difokuskan di belakang retina
• Hipermetropia aksial
– Bola mata lebih pendek dari normal
• Hipermetropia refraktif
– Pembiasan kornea atau lensa lemah
6/12/2012 12
Berat ringan myopia
6/12/2012 13
Perjalanan miopia
6/12/2012 14
Miopia maligna, miopia yang berjalan
progresif,
• dapat mengakibatkan ablasi retina dan
kebutaan
• biasanya miopia lebih dari 6 dioptri
• disertai kelainan pada fundus okuli
• sampai terbentuk stafiloma postikum
• atrofi korioretina.
• ruptur dari membran Bruch menimbulkan
neovaskularisasi subretina.
6/12/2012 15
Miopia progresif atau maligna, patologik
6/12/2012 16
Miopia
gejala
• miopia bertambah,dengan datangnya
malam diakibatkan midriasis
• membaca dekat lebih mudah tanpa kacamata
• keluhan kabur melihat jauh,
• sakit kepala, sering disertai dengan juling
• celah kelopak yang sempit.
• mempunyai kebiasaan mengerinyitkan kelopak
• matanya untuk mencegah aberasi sferis atau
untuk mendapatkan efek pinhole.
6/12/2012 17
Penyulit miopia.
6/12/2012 18
Penyulit miopia
6/12/2012 20
Bentuk hipermetropia
6/12/2012 21
Gejala hipermetropia
6/12/2012 23
Penyulit hipermetropia.
6/12/2012 24
Koreksi miopia
6/12/2012 25
Bedah refraktif
6/12/2012 28
Keluhan pasien dengan astigmat.(1)
6/12/2012 29
Koreksi astigmat.
6/12/2012 30
Akomodasi
6/12/2012 31
Trias akomodasi
• Lensa cembung
• Miosis
• Konvergensi
6/12/2012 32
Teori akomodasi :
Helmholtz
• Lensa bersifat elastis dan berusaha terus cembung
kecuali bila ditarik oleh zonula Zinn
• akomodasi kontraksi m siliar maka :
– pengecilan lingkaran badan siliar
– Kendornya zonula Zinn
• Lensa akan menjadi lebih cembung
• Kekuatan pembiasan lensa bertambah
6/12/2012 33
Teori akomodasi
Tschernig
• Kontraksi badan siliar
• Zonula Zinn terdorong ke sentral
• Lensa terjepit
• Lensa sentral yang tidak terjepit cembung
• Daya bias lensa sentral bertambah
6/12/2012 34
Mata tua
Presbiopia
6/12/2012 35
Sebab presbiopia.
6/12/2012 36
kaca mata baca atau adisi untuk
membaca dekat
berkekuatan tertentu, biasanya
• + 1.0 D untuk usia 40 tahun
• + 1.5 D untuk usia 45 tahun
• + 2.0 D untuk usia 50 tahun
• + 2.5 D untuk usia 55 tahun
• + 3.0 D untuk usia 60 tahun
6/12/2012 37
Anisometropia
Aniseikonia
• Anisometropia, mata tidak mempunyai
kelainan refraksi yang sama pada mata kanan
dan kiri
• Anisometropia akan mengakibatkan,
perbedaan tajam penglihatan aniseikonia dan
aniseiforia.
6/12/2012 38
Anisometropia
6/12/2012 39
Keluhan anseikonia
6/12/2012 40
Aniseikonia
6/12/2012 42
Gejala
Aniseikonia
• sakit kepala, mata lelah, silau, sukar
membaca, enek ingin muntah, pusing,
astenopia terlihat sebagai mata berair dan
pedes.
• Perbedaan ukuran kurang dari 5% masih dapat
ditoleransi oleh mata.
• Bila beda terlalu besar seperti afakia,
gangguan penglihatan binokular dan
mengeluh melihat ganda ( diplopia ) dan
astenopia atau mata lelah.
• Aniseikonia lebih 25 % ditemukan pada
anisometropia afakia
• Pengobatan aniseikonia.
6/12/2012 43
Koreksi memperbaiki kelainan refraksi.
Alat memperbaiki kelainan refraksi adalah
• Kaca mata.
• Lensa kontak.
Bedah refraksi
• Lasik atau bedah dengan sinar laser
• Clear lens extraction
• Phakic IOL
• Radial Keratotomy
• Keratektomi fotorefraktif, Photo-Refractive
Keratectomy (PRK)
• Keratoplasti lamelar automated (ALK).
6/12/2012 44
Keluhan memakai kaca mata.
6/12/2012 45
Emetropia mata diperankan seluruhnya
oleh perkembangan mata
• Kurvatur atau kecembungan kornea,
– diukur dengan keratometer
• Panjang bola mata, sumbu bola mata,
– diukur dengan USG
6/12/2012 49
Susunan bola mata pada kelainan refraksi
miopia .
• miopia
• Bayangan difokuskan didepan retina
– Miopia refraktif
• Pembiasan kornea atau lensa terlalu kuat
– Miopia aksial
• Bola mata terlalu panjang
6/12/2012 50
MIOPIA
Rabun jauh
6/12/2012 51
Gambaran klinik Miopia
6/12/2012 52
Hipermetropia atau rabun dekat
6/12/2012 53
Hipermetropia
6/12/2012 54
Astenopia
mata lelah
• Miopia
– konvergensi melihat telalu dekat
– Astenopia konvergen
• Hipermetropia
– Akomodasi terus menerus
– Astenopia akomodatif
6/12/2012 55
ASTIGMAT
silinder
• Perbedaan pembiasan pada berbagai meridia
kornea
• Sinar sejajar tidak membentuk satu titik fokus
sinar
• Astigmat regular : meridian saling tegak lurus
mempunyai daya bias beda
• Astigmat iregular : meridian pembiasan tidak
teratur
6/12/2012 56
Bentuk astigmat
6/12/2012 57
Gejala astigmat
6/12/2012 58
Kaca mata
• Lensa minus,
– Melemahkan pembiasan sinar
– Dipergunakan pada mata miopia
• Lensa positif
– Memperkuat pembiasan sinar
• Dipergunakan untuk koreksi
– Hipermetropia dan
– Presbiopia
• Lensa silinder
6/12/2012 59
Pemeriksaan refraksi
miopia
• Penderita duduk menghadap kartu Snellen pada jarak 6 meter
• Pada mata dipasang bingkai percobaan
• Satu mata ditutup
• Penderita disuruh membaca kartu Snellen
• Mulai huruf terkecil yang masih dibaca
• Lensa negatif ringan dipasang pada tempatnya
• ditambah kekuatan perlahan-lahan
• Sampai terbaca baris 6/6.
• Mata yang lain dikerjakan dengan cara yang sama.
6/12/2012 60
Hasil pemeriksaan miopia
contoh
• Bila dengan S - 1.50 visus 6/6
• kemudian dengan S - 1.75 visus 6/6 - 2
• dengan S - 2.00 visus 6/7.5
• Resep kaca mata adalah S - 1.50
• Pada penderita miopia selamanya diberikan
lensa sferis minus terkecil yang memberikan
tajam penglihatan terbaik. Karena visus 6/6
dicapai tanpa akomodasi
6/12/2012 61
Pemeriksaan refraksi hipermetropia
• Duduk menghadap kartu Snellen 6 meter
• Pada mata dipasang bingkai percobaan
• Satu mata ditutup
• Penderita disuruh membaca kartu Snellen
• Sampai terbaca huruf terkecil
• Lensa positif terkecil ditambah pada mata
• Bila tampak lebih jelas, lensa positif
ditambah
• Disuruh membaca pada baris lebih bawah
• Ditambah sampai terbaca baris 6/6.
6/12/2012 62
Hasil pemeriksaan hipermetropia
6/12/2012 66