Anda di halaman 1dari 2

Halo! Perkenalkan, nama saya ainnaya noor safira. Saya dari teknik kimia angkatan 2020.

Krisis kesehatan yang ditimbulkan oleh wabah COVID-19 memelopori diberlakukannya pembelajaran
daring secara serempak. Tren pembelajaran daring ini terjadi hampir di seluruh penjuru dunia. Hal
tersebut secara tiba-tiba mengharuskan tiap elemen pendidikan untuk mempertahankan
pembelajaran secara daring.

Perlu disadari bahwa ketidaksiapan guru dan siswa terhadap pembelajaran daring juga menjadi
masalah. Perpindahan sistem pembelajaran terjadi dengan amat mendadak dan tanpa persiapan
yang matang. Akan tetapi, semua ini harus tetap dilaksanakan agar proses pembelajaran dapat
berjalan lancar walaupun dalam kondisi pandemi. –Aulia Luqman Aziz, pakar pendidikan Universitas
Brawijaya

Menurut pakar pendidikan universitas brawijaya, aulia luqman aziz berpendapat bahwa kegiatan
belajar tatap muka dengan guru terbukti lebih efektif ketimbang secara daring. Ia menambahkan
bahwa selamanya profesi guru tidak akan tergantikan oleh teknologi.

beberapa guru di sekolah mengaku jika pembelajaran daring ini tidak seefektif kegiatan
pembelajaran luring karena beberapa materi harus dijelaskan secara langsung dan lebih lengkap.
Selain itu, materi yang disampaikan secara daring belum tentu bisa dipahami semua siswa.

Di sini, guru harus mampu membuat model dan strategi pembelajaran yang sesuai dengan karakter
siswa di sekolahnya. Penggunaan beberapa aplikasi pada pembelajaran daring sangat membantu
guru dalam proses pembelajaran ini. Guru harus terbiasa mengajar dengan memanfaatkan media
daring kompleks yang dikemas dengan efektif, mudah diakses, dan dipahami oleh siswa.

Sedangkan bagi pengajar online, memiliki semangat yang lebih dapat meningkatkan kemampuannya
dalam menggunakan berbagai aplikasi pembelajaran daring.

Namun sekali lagi, dalam memilih aplikasi. harus mempertimbangkan kebutuhan guru dan siswa,
kesesuaian terhadap materi, dan keterbatasan infrastrukur perangkat seperti jaringan. 

Kita sebagai seorang mahasiswa yang memiliki ilmu lebih banyak dibandingkan mereka siswa SD,
SMP, maupun SMA dapat memberikan kontribusi loh dalam pemahaman materi mereka. Tapi
dengan cara apa? Sebenarnya banyak caranya. Salah satunya, yaitu kita dapat mendampingi mereka
dalam mengerjakan peer, kita juga dapat memberikan pemahaman mengenai materi yang mereka
tidak pahami. Hal tersebut bisa dilaksanakan dengan kita menjadi relawan tutor bagi anak tetangga,
relawan guru dalam suatu platform pengajaran atau dalam mengajar anak panti. Bahkan hanya
dengan mengajarkan adik kita dan membantu adik kita mengerjakan peer sudah termasuk dalam
kontribusi loh.

Solusi yang sudah saya bagikan tadi, sudah saya terapkan di kehidupan nyata saya. Mulai dari
desember 2020 hingga saat ini, saya terikat dengan suatu kegiatan kerelawanan. Kegiatan tersebut
merupakan kegiatan pendampingan pembelajaran bagi anak-anak panti asuhan dan dilaksanakan
rutin setiap hari jum’at dan sabtu sore secara daring. Dari mengikuti kegiatan tsb, banyak sekali
pelajaran yang dapat saya ambil.

Nah, itu adalah kontribusi nyataku. Bagaimana dengan kamu?


Krisis kesehatan yang diakibatkan oleh wabah COVID-19 telah mempelopori pembelajaran online
secara serempak. Tsunami pembelajaran online telah terjadi hampir diseluruh dunia selama
pandemi COVID-19 (Goldschmidt & Msn, 2020). Guru dan pendidik sebagai elemen penting dalam
pengajaran diharuskan melakukan migrasi besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumya dari
pendidikan tatap muka tradisional ke pendidikan online atau pendidikan jarak jauh (Bao, 2020;
Basilaia & Kvavadze, 2020). Ini didukung dengan perkembangan teknologi yang tidak terbatas pada
revolusi industry 4.0 saat ini. Pembelajaran online secara efektif untuk melaksanakan pembelajaran
meskipun pendidik dan peserta didik berada di tempat yang berbeda (Verawardina et al., 2020). Ini
mampu menyelesaikan permasalahan keterlambatan peserta didik untuk memperoleh ilmu
pengetahuan. Pandemic COVID-19 secara tiba-tiba mengharuskan elemen pendidikan untuk

mempertahankan pembelajaran secara online. Kondisi saat ini mendesak untuk melakukan inovasi
dan adaptasi terkait pemanfaatan teknologi yang tersedia untuk mendukung proses pembelajaran
(Ahmed et al., 2020). Praktiknya mengharuskan pendidik maupun peserta didik untuk berinteraksi
dan melakukan transfer pengetahuan secara online. Pembelajaran online dapat memanfaatkan
platform berupa aplikasi, website, jejaring social maupun learning management system (Gunawan et
al., 2020). Berbagai platform tersebut dapat dimanfaatkan untuk mendukung transfer pengetahuan
yang didukung berbagai teknik diskusi dan lainnya.

Anda mungkin juga menyukai